4 JP (180 Menit)
Pengantar
Dalam hanjar ini dibahas tentang pengertian kelompok rentan,
kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat, anak sebagai
kelompok rentan, perempuan sebagai kelompok rentan, anak dan
perempuan sebagai pelaku dan korban kejahatan, orang asing
sebagai kelompok rentan, tindakan polri terhadap kelompok-
kelompok rentan.
Tujuannya agar peserta didik dapat memahami kelompok rentan
dalam masyarakat dan bagaimana peran polisi terhadap kelompok
rentan dalam melaksana-kan tugas sehari-hari di masyarakat.
Kompetensi Dasar
Dapat memahami Kelompok Rentan dalam Masyarakat dan Bagaimana
Peran Polisi terhadap Kelompok Rentan dalam Melaksanakan Tugas
Sehari-Hari di Masyarakat.
Indikator Hasil Belajar:
1. Menjelaskan pengertian kelompok rentan;
2. Menjelaskan kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat;
3. Menjelaskan anak sebagai kelompok rentan;
4. Menjelaskan perempuan sebagai kelompok rentan;
5. Menjelaskan anak dan perempuan sebagai pelaku dan korban
kejahatan;
6. Menjelaskan orang asing sebagai kelompok rentan;
7. Menjelaskan tindakan polri terhadap kelompok-kelompok rentan
Materi Pokok
Pokok Bahasan
Kelompok Rentan dalam Masyarakat dan Bagaimana Peran Polisi
terhadap Kelompok Rentan dalam Melaksanakan Tugas Sehari-Hari di
Masyarakat.
Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian kelompok rentan;
2. Kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat;
3. Anak sebagai kelompok rentan;
4. Perempuan sebagai kelompok rentan;
5. Anak dan perempuan sebagai pelaku dan korban kejahatan;
6. Orang asing sebagai kelompok rentan;
7. Tindakan polri terhadap kelompok-kelompok rentan
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang kelompok
rentan dalam masyarakat dan bagaimana peran polisi terhadap
kelompok rentan dalam melaksanakan tugas sehari-hari di
masyarakat.
2. Metode Brainstorming (curah pendapat)
Metode ini digunakan pendidik untuk mengeksplor pendapat
peserta didik tentang materi yang disampaikan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik
terkait materi yang telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan pendidik untuk menugaskan peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
5. Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan materi tentang
kelompok rentan dalam masyarakat dan bagaimana peran polisi
terhadap kelompok rentan dalam melaksanakan tugas sehari-hari
di masyarakat.
Kegiatan Pembelajaran
1. Tahap Awal: 10 menit
Pendidik melaksanakan apersepsi:
a. Pendidik menugaskan peserta didik melakukan refleksi materi
sebelumnya.
b. Pendidik mengaitkan materi yang sudah disampaikan dengan
materi yang akan disampaikan.
c. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran.
Tagihan/Tugas
1. Peserta didik mengumpulkan resume materi yang telah diberikan
oleh pendidik.
2. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kelompok sesuai
materi yang telah diberikan.
Lembar Kegiatan
DISKUSI 3 KELOMPOK
1. Kelompok 1:
a. Kelompok-kelompok rentan dalam masyarakat.
b. anak sebagai kelompok rentan.
2. Kelompok 2:
a. perempuan sebagai kelompok rentan.
b. anak dan perempuan sebagai pelaku dan korban kejahatan.
3. Kelompok 3:
a. orang asing sebagai kelompok rentan.
b. tindakan Polri terhadap kelompok-kelompok rentan.
Bahan Bacaan
7) Pelecehan
8) Mengikuti dan memata-matai
9) Merusak harta benda atau properti (rumah dan
barang-barang lain)
10) Memasuki rumah korban tanpa ijin
11) Sikap lain yang melecehkan atau yang berusaha
menguasai sesuatu.
Namun penting untuk disadari bahwa kekerasan dalam
rumah tangga adalah suatu bentuk kejahatan seperti layaknya
kejahatan lain, oleh karena itu Polisi harus turun tangan dan
Polisi tidak boleh beranggapan KDRT adalah urusan keluarga
yang tidak bisa dicampur.
b. Perempuan sebagai korban kejahatan
Kekerasan terhadap perempuan pada umumnya
kekerasan berbasis gender adalah “Kekerasan yang
ditunjuakan kepada perempuan, hanya karena ia sebagai
perempuan atau suatu kekerasan yang mempunyai dampak
perempuan secara tidak proporsional”. Kekerasan terhadap
perempuan meliputi tindakan yang membuat cidera fisik,
penderitaan mental atau seksual, dan tindakan yang lain yang
bersifat merampas kebebasan.
