Anda di halaman 1dari 144

Ringkasan

Eksekutif

RANCANGAN
RENSTRA POLRES
SAMBAS TAHUN
2020 - 2024

Ringkasan Eksekutif

Sebagai alat negara yang Dalam rangka memberikan


berperan dalam memelihara jaminan keamanan dan
keamanan dan ketertiban ketertiban nasional kepada
masyarakat, menegakkan masyarakat, Polres Sambas
hukum, serta memberikan menyusun Rencana Strategis
perlindungan, pengayoman, dan (Renstra). Renstra Polres
pelayanan kepada masyarakat, digunakan sebagai rencana lima
Polri perlu memberikan jaminan tahunan Polres Sambas untuk
kepada masyarakat akan mencapai visi dan melaksanakan
keamanan dan ketertiban misi dengan tujuan dan sasaran
nasional. strategis, serta arah kebijakan
disertai dengan indikator-
indikator pengukurnya.

1
Renstra Polres Sambas 2020- Sebagai kelanjutan Renstra
2024 ini merupakan Renstra sebelumnya, Renstra Polres
tahap akhir dari Grand Strategi Sambas Tahun 2020 - 2024
Polda Kalbar 2005 - 2025 yang menekankan pada peran Polri
sudah masuk pada tahap yaitu sebagai fungsi
Exellence. Renstra Polres pemerintahan negara dibidang
Sambas sebelumnya menekankan pemeliharaan keamanan dan
pada pemantapan kelembagaan ketertiban masyarakat, Penegakkan
dan pelayanan Polri kearah hukum, perlindungan, pengayoman,
professional, modern, dan dan pelayanan kepada masyarkat.
terpercaya. Implementasi Renstra Berdasarkan hal di atas maka
sebelumnya telah berhasil Renstra Polri dirancang dengan
mengembangkan Polri sesuai visi melihat kondisi umum Polri, yaitu
dan misi yang ditetapkan dalam capaian kinerja dari Renstra
Renstra tersebut, meskipun masih sebelumnya, tugas dan fungsi
terdapat capaian yang harus Polri, kondisi keamanan dan
ditingkatkan. peran institusi Polri.

ii
Bab
Bab I
I Pendahuluan
Pendahuluan

Ilmu kepolisian
adalah ilmu
administrasi
kepolisian yang
bersifat
interdisipliner
(menggunakan
prinsip keilmuan
dari berbagai
bidang yang melebur menjadi satu) terdiri dari ilmu sosial, ilmu
hukum, ilmu administrasi manajemen, dan ilmu pendukung lainnya
yang mempelajari permasalahan sosial dan penanganannya untuk
menciptakan keteraturan sosial.

Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Awaloedin Djamin, M.P.A., Ph.D


1 Bab I Pendahuluan

iv
P
erencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang
bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana suatu
organisasi akan diarahkan, dan bagaimana sumber daya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Perencanaan strategis juga merupakan proses yang dilakukan suatu
organisasi untuk menentukan strategi, arah dan acuan dalam rangka
mengambil keputusan dan tindakan yang tepat, melalui urutan pilihan
yang tepat dengan memperhitungkan sumber dayanya. Hasil proses
tersebut berupa Rencana Strategis (Renstra) yang akan digunakan untuk
rencana dan alokasi sumber daya tahunan.

Di dalam perencanaan nasional, Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (SPPN) telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004. Sesuai dengan SPPN tersebut, rencana pembangunan nasional
meliputi rencana jangka panjang dua puluh tahun, rencana jangka menengah
lima tahunan dan perencanaan tahunan. Dalam sistem perencanaan di
Indonesia, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 yang ditetapkan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007. Perencanaan jangka panjang tersebut kemudian
diterjemahkan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) periode per lima tahunan, yang kemudian akan
diterjemahkan kembali oleh Kementerian/Lembaga ke dalam dokumen
Renstranya masing-masing.

Sebagai alat negara, Polri dalam hal menyusun dokumen perencanaan


haruslah memperhatikan arahan strategis yang terdapat pada RPJPN dan
RPJMN serta RPJMD. Selain memperhatikan arahan strategis tersebut,
Polri juga harus memperhatikan prioritas nasional. Dalam hal ini, arahan
nasional tentang keamanan dan ketertiban harus dijabarkan ke dalam
arah kebijakan dan strategi Polri. Selanjutnya, Renstra Polres Sambas ini
menjadi menjadi acuan penyusunan Renja Polres, dan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) Polres, serta kemudian diturunkan oleh segenap
Satker Polres Sambas dan jajaran. Hubungan perencanaan anggaran
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Bab I Pendahuluan 2
Gambar 1 Keterkaitan Renstra Polri dan RPJMN

Struktur ketatanegaraan Republik Indonesia pasca amandemen UUD 1945 Sumber:


Sumber: https://diahsafitri482.files.wordpress.com/2014/01/13.png

3 Bab I Pendahuluan
1.1 Kondisi Umum

D
alam bab I ini disajikan kondisi umum Kepolisian Resor Sambas
disingkat (Polres Sambas) yang merupakan penggambaran atas
pencapaian-pencapaian dalam Rancangan Strategis (Renstra)
Polres Sambas periode sebelumnya (2015-2019).
Dalam Renstra periode sebelumnya, terdapat 9 (sembilan) tema utama yaitu:
pemenuhan sarana dan prasarana, pembangunan postur Polri, penggelaran
kekuatan Polres Sambas di seluruh wilayah Sambas, wilayah perbatasan dan
pulau-pulau kecil berpenghuni sebagai poros maritim, peningkatan pelayanan
publik kepolisian, pengelolaan situasi Kamtibmas, pembangunan kerjasama
dalam dan luar negeri, penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan,
peningkatan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas,
dan peningkatan penyelesaian tindak pidana.

Renstra Polres Sambas 2015-2019 juga merumuskan pentahapan kebijakan


tahunan. Pada tahun 2015, Polres Sambas menetapkan kebijakan yaitu
melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan kebulatan sinergi
polisional yang produktif dengan didukung Almatsus Polri berbasis teknologi
Kepolisian guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan
nasional. Dilanjutkan dengan fokus kebijakan untuk tahun 2016, yaitu
meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan
terjauh dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya
manusia berkualitas guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan
keunggulan nasional. Kemudian di tahun 2017 kebijakan diarahkan untuk
meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan
terjauh dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya
manusia berkualitas serta berkemampuan ilmu dan teknologi guna
menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional. Tahun
2018, kebijakan diarahkan untuk mendinamisir dan meningkatkan pelayanan
masyarakat yang prima dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung
kecukupan kesejahteraan personel Polri guna menghadapi kondisi daya saing
bangsa dan keunggulan nasional. Kebijakan pada akhir periode perencanaan
tahun 2019 yaitu terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima sampai
jajaran kewilayahan terjauh dan sinergi polisional yang produktif dengan
didukung Almatsus Polres Sambas berbasis teknologi kepolisian, sumber
daya manusia berkualitas, dan kecukupan kesejahteraan personel Polres
guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional.
Selain capaian-capaian yang diraih Polres Sambas, disadari bahwa dalam
upaya mencapai visi dan misi Polres Sambas terdapat aspirasi masyarakat
yang semakin dinamis. Beberapa aspirasi digali dari berbagai kalangan
masyarakat seperti, Akademisi, perwakilan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat,
Praktisi, Mahasiswa, LSM, Media Massa, perwakilan Lembaga terkait,
perwakilan Adhimakayasa, dan Purnawirawan Polri yang merupakan harapan
stakeholders kepada Polri akan dijabarkan sebagai masukan penyusunan
renstra Polres Sambas ini. Aspirasi masyarakat tersebut didapatkan dalam
serangkaian FGD, wawancara, survei, observasi atas pelayanan Polres
Sambas, sekaligus menggali isu strategis yang dihadapi Polres Sambas.

Bab I Pendahuluan 4
Dalam rangka melayani stakeholders serta dalam rangka menjalankan tugas
dan fungsinya yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat, Polres Sambas tetap dihadapkan dengan
potensi dan permasalahan. Potensi dan permasalahan akan dikerucutkan dari
kondisi umum serta perubahan lingkungan strategis. Potensi dan
permasalahan Polres Sambas yang dibahas lebih lanjut dalam Bab I ini
menjadi pertimbangan tersendiri dalam penyusunan rencana strategis Polres
Sambas.

5 Bab I Pendahuluan
Capaian Kinerja Polri Renstra 2015-2019

S
ebagai organisasi yang bertugas memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat,
maka Polri dituntut untuk berkinerja maksimal dalam menjalankan
amanat tersebut.
Dalam penyusunan Renstra Polres Tahun 2020 - 2024, tidak terlepas dari
capaian kinerja Renstra Polres Sambas Tahun 2015 - 2019.

Gambar 2. Capaian Renstra Polres Sambas 2015 - 2019

Bahwa Polres Sambas telah melaksanakan berbagai upaya guna mendukung


pembangunan di Kabupaten Sambas, yang merupakan capaian kinerja Polres
Sambas dalam merealisasikan misi dan tujuan Polres Sambas sesuai dengan
Renstra Polres Sambas Tahun 2015-2019, yang tergambar berdasarkan peta
stategisnya dengan pendekatan metode balance scorecard, terbagi atas empat
perspektif, yakni stakeholders prespective, customer perspective, internal
process perspective, dan learning and growth perspective, dengan indikator
kinerja sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan 6
Pemenuhan Sarana dan Prasarana

P
olri melakukan beberapa upaya dalam memenuhi sarana dan
prasarananya, termasuk pemenuhan Almatsus dan Alpalkam Polri
guna mendukung penguatan tupoksi Polri. Dari capaian indikator
kinerja utama untuk persentase penambahan Almatsus Polri dari
berbagai jenis pembiayaan dibandingkan tahun sebelumnya
untuk
tahun 2018 dari target 70% realisasi 124,65%. Pada tahun 2017
ditargetkan penambahan Almatsus Polres Sambas dari berbagai jenis
pembiayaan dibandingkan tahun sebelumnya ditargetkan 84,4% dan terealisasi
119,80% dengan capaian 141.94%. Penambahan Almatsus Polres Sambas
tahun 2016 ditargetkan 76,7% dan teralisasi 76,7% atau (100%). Kemudian
pada tahun 2015 ditarget 69% dan teralisasi 100%.

Tabel 1.1 Presentase Data Almatsus Polres Sambas

Persentase Pemenuhan Target Realisasi Capaian


Tahun
Sarpras (%) (%) (%)
2015 Persentase altmatsus 69 69 100
2016 Polres Sambas yang siap 76,7 76,7 100
2017 operasional untuk 84.4 119,80 141.94
mendukung tupoksi
2018 70 124,65 178.07
Sumber : LKIP Polres Sambas

Uraian di atas menggambarkan bahwa penambahan Almatsus Polres Sambas


dari berbagai jenis pembiayaan pada tahun 2018 dapat tercapai. Terpenuhinya
Alpalkam/Almatsus Polres Sambas guna penguatan Tupoksi Polri yang
diharapkan dapat digunakan oleh Satuan Kewilayahan untuk dapat menjamin
rasa aman dan tenteram bagi masyarakat secara keseluruhan, dikaitkan
dengan berkembangnya kemajuan teknologi serta semakin majunya tingkat
kejahatan, sehingga dibutuhkan peralatan khusus untuk mengimbangi maupun
untuk penanggulangan kejahatan tersebut.

Dengan terpenuhinya kendaraan patroli dan kendaraan khusus yang dilengkapi


alat komunikasi, diharapkan Polri dapat segera merespons panggilan
masyarakat atau kejadian perkara dengan tempo secepat mungkin, begitu juga
untuk penanggulangan unjuk rasa baik yang bersifat anarki maupun bukan
anarki Polri telah mengadakan alat maupun kendaraan khusus pengurai masa
dan security barier, begitupun untuk kejahatan berkadar tinggi Polri telah
melaksanakan pengadaan senjata dan amunisi berbagai jenis, diutamakan bagi
wilayah rawan konflik, konflik maupun daerah pasca konflik.

Diharapkan dengan dukungan peralatan tersebut Polri dapat meningkatkan


kecepatan penanganan pengaduan masyarakat serta pemberian pertolongan
kepada masyarakat sekaligus memperkecil resiko terjadinya korban, baik
manusia maupun material. Kondisi nyata yang terjadi saat ini adalah

7 Bab I Pendahuluan
terhindarnya kematian tersangka/pelaku kejahatan dari amukan massa.

Pemenuhan Anggaran

P
emenuhan anggaran Polres Sambas sejak tahun 2015-2019
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Selengkapnya dapat
dilihat pada grafik 1.1 berikut ini.

Grafik 1.1. Pemenuhan Anggaran Polres Sambas Tahun 2015-2019

Series 1

Bab I Pendahuluan 8
Pembangunan Postur Polri

P
olri melakukan beberapa upaya dalam membangun Postur Polri.
Pembangunan ini diarahkan kepada Polri yang professional,
bermoral, modern, dan unggul melalui perubahan mind set dan
culture set. Upaya yang dilakukan salah satunya yaitu dengan
menambah jumlah personel Polri yang memiliki standar
kompetensi
pendidik sesuai dengan bidang tugasnya. Capaian indikator kinerja terkait dengan
jumlah personel polri yang memiliki standar kompetensi pendidik sesuai dengan
bidang tugasnya sesuai dengan target.

Tabel 1.2
Data Jumlah Peserta Diklat Sesuai dengan Jenis dan Jenjang Pendidikan
Jenis Pendidikan Jumlah
2015 2016 2017 2018 2019
Akpol 8 7 7 8 5
Diktuk 626 605 580 563 562
Dikbangum 23 24 20 38 27
PAG 27 27 39 28 44
Dikbangpers 13 10 10 5 10
Pelatihan 61 184 78 107 83
Sumber: Bagsumda Polres Sambas

9 Bab I Pendahuluan
Kajian Pengembangan/Peningkatan dan Usulan Pembentukan Kesatuan

K
abupaten Sambas terdapat 19 kecamatan. Dari 19
kecamatan tersebut, terdapat 4 kecamatan yang belum
mempunyai Polsek/Polsubsektor dan berdampak tidak
optimalnya pelayanan kepolisian kepada masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan Kepolisian, Polres Sambas sejak
tahun 2015-2019 telah melakukan Pendampingan kajian
pengembangan/peningkatan dan usulan pembentukan kesatuan
kewilayahan serta pembangunan, berupa :
1. Pendampingan Kajian terhadap tipologi, Polres, Polsek dan
Polsubsektor;
2. Pendampingan studi kelayakan usulan pembentukan Polsubsektor;
3. Pendampingan studi kelayakan terhadap usulan Satuan
Penyelenggara Administrasi (Satpas);
4. Pendampingan studi kelayakan pembangunan/renovasi
Polres/Polsek dan Rumah dinas.

Hasil Pendampingan kajian pengembangan/peningkatan dan usulan


pembentukan serta pembangunan tahun 2015-2019, yaitu sebagai
berikut:

Tabel 1.3
Hasil Pendampingan Kajian Pengembangan/Peningkatan dan Usulan
Pembentukan Serta Pembangunan Tahun 2015-2019

Bab I Pendahuluan 10
No Satker Kegiatan Unit Keterangan
.
Tahun 2017
1. Polres Sambas Polsubsektor Temajok T.90/2 1
Renovasi SPKT 1
Jumlah 2
Tahun 2018
1. Polres Sambas Gedung Satpas T.1900 1
Pos Jaga Satpas T.12 1
Gedung Ruang Tunggu Uji 1
Sim T.200
Halaman / Jalan Satpas 1
Lingkungan Satpas
Flat / Rumah Susun 2
Permanen
Pagar Flat 1
Garasi Flat 1
Jalan Lingkungan Flat 1
Rumdin Kapolsek Jawai 1
Selatan T.54
Rumdin Ba Polsek Selakau 8
T.38
Rumdin Ba Polsek 8
Sejangkung T.38
Rumdin Ba Polsek Tebas 8
T.38
Rumdin Ba Polsek Subah 4
T.38
Jumlah 38
Tahun 2019
1. Polres Sambas Rumdin Ba Polsek Sajad 4
Rumdin Ba Polsek Jawai 4
Selatan
Jumlah 8

11 Bab I Pendahuluan
Penggelaran Kekuatan Polri di Seluruh Wilayah Polres Sambas

U
ntuk menjaga kemanan di seluruh wilayahKabupaten
Sambas, maka Polri melakukan penggelaran kekuatan di
wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni.
Penanganan permasalahan di wilayah perbatasan harus
dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan fungsi-
fungsi negara seperti aparat TNI dan Polri, Kementerian/
Departemen, LSM dan masyarakat setempat dengan melakukan kerja sama
secara sinergis dan berkelanjutan, sehingga mampu menghadapi,
mencegah dan menyelesaikan setiap permasalahan yang timbul.

Di kawasan perbatasan darat, konsep struktur ruang pertahanan dan


keamanan yang dikembangkan ialah membentuk “Sabuk Komando”
perbatasan negara. Sabuk komando perbatasan negara ini berupa buffer
area atau security zone sejauh ± 4 Km dari garis perbatasan sebagai
wilayah pengawasan. Pertimbangan tersebut juga memperhatikan
batasan fisik, meliputi ketinggian 18 topografi, keterangan tanah, maupun

Bab I Pendahuluan 12
keberadaan sungai.

Salah satu bentuk pengawasan ini berupa penyediaan pos-pos


pengawasan di sepanjang sabuk komando yang berfungsi memantau
aset-aset sumber daya negara serta benteng pertahanan terdepan.
Sedangkan di kawasan perbatasan laut, upaya pengamanan dilakukan
terhadap daerah-daerah rawan selektif di sekitar pulau-pulau kecil terluar,
alur laut kepulauan Indonesia, hingga batas-batas terluar perairan
yurisdiksi.

Kawasan Perbatasan adalah bagian dari kawasan negara yang terletak


pada sisi dalam sepanjang batas kawasan Indonesia dengan negara lain,
dalam hal batas kawasan negara didarat, kawasan perbatasan berada di
Kecamatan. Kawasan perbatasan antar Negara mempunyai peranan
penting dalam pengakuan batas kawasan kedaulatan, pemanfaatan
pemberdayaan alam, menjaga keamanan dan keutuhan kawasan negara
kesatuan Republik Indonesia.

Masalah perbatasan merupakan salah satu issu pokok dalam diplomasi


antar bangsa, karena selain menyangkut hak kedaulatan juga berkaitan
dengan martabat dan harga diri suatu bangsa yang merdeka.
Keberhasilan menetapkan batas kawasan dan mengamankan kawasan
serta pengembangannya semakin memperkuat posisi geo politik dan geo
strategis Indonesia guna memanfaatkan peran Indonesia dalam konteks
globalisasi dan regionalisasim sebagai upaya dalam rangka penguatan
politik luar negeri dan penyelenggaraan hubungan luar negeri melalui
penjuangan diplomasi.

Berbagai permasalahan yang terjadi dikawasan perbatasan antara lain


yang berkaitan dengan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, miskin
informasi, budaya, perbedaan regulasi dan peraturan dengan negara
tetangga, tapal batas yang tidak jelas dan sering bergeser, pengawasan
keamanan yang lemah serta tidak jelasnya pembagian kewenangan pintu
perbatasan sebagai outlet terdepan Indonesia.

Bentuk kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan


terhadap kekayaan negara dan kejahatan berimplikasi kontinjensi masih
terindikasi terjadi dikawasan perbatasan tersebut terutama melalui jalur
tikus yang selalu bertambah dari 52 jalur pada tahun 2015, pada saat ini
sudah ada 67 jalan tembus. Dari empat bentuk kejahatan jenis-jenis
kejahatan yang sering terjadi di kawasan perbatasan dana menonjol
antara lain illegal loging, illegal fishing, traficking in person,
Penyelundupan barang, narkotika, pencurian kekayaan negara dan lain
sebagainya

Dalam rangka penggelaran kekuatan ini, Polres Sambas juga melakukan


pembangunan infrastruktur berupa pembangunan Polsek/Polsubsektor di
wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni. Dengan

13 Bab I Pendahuluan
ketersediaan fasilitas Polsek/Polsubsektor serta Rumdin yang tergelar di
wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni/berpenduduk,
diharapkan Polri dapat secara maksimal dalam melayani, mengayomi dan
melindungi masyarakat sehingga masyarakat merasa dekat dengan Polri.
Jumlah Polsek/Polsubsektor yang tergelar di wilayah perbatasan dan
pulau-pulau terluar berpenghuni sampai dengan tahun 2018 akan
ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 1.4
Jumlah Polsek/Polsubsektor di Wilayah Perbatasan

Polres Jumlah Polsek/Polsubsektor (Unit)


2015 2016 2017 2018
Polres Sambas 2 Polsek 2 Polsek 2 Polsek 2 Polsek
1 Polsubsektor 1 Polsubsektor 1 Polsubsektor 1 Polsubsektor
2 Polsek
Jumlah
1 Polsubsektor
Sumber: Sarpras Polres Sambas

Peningkatan Pelayanan Publik Kepolisian

D
alam Renstra Tahun 2015-2019, Polri berkomitmen untuk
meningkatkan pelayanan prima dalam pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat guna mewujudkan rasa
aman dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif
yang didukung oleh penegakan hukum.
Seiring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal
pelayanan, maka unit penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk
memenuhi harapan masyarakat dalam melakukan pelayanan. Pelayanan
publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini dirasakan belum
memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari berbagai
keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa dan jejaring
sosial. Tentunya keluhan tersebut, jika tidak ditangani memberikan dampak
buruk terhadap pemerintah. Lebih jauh lagi adalah dapat menimbulkan
ketidakpercayaan dari masyarakat.

Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan pelayanan publik
adalah melakukan survei kepuasan masyarakat kepada pengguna layanan
dengan mengukur kepuasan masyarakat pengguna layanan. Menyangkut
hal tersebut pada akhir tahun 2019, Kepolisian Resor Sambas melakukan

Bab I Pendahuluan 14
Survei Kepuasan Masyarakat untuk mengukur Indeks Kepuasan
Masyarakat dari responden diluar lingkungan Polres Sambas dan Polsek
Jajaran Polres Sambas. Hal ini bertujuan untuk Mengetahui kinerja
aparatur di Polres Sambas dan Polsek Jajaran Polres Sambas dalam
rangka pelayanan publik yang berkualitas. Selain itu pula, agar
mendapatkan gambaran perbaikan dalam memenuhi harapan masyarakat
secara optimal agar terwujudnya lembaga yang profesional, modern, dan
terpercaya di Polres Sambas dan Polsek Jajaran Polres Sambas.

Survei terkait pelayanan kepolisian baru pertama kalinya di lakukan Polres


Sambas dengan melibatkan pihak eksternal, dengan harapan survei ini
independen sehingga masyarakat bisa lebih percaya dengan hasil yang
diperoleh. Sehingga dalam pelaksanaan survei ini, Polres Sambas
bekerjasama dengan pihak Universitas Tanjungpura sebagai tim survei dan
analisis data. Survei ini dilakukan menggunakan kuesioner yang dibuat
oleh tim dari pihak Universitas Tanjungpura. Kemudian proses pengambilan
data dilakukan secara wawancara langsung dengan masyarakat yang
/. responden……
mempunyai pengalaman berinteraksi dengan kepolisian baik dalam aspek
penegakan hukum, pelayanan kamtibmas serta pelayanan publik.

Pada tahun 2019 , Polres Sambas dalam mengukur kepuasan masyarakat


terhadap pelayanan melalui survei kepuasan masyarakat ( SKM ) dengan
menargetkan jumlah responden sebanyak 21.000 responden untuk menilai
pelayanan baik dalam pembuatan SIM maupun SKCK. Pada Tahun 2019
sebanyak 30.096 responden yang puas dengan pelayanan public di Polres
Sambas atau capaian sebesar 143 %. Untuk selanjutnya polres Sambas
tetap berusaha meningkatkan kualitas pelayanan demi memberikan
kepuasan kepada masyarakat dalam hal pelayanan.

Tabel 12 Persentase kepuasan masyarakat terhadap


pelayanan Polres Sambas

TAHUN
Jenis Data 2017 2018 2019
Persentase kepuasan
masyarakat terhadap 143
72 % 75 %
pelayanan Polres %
Sambas

15 Bab I Pendahuluan
GRAFIK 12
KEPUASAN MASYARAKAT THD YAN
POLRES SAMABS
PERBANDIN-
140 GAN JLH
120 EFISIENSI
100 PELAKSANAAN
80 MOBILISASI
60 PASUKAN
40 BERSENJATA
20 DARI TAHUN
0 2013 S/D 2015
2017 2018 2019

Sumber : LKIP Polres Sambas

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada Tahun 2018 persentase
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Polres Sambas terjadi
peningkatan dibandingkan pada tahun sebelumnya hal in tidak lepas dari
komitmen Polres Sambas dalam memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat melalui rencana pembangunan Zona Integritas Polres
Sambas dalam mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) serta diikuti
perubahan perilaku anggota dalam melayani masyarakat.

Pengelolaan Situasi Kamtibmas

P
engelolaan situasi kamtibmas ini dilakukan dengan
meningkatkan peran intelijen dalam mendukung upaya
mengelola keamanan dan ketertiban masyarakat. Indikator yang
terdapat pada dokumen Renstra Polres Sambas 2015-2019
untuk pengelolaan situasi Kamtibmas ini ada 3 (tiga), yaitu :
presentase produk
intelijen yang dapat digunakan oleh pimpinan dalam giat lintas sektoral;
presentase produk intelijen yang digunakan oleh fungsi kepolisian lainnya
dalam rangka Harkamtibmas serta jumlah Satker/Satwil yang dapat
menurunkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah.

Bab I Pendahuluan 16
Peran Satintelkam dan Intelijen kewilayahan dalam upaya penurunan
gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah adalah melaksanakan deteksi
aksi (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) melalui fungsi Intelijen
(penyelidikan, pengamanan dan penggalangan) sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan: Operasi Mandiri
(Kresna), kegiatan/operasi Intelijen (Ramadniya, Lilin, dan kegiatan bidang
Poleksosbudkam), kegiatan taktis Intelijen di wilayah pasca dan berpotensi
konflik dan Operasi Quick Wins: Operasi Cipta Kondisi (Cipkon) Kontra
Radikal dan Deradikalisasi (ISIS).

Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas adalah informasi dalam bentuk


produk Intelijen. Informasi-informasi tersebut berupa peta potensi kerawanan
gangguan Kamtibmas di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan
negara sesuai dengan sasaran pelaksanaan kegiatan, peta kekuatan politik
menjelang Pilkada serentak, dan jaringan-jaringan kelompok kejahatan.
Informasi-informasi ini dilaporkan kepada pimpinan Polri sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya dan memberi arah dan
sasaran operasional fungsi kepolisian lainnya.

Dalam rangka mencapai target jumlah Polres dan jajaran yang dapat
menurunkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah diperlukan
kerja sama antara fungsi-fungsi kepolisian di seluruh wilayah dan Instansi
terkait. Tugas utama Intelijen keamanan adalah mengumpulkan informasi yang
sifatnya aktual, selanjutnya ditindaklanjuti oleh fungsi kepolisian lain dan
instansi terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Apabila informasi-
informasi yang ada tidak dimanfaatkan, maka pencapaian target jumlah Polres
yang dapat menurunkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di wilayah
tidak akan tercapai.

Pembangunan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Dalam Rangka Sinergi


Polisional

P
olri membangun hubungan kerjasama dengan organisasi/Lembaga
atau pihak lain baik yang ada di dalam dan luar negeri dalam rangka
sinergitas polisional. Berdasarkan hal itu, Polres Sambas sampai
dengan tahun 2019 membangun beberapa kerjasama dalam dan
luar negeri (Polisi Diraja Malaysia) atau PDRM, dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 1.5 Kerjasama/MoU

Tahun Target MoU Realisasi MoU

17 Bab I Pendahuluan
Pemda/ Instansi/ Pemda/ Instansi/
PDRM PDRM
Lembaga Pok Masy Lembaga Pok Masy
2015 30 6 2 36 7 3
2016 38 16 2 152 156 1
2017 43 18 2 68 47 1
2018 48 - 2 153 - 1
2019 0 9 0 0 9 0

Jumlah 159 49 8 409 219 6


Sumber : LKIP Polres Sambas, 2019

Kerjasama yang dilakukan Polres Sambas dengan Pemda/lembaga tahun 2015


– 2019 dengan target 161 MoU dan teralisasi sebanyak 409 MoU. Kemudian
kerjasama dengan instansi/kelompok masyarakat tahun 2015 – 2019 target
sebanyak 49 Mou dan terealisasi sebanyak 219 MoU. Selanjutnya kerjasama
Polres Sambas dengan PDRM tahun 2015-2019 sebanyak 8 dan terealisasi
sebanyak 6 MoU. Walaupun demikian, Polres Sambas masih menemukan
kendala dalam pelaksanaan kerja sama dengan negara lain ini, yaitu terhadap
lamanya proses pembahasan satu naskah MoU tidak dapat ditentukan dalam
satu alokasi target waktu. Terkadang dapat diselesaikan dalam waktu singkat
dan terkadang membutuhkan waktu sampai lebih dari 1 tahun.

Penggelaran Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan

D
alam rangka implementasi Polmas, Polres Sambas menggelar
Bhabinkamtibmas di seluruh desa/kelurahan dan melakukan
deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan gejala
sosial. Untuk itu, Polda Kalbar membentuk komunitas masyarakat
dalam menciptakan iklim keamanan. Polres Sambas
menggalang
semua komunitas yang berkembang di masyarakat untuk dapat berpartisipasi
dengan Polri dalam menjaga Kamtibmas. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran
masyarakat menjadi lebih tinggi terutama dalam hal menjaga keamanan di
komunitas masing- masing serta peran Polmas di masing-masing komunitas
yang lebih intens. Oleh karena itu, Polres Sambas menggalang FKPM untuk
menjaga situasi kamtibmas. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM)
adalah wahana komunikasi antara Polri dan warga yang dilaksanakan atas dasar

Bab I Pendahuluan 18
kesepakatan bersama dalam rangka pembahasan masalah Kamtibmas dan
masalah-masalah sosial yang perlu dipecahkan bersama oleh masyarakat dan
petugas Polri dalam rangka menciptakan kondisi yang menunjang kelancaran
penyelenggaraan fungsi Kepolisian dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Data sampai dengan tahun 2019, Polres Sambas telah melakukan kegiatan
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.6 Jumlah Desa dan Bhabinkamtibmas

Uraian Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah 132 118 119 117 139
Bhabinkamtibma
s
Jumlah Desa 193 193 193 193 193

Sumber: LKIP Polres Sambas

Peningkatan Penyelesaian Tindak Pidana

D
alam hal penyelesaian tindak pidana ini, Polda Kalbar terbilang
sangat baik, dan sangat cepat dalam mengungkapkan kasus. Capaian
kinerja Polres Sambas untuk persentase pengungkapan dan
penyelesaian kasus tindak pidana, selengkapnya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 30
Data pengungkapan dan penyelesaian kasus Tindak Pidana
TAHUN
Jenis kejahatan
2015 2016 2017 2018 2019
a. Kejahatan Konvensional 269 317 278 269 258

19 Bab I Pendahuluan
b. Kejahatan Transnasional 11 11 9 10 11

c. Kejahatan terhadap 7 11 17 31 22
kekayaan negara

d. Kejahatan yang 0 0 0 0 0
berimplikasi kontinjensi
Jumlah 286 339 304 310 291

Sumber LKIP Polres Sambas, 2019

Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Polri

K
epolisian Negara Republik Indonesia disingkat Polri adalah
merupakan organisasi Kepolisian Nasional yang berada di bawah
Presiden. Polri adalah alat pemerintahan yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Untuk melaksanakan
tugas tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polri diberi kewenangan antara lain:

1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap


kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

Bab I Pendahuluan 20
2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan ketertiban
dan kelancaran berlalu lintas di jalan;

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi, kesadaran hukum


serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;

6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap


Kepolisian khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, dan bentuk
pengamanan swakarsa;

7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana


sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan
lainnya;

8. Menyelenggarakan indentifikasi Kepolisian, kedokteran Kepolisian,


laboratorium forensik dan psikologi Kepolisian untuk kepentingan tugas
Kepolisian;

9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan


lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana, termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia;

10. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum


ditangani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang;

11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan


dalam lingkungan tugas Kepolisian;

12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan


yang dalam pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Agar pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan perannya khususnya Daerah Hukum
Polres Sambas dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka Polres Sambas
dibantu oleh, 15 Polsek dan 1 Pulsubsektor sehingga keamanan dan ketertiban
masyarakat dapat terwujud.
Dalam perkembangannya, pegelolaan SDM Polres Sambas masih memiliki
banyak kendala. Hal ini diakibatkan cakupan tugas dan layanan Polri yang sangat
luas mengakibatkan tuntutan masyarakat terhadap kinerja Polri menjadi sangat
tinggi. Dengan cakupan tugas yang sedemikian luas, dan wilayah cakupan layanan
yang meliputi segenap tanah air Indonesia mengakibatkan Polri secara kuantitas
sangat kurang. Keberadaan Polisi masih belum dapat digantikan dengan teknologi,
walaupun fungsi patroli sedikit demi sedikit mulai digantikan dengan kamera CCTV
yang disebar pada titik-titik rawan kota dan dikontrol di Command Center Polres.

21 Bab I Pendahuluan
Kondisi Keamanan Kabupaten Sambas dan Peran Polres Sambas

S
ebelum lebih jauh membahas mengenai kondisi keamanan di
Kabupaten Sambas serta peran dari institusi Polri, maka
terlebih dahulu dipahami dengan batasan yang jelas mengenai
keamanan itu sendiri. Keamanan yang asal katanya aman
adalah suatu kondisi yang bebas dari segala macam bentuk
gangguan dan
hambatan. Sedangkan pengertian Ketertiban adalah suatu keadaan di mana
segala kegiatan dapat berfungsi dan berperan sesuai ketentuan yang ada.
Pengertian Kamtibmas menurut Pasal 1 Undang- undang Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 disebutkan bahwa pengertian
Kamtibmas adalah: Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu
kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya
proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainnya tujuan nasional
yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum,

Bab I Pendahuluan 22
serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina
serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,
mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan
bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Kabupaten Sambas merupakan daerah bagian paling utara Provinsi


Kalimantan Barat atau diantara 0°57'29,8° dan 2°04'53,1° Lintang Utara
serta 108°54'17,0° dan 109°45'7,56° Bujur Timur. Secara administratif, letak
geografis Kabupaten Sambas adalah :

Utara : Laut Natuna dan Serawak ( Malaysia Timur )


Selatan : Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang
Barat : Laut Natuna
Timur : Serawak (Malaysia Timur)
dan Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Sambas terdiri dari 19 kecamatan, 193 Desa, 605 Dusun. Luas
wilayah Kabupaten Sambas adalah 6.394,70 Km² atau sekitar 4,36 persen
dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, memiliki panjang pantai ± 198,7
km; perbatasan negara ± 97 km; dan daerah tergenang (perairan) seluas
3.172,21 Km².
Kecamatan terluas di Kabupaten ini adalah Kecamatan Sajingan Besar
dengan luas 1.391,20 Km² atau 21,75 persen sedangkan yang terkecil
adalah Kecamatan Salatiga dengan luas sebesar 82,75 Km² atau 1,29
persen dari luas wilayah Kabupaten Sambas.

Selain itu, Kabupaten Sambas memiliki sebanyak 6 pulau yang tersebar


pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Jawai Selatan, Paloh dan Sambas.

Untuk menghadapi situasi global tersebut, maka ada 4 aspek yang harus
dijaga untuk menjaga stabilitas dan kelanjutan kemajuan perekonomian.
Yang pertama adalah aspek sektor riel dengan Indikator pertumbuhan
ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB). Kedua, aspek Fiskal, yaitu
APBD meliputi penerimaan, belanja negara dan pembiayaan. Ketiga, aspek
moneter serta sektor keuangan. Keempat, aspek Neraca Pembayaran yaitu
keseimbangan eksternal antara perekonomian Kabupaten Sambas dengan
Perekenomian nasional. Keempat aspek tersebut akan optimal menjaga
stabilitas perekonomian Kabupaten Sambas jika kondisi keamanan dan
ketertiban daerah tetap terjaga.

Dalam upaya menjalankan tugasnya, Polres Sambas banyak mengalami


hambatan berupa ancaman. Ancaman ini secara nyata mengganggu
dinamika tugas kepolisian. Analisa terhadap lingkungan strategis ini akan
membahas mengenai ancaman yang dihadapi oleh Polres Sambas dalam
menjalankan tugasnya. Adapun beberapa komponen lingkungan eksternal
yang akan memberikan dampak besar bagi Polres Sambas dijabarkan
dibawah ini.

23 Bab I Pendahuluan
Narkoba

N
arkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain “Narkoba”, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang
merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif lainnya.
Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Undang-Undang tersebut juga mengatur tentang penggolongan
Narkotika dan zat-zat. Setiap zat dapat memberikan efek yang berbeda terhadap
tubuh yang dapat menyerang pada jantung, otak, tulang, pembuluh darah, paru-
paru, system syaraf, system pencernaan, dapat terinfeksi peyakit berbahaya
menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC dan banyak dampak lainnya
yang merugikan manusia.

Penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba


memerlukan kerja keras dan keseriusan dari seluruh komponen masyarakat,
bangsa dan negara. Hal ini disebabkan permasalahan Narkoba merupakan
kejahatan yang luar biasa, terorganisir, tanpa batas (global), dan sudah multi etnis
(melibatkan berbagai suku bangsa). Korban penyalahgunaan Narkoba di
Indonesia, tidak terbatas pada kalangan kelompok masyarakat yang mampu,
tetapi juga sudah merambah ke kalangan masyarakat ekonomi rendah. Hal ini
dapat terjadi karena komoditi Narkoba memiliki banyak jenis, dari yang harganya
paling mahal hingga paling murah.

Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba akhir-


akhir ini, telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, sehingga menjadi
persoalan kenegaraan yang mendesak. Korban penyalahgunaan Narkoba bukan
hanya pada orang dewasa, mahasiswa tetapi juga pelajar SMU sampai pelajar
setingkat SD. Kaum remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap
penyalahgunaan Narkoba, karena selain memiliki sifat dinamis, energik, selalu
ingin tahu. Mereka juga mudah putus asa dan mudah dipengaruhi oleh pengedar
yang berakibat jatuh pada masalah penyalahgunaan Narkoba. Hal ini menjadi
situasi yang mengkhawatirkan dikarenakan dapat menyebabkan efek dan dampak
negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan
sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik. Meskipun demikian,
terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran.

Semua istilah ini, baik “Narkoba” ataupun “Napza”, mengacu pada kelompok
senyawa yang umumnya memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut
pakar kesehatan, Narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang
biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu. Akan tetapi, dikarenanan zat ini dapat memberikan efek halusinasi
serta kurang kesadaran bagi pengunanya, dan berbahaya bagi tubuh, maka
peredarannya pun dilarang.

Bab I Pendahuluan 24
Berdasarkan data Resnarkoba Polres Sambas, tindak pidana narkoba dalam
setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan. Sebagai mana terlihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 1.8 Data Tindak Pidana Nakorba Polres Sambas

Data pengungkapan dan penyelesaian kasus Tindak Pidana


TAHUN
POLRES SAMBAS 2015 2016 2017 2018 2019
a. DATA TINDAK PIDANA 15 34 36 50 54
NARKOBA

Terorisme

T
erorisme masih berkembang dan menjadi ancaman tersendiri bagi
keamanan dan ketertiban nasional. Menurut Undang-Undang RI
Nomor 5 Tahun 2018, Terorisme adalah perbuatan yang
menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,
yang dapat menimbulkan korban
yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran
terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Bentuk
perkembangan dari terorisme itu sendiri, kini terorisme tidak hanya menjadikan
kehidupan politik sebagai sasarannya seperti pada awal kemunculannya.
Sekarang ini mulai merambah, merusak dan menghancurkan sendi-sendi
kehidupan manusia yaitu menurunnya kegiatan ekonomi dan terusiknya rasa
kemanusiaan serta budaya masyarakat yang dinilai berbeda dan bertentangan
dengan ideologi, kepercayaan dan haluan dari kelompok teroris.

25
Korupsi

P
raktik korupsi sudah menjadi perhatian penting pemerintah dan
komitmen Bersama untuk diberantas. Hal ini dikarenakan praktik
korupsi dilakukan bukan hanya di tingkat pusat saja, bahkan sekarang
sudah marak dilakukan oleh pejabat lingkup pemerintah daerah.
Korupsi bukan masalah baru di Indonesia, karena telah ada sejak era tahun 1950-
an. Bahkan berbagai kalangan menilai bahwa korupsi telah menjadi bagian dari
kehidupan, menjadi suatu sistem dan menyatu dengan penyelenggaraan
pemerintahan negara. Penanggulangan korupsi di era tersebut banyak menemui
kegagalan.

Korupsi di Indonesia terjadi secara sistematik dan meluas, tidak hanya merugikan
keuangan negara, tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi
masyarakat secara luas, sehingga korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa
(extra ordinary crime). Oleh karena itu, pemberantasan korupsi perlu dilakukan
dengan cara-cara yang luar biasa (extra ordinary measures). Korupsi di Indonesia
adalah penyakit yang sangat parah. Pandangan masyarakat Internasional
dikemukakan oleh lembaga, organisasi yang secara khusus meneliti dan
memantau praktik-praktik korupsi di berbagai negara. Hasilnya dapat dilihat
bahwa Indonesia menempati peringkat paling parah dalam kelompok negara yang
memiliki tingkat korupsi sangat tinggi.

Salah satu unsur dalam tindak pidana korupsi ialah adanya kerugian keuangan
negara. Harapan dapat memberantas korupsi secara hukum adalah
mengandalkan diperlakukannya secara konsisten undang-undang tentang
pemberantasan korupsi di samping ketentuan terkait yang bersifat preventif.
Fokus pemberantasan korupsi juga harus menempatkan kerugian negara sebagai
suatu bentuk pelanggaran hak-hak sosial dan ekonomi secara luas. Pemikiran
dasar mencegah timbulnya kerugian keuangan negara telah dengan sendirinya
mendorong agar baik dengan cara pidana atau cara perdata, mengusahakan
kembalinya secara maksimal dan cepat seluruh kerugian negara yang ditimbulkan
oleh praktek korupsi. Pemikiran dasar tersebut telah memberi isi serta makna
pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Adanya kerugian negara atau perekonomian negara
menjadi unsur utama dari delik korupsi.
Terkait dengan korupsi, masih ada jalan panjang reformasi ke depan untuk
Indonesia. Baik pada tingkat pusat dan daerah, bisnis dan politik masih cenderung
berlangsung, maka membentuk semacam konteks oligarki di mana konflik
kepentingan terus terjadi. Misalnya, pembalakan liar tersebar luas di Sumatera
dan Kalimantan karena banyak ijin penebangan liar dikeluarkan oleh badan-badan
publik (sehingga mengancam keberadaan hutan di Indonesia). Demikian pula, di
sektor pengadaan di Indonesia kontrak yang menguntungkan sering diberikan
kepada perusahaan yang terkait dengan pejabat negara.

