Anda di halaman 1dari 93

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI TENGGARA
RESOR KOLAKA

RENCANA STRATEGIS
KEPOLISIAN RESOR KOLAKA
TAHUN 2020-2024

BAB I
PENDAHULUAN

Di dalam perencanaan nasional, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)


telah ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004. Sesuai dengan SPPN
tersebut, rencana pembangunan nasional meliputi rencana jangka panjang dua puluh tahun,
rencana jangka menengah lima tahunan dan perencanaan tahunan. Dalam sistem
perencanaan di Indonesia, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007. Perencanaan jangka panjang tersebut kemudian diterjemahkan kembali dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode per lima tahunan, yang kemudian
akan diterjemahkan kembali oleh Kementerian/Lembaga ke dalam dokumen Renstranya
masing-masing.

Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana suatu organisasi akan diarahkan dan bagaimana sumber daya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan.

Perencanaan strategis juga merupakan proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi, arah dan acuan dalam rangka mengambil keputusan dan tindakan
yang tepat, melalui urutan pilihan yang tepat dengan memperhitungkan sumber dayanya.
Hasil proses tersebut berupa Rencana Strategis (Renstra) yang akan digunakan untuk rencana
dan alokasi sumber daya tahunan.

Sebagai .....
2

Sebagai alat negara, Polri dalam hal menyusun dokumen perencanaan haruslah
memperhatikan arahan strategis yang terdapat pada RPJPN dan RPJMN. Selain
memperhatikan arahan strategis tersebut, Polri juga harus memperhatikan prioritas nasional.
Dalam hal ini, arahan nasional tentang keamanan dan ketertiban harus dijabarkan ke dalam
arah kebijakan dan strategi Polri. Selanjutnya, Renstra Polri ini menjadi acuan penyusunan
Renja Polri dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Polri serta kemudian diturunkan oleh
segenap Satker Polri ke Renstra Satkernya masing-masing.

Polres Kolaka sebagai pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah Kab.

, dalam hal menyusun dokumen perencanaan mengacu pada Renstra Polri dengan
menjabarkan arah kebijakan dan stragis Polri sebagaimana yang tertuang dalam Renstra Polri
2020-2024.

1. Kondisi Umum

Kondisi umum Kepolisian Resor Kolaka yang selanjutnya disingkat Polda Sultra
yang merupakan penggambaran atas pencapaian-pencapaian tema dalam Strategis
(Renstra) Polres Kolaka periode sebelumnya (2015-2019). Dalam Renstra periode
sebelumnya, terdapat 6 (enam) tema utama yaitu : 1. pembangunan postur Polres
Kolaka . 2. peningkatan pelayanan publik kepolisian. 3. Terbangunnya kerjasama dalam
dan luar Negeri. 4. penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/ kelurahan. 5. peningkatan
keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. 6. peningkatan
penyelesaian tindak pidana.

Renstra Polres Kolaka 2015-2019 juga merumuskan pentahapan kebijakan


tahunan yang harus dilakukan Polres Kolaka. Pada tahun 2015, Polres Kolaka
menetapkan kebijakan yaitu melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan
kebulatan sinergi polisional yang produktif dengan didukung Almatsus Polri berbasis
teknologi kepolisian guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan
nasional. Dilanjutkan dengan fokus kebijakan untuk tahun 2016, yaitu meningkatkan
pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan terjauh dan sinergi
polisional yang produktif dengan didukung sumber daya manusia berkualitas guna
menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional. Kemudian di tahun
2017 kebijakan diarahkan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima
sampai jajaran kewilayahan terjauh dan sinergi polisional yang produktif dengan
didukung sumber daya manusia berkualitas serta berkemampuan ilmu dan teknologi
guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional.
Tahun .....
3

Tahun 2018, kebijakan diarahkan untuk mendinamisir dan meningkatkan pelayanan


masyarakat yang prima dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung
kecukupan kesejahteraan personel Polri guna menghadapi kondisi daya saing bangsa
dan keunggulan nasional. Kebijakan pada akhir periode perencanaan tahun 2019 yaitu
terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan terjauh dan
sinergi polisional yang produktif dengan didukung Almatsus Polri berbasis teknologi
kepolisian, sumber daya manusia berkualitas dan kecukupan kesejahteraan personel
Polri guna menghadapi kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional.

Selain capaian-capaian yang diraih Polres Kolaka, disadari bahwa dalam upaya
mencapai visi dan misi Polres Kolaka terdapat aspirasi masyarakat yang semakin
dinamis. Beberapa aspirasi digali dari berbagai kalangan masyarakat seperti, Akademisi,
perwakilan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Praktisi, Mahasiswa, LSM, Media Massa
yang merupakan harapan stakeholders kepada Polres Kolaka akan dijabarkan sebagai
masukan penyusunan Renstra Polres Kolaka ini. Aspirasi masyarakat tersebut
didapatkan dalam serangkaian FGD, wawancara, survei, observasi atas pelayanan
Polda Sultra, sekaligus menggali isu strategis yang dihadapi Polres Kolaka.

Dalam rangka melayani stakeholders serta dalam rangka menjalankan tugas dan
fungsinya yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum dan memberikan perlindungan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat,
Polres Kolaka tetap dihadapkan dengan potensi dan permasalahan. Potensi dan
permasalahan akan dikerucutkan dari kondisi umum serta perubahan lingkungan
strategis. Potensi dan permasalahan Polres Kolaka yang dibahas lebih lanjut dalam Bab
I ini menjadi pertimbangan tersendiri dalam penyusunan rencana strategis Polres
Kolaka.

Capaian Kinerja Polres Kolaka Renstra 2015-2018

Sebagai organisasi yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban


masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat, maka Polres Kolaka dituntut untuk berkinerja maksimal
dalam menjalankan amanat tersebut. Renstra Polres Kolaka 2015-2019 menetapkan 6
(enam) Sasaran Strategis dengan total ada 9 (Sembilan ) buah Indikator Kinerja.
Berhasil .....
4

Berhasil atau tidaknya Polres Kolaka dalam melakukan pekerjaannya dapat terlihat pada
ukuran capaian kinerja Polres Kolaka dari awal tahun periode Renstra 2015-2019, yaitu
mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018.

a. Pembangunan Postur Polres Kolaka

Dalam pemenuhan target di dalam penempatan personel sesuai latar


belakang lanjutan Polri pada tahun 2018 secara keseluruhan Polres Kolaka telah
mencapai dari target kinerja yang telah di tetapkan Polres Kolaka secara
keseluruhan data per 31 Desember 2018 jumlah personel Polres Kolaka sebanyak
588 personel namun yang terdata telah mengikuti pendidikan lanjutan Polri baru
sebanyak 48 personel atau baru tercapai 8 % dari jumlah personel yang ada yang
telah mengikuti pendidikan lanjutan kepolisian.
Langkah-langkah yang dilaksanakan untuk pemenuhan indikator kinerja
Personel Polres Kolaka yang memiliki standar kompetensi latar belakang
pendidikan lanjutan Polri sesuai dengan bidang tugasnya sebanyak 21 personel
sebagai berikut :
1. Mengusulkan personel Polres Kolaka mengikuti Diklat sesuai bidang
tugasnya;
2. Melaksanakan penempatan personel Polres Kolaka berdasarkan latar
belakang pendidikan lanjutan Polri.
Tabel
Data jumlah peserta peningkatan kemampuan
sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan

TAHUN
NO JENIS PENDIDIKAN
2017 2018
1. Dikbangpers Intelkam 13 13
2. Dikbangpers Reskrim 3 3
3. Dikbangpers Lantas 11 11
4. Dikbangpers Binmas 1 1
5. Dikbangpers Sabhara 9 9
6. Dikbangpers Polair 6 8
7. Dikbangpers Rengar - -
43 45

TARGET REALISASI CAPAIAN


2017 2018 2017 2018 2017 2018
19 Pers 21 Pers 43 Pers 45 Pers 226 214
% %

Target …..
5

Target Polres Kolaka dalam Renstra 2015-2019 sebanyak 21 orang dan


realisasi 45 orang. Dari tabel tersebut diatas berdasarkan data 2 tahun terakhir
dapat diamati bahwa jumlah Personel Polres Kolaka yang mengikuti Pendidikan
Lanjutan Polri dari target tahun ketahun yang telah ditetapkan serta mampu
memenuhi tercapai indikator tersebut, dimana jumlah penempatan Personel
sesuai latar belakang pendidikan lanjutan Polri terbesar dicapai pada tahun 2017
dengan jumlah penempatan sesuai latar belakang pendidikan lanjutan yang di
targetkan sebanyak 19 personel dan terealisasi sebanyak 43 personel dengan
capaian 226 % kemudian terdapat peningkatan target di tahun 2018 dengan
target 21 personel yang di tetapkan untuk dapat menempati sesuai dengan latar
belakang pendidikannya dan terealisasi 45 personel atau 214 %.
Hal ini menandakan bahwa Satker Polres Kolaka berkomitmen didalam
menepatkan personel - personelnya yang disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan lanjutan Polri yang dimilikinya guna meningkatkan Profesionalisme hal
ini sejalan dengan Program Kapolri sebagai “PROMOTER” dalam hal ini
menghendaki seluruh personel Polri dapat bertugas secara Profesional, Moderen
yang didukung Sarana dan Prasarana serta Terpercaya guna meyakinkan
masyarakat bahwa Polri sebagai Pelindung, Pengayom dan pelayan masyarakat
Analisis Keberhasilan dalam menempatkan personel sesuai dengan latar
belakang pendidikan lanjutan Polri dalam mencapai target kinerja tahun 2018
yakni :
1. Polres Kolaka di dalam mempromosikan Personel pada dasarnya
disesuaikan pula dengan latar belakang pendidikan lanjutan Polri sehingga
Personel yang dipromosikan pada suatu tempat dapat berjalan dengan
maksimal dikarenakan kesesuaian antara latar belakang bendidikan
dengan Posisi / Bidang tugas yang di tempati;
2. Guna meningkatkan kualitas dan kuantitas di dalam melaksanakan
Pelayanan di bidang Kepolisian sehingga image masyarakat terhadap
pelayanan Polri dapat meningkat.
Analisis permasalahan yang dihadapi di dalam penempatan beberapa
personel tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya disebabkan oleh :
1. Berapa …..
1. Beberapa personel yang ada telah mengikuti beberapa jenis pendidikan
lanjutan Polri dengan bidang keilmuan yang berbeda yang mengakibatkan
6

di dalam penempatan personel disesuaikan dengan salah satu dari


Pendidikan Lanjutan yang telah diikutinya;
2. Personel yang mengikuti Pendidikan Lanjutan Polri kerap kali di ambil dari
Fungsi yang berbeda sehingga setelah pengikuti pendidikan lanjutan tetap
ditempatkan pada fungsi semula;
3. Proses wanjak dalam setiap mutasi belum mempedomani data Personel
yang telah mengikuti Pendidikan Lanjutan Polri sehingga penempatan
Personel kerap kali tidak sesuai dengan bidang ilmu dan keahliannya;
4. Pendidikan Lanjutan Polri yang diselengarakan setiap tahunnya kerap kali
tidak merata pada seluruh bidang keilmuan pada Polri sehingga setiap
tahunnya Pendidikan Lanjutan Polri hanya pada beberapa bidang
keilmuan seperti, Reskrim, Intelkam, Lantas yang mengakibatkan
penumpukan personel yang mengikuti kejuruan pada bidang keilmuan
tersebut;
5. Masih kurangnya Personel pada Polres Kolaka yang mengakibatkan tidak
seluruh personel yang telah mengikuti pendidikan lanjutan Polri dapat
ditempatkan sesuai bidang keilmuannya yang dikarenakan untuk
menempati beberapa fungsi dan unit yang masih kekurangan Personel;
Upaya yang dilaksanakan / alternatif solusi yang dilaksanakan Polres
Kolaka dalam mengatasi kendala tersebut dengan melakukan Langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Dalam Proses mutasi dengan melibatkan Tim dalam Proses wanjak guna
mengakomudir Penempatan Personel sesuai dengan Pendidikan Lanjutan
Polri dan Keahliannya guna dapat bekerja lebih Profesional;
2. Melakukan Analisa Penempatan personel setiap Semester guna
menganev kinerja Personel pada Polres Kolaka apakah efektif
ditempatkan pada fungsi tersebut atau tidak guna memberikan pelayanan
pada Kepolisian yang lebih baik lagi kedepannya;

3. Menerapkan …..
4. Menerapkan Rewards and punishment secara konsisten untuk
meningkatkan motivasi anggota Polri dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan bidang keilmuannya.
7

Efesiensi penggunaan Sumber daya pada tahun 2018 berdasarkan hasil


analisis maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar penempatan personel
berdasarkan latar belakang pendidikan sudah mencapai 208 % dari seluruh
jumlah Personel yang telah mengikuti pendidikan lanjutan Polri namun disatu sisi
terdapat kendala yakni masih kurangnya yang melaksanakan pendidikan lanjutan
yang berguna untuk meningkatkan profersionalisme dalam bekerja dan SDM
personel serta di dalam Penempatan Personel pada Polres Kolaka di tiap Fungsi
yang belum sesuai dengan DSP yang ada pada masing-masing bagian, satuan,
seksi dan Polsek yang berpengaruh terhadap beban kerja yang tidak seimbang.
Program / kegiatan yang turut menunjang keberhasilan di dalam
pemenuhan indikator Jumlah personel Polres Kolaka yang memiliki standart
kompetensi latar belakang pendidikan lanjutan Polri sesuai dengan bidang
tugasnya yaitu :
1. Mengusulkan personel pada Polres Kolaka untuk mengikuti Digbagspes
sesuai tupoksi;
2. Pemanfaatan aplikasi SIPP untuk pendataan terhadap Personel Polres
Kolaka yang telah memiliki pendidikan lanjutan Polri maupun pendidikan
umum;
3. Pelaksanaan anev tugas pada unit kerja yang dilakukan secara priodik.
Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran
sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
b. Peningkatan Pelayanan Publik Kepolisian
1). Presentase Peningkatan SP2HP

Untuk meningkatnya pelayanan prima dalam memelihara keamanan


dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan upaya preventif yang
didukung oleh penegakan hukum yang tegas, adil dan transparan.

Meningkatnya …..

Meningkatnya pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan


ketertiban masyarakat dengan mengedepankan upaya preventif yang
didukung oleh penegakan hukum yang tegas, adil dan transparan terdapat
2 (dua) indikator yaitu : 1. Persentase peningkatan SP2HP secara bertahap
8

dibandingkan tahun sebelumnya, 2. Persentase penyelesaian komplain


masyarakat terhadap pelayanan Polri.

Langkah-langkah untuk mencapai target sebesar 40 % di dalam


peningkatan penerbitan SP2HP yakni :

1. Mengoptimalkan penggunaan aplikasi IT atau SP2HP


Online;

2. Memberdayakan Bhabinkamtibmas dalam penyampaian


SP2HP terhadap keluarga korban, tersangka dan atasan
penyidik serta penasehat hukum;

3. Peningkatan peran wasidik dalam mengontrol penerbitan


SP2HP;

4. Dalam penyerahan SP2HP agar disertai dengan


dokumentasi dan tanda terima penyerahan SP2HP’

5. Dalam pelaksanaan Proses Penyidikan untuk tetap


mempedomani Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Manajemen Penyidikan Tindak Pidana sebagai bentuk
kewajiban penyidik untuk menerbitkan SP2HP terhadap
korban maupun keluarga korban baik diminta ataupun tidak
diminta dengan tujuan memberikan gambaran tentang
sejauh mana proses penyidikan maupun penanganan kasus
yang sedang berjalan yang telah di laporkan oleh korban
maupun keluarga korban.

Tabel
Data persentase peningkatan SP2HP

TARGET REALISASI CAPAIAN


2017 2018 2017 2018 2017 2018
35 40 8 13 22 32
% % % % % %

Dari …..
Dari tabel tersebut diatas dapat diamati bahwa berdasarkan target
kinerja berdasarkan Renstra Polres Kolaka Tahun 2015 – 2019 dan
realisasi selama 2 ( dua ) tahun terakhir dapat diamati bahwa dari
9

yang ditargetkan setiap tahunnya tidak terealisasi walaupun peningkatan di


dalam penerbitan SP2HP disetiap tahunnya yang dapat dlihat pada table.

Analisis penyebab tidak berhasilnya di dalam peningkatan


penerbitan SP2HP pada Polres Kolaka dibanding tahun sebelumnya antara
lain :
1. Masih kurang kesadaran dari para Penyidik / penyidik Pembantu
pada beberapa Subsatker Jajaran tentang kewajiban penyidik di
dalam menerbitkan SP2HP terhadap kasus yang tengah ditangani;
2. Apabila Perkara dengan yang melibatkan oknum PNS ataupun
Swasta tetap diterbitkan SP2HP yang diserahkan langsung kepada
pimpinannya;
3. Tidak dengan mengunakan jasa kurir Pos dalam mengantarkan
SP2HP bagi korban ataupun keluarga korban yang memiliki tempat
tinggal yang jauh;
4. Apabila Korban yang memiliki data diri yang lengkap sehingga
beberapa Pengiriman SP2HP dapat dikirim melalui e-mail yang
sangat memudahkan korban dalam mengawasi perkembangan kasus
yang dilaporkannya;
5. Kurangnya Peranan Pengawasan penyidikan maupun pengawasan
internal dalam pengawasan kasus penyidikan di nilai cukup baik
dimana terbukti meningkatnya penerbitan SP2HP pada beberapa
Subsatker Jajaran Polres Kolaka.
Analisis kendala yang dihadapi di dalam penerbitan SP2HP pada
beberapa Subsatker Jajaran Polres Kolaka antara lain :
1. Banyak kasus yang tidak memiliki korban sehingga tidak
diterbitkannya SP2HP misalnya kasus sajam, ilegal logging, tata
niaga BBM, Handak dan lain – lain;

2. SP2HP …..

2. SP2HP yang dikirimkan kepada korban atau keluarga korban


terkadang ada yang dikembalikan dengan alasan alamat tidak
dikenal (pelapor memberikan data/identitas yang lama, padahal
sudah berganti alamat);
10

3. Masih kurangnya kesadaran dari beberapa Penyidik/Penyidik


Pembantu tentang kewajiban penyidik di dalam menerbitkan SP2HP
terhadap kasus yang tengah ditanganinya sesuai Perkap nomor
14 tahun 2012 tentang manajemen penyidikan tindak pidana, dan
Perkap nomor 16 tahun 2010 tentang tata cara pelayanan informasi
publik dilingkungan Polri, serta Perkap nomor 21 tahun 2011 tentang
sistem informasi Penyidikan;

4. Belum maksimalnya / berjalannya dengan baik pengawasan yang


dilakukan oleh Kapolsek terhadap Proses Penyidikan yang ada guna
meminimalisir kesalahan prosedur di dalam proses penyidikan;

5. Tersangka yang tidak memiliki keluarga dalam wilayah hukum Polres


Kolaka yang dikarenakan sebahagian tersangka yang ada
merupakan pendatang.

Alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut perlunya


dilakukan langkah-langkah antara lain :
1. Mengefektifkan kembali peranan pada Kapolsek, Pengawasan
Internal dan pengawas penyidikan pada Polres Kolaka terhadap
Proses penyidikan guna memperkecil adanya kesalahan Prosedur
yang dilaksanakan oleh Penyidik Pembantu maupun Penyidik yang
ada ;
2. Melaksanakan Sosialisasi Hukum maupun Perundang-undangan
yang ada kepada Para Penyidik/Penyidik pembantu secara kontinyu
setiap semester guna memberikan pemahaman kembali untuk tetap
bertindak sesuai dengan koridor hukum yang ada;
3. Melakukan Anev Proses penyidikan setiap Triwulannya yang
dilakukan oleh Kapolsek, Pengawas Penyidikan maupun Pengawas
Internal;
4. menerapkan …..
4. menerapkan reward and punishment kepada para penyidik di dalam
penerbitan SP2HP sebagai kontrol perkembangan penanganan
kasusnya;
11

5. Meminta / mengecek identitas korban / keluarga korban sehingga


memudahkan di dalam mengantarkan SP2HP perkembangan kasus
ke korban;
6. Membuat SOP Proses Penyidikan serta mensosialisasikan kepada
seluruh Penyidik Pembantu sampai ketingkat Polsek.

Dari hasil analisis efisiensi pengunaan sumber daya terhadap


penerbitan SP2HP yang dilakukan oleh Penyidik pembantu pada Polres
Kolaka dinilai beberapa penyidik telah memahami tugas pokok seorang
penyidik dan kewajiban penyidik di dalam penanganan sebuah kasus
terutama di dalam menerbitkan SP2HP sebagaimana diatur di dalam
Perkap nomor 14 tahun 2012, Perkap nomor 16 tahun 2010 dan Perkap
nomor 21 tahun 2011 yang dibuktikan adanya peningkatan di dalam
penerbitan SP2HP dari tahun sebelumnya, serta perlunya didukung oleh
pelaksanaan pelatihan baik berupa latjam baupun dikbagspes pada
beberapa penyidik pembantu yang dinilai belum maksimal dalam
pelaksanaan tugas pada proses penyidikan guna meningkatkan SDM
maupun ke Profesionalisme di dalam melaksanakan kegiatan penyidikan.
Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan yang dapat
menunjang dalam peningkatan penerbitan SP2HP dari tahun ke depan
yaitu :
1. Mengoptimalkan penggunaan aplikasi IT atau SP2HP online;
2. Memberdayakan Bhabinkamtibmas dalam penyampaian SP2HP
terhadap keluarga korban, tersangka dan atasan penyidik serta
penasehat hukum;
3. Peranan wasidik dalam mengontrol penerbitan SP2HP.
Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian
sasaran sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.

2) Penyelesaian …..
2) penyelesaian komplain masyarakat

Dalam hal penyelesaian komplain masyarakat pada tahun 2018


realisasi sebesar 100 % dengan capaian target sebesar 125 %, sedangkan
12

pada tahun 2017 realisasi sebesar 100% dengan capaian target sebesar
125 %.

Langkah-langkah untuk mencapai target sebesar 80 % di dalam


penyelesaian komplain terhadap pelayanan Polri pada Polres Kolaka
sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri dan


solidaritas kesatuan melalui penerangan internal dan eksternal
(dengan melakukan pemasangan baner / spanduk, mengoptimalkan
IT dan Website layanan pengaduan masyarakat dan lain-lain;

2. Membangun kemitraan melalui kerjasama dengan stakeholder


terkait maupun media massa (media elektronil, media cetak dan
media Online);

3. Percepatan pelayanan terhadap layanan pengaduan masyarakat


publik melalui pelaksanaan Quick Response komplain masyarakat
terhadap Polri;

4. Meningkatkan kemampuan personel dengan mengikutsertakan


dalam pelatihan / Dikbangspes penanganan pengaduan masyarakat
terhadap Polri;

5. Penanganan laporan pengaduan dengan mengedepankan proses


mediasi antara pelapor dan terlapor.

Tabel
Data persentase penyelesaian komplain masyarakat

TARGET REALISASI CAPAIAN


2017 2018 2017 2018 2017 2018
80 80 100 100 125 125
% % % % % %

Dari …..
Dari data di atas merupakan perbandingan antara target, realisasi
dan capaian dalam 2 tahun terakhir terkait penyelesaian komplain
masyarakat terhadap pelayanan Polri dan dapat dilihat bahwa pada tahun
2017 dari 80% yang ditargetkan mampu tercapai penyelesaian komplain
13

melampaui dari target yang ada dengan realisasi sebesar 100% dengan
capaian kinerja sebesar 125%, sementara pada tahun 2018 dari 80% yang
ditargetkan mampu terealisasi pada tahun 2018 sebesar 100% dengan
capaian kinerja sebesar 125% dengan kesimpulan bahwa target yang di
tetapkan selama 2 tahun terakhir dapat tercapai dan terpenuhi.
Analisis penyebab keberhasilan penyelesaian komplain
masyarakat terhadap pelayanan Polri di Polres Kolaka yakni :
1. Telah membuat dan memampang alur / mekanisme pelayanan
Kepolisian pada bagian unit Pelayanan yang ada pada Polres
Kolaka guna memberikan gambaran kepada masyarakat terkait
mekanisme dan persaratan yang dipenuhi dalam mendapatkan
pelayanan Kepolisian;
2. Peningkatan transparansi penanganan kasus terhadap laporan yang
masuk dan yang telah ditangani;
3. Telah melakukan pemetaan masalah komplain yang ada sehingga
penyelesaian komplain dapat tepat dan cepat tertangani;
4. Menindak lanjuti dengan cepat setiap laporan yang masuk dengan
melakukan pemeriksaan secara objektif sesuai dengan pelanggaran
dengan tidak memberikan peluang kepada pemeriksa untuk
melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme untuk dapat mencegah
anggota Polri/PNS melakukan pelanggaran;
5. Memberikan pelayanan pengaduan kepada masyarakat yang
membutuhkan pelayanan dengan mengedepankan prinsip cepat,
mudah serta bersifat terbuka sehingga mesyarakat tidak ada rasa
takut untuk melaporkan pelanggaran personel;
6. Adanya solusi yang di hasilkan antara pelapor komplain dengan
pihak Polres Kolaka sehingga di temukan titik temu di dalam
penyelesaian komplain yang di laporkan.
Analisa …..
Analisis kendala yang dihadapi oleh Polres Kolaka terkait komplain
masyarakat yang masuk terhadap pelayanan Polri pada Polres Kolaka
antara lain masyarakat dapat saja membuat laporan pengaduan langsung
ketingkat atas dalam hal ini ke Itwasda Polda, Propam Polda, Mabes Polri
maupun ke Kompolnas dan ombutsman sehingga permasalahan yang
14

dikeluhkan tidak diketahui oleh Polres yang seyogyanya permasalahan


tersebut masih dapat diselesaikan pada tingkat Polres.
Alternatif Solusi yang telah dilaksanakan Polres Kolaka dalam
menurunkan komplain terhadap pelayanan Polri antara lain :

1. Polres Kolaka terus berupaya memperkecil peluang adanya


komplain masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian yang
dilaksanakan di Polres Kolaka dengan membuat kotak aduan pada
unit-unit pelayanan yang ada sehingga Polres Kolaka dapat secara
dini memperbaiki tingkat pelayanan yang ada;

2. Meningkatkan mutu, kualitas dan kuantitas Personel yang menjadi


lini terdepan di dalam pemberian pelayanan Kepolisian melalui
Digbangspes, Latjam maupun Latihan Fungsi Kepolisian;

3. Perlunya pelatihan personel pada Siwas dan Propam melalui


Digbagspes maupun Latjam di dalam meningkatkan SDM di dalam
penanganan / penyelesaian komplain;

4. Menjadikan sudut pandang yang positif terhadap komplain


masyarakat karena dibalik komplain yang diberikan tersisip
kecintaan dan harapan masyarakan untuk perbaikan pelayanan
Kepolisian kedepannya;

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa perkara


Perdata bukan menjadi rana dari penanganan kasus yang ditangani
oleh pihak Kepolisian dimana kasus tersebut merupakan rana yang
diadukan ke Pengadilan Negeri;

6. Melakukan peningkatan di dalam transparansi penanganan kasus


terhadap laporan yang masuk dan yang telah di tangani;

7. Segera …..

8. Segera menindak lanjuti segala komplain yang ada sebagai bentuk


perbaikan kedepannya.

Dari hasil analisis sumber daya manusia di dalam upaya


penyelesaian komplain terhadap pelayanan Polri di sudah maksimal peran
15

dari Siwas dan Sipropam dalam melaksanakan pengawasan dan


penindakan terhadap komplain masyarakat yang terjadi atas prilaku anggota
Polres Kolaka yang melakukan pelayanan kepada masyarakat kurang baik
sehingga dapat dikatakan penurunan atau bahkan zero pelanggaran
terhadap aduan / komplain masyarakat yang terjadi di wilayah hukum Polres
Kolaka.

Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan di dalam


menunjang keberhasilan di dalam penyelesaian komplain masyarakat
terhadap pelayanan Polri pada Polres Kolaka antara lain :

1. Adanya dukungan asistensi dari Itwasda Polda Sultra secara


kontinyu di dalam upaya penyelesaian komplain yang ada pada
Jajaran Polda Sultra;
2. Mempedomani undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang
pelayanan Publik dengan tujuan memberikan pelayanan yang
Prima terhadap masyarakat ;
3. Pelaksanaan pembangunan Zona Integritas pada Polres Kolaka
menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih
melayani (WBK dan WBBM);
4. Pelaksanaan Quick Wins Polri pada program 8 tentang pelayanan
masyarakat bersih dari percaloan hal ini dengan tujuan untuk
memperkecil bahkan meniadakan komplain di dalam pelayanan
Polri.

Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran


sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
c. Terbentuknya kerjasama dalam Negeri dan Luar negeri
Alasan jumlah kerjasama Polres Kolaka dengan lembaga/Pemda dijadikan
sebagai indikator kinerja utama Polres Kolaka, disebabkan karena berdasarkan
analisis tantangan Polri ke depan semakin kompleks dan dinamis.
Seiring …..
Seiring tuntutan publik dan demokratisasi di Indonesia, sehingga Polres
Kolaka terus menata penegakan hukum dan keadilan. Untuk mewujudkan Polres
Kolaka yang demokratis, membutuhkan dukungan dan menjalin kemitraan /
kerjasama dengan publik untuk menciptakan lingkungan sosial lebih aman. Untuk
16

membangun kepercayaan publik tersebut, jajaran Polres Kolaka mesti


mewujudkan dan menunjukkan akuntabilitas, kredibilitas, serta transparansi.
Terkait pelaksanaan kemitraan Polres Kolaka dan publik, bisa dilakukan dengan
meraih kepercayaan, dukungan dan komitmen berbagai pihak pemangku
kepentingan, seperti pemimpin politik, tokoh masyarakat, ormas serta LSM.

Langkah-langkah untuk mencapai target Jumlah kerjasama Polres


Kolaka dengan Lembaga Pemerintahan dan Stakeholder pada tahun 2018
sebanyak 10 MoU yakni :

1. Melakukan koordinasi yang intensif dengan instansi / lembaga pemerintah


dan non pemerintah;

2. Membuat MoU kerjasama antara pihak Kepolisian dengan lembaga


pemerintahan dan stakeholder;

3. Pemetaan data permasalahan sosial yang menjadi perhatian publik.

Tabel
Jumlah MOU Polres Kolaka
TARGET REALISASI CAPAIAN
2017 2018 2017 2018 2017 2018
- 10 - 15 - 150
MOU MOU %
Tabel di atas merupakan perbandingan antara realisasi kinerja pada tahun
2018 dengan target jangka menengah pada tahun 2018 dengan maksud yang
dicapai apakah target kinerja pada tahun 2018 telah dapat di capai pada tahun
2018 atau belum. Naum bila kita melihat data realisasi sebesar 15 MoU maka
dapat dikatakan bahwa target kinerja yang di tetapkan pada tahun 2018 sebesar
10 MoU telah dapat tercapai bahkan melampui dengan capaian kinerja sebesar
150%. Pencapaian kinerja yang di capai pada tahun 2018 sangat di harapkan
dapat tercapai kembali pada tahun-tahun mendatang.

Analisis …..
Analisis penyebab keberhasilan di dalam pemenuhan indikator terkait
jumlah kerja sama Polres Kolaka dengan lembaga pemerintah / stakeholder di
sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Adanya keinginan dari kedua belah pihak untuk saling bekerjasa dalam
rangka mendukung pelaksanaan tugas pada instansi masing-masing;
17

2. Masih adanya kepercayaan oleh pengguna jasa pengamanan dalam


bekerjasama dengan Polres Kolaka di dalam mengamankan aset yang
ada;
3. Adanya kesamaan perspektif di dalam menyelesaikan persoalan secara
bersama-sama yang menyangkut masyarakat secara umum.

Analisis kendala yang di hadapi di dalam pemenuhan jumlah kerma


Polres Kolaka dengan lembaga pemerintah / stakeholder disebabkan sebagai
berikut :

1. Kerma yang telah habis masa berlakunya tidak diperpanjang maupun di


perbaruhi oleh kedua belah pihak;

2. Adanya salah satu pihak yang tidak berkontribusi dengan baik pada
kerjasama yang telah di bentuk sehingga mengakibatkan kerjasama yang
telah ada menjadi tidak efektif;

3. Kurangnya kepedulian pada beberapa fungsi sehingga beberapa


pelaksanaan kegiatan yang seharusnya perlu di lakukan kerjasama dengan
instansi terkait namun tidak dilaksanakan.

Alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut kedepannya dengan


melakukan langkah-langkah :

1. Mendata seluruh kerjasama yang telah habis masa berlakunya untuk di


lakukan koordinasi di dalam pembuatan MoU terbaru;

2. Mengkoordinir fungsi-fungsi yang ada untuk segera membuat kerjasama


dengan instansi terkait dalam rangka memudahkan tupoksi yang ada pada
fungsi-fungsi;

3. Mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait sehingga kerjasama


yang telah di bangun dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Dari …..

Dari hasil analisis pengunaan sumber daya manusia di dalam


pemenuhan jumlah kerma Polres Kolaka dengan lembaga pemerintah /
stakeholder dinilai belum optimal dengan masih di jumpai beberapa fungsi yang
ada belum melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait sehingga
18

pelaksanaan tugas pokok pada fungsinya di nilai tidak dapat berjalan dengan
efektif tanpa melibatkan unsur-unsur lainnya.

Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan yang menunjang


keberhasilan di dalam pemenuhan jumlah kerjasama Polres Kolaka dengan
lembaga pemerintah / stakeholder yaitu :

1. Adanya hubungan koordinasi yang baik antara lembaga pemerintah


sehingga kerjasama yang telah di bentuk dapat berjalan dan terlaksana
dengan baik;
2. Kerjasama yang telah di bina di perkuat dengan menerbitkan MoU.

Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran


sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
d. Penggelaran Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan.
Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang disiapkan dan ditugaskan
sebagai pembina Kamtibmas di desa/kelurahan tertentu berdasarkan surat
keputusan Kapolres sebagai pengendali administrasi dan dalam penugasannya
di bawah kendali Kapolsek setempat. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
Babinkamtibmas adalah terwujudnya situasi Kamtibmas yang mantap dan
dinamis dalam rangka mengamankan dan mensukseskan pembangunan
nasional serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran okum
dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

Langkah-langkah untuk mencapai target penempatan


Bhabinkamtibmas pada setiap desa sebesar 49 % dari total desa / Kelurahan
yakni :

1. Mengkompulir data Bhabinkamtibmas defenitif;

2. Membuat panel data wilayah desa / kelurahan yang rawan tindak pidana;

3. Mengusulkan …..

4. Mengusulkan penambahan Bhabinkamtibmas defenitif ke Polda Sultra;

5. Membuat rencana kegiatan pelatihan lima kemampuan dasar


Bhabinkamtibmas;

6. Melaksanakan pelatihan lima kemampuan dasar Bhabinkamtibmas


19

Perbandingan data
jumlah Bhabinkamtibmas dengan jumlah desa/kelurahan
di wilayah hukum Polda Sultra

TARGET REALISASI CAPAIAN


2017 2018 2017 2018 2017 2018
37% 49% 26% 26% 70% 53%

Bhayangkara Pembina Kamtibmas (Bhabinkamtibmas) adalah anggota


Polri yang disiapkan dan ditugaskan sebagai Pembina Kamtibmas di
desa/kelurahan tertentu, berdasarkan Surat Keputusan Kapolda sebagai
pengendali administrasi dan dalam penugasannya dibawah kendali Kapolsek
setempat. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun lalu terdapat perubahan
sehingga perlu dilakukan kiat-kiat bagaimana keinginan dari pimpinan untuk
lebih mengedepankan kegiatan preemtif daripada represif sehingga dapat
memenuhi jumlah Bhabinkamtibmas pada desa di wilayah hukum masing-
masing.

Berdasarkan tabel di atas bila disandingkan antara pencapaian kinerja


yang dicapai pada tahun 2018 dengan Target jangka menengah tahun 2018
sebanyak 49 % yang ditargetkan hal itu tidak dapat tercapai ditahun 2018 dengan
realisasi hanya 26 %.

Analisis Keberhasilan dalam penempatan Bhabinkamtibmas disetiap


desa secara bertahap mencapai dari target kinerja yang ada disebabkan sebagai
berikut:
1. Adanya animo dari Personel Polres Kolaka untuk menjadi
Bhabinkamtibmas defenitif;
2. Adanya perhatian pimpinan melalui mutasi dalam penunjukan personel
untuk menjadi Bhabinkamtibmas defenitif yang akan ditargetkan
pemenuhanya dalam tiap kelurahan / desa;
3. Adanya …..

4. Adanya dukungan kegiatan Mabes Polri dalam mendukungan kegiatan


bhabinkamtibmas melalui pemberian anggaran operasional
Bhabinkamtibmas setiap bulannya;
20

5. Adanya Reward terhadap personel Bhabinkamtibmas yang berprestasi


oleh Pimpinan Polres Kolaka maupun Pimpinan Polri yang memacu
keinginan personel lainnya untuk menjadi Bhabinkamtibmas defenitif.
Analisis kendala belum terpenuhinya Bhabinkamtibmas Defenitif pada
tiap desa/kelurahan pada wilayah hukum Polres Kolaka dipengaruhi oleh
Persoalan fundamental yang menjadi permasalahan adalah Polres Kolaka masih
mengalami kekurangan Personel dimana dari 1.209 Personel sesuai DSP yang
terpenuhi baru 588 Personel per tanggal 31 Desember 2018 yang tersebar pada
Jajaran Polres Kolaka sehingga pemenuhan Bhabinkamtibmas tidak serta merta
dapat memenuhi seluruh desa/kelurahan yang ada.

Alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan


melakukan langkah-langkah antara lain :

1. Bag Sumda telah mengusulkan penambahan personel ke Biro SDM Polda


Sultra terkait kebutuhan minimal Personel pada Satker Polres Kolaka ;
2. Memaksimalkan peran Bhabinkamtibmas yang ada dengan menjadikan
beberapa desa/kelurahan untuk diimplementasikan sebagai Desa binaan
oleh 1 Bhabinkamtibmas sehingga pemenuhan Bhabinkamtibmas pada
tiap Desa/Kelurahan tetap dapat terpenuhi;
3. Mewujudkan sistem penghargaan terhadap prestasi kinerja
Bhabinkamtibmas dan komponen pengamanan Swakarsa;
4. Mengusulkan setiap tahunnya Duk Opsnal Bhabinkamtibmas guna
mendukung Pelaksanaan tugas dan guna meningkatkan animo Personel
yang ada untuk bertugas menjadi Bhabinkamtibmas.
Dari hasil analisis atas efesiensi pengunaan sumber daya manusia di
dalam penempatan Bhabinkamtibmas ditiap desa/kelurahan dinilai cukup baik
dimana secara kuantitatif memang belum dapat terpenuhi penempatan 1
personel bhabinkamtibmas pada tiap desa/keluarahan.

Hal …..

Hal ini disebabkan oleh kekurangan Personel pada Polres Kolaka dari
1.209 personel sesuai DSP namun terpenuhi jumlah Riil sebanyak 588 personel,
dengan kekurangan personel tersebu bukan berarti pemenuhan
Bhabinkamtibmas ditiap desa/kelurahan tidak terpenuhi dimana Sat Binmas
berupaya dengan menempatkan beberapa personel bhabinkamtibmas yang ada
21

untuk menjadi bhabinkamtibmas defenitif dengan desa binaan yang lebih dari
satu desa, hal tersebut menjadi nilai positif kehadiran personel Bhabinkamtibmas
yang selalu berada ditengah-tengah masyarakat yang ditandai dengan
menurunya angka kejadian pada beberapa desa.

Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan yang menunjang


keberhasilan di dalam penempatan 1 (satu) bhabinkamtibmas ditiap
desa/keluarahan yakni :

1. Membuat panel data wilayah desa / kelurahan yang rawan terjadinnya


tindak pidana:
2. Mengusulkan penambahan personel Polres Kolaka ke Biro SDM Polda
Sultra untuk selanjutnya di usulkan penambahan Bhabinkamtibmas
defenitif ke Ditbinmas Polda Sultra;
3. Adanya dukungan operasional Bhabinkamtibmas dalam setiap bulannya
untuk meningkatkan animo personel Polres Kolaka menjadi personel
Bhabinkamtibmas;
4. Adanya reward terhadap personel Bhabinkamtibmas berprestasi dari
pimpinan Polri;
5. Terdukungnya sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan
Bhabinkamtibmas.

Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran


sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
e. Peningkatan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu
Lintas
1) Presentase penurunan jumlah kejadian Lalulintas
Alasan penurunan jumlah Laka Lantas dijadikan sebagai indikator
kinerja utama Polres Kolaka, karena berdasarkan hasil analisis data
kecelakaan lalu lintas pada Sat Lantas Polres Kolaka setiap tahunnya
mengalami kenaikan.
Inilah…..
Inilah salah satu faktor mengapa “Persentase penurunan laka
lantas” dipilih menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama Polres Kolaka
dimana korban kecalakaan terbesar berada pada usia produktif (15 - 35
tahun).
22

Langkah-langkah untuk mencapai target 5 % dalam penurunan


kejadian laka lantas pada Polres Kolaka dilakukan upaya sebagai berikut :

1. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya


keselamatan berlalu lintas;.

2. Meningkatkan kegiatan turwali terutama pada tempat-tempat rawan


macet, pelanggaran dan laka lantas;

3. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait tentang sarana dan


prasarana jalan;

4. Memasang himbauan rawan laka lantas di lokasi / tempat yang


sering terjadi laka lantas (black spot).
Perbandingan data penurunan jumlah laka lantas

TARGET REALISASI CAPAIAN


2017 2018 2017 2018 2017 2018
5% 5% 43% 7% 614% 140%
Dari hasil analisi faktor – faktor penyebab Laka Lantas disebabkan
antara lain sebagai berikut :
1. Faktor manusia / pengemudi;
2. Faktor pengemudi yang kurang hati-hati;
3. Faktor jalan yang banyak tikungan dan licin;
4. Faktor lingkungan / alam;
5. Faktor kendaraan.
6. Faktor kurangnya rambu-rambu peringatan / petunjuk dalam berlalu
lintas;
7. Faktor pertumbuhan jumlah kenderaan tidak sebanding dengan
jumlah jalan yang ada.
Analisis penyebab keberhasilan di dalam pemenuhan indikator
terkait penurunan jumlah laka lantas di sebabkan oleh beberapa faktor
antara lain :

1. Pelaksanaan …..
2. Pelaksanaan dikmas lantas dengan sasaran perorangan maupun
kelompok sangat bermanfaat di dalam mengkampanyekan
keselamatan berlalu lintas;
3. Peranan orang tua dan guru dengan melarang anak / anak didik
untuk membawa kenderaan pribadi dengan di tandai menurunya
angka kecelakaan dengan korban anak di bawah umur;
23

4. Pemasangan spanduk peringatan pada tempat-tempat black spot


sangat membantu menurunkan angka kecelakaan lalu lintas;
5. Adanya koordinasi yang baik antara Sat Lantas dan Dinas
Perhubungan di dalam menempatkan rambu-rambu pada tempat-
tempat rawan pelanggaran;
6. Adanya penindakan tegas terhadap pelanggar yang dapat
berpotensi menimbulkan laka lantas;
7. Melaksanakan patroli pada jam-jam rawan laka dan pada tempat-
tempat black spot guna meminimalisir terjadinya laka lantas;
8. Pengelaran personel pada pagi, siang dan sore hari untuk
melaksanakan giat pengaturan pada tempat-tempat rawan laka
Analisis kendala yang di hadapi di dalam penurunan jumlah laka
lantas pada tahun 2018 disebabkan sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran sebahagian masyarakat serta bersikap acuh
tak acuh terhadap keselamatan di dalam berlalu lintas;
2. Beberapa titik Black Spot belum mendapat penerangan jalan yang
sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan maupun kejahatan;
3. Pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi yang sangat tinggi
dalam setahun sehingga beban Jalan yang ada tidak sebanding
antara peningkatan jumlah kenderaan, pelebaran dan peningkatan
jalan baru;
4. Angka pemilikan kendaraan yang tinggi tidak diiringan dengan
perkembangan infrastruktur yang mengakibatkan pengguna jalan
raya melanggar rambu lalulintas dan mengabaikan keselamatan;
5. Ruas jalan yang ada pada wilayah kota Kolaka dan sekitarnya
sebahagian besar marupakan jalur tunggal / satu lajur yang sangat
berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas;
6. Masih kurangnya rambu-rambu yang terpasang dari instansi terkait;

7. Kondisi …..
7. Kondisi jalan yang tidak memungkinkan / bergelombang yang tidak
mendapat perhatian serius dari instansi terkait;
8. Kondisi kenderaan yang tidak layak beroperasi khususnya pada
kenderaan barang dan penumpang sebagai penyumbang terjadinya
laka lantas;
9. Tidak adanya tes uji kelayakan kenderaan yang di laksanakan oleh
instansi terkait.
Alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut kedepannya
dengan melakukan langkah-langkah :
24

1. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait agar pada titik


Black Spot yang ada perlunya di adakan rambu-rambu peringatan
bagi pengendara bermotor baik roda 2/4 dan 6 serta di dukung
oleh penerangan lampu jalan pada malam hari guna memperkecil
tingkat kecelakan lalu lintas yang terjadi;
2. perlu diselenggarakan latihan peningkatan kemampuan bagi para
petugas lalu lintas baik ditingkat Polres dan Polsek sehingga
Personel Polsek yang ada dapat mempunyai keahlian di dalam
penanganan kecelakaan lalu lintas sebagai tindakan pertama di
tempat kejadian perkara (TPTKP) terkait penanganan kecelakaan
lalu lintas;
3. dengan menggelorakan semangat untuk menjadi pelopor
keselamatan berlalu lintas dan menjadikan keselamatan berlalu
lintas sebagai kebutuhan bagi seluruh pengendara yang dipelopori
oleh personel dan keluarga besar Polres Kolaka serta bekerjasama
dengan instansi terkait guna menyelesaikan permasalahan ini;
4. perlunya koordinasi dengan instansi terkait tentang uji kelayakan
kenderaan khususnya pada kenderaan barang dan penumpang
guna menekan angka kecelakaan yang ada.
Dari hasil analisis pengunaan sumber daya manusia di dalam
menurunkan jumlah laka lantas pada Polres Kolaka dinilai telah maksimal
dilaksanakanya namun yang menjadi permasalahan kruisial yang terjadi
adalah persoalan kekurangan personel pada Sat Lantas dimana seluruh
personel Sat lantas yang ada tidak mampu memback up titik-titik rawan
kecelakaan (black spot) pada wilayah hukum Polres Kolaka.

Hal …..

Hal disebabkan Luas wilayah tidak sebanding untuk di back up


oleh Personel Sat Lantas sebab ½ personel Sat Lantas yang ada tidak
dapat digunakan karena harus melaksanakan fungsi Pelayanan Kepolisian
pada fungsi lantas kepada masyarakat meliputi pelayanan SIM, Tilang,
STNK, BPKB dan TNKB.

Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan yang


menunjang keberhasilan di dalam penurunan laka lantas pada Polres
Kolaka yaitu :
25

1. Adanya kerjasama yang dibangun antara Sat Lantas – Jasaraharja


– RSUD di dalam penanganan korban laka lantas;
2. Pelaksanaan Patroli pada jam dan tempat-tempat yang menjadi
lokasi black spot laka lantas;
3. Pelaksanaan dikmas lantas dengan sasaran perorangan maupun
kelompok;
4. Pelaksanaan kampanye lalu lintas pada club-club otomotif;
5. Pengelaran personel melalui kegiatan pengaturan sebagai upaya
pencegahan terjadinya laka;
6. Adanya dukungan anggaran kegiatan Turwali Lantas yang di
dukung Sarana dan Prasarana;
7. Koordinasi dengan Dinas kesehatan dalam mengefektifkan kembali
pelaksanaan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) pda tiap
Puskesmas.

Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian


sasaran sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
2) Presentase penurunan korban meninggal dunia pada Laka Lantas

Pencapaian indikator kinerja pada persentase penurunan tingkat


fatalitas korban Laka Lantas meninggal dunia, pada tahun 2018 dari target
5 % telah terealisasi sebesar -13 % penurunan tingkat fatalitas korban
Laka Lantas meninggal dunia belum dapat diturunkan/ditekan, ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini berdasarkan data Integrated Road Safety
Management System (IRSMS).

Langkah-Langkah .....

Langkah-langkah untuk mencapai target sebesar 5% terkait


penurunan tingkat fatalitas korban laka lantas meninggal dunia dilakukan
upaya sebagai berikut :

1. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak


kecelakaan, angka kecelakaan kepada masyarakat dan pengguna
jalan serta meningkatkan kepedulian masyarakat akan bahaya
laka lantas;
26

2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait tentang sarana


dan prasarana jalan seperti rambu peringatan dan himbauan;

3. Memberikan teguran dan tindakan agar masyarakat taat terhadap


peraturan LLAJ;

4. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan pelajar tentang


dampak kecelakaan tanpa menggunakan helm SNI;

5. Membentuk forum keselematan berlalu lintas.

Perbandingan data penurunan


korban Laka Lantas meninggal dunia

TARGET REALISASI CAPAIAN


2017 2018 2017 2018 2017 2018
5% 5% 10% -13% 200% -260%

Analisis penyebab keberhasilan di dalam pemenuhan indikator


terkait penurunan korban laka lantas meninggal dunia di sebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :

1. Pelaksanaan dikmas lantas dengan sasaran perorangan maupun


kelompok sangat bermanfaat di dalam mengkampanyekan
keselamatan berlalu lintas;

2. Peranan …..

2. Peranan orang tua dan guru dengan melarang anak / anak didik
untuk membawa kenderaan pribadi dengan di tandai menurunya
angka kecelakaan dengan korban < 15 tahun maupun 15 s/d 30
tahun;

3. Pemasangan spanduk peringatan pada tempat-tempat black spot


sangat membantu menurunkan angka kecelakaan lalu lintas
korban MD;
27

4. Adanya koordinasi yang baik antara Sat Lantas dan Dinas


Perhubungan di dalam menempatkan rambu-rambu pada tempat-
tempat rawan pelanggaran;
5. Adanya penindakan tegas terhadap pelanggar yang dapat
berpotensi menimbulkan laka lantas meninggal dunia seperti tidak
mengunakan helm, memuat penumpang pada kenderaan bak
terbuka dll;
6. Melaksanakan patroli pada jam-jam rawan laka dan pada tempat-
tempat black spot guna meminimalisir terjadinya laka yang
berdampak MD.

Analisis kendala yang dihadapi didalam pemenuhan indikator


terkait penurunan korban laka lantas meninggal dunia antara lain :

1. Masih ditemukan orang tua yang yang memberikan peluang


kepada anak < usia 17 tahun dalam mengendarai kenderaan R2
maupun R4;

2. Karakter masyarakat Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Kolaka


Timur yang bersifat acuk tak acuh terhadap peraturan berlalu
lintas yang ada sehingga kerap kali membahayak keselamatan diri
sendiri maupun orang lain di dalam berkendaraan;

3. Masih dijumpai jalan-jalan yang menjadi titik Black Spot tidak


mendapat Penerangan lampu jalan pada malam hari;

4. Jumlah …..

5. Jumlah kenderaan yang terus bertambah setiap tahunnya yang


tidak sebanding dengan pelebaran dan pertumbuhan jalan baru;

6. Kesadaran masyarakat tentang peraturan perundang-undangan


masih rendah dan baru ketika ada Operasi Kepolisian di bidang
Lalu lintas diadakan masyarakat dapat tertib berlalu lintas;

7. Kondisi jalan yang tidak memungkinkan / bergelombang yang


tidak mendapat perhatian serius dari instansi terkait;
28

8. Kondisi kenderaan yang tidak layak beroperasi khususnya pada


kenderaan barang dan penumpang sebagai penyumbang
terjadinya laka lantas.
Alternatif solusi yang telah dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut pada tahun-tahun mendatang antara lain :

1. Dengan melaksanakan Dikmas Lantas pada tiap-tiap sekolah


untuk mengugah wawasan tentang keselamatan dalam berlalu
lintas serta memperkecil peluang korban meninggal dunia pada
usia renta antara 15-30 tahun;

2. Melaksanakan sosialisasi baik melalui media cetak, Poster dan


Spanduk yang di pajang pada tempat-tempat strategis tentang
dampak melanggar rambu lalu lintas maupun melalu media siar
dengan memanfaatkan Radio dan Stasiun televisi lokal dengan
tujuan mengugah Pola pikir orang tua untuk tidak memberikan
peluang kepada anak dibawah usia 17 tahun di dalam
berkendaraan;

3. Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah maupun


instansi terkait di dalam pemenuhan fasilitas publik berupa sarana
dan prasarana yang memadai berupa perbaikan dan pelebaran
jalan, pemasangan rambu / marka jalan maupun lampu
penerangan jalan, dan pengecekan kelayakan kenderaan secara
berkala khususnya pada kenderaan barang dan penumpang guna
memperkecil potensi angka kecelakaan lalu lintas yang dapat
menimbulkan korban meninggal dunia;

4. Menggelar …..

5. Mengelar pesonel Sat Lantas pada tempat-tempat Black Spot di


jam-jam tertentu yang diperkirakan dapat berpotensi menimbulkan
kecelakaan lalu lintas;

6. Melakukan penindakan tegas terhadap pelanggar rambu lalu


lintas guna memberikan efek jerah karena dari setiap pelanggaran
yang ada berpotensi menimbulkan kecelakaan bagi pelanggar
maupun bagi orang lain.
29

Dari hasil analisis pengunaan sumber daya manusia dalam


upaya penurunan korban laka lantas meninggal dunia dinilai telah
maksimal dilaksanakannya mulai dari pemasangan Spanduk peringatan
bahaya laka lantas di titik-titik rawan kecelakaan sampai dengan
pengelaran personel pada titik- titik black spot di jam-jam rawan
terjadinya laka serta Respon personel laka yang mulai baik di dalam
mendatangi TKP kecelakaan dengan cepat yang didukung oleh
kenderaan operasional laka lantas guna memudahkan akses personel di
dalam mendatangi TKP.

Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan yang


menunjang keberhasilan di dalam penurunan korban laka lantas
meninggal dunia antara lain :

1. Adanya kerjasama yang dibangun antara Sat Lantas –


Jasaraharja – RSUD Kab. Kolaka dan Kolaka Timur di dalam
penanganan korban laka lantas;
2. Pelaksanaan Patroli pada jam dan tempat-tempat yang menjadi
lokasi black spot laka lantas;
3. Pelaksanaan dikmas lantas dengan sasaran perorangan maupun
kelompok;
4. Pelaksanaan kampanye lalu lintas pada club-club otomotif;
5. Pengelaran personel melalui kegiatan pengaturan sebagai upaya
pencegahan terjadinya laka;
6. Adanya dukungan anggaran kegiatan Turwali Lantas yang di
dukung Sarana dan Prasarana;

7. Koordinasi …..
7. Koordinasi dengan Dinas kesehatan dalam mengefektifkan
kembali pelaksanaan Pertolongan Pertama Gawat Darurat
(PPGD) pda tiap Puskesmas.

Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian


sasaran sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
3) Presentase penyelesaian kasus Laka Lantas
30

Pelanggaran lalu lintas adalah perbuatan atau tindakan seseorang


yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lalu lintas dan
angkutan jalan. Berbagai pelanggaran yang sering dilakukan oleh
masyarakat seperti menerobos lampu merah, tidak menggunakan helm,
tidak menyalakan lampu kendaraan, tidak membawa surat kelengkapan
berkendara, melawan arus (Contra Flow), melanggar rambu-rambu lalu
lintas, penggunaan kendaraan yang tidak memperhatikan aspek
keselamatan, tidak menggunakan spion danberkendara melewati trotoar.

Langkah-langkah untuk mencapai target 5 % penyelesaian kasus


laka lantas antara lain :

1. Melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan terhadap


penyidik laka lantas agar dapat memahami penyelesaian kasus
laka lantas;

2. Melakukan penyelidikan, pengungkapan kasus yang tertunda untuk


meningkatkan penyelesaian kasus;

3. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka


percepatan penyelesaian kasus laka lantas.

Perbandingan data
Penyelesaian kasus laka lantas
TARGET REALISASI CAPAIAN
2017 2018 2017 2018 2017 2018
5% 5% 100% 4% 100% 80%

Berdasarkan tabel diatas terkait realisasi penyelesaian kasus laka


lantas tahun 2018 disandingkan dengan target jangan menengah tahun
2018.
Maka …..
Maka dapat diamati bahwa target yang seharusnya tercapai pada
tahun 2018 sebesar 100% dapat tercapai bahkan melampaui dari target
kinerja tahun 2017, dimana realisasi pada tahun 2018 sebesar 4 %.