Polri harus memberikan perhatian dan tindakan dalam
hal ini, antara lain sebagai berikut:
1) Petugas polisi harus selalu menghormati martabat
korban dengan berbicara dan perlakuan yang santun;
2) Dalam kasus korban penyiksaan, anggota polisi harus
sadar bahwa dirinya berhadapn dengan korban ynag
telah diperlakukan sewenang-wenag dan perasaannya
sensitif;
3) Bila korban adalah perempuan, maka kesejahteraan dan
kesehatan korban jadi prioritas utama.
c. Perdagangan manusia dan eksploitasi perempuan
Berdasarkan Rencana Tindakan Nasional (RTN)
Indonesia mengadopsi definisi perdagangan manusia yang
dikeluarkan oleh protokol PBB untuk mecegah, menekan dan
menghukum pelaku perdagangan manusia terutama terhadap
perempuan dan anak. Bahwa ”Perdagangan manusia
(Trafficking in Persons)” berarti merekrut, mengirim,
memindahkan, menyembunyikan atau menampung orang
dengan cara mengancam atau menggunakan kekerasan,
ataupun menggunakan bentuk pemaksaan lain yaitu menculik,
memeras, menipu, menyalahgunakan kekuasaan,
memanfaatkan posisi orang yang lemah, memberi atau
keserakahan;
2) Meningkatkan agresivitas dan dorongan
seksual;
3) Salah asuh dan salah didik orang tua,
sehingga anak tersebut menjadi manja dan lemah
mentalnya;
4) Hasrat untuk berkumpul dengan kawan
senasib dan sebaya, dan kesukaan untuk meniru-niru;
5) Kecenderungan pembawaan yang patologis
atau abnormal;
6) Konflik batin sendiri, dan kemudian
menggunakan mekanisme pelarian diri serta pembelaan diri
yang irrasional.
Kewajiban pemerintah dan masyarakat untuk
memberikan perhatian dan pengawasan terhadap
kelangsungan hidup yang layak bagi tumbuh kembang anak,
sebagai generasi penerus bangsa. Serta peran media massa
dalam penyebarluasan informasi dan materi edukasi yang
bermanfaat dari aspek sosial, budaya, pendidikan, agama, dan
kesehatan anak dengan memperhatikan kepentingan terbaik
bagi anak, sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan.
b. Faktor yang mendorong perempuan menjadi pelaku tindak
kejahatan adalah:
1) Individual (antropologis) yang meliputi: usia, seks atau jenis
kelamin, status sipil, profesi atau pekerjaan, tempat
tinggal/domisili, tingkat sosial, pendidikan, konstitusi organis
dan psikis.
2) Fisik (natural,alam): ras, suku, iklim, fertilitas, disposisi
bumi, keadaan alam, musim, kondisi meteorik, kelembaban
udara dan suhu.
3) Sosial, antara lain: kepadatan penduduk, susunan
masyarakat, adat-istiadat, agama, orde pemerintah, kondisi
ekonomi dan industri, pendidikan, jaminan sosial, lembaga
legislatif, dan lembaga hukum, dan lain-lain.
Bagi wanita faktor utama yang menjadi pendorong
melakukan tindakan kriminal adalah karna alasan-alasan yang
bersifat psikis. Seperti hal nya rasa dendam atau sakit hati, rasa
cemburu dan lain sebagainya, namun tidak jarang juga faktor
lain seperti faktor ekonomi atau lingkungan juga menjadi salah
satu faktor pendorong terjadinya tindakan kriminal.
Rangkuman
1. Pengertian Kelompok Rentan adalah kelompok orang yang tidak
mempunyai kemampuan seperti orang lain untuk melindungi diri
dan rawan terhadap pelanggaran hukum atau perlakuan
diskriminasi, sehingga perlu diberikan perlindungan dan perlakuan
khusus oleh Polisi agar HAM mereka dapat terlindungi.
2. Adapun yang termasuk dalam kelompok rentan antara lain:
a. Anak–anak
b. Perempuan
c. Pendatang
d. Orang Asing
e. Korban kejahatan
f. Kelompok minoritas
3. Orang Asing sebagai Kelompok Rentan
a. Pendatang Legal
b. Pendatang illegal
Latihan
1. Jelaskan oengertian kelompok rentan!
2. Jelaskan siapa saja yang termasuk kelompok
rentan dalam masyarakat!
3. Jelaskan mengapa anak sebagai kelompok
rentan!
4. Jelaskan mengapa perempuan menjadi
rentan!
5. Jelaskan anak dan perempuan sebagai
pelaku dan korban kejahatan!
6. Jelaskan orang asing sebagai kelompok
rentan!
7. Bagaimana tindakan Polri terhadap
kelompok-kelompok rentan?