Korupsi sangat menghambat negara ini dalam Bab


merealisasikan
I Pendahuluan potensi ekonomi
26
dan menyebabkan ketidakadilan yang signifikan di dalam masyarakat Indonesia
karena sebagian kecil orang mendapatkan manfaat yang amat besar dari
lembaga dan keadaan korup di negeri ini. Di sinilah peranan dari Polri sangat
penting, yaitu sebagai Lembaga yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden dan yang memegang peranan penting di negara ini. Polri mengemban
tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal penanganan korupsi
ini, Polri perlu untuk bertindak tegas, dan berperan aktif dalam penegakan hukum.

Perbatasan

27
M
asalah wilayah perbatasan negara merupakan salah satu persoalan
keamanan yang krusial bagi setiap negara berdaulat karena
ancaman keamanan dapat datang dari luar dan melalui wilayah
perbatasan. Ancaman ini dapat berupa agresi, aktivitas intelijen,
indoktrinisasi ideologi bukan Pancasila, transnasional, blokade,
pencurian aset dan sumber daya alam, penyebaran penyakit
dan
sebagainya. Signifikasi tersebut menuntut negara untuk memiliki strategi
penanganan wilayah perbatasan negara yang komprehensif untuk mencegah dan
mengatasi berbagai ancaman yang berasal dari wilayah perbatasan negara dan
konflik terorisme, demokrasi, ketidakstabilan politik dunia, dsb. Dinamika dan
kompleksitas politik dan keamanan global ini telah membawa di satu sisi pada
interdependensi NKRI yang sangat tinggi dengan Negara-negara lain dan di sisi
yang lain semakin kaburnya jarak dan batas-batas Negara utamanya dilihat dari
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi
keamanan nasional Indonesia.

Berbagai permasalahan yang terjadi dikawasan perbatasan antara lain yang


berkaitan dengan kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, miskin informasi,
budaya, perbedaan regulasi dan peraturan dengan negara tetangga, tapal batas
yang tidak jelas dan sering bergeser, pengawasan keamanan yang lemah serta
tidak jelasnya pembagian kewenangan pintu perbatasan sebagai outlet terdepan
Indonesia.

Bentuk
kejahatan

konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara dan


kejahatan berimplikasi kontinjensi masih terindikasi terjadi dikawasan perbatasan
tersebut terutama melalui jalur tikus yang selalu bertambah. Dari empat bentuk
kejahatan jenis-jenis kejahatan yang sering terjadi di kawasan perbatasan dana
menonjol antara lain illegal loging, illegal fishing, traficking in person,
Penyelundupan barang, narkotika, pencurian kekayaan negara dan lain
sebagainya.

Bab I Pendahuluan 28
1.2 Potensi Permasalahan
Ada beberapa potensi permasalahan yang diduga bakal berpengaruh terhadap
situasi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Sambas. Beberapa potensi
permasalahan yang terpetakan itu akan dibahas pada bab ini.

1.2.1 Potensi Gangguan Keamanan

a. Daerah

Aspek Geografi
Kabupaten Sambas merupakan daerah bagian paling utara Provinsi
Kalimantan Barat atau diantara 0°57'29,8° dan 2°04'53,1° Lintang Utara
serta 108°54'17,0° dan 109°45'7,56° Bujur Timur. Secara administratif, letak
geografis Kabupaten Sambas adalah :

Utara : Laut Natuna dan Serawak ( Malaysia Timur )


Selatan : Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang
Barat : Laut Natuna
Timur : Serawak (Malaysia Timur)
dan Kabupaten Bengkayang
Kabupaten Sambas terdiri dari 19 kecamatan, 193 Desa, 605 Dusun. Luas
wilayah Kabupaten Sambas adalah 6.394,70 Km² atau sekitar 4,36 persen
dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, memiliki panjang pantai ± 198,7
km; perbatasan negara ± 97 km; dan daerah tergenang (perairan) seluas
3.172,21 Km².
Kecamatan terluas di Kabupaten ini adalah Kecamatan Sajingan Besar
dengan luas 1.391,20 Km² atau 21,75 persen sedangkan yang terkecil
adalah Kecamatan Salatiga dengan luas sebesar 82,75 Km² atau 1,29
persen dari luas wilayah Kabupaten Sambas.
Tabel I.1
Luas Wilayah Kabupaten Sambas Menurut Kecamatan (Km2)

Persentase
Luas
No. Kecamatan Ibukota terhadap luas
(Km2)
Kabupaten (%)
[1] [2] [3] [4] [5]
1. Selakau Selakau 129,51 2,02
2. Selakau Timur Selakau Tua 162,99 2,55
3. Pemangkat Pemangkat 111,00 1,74
4. Semparuk Semparuk 90,15 1,41
5. Salatiga Salatiga 82,75 1,29
6. Tebas Tebas 395,64 6,19
7. Tekarang Tekarang 83,16 1,30
8. Sambas Sambas 246,66 3,86
9. Subah Balai Gemuruh 644,55 10,08
10. Sebawi Sebawi 161,45 2,52
11. Sajad Tengguli 94,94 1,48
12. Jawai Sentebang 193,99 3,03

29
13. Jawai Selatan Matang Terap 93,51 1,46
14. Teluk Keramat Sekura 554,43 8,67
15. Galing Galing 333,00 5,21
16. Tangaran Simpang Empat 186,67 2,92
17. Sejangkung Sejangkung 291,26 4,55
18. Sajingan Besar Kaliau’ 1.391,20 21,75
19. Paloh Liku 1.148,84 17,96
Kabupaten Sambas 6.394,70 100,00
Sumber : Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2018
Catatan : Terdapat selisih 1 Km² untuk jumlah luas area per kecamatan

Selain itu, Kabupaten Sambas memiliki sebanyak 6 pulau yang tersebar pada 3
kecamatan yaitu Kecamatan Jawai Selatan, Paloh dan Sambas. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel I.2
Pulau-Pulau Di Wilayah Kabupaten Sambas

Kecamatan / Koordinat Geografis


No Keterangan
Nama Pulau Lintang Bujur
1 Jawai Selatan :
A. Pulau 01°11'43" 108°58'06" BT TBP, Batuan Cadas, Pohon,
Belacan LU terdapat mercusuar dibangun 2008,
luas 900 m².
B. Pulau Pikah 01°12'22" 108°57'22" BT TBP, Batuan Cadas, Pohon Bakau
LU dan Kelapa. Keliling sekitar 200 m
dimiliki oleh masyarakat, potensi
pariwisata.
C. Pulau 01°16'10" 108°58'59" BT TBP, Batuan Cadas, Pohon
Pontianak LU Mangga dan Kelapa. Keliling sekitar
5.200 m dimiliki oleh masyarakat.
Dibawah laut terdapat kerang
langka namanya kerang putting
beliung (di Indonesia hanya
terdapat di Sambas dan Bali),
potensi pariwisata.
2 Paloh :

A. Pulau Tua 01°43'29" 109°15'24" BT TBP, Pohon Kelapa dan Cemara,


LU pada bula tertentu tempat penyu
bertelur (april-juni), potensi
pariwisata.
B. Pulau 01°49'19" 109°20'6" BT Pohon Kelapa dan Cemara,
Selimpai LU penghuni sekitar 20 KK, tempat
pengkaran penyu, sebagai obyek
pariwisata, luas 10 ha.
3 Sambas :
A. Pulau 01°23'24" 109°14'36" BT TBP, pantai Bakau terdapat daratan
Bungin LU ditengahnya.
Keterangan : TBP = Tidak berpenghuni.
Sumber : Buku Profil Kabupaten Sambas Tahun 2016 (Bappeda Kab. Sambas)

Bab I Pendahuluan 30
Aspek Demografi

Berdasarkan hasil Proyeksi Penduduk Sementara Provinsi Kalimantan Barat,


penduduk Kabupaten Sambas pada tahun 2018 berjumlah sekitar 635.379
jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 99,34 jiwa per kilometer persegi
Penyebaran penduduk di Kabupaten Sambas tidak merata antar kecamatan
yang satu dengan yang lainnya. Kecamatan Pemangkat merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu 502,47
jiwa/km². Sebaliknya Sajingan Besar dengan kepadatan penduduk terkecil
hanya dihuni 8,40 jiwa/km². Penduduk laki-laki diperkirakan berjumlah
325.898 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sekitar 309.481 jiwa. Laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Sambas pada tahun 2018 Semester II
sebesar 1,003 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Jawai
adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten
Sambas yakni sebesar 1,041 persen. Sedangkan laju pertumbuhan
penduduk yang terendah adalah Kecamatan Selakau Timur yaitu sebesar
0,926 persen.

Tabel I.6
Kepadatan Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2017

Kepadatan Laju
Luas
Penduduk Pertumbuhan
Kecamatan Wilayah
Penduduk
(KM²) (Jiwa) (%)
Selakau 129,51 293,27 0,955
Selakau 162,99 77,23 0,926
Timur
Pemangkat 111,00 502,47 1,019
Semparuk 90,15 341,89 0,995
Salatiga 82,75 230,43 0,975
Tebas 395,64 207,62 1,038
Tekarang 83,16 213,04 0,984
Sambas 246,66 229,80 1,036
Subah 644,55 36,43 0,951
Sebawi 161,45 126,99 0,979
Sajad 94,94 144,92 0,987
Jawai 193,99 246,21 1,041
Jawai 93,51 245,61 0,979
Selatan
Teluk 554,43 134,35 1,030
Keramat
Galing 333,00 74,74 1,002
Tangaran 186,67 138,17 0,951
Sejangkung 291,26 93,38 0,991
Sajingan 1.391,20 8,40 1,000
Besar
Paloh 1.148,84 26,02 0,991
Jumlah 6.395,70 1,003
Sumber : DISDUKCAPIL Kab. Sambas

31
Kemudian menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas,
Angkatan Kerja penduduk yang berumur 15 tahun keatas berjumlah 258.052
orang, terdiri dari yang bekerja berjumlah 247.108 orang dan pengangguran
terbuka berjumlah 10.944 orang sedangkan penduduk berumur 15 tahun ke
atas yang bukan angkatan kerja berjumlah 110.519 orang.

Tabel I.7
Penduduk Kabupaten Sambas Berumur 15 tahun Keatas
Berdasarkan Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin Tahun 2017

Laki-laki Perempuan
Jenis Kegiatan Total
(orang) (orang)
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 178.161 190.410 368.571
1.Angkatan Kerja 148.686 109.366 258.052
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 83,46 57,44 70,01
Bekerja 140.879 106.229 247.108
Pengangguran Terbuka 7.807 3.137 10.944
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 5,25 2,87 4,24
2.Bukan Angkatan Kerja 29.475 81.044 110.519
Sekolah 13.367 14.214 27.581
Mengurus Rumah Tangga 7.296 61.624 68.920
Lainnya 8.812 5.206 14.018
Sumber : BPS Kab. Sambas (Sakernas Agustus 2017)

Tabel I.8
Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sambas Tahun 2014-2015

2014 2015
Agama Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
% %
(jiwa) (jiwa)
Islam 543.287 86,65 549.100 87,46
Kristen 11.512 1,84 11.284 1,80
Khatolik 17.779 2,84 17.429 2,78
Hindu 272 0,04 272 0,04
Budha 51.330 8,19 46.928 7,47
Lainnya 2.815 0,45 2.824 0,45
TOTAL 626.992 100 627.837 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sambas
(Konsolidasi Kemendagri Semester 2 Tahun 2015)

Bab I Pendahuluan 32
Sumber Daya Alam

a) Pertanian

Hasil pembangunan di sektor pertanian, terutama pertanian tanaman


pangan, manfaatnya sudah dirasakan oleh sebagian besar penduduk di
Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sambas. Untuk itu, produksi pangan
baik beras maupun non beras perlu terus ditingkatkan guna lebih
memantapkan swasembada pangan. Di samping itu juga ditujukan untuk
memperbaiki mutu gizi masyarakat melalui penganekaragaman jenis bahan
makanan. Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan salah satu sub
sektor pada sektor pertanian. Sub sektor ini mencakup tanaman padi (padi
sawah dan padi ladang), jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang
kedelai dan kacang hijau. Secara umum peningkatan produksi tanaman
pangan di Kabupaten Sambas masih sangat dipengaruhi bertambahnya luas
panen. Selain itu, produktivitas juga sangat mempengaruhi produksi. Kondisi
demikian terutama akibat pengaruh faktor alam dan kemampuan petani
mengelola usaha pertaniannya. Pada tahun 2017 luas panen padi sebesar
74,03 ribu hektar yang terdiri dari 3,81 ribu hektar merupakan luas panen
tanaman padi ladang dan sebesar 70,22 ribu hektar merupakan luas panen
tanaman padi sawah. Pada tahun 2017 , luas panen tanaman sayuran naik
menjadi 1.255 hektar, namun produksinya mengalami penurunan menjadi
5.150 ton. Sedangkan untuk produksi tanaman buah-buahan pada tahun
2017 mencapai 930,302 ribu ton dari 4,55 juta pohon yang menghasilkan.

Tabel I.9
Luas Panen Tanaman Padi di Kabupaten Sambas Tahun 2017

Padi Sawah Padi Ladang Jumlah


Kecamatan
(Ha) (Ha) (Ha)
Selakau 6.751 130 6.881
Selakau Timur 3.704 - 3.704
Pemangkat 3.467 - 3.467
Semparuk 6.039 - 6.039
Salatiga 4.689 - 4.689
Tebas 10.588 15 10.603
Tekarang 2.406 642 3.048
Sambas 3.280 35 3.315
Subah 743 149 892
Sebawi 2.828 - 2.828
Sajad 417 - 417
Jawai 5.669 154 5.823
Jawai Selatan 4.601 894 5.495
Teluk Keramat 2.492 300 2.792

33
Galing 1.357 297 1.654
Tangaran 3.005 118 3.123
Sejangkung 1.301 112 1.413
Sajingan Besar 2.011 415 2.426
Paloh 4.873 547 5.420
Jumlah 70.219 3.808 74.027
2016 102.376 140 102.516
2015 101.266 242 101.508
2014 92.152 791 92.943
2013 91.981 1.493 93.474
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sambas

b) Perkebunan

keperluan industri perlu terus dikembangkan melalui upaya peremajaan dan


rehabilitasi Peningkatan produksi perkebunan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri terutama penganekaragaman komoditi, pemanfaatan lahan
kering dan lahan transmigrasi serta pengembangan dan pemanfaatan
teknologi tepat guna. Pada tahun 2017 luas tanaman perkebunan di
Kabupaten Sambas secara keseluruhan mengalami penurunan sekitar 0,05
persen, yaitu dari 167,52 ribu hektar menjadi 167,44 ribu hektar.

Di sisi lain, produksi tanaman perkebunan mengalami peningkatan sekitar


0,001 persen, yaitu dari 158.144 ton menjadi 158.146 ton dibanding tahun
sebelumnya. Luas tanaman perkebunan karet pada tahun 2017 mengalami
penurunan sekitar 0,08 persen, yaitu dari 54.278 hektar menjadi 54.233
hektar, sedangkan produksinya tetap. Luas tanaman dan produksi
perkebunan kelapa dalam tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Luas tanaman dan produksi kelapa hibrida tidak
mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Luas tanaman kelapa sawit
mengalami peningkatan sekitar 17,81 persen dan produksinya meningkat
sekitar 15,68 persen. Luas tanaman dan produksi lada tidak mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya. Luas tanaman dan produksi kopi juga
tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya.
Tabel I.10
Luas Tanaman Perkebunan Menurut Jenisnya di Kabupaten Sambas Tahun 2017

Kelap
Kelapa Kelapa
Karet a Lada Kopi Kakao Sagu Pinang Cengkeh Tebu
Kecamatan Hybrida Sawit
Dalam
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Selakau 531 191 12 1.218 135 11 3 70 3 - -
Selakau
1.023 307 - 3.476 - - 10 - 4 - -
Timur
Pemangkat - 2.184 - - - - - 1 3 6 -
Semparuk 17 840 - 65 - - 21 11 3 - -
Salatiga 50 2.710 - - - - 31 5 3 - -
Tebas 1.067 349 30 13.128 5 3 95 41 5 - -
Tekarang 889 837 - 2 - - 5 126 1 - -
Sambas 5.406 - - 179 99 41 3 111 5 - -
Subah 6.027 39 55 33.181 151 151 8 3 5 - -
Sebawi 2.329 37 - 379 21 21 7 49 3 - -
Sajad 2.983 - - 110 8 8 - 10 3 - -
Bab I Pendahuluan 34
Jawai 194 5.540 10 112 - 3 103 4 4 - -
Jawai
- 4.322 8 48 - 4 43 - - - -
Selatan
Teluk
12.177 - - 138 112 683 - 224 9 - 183
Keramat
Galing 4.535 - - 2.538 457 457 - 55 1 - -
Tangaran 1.702 2.182 8 22 - - - 45 - - 137
Sejangkung 7.473 9 - 26.487 20 561 11 124 4 - -
Sajingan
5.891 12 - 1.687 460 36 92 - - - -
Besar
Paloh 1.939 924 - 2.636 - 48 - - - - 5
1.46
Jumlah 54.233 20.483 123 170.812 2.027 432 879 56 6 325
8
1.46
2016 54.278 22.483 123 144.992 2.027 442 879 56 6 325
8
1.46
2015 54.193 22.483 123 85.406 2.027 421 992 56 6 327
8
1.47
2014 53.793 22.483 60 74.615 1.097 421 992 56 30 56
8
1.12
2013 53.485 22.483 123 73.797 2.150 436 1.137 56 - 363
4
2012 53.043 22.509 123 66.996 983 2.150 - - - - -

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sambas

Tabel I.11
Produksi Perkebunan Menurut Jenisnya di Kabupaten Sambas Tahun 2017

Sumber : Kelap
Kelapa Kelapa Kaka Pinan
Dinas Kecamatan
Karet a
Hybrida Sawit
Lada Kopi
o
Sagu
g
Cengkeh Tebu Pertanian
Dalam
dan Ketahanan Pangan
Kab. Sambas (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
Selakau 61 969 9 563 65 - - 6 - - -
Selakau
152 69 - 4.229 - - - - - - -
Timur
Pemangkat - 1.643 - - - - - - - 2 -
Tabel I.12 Semparuk - 479 - - - - 13 3 - - -
Luas Panen, Rata- Salatiga - 2.247 - - - - - 1 - - -
Rata
Produksi dan Produksi
Tebas 179 198 19 17.619 4 1 46 21 2 - -
Sayur-Sayuran
Tekarang 306 550 - - - - 1 48 - - -
di Kabupaten Sambas
Tahun 2017 Sambas 1.896 - - 135 52 - 1 12 1 - -
Subah 973 11 8 54.866 81 81 1 - 1 - -
Sebawi 752 19 - 304 12 12 1 11 - - -
Sajad 959 - - 209 4 4 - 1 - - -
Jawai - 3.842 5 19 - 1 34 1 2 - -
Jawai
- 2.393 3 - - - 15 - - - -
Selatan
Teluk
5.955 - - - 79 261 - 19 3 - 241
Keramat
Galing 792 - - 2.879 198 198 - - - - -
Tangaran 554 826 1 7 - - - 7 - - 160
Sejangkung 2.679 3 - 42.477 6 115 2 28 2 - -
Sajingan
2.250 3 - 1.170 214 12 28 - - - -
Besar
Paloh 247 273 - 193 - 15 - - - - 4
249.37
Jumlah 17.755 13.525 45 715 700 142 158 11 2 405
6
215.57
2016 17.755 13.525 45 715 700 142 158 9 2 405
0
105.93
2015 17.750 13.520 42 450 571 14 172 10 2 402
4
2014 17.529 14.341 - 49.165 152 45 14 172 7 4 -

2013 17.027 13.655 44 41.478 299 558 126 154 4 17 381

2012 16.970 14.656 44 41.014 297 558 - - - - -

35
Rata-Rata
Luas Panen Produksi
Jenis Produksi Produksi
(Kuintal/Ha) (Ton) (Ton)
Petsai / Sawi 95 16,42 1.560,00
Lobak 6 2,00 12,00
Kacang Panjang 167 1,94 323,96
Cabe Besar 73 2,45 179,45
Cabe Rawit 137 2,12 289,73
Ketimun 147 2,48 364,35
Terung 56 2,41 135,13
Tomat 8 3,35 26,83
Buncis 0 0,00 0,00
Labu Siam 0 0,00 0,00
Kangkung 76 1,54 117,33
Bayam 52 2,29 118,19
Bawang Daun 22 4,19 92,10
Semangka 403 4,34 1.749,80
Melon 14 12,94 181,10
2017 1.255,00 41,03 5.149,96
2016 1.206,00 53,49 6.451,00
2015 1.228,00 58,87 7.607,40
2014 1.238,00 69,96 8.660,90
2013 1.390,00 66,61 9.540,88
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sambas