Analisis penyebab keberhasilan di dalam penyelesaian kasus


laka lantas antara lain :
31

1. Adanya komunikasi yang baik antara kedua bela pihak dan


Kepolisian khususnya Sat Lantas sehingga proses penyelesaian
kasus dapat terselesaikan dengan baik dan cepat;
2. Adanya koordinasi yang baik antara JPU dan penyidik Laka
sehingga proses pemberkasan dapat terselesaikan dengan cepat;
3. Adanya itikad baik dari pelaku dan korban kecelakaan lalu lintas
untuk menyelesaiakan perkara di luar pengadilan;
4. Adanya peranan wasidik laka lantas di dalam upaya megontrol
perkembangan kasus laka yang terjadi yang di nilai cukup baik.

Analisis kendala yang di hadapi di dalam penyelesaian kasus


laka lantas antara lain :

1. Kurangnya personel pada unit laka yang tidak sebanding dengan


jumlah kasus yang di hadapi;
2. Tersangka laka tabrak lari yang keberadaanya tidak diketahui
menyulitkan penyelesaian kasus laka lantas;
3. Sulitnya mencari saksi di tempat kejadian laka lantas;
4. Belum semua penyidik laka memiliki kejuruan laka lantas sehingga
kemampuan (kualitas) penyidik yang tidak merata;
5. Banyaknya kasus laka yang terjadi di penghujung tahun yang
mengakibatkan penyelesaian kasus terjadi pada tahun mendatang.

Alternatif Solusi yang telah dilaksanakan maupun upaya


perbaikan untuk mengatasi kendala kedepannya antara lain :

1. Berkoordinasi …..

1. berkoordinasi dengan Bagsumda di dalam upaya penambahan


personel Lantas khususnya pada unit laka;

2. melaksanakan koordinasi dengan samsat terkait mengidentifikasi


nomor kenderaan pelaku untuk diketahui kepemilikan kenderaan;

3. mengusulkan personel pada unit laka untuk mengikuti dikbagspes


untuk meningkatkan SDM guna meningkatkan profesionalisme di
dalam penyelesaian kasus laka lantas;
32

4. melakukan patroli khususnya di penghujung tahun pada tembat-


tempat black spot sebagai upaya pencegahan terjadinya laka lantas
sehingga meminimalisir terjadinya penyelesaian kasus pada tahun
mendatang.

Dari hasil analisis pengunaan sumber daya manusia di dalam


upaya penyelesaian kasus laka lantas dinilai telah baik sebab bila di
bandingkan dengan jumlah penyidik dan jumlah laka yang terjadi sangat
tidak berimbang namun penyelesaian kasus melampaui dari target kinerja
yang ada, serta untuk lebih meningkatkan profesionalisme penyidik laka
lantas maka sangat di harapkan untuk mengusulkan penambahan
personel serta pengusulan personel untuk mengikuti dikbangspes yang
ada sesuai dengan bidang tugas.

Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan di dalam


menunjang keberhasilan penyelesaian kasus laka lantas yakni :

1. Adanya koordinasi yang baik antara Satlantas, kejaksaan dan


pengadilan di dalam penanganan kasus laka lantas sebagaimana
tertuang dalam MoU kerjasama;
2. Adanya dukungan anggaran penyidikan laka lantas setiap
tahunnya;
3. Pelaksanaan koordinasi yang baik dengan pihak Jasaraharja;
4. Pendataan tunggakan kasus yang harus segera di selesaikan;
5. Pengawasan terhadap rencana dan pelaksanaan penyelidikan dan
penyidikan perkara tahun berjalan dan perkara tunggakan;

6. Meningkatkan …..
6. Meningkatkan kegiatan gelar perkara dalam rangka penyelesaian
perkara;
7. Meningkatkan kegiatan analisa dan evaluasi serta pengawasan /
pengendalian penyidikan secara berkala (mingguan, bulanan dan
tahunan).
Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian
sasaran sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
f) Peningkatan Penyelesaian Tindak Pidana
33

Langkah-langkah untuk mencapai target 67 % pada tahun 2018 di


dalam pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana yang terjadi di
wilayah hukum Polres Kolaka antara lain :
1. Setelah menerima laporan Polisi, langsung melaksanakan anev dan
laporan hasil penyelidikan, apakah LP tersebut kategori pidana atau bukan;
2. Menuntaskan tunggakan kasus;
3. Mengintensifkan koordinasi terhadap instansi terkait;
4. Meningkatkan pelatihan VCD Fungsi;
5. Penyidik / penyidik pembantu lebih pro aktif mendatangi saksi atau korban;
6. Memberdayakan Bhabinkamtibmas di wilayah binaan masing-masing
dalam hal penanganan kasus-kasus ringan / tipiring (problem solving);
7. Meningkatkan koordinasi internal secara berjenjang.
Dari hasil analisa yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana pada
wilayah Hukum Polres Kolaka dikarenakan oleh beberapa faktor :
1. Tingkat Perekonomian masyarakat Kabupaten Kolaka dan Kabupaten
Kolaka Timur masih berada pada tingkat kemiskinan yang berdampak pada
meningkatnya tindak Pidana;
2. Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Kolaka Timur merupakan kota yang
sedang berkembang di wilayah Indonesia timur sehingga pembangunan
semakin pesat berupa pusat-pusat perbelanjaan seperti mall/Lippo Plaza,
supermarket, kompleks perumahan/pemukiman dan lain-lain sehingga
menimbulkan berbagai potensi gangguan serta terjadinya tindak pidana;

3. Kabupaten ….
4. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah transit di indonesia
timur sehingga sebahagian suku yang ada di indonesia memilih menetap
menyebabkan kemajemukan penduduk yang ada dengan berbagai
watak,prinsip yang kadang kali memicu terjadinya tindak pidana dengan
masyarakat lokal;
5. Mudahnya mengakses informasi melalui internet yang dapat memudahkan
Pelaku kejahatan dalam mendapatkan Pola dan Modus dalam
melaksanakan tindak pidana;
6. Lapangan Pekerjaan yang sulit di dapatkan yang disebabkan Persaingan di
dalam mendapatkan Pekerjaan yang disesuaikan dengan Latar belakang
Pendidikan umum maupun keahlian yang didapatkan.
Perbandingan data
34

Persentase penyelesaian tindak pidana


TARGET REALISASI CAPAIAN
2017 2018 2017 2018 2017 2018
67% 67% 60% 71% 89% 106%

Berdasarkan tabel di atas bila disandingkan antara pencapaian kinerja yang


dicapai pada tahun 2018 dengan Target jangka menengah dari 71 % yang
ditargetkan di tahun 2019 dimana realisasi pengungkapan kasus yang tercapai
pada tahun 2018 hanya sebesar 106 %, sehingga Target jangka menengah pada
tahun 2018 dapat tercapai pemenuhanya pada tahun 2018.

Analisis penyebab keberhasilan terpenuhinya terget di dalam


pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana pada Polres Kolaka pada
tahun 2019 antara lain :
1. Kasus yang tertangani di dukung oleh bukti dan saksi sehingga
memudahkan di dalam pengungkapan suatu kasus;
2. Adanya kerjasama tim yang baik antara fungsi Intelkam dan Reskrim di
dalam upaya pengungkapan kasus;
3. Adanya Peran serta wasidik di dalam pengawasan kasus ;
4. Adanya koordinasi yang baik dengan Polres terdekat dalam upaya
pencegahan tersangka melarikan diri;
5. Adanya koordinasi yang baik dengan JPU guna melengkapi kekurangan
berkas perkara;
6. Adanya dukungan sarana dan prasarana terkait alat pelacak Handphon
sehingga beberapa kasus sulit dapat di selesaikan dengan mengetahui
posisi tersangka;
7. Adanya penerapan Reward sehingga memotifasi penyidik di dalam
pengungkapan suatu kasus.

Analisis …..
Analisis kendala yang dihadapi beberapa Subsatker yang tidak
memenuhi target di dalam pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana pada
tahun 2019 antara lain :
1. Jumlah kasus yang tertangani tidak sebanding dengan jumlah penyidik /
penyidik pembantu yang mengakibatkan beban kerja yang tidak seimbang;
2. Belum terpenuhinya kualitas SDM sesuai dengan kompetensi yang di
harapkan;
3. Banyaknya kasus yang tertangani yang kurang didukung oleh bukti dan
saksi yang menyulitkan penyidik di dalam pengungkapan kasus;
35

4. Rusaknya beberapa tempat kejadian perkara yang disebabkan cuaca


maupun hewan yang dapat menyulitkan penyidik di dalam pengungkapan
kasus;
5. Banyaknya akses jalan keluar dari Kabupaten Kolaka dan Kabupaten
Kolaka Timur serta yang menyebabkan mudahnya tersangka untuk
melarikan diri;
6. Masih ditemukan beberapa saksi yang tidak kooperatif di dalam
memberikan keterangan akibat ancaman dari tersangka yang membuat
sulit penyidik di dalam melakukan analisa pengungkapan kasus;
7. Belum meratanya penyebaran sarana pendukung penyidikan dari Mabes
Polri sampai ke tingkat Polsek;
8. Belum adanya Puslabfor pada Polda Sultra sehingga proses penyidikan
yang membutuhkan proses identifikasi dari Puslabfor membutuhkan waktu
yang lama.
Alternatif Solusi yang telah dilaksanakan maupun upaya perbaikan untuk
mengatasi kendala kedepannya antara lain :
1. Meminta penambahan personel pada Bagsumda dalam hal pemenuhan
penyidik / penyidik pembantu pada Satreskrim maupun unit reskrim pada
Polsek Jajaran sesuai latar belakang pendidikan lanjutan Polri yang dimiliki;
2. Melakukan koordinasi yang intensif dengan dengan Polres terdekat di
dalam upaya pencegahan tersangka melarikan diri;
3. Memberikan jaminan keamanan terhadap saksi sesuai amanat undang-
undang sehingga tidak ada lagi saksi yang mendapat intimidasi dari
tersangka guna membuat terang suatu perkara tindak pidana;
4. Bekerjasama dengan tokoh masyarakat, tokoh adat maupun keluarga
korban di dalam memberikan informasi sekecil apapun kepada penyidik
guna pengungkapan kasus yang terjadi;

5. Melakukan …..
5. Melakukan pelatihan fungsi pada tingkat Polres Kolaka berupa pelatihan
VCD Fungsi guna merefres kembali wawasan keilmuan bidang penyidikan;
6. Pengusulkan personel pada fungsi reskrim di dalam mengikuti Latjam
maupun Dikbagspes guna meningkatkan mutu ke profesionalisme penyidik
/ penyidik pembantu dalam penanganan perkara.
Dari hasil analisis pengunaan sumber daya manusia dalam upaya
pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana dinilai belum optimal atas
kinerja yang dilaksanakan dimana masih ditandai banyaknya tunggakan kasus yang
terjadi setiap tahunnya khususnya pada Satreskrim dan unit reskrim Polsek hal
tersebut dikarenakan jumlah penyidik yang tidak sebanding dengan kasus yang
36

ditangani serta kualitas, kuantitas maupun profesionalisme di dalam melakukan


Proses penyidikan masih jauh dari harapan ditambah dengan kurangnya di dalam
memilah setiap laporan/pengaduan yang ada bahwa tidak seluruh Laporan /
pengaduan yang ada harus berakhir dengan pembuatan Laporan Polisi tetapi
masih ada jalan lain yang mesti ditempuh didalam menuntaskan suatu
permasalahan yang dilaporkan masyarakat melalui proses mediasi sehingga tidak
terjadi penumpukan kasus yang pada akhirnya menjadikan tunggakan kasus
ditahun mendatang. hal tersebut diperkuat sesuai dengan data Personel yang telah
mengikuti Pendidikan lanjutan Polri khususnya pada fungsi teknis Reskrim dari
seluruh yang mengikuti pendidikan lanjutan kenyataanya tidak ditempatkan
seluruhnya sesuai dengan bidang tugasnya.
Sedangkan dari hasil analisis program / kegiatan yang menunjang
keberhasilan atas pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana yang
terjadi antara lain :
1. Pembagian tugas yang baik dalam melaksanakan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana;
2. Pendataan tunggakan kasus yang harus segera di selesaikan;
3. Pengawasan terhadap rencana dan pelaksanaan penyelidikan dan
penyidikan perkara tahun berjalan dan perkara tunggakan;
4. Meningkatkan kegiatan gelar perkara dalam rangka penyelesaian perkara;

5. Meningkatkan …..
5. Meningkatkan kegiatan analisa dan evaluasi serta pengawasan /
pengendalian penyidikan secara berkala (mingguan, bulanan dan tahunan);
6. Adanya dukungan anggaran mendukung kegiatan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana.
Program kegiatan ini masih relevan untuk mendukung capaian sasaran
sehingga perlu di alokasikan kembali pada tahun depan.
2. Potensi dan permasalahan

a. potensi gangguan keamanan

Perkiraan ancaman pada tahun 2020 s.d. tahun 2024 dapat diurutkan
berdasarkan hakikat ancaman yang terjadi meliputi potensi gangguan ambang
gangguan dan gangguan nyata sebagai berikut :
37

1) Geografi.

Berdasarkan konsep Indonesia sebagai poros maritim dunia


menyambut pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, kedudukan
perairan Sultra berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III yang
menghubungkan antara Samudra Pasifik-Selat Maluku, Laut Seram-Laut
Banda menuju Timor Leste dan Benua Australia melalui Laut Banda
pada wilayah Hukum Polres yang juga merupakan jalur nasional sekunder
menjadi salah satu alternatif pelabuhan hubungan internasional komoditas
berskala ekspor. Akan ramai dilewati oleh lalu lintas kapal-kapal dari
kawasan Asia Tenggara kondisi tersebut rentan terhadap :

a) dijadikan jalur lintas/transit penyelundupan manusia (people


smugling) yang hendak mencari suaka di Australia;

b) penyelundupan barang (bahan tambang, hasil hutan, hasil


pertanian, perkebunan dll);

c) penangkapan ikan di perairan wilayah Kab. Kolaka secara ilegal;

d) masuknya pelaku teror dari Mindanau Selatan dan barang


terlarang (Senpi, Handak dan Narkoba);

e) Masuknya …..

e) masuknya kapal asing yang berasal dari luar kawasan Asean secara
ilegal.

Beberapa wilayah yaitu Kab. Kolaka Timur berbatasan langsung


dengan daerah rawan terorisme yaitu Sulawesi Tengah (Poso) yang saat ini
lagi melaksanakan operasi perburuan pelaku teror (Tinombala), sehingga
Provinsi Sultra berpotensi sebagai tempat pelarian/ persembunyian pelaku
teror dan penyebaran paham radikal untuk membentuk sel-sel jaringan
baru.

Wilayah Hukum Polres Kolaka terdiri dari wilayah daratan dan


wilayah kepulauan memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Iklim dengan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah tertentu
berpotensi menimbulkan ancaman banjir dan tanah longsor, sementara
38

pada musim kemarau yang berkepanjangan berpotensi pada terjadinya


bencana kekeringan dan kebakaran hutan/lahan. Perkiraan terjadi anomali
cuaca yang ekstrem akan kembali berlangsung di tahun 2020 s.d. tahun
2024 yang menyebabkan badai siklon tropis “Cendana” dan “Dahlia” yang
menyebabkan terjadinya bencana hydrometeorologi (bencana alam yang
disebabkan faktor cuaca) seperti angin puting beliung.

Selain itu wilayah Hukum Polres Kolaka merupakan daerah


kepulauan yang masih mengandalkan transportasi laut dalam mobilisasi
masyarakat. Pada musim tertentu yaitu musim angin barat dan angin timur,
wilayah laut /perairan wilayah Hukum Polres Kolaka memiliki gelombang
laut yang cukup tinggi mencapai 3 hingga 6 Meter rawan terjadi di Perairan
Teluk Bone. Kondisi tersebut dapat menimbulkan kerawanan terjadinya
kecelakaan laut khususnya pada daerah-daerah kepulauan.

Kondisi geografis wilayah Indonesia masuk dalam Ring of Fire


Pacifik (sabuk api Pasifik) dikelilingi oleh lempengan bumi antara lain
lempeng Pasifik lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Kondisi
tersebut menjadikan wilayah Hukum Polres Kolaka juga tidak terlepas dari
ancaman bencana gempa bumi Tektonik.

Hal ini …..

Hal ini disebabkan karena pergeseran, patahan atau tumbukan


lempengan kerak bumi, yang apabila terjadi di wilayah perairan
berpotensi menyebabkan Tsunami.

Beberapa wilayah Hukum Polres Kolaka memiliki sungai-sungai yaitu


Kab. Kolaka dan Kab. Koltim yang dimanfaatkan oleh masyarakat
pedalaman/pedesaan sebagai jalur transportasi air, namun dalam
perkembangannya dimanfaatkan sebagai sarana untuk melakukan
kejahatan khususnya illegal logging dengan mengangsur kayu melalui
sungai dengan cara dijadikan rakit.

2) Demografi.

a) dengan jumlah penduduk yang besar, perkembangan jumlah


penduduk yang cepat, penyebaran dan kepadatan yang tidak
merata serta tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan kerja,
39

fasilitas pendidikan, kesehatan dan kebutuhan hidup manusia


lainnya, merupakan potensi terhadap terjadinya berbagai
masalah sosial dan keamanan dengan dimensi yang kompleks
dan luas, antara lain meningkatnya premanisme, gelandangan
dan pengemis, WTS, street crime dan lain-lain;

b) periode tahun 2012 s.d. 2045 Indonesia akan memperoleh bonus


demografi begitu pula di Kab. Kolaka dan Koltim, mengingat
jumlah usia produktif mengalami peningkatan. Kondisi ini
merupakan suatu peluang sekaligus dapat menjadi ancaman
ketika usia produktif tersebut tidak memperoleh kesempatan
lapangan pekerjaan yang layak, terlebih dengan perkembangan
globalisasi mengakibatkan ketatnya persaingan kerja, bahkan
beberapa negara mengalami kegagalan dalam mengoptimalisasi
bonus demografi oleh karena itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya secara optimal;

c) penyebaran …..

c) penyebaran penduduk di wilayah/daerah tertentu masyarakat


pendatang lebih dominan atau cenderung seimbang dengan
tingkat kesejahteraan antara masyarakat pendatang tidak
seimbang maka sangat berpotensi terjadinya kecemburuan
sosial yang dapat berujung pada terjadinya konflik horizontal
berlatar belakang SARA;

d) keberagaman budaya, etnis, agama dan suku disatu sisi


merupakan aset bangsa, namun dapat dijadikan celah oleh
pihak-pihak tertentu untuk mengganggu stabilitas keamanan dan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
melakukan provokasi untuk memicu munculnya konflik komunal
bernuansa SARA.

3) Sumber Daya Alam.