Tabel I.13
Jumlah Pohon / Rumpun dan Produksi Buah-Buahan
di Kabupaten Sambas Tahun 2017
Bab I Pendahuluan 36
Produksi
Jenis Produksi Jumlah Pohon
(Kuintal)
Alpokat 28 1,00
Belimbing 3.241 350,19
Duku 12.481 404,00
Durian 100.657 12.893,00
Jambu Biji 4.224 460,32
Jambu Air 6.202 1.514,03
Jeruk Siam 3.383.110 777.049,38
Jeruk Besar 7.472 1.310,00
Mangga 31.533 2.774,65
Manggis 3.646 7,00
Nangka 31.364 14.666,24
Nenas 133.787 4.897,10
Pepaya 31.161 3.024,32
Pisang 428.092 76.677,94
Rambutan 77.752 15.166,00
Salak 221.778 7.902,98
Sawo 34.026 5.149,05
Markisa 36 -
Sirsak 3.471 397,30
Sukun 2.176 531,47
Melinjo 726 28,86
Petai 23.242 3.898,50
Jengkol 14.315 1.199,00
Buah Naga - -
2017 4.554.520 930.302,33
2016 4.755.410 954.670,70
2015 4.683.527 1.584.071,00
2014 2.888.787 1.687.118,00
2013 4.877.801 1.487.049,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kab. Sambas
c) Kehutanan

Status kawasan hutan di Kabupaten Sambas mempunyai luas 167.322,03


ha, dengan berbagai fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kehutanan melalui SK Nomor 936/Menhut-II/2013 tanggal 20 Desember
2013. Bahwa status kawasan meliputi kawasan taman wisata alam seluas
30.436,59 Ha; hutan lindung 20.077,77 Ha; hutan lindung bakau 6.214,20
Ha; hutan produksi terbatas 11.180,02 Ha; hutan produksi 94.419,65 Ha dan
hutan produksi konservasi seluas 4.993,80 Ha.
Tabel I.14
Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan di Kabupaten SambasTahun 2016

HLB / Jumlah
TWA HL HPT HP HPK
Kecamatan Mangrove Total
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)

37
Selakau - 330 - - 2.000 - 2.330
Selakau
- - - - 13.000 - 13.000
Timur
Pemangkat - 325 152 - - - 477
Salatiga - 100 - - - - 100
Semparuk - - - - 1.000 - 1.000
Tebas - 3.600 - - 10.085 - 13.685
Tekarang - - - - - - -
Sambas - - - - - - -
Subah - 3.217 - - - - 3.217
Sebawi - - - - - - 342
Sajad - - - - - - -
Jawai - - 1.290 - 3.500 - 4.790
Jawai
- - - - - - -
Selatan
Teluk
- - - - 11.000 - 11.000
Keramat
Tangaran 670 - - - 4.981 10.480 16.131
Galing - - - - 1.860 - 1.860
Sejangkung - 565 - 500 15.869 4.000 20.934
Sajingan
14.544 14.000 1.292 9.695 18.873 - 58.404
Besar
Paloh 10.362 - 5.138 - 30.605 - 46.105
Jumlah 25.576 22.137 7.872 10.195 112.773 14.480 193.375
2015 30.437 20.078 6.214 11.180 94.420 4.994 167.323
2014 30.437 20.078 6.214 11.180 94.420 4.994 167.323
2013 30.437 20.078 6.214 11.180 94.420 4.994 167.323
2012 25.576 22.479 7.872 10.195 112.773 14.480 193.375
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sambas
d) Industri, Pertambangan dan Energi

Pada tahun 2017, jumlah perusahaan industri formal di Kabupaten Sambas


mencapai 512 unit yang terdiri dari 98 unit usaha industri pangan dengan
451 pekerja; 126 unit usaha industri kimia, agro non pangan dan hasil hutan
dengan 863 pekerja; 250 unit usaha industri logam dan mesin dengan 568;
dan 38 unit usaha industri sandang kulit dan aneka dengan 114 pekerja.

Jumlah pelanggan listrik PLN sebanyak 36.394 yang terdiri dari 34.759
pelanggan dari rumah tangga, 7 pelanggan dari industri, 977 pelanggandari
badan sosial, dan 651 pelanggan dari pemerintah. Untuk menyediakan
sarana air bersih dan sehat, Perusahaan Daerah Air Minum terus berupaya
meningkatkan peranannya. Hal tersebut terbukti di tahun 2017, jumlah
pelanggan serta jumlah banyaknya air minum yang disalurkan mengalami
peningkatan sebesar 10,43 persen dan 17,08 persen.

Total pelanggan air minum di Kabupaten Sambas mencapai 6.322


pelanggan dan jumlah air yang tersalurkan mencapai 1.159.644 m3.
Sementara itu, nilai penjualan air minum tahun 2017 meningkat 22,31
persen.
Tabel I.15 Bab I Pendahuluan 38
Banyaknya Unit Usaha Informal dan Tenaga Kerja di Kab. Sambas Tahun 2016

Tenaga Kerja
Cabang Industri / Komoditi Unit Usaha
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Gula Merah Tebu 19 200 - 200
Gula Merah Kelapa 41 122 - 122
Ikan Kering Asin 7 10 60 70
Kerupuk Ikan 25 6 70 76
Pengolahan Terasi 80 35 130 165
Keripik Pisang 1 5 25 30
Kerupuk Tempe 1 - 2 2
Ikan Kering Tawar 18 50 100 150
Roti 1 - 2 2
Tahu 19 20 26 46
Tempe 32 34 50 84
Air Tahu 1 - 2 2
Sosis Udang 1 18 2 20
Tenun Sambas 241 - 256 256
Pandai Besi 75 157 - 157
Pembuatan Motor Air 11 42 - 42
Furniture dari Kayu 5 16 - 16
Kapal dari Kayu 1 7 - 7
Mebel Rotan / Anyaman Rotan 16 98 - 98
Arang Tempurung Kelapa 1 10 - 10
Anyaman Pandan 128 - 128 128
Anyaman Bambu 65 171 100 271
Tas Tali Rajut - - - -
Gula Kecap 2 41 - 41
Pengolahan Sagu 3 18 - 18
Amplang 1 - 6 6
Anyaman Rotan 5 4 6 10
Rep. Sepeda Motor 16 30 4 34
Olahan Hasil Laut 22 14 10 24
Tikar Bidai 4 2 2 4
Jumlah 842 1.110 981 2.091
2015 789 1.001 953 1.954
2014 774 930 803 1.719
2013 634 914 1.140 2.028
2012 613 974 927 1.901
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian dan Perdagangan
Kab. Sambas

39
Gambas 1.1
Perusahaan / Usaha Industri Kecil Formal di Kab. Sambas ( Sumber : Dinas
Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Kab.
Sambas )
16
15
Paloh 14
13
13
3
3
Sajingan Besar 2
2
2
2
2
Sejangkung 1
1
1
2
2
Tangaran 1
1
1
3
2
Galing -
-
-
49
56
Teluk Keramat 52
52
54
32
27
Jawai Selatan 23
22
27
34
38
Jawai 33
33
30
-
-
Sajad -
-
-
4
5
Sebawi 5
5
6
2
2
Subah -
-
-
109
119
Sambas 115
101
100
2
2
Tekarang 1
2
1
68
71
Tebas 65
64
62
4
3
Salatiga 1
2
1
9
11
Semparuk 10
9
8
148
156
Pemangkat 149
141
145
-
-
Selakau Timur -
-
-
25
30
Selakau 28
27
18
- 20 40 60 80 100 120 140 160 180

2017 2016 2015 2014 2013

Bab I Pendahuluan 40
g am b ar 1.2
B A n yakn ya air eksp o r cru m b ru b b er d i kab . sam b as t ah u n 2016
( su m b er : d in as ko p erasi, u sah a kecil, Men en g ah , p erin d u st rian , d an
p erd ag an g an kab . sam b as )

1,369,620
1,166,760 1,295,280 1,433,880 1,273,860 584,640

1,341,900 1,200,780 1,993,320


1,128,960
Kg

986,580
711,900

Bulan

Tabel I.16
Data Potensi Mineral dan Batu Bara di Kab. Sambas Tahun 2017

No Kecamatan Potensi Mineral dan Batubara


1. Selakau Emas, Tembaga, Timah (Komoditi Mineral
Logam), Kaolin, Pasir Kuarsa, Zirkon
(Komoditas Mineral Non Logam), Batu dan
tanah urug (Komoditas Batuan)
2. Selakau Timur Emas, Perak, Tembaga, Timah
(Komoditas Mineral Logam), Kaolin, Pasir
Kuarsa, Zirkon (Komoditi Mineral Non
Logam), Batu dan tanah urug (Komoditas
Batuan)
3. Pemangkat Batu dan Tanah (Komoditas Batuan)
4. Salatiga Batu dan Tanah (Komoditas Batuan),
Pasir Kuarsa (Komoditi Mineral Non
Logam)
5. Semparuk -
6. Tebas Emas, Titanium, Besi, (Mineral Logam),
Pasir Kuarsa, Zirkon (Mineral Non Logam),
Batu dan tanah urug (Komoditas Batuan).
7 Tekarang -
8. Sambas Pasir Kuarsa, Zirkon, Feldspar (Komoditi
Mineral Non Logam) , Pasir sungai, batu
dan tanah urug (Komoditas Batuan).
9. Subah Emas, Tembaga, Titanium (Mineral
Logam), Feldspar, Zirkon, Kaolin, Pasir
Kuarsa (Mineral Non Logam), Batu dan
tanah (Komoditas Batuan)
10. Sebawi Zirkon,Feldspar, Kaolin, Pasir Kuarsa,
Clay (Komoditi Mineral Non Logam) Batu
dan tanah (Komoditas Batuan)
11. Sajad Pasir sungai (Komoditas Batuan)
12. Jawai Pasir Kuarsa, Zirkon, timah (Mineral Non
Logam)
13. Jawai Selatan Pasir Kuarsa, Zirkon, timah (Mineral Non
Logam)
14. Teluk Keramat -
15. Tangaran Pasir Kuarsa, Zirkon ( Mineral Logam)
16. Galing Kaolin, Pasir Kuarsa, Zirkon (Mineral Non
41
No Kecamatan Potensi Mineral dan Batubara
Logam)
17 Sejangkung Pasir Kuarsa, Zirkon (Mineral Non Logam),
Batu dan tanah (Komoditas Batuan)
18 Sajingan Besar Batubara, Emas, Bauksit, Emas (Mineral
Logam), Batu dan tanah (Komoditas
Batuan)
19 Paloh Batubara, Emas, Besi, Titanium, Timah
( Mineral Logam) Pasir Kuarsa, Zirkon,
( Mineral Non Logam), Batu , Batu , dan
Tanah (Komoditas Batuan)
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Sambas

Ideologi

Untuk dapat mengantisipasi kerawanan pada berbagai aspek kehidupan


masyarakat, Polres Sambas harus mampu mendeteksi secara dini agar
dapat mengambil langkah – langkah secara cepat dan tepat. Aspek
kehidupan masyarakat di daerah Kabupaten Sambas dipengaruhi oleh
berbagai kondisi yang berkembang secara nasional maupun regional, yaitu:

a) Penanaman, pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila dan


UUD 1945 tetap disosialiasasikan dan diprogramkan secara
berjenjang dan bertahap oleh Pemda baik untuk wilayah perbatasan,
pedalaman maupun pantai;

b) Adanya masyarakat perbatasan yang berorientasi ke Negara Jiran


(Teluk Melano-Samatan dan Biawak-Lundu / Sarawak) tetapi hal
tersebut lebih didominasi faktor ekonomi dan kekerabatan dan belum
dapat sepenuhnya dikatagorikan sebagai kurangnya semangat
Nasionalisme, secara umum masyarakat perbatasan tetap cinta
Indonesia dan menyeberang ke Negara tetangga hanya mencari
nafkah;

c) Di Kabupaten Sambas sampai dengan saat ini belum ditemukan


adanya gerakan yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang
menuntut / menghendaki untuk mengganti faham Pancasila dan UUD
1945 sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara, seperti
simpatisan ISIS dan Gafatar;

d) Adanya potensi untuk memekarkan kawasan dengan membentuk


kabupaten perbatasan bersama dengan Kecamatan yang ada di
daerah perbatasan;

e) Adanya potensi untuk bergabung dengan Negara Malaysia dengan


mengibarkan bendera Malaysia di pemukiman penduduk disebabkan
kondisi sarana dan prasarana di Kecamatan perbatasan kurang
mendapat perhatian dari Pusat maupun pemerintahan daerah.

Bab I Pendahuluan 42
Politik

1. Agenda Pilkada/ Pilbup dan Pilbup tahun 2020;

2. politisasi permasalahan sosial yang dikaitkan dengan isu SARA;

3. perubahan yang signifikan dalam bidang politik dan pemerintahan


saat ini telah merubah penyelenggaraan pemerintahan di daerah yang
ditandai dengan keberlanjutan proses penyelenggaraan Otonomi
Daerah.

Ekonomi

Besar kecilnya anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sangat


berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian masyarakat. Mulai tahun
2005 penyusunan Rencana APBD (RAPBD) telah menggunakan format dan
struktur baru, yaitu Format Anggaran Terpadu ( Uni fied Budget ) dimana
pengelompokan antara anggaran rutin dan pembangunan di tiadakan.

Pada tahun anggaran 2017 realisasi pendapatan daerah Kabupaten Sambas


mengalami peningkatan sekitar 6,47 persen menjadi 1.629,85 milyar rupiah,
yang terdiri atas bagian pendapatan asli daerah sebesar 196,17 milyar
rupiah, bagian dana perimbangan sebesar 1.227,46 milyar rupiah dan bagian
lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 206,22 milyar rupiah.

Sementara itu realisasi pengeluaran daerah Kabupaten Sambas pada


tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 3,12 persen menjadi 1.638,87
milyar rupiah dari 1.589,22 milyar rupiah pada tahun 2016.

a) meningkatnya perdagangan lintas batas antar negara, yaitu


Indonesia dengan Malaysia.

b) kegiatan perdagangan antarpulau mendorong terjadinya proses


integrasi yang terhubung melalui para pedagang. Proses integrasi
itu juga diperkuat dengan berkembangnya hubungan kebudayaan.
Bahkan juga ada yang diikuti dengan perkawinan.

c) implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai tahun


2015 dengan 4 pilarnya akan membawa konsekuensi bagi dunia
usaha dan kondisi keamanan ketertiban masyarakat di Indonesia
khususnya Kabupaten Sambas dalam perspektif kompetisi
konsekuensi dari terbukanya pasar akibat mobilitas barang / jasa,
arus informasi, teknologi, dan transportasi yang bisa diperoleh
dengan mudah menjadikan munculnya potensi gangguan yang
bersumber dari ekses dinamika positif maupun negatif terhadap
aspek kehidupan masyarakat;

d) Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014


tentang Pemerintah Daerah, maka Bupati dan Walikota tidak bisa

43
lagi mengeluarkan Ijin usaha Pertambangan, dengan tidak adanya
kewenangan Bupati / Walikota dalam pengeluarkan ijin usaha
Pertambangan (IUP) dapat berdampak pada menurunnya PAD di
Kabupaten Sambas;
Gambar 1.3
Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran Kab. Sambas Tahun 2013-2017
(Sumber Data : Badan Keuangan Daerah Kab. Sambas)
Realisasasi Pendapatan Realisasi Pengeluaran
1,800,000,000
1,530,823,553 1,629,851,459
1,600,000,000
1,401,587,117 1,589,219,117 1,638,873,041
1,400,000,000 1,204,137,633 1,421,885,401
1,200,000,000 1,039,619,302 1,174,144,328
Juta Rupiah

1,000,000,000
800,000,000
600,000,000
400,000,000
200,000,000 49,472,308
-
2013 2014 2015 2016 2017
Tahun

a) Perdagangan

Pada tahun 2015 diterbitkan 646 surat izin usaha perdagangan di Kabupaten
Sambas, dimana sebagian besar izin usaha tersebut adalah surat izin untuk
usaha perdagangan kecil dan perdagangan mikro yaitu 60,37 persen dan
35,75 persen. Sedangkan penerbitan surat izin usaha perdagangan
menengah sebanyak 3,71 persen dan perdagangan besar hanya 0,15
persen. Perdagangan antar pulau merupakan salah satu saluran ekspor-
impor Kabupaten Sambas. Untuk menjaga ketersediaan barang maka
sarana penghubung antara daerah penghasil dengan daerah pemasaran
barang harus tetap lancar.

Gambar I.6
Banyaknya Bongkar Muat Melalui Pelabuhan di Kabupaten Sambas (Ton)

Sumber :Buku Kabupaten Sambas Dalam Angka Tahun 2016

b) Perhubungan Bab I Pendahuluan 44


Tabel I.17
Capaian Jumlah Terminal, Dermaga dan Pemasangan Rambu di Kab. Sambas
Tahun 2011 – 2015

CAPAIAN
NO INDIKATOR SATUAN
2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Terminal Unit 6 6 6 6 6
2. Jumlah Unit 101 145 169 196 209
Dermaga/Steigher
3. Jumlah unit 111 175 237 291 371
Pemasangan
Rambu-rambu/RPP
J
Sumber : Buku Evaluasi RPJMD Kab. Sambas Tahun Keempat (Bappeda Kab. Sambas 2016)

Tabel I.18
Sarana dan Prasarana Transportasi di Kabupaten Sambas

satua
JENIS 2014 2015
n
1
Alat Angkutan Pedalaman /Transport Air
.
a. Kapal Motor 66 66 Unit
b. Long Boat 102 127 Unit
c. Kapal Penyeberang 2 2 Unit
2
Transportasi Darat
.
a
Angkutan Jalan
.
- Terminal ( Kelas C) 7 6 Unit
- Jumlah pemasangan rambu- 1.04
306 Unit
rambu. 4
- Jembatan timbang - - Unit
b
Angkutan Penyeberangan
.
- Dermaga
 Komersil 10 10 Unit
 Perintis 4 4 Unit
- Kapal fery 2 2 Unit
3
Transportasi laut Sumber : Dinas
erhubungan, Komunikasi . dan Informatika Kab.
ambas Tahun 2016 a. Pelabuhan 2 2 Unit
b. Jlh menara mercusuar 2 4 Unit

45
1.3 Analisis SWOT
Perumusan isu-isu strategis dilakukan sebagai upaya identifikasi terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pores Sambas. Dalam
mengidentifikasi isu strategis tersebut, terdapat dua garis besar yang perlu

mendapat perhatian, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.


Aspek lingkungan internal mencakup kekuatan dan kelemahan yang
merupakan potensi wilayah Kabupaten Sambas dan perlu penanganan.
Sedangkan aspek lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman yang
mempengaruhi keberhasilan Polres Sambas . Dari perkembangan dan
perubahan lingkungan strategis di Kabupaten Sambas tersebut diatas
dilakukan analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan
Threats), yaitu:

Identifikasi Lingkungan Internal


1. Kekuatan (Strenghts)

1)Polres Sambas memiliki pelaksana tugas sektor wilayah sebanyak 15


Polsek serta 1 Polsubsektor dan 46 Pospol:

Polres Sambas: 3 Polsek Urban;

10 Polsek Rural;

2 Pra Rural;

1 Polsubsektor.

2)Jumlah Personel Polres Sambas pada bulan Oktober tahun 2019


sebanyak 651 personel dan jumlah penduduk Kabupaten Sambas
635.379 jiwa sehingga rasio perbandingan 1 : 809, sedangkan jumlah
PNS Polres Sambas sebanyak 8 personel.

Jumlah personel Polres Sambas sebagai berikut :

(1) Mapolres Sambas Polri : 314 personel; PNS : 4 personel;


(2) Polsek Sambas Polri : 29 personel; PNS : - personel;
(3) Polsek Pemangkat Polri : 37 personel; PNS : 1 personel;
(4) Polsek Paloh Polri : 31 personel; PNS : 1 personel;
Bab I Pendahuluan 46
(5) Polsek Sajingan Besar Polri : 20 personel; PNS : - personel;

(6) Polsek Selakau Polri : 24 personel; PNS : - personel;


(7) Polsek Jawai Polri : 18 personel; PNS : - personel;
(8) Polsek Semparuk Polri : 21 personel; PNS : 1 personel;
(9) Polsek Tebas Polri : 23 personel; PNS : 1 personel;
(10) Polsek Tekarang Polri : 16 personel; PNS : - personel;
(11) Polsek Sejangkung Polri : 17 personel; PNS : - personel;
(12) Polsek Teluk. Keramat Polri : 23 personel; PNS : - personel;
(13) Polsek Galing Polri : 17 personel; PNS : - personel;
(14) Polsek Subah Polri : 17 personel; PNS : - personel;
(15) Polsek Jawai Selatan Polri : 16 personel; PNS : - personel;
(16) Polsek Sajad Polri : 14 personel; PNS : - personel;
(17) Polsubsektor Temajuk : Polri :6; PNS : - personel.
(18) PA/BA/PNS Polri : 10 personil ; PNS: - personil.