40

Kondisi sumber daya alam di Kab. Kolaka dan Kab. Koltim selain
merupakan potensi bagi pemasukan devisa negara dan daerah serta
peningkatan perekonomian rakyat, apabila tidak dikelola dan
diamankan dengan baik, juga merupakan potensi kerawanan, berupa :

a) terjadinya eksploitasi secara ilegal, baik berupa illegal logging,


illegal mining dan illegal fishing yang dapat merugikan kekayaan
negara serta menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan;
b) penyimpangan dalam pengelolaan sumber daya alam yang
menimbulkan kerugian negara;
c) kerusakan ekosistem lingkungan hidup yang dapat
menimbulkan bencana alam;
d) persengketaan pengelolaan lahan yang dapat menimbulkan
konflik horizontal maupun vertikal;
e) akan menjadi incaran negara asing untuk melakukan
investasi/pengolahan, berupaya untuk mempengaruhi kebijakan
pemerintah sehingga akan berimplikasi pada situasi dalam
negeri.

4) Ideologi ….
4) Ideologi.

a) bergulirnya isu kebebasan HAM dan kebebasan berdemokrasi,


berakibat kepada berkembangnya wacana, diskusi, penyebaran
paham/ideologi lain selain Pancasila (liberalisme, komunisme
gaya baru, Syariat Islam dan ideologi lain) dalam bentuk
pertemuan terbuka maupun memanfaatkan kemajuan teknologi
internet, media sosial dan media massa. Kondisi tersebut
mengandung kerawanan terhadap eksistensi Pancasila serta
akan mengundang reaksi masyarakat yang dapat menyebabkan
timbulnya konflik horizontal;

b) rongrongan terhadap ideologi Pancasila bersumber dari


pemikiran luar (barat maupun timur) yang dibawa dan disebarkan
oleh warga Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri.
Teknologi informasi yang berkembang pesat dewasa ini
41

disalahgunakan sebagai alat propaganda untuk mempengaruhi/


merubah pola pikir masyarakat Indonesia menjadi individualistik,
feodal, hedonisme, vandalisme atau menerima LGBT sebagai
penghargaan terhadap HAM. Kondisi tersebut dapat menjadi
sumber muncul perpecahan di masyarakat yang dapat berujung
pada terjadinya aksi persekusi;

c) tantangan ke depan khususnya terhadap generasi muda dan


kelompok usia pertengahan akan pengaruh masuknya budaya/
pemikiran dari luar maupun dalam negeri yang bersifat negatif
melalui penafsiran yang keliru terhadap paham keagamaan,
kesukuan dan golongan yang berdampak pada menguatnya
politik identitas yang akan mengancam kebhinekaan.

5) Sosial Politik …..

5) Sosial Politik.

a) terjadinya penyalahgunaan dan pelanggaran etika dalam


penyelenggaraan sistem politik pemerintahan masih rawan
terjadi di wilayah Sultra, antara lain :

(1) terjadinya tarik menarik kepentingan politik dalam


lembaga legislatif;

(2) terjadinya manuver politik yang berdampak pada


perebutan kekuasaan yang berpotensi terjadinya
penyalahgunaan dan korup dalam penentuan kebijakan
legislasi regulasi pemerintah;

(3) korupsi yang melibatkan pejabat pemerintahan;

(4) terjadinya pelanggaran kewenangan dan etika publik


akibat sikap mental yang masih berorientasi kepada
kepentingan pribadi.
42

b) Pilkada serentak tahun 2020 merupakan proses pemilihan


terakhir menuju pemilihan serentak nasional tahun 2024,
persaingan kontestan akan semakin sengit karena diprediksi
kontestan akan diramaikan oleh kepala daerah incumbent dari
wilayah lain yang masih dalam satu ikatan garis primordial.
Pilkada 2020 wilayah Wilkum Polres Kolaka akan diikuti oleh
daerah yang melaksanakan Pilkada serentak pada tahun 2015
yaitu Kab. Kolaka Timur Adapun jadwal pemungutan suara
akan dilaksanakan pada bulan September 2020. Beberapa
masalah krusial yang berpotensi menimbulkan terjadinya
gangguan Kamtibmas dalam pelaksanaan Pilkada antara lain :

(1) persaingan dalam proses penjaringan calon kepala


daerah melalui internal partai politik berpotensi
menimbulkan dualisme dukungan Parpol;

(2) pemanfaatan …..

(2) pemanfaatan media sosial baik untuk menggalang


dukungan masyarakat maupun untuk pembunuhan
karakter Paslon lain melalui hoax, ujaran kebencian dan
fitnah;

(3) proses dan mekanisme lelang pengadaan dan distribusi


logistik kebutuhan Pilkada yang tidak transparan,
berpotensi terjadinya penyalahgunaan keuangan
Negara;

(4) kurang profesionalnya KPUD dan Panwas selaku


penyelenggara dan pengawas pelaksanaan Pilkada
serta dilain pihak mendukung salah satu pasangan
calon/tidak independen;
43

(5) kecurangan pelaksanaan kampanye dengan cara


mencuri start, money politik, penggunaan fasilitas
pemerintah dan terjadinya black campaign;

(6) potensi terjadinya kesalahan dalam penyelenggaraan


tahapan Pilkada akan kembali terjadi disebabkan karena
kualitas SDM individu penyelenggara yang berbeda
dalam memahami tugas dan tanggung jawabnya serta
kualitas keperibadian yang mempengaruhi integritas
penyelenggara;

(7) sikap tidak menerima hasil Pilkada yang sering


ditunjukkan oleh pasangan calon yang kalah dengan
menggerakkan massa pendukung dengan melakukan
tindakan anarkis;

(8) pelibatan PNS sebagai tim sukses salah satu pasangan


calon serta adanya oknum TNI/Polri yang tidak
netral/mendukung salah satu pasangan calon.

c) potensi …..

c) potensi disharmonisasi hubungan antara kepala dilatar


belakangi oleh persaingan jelang kontestasi Pilkada 2020,
akibat tumpang tindih kewenangan atau karena pembagian
peran/kewenangan yang dianggap tidak adil antara kepala
daerah dan wakil kepala daerah sehingga berdampak pada
terhambatnya pelaksanaan program kegiatan pemerintah
bahkan terabaikannya aspirasi masyarakat;

d) efektifitas pemerintahan daerah yang akan dipimpin oleh


penjabat kepala daerah pada tahun 2022, 2023 hingga 2024
akan menjadi salah satu persoalan mengingat kewenangannya
yang terbatas sehingga dapat berpengaruh terhadap
percepatan pembangunan dan investasi di daerah. Keterbatasan
tersebut juga berpotensi pada keluarnya keputusan dari pejabat
44

kepala daerah yang akan dianggap melampaui kewenangan/


penyalahgunaan wewenang, seperti persoalan mutasi pegawai,
pembatalan perizinan atau perizinan yang bertentangan dengan
yang dikeluarkan pejabat sebelumnya;

e) kompleksitas akan dihadapi oleh penyelenggara, pemilih dan


partai politik dalam proses penyelenggara Pemilu serentak tahun
2024. Tantangan yang akan kembali dihadapi antara lain terkait
banyaknya surat suara yang akan dicoblos oleh pemilih di TPS,
persoalan beban tugas KPPS yang berat akan menimbulkan
kelelahan bahkan kembali berpotensi menelan korban jiwa,
persoalan politik identitas, hoax, ujaran kebencian dan
propaganda yang mengadu domba masyarakat;

f) tantangan terhadap proses penyelenggaraan Pilkada serentak


nasional tahun 2024 akan semakin berat mengingat hanya
terpaut sekitar tujuh bulan dengan proses penyelenggaraan
Pemilu 2024 pada April 2024.

Daerah …..

Daerah yang akan melaksanakan pemungutan suara Pilkada


serentak pada bulan November 2024. Residu permasalahan
Pemilu 2024 akan berpengaruh terhadap kelancaran proses
penyelenggaraan Pilkada 2024, disisi lain tahapan
penyelenggaraan Pemilu 2024 yang beririsan dengan tahapan
Pilkada 2024 akan memecah konsentrasi penyelenggara,
peserta atau Paslon maupun masyarakat, sehingga potensi
kecurangan dalam tahapan Pilkada maupun Pemilu 2024 seperti
pemanfaatan birokrasi, money politik, permasalahan SDM
penyelenggara dan lain-lain dapat kembali terjadi;

g) pelaksanaan kegiatan pembangunan pembangunan infrastruktur


dan geliat investasi rentan menggelincirkan pejabat daerah
dalam pusaran kasus korupsi berupa suap dan penyalahgunaan
kewenangan;

h) isu degradasi terhadap kinerja pemerintahan baik di pusat


maupun di daerah oleh elemen pergerakan aksi dan tokoh politik
45

oposisi dengan mengkritisi kinerja pemerintah melalui kebijakan


yang dikeluarkan serta kritik terhadap kinerja aparat penegak
hukum;

i) dalam kondisi suprastruktur politik Indonesia, kekuasaan


eksekutif dan legislatif memberikan peran besar terhadap partai
politik dalam penentuan pimpinan pemerintah dari tingkat pusat
hingga daerah serta legislatif. Kondisi tersebut telah berpengaruh
pada independensi dan netralitas pejabat pemerintahan
sehingga cenderung memanfaatkan kekuasaannya untuk
kepentingan kelompok/partainya;
j) upaya pemekaran wilayah/pembentukan daerah otonom baru
sarat dengan kepentingan politik dari kelompok atau individu
tertentu sehingga terkesan dipaksakan dan mengabaikan
pentahapan serta prinsip-prinsip daerah otonom .

seperti …..
seperti tapal batas wilayah, letak ibukota, partisipasi masyarakat
dan sumber daya yang dimiliki sehingga berpotensi
menimbulkan terjadinya konflik horizontal dan vertikal yang dapat
mengganggu stabilitas Kamtibmas;
k) peran media massa baik cetak maupun elektronik serta
kebebasan pers yang terus tumbuh dan berkembang namun
belum diimbangi oleh tanggung jawab sesuai etika jurnalistik,
sehingga mengarah kepada kebebasan tanpa batas dan tidak
bertanggung jawab terhadap akibat pemberitaan. Media massa
masih mengutamakan kepentingan kebutuhan ekonomi
dibandingkan resiko sosial politik. Media massa memiliki peranan
dalam memelihara stabilitas Kamtibmas yang kondusif dengan
menghindari pemberitaan yang bersifat provokatif;
l) dalam kaitan penegakan supremasi hukum di wilayah Provinsi
Sultra, beberapa hal yang dapat berpotensi menimbulkan
gangguan Kamtibmas, antara lain :
46

(1) masih adanya substansi hukum yang tumpang tindih dan


terjadinya inkonsistensi peraturan perundang-undangan.
Kondisi tersebut dapat berakibat pada terjadinya
ketidakpastian hukum sehingga berimplikasi terhadap
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan;
(2) masih kurang ketegasan dari lembaga penegak hukum,
selain itu kurangnya sumber daya manusia yang
memadai dan berkualitas serta masih kurang
transparannya sistem peradilan sehingga berpotensi
menimbulkan konflik sosial dan keamanan, akibat
masih lemahnya penegakan hukum.

Hal ini …..


Hal ini terlihat dari masih adanya komersialisasi yang
dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum, masih
adanya intervensi kekuatan politik dan kekuatan massa,
sarana dan prasarana hukum yang belum memadai dan
masih kurangnya budaya kesadaran hukum baik oleh
aparat penegak hukum maupun masyarakat;
(3) penegakan hukum masih akan dihadapkan pada belum
optimalnya kinerja aparatur penegak hukum, adanya
praktek mafia peradilan dan diskrimasi dalam penegakan
hukum. Faktor lainnya yang dapat menghambat
penegakan hukum disebabkan integritas, moralitas dan
profesionalisme aparat penegak hukum yang sampai
saat ini belum mendukung pelayanan kepada
masyarakat pencari keadilan.

6) Sosial Ekonomi.

a) terjadinya krisis ekonomi dan keuangan global diperkirakan


masih akan mempengaruhi iklim investasi dan situasi
47

perekonomian di wilayah Wilkum Polres Kolaka, yang mana para


investor akan mengalami beberapa permasalahan seperti
terbatasnya kredit, sehingga akan berpotensi bagi munculnya
konflik social;
b) dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017
tentang perubahan keempat Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batu bara tanpa didukung dengan
pengawasan/pengamanan yang ketat dari Kementerian ESDM
Kementerian
dan instansi/ lembaga terkait diperkirakan berpotensi.....
terjadi
penyimpangan maupun penyalahgunaan dalam
pelaksanaannya, yang pada akhirnya berdampak terhadap
kerugian negara dan perekonomian nasional;
c) pemberlakuan …..
c) pemberlakuan kebijakan perdagangan bebas negara-negara
kawasan telah memberikan dampak positif terhadap peningkatan
iklim investasi, peningkatan ekspor barang, penciptaan lapangan
kerja, pengembangan sumber daya manusia dan akses yang
lebih mudah kepada pasar dunia. Disisi lain kebijakan tersebut
juga mengancam/memberikan dampak buruk terhadap
perekonomian antara lain :

(1) banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia akan


mengancam industri lokal dalam bersaing dengan
produk-produk luar negeri yang lebih berkualitas;

(2) regulasi yang kurang dalam memproteksi kekayaan


sumber daya alam, sehingga tindakan eksploitasi dalam
skala besar oleh perusahaan asing dapat merusak
ekosistem;

(3) persaingan tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja


asing, dimana kualitas kemampuan daya saing dan
produktifitas tenaga kerja lokal masih kalah bersaing
dengan tenaga kerja yang berasal dari luar negeri seperti
China, Malaysia, Singapura dan Thailand. Dengan
48

disahkannya Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang


penggunaan Tenaga Kerja Asing akan membuka
peluang masuknya tenaga kerja kasar unskilled worker
dari pihak asing yang mengancam keberlangsungan dari
lapangan kerja untuk pekerja lokal sehingga berpotensi
menimbulkan konflik ketenagakerjaan;

(4) timbulnya permasalahan sosial baru sebagai dampak


dari pemberlakuan pasar bebas, yang dapat berdampak
pada timbulnya gangguan Kamtibmas;

(5) meningkatnya …..

(5) meningkatnya tenaga kerja asing dari luar khususnya


China dan pekerja dari kawasan Asia Tenggara
sehingga rentan terhadap terjadinya pelanggaran hukum
dan tindak pidana.

d) sebagian besar perusahaan industri bermasalah dengan


pencemaran lingkungan akibat tidak dilakukannya pengolahan
terhadap limbah industri dan analisis dampak lingkungan yang
membutuhkan biaya besar dalam pencegahan dan
penanggulangan kerusakan lingkungan akibat eksploitasi
sumber daya alam.

e) kurangnya pemahaman kelompok masyarakat tertentu tentang


kebijakan otonomi daerah yang memberikan porsi yang lebih
besar kepada daerah untuk mengelola sumber daya alam yang
ada di daerahnya, telah disalah artikan sebagai kebebasan untuk
dapat memanfaatkan sumber daya alam tambang dengan
kurang memperhatikan peraturan perundang-undangan serta
dampak lingkungan hidup, sehingga berakibat berbagai kasus
illegal mining (penambangan tanpa izin) serta perusakan
lingkungan hidup (tidak melaksanakan reklamasi) yang dapat
menimbulkan bencana alam, tanah longsor dan banjir. Potensi
49

timbulnya pelanggaran hukum berupa illegal logging yang dapat


merugikan kekayaan negara, merusak lingkungan hidup,
bencana alam, banjir yang menyengsarakan masyarakat
cenderung masih akan terjadi;

f) kebijakan pemerintah terkait harga BBM dan tarif dasar


listrik dimungkinkan akan mengalami koreksi/perubahan di tahun
2020 sampai dengan tahun 2024. Kebijakan terkait harga BBM
yang menetapkan harga berdasarkan mekanisme pasar akan
berdampak pada terjadinya fluktuasi

harga di pasaran, disisi lain kenaikan tarif dasar listrik akan


semakin menambah beban hidup masyarakat khususnya pada
masyarakat kalangan bawah.

Protes …..

Protes terhadap kebijakan pemerintah tersebut akan kembali


disuarakan oleh Ormas dan kelompok mahasiswa/LSM serta elit
yang berseberangan dengan pemerintah (oposisi) baik melalui
penyampaian release di media cetak/elektronik ataupun dalam
bentuk aksi unjuk rasa;

g) meningkatnya aktifitas dan kegiatan perekonomian di wilayah


Sultra yang ditandai dengan berdirinya pabrik dan industri yang
dalam kegiatan operasionalnya membutuhkan bahan bakar
minyak (BBM) dalam jumlah yang besar, kondisi tersebut
dimanfaatkan oleh oknum/kelompok tertentu untuk memperoleh
keuntungan dengan melakukan penyalahgunaan BBM;

h) dengan adanya Permenhub Nomor 108 Tahun 2017 yang tidak


jauh berbeda dengan Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 terkait
aturan transportasi online yang pengawasan dan
implementasinya masih lemah akan dimanfaatkan oleh
transportasi online untuk mengembangkan usahanya dengan
melakukan penyimpangan yang pada akhirnya dapat
menimbulkan gesekan dengan moda transportasi konvensional;
50

i) kebijakan penambahan jumlah kendaraan bermotor yang


tidak diimbangi dengan pembangunan sarana dan prasarana
jalan berakibat kepada timbulnya berbagai permasalahan di
bidang lalu lintas seperti kemacetan, kesemerawutan dan
pelanggaran serta lintas dan kecelakaan lalu lintas. Lemahnya
pengawasan terhadap sarana dan prasarana transportasi, serta
tidak dipatuhinya ketentuan dan peraturan tentang perhubungan/
transportasi, merupakan ancaman terjadinya kasus-kasus
kecelakaan kapal laut maupun kecelakaan pesawat udara;

j) permasalahan …..

j) permasalahan di bidang pertanian, perkebunan, eksploitasi


sumber daya alam mineral dan pembangunan infrastruktur masih
akan dihadapkan pada masalah sengketa lahan yang berpotensi
memicu konflik vertikal maupun horizontal dengan adanya klaim
masyarakat lokal atas hak tanah ulayat/adat;

k) berbagai permasalahan di bidang pertanian yang berpotensi


menimbulkan gangguan dan cenderung masih akan dihadapi
adalah :

(1) musim kemarau yang berkepanjangan akan


menyebabkan terjadinya kekeringan di sejumlah areal
persawahan di wilayah Hukum Polres Kolaka. Kondisi
tersebut berpengaruh terhadap produksi beras yang
berakibat meningkatnya impor beras dari luar daerah;

(2) permintaan pupuk meningkat, namun disisi lain terjadi


penyalahgunaan distribusi pupuk yang mengakibatkan
kelangkaan pupuk serta naiknya harga pupuk dipasaran,
kondisi ini menyebabkan kesulitan para petani untuk
meningkatkan hasil dan kualitas pertanian;

(3) seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah,


menimbulkan permasalahan kepemilikan atau status
51

tanah, terutama di daerah perkebunan antara tanah


adat/ulayat dengan tanah negara. Kondisi ini dapat
memicu terjadi konflik antar kelompok maupun antar
desa.

l) fluktuasi harga bahan pokok setiap tahunnya akan berdampak


pada memberatkan hidup masyarakat khususnya golongan
masyarakat ekonomi menengah ke bawah berpotensi
menimbulkan dampak bagi gangguan keamanan .

dengan …..
dengan mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya seperti pencurian, pemerasan, penipuan, perjudian,
prostitusi dan lain-lain;

m) kurang ketatnya pengawasan di laut serta kurang tegasnya


tindakan terhadap pelaku pelanggaran hukum di laut
menyebabkan kerusakan lingkungan hidup di laut berupa
penggunaan bom dalam menangkap ikan, penggunaan kapal
trawl, akan berpotensi menimbulkan konflik horizontal diantara
nelayan;

n) sempitnya lapangan pekerjaan ditambah dengan beragamnya


masalah tenaga kerja yang belum teratasi, cenderung masih
akan dihadapi serta berpotensi menimbulkan gangguan, antara
lain permasalahan PHK, UMR, masalah pesangon dan
kesejahteraan pekerja serta upaya penghapusan out sourching
dan permasalahan TKI di luar negeri.