3) Kuat Personel Polres Sambas


1. Polri

Jumlah personel Polri Polres Sambas sesuai DSP sebanyak 1.394


personel dan Riil sebanyak 651 personel atau 46,7 % dengan
perincian :
Tabel I.30
No PROSENTASE
PANGKAT DSP RIIL
. (%)
1 AKBP 1 1 100
2 Kompol 7 6 85,7
3 AKP 43 10 23,25
4 Inspektur 256 54 21,09
5 Bintara 1.020 572 56,07
6 Tamtama - - -
Sumber Data : Bag Sumda Polres Sambas

2. PNS

Jumlah personel PNS Polres Sambas sesuai DSP sebanyak 67


personel dan Riil sebanyak 8 personel atau 12% dengan perincian :

Tabel I.31
GOLONGA PROSENTASE
No. DSP RIIL
N (100%)
1 III - 3 -
2 II 67 5 7,5

47
3 I - - -

Bab I Pendahuluan 48
Sumber Data : Bag Sumda Polres Sambas

4)Komposisi Personel Polres Sambas :

I.32

49
No Jenis DIKUM JUMLAH PERSENTASE

1 SD 0 -

2 SMP 1 0,15 %

3 SMA/SMK 590 90,6 %

4 D3 2 0.3

5 STRATA-1 51 7,83 %

6 STRATA- 2 7 1,1 %

No Jenis DIK POLRI JUMLAH PERSENTASE

DIKBANGSPES /
1 2 0,3 %
DIKJUR

2 PELATIHAN 51 8,01%

SATFUNG DAN
No JUMLAH PERSENTASE
POLSEK JJRN

1 BAG OPS 10 43,47%

2 BAG REN 6 50%

3 BAG SUMDA 22 75,86%

4 SAT IK 27 53%

5 SAT RESKRIM 40 60,60%

6 SAT SABHARA 73 58,4%

7 SAT BINMAS 9 49%

8 SAT LANTAS 51 69,86%

9 SAT NARKOBA 14 56%

10 SAT POL AIRUD 13 38,23%

54,1%
11 SAT TAHTI 3

12 SIWAS 4 44,4%

13 SITIKPOL 4 50%

14 SIUM 6 54,54%
Sumber Data :
15 SIKEU 6 66,7% Sumda Polres
Bab I Pendahuluan 50
16 SI PROPAM 8 53,3%
Sambas

5)Jumlah materiil dan fasilitas Polres Sambas dan jajaran adalah:


1) Kendaraan bermotor:
(a) Sedan : BB: 1;
(b) Bus : BB: 2;
(c) Mini Bus : BB: 18, RB 2;
(d) Truck + Attachment : BB: 3, RB:1;
(e) Pick Up : BB: 2; RB: 2;
(f) Sepeda Motor : BB:149, RB:41;
(g) Sepeda Motor Patroli : BB:125;
(h) Mobil Ambulance : BB: 1;
(i) Mobil Unit Monitoring Frekwensi : BB: 1;
(j) Mobil Unit Tahanan : BB: 1;
(k) Kendaraan Water Canon : BB: 2;
(l) Mobil Patroli : BB: 3;
(m) Mobil Unit Penerangan Polri : BB: 1;
(n) Kendaraan Bermotor Khusus lainnya : BB: 2;

2) Kendaraan tak bermotor:


(a) Sedan : BB: 25;

3) Kendaraan air
(a) Kapal C3 : BB: 1;
(b) Speed Boat : BB: 6; RB: 4;
(c) Perahu Karet : BB: 1;
(d) Perahu Kayak : RR: 2;
(e) Perahu Canoe : RR: 2;

4) Alkom
(a) Handy Talky : BB : 350, RR: 60;
(b) Radio Link :BB : 4;
(c) Alat Rx Radio UHF :BB : 13;
(d) Repeater Rx/Tx :BB : 7 ;RB: 1;
(e) Radio mobil UHF : -800mhz BB: 11;
(f) Base Station UHF : -800 mhz BB : 21;

51
(g) Radio HF/SSB :BB: 3 ;
(h) Telephone : BB : 18;
(i) TWR SST 50 : BB : 1;

(j) TWR GWT 60 : BB : 1;


(k) TWR GWT 30 : RR : 1;
(l) CCTV : BB : 40;
(m) Sound System : BB : 33;
(n) Vicon : BB : 1.

5) Senjata Api
(a) Genggam : SP: 52, LP: 291; TLP: 12;
(b) Senpi Bahu : LP: 119;
(c) SMR : LP: 8;
(d) Pistol Gas : LP: 8;
(e) Flash Ball : SP : 24;

6) Alsus
(a) Gergaji Chain Saw : BB : 8;
(b) Tabung Pemadam Api : BB : 23;
(c) Hand Metal Detector : BB : 2;
(d) Handheld Trace Detector : BB : 2;
(e) Tempat Tidur Besi : BB : 60; RB : 20;
(f) Sound System : BB : 33;
(g) Wireless : BB : 2
(h) Megaphone : BB : 82;
(i) Camera Video : BB : 16, RB: 2
(j) Voice Recorder : BB : 5;
(k) Camera Digital : BB : 17;
(l) Wireless Amplifier : BB : 11; RB: 1;
(m) Senter : BB : 16;
(n) Pepper Gun?electric Gun : BB : 2;
(o) Search Light : BB : 6;
(p) Veld bed : BB : 8;
(q) Tenda Pleton : BB : 8;
Bab I Pendahuluan 52
(r) Explosive Detector : BB : 1;
(s) Pakaian Pelindung : BB : 39;
(t) Laser lainnya : BB : 10;
(u) Gas Masker : BB : 234;
(v) Canester : BB : 229;
(w) Anti Riot Shiled/Tameng PHH : BB : 10;
(x) Anti Riot Uniform/Rompi PHH : BB : 65;
(y) Tongkat Polri : BB : 134;
(z) Borgol : BB : 246;
(aa) Rompi dan Pelindung Kaki/Tangan : BB : 176;
(bb) Tongkat Panjang : BB : 30;
(cc) Tameng : BB : 97;
(dd) Helm Dalmas : BB : 161;
(ee) Tali Dalmas : BB : 4;
(ff) Helm Tempur : BB : 110;
(gg) Rompi anti peluru : BB : 274;
Tabel I.33

PERSENTASE
No JENIS RANDIS JUMLAH
YG DIRAWAT

1 RODA 2 275 125 (45%)

2 RODA 4 37 29 (78%)

3 RODA 6 9 8 (89%)

4 SPEED BOAT 10 5 (50%)

5 Perahu Karet 1 0 (0%)

6 Perahu Kayak 2 0 (0%)

7 Perahu Canoe 2 0 (0%)

8 KAPAL C1 1 1 (100%)

Sumber Data : Bag Sumda Polres Sambas

6)Komitmen bersama (MoU) Polres Sambas dengan IPD Lundu Serawak


Malaysia dalam rangka komitmen bersama dalam pencegahan dan
penindakan terhadap kejahatan lintas negara (Transnational Crime);

7)Personel Polres Sambas telah membuat dan menandatangani


komitmen integritas dan zero toleran terhadap penyimpangan;

53
8)Kepecayaan masyarakat Kabupaten Sambas terhadap Polres Sambas
yang terus meningkat merupakan cerminan dari kesadaran
masyarakat untuk peduli kamtibmas dan turut serta berpartisipasi
dalam mendukung pelaksanaan tugas Polri dilapangan;

9) Reputasi baik / kepercayaan Polres Sambas oleh Pemerintah Daerah


Kabupaten Sambas dan masyarakat Kabupaten Sambas dalam
rangka penanganan kasus;

10) Adanya kooordinasi dan kerjasama Polres Sambas dengan instansi


terkait dan masyarakat dalam menghadapi tantangan tugas Polri
untuk menciptakan keamanan dan ketertiban yang kondusif.

11) Komitmen Polres Sambas untuk meningkatkan profesionalisme


anggota melalui pendidikan baik formal maupun non formal dan
memberantas tindak pidana 4 jenis kejahatan (kejahatan
konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan
negara dan kejahatan berimplikasi kontijensi) dan kasus – kasus yang
menjadi atensi Pimpinan Polri.

2. Kelemahan( Weaknesses )
a. Polres Sambas belum maksimal dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat sampai pada komunitas terkecil dikarenakan :

1)Di Kabupaten Sambas jumlah Kecamatan sebanyak 19 namun masih


terdapat 4 Kecamatan yang belum memiliki Polsek :
(b) Kecamatan Sebawi;
(c) Kecamatan Tangaran;
(d) Kecamatan Selakau Timur;
(e) Kecamatan Salatiga.

Jumlah desa di Kabupaten Sambas sebanyak 193 desa, namun


Jumlah Bhabinkamtimas Polres Sambas baru terpenuhi 137
personil (71%).
b. Belum optimalnya pelaksanaan program Perpolisian Masyarakat
(Polmas) sehingga masih sangat diperlukan peningkatan peran serta
masyarakat untuk berpartisipasi dalam rangka pelaksanaan tugas
pokok Polri dilapangan;
c. Panjangnya garis perbatasan wilayah Sambas–Indonesia dengan
Serawak–Malaysia yaitu ± 97 Km yang memerlukan pengamanan dari
Polri, namun Polres Sambas baru memiliki 1 Polsubsektor Temajuk
Kecamatan Paloh dan 1 regu Brimobda di Kecamatan Sajingan Besar;
d. Kuantitas personil yang sudah mengikuti Dikbangspes / Dikjur masih
rendah (22,2%) dan Dikum secara umum yang sudah Strata Satu/S1
masih minim (9,1%);
e. Masih berat untuk menyesuaikan kemajuan teknologi yang semakin
Bab I Pendahuluan 54
pesat dalam keseimbangan pola kejahatan yang semakin maju dan
canggih;
f. Kultur budaya organisasi Polri termasuk di Polres Sambas belum
menunjukan kemajuan yang optimal dengan indikasi masih
terdapatnya anggota Polres Sambas yang menyalahgunakan
wewenang;

g. Kualitas pelayanan Polres Sambas kepada masyarakat masih perlu


ditingkatkan baik dari kualitas pelayanan, jenis pelayanan dan waktu
pelayanan yang memerlukan dukungan sarana dan prasarana yang
memadai dan dukungan teknologi informasi.

Identifikasi Lingkungan Eksternal


1. Peluang (Opportunities)
a) Situasi wilayah dan masyarakat Sambas yang kondusif;
b) Kebijakan Pemerintah Pusat yang memprioritaskan pembangunan di
wilayah perbatasan dan arah bijak Pemerintah Daerah untuk wilayah
perbatasan dan wilayah pedalaman sedang berjalan;
c) Kebijakan revolusi mental untuk mewujudkan good government, clean
governance, anti korupsi dan pelayanan publik yang prima;
d) Peningkatan anggaran operasional Kepolisian dan peningkatan
kesejahteraan dari tunjangan kinerja;
e) Adanya dukungan dari masyarakat Kabupaten Sambas kepada Polres
Sambas dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat Sambas dalam bentuk Hibah antara lain:
Tabel I.34

NO JENIS HIBAH KETERANGAN

1 Water Pump dan Hibah dari Efendi Basuki 12 Unit


Pressure Sprayer Water Pump dan 35 Unit
Pressure Sprayer Tahun 2016

2 Finger Print Hibah dari Wahyu Cahyono


Scanner Sidik Jari sebanyak 23 Unit Tahun 2016
Merk Solution
X100-C

3 Bangunan / Hibah dari Abas Yacob Tahun


Kantor Si Propam 2016
Polres Sambas

55
4 Tanah Hibah dari AB Gafur Tahun 2017
Polsubsektor
Temajuk Polsek
Paloh

5 Tanah Surau Hibah dari Irhanto Tahun 2017


Polsek Galing

6 Brandkas Merk Hibah dari Hartono Tahun 2017


Cassa

7 Renovasi Hibah dari LIE SUN PHIN Tahun


Bangunan Pos Pol 2019
Sebangkau Polsek
Pemangkat

8 Gedung Garasi Hibah dari WITONO


Permanen Sat ERYAWIJAYA Tahun 2019
Sabhara

f) Adanya kepercayaan masyarakat terhadap Polres Sambas dalam


bentuk partisipasi aktif berupa saran dan masukan serta informasi
gangguan Kamtibmas melalui layanan pesan singkat maupun secara
langsung melalui nomor handphone para pejabat utama Polres Sambas
dan para Kapolsek;
g) Makin aktifnya kontrol eksternal dari DPRD dan LSM yang merupakan
bentuk kepedulian masyarakat terhadap Kinerja Polri dan sebagai
evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Polri dilapangan;
h) Adanya atensi pemerintah daerah tentang prioritas perencanaan
pembangunan diwilayah perbatasan;
i) Pelaksanaan program Reformasi Birokrasi Polri di Polres Sambas yang
secara terus menerus berlanjut merupakan upaya percepatan
pencegahan korupsi melalui program pembangunan Zona Integritas (ZI)
menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBBM), hal ini memberikan peluang bagi Polri untuk dapat
melanjutkan Reformasi Birokrasi Polri yang mencakup aspek Struktural,
Instrumental dan khususnya aspek Kultural.

2. Ancaman (Threats)

a) Angka pelanggaran hukum dan indikator kriminalitas yang terjadi


diwilayah hukum Polres Sambas terutama rawan terhadap kejahatan
Bab I Pendahuluan
lintas negara (Transnational Crime) meliputi : 56
b) pelanggaran lintas batas orang dan barang.
c) trafficking in person.
d) penyelundupan hasil hutan dan hasil perkebunan.
e) penyelundupan kendaraan.
f) illegal logging, illegal mining, illegal trading dan illegal fishing;
g) pengaruh budaya / adat istiadat.

h) Wilayah Kabupaten Sambas yang memiliki pantai sepanjang ± 128,5


Km yang merupakan corong barat pertahanan Indonesia bagian Barat
serta laut yang demikian luas juga menimbulkan kerawanan tersendiri,
karena dapat mengakibatkan terjadinya pencurian ikan dan hasil laut
lainnya, penyelundupan, imigran gelap dan rawan akses peredaran
gelap Narkoba;
i) Kerusuhan antar etnis, khususnya antara suku Dayak, Melayu dan
Jawa yang masih mungkin terjadi juga merupakan kerawanan yang
perlu diwaspadai. Demikian juga kontinjensi lainnya yang berkaitan
dengan unjuk rasa dari mahasiswa, LSM, buruh, kelompok islam
tertentu memerlukan kesiapan dan kewaspadaan aparat Kepolisian
secara berlanjut;
j) Sulitnya masyarakat perbatasan (Sambas – Serawak) untuk
mengakses informasi baik media cetak maupun elektronik dari dalam
negeri dan sangat mudahnya masyarakat perbatasan mengakses
informasi dari Serawak akan berdampak negatif terhadap wawasan
kebangsaan dan lunturnya nilai-nilai nasionalisme kebangsaan,
sehingga berpotensi menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa;
k) Makin berkembangnya wilayah perbatasan yang ditandai dengan
diresmikannya PLBN Aruk di Kecamatan Sajingan Besar Polres
Sambas tidak menutup kemungkinan dimanfaatkan jaringan teroris dan
narkoba sebagai jalur alternatif untuk masuk ke wilayah Indonesia;
l) Masih adanya pulau-pulau kecil tidak berpenghuni sehingga rawan
terjadinya tindak kejahatan dan sengketa;
m) Adanya perbedaan status sosial dan ekonomi yang mencolok
antara masyarakat Sambas - Indonesia di perbatasan dengan
masyarakat negara tetangga Serawak – Malaysia, sehingga
memberikan pengaruh psikologis bagi masyarakat perbatasan yang
akhirnya timbul kecemburuan sosial dan mendorong masyarakat
perbatasan untuk melakukan kegiatan yang menyimpang dan
melanggar hukum;
n) Masalah perkebunan kelapa sawit berpotensi menimbulkan konflik,
dikarenakan lahan perkebunan yang digunakan sesuai izin yang
dikeluarkan oleh pemerintah masuk dalam wilayah hutan masyarakat /
tanah adat dan ketidakadilan dalam proses pembagian kebun plasma;
o) Cyber crime dan permasalahan di media sosial tentang ujaran
kebencian yang dapat menimbulkan konflik sosial.

57
1.4 Identifikasi Masalah
Berkembangnya lingkungan strategis yang berdampak pada
meningkatnya potensi ancaman dan gangguan keamanan dalam bentuk
kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan merugikan
kekayaan negara dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi serta makin
tingginya tuntutan masyarakat terhadap profesionalisme Polri, maka tugas
Polres Sambas pada tahun 2021 diprediksi akan semakin berat, dengan
identifikasi masalah sebagai berikut :

a) Kualitas Pelayanan Publik di Polres Sambas terus ditingkatkan untuk


menghindari terjadinya pungutan liar melalui sistem pelaporan dan
pelayanan publik yang berbasis teknologi modern;
b) Pencegahan yang proaktif terhadap potensi kejahatan dan gangguan
kamtibmas di wilayah hukum Polres Sambas terus ditingkatkan melalui
penguatan kemampuan deteksi aksi intelijen dan pemantapan Polmas
dalam rangka menghadapi agenda besar Pilbup 2020;
c) Penegakan hukum dan pemetaan kejahatan siber berupa penipuan
online, pornografi anak dan pencurian data melalui akses illegal harus
ditingkatkan Polres Sambas untuk mendorong terciptanya bentuk-
bentuk produksi konten kreatif, narasi perdamaian dan merawat ke-
bhinekaan di media sosial;
d) penanganan kasus yang menjadi sorotan publik dan tidak ditangani
secara optimal, akan menjadi tuntutan dari masyarakat melalui aksi-aksi
demonstrasi / unjuk rasa / hearing;
e) Kesejahteraan aparatur Polres Sambas di wilayah perbatasan
Serawak merupakan Lokasi Prioritas (Lokpri) masih terbatas sehingga
memerlukan kajian dan usulan untuk peningkatan tunjangan,
pemenuhan rumah dinas, pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja
secara bertahap;
f) Penguatan pengawasan internal masih perlu ditingkatkan dengan
mengefektifkan mengoptimalkan kegiatan Wasrik dan kerjasama
dengan pengawas eksternal untuk mewujudkan pelayanan Polres
Sambas yang bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme;
g) Pengembangan aparatur Polres Sambas yang fokus untuk
meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan kompetensi masih belum
optimal sehingga perlu peningkatan kualitas dan kuantitas keikuterserta
dalam pengiriman personil untuk Pelatihan dan Dikbangspes serta
pembinaan karier yang bersih dari praktik kolusi, korupsi dan nepotisme;
h) Masih adanya potensi pertambangan tanpa ijin, illegal logging,
penyelundupan barang dan orang di wilayah Sambas;
i) Masalah perkebunan kelapa sawit berpotensi menimbulkan konflik,
Bab I Pendahuluan 58
dikarenakan lahan perkebunan yang digunakan sesuai izin yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah masuk dalam wilayah hutan
masyarakat / tanah adat dan ketidakadilan dalam proses pembagian
kebun plasma.
Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan

Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan


Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Strategi
Sasaran Strategis

“Strategi adalah sarana bersama dengan


tujuan jangka panjang yang hendak dicapai”

59
2.1Visi Polres sambas
Visi Polres Sambas mengacu pada visi Polda Kalbar yang menetapkan visi
organisasi sampai dengan tahun 2024, yaitu:

“Terwujudnya Kabupaten Sambas yang Aman dan Tertib”


Penjelasan kata-kata kunci dari kalimat visi tersebut mengandung
beberapa makna, yakni:
1. Kabupaten Sambas menjadi Kabupaten yang aman, bebas dari
segala bentuk ancaman.
2. Kabupaten Sambas menjadi Kabupaten yang tertib.

2.2Misi Polres Sambas


Mengacu pada misi Polda Kalbar, maka misi Polres Sambas sampai
dengan tahun 2024, yaitu:

Melindungi, Melayani, dan Mengayomi Masyarakat

Dalam mewujudkan visi Polres Sambas, maka 3 (tiga) hal inilah yang harus
dilakukan. Oleh karena itu, misi Polres Sambas tersebut memiliki makna
sebagai berikut:

Melindungi. Dalam hal melindungi, banyak hal yang yang


memerlukan perlindungan. Tetapi Polri bertugas melindungi keselamatan
jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan
ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan
pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Melayani. Melayani kepentingan masyarakat di seluruh Kalimantan


Barat, memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat sesuai
kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian.

Mengayomi. Polisi selalu berusaha untuk memberikan contoh yang


terbaik pada masyarakat, agar masyarakat bisa menjadi pribadi yang jauh
lebih baik lagi. Jika apa yang sudah dilakukan oleh seorang polisi
semaksimal mungkin kalau dari kemauan masyarakat itu sendiri kurang,
maka akan percuma saja apa yang sudah dilakukan oleh seorang polisi.
Dan masyarakat akan terus berfikir bahwa seorang polisi tidak bisa
mengayomi masyarakat.

2.3Tujuan Polres Sambas


Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 60
Strategis
Berdasarkan visi dan misi Polda Kalbar, maka tujuan Polres Sambas
adalah sebagai berikut:
1. Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di
seluruh wilayahKabupaten Sambas;
2. Menegakkan hukum berkeadilan;
3. Mewujudkan Polres Sambas yang profesional;
4. Modernisasi pelayanan Polres Sambas;
5. Menerapkan manajemen Polres Sambas yang terintegrasi dan
terpercaya.
2.4Sasaran Strategis Polres Sambas
1. Stakeholder Perspective
Sudut pandang ini menjabarkan pencapaian impact yang diharapkan
dengan sasaran impact (SI) adalah ”Terwujudnya Keamanan dan
Ketertiban Kabupaten Sambas”. Keberhasilan sasaran strategis ini
diukur dengan indikator kinerja utama yaitu Indeks Keamanan dan
Ketertiban Kabupaten Sambas. Indikator Kinerja Utama (IKU) Polres
Sambas dibangun dengan 3 Indikator Kinerja Pendukung (IKP) pada
Internal Process Perspective.

2. Internal Process Perspective


Sudut pandang proses internal merupakan jabaran dari misi Polri
LinYanYom (Melindung, Melayani, Mengayomi) Masyarakat. Terdapat
tiga sasaran strategis antara lain :
a) Sasaran strategis kesatu (SS1) yaitu ”Terwujudnya Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kabupaten Sambas”, di
mana keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan indikator
kinerja Indeks Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
(Harkamtibmas).
b) Sasaran strategis ketiga (SS2) yaitu ”Terselenggaranya Layanan
Publik Polres Sambas yang Prima”, di mana keberhasilan sasaran
strategis ini diukur dengan indikator kinerja Indeks Kepuasan
Layanan Kepolisian.
c) Sasaran strategis kedua (SS3) yaitu ”Terwujudnya Penegakkan
Hukum secara Berkeadilan”, di mana keberhasilan sasaran
strategi ini diukur dengan indikator kinerja Indeks Penegakan
Hukum (Gakkum).