7) Sosial Budaya.

a) ketidak puasan atas kebijakan pemerintah menerbitkan Perpu


Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas khususnya dari
kader/simpatisan eks HTI yang telah dibubarkan, akan
diwujudkan dengan melakukan kritik terhadap pemerintah yang
saat ini sedang berkuasa dengan tujuan untuk mendiskreditkan
52

atau menumbuhkan ketidak percayaan masyarakat terhadap


pemerintah;

b) pengaruh globalisasi dapat memberikan dampak negatif


terhadap terjadinya perubahan perilaku masyarakat yang mana
sebagian masyarakat tidak lagi mengindahkan norma hukum,
agama dan adat istiadat yang berlaku. Kondisi tersebut
merupakan potensi dan kerawanan terhadap meningkatnya
berbagai gangguan Kamtibmas

Seperti …..

seperti pelanggaran lalu lintas, pelanggaran kasus-kasus


kesusilaan, pencurian, perusakan, perkelahian antar warga,
premanisme, penyalahgunaan Narkoba dan lain-lain;

c) pemanfaatan media sosial maupun media daring oleh


masyarakat tanpa memperhatikan kaidah maupun norma
pemanfaatan informasi dengan terlebih dahulu menyaring dan
menelaah informasi yang diperoleh menyebabkan terjadinya
distorsi informasi dengan maraknya berita hoax, hate speech,
fake news yang mengarah pada provokasi masyarakat yang
bertujuan memicu instabilitas politik dan keamanan akan kembali
terjadi di tahun 2020 hingga tahun 2024;

d) keragaman etnis, agama, suku dan ras merupakan aset bangsa,


yang telah sejak lama terpelihara dalam bingkai kebhinekaan.
Ancaman terhadap kebhinekaan akhir-akhir ini kerap kali
disuarakan mengatasnamakan agama dalam bentuk ujaran
kebencian melalui situs internet dan media sosial.
Apabila pemerintah kurang merespon fenomena ancaman
tersebut, sewaktu-waktu dapat memicu konflik horizontal yang
bernuansa SARA;

e) aksi unjuk rasa di wilayah Hukum Polres Kolaka pada tahun


2020 s.d. tahun 2024 akan sama dengan tahun-tahun
sebelumnya dengan intensitas yang cukup tinggi. Fenomena
53

penggunaan people preasure untuk capai tujuan tertentu


ataupun sebagai bentuk kritik terhadap jalannya pemerintahan
dengan menyoroti kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro
rakyat, lemahnya penegakan hukum, permasalahan
pertambangan, sengketa lahan, indikasi korupsi dan lain-lain
yang dimotori oleh elemen mahasiswa, LSM atau Ormas. Dalam
pelaksanaannya Unras yang membawa massa dengan jumlah
yang besar rentan terprovokasi untuk melakukan giat anarkis;

f) diberlakukannya .....

f) diberlakukannya Peraturan Bersama Menteri antara Menteri


Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8 dan 9 Tahun 2006
tentang pendirian tempat ibadah (penutupan sejumlah tempat
ibadah yang dinilai tidak memperoleh izin) telah menimbulkan
kontroversi di masyarakat. Masyarakat yang menolak beralasan
Surat Keputusan Bersama tersebut dinilai merugikan agama
tertentu dan membatasi kebebasan kegiatan beragama, mereka
semakin sulit untuk mendirikan tempat ibadah, sedangkan
menurut kelompok yang menyetujui berpendapat bahwa
Keputusan Bersama tersebut sudah mewakili semua aspirasi
dari berbagai kelompok agama. Perbedaan penafsiran tersebut
dapat mengakibatkan konflik antar penganut agama, yang
merupakan potensi bagi timbulnya gangguan Kamtibmas;

g) beberapa aliran/sekte keagamaan yang menyesatkan


masyarakat telah menimbulkan keresahan masyarakat antara
lain aliran Jamaah Ahmadiyah, Syiah dan Aliran Annatsir.
Kebedaradaan penganut aliran tersebut, telah mendapat
perhatian dan menimbulkan keresahan masyarakat, sehingga
perlu penanganan khusus melibatkan seluruh stakeholders/
komponen terkait guna mencegah terjadinya aksi anarkisme
terhadap sesama umat. Dilain pihak walaupun kerukunan antar
umat beragama di wilayah Sultra cukup harmonis, namun
adanya upaya-upaya provokosasi oleh oknum/kelompok tertentu
54

terkait permasalahan yang dapat memicu konflik berlatar


belakang SARA di wilayah Hukum Polres Kolaka perlu
diwaspadai;

h) penanganan dan pelayanan kesehatan yang dilakukan


pemerintah terhadap masyarakat masih jauh dari harapan,
menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit seperti demam
berdarah (DBD), flu burung, HIV/AIDS, gizi buruk, Muntaber,
diare, rabies dan lain-lain di wilayah Sultra yang pada gilirannya
berimplikasi terhadap stabilitas Kamtibmas;

i) Kab. Kolaka dan Koltim .....

i) Kab. Kolaka dan kab. Kolaka Timur sebagai salah satu daerah
tujuan wisata, disatu sisi dapat memberikan dampak positif
terhadap pendapatan daerah dan peningkatan ekonomi
masyarakat namun dilain pihak berpotensi terjadi
penyalahgunaan visa bebas kunjungan oleh wisatawan asing
memanfatkan belum maksimalnya pengawasan dari instansi
berwenang. Dampak negatif lainnya seperti penolakan dari
warga lokal karena melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan adat istiadat di daerah tersebut serta adanya wisatawan
asing yang terlibat tindak pidana;

j) pengelolaan pembangunan sektor pendidikan yang kurang


terencana dengan baik dan kurangnya pengawasan, dapat
menimbulkan berbagai kasus yang berkaitan dengan pendidikan,
antara lain masalah ijazah palsu, masalah Ujian Akhir Nasional,
masalah gelar kesarjanaan dari lembaga pendidikan yang tidak
memenuhi syarat, penyimpangan dalam penyaluran dana subsidi
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan lain-lain;

k) penerbitan surat tanah/sertifikat ganda oleh Badan Pertanahan


Nasional atau Pemerintah Daerah setempat kepada beberapa
pemilik, sehingga menimbulkan sengketa tanah yang berdampak
terjadinya konflik horizontal dan vertikal. Penyelesaian sengketa
tanah yang berlarut-larut berpotensi terhadap terjadinya
gangguan Kamtibmas berupa pendudukan tanah oleh massa,
55

penjarahan hasil kebun milik perusahaan pada saat panen oleh


masyarakat, pembakaran/pengrusakan aset perusahaan, sampai
dengan terjadinya penganiayaan atau pembunuhan.

8) Keamanan .....

8) Keamanan.

Trend gangguan Kamtibmas Wilkum Polres Kolaka berdasarkan


pengelompokannya (perbandingan antara 2014, 2015, 2016, 2017 dan
2018) yaitu :

(1) Kejahatan konvensional;


(a) Tahun 2014 : 607 kasus;
(b) Tahun 2015 : 670 kasus;
(c) Tahun 2016 : 672 kasus.
(d) Tahun 2017 : 510 kasus.
(e) Tahun 2018 : 309 kasus.
2) Kejahatan transnasional
(a) tahun 2014 : 5 kasus;
(b) tahun 2015 : 18 kasus;
(c) tahun 2016 : 28 kasus.
(d) tahun 2017 : 20 kasus.
(e) tahun 2018 : 23 kasus.
3) Kejahatan terhadap kekayaan negara
(a) tahun 2014 : 1 kasus;
(b) tahun 2015 : 7 kasus;
(c) tahun 2016 : 9 kasus.
(d) tahun 2017 : 9 kasus.
(e) tahun 2018 : 5 kasus.
4) Kejahatan berimplikasi kontijensi
56

(a) tahun 2014 : 0 kasus;


(b) tahun 2015 : 0 kasus;
(c) tahun 2016 : 3 kasus.
(d) tahun 2017 : - kasus.
(e) tahun 2018 : - kasus.
5) Lain – lain
(a) tahun 2014 : 36 kasus;
(b) tahun 2015 : 41 kasus;
(c) tahun 2016 : 57 kasus.
(d) tahun …..
(d) tahun 2017 : 36 kasus.
(e) tahun 2018 : - kasus.
b. permasalahan

Permasalahan-permasalahan di bidang keamanan yang berpotensi


menyebabkan timbulnya gangguan keamanan antara lain meliputi :

1) berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, baik permasalahan


yang bersumber dari kondisi sosial politik, sosial ekonomi maupun
kondisi sosial budaya, berpotensi terhadap terjadinya gangguan
keamanan;

2) tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat sangat besar


dalam mempengaruhi situasi keamanan, sehingga pelanggaran hukum
dianggap hal yang biasa dan cenderung dalam menangani masalah
keamanan, masyarakat bertindak main hakim sendiri;

3) masih berkembangnya pemahaman ditengah tengah masyarakat


bahwa tanggung jawab keamanan merupakan tugas aparat keamanan
sehingga hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam membangun sistem keamanan di lingkungannya;

4) rendahnya sanksi hukum terhadap pelaku kejahatan/pelanggaran


sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku;

5) kecenderungan masyarakat Sultra mengkonsumsi minuman keras


sehingga berakibat mudah emosional, mudah tersinggung, dengan
tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah sehingga
57

mengakibatkan sering terjadinya tindak kekerasan seperti


penganiayaan, pengeroyokan, KDRT dan tindakan asusila;

6) terbatasnya lapangan pekerjaan, kondisi ekonomi terbatas beban biaya


hidup yang semakin tinggi serta minimnya keterampilan, membuat
orang atau kelompok tertentu berpikiran pendek mengambil jalan pintas
untuk mendapatkan uang melalui cara-cara yang melawan hukum;

(7) sebagian …..

7) sebagian masyarakat menganggap bahwa masalah keamanan


segalanya dapat diatur dan ditentukan adat setempat, sehingga
penerapan hukum positif menjadi kurang maksimal;

8) kurangnya kesadaran masyarakat untuk mentaati peraturan dan rambu


rambu lalu lintas, kelalaian korban yang kurang berhati-hati dalam
mengemudikan kendaraannya, kondisi kedaraan dan jalan serta
pengaruh cuaca melatarbelakangi terjadinya kecelakaan;

9) menurunnya kepercayaan sebagian masyarakat terhadap wibawa


penegakan hukum yang disebabkan karena tindakan aparat Gakum
yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku yang ditandai dengan
pengungkapan kasus suap beberapa aparat penegak hukum. Kondisi
tersebut telah membuat stigma negatif bahwa hukum menjadi tajam
hanya ketika berhadapan dengan masyarakat kalangan bawah;

10) penyebaran paham radikalisme dan intoleransi yang semakin


mengganggu stabilitas dan keamanan nasional;

11) Hegemoni demokrasi telah menimbulkan potensi konflik pada


masyarakat;

12) media sosial pun sering digunakan untuk menyebarkan hoax dan
kebencian yang menganggu stabilitas dan keamanan nasional;

13) penyelundupan, pencurian terhadap sumber daya alam dan perusakan


lingkungan hidup masih sering terjadi dan dapat merusak ketahanan
dan keamanan pangan;

14) potensi bencana alam di Indonesia masih tinggi dan membutuhkan


kesiapsiagaan Polri di dalamnya saat terjadi bencana;
58

15) masyarakat dan stakeholders masih belum merasakan bahwa


Kamtibmas dan penegakan hukum adalah tanggung jawab bersama
antara masyarakat dan Polri;

16) tuntutan masyarakat akan rasa keadilan semakin tinggi dan harapan
untuk restorasi keadilan bila tidak terpenuhi dapat menjauhkan
masyarakat dari Polri.

BAB II .....

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Visi.

Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Dengan kata lain, visi
dapat dikatakan sebagai pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi
juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian
dan kesuksesan jangka panjang.

Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh
Nawawi (2000:122), visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan
dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita
masa depan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa visi adalah cita-cita atau impian sebuah organisasi
atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang.

Mengacu kepada Visi Polda Sultra dan beberapa pengertian di atas, maka Polres
Kolaka menetapkan visi organisasi sampai dengan tahun 2024, yaitu :

“Terwujudnya Wilkum Polres Kolaka yang aman dan tertib”


59

Penjelasan kata-kata kunci dari kalimat visi tersebut mengandung beberapa makna,
yakni :

a. Wilkum Polres Kolaka menjadi kabupaten yang aman, bebas dari segala bentuk
ancaman;

b. Wilkum Polres Kolaka menjadi Kabupaten yang tertib.

2. Misi .....
2. Misi.

Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), di dalam misi produk dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu
menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki
kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut
dilakukan.

Menurut Drucker (2000:87), pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar


eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8).

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) misi


merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi
yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa
produk ataupun jasa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya orang
berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi interpretasi visi. Misi
merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis
besar cara pencapaian visi.
60

Mengacu pada beberapa pengertian di atas, maka Polres Kolaka menetapkan


misi organisasi sampai dengan tahun 2024, yaitu :

Melindungi, Melayani dan Mengayomi Masyarakat


Dalam mewujudkan visi Polres Kolaka, maka 3 (tiga) hal inilah yang harus dilakukan.
Oleh karena itu, misi Polres Kolaka tersebut memiliki makna sebagai berikut :

Melindungi .....

Melindungi. Dalam hal melindungi, banyak hal yang memerlukan perlindungan. Tetapi
Polres Kolaka bertugas melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan
lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan
bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Melayani. Melayani kepentingan masyarakat di seluruh wilayah Hukum Polres Kolaka,


memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat sesuai kepentingannya dalam
lingkup tugas kepolisian.

Mengayomi. Polisi selalu berusaha untuk memberikan contoh yang terbaik pada
masyarakat, agar masyarakat bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Jika apa
yang sudah dilakukan oleh seorang polisi semaksimal mungkin kalau dari kemauan
masyarakat itu sendiri kurang, maka akan percuma saja apa yang sudah dilakukan oleh
seorang polisi. Dan masyarakat akan terus berfikir bahwa seorang polisi tidak bisa
mengayomi masyarakat.

3. Tujuan
Sebelum sebuah perencanaan menjadi dokumen yang akan dipedomani oleh
segenap jajaran Polres Kolaka, maka hal pertama yang harus dilakukan yaitu
menentukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan sasaran tersebut
dapat dirunut dari visi dan misi yang dirumuskan oleh organisasi. Melalui misi organisasi
kita dapat mengetahui untuk tujuan apa organisasi itu didirikan dan mengapa organisasi
itu ada. Misi merupakan dasar bagi tujuan dan garis besar perencanaan dalam
keseluruhan organisasi. Oleh karenanya dalam menyusun sebuah perencanaan yang
efektif, seorang pimpinan harus memastikan bahwa kebijakan-kebijakan internal, peran-
61

peran organisasional, kinerja, struktur organisasi, produk yang dihasilkan dan


keseluruhan operasional organisasi tetap sejalan dengan misi organisasi.

Dalam perencanaan itu sendiri terdapat banyak teori-teori mengenai tujuan


perencanaan. Secara garis besar, beberapa teori tersebut dapat dirangkum dan
dijabarkan dalam paragraf ini. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk pimpinan pada tatanan managerial dan bagi bawahan pada tatanan
operasional. Dengan rencana, seluruh aparatur dapat mengetahui apa yang harus
mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama dan apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, Satker dan setiap individu di dalam
institusi Polda Sultra mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara individu
serampangan,
.....
sehingga kerja organisasi kurang efisien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang pimpinan


membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang


terarah dan terencana, aparat dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, dengan rencana seorang pimpinan juga dapat mengidentifikasi dan
menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefisiensi dalam organisasi.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian.
Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, pimpinan tidak akan dapat menilai
kinerja/capaian organisasi.

Untuk memastikan apakah tujuan dan sasaran yang disusun tersebut sudah
sesuai atau belum, maka perlu untuk terlebih dahulu memperhatikan beberapa hal
berikut ini :

a. rumusan tujuan harus jelas dan spesifik dan sebisa mungkin menggunakan
kalimat kuantitatif agar mudah mengukurnya;

b. tujuan tersebut harus mencakup hasil sektor-sektor kunci karena tujuan atau
sasaran tidak mungkin disusun berdasarkan hasil kerja orang per orang, maka
sasaran tersebut dibuat berdasarkan hasil dari kontribusi per sektor/per bagian;
62

c. tujuan harus mampu memberikan tantangan untuk mencapainya, namun bukan


berarti harus sangat sulit untuk dicapai;

d. tujuan harus memiliki tenggang waktu yang jelas untuk mencapainya;

e. tujuan mestinya dikaitkan juga dengan penghargaan bagi yang mencapainya.

Berdasarkan .....

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan berdasarkan visi dan misi Polres Kolaka
maka tujuan Polres Kolaka adalah sebagai berikut :

a. menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah


Polres Kolaka;

b. menegakkan hukum secara berkeadilan;

c. mewujudkan pelayanan kepolisian yang prima;

d. mewujudkan personel Polres Kolaka yang profesional;

e. menerapkan manajemen Polri yang terintegritas dan terpercaya.

4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan kondisi yang diinginkan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia, yang memberikan impact/outcome dari program-program yang
dilaksanakan oleh seluruh jajaran kepolisian. Metode balanced scorecard merupakan
dasar penyusunan peta strategi yang terbagi menjadi menjadi 3 (tiga) perspektif yakni
stakeholder perspective, internal process perspective dan innovation perspective.
NO TUJUAN SASARAN STRATEGIS
1 Terwujudnya Pemeliharaan Indeks pemeliharaan keamanan dan
Keamanan dan Ketertiban ketertiban masyarakat
Masyarakat
2 Terwujudnya Penegakan hukum Indeks Gakkum
yang berkeadilan
3 Terwujudnya SDM Polres Kolaka a. Kinerja
yang Profesional
1). Nilai SMK Polri
2). Nilai PPK PNS
b. Disiplin ( 5 )
1). Tingkat pemberian reward
2). Tingkat pemberian Punishment
4 Menyelenggarakan pemerintahan Nilai LKIP
yang baik dan bersih
Nilai Kinerja Anggaran
Presentase Penyerapan Anggaran
63

Indeks Kepuasan Layanan Polres Kolaka


Presentase penanganan pengaduan
masyarakat
Presentase penyelesaian masalah hukum
yang dihadapi Polres Kolaka

Sasaran .....

Sasaran strategis yang telah ditetapkan kemudian dikelompokkan menjadi 3 (tiga)


perspektif yakni stakeholder perspective, internal process perspective dan innovation
perspective berdasarkan perspektif yang diadaptasi dari metode balanced scorecard.
Gambar II-2 peta strategi Polri level 0 menggambarkan bagaimana sasaran-sasaran
strategis saling terkait untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, selaras
dengan Grand Strategi dan dapat terukur dengan jelas dengan indikator-indikator kinerja
yang tepat. Indikator kinerja pada Polda Sultra dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Pendukung (IKP).

PETA STRATEGIS POLRES KOLAKA

SI. KAMTIB WILUM RES KLK

INDEKS KAMTIB WIILKUM RES KLK

IKU 2. INDEKS KEPUASAN YAN RES KLK

IKP 9 : NILAI LKIP

IKP 4 : NILAI SMK POLRI


IKP 5 : NILAI PPK PNS
IKP 6 : TINGKAT PEMBERIAN REWARD IKP 10 : NILAI KINERJA ANGGARAN
IKP 7 : TINGKAT PEMBERIAN PUNISHMENT IKP 11 : % PENYERAPAN ANGGARAN

IKP 12 : PERSENTASE PENYELESAIAN


ADUAN
IKP 13 : PERSENTASE PENYELESAIAN MSLH
HUKUM
64

a. stakeholder .....
a. stakeholder perspective

Sudut pandang ini menjabarkan pencapaian impact yang diharapkan


dengan sasaran impact (SI) adalah ”terwujudnya keamanan dan ketertiban
Wilkum Polres Kolaka”. Keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan indikator
kinerja utama yaitu Indeks Keamanan dan Ketertiban Wilkum Polres Kolaka.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Polres Kolaka dibangun dengan 3 Indikator Kinerja
Pendukung (IKP) pada Internal Process Perspective.

b. internal process perspective

Sudut pandang proses internal merupakan jabaran dari misi Polres


Kolaka Linyanyom (Melindung, Melayani, Mengayomi) masyarakat. Terdapat tiga
sasaran strategis antara lain :

1) sasaran strategis ke dua (SS1) yaitu “Terwujudnya Pemeliharaan


Keamanan dan Ketertiban Masyarakat”, dimana keberhasilan sasaran
strategis ini diukur dengan indikator kinerja indeks Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban (Harkamtibmas);

2) sasaran strategis ke tiga (SS2) yaitu ”Terwujudnya Penegakan Hukum


secara Berkeadilan”, dimana keberhasilan sasaran strategi ini diukur
dengan indikator kinerja indeks Penegakan Hukum (Gakkum);

c. innovation perspective

Sudut pandang inovasi merupakan kumpulan sasaran strategis yang


merupakan pendorong agar seluruh sasaran strategis di atas dapat tercapai.
Semangat inovasi di tubuh Polda Sultra ini terdiri dari 6 (enam) sasaran strategis
antara lain :
65

1) sasaran strategis ke lima (SS4) yaitu ”Terwujudnya SDM Polres Kolaka


yang Profesional”, dimana keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan
indikator kinerja :

a) Nilai SMK Polri;


b) nilai PPK PNS:
c) Tingkat Pemberian reward;
d) Tingkat pemberian punishment.
2) sasaran . . . . .
2) sasaran strategis ke enam (SS5) yaitu ”Menyelenggarakan Pemerintahan
yang Baik dan Bersih”, dimana keberhasilan sasaran strategis ini diukur
dengan indikator kinerja Nilai LKIP;

4) sasaran strategis ke tujuh (SS6) yaitu ”Peningkatan Akuntabilitas


Pengelolaan Anggaran”, dimana keberhasilan sasaran strategis ini diukur
dengan indikator kinerja :

a) nilai kinerja anggaran;

b) persentase penyerapan anggaran.

5) sasaran strategis ke delapan (SS7) yaitu ”Peningkatan Regulasi dan Sistem


Pengawasan yang Efektif”, dimana keberhasilan sasaran strategis ini diukur
dengan indikator kinerja :

a) persentase penanganan pengaduan masyarakat;

b) persentase penyelesaian masalah hukum yang dihadapi Polres


Kolaka.
66

BAB III .....

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN


KERANGKA KELEMBAGAAN

1. Arah Kebijakan dan Strategi Polda Sultra.

a. tujuan 1 : Terwujudnya Keamanan dan Ketertiban Wilayah Sulawesi Tenggara

Sasaran strategis Arah kebijakan Strategi


Terwujudnya Peningkatan kehadiran - meningkatkan deteksi aksi
pemeliharaan personel Polda Sultra (deteksi dini, peringatan dini
keamanan dan pada tempat yang rawan dan pencegahan dini) fungsi
ketertiban masyarakat. gangguan Kamtibmas. intelijen keamanan Polda
Sultra yang didukung personel,
anggaran dan teknologi
intelijen yang memadai guna
menurunkan dan
mengeliminasi setiap potensi
gangguan keamanan dan
gejolak sosial.
Pencegahan dan - memetakan potensi terorisme,
penanggulangan aksi radikal, konflik sosial dan
terorisme, aksi radikal, gangguan Kamtibmas lainnya.
konflik sosial dan
gangguan Kamtibmas
lainnya.
- melakukan Lidikpamgal dan
Binluh terfokus kepada potensi
terorisme, aksi radikal, konflik
sosial dan gangguan
Kamtibmas lainnya.
- meningkatkan efektifitas
penanggulangan terorisme,
aksi radikal, konflik sosial dan
gangguan Kamtibmas lainnya.
- memperkuat sistem
manajemen pengamanan
67

Obvitnas dan Obvit lainnya.


Peningkatan keamanan - meningkatkan patroli perairan
laut. dan udara dalam mendeteksi
dan mengungkap kejahatan di
laut.

- memberdayakan .....

Sasaran strategis Arah kebijakan Strategi

- memberdayakan masyarakat
pesisir dalam pengamanan laut.
Peningkatan disiplin - meningkatkan kesadaran dan
berlalu lintas. disiplin dalam berlalu lintas.
Peningkatan desa/ - menggerakkan stakeholder
kelurahan sadar terkait, Toga dan Tomas dalam
Kamtibmas. mewujudkan desa/kelurahan
sadar Kamtibmas.
- partnership potensi masyarakat
sadar Kamtibmas dalam cegah
tangkal Kamtibmas dan
Gakkum terbatas.

b. tujuan 2 : Menegakkan Hukum secara Berkeadilan

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Terwujudnya penegakan Peningkatan - meningkatkan kapasitas dan
hukum secara pengungkapan kasus kapabilitas penyidik.
berkeadilan. Narkoba, Siber, korupsi
dan kasus atensi publik.
- mempercepat pengungkapan
kasus dan penyelesaian
perkara tindak pidana
Narkoba, Siber, korupsi dan
kasus atensi publik.
Pemetaan tindak kejahatan - memperkuat kapabilitas dan
yang melibatkan kompetensi dalam
perempuan dan anak. perlindungan perempuan dan
anak.

c. tujuan 3 : Modernisasi Pelayanan Polda Sultra

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Terselenggaranya layanan Peningkatan pelayanan - meningkatkan inovasi
publik Polda Sultra yang prima dan kedekatan pelayanan Polda Sultra.
prima. dengan masyarakat.
68

- meningkatkan pendekatan
personal dan keterlibatan
personel Polda Sultra
dalam berbagai acara
sosial kemasyarakatan.

d. tujuan 4 : Mewujudkan Personel Polda Sultra yang Profesional

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Terwujudnya manajemen Peningkatan - mengelola media konvensional
media dan pengelolaan kepercayaan publik dan media sosial secara efektif
informasi yang handal. melalui manajemen dalam membangun kepercayaan
media. publik.
- menetralisir .....

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


- menetralisir berita negatif yang
dapat mengganggu Kamtibmas.
Penguatan sistem - melakukan pemutakhiran data
informasi Polda Sultra kepolisian secara akurat dan
berbasis big data. tepat waktu.
- mengintegrasikan sistem
informasi kepolisian dari tingkat
Polsek sampai tingkat Polda.
- meningkatkan kualitas dan
pemanfaatan hasil Litbang Polri.
Terwujudnya SDM Peningkatan kualitas - melakukan reformasi
Polda Sultra yang SDM Polda Sultra. pengelolaan SDM secara
profesional. profesional.
- meningkatkan mutu pendidikan
dan pelatihan Polri.

e. tujuan 5 : Menerapkan Manajemen Polri yang Terintegrasi dan Terpercaya

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Menyelenggarakan Menuntaskan - penerapan prinsip-prinsip
pemerintahan yang bersih, penanggulangan tata pemerintahan yang
terbuka dan melayani. penyalahgunaan baik (good governance)
kewenangan dalam bentuk pada semua tingkat mulai
praktik-praktik KKN . dari Polda sampai dengan
Polsek.
- peningkatan efektifitas
pengawasan melalui
koordinasi dan sinergi
pengawasan internal,
eksternal dan
pengawasan masyarakat.
- peningkatan budaya kerja
aparatur yang bermoral,
profesional, produktif dan
bertanggung jawab.
Terwujudnya pengelolaan Penguatan akuntabilitas - meningkatkan
anggaran yang akuntabel. kinerja Polda Sultra. akuntabilitas perencanaan
69

dan penganggaran Polda


Sultra.
Terwujudnya regulasi dan Penguatan regulasi fungsi - memperkuat kerangka
sistem pengawasan yang pengawasan Polda Sultra. regulasi dibidang
efektif. pengawasan.
- memperkuat dukungan
dalam memastikan
terlaksananya fungsi
hukum secara efektif.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Polres Kolaka.

a. tujuan 1 : Terwujudnya Keamanan dan Ketertiban Wilayah Hukum Polres Kolaka

Sasaran strategis Arah kebijakan Strategi


Terwujudnya Peningkatan kehadiran - meningkatkan deteksi aksi
pemeliharaan personel Polres Kolaka (deteksi dini, peringatan dini
keamanan dan pada tempat yang rawan dan pencegahan dini) fungsi
ketertiban masyarakat. gangguan Kamtibmas. intelijen keamanan Polda
Sultra yang didukung personel,
anggaran dan teknologi
intelijen yang memadai guna
menurunkan dan
mengeliminasi setiap potensi
gangguan keamanan dan
gejolak sosial.
Pencegahan dan - memetakan potensi terorisme,
penanggulangan aksi radikal, konflik sosial dan
terorisme, aksi radikal, gangguan Kamtibmas lainnya.
konflik sosial dan
gangguan Kamtibmas
lainnya.
- melakukan Lidikpamgal dan
Binluh terfokus kepada potensi
terorisme, aksi radikal, konflik
sosial dan gangguan
Kamtibmas lainnya.
- meningkatkan efektifitas
penanggulangan terorisme,
aksi radikal, konflik sosial dan
gangguan Kamtibmas lainnya.
- memperkuat sistem
manajemen pengamanan
Obvitnas dan Obvit lainnya.
Peningkatan keamanan - meningkatkan patroli perairan
laut. dan udara dalam mendeteksi
dan mengungkap kejahatan di
laut.
70

- memberdayakan .....

Sasaran strategis Arah kebijakan Strategi

- memberdayakan masyarakat
pesisir dalam pengamanan laut.
Peningkatan disiplin - meningkatkan kesadaran dan
berlalu lintas. disiplin dalam berlalu lintas.
Peningkatan desa/ - menggerakkan stakeholder
kelurahan sadar terkait, Toga dan Tomas dalam
Kamtibmas. mewujudkan desa/kelurahan
sadar Kamtibmas.
- partnership potensi masyarakat
sadar Kamtibmas dalam cegah
tangkal Kamtibmas dan
Gakkum terbatas.

b. tujuan 2 : Menegakkan Hukum secara Berkeadilan

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Terwujudnya penegakan Peningkatan - meningkatkan kapasitas dan
hukum secara pengungkapan kasus kapabilitas penyidik.
berkeadilan. Narkoba, Siber, korupsi
dan kasus atensi publik.
- mempercepat pengungkapan
kasus dan penyelesaian
perkara tindak pidana
Narkoba, Siber, korupsi dan
kasus atensi publik.
Pemetaan tindak kejahatan - memperkuat kapabilitas dan
yang melibatkan kompetensi dalam
perempuan dan anak. perlindungan perempuan dan
anak.

c. tujuan 4 : Mewujudkan Personel Polres Kolaka yang Profesional

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Terwujudnya SDM Peningkatan kualitas - melakukan reformasi
Polres Kolaka yang SDM Polres Kolaka. pengelolaan SDM secara
profesional. profesional.
71

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


- meningkatkan mutu pendidikan
dan pelatihan Polri.

e. tujuan 5 : Menerapkan Manajemen Polri yang Terintegrasi dan Terpercaya

Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi


Menyelenggarakan Menuntaskan - penerapan prinsip-
pemerintahan yang bersih, penanggulangan prinsip tata
terbuka dan melayani. penyalahgunaan pemerintahan yang baik
kewenangan dalam bentuk (good governance) pada
praktik-praktik KKN . semua tingkat mulai dari
Polres sampai dengan
Polsek.
- peningkatan efektifitas
pengawasan melalui
koordinasi dan sinergi
pengawasan internal,
eksternal dan
pengawasan
masyarakat.
- peningkatan budaya
kerja aparatur yang
bermoral, profesional,
produktif dan
bertanggung jawab.
Terwujudnya Penguatan akuntabilitas - meningkatkan
pengelolaan anggaran yang kinerja Polres Kolaka. akuntabilitas
akuntabel. perencanaan dan
penganggaran Polda
Sultra.
Terwujudnya regulasi dan Penguatan regulasi fungsi - memperkuat kerangka
sistem pengawasan yang pengawasan Polres regulasi dibidang
efektif. Kolaka. pengawasan.
- memperkuat dukungan
dalam memastikan
terlaksananya fungsi
hukum secara efektif.
- meningkatkan inovasi
pelayanan Polda Sultra.

- meningkatkan
pendekatan personal dan
keterlibatan personel
Polda Sultra dalam
berbagai acara sosial
72

kemasyarakatan.

3. Kerangka .....

3. Kerangka Regulasi Polres Kolaka.

Sasaran Regulasi terkait yang sudah


Kebutuhan Regulasi Keterangan
Strategis ada
Terwujudnya UU Darurat Nomor 12 Tahun Rancangan Peraturan Regulasi dari
pemeliharaan 1951 tentang senjata api Pemerintah tentang Mabes Polri.
keamanan dan dan bahan peledak; perizinan dan kegiatan
ketertiban masyarakat (Baintelkam
Perkap Nomor 8 Tahun
masyarakat. Polri);
2012 tentang pengawasan dan
pengendalian senjata api Revisi Perkap Nomor
untuk kepentingan olah raga; 23 Tahun 2007 tentang
sistem keamanan
Perkap Nomor 2 Tahun
lingkungan (Baharkam
2008 tentang pengawasan dan
Polri);
pengendalian dan
pengamanan bahan peledak Penyusunan
komersil; pedoman penilaian
penerapan sistem
Perkap Nomor 9 Tahun
manajemen swakarsa
2011 tentang sistem dan
berdasarkan Perkap
manajemen operasional Polri;
Nomor 24 Tahun 2007
PP 43 Tahun 2012 tentang tata (Baharkam Polri);
cara pelaksanaan Korwa Bin
Penyusunan
Polsus, PPNS dan bentuk-
pedoman pelatihan
bentuk PAM swakarsa;
sistem manajemen
Perkap Nomor 23 Tahun 2007 pengamanan swakarsa
tentang sistem keamanan organisasi, perusahaan
lingkungan; dan atau instansi/
Perkap Nomor 24 Tahun 2007 lembaga pemerintah
tentang sistem manajemen (Baharkam Polri);
pengamanan organisasi, SOP tentang operasi
perusahaan dan/atau instansi/ bina waspada
lembaga pemerintah; (Baharkam Polri);
Perkap Nomor 2 Tahun 2014 SOP tentang operasi
tentang Bimtek Polsus; bina taruna (Baharkam
PP Nomor 80 Tahun 2012 Polri);
tentang tata cara pemeriksaan SOP tentang Turjawali
73

kendaraan bermotor di jalan; bagi Polsus (Baharkam


Polri);
Perkap Nomor 9 Tahun 2012
tentang surat izin mengemudi; SOP penyimpanan,
pemeliharaan dan
penggunan Senpi bagi
Polsus (Baharkam
Polri);
Perkap tentang
penandaan SIM
pelanggar lalu lintas
(Korlantas Polri);

Perkap .....
74

Sasaran Regulasi terkait yang sudah


Kebutuhan Regulasi Keterangan
Strategis ada
Perkap tentang Regulasi dari
penindakan Mabes Polri.
pelanggaran lalu lintas
dengan Electronic Law
Enforcement (EtLE);
Perkap tentang
Pengaturan, Penjagaan
dan Patroli (TURJALI)
lalu lintas (Korlantas
Polri);
Perkap tentang
pengawalan lalu lintas
(Korlantas Polri);
Perkap tentang lampu
isyarat dan sirine
(Korlantas Polri);
Perkap Nomor 12 Tahun 2007 Revisi Perkap Nomor
tentang mobil unit pelayanan 12 Tahun 2007
SIM keliling. tentang mobil unit
pelayanan SIM keliling
(Korlantas Polri).
Terwujudnya Perkap Nomor 3 Tahun Revisi Perkap No 3 Regulasi dari
penegakan 2008 tentang pembentukan Tahun 2008 tentang Mabes Polri.
hukum secara ruang pelayanan khusus pembentukan ruang
berkeadilan. dan tata cara pemeriksaan pelayanan khusus dan
saksi dan/atau korban tindak tata cara pemeriksaan
pidana; saksi dan atau korban
tindak pidana
(Bareskrim Polri);
Revisi Perkap Nomor
Perkap Nomor 10 Tahun 2009 10 Tahun 2009 tentang
tentang tata cara dan
tata cara dan
persyaratan permintaanpersyaratan permintaan
pemeriksaan tehnis
pemeriksaan tehnis
kriminalistik TKP dan
kriminalistik TKP dan
laboratoris kriminalistik barang
laboratoris kriminalistik
bukti kepada laboratorium barang bukti kepada
forensik Polri; laboratorium forensik
Perkap Nomor 8 Tahun Polri (Bareskrim Polri);
2014 tentang perubahan atas
Perkap Nomor 10 Tahun
2010 tentang tata cara
Revisi Perkap No 15
pengelolaan barang bukti di
Tahun 2010 tentang
lingkungan Polri;
penyelenggaraan pusat
Perkap Nomor 15 Tahun informasi kriminal di
2010 tentang lingkungan Polri
penyelenggaraan pusat (Bareskrim Polri);
informasi kriminal di
lingkungan Polri;
75

Perkap .....
76

Sasaran Regulasi terkait yang sudah


Kebutuhan Regulasi Keterangan
Strategis ada
Perkap Nomor 20 Tahun Revisi Perkap No 20
2010 tentang Korwas PPNS; Tahun 2010 tentang
Korwas PPNS
(Bareskrim Polri);
Perkap Nomor 14 Tahun Revisi Perkap No 14
2012 tentang manajemen Tahun 2012 tentang
penyidikan tindak pidana. manajemen penyidikan
tindak pidana
(Bareskrim Polri);
Perkap tentang
standart kompetensi
Penyidik Polri
(Bareskrim Polri);
Perkap tentang
mekanisme
pengangkatan Penyidik
dan penerbitan
Keputusan Penyidik
(Bareskrim Polri);
Perkap tentang
pedoman administrasi
penyidikan tindak
pidana (Bareskrim
Polri);
Perkap tentang
standar kompetensi
pemeriksa forensik
(Bareskrim Polri);
Perkap tentang
penegakan hukum di
wilayah perairan oleh
Kepolisian Perairan
(Korpolairud Baharkam
Polri);
Perkap tentang
pengelolaan kerja
sama dengan
Kepolisian Luar Negeri
di wilayah perbatasan
RI (Divhubinter Polri).