3. Innovation Perspective
Sudut pandang inovasi merupakan kumpulan sasaran strategis yang
merupakan pendorong agar seluruh sasaran strategis di atas dapat
tercapai. Semangat inovasi di tubuh Polri ini terdiri dari enam sasaran
strategis antara lain :

a. Sasaran strategis keempat (SS4) yaitu ”Terwujudnya SDM Polres


Sambas yang Profesional”, di mana keberhasilan sasaran

61 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran


Strategis
strategis ini diukur dengan indikator kinerja:
1) Indeks Profesionalitas SDM Polres Sambas.
2) Indeks Kompetensi Diklat SDM Polres Sambas.
b. Sasaran strategis kelima (SS5) yaitu “Modernisasi Teknologi”, di
mana keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan indikator
kinerja:
1) Persentase Satker yang memenuhi Alkom.
2) Persentase Satker yang memiliki Almatsus Polres Modern
dan Memadai.
3) Persentase ketepatan waktu melakukan perawatan Alkom.
4) Persentase pemenuhan pembangunan bangunan Polres.
5) Persentase pemenuhan ketersediaan ADK pada Almatsus
Polres.
c. Sasaran strategis keenam (SS6) yaitu “Eefektivitas operasional”,
di mana keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan
indikator:
1) Jumlah kerjasama dengan instansi dan pemerintah;
2) Jumlah kerjasama dengan luar negeri;
3) Jumlah kerjasama keamanan dengan komponen
masyarakat.
d. Sasaran strategis kedelapan (SS7) yaitu “Terwujudnya Good
Governance dan Clean Govemment”, di mana keberhasilan
sasaran strategis ini diukur dengan indikator kinerja :
1) Nilai SAKIP.
2) Opini BPK atas LK.
3) Nilai Reformasi Birokrasi.
e. Sasaran strategis kesembilan (SS8) yaitu “Terwujudnya
Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran”, di mana keberhasilan
sasaran strategis ini diukur dengan indikator kinerja Nilai Kinerja
Anggaran.
f. Sasaran strategis kesepuluh (SS9) yaitu “Terwujudnya Regulasi
dan Sistem Pengawasan yang Efektif”, di mana keberhasilan
sasaran strategis ini diukur dengan indikator kinerja :

1) Presentase penanganan pengaduan masyarakat.


2) Presentase penyelesaian masalah hukum yang dihadapi
Polri.

Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 62


Strategis
Bab III Arah Kebijakan,
Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi,
dan
Strategi, Kerangka Regulasi,
Kerangka Kelembagaan
dan Kerangka Kelembagaan

“Baik Menjadi Orang Penting, tapi Lebih Penting


Menjadi Orang Baik.”

63 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran


Strategis
Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Imam Santoso

62
Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan
kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan
keamanan dalam berbagai bentuk kejahatan dan potensi konflik horisontal
akan meresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman masyarakat.
Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman bagi masyarakat
merupakan syarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai
bidang.

1. Keamanan nasional diwujudkan melalui keterpaduan pembangunan


pertahanan, pembangunan keamanan dalam negeri, dan
pembangunan keamanan sosial yang diselenggarakan berdasarkan
kondisi geografi, demografi, sosial, dan budaya serta berwawasan
nusantara.

2. Pembangunan pertahanan yang mencakup sistem dan strategi


pertahanan, postur dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI,
pengembangan teknologi pertahanan dalam mendukung ketersediaan
Alutsista, komponen cadangan, dan pendukung pertahanan diarahkan
pada upaya terus menerus untuk mewujudkan kemampuan
pertahanan yang melampaui kekuatan pertahanan minimal agar
mampu menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keselamatan
bangsa serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang meliputi wilayah darat yang tersebar dan beragam termasuk
pulau-pulau terluar, wilayah yurisdiksi laut hingga meliputi Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan landasan kontinen, serta
ruang udara nasional. Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut
terus ditingkatkan agar memiliki efek penggentar yang disegani untuk
mendukung posisi tawar dalam ajang diplomasi.

3. Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerus


disempurnakan untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta
berdasarkan kapabilitas pertahanan agar secara simultan mampu
mengatasi ancaman dan memiliki efek penggentar. Dalam sistem
pertahanan semesta tersebut, pertahanan nasional akan didesain
agar mempunyai kemampuan menangkal ancaman di wilayah terluar
Indonesia dan kemampuan untuk mempertahankan wilayah daratan
serta mengawasi dan melindungi wilayah yurisdiksi laut Indonesia dan
ruang udara nasional.

63 Bab IV Target Kinerja dan Kerangka


Pendanaan
4. Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan negara
dalam kerangka basis strategi teknologi, dan pembiayaan terus
ditingkatkan dalam proses yang bersifat kontinyu maupun terobosan.
Peningkatan kemampuan komponen dukungan pertahanan tersebut
meliputi penguasaan kemampuan pemanfaatan kondisi sumber daya
alam dan buatan, sinkronisasi pembangunan sarana dan prasarana
nasional terhadap kepentingan pertahanan, partisipasi masyarakat
madani dalam penyusunan kebijakan pertahanan, komponen bela
negara masyarakat, dukungan mutualisme industri pertahanan
nasional secara langsung maupun kemampuan konversi industri,
serta keberlanjutan pembiayaan melalui rekayasa keuangan.

5. Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam


upaya melindungi sumber daya laut bagi kemakmuran sebesar-
besarnya rakyat. Perlindungan terhadap wilayah yurisdiksi laut
Indonesia dilakukan dengan meningkatkan kekuatan dan kemampuan
pertahanan untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum
internasional serta meningkatkan kemampuan deteksi dan
penangkalan di laut. Perlindungan wilayah yurisdiksi udara Indonesia
ditingkatkan sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan nasional
secara menyeluruh dengan membangun sistem pemantauan dan
deteksi nasional di wilayah udara serta meningkatkan kemampuan
menangkal penerbangan illegal.

6. Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan


profesionalisme Polri beserta institusi terkait dengan masalah
keamanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka
mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib
dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Peningkatan
profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunan kompetensi
pelayanan inti, perbaikan rasio polisi terhadap penduduk, pembinaan
sumber daya manusia, pemenuhan kebutuhan alat utama, serta
peningkatan pengawasan dan mekanisme kontrol lembaga kepolisian.
Arah pengembangan organisasi dan fungsi kepolisian disesuaikan
dengan perubahan kondisi lingkungan strategis faktor pengendali
utamanya adalah antisipasi perkembangan karakter kewilayahan dan
faktor-faktor demografis. Profesionalisme sumber daya manusia
kepolisian ditingkatkan melalui penyempurnaan seleksi, perbaikan
pendidikan dan pelatihan, dan pembangunan. Peningkatan
profesionalisme tersebut diikuti oleh peningkatan bertahap
kesejahteraan aparat kepolisian.

Bab IV Target Kinerja dan Kerangka 64


Pendanaan
7. melalui kenaikan penghasilan, penyediaan dan fasilitasi rumah tinggal,
jaminan kesehatan, dan tunjangan purna tugas. Peran serta
masyarakat dalam penciptaan keamanan masyarakat akan dibangun
melalui mekanisme pemolisian masyarakat. Pemolisian masyarakat
berarti masyarakat turut bertanggung jawab dan berperan aktif dalam
penciptaan keamanan dan ketertiban dalam bentuk kerja sama dan
kemitraan dengan polisi dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

8. Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen


dalam mendeteksi, melindungi, dan melakukan tindakan pencegahan
berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang
berpengaruh terhadap kepentingan keamanan nasional.

Arah Kebijakan dan Strategi Polres Sambas


Tujuan 1 : Menjamin Terpeliharanya Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di
Seluruh Wilayah Kabupaten Sambas

Sasaran
Arah Kebijakan Strategi
Strategis
Terwujudnya pemeliharaan Keamanan Peningkatan kehadiran Polri  Meningkatkan infrastruktur,
dan Ketertiban Kabupaten pada 1 PLBN (Pos Lintas SDM, dan pelayanan
Sambas Batas Negara). operasional Polri pada wilayah
Lokasi prioritas dan PLBN (Pos
Lintas Batas Negara).
 Meningkatkan pelacakan dan
penangkalan terhadap keluar
masuknya orang dan barang
di wilayah PLBN (darat dan
laut).
Pencegahan dan  Memetakan potensi terorisme,
penanggulangan aksi radikal, konflik sosial, dan
terorisme, aksi radikal, gangguan kamtibmas lainnya.
konflik sosial dan gangguan  Melakukan Lidik pamgal dan
kamtibmas lainnya binluh terfokus kepada potensi
terorisme, aksi radikal, konflik
sosial dan gangguan
kamtibmas lainnya.
 Meningkatkan efektivitas
penanggulangan terorisme,
aksi radikal, konflik sosial dan
gangguan kamtibmas lainnya.
 Memperkuat sistem
managemen pengamanan
obvitnas dan obvit lainnya.
Meningkatkan keamanan laut  Meningkatkan patroli perairan
dan udara dalam mendeteksi
dan mengungkap kejahatan di
laut

 Memberdayakan masyarakat

65
pesisir dalam pengamanan
laut
Peningkatan disiplin berlalu  Meningkatkan kesadaran dan
lintas disiplin dalam berlalu lintas
Peningkatan desa/kelurahan  Menggerakkan stakeholder
sadar kamtibmas terkait, Toga dan Tomas dalam
mewujudkan desa/kelurahan
sadar Kamtibmas.
 Partnership potensi
masyarakat sadar kamtibmas
dalam cegah tangkal
kamtibmas dan gakkum
terbatas

Tujuan 2: Modernisasi Pelayanan Kabupaten Sambas

Sasaran
Arah Kebijakan Strategi
Strategis
Terselenggaranya layanan Peningkatan pelayanan  Meningkatkan inovasi
publik Polres Sambas yang prima dan kedekatan pelayanan Polres Sambas.
prima dengan masyarakat
 Meningkatkan pendekatan
personal dan keterlibatan pers
Polres Sambas dalam berbagai
acara sosial kemasyarakatan.
Modernisasi sarana dan Modernisasi sarana dan  Memetakan prioritas dan
prasarana sesuai teknologi prasarana Polres Sambas kebutuhan sarana dan
terkini prasarana
 Modernisasi sarana dan
prasarana operasional dan
pelayanan Polres Sambas

Tujuan 3 : Menegakkan Hukum secara Berkeadilan

Sasaran
Arah Kebijakan Strategi
Strategis
Terwujudnya penegakkan hukum Peningkatan pengungkapan  Meningkatkan kapasitas dan
secara berkeadilan kasus Narkoba, siber, kapabilitas penyidik.
korupsi dan kasus atensi
 Meningkatkan kerjasama
publik
internasional
 Mempercepat pengungkapan
kasus dan penyelesaian
perkara tindak pidana
Narkoba, siber, korupsi dan
kasus atensi publik
Pemetaan tindak kejahatan  Memperkuat kapabilitas dan
yang melibatkan kompetensi dalam
perempuan dan anak perlindungan perempuan dan

66
anak

Tujuan 4: Mewujudkan Polri yang Profesional

Sasaran
Arah Kebijakan Strategi
Strategis
Terwujudnya manajemen Peningkatan kepercayaan  Mengelola media
media publik melalui manajemen konvensional
dan pengelolaan informasi Media  dan media sosial secara
yang handal efektif dalam membangun
kepercayaan publik.
 Menetralisir berita negatif
yang dapat mengganggu
kamtibmas.
Penguatan Sistem  Melakukan pemutakhiran
Informasi Polres Sambas data kepolisian secara akurat
berbasis big data dan tepat waktu.
 Mengintegrasikan sistem
informasi kepolisian dari
tingkat Polres sampai tingkat
Polsek.
Terwujudnya SDM Polri yang Peningkatan kualitas SDM  Melakukan reformasi
profesional Polres Sambas  pengelolaan SDM secara
profesional
 Meningkatkan mutu
pendidikan dan pelatihan
Polri.
 Meningkatkan kesejahteraan
SDM.

Tujuan 5 : Menerapkan Manajemen Polri yang Terintegrasi dan Terpercaya

Sasaran
Arah Kebijakan Strategi
Strategis
Terwujudnya good governance Reformasi Kelembagaan  Meningkatkan reformasi
clean govermment dan Birokrasi Polri kelembagaan dan birokrasi
Polri yang andal.
 Membangun sistem yang
memastikan penerapan nilai-
nilai dan kode etik Polri.
 Meningkatkan manajemen
kinerja Polri dari tingkat
Mabes sampai dengan
Polsek
Terwujudnya regulasi dan sistem Penguatan regulasi Polri  Memperkuat kerangka

67
pengawasan yang efektif regulasi Polri
 Memperkuat dukungan
dalam memastikan
terlaksananya fungsi hukum
secara efektif
Terwujudnya profesional SDM Peningkatan kualitas SDM  Melakukan reformasi
Polres Sambas Polres Sambas  pengelolaan SDM secara
profesional
 Meningkatkan mutu
pendidikan dan pelatihan
Polri.
 Meningkatkan kesejahteraan
SDM.
Terwujudnya Akuntabilitas Peningkatan nilai kinerja  Melakukan monev setiap
pengelolaan anggaran anggaran (IKPA) bulan pada Satker dan satwil
jajaran Polres Sambas.

68
Bab IV Target Kinerja dan
Bab IV Target Kinerja dan Kerangka
Pendanaan
Kerangka Pendanaan

“Anggaran yang
dikelola dengan baik
tidak hanya
mencerminkan kualitas
ekonomi yang baik,
tapi
mencerminkan martabat
suatu bangsa yang baik.”

Sri Mulyani
Sri Mulyani Indrawari

69
70
PETA STRATEGI POLRES SAMBAS 2020-2024

PETA STRATEGI POLRES

71
Target Kinerja
Untuk mewujudkan visi dan misi Kepolisian Resor
Sambas, serta mendukung tercapainya kebijakan pada
level daerah, Kepolisian Resor Sambas menetapkan 5
(lima) tujuan dan telah dilengkapi dengan 9 (sembilan)
sasaran strategis, yang merupakan kondisi yang ingin
dicapai secara nyata oleh Kepolisian Resor Sambas dan
mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil
(outcome) dari satu atau beberapa Program. Adapun
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya,
setiap sasaran strategis Indikator Kinerja Utama.

Tabel IV-1 Indikator Kinerja dan Target

Sasaran Strategis Indikator Kinerja TARGET Penanggung


2020 2021 2022 2023 2024 Jawab Data
SI Terwujudnya IKU1 Indeks 76,94 77,11 77,11 78,42 80,03
Keamanan dan Keamanan dan
Seluruh Satker
Ketertiban Ketertiban
Kabupaten Kabupaten
SS1 Terwujudnya IKP1 Indeks 53,40 56,87 55,70 56,29 58,38 Sat Intel, Sat
Pemeliharaan Harkamtibmas Sabhara, Sat
Keamanan dan Lantas, Bag Ops,
Ketertiban Sat Reskrim dan
Masyarakat Sat Narkoba,
Satpolair
SS2 Terselenggarany IKP2 Indeks 92,65 92,83 92,14 94,42 96,21 Sat Lantas dan
a layanan publik Kepuasan Sat Intel
Polres Sambas Layanan
yang Prima Kepolisian
(IKLK)
SS3 Terwujudnya IKP3 Indeks 88,85 89,85 90,22 90,66 90,99 Bag ops, Sat
penegakan Gakkum Reskrim dan Sat
hukum secara Narkoba
berkeadilan
SS4 Terwujudnya IKP4 Indeks 89,02 90,65 92,67 95,05 97,27 Bagsumda
SDM Polres Profesionalitas 5 5 5
Sambas yang SDM Polres
profesional Sambas
IKP5 Usulan 38,4 38,4 39,2 39,2 40 Bagsumda
anggota yang
akan diikutkan
dalam Dik
SS5 Modernisasi IKP6 Persentase 100 100 100 100 100 Sitipol dan
sarana dan Satfung yang Logistik
prasarana sesuai memenuhi
teknologi terkini Alkom
IKP7 Persentase 16,7 16,7 16,7 16,7 16,7 Sitipol dan
Satfung Polri % % % % % Logistik
yang memiliki

72
almatsus Polri
modern dan
memadai
IKP8 Persentase 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 Sitipol dan
ketepatan % % % % % Logistik
waktu
melakukan
perawatan
Alkom
SS6 Efektifitas IKP11 Jumlah Kerma 15 15 15 15 15 Bagops dan
Operasional Instansi dan Satbinmas
Pemda
IKP13 Jumlah Kerma 8 8 8 8 8 Bagops dan
keamanan Satbinmas
dengan
komponen
masyarakat
Sasaran Strategis Indikator Kinerja TARGET Penanggung
2020 2021 2022 2023 2024 Jawab Data
SS7 Terwujudnya IKP14 Nilai SAKIP 75,37 75,71 76,04 76,58 76,96
Good Governace Bagren
dan penguatan
kelembagaan IKP16 Nilai Reformasi 82 83 86 88 89 Bagren
Birokrasi
SS8 Terwujudnya IKP17 Indikator 95 95,5 96 96,5 97 Bagren
pengelolaan Kinerja
anggaran yang Pengguna
akuntabel Anggaran
(IKPA)
SS9 Terwujudnya IKP18 Persentase 100 100 100 100 100 Siwas dan
regulasi penanganan Propam
pengawasan pengaduan
yang efektif masyarakat
IKP19 Persentase 10 11 12 14 15 Siwas dan
permasalahan Propam
hukum yang
dihadapi Polri

73
MANUAL INDIKATOR KINERJA POLRES SAMBAS 2020-2024
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
STAKEHOLDER
PERSPECTIVE
Pemeliharaan Indeks Keamanan
SI Keamanan dan IKU dan Ketertiban 76,94 77,11 77,11 78,42 80,03
Ketertiban Kabupaten Kabupaten

Nama Unit POLRES SAMBAS

Kode Indikator IKU1

Keamanan dan Ketertiban


Sasaran Strategis Kabupaten

Indeks Keamanan dan Ketertiban


Nama Indikator Kabupaten

Polarisasi Indikator Maksimal

Indeks Keamanan dan Ketertiban Kabupaten merupakan nilai rata-


rata dari total per tahun Indeks Harkamtibmas, Indeks Kepuasan
Layanan
Polres, dan Indeks Penegakan Hukum
Definisi Indikator

(Indeks Harkamtibmas x bobot) + (Indeks Layanan Kepuasan


Polres x
bobot)+ (Indeks Penegakan Hukum x
bobot)

Formula Indikator

Satuan pengukuran Skor Indeks

Penanggung jawab
Indikator Seluruh Satker

Sumber data Indikator Seluruh Satker

Tahuna
Periode pelaporan n

74
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
Pemeliharaan
Keamanan dan Indeks
SS1 IKP1 53,40 56,87 55,70 56,29 56,38
Ketertiban Harkamtibmas
Masyarakat

Nama Unit POLRES SAMBAS

Kode Indikator IKP1

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban


Sasaran Strategis Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Polarisasi Indikator Maksimal

Indeks Harkamtibmas merupakan ukuran kinerja keseluruhan


daripada
sasaran strategis Polres Sambas terkait Pemeliharaan Keamanan
dan
Ketertiban Masyarakat. Indeks ini terdiri dari penghitungan
enam
komponen sebagai berikut:

1. Rasio Potensi Gangguan


Definisi Indikator 2. Response Time
3. Tingkat Keberhasilan Penanganan
Konflik
4. Indeks Keselamatan di Jalan
5. Crime Rate
6. Crime Clock

75
∑ elemen yang sudah dibobotkan

Formula Indikator

Satuan pengukuran Skor Indeks


Penanggung jawab
Indikator Sat Intel, Sat Sabhara, Sat Lantas, Bag Ops, Sat Reskrim dan Sat Narkoba.

Sumber data Indikator Sat Intel, Sat Sabhara, Sat Lantas, Bag Ops, Sat Reskrim dan Sat Narkoba.

Periode pelaporan Tahunan

76
Target
Komponen Indeks Indikator Kinerja Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
Rasio Potensi
Indeks Harkamtibmas IKP1 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
Gangguan

Nama Unit POLRES SAMBAS

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban


Sasaran Strategis Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Maksima
Polarisasi Indikator l

Yang termasuk dalam potensi gangguan adalah situasi-situasi atau


kondisi
yang merupakan akar masalah dan/atau faktor stimultan (pencetus)
yang
berkorelasi erat terhadap timbulnya ambang gangguan kamtibmas.
Potensi
gangguan ini nantinya dapat naik ke level selanjutnya, yaitu Gangguan
Definisi Indikator Nyata.
Gangguan nyata sendiri merupakan gangguan berupa kejahatan,
pelanggaran
hukum atau bencana yang dapat menimbulkan kerugian harta benda
atau
jiwa raga, maupun kehormatan

Gangguan nyata dibandingkan dengan potensi


Formula Indikator gangguan

Satuan pengukuran Nilai

Penanggung jawab
Sat Intel
Indikator
Sumber data
Indikator Sat Intel

Periode pelaporan Tahunan

77
Target
Komponen
Indeks Indikator Kinerja Utama
2020 2021 2022 2023 2024

INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE

85,7
Indeks Harkamtibmas IKP1 Response Time 57,14 71,43 71,43 71,43 1

Nama Unit Polres Sambas

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban


Sasaran Strategis Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Polarisasi Indikator Maksimal

Komponen Response Time dalam Indeks Harkamtibmas


ditangani oleh
Sat Sabhara, Sat Lantas dan Sat Polair. Kecuali Sat Polair yang harus
banyak
bergantung pada kondisi cuaca dalam upaya mencapai TKP
(meski telah
memiliki standar terlama, yakni selama 60 menit), Sat Sabhara dan Sat
Lantas
telah menargetkan standar yang cukup masuk akal dengan kondisi
geografi Sambas, yakni selama 30 menit
untuk sampai di TKP. Angka 30 menit ini pada akhirnya disepakati
menjadi
angka dasar pada target perjanjian tingkat layanan (Service Level
Agreement/SLA) pada 2020 dari kedua
satker tersebut, dengan harapan akan meningkat menjadi 25 menit
pada
2021 hingga 2023 dan
meningkat menjadi 20 menit
pada tahun 2024.
Berikut ini adalah target SLA Sat Sabhara dan Sat Lantas mengenai
Response
Time yang telah ditetapkan:
- 2020 : 30 menit
- 2021 : 25 menit
- 2022 : 25 menit
Definisi Indikator
- 2023 : 25 menit
- 2024 : 20 menit
Terlepas dari SLA yang telah ditetapkan di atas, untuk menghitung
Nilai
Persentase Target Indeks setiap tahunnya (sebagaimana tercantum pada
kolom bagian atas tabel ini), penghitungan yang digunakan adalah dengan
cara membagi Jumlah Polsek yang Telah Mampu Melaksanakan SLA per

78
tahun
dengan Jumlah Polsek Keseluruhan, lalu dikali 100%. Adapun Jumlah
Polsek
yang Telah Mampu Melaksanakan SLA per tahunnya diasumsikan dimulai
dengan 8 Polsek (57% dari 14 Polres yang dipayungi Polres
Sambas) pada 2020,
kemudian naik menjadi 10 Polsek pada 2021 sampai dengan 2023 (71%
dari 14 Polsek), lalu diprediksi
meningkat menjadi 12 Polsek (86%) pada 2024.

79
(Jumlah Polres yang Telah Mampu Melaksanakan SLA per tahun :
Jumlah
Formula Indikator
Polres Keseluruhan) x 100%
Perse
Satuan pengukuran n

Penanggung jawab
Sat Sabhara, Sat Lantas dan Sat Polair
Indikator

Sumber data Indikator Sat Sabhara, Sat Lantas dan Sat Polair

Tahuna
Periode pelaporan n

80
Indikator Kinerja Target
Komponen Indeks Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
Tingkat
Keberhasilan
Indeks Harkamtibmas IKP1 42,44 56,09 49,05 52,57 50,81
Penanganan
Konflik

Nama Unit Polres Sambas

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban


Sasaran Strategis Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Polarisasi Indikator Maksimal

Penanganan konflik yang ditangani DitSamapta berkaitan dengan


tugas
dan fungsinya yaitu pengamanan unjuk rasa dan pengendalian
massa.
Definisi Indikator
Berdasarkan data internal pada 2018 dan 2019, target kinerja Sat
Sabhara dalam
hal ini adalah sebesar 57% dengan realisasi yang tercapai.

Konflik yang berhasil ditangani dibanding jumlah konflIk yang


terdeteksi
Formula Indikator
x 100%

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab
Indikator Sat Sabhara

Sumber data Indikator Sat Sabhara

Tahuna
Periode pelaporan n

81
82
Indikator Kinerja Target
Komponen Indeks Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
Indeks
Keselamatan
Indeks Harkamtibmas IKP1 di Jalan/Road 11,7 11,7 11,7 11,7 11,7
Safety Index

Nama Unit POLRES SAMBAS

Sasaran Strategis Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Maksim
Polarisasi Indikator al

Indeks Keselamatan di Jalan ditentukan dengan pembobotan dan


nilai
pada komponen-komponen sebagai berikut:

1. Keamanan (25%),
2. Keselamatan (40%),
Definisi Indikator
3. Ketertiban (30%),
4. Kelancaran (5%),
Nilai Indeks Keseluruhan per tahun pada akhirnya diperoleh
dari
penjumlahan total komponen indeks masing-masing
tahun.
∑ elemen yang sudah dibobotkan
Formula Indikator

83
84
Satuan pengukuran Skor Indeks

Penanggung jawab
Indikator Sat Lantas

Sumber data Indikator Sat Lantas

Periode pelaporan Tahunan

85
Indikator Kinerja Target
Komponen Indeks Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE

Indeks Harkamtibmas IKP1 Crime Rate 92 86 89 88 88

Nama Unit POLRES SAMBAS

Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban


Sasaran Strategis Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Polarisasi Indikator Maksimal

Crime rate atau angka kejahatan merupakan jumlah kejahatan yang


terdapat pada suatu populasi tertentu yang penghitungannya
diperoleh
dari perbandingan jumlah kejahatan yang terjadi dengan
jumlah
penduduk suatu populasi dikalikan 100.000
Definisi Indikator
Dikarenakan satuan crime rate berupa jumlah (misal,
sebagaimana
tertera pada file excel, yaitu 262 peristiwa kejahatan pada 2020),
maka
target nilai indeks per tahunnya secara otomatis mencapai
100%

Formula Indikator (Jumlah peristiwa kejahatan : Jumlah penduduk) x 100.000

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab
Indikator Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag Ops

Sumber data Indikator Sat Reskrim

Tahuna
Periode pelaporan n

86
87
Targe
Indikator Kinerja t
Komponen Indeks Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE
42,8
Indeks Harkamtibmas IKP1 Crime Clock 50 42,86 42,86 42,86 6

Nama Unit Polres Sambas


Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Sasaran Strategis Masyarakat

Nama Indikator Indeks Harkamtibmas

Polarisasi Indikator Maksimal


Crime clock atau selang waktu kejahatan merupakan interval waktu
terjadinya satu tindak kejahatan dengan kejahatan yang lain. Berikut
ini
merupakan interval waktu (dummy) terjadinya suatu tindak
kejahatan
yang dapat dijadikan Service Level Agreement (SLA) bagi Reskrim
selaku
satker yang menangani perencanaan crime
clock.

2020: 00.33'44"
2021: 00.35'61"
2022: 00.34'49"
2023: 00.35'04"
2024: 00.34'76"
Definisi Indikator
Terlepas dari SLA yang diajukan di atas, untuk menghitung
Nilai
Persentase Target Indeks setiap tahunnya (sebagaimana tercantum
pada
kolom bagian atas tabel ini), penghitungan yang digunakan
adalah
dengan cara membagi Jumlah Polsek yang Telah Mampu
Melaksanakan
SLA per tahun tersebut dengan Jumlah Polsek Keseluruhan, lalu
dikali
100%. Adapun Jumlah Polres yang Telah Mampu Melaksanakan
SLA per
tahunnya diasumsikan dimulai dengan 7 Polsek (50% dari 14
Polsek yang
dipayungi Polres Sambas) pada 2020, kemudian diprediksi turun
menjadi 6 Polsek (42,86%)
pada 2021 sampai dengan 2024

(Jumlah Polsek yang Telah Mampu Melaksanakan SLA per tahun :


Jumlah
Formula Indikator
Polsek Keseluruhan) x
100%

Satuan pengukuran Persen


Penanggung jawab
Indikator Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag Ops

88 data Indikator
Sumber Sat Reskrim
89
Targe
Indikator Kinerja t
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024

INTERNAL PROCESS
PERSPECTIVE

Pelayanan Publik
yang Indeks Kepuasan
SS2 IKP2
92,65 9283 92,14 94,43 96,21
Prima Layanan Polres

Nama Unit POLRES SAMBAS

Kode Indikator IKP 2

Pelayanan Publik yang


Sasaran Strategis Prima

Indeks Kepuasan Layanan


Nama Indikator Polres

Maksimal
Polarisasi Indikator

Terdapat Dua (2) Komponen =


-Kualitas Pelayanan (Senyum, Sapa, Salam)
-Kecepatan Pelayanan (Service Level
Agreement)
A. Kualitas Pelayanan (Senyum, Sapa,
Definisi Indikator Salam)
-SAT INTEL =
Kepuasan masyarakat pada pelayanan SKCK
-SAT LANTAS =
Total Rata Rata dari
Kualitas Pelayanan SIM,
STNK, BPKB
-SPKT=
Meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap
pelayanan Kepolisian
terutama dalam hal
pembuatan Laporan

B. Kecepatan Pelayanan (Service Level Agreement)


-SAT INTEL
Pembuatan SKCK dan perpanjangan SKCK
-SAT LANTAS
STNK, SIM, BPKB (sesuai dengan permenpan 15 tahun 2014,
dikembalikan kepada daerah masing-masing. Diskusi dengan
tokoh setempat)

90
-SPKT
Formula Indikator 1.Total/Penjumlahan target dari Kualitas Pelayanan dalam 1
tahun
dibagi Jumlah Layanan (2)

91
2. Pada Kecepatan Layanan, Jumlah Polsek yang sudah
mampu
mencapai target : Jumlah Polsek keseluruhan x 100
(Jumlah Polsek yang sudah mampu mencapai target
merupakan
data dummy)
3. Hasil dari perhitungan (1) dan (2) dijumlahkan, lalu dibagi 2
(dua).

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sat Lantas dan Sat Intel

Sumber data Indikator Sat Lantas dan Sat Intel

Periode pelaporan Tahunan

92
93
Variabel/Elemen Target
Komponen
Pembangun 2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Kualitas Pelayanan
SS2 SIM, STNK, BPKB 95 95 95 96 96
Polres Sambas

Nama Unit Polres Sambas

Komponen Kualitas Pelayanan Polres Sambas

Variabel Pembangun SIM, STNK, BPKB

Polarisasi Indikator Maksimal

Kualitas pelayanan (Senyum, Sapa, Salam) pada pelayanan


Definisi Indikator SKCK

Formula Indikator Hasil Survey

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sat Lantas

Sumber data Indikator Sat Lantas

Periode pelaporan Tahunan

94
Variabel/Elemen Target
Komponen
Pembangun 2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Kualitas Pelayanan
SS2 SKCK 95 95 95 96 96
Polres Sambas

Nama Unit Polres Sambas

Komponen Kualitas Pelayanan Polres Sambas

Variabel Pembangun SKCK

Polarisasi Indikator Maksimal

Kualitas pelayanan (Senyum, Sapa, Salam) pada pelayanan


Definisi Indikator SKCK

Formula Indikator Hasil Survey

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sat Intel

Sumber data Indikator Sat Intel

Periode pelaporan Tahunan

95
Variabel/Elemen Target
Komponen
Pembangun 2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Kecepatan
Pelayanan
SS2 SIM, STNK, BPKB 100 100 100 100 100
Polres Sambas

Nama Unit Polres Sambas

Kecepatan Pelayanan Polres


Komponen Sambas

Variabel Pembangun SIM, STNK, BPKB

Polarisasi Indikator Maksimal

- Kecepatan pelayanan pada pelayanan SIM,


Definisi Indikator STNK, BPKB

Berdasarkan hasil survey menggunakan aplikasi Ikan Mas


Formula Indikator

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sat Lantas

Sumber data Indikator Sat Lantas

Periode pelaporan Tahunan

96
97
Variabel/Elemen Target
Komponen
Pembangun 2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Kecepatan
Pelayanan
SS2 SKCK 64,29 71,43 78,57 85,71 92,86
Polres Sambas

Nama Unit Polres Sambas

Kecepatan Pelayanan Polres


Komponen Sambas

Variabel Pembangun SKCK

Polarisasi Indikator Maksimal

Definisi Indikator Kecepatan pelayanan pada pelayanan SKCK dengan 14 Polsek

Jumlah Polsek yang sudah mampu mencapai target (Waktu):


Jumlah
Formula Indikator
Polsek keseluruhan x 100

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sat Intel

Sumber data Indikator Sat Intel

Periode pelaporan Tahunan

98
Indikator Kinerja Target
Sasaran
Strategis
Utama 2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Penegakan
Indeks
SS3 Hukum Yang IKP3 88,85 89,85 90,22 90,66 90,99
Gakkum
Berkeadilan

Nama Unit Polres Sambas

IKP
Kode Indikator 3

Komponen Penegakan Hukum Yang Berkeadilan

Variabel
Pembangun Indeks Gakkum

Polarisasi
Indikator Maksimal

Crime Clearance (Reskrim):


Persentase jumlah kejahatan yang berhasil diatasi dalam hitungan tahun
tertentu, yang terjadi di lingkup penanganan Polres Sambas.
Crime Total : (Reskrim)
Definisi Indikator
Jumlah kejahatan keseluruhan pada tahun tertentu yang dilaporkan dan
Kinerj
a
terdata, yang terjadi di lingkup penanganan Polres Sambas.
Crime Index (Reskrim)

Persentase jumlah kejahatan tahun ini dibandingkan dengan jumlah


kejahatan
tahun lalu
Total dari pembobotan dari tiap
Formula Indikator komponen
Satuan
pengukuran Nilai Indeks

Penanggung jawab Sat Reskrim, Sat Narkoba


dan Bag Ops
Indikator
Sumber data Sat Reskrim, Sat Narkoba
dan Bag Ops
Indikator

Periode pelaporan Tahunan

99
Indikator Kinerja Target
Komponen Indeks Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
100 100
SS3 Indeks Gakkum Crime Total 100% % 100% 100% %

Nama Unit Polres Sambas

Sasaran Strategis Gakkum

Nama Indikator Crime Total

Polarisasi Indikator Maks

Crime Total merupakan jumlah kejahatan tertentu yang tejadi di


sebuah
daerah. Dalam hal ini merupakan jumlah kejahatan tertentu yang
Definisi Indikator terjadi
di daerah pengawasan Polres Sambas

Formula Indikator Data langsung

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag


Indikator Ops

Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag


Sumber data Indikator Ops

Periode pelaporan Tahunan

100
101
Indikator Kinerja Target
Komponen Indeks Utama
2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
93,50 92,80
SS3 Indeks Gakkum Crime Clearance 90,08% % 91,73% % 92,46%

Nama Unit Polres Sambas

Penegakan Hukum yang


Sasaran Strategis berkeadilan

Nama Indikator Crime Clearance

Polarisasi Indikator Maks

Crime Clearance merupakan jumlah kejahatan yang berhasil


diselesaikan
dan yang tejadi di sebuah daerah. Dalam hal ini merupakan
jumlah
Definisi Indikator
kejahatan yang berhasil diselesaikan yang terjadi di daerah
pengawasan
Polres Sambas
Jumlah kejahatan yang berhasil diselesaikan dibanding Jumlah
kejahatan
Formula Indikator
yang masuk x 100%

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab
Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag Ops
Indikator

Sumber data Indikator Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag Ops

Periode pelaporan Tahunan

102
103
Indikator Target
Kinerja
Komponen Indeks
Utama 2020 2021 2022 2023 2024
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
SS 80,54
3 Indeks Gakkum Crime Index 76,51% 77,18% 77,85% 79,19% %

Nama Unit Polres Sambas

Sasaran Strategis Penegakan Hukum yang berkeadilan

Nama Indikator Crime Indeks

Polarisasi Indikator Maks

Crime Index merupakan jumlah kejahatan yang serius atau sering


terjadi di
masyarakat. Dalam hal ini merupakan jumlah kejahatan yang serius
Definisi Indikator atau
sering terjadi di masyarakat di daerah pengawasan Polres
Sambas
Jumlah total kejahatan tahun ini dibanding dengan jumlah total
kejahatan
Formula Indikator
tahun sebelumnya x 100%

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab
Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag Ops
Indikator

Sumber data Indikator Sat Reskrim, Sat Narkoba dan Bag Ops

Periode pelaporan Tahunan

104
105
Target
Indikator Kinerja
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024

LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE


Indeks
Profesionalisme
SS
4 Profesionalitas 89,02 90,65 92,67 95,05 97,27
SDM
SDM

Nama Unit POLRES SAMBAS

Polarisasi Indikator Maksimal

Kode Indikator IKP 4

Terdiri dari beberapa Komponen dengan pembobotan:


a. Kualifikasi dan Pemenuhan DSP
(25)
- Presentase Pendidikan pembentukan Personal Polri (15)
- Pemenuhan DSP
(15)
b. Kompetensi (40)
- Indeks Kompetensi Pegawai
Definisi Indikator
c. Kinerja (30)
- Nilai SMK (25)
- Nilai PPK (5)
d. Disiplin (5)
- Tingkat pemberian reward dan
punishment

Total dari pembobotan tiap


Formula Indikator komponen

Satuan pengukuran Indeks

Penanggung jawab
Bagsumda
Indikator
Sumber data
Indikator Bagsumda

Periode pelaporan Tahunan

106
107
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
202
2020 2021 2022 3 2024
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE
Usulan anggota
Yang akan
SS4 Profesionalisme SDM IKP 5 diikutkan 38,4% 38,4% 39,2% 39,2% 40%
Dalam Dik

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Kode Indikator IKP 5

Pengusulan anggota yang


akan mengikuti pendidikan

Definisi Indikator

Formula Indikator Total dari pembobotan 8 komponen

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Bagsumda

Sumber data Indikator Bagsumda

Tahuna
Periode pelaporan n

108
109
Target
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
Persentase
Sarana dan Satfung
Yang memenuhi
SS5 Prasarana IKP 6 Alkom 100% 100% 100% 100% 100%
Modern

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Pengukuran persentase penyelesaian pemeliharaan dan perbaikan


peralatan
telekomunikasi akan dilakukan dari pemformulasian berapa
persentase
Definisi Indikator penyelesaian harwat dari peralatan telekomunikasi dari seluruh satker di
Polres Sambas
Jumlah Alkom yang masuk harwat dibanding jumlah Alkom keseluruhan
X
Formula Indikator 100%

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Sitipol
Indikator
Sumber data
Indikator Sitipol

Periode pelaporan Tahunan

110
111
Target
Indikator Kinerja
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE
Persentase
Satfung
Sarana dan
Prasarana Yang memiliki
SS5 IKP7 16,7% 16,7% 16,7% 16,7% 16,7%
Modern Almatsus
Polri modern dan
memadai

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Pengukuran persentase ketepatan waktu pemeliharaan dan


perbaikan
peralatan telekomunikasi akan dilakukan dari pemformulasian
berapa
Definisi Indikator
persentase ketepatan waktu dalam melakukan harwat dari peralatan
telekomunikasi dari seluruh satker di Polres
Sambas
Jumlah alkom yang di harwat tepat waktu dibanding jumlah seluruh
Formula Indikator
alkom X 100%

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sitipol

Sumber data Indikator Sitipol

Tahuna
Periode pelaporan n

112
113
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING
AND GROWTH PERSPECTIVE
Persentase
ketepatan
Waktu melakukan
Sarana dan
SS5 Prasarana IKP 8 Perawatan Alkom 0,88 0,88
Modern 0,88% % 0,88% 0,88% %

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Tingkat ketepatan waktu dalam melakukan perawatan alkom


Definisi Indikator

Jumlah alkom yang diharwat tepat waktu dibanding


Formula Indikator jumlah seluruh alkom X 100%

Satuan pengukuran Persentase

Penanggung jawab
Indikator Sitipol

Sumber data Indikator Sitipol

Periode pelaporan Tahunan

114
115
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
Jumlah Kerma
Instansi dan
Pemda
Efektifitas
SS6 IKP11 15 15 15 15 15
Operasional

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Jumlah Kerma yang dilakukan Polres Sambas dengan


Instansi dan Pemda

Definisi Indikator

Jumlah Kerma Instansi dan Pemda dalam waktu satu tahun


Formula Indikator

Satuan pengukuran Jumlah

Penanggung jawab
Indikator Bag Ops

Sumber data Indikator Bag Ops

Periode pelaporan Tahunan

116
Targe
Indikator Kinerja t
Sasaran Strategis Utama
202 202 202
0 2021 2 2023 4
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE
Efektifitas Jumlah Kerma
SS6 Operasional IKP13 Keamanan dengan 8 8 8 8 8
Komponen
Masyakat

Nama Unit Polres Sambas

Kode Indikator IKP 11

Sasaran Strategis Efektifitas Operasional

Jumlah kerma keamanan dengan


Nama Indikator komponen masyarakat

Polarisasi Indikator Maksimal

Polres Sambas melakukan kerja sama dengan


komponen masyarakat mengenai keamanan

Definisi Indikator

Jumlah Kerma dengan komponen masyarakat selama satu


tahun
Formula Indikator

Satuan Pengukuran Jumlah

Penanggung Jawab
Bag Ops
Indikator
Bag
Sumber data Indikator Ops

Tahuna
Periode pelaporan n

117
118
Indikator Target
Kinerja
Sasaran Strategis
Utama 2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE
Good governance
SS
& Nilai
7 IKP 14 75,37 75,71 76,04 76,58 79,96
clean government SAKIP

Nama Unit Polres Sambas

Maksima
Polarisasi Indikator l

Pengukuran Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) yang


disesuaikan dengan penilaian dari Permenpan & RB pada Polres
Sambas.
Definisi Indikator

Pengukuran Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP)


Formula Indikator yang
disesuaikan dengan penilaian dari Permenpan & RB pada Polres
Sambas.

Satuan pengukuran Skor

Penanggung jawab
Bagren
Indikator

Sumber data Indikator Bagren

Periode pelaporan Tahunan

119
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND PERSPECT
GROWTH IVE
Good governance & Nilai Reformasi
SS7 IKP 16 82 83 86 88 89
clean government Birokrasi

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Penilaian yang berdasarkan hasil penghitungan skor atas


Reformasi
Definisi Indikator Birokrasi yang terjadi di Polres Sambas dalam meningkatkan
keterpaduan dan efisiensi instansi.

Formula Indikator

Satuan pengukuran Skor

Penanggung jawab
Indikator Bagren

Sumber data Indikator Bagren

Tahuna
Periode pelaporan n

120
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE

Akuntabilitas kinerja Nilai Kinerja


SS8 IKP17 95 95,5 96 96,5 97
anggaran Anggaran

Nama Unit Polres Sambas

Polarisasi Indikator Maksimal

Capaian Kinerja atas penggunaan anggaran lembaga yang


tertuang
Definisi Indikator
dalam dokumen anggaran.
Hasil perhitungan antara Nilai capaian kinerja anggaran setiap
variabel
Formula Indikator
aspek implementasi dengan bobot per
variabel

Satuan pengukuran Nilai

Penanggung jawab
Indikator Bagren

Sumber data Indikator Bagren

Tahuna
Periode pelaporan n

121
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE
Regulasi dan Persentase
Sistem
Penanganan
SS
9 Pengawasan yang IKP 18 100 100 100 100 100
Pengaduan
Efektif
Masyarakat

Nama Unit Polres Sambas

Regulasi dan Sistem Pengawasan yang


Sasaran Strategis Efektif

Persentase Penanganan Pengaduan


Nama Indikator Masyarakat

Maksima
Polarisasi Indikator l

Ruang lingkup pengaduan meliputi: (1) pelayanan buruk, (2)


penyalahgunaan wewenang, (3) kekeliruan diskresi, (4)
Definisi Indikator tindakan
diskriminasi, (5) tindakan korupsi, dan (6) pelanggaran HAM
(Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Ditangani / Jumlah
Pengaduan
Formula Indikator
Masyarakat yang Diterima) x 100%

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab
Indikator Siwas dan Propam

Sumber data Indikator Siwas dan Propam

Periode pelaporan Tahunan

122
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis Utama
2020 2021 2022 2023 2024
LEARNING AND GROWTH
PERSPECTIVE
Regulasi dan Sistem Persentase
SS9 Pengawasan yang IKP 19 Penyelesaian 10% 11% 12% 14% 15%
Masalah Hukum
yang dihadapi
Efektif Polri

Nama Unit Polres Sambas

Regulasi dan Sistem Pengawasan yang


Sasaran Strategis Efektif

Nama Indikator Persentase Penyelesaian Masalah Hukum yang dihadapi Polri

Maksima
Polarisasi Indikator l

Masalah-masalah hukum yang dimaksud merujuk pada


pelanggaran-
pelanggaran pidana yang dilakukan
Definisi Indikator –
oleh anggota Polres Sambas baik kategori berat maupun
ringan.
(Jumlah Masalah Hukum yang Diselesaikan / Jumlah Masalah
Hukum
Formula Indikator
yang Ditemukan) x 100%

Satuan pengukuran Persen

Penanggung jawab
Indikator Siwas dan Propam

Sumber data Indikator Siwas dan Propam

Periode pelaporan Tahunan

123
Kerangka Pendanaan
Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi, dan program
pemeliharaan keamanan dan ketertiban, serta mencapai target sasaran
utama sebagaimana disebutkan dalam Bab terdahulu, dibutuhkan dukungan
kerangka pendanaan yang memadai. Pendanaan pembangunan akan
bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD, Dana Alokasi Khusus/DAK),
swasta, perbankan/non perbankan, dan masyarakat. Pendanaan APBN KKP
akan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yakni fokus
pada pada kepentingan untuk memberikan keamanan kepada masyarakat.
Sementara itu dilakukan penguatan sinergi pendanaan antara Polri, K/L
terkait serta APBD. Pendanaan juga diharapkan dapat dilakukan melalui
operasionalisasi Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan
(LPMUKP) serta kredit yang disalurkan melalui perbankan. Secara terinci
kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan sebagaimana
Lampiran I.

Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

Terwujudnya Melaksanakan pengkajian RM


pemeliharaan Struktur Organisasi dan Tata PLN
keamanan dan Kerja (SOTK) di lingkungan
PDN
ketertiban Polres
masyarakat PNBP
BLU
Pembentukan, peningkatan dan
penghapusan satuan tingkat
kewilayahan melalui Revisi
Perkap Nomor 23 Tahun 2010
tentang SOTK pada Tingkat
Polres dan Polsek
Meningkatkan kemampuan Polri
untuk mengamankan wilayah
perbatasan, perairan pada poros
maritim baik di tingkat Polda
maupun kewilayahan
Peningkatan pengamanan
perbatasan melalui Penggelaran
personel dan pembangunan pos-
pos pengamanan perbatasan
Melakukan pembangunan Polsek
dan/atau pos-pos pengamanan
secara bertahap
Meningkatkan koordinasi dan
kerja sama dengan Badan
Nasional Pengelola Perbatasan,
Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, TNI
dan Pemerintah Daerah
Meningkatkan keamanan wilayah
perbatasan darat dan perairan

124
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

melalui penguatan
Polsek/Subsektor yang ada di
wilayah perbatasan
Pengkajian tipelogi Polres, Polsek
dan Polsubsektor serta
pembentukan Polsubsektor
Meningkatkan peran dan fungsi
intelijen keamanan Polri yang
mampu memberikan informasi
dan saran tindak secara rahasia,
cepat dan akurat
Peningkatan kapabilitas personel,
anggaran dan teknologi intelijen
Menggalang daya cegah dan
daya tangkal warga masyarakat
terhadap setiap bentuk gangguan
Kamtibmas
Menguatkan program Polmas
dengan penggelaran satu
Bhabinkamtibmas satu
desa/kelurahan

Meningkatkan kemampuan
penanganan konflik sosial
(vertikal/horisontal) dengan
mengutamakan pencegahan dan
memberikan perlindungan yang
berkeadilan terhadap kelompok
minoritas dan kelompok rentan
Meningkatkan kemampuan
penanganan separatisme,
radikalisme dan intoleransi
melalui kegiatan preemtif dan
preventif
Membangun dan
memberdayakan pengamanan
swakarsa serta meningkatkan
pelibatan publik
Meningkatkan pelayanan
masyarakat dengan
mengembangkan Polmas untuk
menjangkau seluruh komunitas
pada daerah-daerah perbatasan
dan pulau-pulau terluar
berpenghuni
Meningkatkan kemampuan
pencegahan kejahatan melalui
penguatan kegiatan fungsi
intelijen, fungsi Binmas dan fungsi
Sabhara
Menghadirkan anggota Polri di
tengah-tengah masyarakat saat

125
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

dibutuhkan dan di setiap kegiatan


masyarakat
Mengembangkan NTMC, RTMC
dan TMC yang terintegrasi
Memantapkan sistem online
data pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas yang terintegrasi
Pemantauan arus lalu lintas
sebagai data dasar evaluasi dan
pengkajian trouble spot dan black
spot dalam mengurangi titik titik
lokasi rawan kemacetan dan
rawan kecelakaan lalu lintas
Penyidikan kecelakaan lalu lintas
dengan pemanfaatan teknologi
Traffic Accident Analysis
Mengembangkan program road
safety/safety ridding
Membangun sistem edukasi
berbasis teknologi yang mudah
diakses oleh publik dan
pemangku kepentingan

Membangun sistem edukasi


berbasis teknologi yang mudah
diakses oleh publik dan
pemangku kepentingan
Menggelar operasi kepolisian di
bidang lalu lintas secara tematis
Melaksanakan kampanye
keselamatan lalu lintas
Terwujudnya Peningkatan kemampuan penyidik
penegakkan melalui pendidikan latihan dan
hukum secara sertifikasi;
berkeadilan
Pemenuhan peralatan yang
mendukung dilaksanakannya
penyidikan secara ilmiah;
Meningkatkan dan
mengintensifkan pengungkapan
kasus-kasus menonjol yang
meresahkan masyarakat dan
menjadi perhatian publik;
Meningkatkan kemampuan Polres
Sambas dalam penanganan
penyalahgunaan Narkoba serta
bekerja sama dengan BNN dalam
hal pencegahan penyalahgunaan
Narkoba;
Meningkatkan kemampuan Polres

126
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

Sambas dalam penanganan


terorisme melalui kegiatan
penyelidikan dan penyidikan serta
peningkatan koordinasi dengan
BNPT dalam hal pencegahan
dan deradikalisasi;
meningkatkan kapabilitas Polres
Sambas dalam penanganan
tindak pidana korupsi melalui
penguatan kelembagaan dan
peningkatkan kerja sama dengan
KPK, Kejaksaan, BPK, BPKP,
PPATK dan Stakeholder lainnya
Mengamankan program prioritas
nasional dan paket kebijakan
ekonomi pemerintah;
Membangun kekuatan cadangan
(stand by force) tingkat Polres
Sambas;
Meningkatkan pergerakan dengan
mobilitas cepat melalui usulan
kebutuhan sarana prasarana
angkutan udara, laut maupun
darat;

Membentuk sistem rayonisasi


dalam rangka penanganan tahap
awal gangguan keamanan
berintensitas tinggi (kontinjensi);
Mengembangkan kemampuan
penyidikan secara ilmiah penyidik
sampai dengan tingkat Polsek;
Meningkatkan kemampuan penyidik
dalam mengolah TKP dengan
menggunakan metode ilmiah;
Meningkatkan sarana prasarana
penyidikan yang memenuhi
standar investigasi tindak pidana
secara ilmiah.
Terselenggaranya Meningkatkan kualitas pelayanan
layanan publik publik berbasis teknologi melalui
Polri yang prima pelaksanaan program quick wins;
Memenuhi kebutuhan personel dan
sarana prasarana pada titik-titik
pelayanan publik;
Membangun budaya pelayanan
dan membuka ruang partisipasi
publik dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi;

127
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

Meningkatkan pelayanan
publik di bidang Regident
pengemudi dan kendaraan
bermotor berbasis teknologi
dengan cara :
- penggelaran Satpas online;
- penggelaran sistem STNK
online;
- penggelaran sistem BPKB
online
Membangun sistem pelayanan
publik secara online dalam
rangka pelaporan gangguan
Kamtibmas, penerbitan SKCK,
perizinan /pemberitahuan
kegiatan masyarakat dan
penerbitan perizinan di bidang
senjata api non organik Polri/TNI
dan bahan peledak komersial;
Membangun dan
memberdayakan pengamanan
swakarsa;
Meningkatkan kemampuan
personel Polri dan satuan dan
sarana prasarana;

Mendorong pemanfaatan
teknologi keamanan swakarsa
oleh stakeholder terkait dan
masyarakat;
Meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja Polri
dan soliditas kesatuan melalui
penerangan Internal dan
eksternal;
Membangun kemitraan melalui
kerja sama dengan stakeholders
dalam mengelola isu krisis media
baik konvensional, digital
maupun
Membangun dan
mengembangkan Keterbukaan
Informasi Publik (KIP) melalui
Pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi (PID) yang
berbasis teknologi guna
mewujudkan layanan informasi
publik yang profesional,
transparan dan akuntabel;

128
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

Meningkatkan kemampuan
penanganan konflik sosial
(konflik horizontal maupun
vertikal) dengan mengutamakan
pencegahan dan memberikan
perlindungan yang berkeadilan
terhadap kelompok minoritas
dan kelompok rentan;
Meningkatkan kemampuan
penanganan separatisme baik
melalui pencegahan maupun
penegakan hukum secara
profesional.
Mewujudkan digital security system
melalui pengembangan pusat
Komando kendali Komunikasi dan
Informasi (K3I/Command Centre)
yang terkoneksi dengan
stakeholder;
Mengoptimalkan National Traffic
Management Center (NTMC)
sebagai pusat Komando Kendali
Komunikasi dan Informasi (K3I)
yang terkoneksi dengan instansi
terkait serta melanjutkan
pengembangan Regional Traffic
Management Center (RTMC) dan
Traffic Management Center
(TMC) di satuan wilayah;

Mengembangkan sistim
komunikasi perkantoran berbasis
Internet Protocol untuk mendukung
koordinasi antara satuan kerja
Polda dan satuan kerja
kewilayahan secara efektif dan
efisien;
Mengembangkan sistem
komunikasi berbasis radio untuk
mendukung operasi kepolisian
dengan mempertimbangkan
kondisi geografis, keamanan serta
karakter penggunaan di setiap
fungsi dan wilayah
Terwujudnya SDM Melaksanakan rekrutmen dengan
Polri yang prinsip Bersih, Transparan,
profesional Akuntabel dan Humanis (BETAH)
dengan proaktif untuk
memperoleh calon Polisi yang
berkualitas
Mempedomani kebijakan

129
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

minimal zero growth dalam


penyelenggaraan rekrutmen
personel Polri dan
mempertimbangkan
pengarusutamaan gender;
Rasionalisasi dan realokasi
personel Polri tingkat Mabes dan
Polda ke Polres dan Polsek
untuk tugas pelayanan;
Menyusun database postur Polri
sesuai kondisi saat ini dan ke
depan, yang akan digunakan
sebagai acuan atau landasan
kebijakan minimal zero growth
Polri;
Melakukan penataan dalam
pembinaan personel Polri
melalui teknologi informasi
berdasarkan merit system dan
rekam jejak dalam hal
rekrutmen, seleksi pendidikan
dan mutasi;
Menyelenggarakan uji kompetensi
jabatan yang bertujuan
meningkatkan produktivitas dan
kualitas kinerja dengan sistem
computer assisted test;
Melanjutkan pembangunan
assessment center dan
aplikasinya sampai dengan
tingkat Polres dalam rangka
pembinaan karier
Mengikutsertakan personel pada
pendidikan, pelatihan, kursus-
kursus di dalam dan luar negeri
serta pelatihan fungsi teknis pada
satuan kewilayahan guna
meningkatkan profesionalisme
Polri;
Menerapkan standar kompetensi
pendidik secara bertahap pada
tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan;
Membangun fasilitas pendidikan
yang berbasis teknologi
informasi;
Memberikan kesempatan secara
bertahap kepada Bintara yang
berprestasi dan sejumlah lulusan
terbaik dari SPN untuk mengikuti
pendidikan D III dan S1 ilmu

130
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

kepolisian di STIK-PTIK;
Meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas Lembaga Sertifikasi
Profesi Polri;
Mensertifikasi personel Polri
yang/akan menduduki jabatan
fungsional dan jabatan struktural;
Menyeleksi dan menunjuk
assessor pada setiap fungsi
teknis kepolisian;
Meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas SDM melalui
pendidikan dan latihan fungsi
pada setiap Satker pembina
fungsi dan Kesatuan Operasional
Dasar/ Polres;
Percepatan Reformasi Birokrasi
Polri pada setiap satuan kerja
melalui penilaian Indeks Tata
Kelola dengan memberikan
reward and punishment;
Menyusun Blue Print kebutuhan
minimal standard pelayanan
publik (persyaratan, waktu,
biaya/tarif, sarana prasarana,
kompetensi, pengawasan dan
pengaduan) secara bottom up
berdasarkan kondisi geografis
wilayah dan tantangan tugas
mulai dari tingkat Polsek sampai
dengan tingkat Mabes Polri;

Melakukan penguatan
kelembagaan melalui penyusunan
struktur organisasi dan tata kerja
Polri yang tepat ukuran (right
size) dan tepat masa berlakunya
(right period); menyusun tipologi
satuan kewilayahan berdasarkan
kondisi geografis wilayah dan
tantangan tugas;
Menginventarisir dan menyusun
kebutuhan personel dan
perlengkapannya;
Menyusun standardisasi Daftar
Susunan Personel dan Peralatan
Polri sesuai dengan analisa
beban kerja;
Monitoring, evaluasi dan memberi
masukan rancangan/peraturan

131
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

perundang-undangan yang
berkaitan dengan Tupoksi Polri;
Melakukan evaluasi peraturan
perundang-undangan dan
menyusun kerangka regulasi yang
berlaku di lingkungan Polri;
Memberikan penyuluhan dan
bantuan hukum bagi personel
Polri;
Mengusulkan peningkatan
tunjangan kinerja dan tunjangan
bagi anggota di wilayah
perbatasan;
Meningkatkan kualitas jaminan
kesehatan bagi pegawai Polri
melalui kerja sama dengan
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) kesehatan dan
Kementerian Kesehatan;
Meningkatkan fasilitas kesehatan
Polri;
Menyediakan perumahan dinas
bagi pegawai Polri secara
bertahap;
Kerjasama dengan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Kemen PU- Pera) dalam
rangka pembangunan perumahan
dinas untuk pegawai Polri

memberikan kemampuan teknis


kepada kepada pegawai Polres
Sambas untuk memiliki sertifikasi
pengadaan barang/jasa
pemerintahan
Modernisasi Mengusulkan kebutuhan minimal/
teknologi iideal alat materiil khusus
(Almatsus) Polres Sambas yang
modern yang modern;
Menyarankan dan kebutuhan
standardisasi perlengkapan
perorangan dan kesatuan Polri
yang disesuaikan dengan kondisi
geografis wilayah dan diselaraskan
dengan tantangan tugas;
Optimalisasi pengelolaan aset
Polda melalui Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi
Barang Milik Negara (SIMAK-
BMN), Arsip Data Komputer
(ADK);

132
Sasaran Sumber
Keluaran Keterangan
Strategis Pendanaan

Mengusulkan usulan kebutuhan


pembangunan fasilitas kantor
pelayanan publik (Polda, Polres,
Polsek dan Polsubsektor) dan
fasilitas pendidikan.
Terwujudnya Melaksanakan Revolusi Mental,
good governance khususnya mengembangkan
dan Clean budaya anti korupsi internal Polri,
Government melalui penunjukan role model,
memasukkan kurikulum anti korupsi
pada seluruh jenjang pendidikan
Polri, mengirimkan sejumlah
lulusan terbaik Akpol dengan
beasiswa program S2 di negara
yang bersih korupsi
Terwujudnya Menyusun rencana kebutuhan dan
Akuntabilitas alokasi anggaran
Pengelolaan
Anggaran
Terwujudnya Meningkatkan integritas anggota
regulasi dan Polri dan membangun budaya
sistem anti korupsi serta sebagai pelopor
pengawasan yang tertib sosial di ruang publik dalam
efektif rangka revolusi mental anggota
Polri;
membentuk sistem pengawasan
dan Tim Internal Anti Korupsi
untuk menekan budaya korupsi
Mengefektifkan pelaksanaan
Wasrik rutin, Wasrik khusus dan
Wasrik dengan tujuan tertentu;

Mengoptimalkan koordinasi dan


kerjasama internal dan eksternal
untuk memperkuat pengemban
fungsi pengawasan;
Meningkatkan disiplin, ketertiban
dan perilaku anggota Polri melalui
penegakan disiplin dan kode etik
profesi Polri;
;

133
Bab
Bab V
V Penutup
Penutup

“Pahlawan yang
setia itu berkorban,
bukan buat dikenal
namanya, tetapi
semata-mata
membela cita-cita”

Muhammad Hatta

134
Bab V Penutup

135
Rancangan Rencana Strategis Kepolisian Resor Sambas tahun
2020-2024 merupakan perencanaan jangka menengah Polres
Sambas, yang disusun dengan menjabarkan visi, misi, tujuan, dan
sasaran strategis Polres Sambas dalam mendukung agenda
pembangunan nasional.

Dokumen ini merupakan dokumen hidup yang perlu direviu secara


berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, lingkungan strategis, dan arah bijak Polres Sambas.

Oleh karena itu, peran aktif dari seluruh satker dan personel Polri
sangat diperlukan kontribusinya untuk mengimplementasi
Rancangan Renstra Polres Sambas Tahun 2020-2024 dalam
pelaksanaan tugasnya. Sehingga keamanan dan ketertiban
Kabupaten Sambas dapat terpelihara.

1. Kaedah Pelaksana
a. mengutamakan sistem pelayanan prima dengan
menghadirkan negara (Polisi) ke tengah-tengah
masyarakat, yakni memberikan pelayanan secara cepat,
tepat, murah dan tidak diskrimininasi, dengan tetap
mengedepankan standar etika yang tinggi;
b. pentingnya mengutamakan tindakan preemtif dan humanis
sebagai civilian police menuju democratic policing;
c. mengedepankan strategi community policing.
Perkembangan ke depan, perlu dilakukan perubahan pola
upaya penanganan dari tindakan reaktif menjadi proaktif
agar tercipta suasana kondusif dengan meminimalkan
jatuhnya korban, serta tetap berkomitmen terhadap
efisiensi anggaran;
d. selalu membangun kemitraan melalui sistem sinergi
polisional dengan kementerian, lembaga, serta kearifan
lokal lainnya, sebagai implementasi strategi Polmas dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat guna menciptakan
masyarakat tertib hukum.

136
2. Autentifikasi dan Distribusi

a. Autentifikasi Renstra Polres Sambas berikut merupakan


jabaran dari RPJMN dan RPJMD, yang telah disahkan oleh
Kapolres sebagai pimpinan lembaga sekaligus sebagai
pejabat pengguna anggaran;

b. Distribusi, selanjutnya akan didistribusikan kepada seluruh


jajaran Satker untuk dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
(Renja) tahunan dan dipedomani oleh penanggung jawab
program guna pencapaian outcome.

Sambas, Februari 2020


KEPALA KEPOLISIAN RESOR SAMBAS

ROBERTUS.B. HERRY. A.P. S.I.K., S.H., M.Si.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 75091067

137
Lampiran
Lampiran

Matriks Kinerja dan Pendanaan Polres Sambas Tahun 2020-2024

138
KEPOLISIAN RESOR SAM BAS

Jl. Kartiasa No.16, Sambas

139

Anda mungkin juga menyukai