UU .....
77

Regulasi terkait yang sudah


Sasaran Strategis Kebutuhan Regulasi Keterangan
ada
UU Nomor 2 Tahun Rancangan
2002 tentang Polri Pasal 41; Peraturan Pemerintah
tentang perbantuan
Perkap Nomor 12 Tahun
TNI (Sops Polri dan
2014 tentang pembuatan
Divkum Polri);
MoU dengan Kepolisian Luar
Negeri; Perkap tentang atase
Polri, staf teknis Polri
Perkap Nomor 4 Tahun
dan LO Polri
2017 tentang penugasan
(Divhubunter Polri);
anggota di luar struktur
organisasi Polri; Perkap tentang tata
cara penanganan
kejahatan internasional
dan transnasional di
lingkungan Polri
(Divhubunter Polri);
Perkap tentang
penyelenggaraan misi
PBB (Divhubinter
Polri).
78

Terwujudnya UU Nomor 2 Tahun 2002 Rancangan Perpres Regulasi dari


SDM Polres tentang Kepolisian Negara tentang ikatan dinas Mabes Polri.
Kolaka yang Republik Indonesia; Polri (SSDM Polri);
profesional. Perkap Nomor 10 Tahun 2016 Rancangan Peraturan
tentang penerimaan anggota Pemerintah tentang
Polri; administrasi
keanggotaan Polri
Perkap Nomor 5 Tahun 2016
(SSDM Polri);
tentang assessment center;
Perkap tentang
Perkap Nomor 16 Tahun 2012
seleksi pengendalian
tentang mutasi jabatan di
pendidikan
lingkungan Polri;
pengembangan Polri
Perkap Nomor 19 Tahun 2010 (SSDM Polri);
tentang pelatihan Polri;
Perkap tentang
Perkap Nomor 4 Tahun 2010 penjaminan mutu
tentang Sisdik Polri; pendidikan dan
Perkap Nomor 20 Tahun 2007 pelatihan Polri
tentang standar komponen (Lemdiklat Polri);
pendidikan pembentukan Revisi Perkap
pengembangan di lingkungan tentang kurikulum
Polri; pendidikan
Perkap Nomor 4 Tahun 2009 pengembangan Polri
tentang dewan pendidikan dan (Lemdiklat Polri);
pelatihan Polri; Revisi Perkap No 20
Perkap Nomor 19 Tahun 2010 Tahun 2007 tentang
tentang penyelenggaraan standar komponen
pendidikan
pelatihan Polri;
pembentukan
Perkap Nomor 19 Tahun 2006 pengembangan di
tentang pedoman pelaksanaan lingkungan Polri
pelatihan penggunaan VCD (Lemdiklat Polri);
fungsi teknis kepolisian;
Revisi Perkap No 4
Perkap Nomor 19 Tahun Tahun 2009 tentang
2007 tentang kurikulum dewan pendidikan dan
pendidikan Sespati Polri dan pelatihan Polri
Sespim Polri; (Lemdiklat Polri);
Surat Edaran Kapolri Nomor : Perkap tentang
SE/17/XII/2016 tentang penilaian pendidikan
gratifikasi di lingkungan Polri; Polri (Lemdiklat Polri);
Perkap Nomor 6 Tahun 2017 Perkap tentang
tentang SOTK Mabes Polri; penjaminan mutu
Perkap Nomor 2 Tahun 2016 pendidikan dan
tentang tata cara penyelesaian pelatihan Polri
pelanggaran disiplin anggota (Lemdiklat Polri);
Polri. Revisi Perkap No 19
Tahun 2010 tentang
penyelenggaraan
pelatihan Polri
(Lemdiklat Polri);

Revisi .....
79

Sasaran Regulasi terkait yang sudah


Kebutuhan Regulasi Keterangan
Strategis ada
Revisi Perkap No
19 Tahun 2006
tentang pedoman
pelaksanaan pelatihan
penggunaan VCD
fungsi teknis kepolisian
(Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No
19 Tahun 2007
tentang kurikulum
pendidikan Sespati Polri
dan Sespim Polri
(Lemdiklat Polri);
Perkap tentang
pedoman penyusunan
standar dan akreditasi
profesi Polri (Lemdiklat
Polri).
Menyelenggarak Peraturan Presiden Nomor Perkap tentang Regulasi dari
an pemerintahan 29 Tahun 2014 tentang pengelolaan sistem Mabes Polri.
yang bersih, sistem akuntabilitas kinerja akuntabilitas kinerja di
terbuka dan instansi pemerintah; lingkungan Polri;
melayani. Perkap Nomor 22 dan 23 Revisi Perkap No 6
Tahun 2010 tentang SOTK Tahun 2017 tentang
Polda dan Polres. SOTK Polri;
Revisi Perkap No 23
Tahun 2010 tentang
Polres (Srena Polri).
Peningkatan Peraturan Menteri Keuangan Regulasi dari
akuntabilitas Republik Indonesia Nomor 196 Mabes Polri.
pengelolaan /PMK.02/2015 tentang
anggaran. perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
143/PML.02/2015 tentang
petunjuk penyusunan dan
penelaahan Rencana Kerja
dan Anggaran kementerian
Negara/lembaga dan
pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran.
Peningkatan Surat Edaran tentang Regulasi dari
regulasi dan gratifikasi di lingkungan Mabes Polri.
sistem Polri (Itwasum Polri).
pengawasan
yang efektif.

4. Kerangka .....
80

4. Kerangka Kelembagaan Polres Kolaka.

Sasaran Kelembagaan terkait yang Kebutuhan


Keterangan
Strategis sudah Kelembagaan
Terwujudnya Sat Intelkam, Sat Sabhara, Sat Penguatan fungsi Kerangka
pemeliharaan Binmas, Sat Polair, Intelkam, Samapta, kelembagaan
keamanan dan Binmas di tempat dari Mabes
ketertiban yang rawan gangguan Polri.
masyarakat. Kamtibmas mulai dari
tingkat Polda sampai
dengan Polsek;
Penguatan HTCK
dengan unsur seluruh
pemangku kepentingan
untuk mencegah
gangguan Kamtibmas;
Penguatan command
center;
Penguatan koordinasi
intelijen;
Penguatan unit Binmas
Polsek;
Penguatan fungsi
preemtif pada tingkat
Polsek dengan
penggelaran 1 anggota
Bhabinkamtibmas 1
desa/kelurahan.
Sat Lantas Penguatan fungsi
pencegahan dan
rekayasa lalu lintas
sampai dengan tingkat
Polsek;
Penguatan fungsi
penegakan hukum di
bidang lalu lintas
sampai dengan tingkat
Polsek.
Terwujudnya Sat Reskrim, Sat narkoba, Sat Penguatan fungsi Kerangka
penegakan Lantas dan Sat Polair. penyidikan sampai kelembagaan
hukum secara dengan tingkat Polsek; dari Mabes
berkeadilan. Polri.
Penguatan fungsi
pengawasan
penyidikan pada tingkat
Polres.
81

Terwujudnya .....
82

Kelembagaan terkait yang Kebutuhan


Sasaran Strategis keterangan
sudah kelembagaan
Terwujudnya SDM
Polres Kolaka - -
yang profesional.
Sistem Bag Ren Mengusulkan Revisi Kerangka
pengawasan yang SOTK tingkat kelembaga
akuntabel, guna Satwil (Polres dan an dari
mendukung Polsek) : Mabes Polri.
tatakelola a. penataan DSP
pemerintah yang Satwil disesuaikan
bersih, terbuka dengan ABK;
dan melayani
b. perubahan
nomenklatur dan
titelatur Satwil
disesuaikan
dengan struktur
dan ketentuan
yang berlaku;
c. penataan struktur
jabatan.
Pembentukan dan
peningkatan tipe Satwil
(Polres, Polsek dan
Polsubsektor);
Penataan tipe Satwil
(Polsek dan
Polsubsektor);
Monev implementasi
SOTK, (Personel,
Unitlantas Polsek,
Unitintelkam Polsek,
Satpolair
Polsubsektor);
Penataan daerah
hukum Satwil (Polres
dan Polsek);
Pemutakhiran data
Satwil.

BAB IV .....
83

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

1. Target Kinerja

Untuk mewujudkan visi dan misi Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara serta
mendukung tercapainya kebijakan pada level daerah, Kepolisian Resor Kolaka
menetapkan 5 (lima) tujuan dan telah dilengkapi dengan 7 (tujuh) sasaran strategis, yang
merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh Kepolisian Resor Kolaka dan
mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau beberapa
program. Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran
strategis terdapat indikator kinerja.

Base
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis line
Utama
2018 2020 2021 2022 2023 2024
IK UTAMA
Internal Process
SS1 Terwujudnya IKP1 Indeks 71 75.7 73.8 71.6 69.8 67.5
pemeliharaan Pemeliharaan
keamanan dan Keamanan dan
ketertiban Ketertiban
masyarakat
SS2 Terwujudnya IKP2 Indeks 73 75.2 75.4 75 75.6 75.5
penegakan hukum Penegakan
secara berkeadilan Hukum

Innovation
SS3 Terwujudnya SDM IKP4 Nilai SMK Polri
Polres Kolaka yang 73,3 73 73 73 73 73
profesional
IKP5 Nilai PPK PNS 71,12 71 71 71 71 71
IKP6 Tingkat
7 7 7 8 8 9
Pemberian Orang Orang Orang Orang Orang Orang
Reward
IKP7 Tingkat
7 7 7 6 6 5
Pemberian Orang Orang Orang Orang Orang Orang
Punishment
SS4 .....
84

Base
Indikator Kinerja Target
Sasaran Strategis line
Utama
2018 2020 2021 2022 2023 2024
SS4 Sistem pengawasan IKP9 Nilai LKIP 66,19 66.1 66,5 66,10 66,15 66,19
yang akuntabel, guna
mendukung tatakelola
pemerintah yang bersih,
terbuka dan melayani
IKP10 Nilai kinerja 45,05 45 45,1 45,2 45,3 45,4
anggaran
IKP11 Indeks 76 - 77.8 78.1 79.2 80.1
Layanan
Kepuasan
Polres Kolaka
IKP12 Persentase 102% 97% 98,15 98,30 98,45 98,60
penyerapan % % % %
anggaran
IKP13 Persentase 100% 92% 92% 92% 93% 93%
penyelesaian
pengaduan
masyarakat
IKP14 Persentase 100% 93% 93% 94% 95% 95%
penyelesaian
masalah
hukum yang
dihadapi
Polres Kolaka
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut, telah ditetapkan
beberapa program di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, yaitu sebagai
berikut :
a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Polri;
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri;
c. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Polri;
d. Program Pendidikan dan Latihan Aparatur Polri;
e. Program Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Polri;
f. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban;

g. Program Kerjasama dan Ketertiban;


h. Program Pemberdayaan Potensi Keamanan;
i. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat;
j. Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana;
k. Program Penanggulangan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi;
l. Program Pengembangan Hukum Kepolisian.
2. Kerangka …..
85

2. Kerangka Pendanaan

Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi dan program pemeliharaan


keamanan dan ketertiban serta mencapai target sasaran utama sebagaimana disebutkan
dalam BAB terdahulu, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang memadai.
Pendanaan pembangunan akan bersumber dari pemerintah (APBN). Pendanaan APBN
akan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, yakni fokus pada
kepentingan untuk memberikan keamanan kepada masyarakat. Sementara itu dilakukan
penguatan sinergi pendanaan antara Polda Sultra dengan Pemda (APBD). Secara terinci
kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan sebagaimana lampiran I.

Terwujudnya .....
86

Sumber
Sasaran Strategis Keluaran Ket
Pendanaan
Terwujudnya Melaksanakan Anev penerapan RM
Pemeliharaan sistem dan manajemen; PNBP
Keamanan dan
Pembentukan, perubahan tipe
Ketertiban Masyarakat.
satuan kewilayahan;
Melakukan pembangunan Polsek
secara bertahap;
Meningkatkan koordinasi dan kerja
sama dengan TNI, Instansi terkait
dan pemerintah daerah;
Meningkatkan keamanan wilayah
Sultra melalui penguatan Polsek/
Subsektor yang ada di jajaran Polda
Sultra;
Meningkatkan peran dan fungsi
intelijen keamanan Polri yang
mampu memberikan informasi dan
saran tindak secara rahasia, cepat
dan akurat;
Menggalang daya cegah dan daya
tangkal warga masyarakat terhadap
setiap bentuk gangguan
Kamtibmas;
Menguatkan program Polmas
dengan penggelaran satu
Bhabinkamtibmas satu desa/
kelurahan;
Meningkatkan kemampuan
penanganan konflik sosial
(vertikal/horizontal) dengan
mengutamakan pencegahan dan
memberikan perlindungan yang
berkeadilan terhadap kelompok
minoritas dan kelompok rentan;
Meningkatkan kemampuan
penanganan separatisme,
radikalisme dan intoleransi melalui
kegiatan preemtif dan preventif;
Membangun dan memberdayakan
pengamanan swakarsa serta
meningkatkan pelibatan publik;
Meningkatkan pelayanan
masyarakat dengan
mengembangkan Polmas untuk
menjangkau seluruh komunitas
pada daerah-daerah perbatasan dan
pulau-pulau terluar berpenghuni;

Meningkatkan .....
87

Sumber
Sasaran Strategis Keluaran Ket
Pendanaan
Meningkatkan kemampuan
pencegahan kejahatan melalui
penguatan kegiatan fungsi intelijen,
fungsi Binmas dan fungsi Sabhara;
Menghadirkan anggota Polri di
tengah-tengah masyarakat saat
dibutuhkan dan di setiap kegiatan
masyarakat;
Pemantauan arus lalu lintas sebagai
data dasar evaluasi dan pengkajian
trouble spot dan black spot dalam
mengurangi titik titik lokasi rawan
kemacetan dan rawan kecelakaan
lalu lintas;
Melakukan kajian black spot
kecelakaan lalu lintas dan angkutan
jalan pada daerah rawan kecelakaan
lalu lintas;
Penyidikan kecelakaan lalu lintas
dengan pemanfaatan teknologi
Traffic Accident Analysis;
Mengembangkan program road
safety/safety ridding;
Membangun sistem edukasi
berbasis teknologi yang mudah
diakses oleh publik dan pemangku
kepentingan;
Menggelar operasi kepolisian di
bidang lalu lintas secara tematis;
Melaksanakan kampanye
keselamatan lalu lintas.
Terwujudnya Peningkatan kemampuan penyidik
Penegakkan Hukum melalui pendidikan latihan dan
secara Berkeadilan mengusulkan sertifikasi;
Meningkatkan dan mengintensifkan
pengungkapan kasus-kasus
menonjol yang meresahkan
masyarakat dan menjadi perhatian
publik;
Meningkatkan kemampuan personel
Polda Sultra dalam penanganan
penyalahgunaan Narkoba serta
bekerja sama dengan BNNP dalam
hal pencegahan penyalahgunaan
Narkoba;

Meningkatkan .....
88

Sumber
Sasaran Strategis Keluaran Ket
Pendanaan
Meningkatkan kapabilitas Polda RM
Sultra dalam penanganan tindak
pidana korupsi melalui penguatan
kelembagaan dan peningkatkan
kerja sama dengan KPK,
Kejaksaan, BPK, BPKP, PPATK dan
stakeholder lainnya;
Mengamankan program prioritas
nasional dan paket kebijakan
ekonomi pemerintah daerah.
Terwujudnya SDM Melaksanakan rekrutmen dengan RM
Polres Kolaka yang prinsip Bersih, Transparan,
Profesional Akuntabel dan Humanis (BETAH)
dengan proaktif untuk
memperoleh calon Polisi yang
berkualitas;
Rasionalisasi dan realokasi personel
Polda Sultra ke Polres dan Polsek
untuk tugas pelayanan;
Menyusun database postur Polri
sesuai kondisi saat ini dan ke depan,
yang akan digunakan sebagai acuan
atau landasan kebijakan minimal
zero growth Polri;

Melakukan .....
89

Sumber
Sasaran Strategis Keluaran Ket
Pendanaan
Melakukan penataan dalam
pembinaan personel melalui
teknologi informasi berdasarkan
merit system dan rekam jejak dalam
hal rekrutmen, seleksi pendidikan
dan mutasi;
Menyelenggarakan uji kompetensi
jabatan yang bertujuan
meningkatkan produktivitas dan
kualitas kinerja dengan sistem
computer assisted test;
Mengikutsertakan personel pada
pendidikan, pelatihan, kursus-kursus
di dalam dan luar negeri serta
pelatihan fungsi teknis pada satuan
kewilayahan guna meningkatkan
profesionalisme Polri;
Menerapkan standar kompetensi
pendidik secara bertahap pada
tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan;
Meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas SDM melalui pendidikan
dan latihan fungsi pada setiap
Satker pembina fungsi dan kesatuan
operasional dasar/Polres;
Percepatan Reformasi Birokrasi
Polri pada setiap satuan kerja
melalui penilaian Indeks Tata
Kelola dengan memberikan
reward and punishment;
Menyusun Blue Print kebutuhan
minimal standar pelayanan publik
(persyaratan, waktu, biaya/tarif,
sarana prasarana, kompetensi,
pengawasan dan pengaduan)
secara bottom up berdasarkan
kondisi geografis wilayah dan
tantangan tugas mulai dari tingkat
Polsek sampai dengan tingkat
Polda;
Menginventarisir dan menyusun
kebutuhan personel dan
perlengkapannya;
Menyusun standardisasi DSP dan
peralatan Polri sesuai dengan
analisa beban kerja;
90

Memberikan .....
Sumber
Sasaran Strategis Keluaran Ket
Pendanaan
Memberikan penyuluhan dan
bantuan hukum bagi personel Polda;
Memberikan keterampilan
kewirausahaan kepada pegawai
Polri yang akan memasuki masa
pensiun.
Sistem pengawasan Melaksanakan revolusi mental, RM
yang akuntabel, guna khususnya mengembangkan budaya
mendukung anti korupsi internal Polri, melalui
tatakelola pemerintah penunjukan role model.
yang bersih, terbuka
dan melayani
Menyusun rencana kebutuhan dan
alokasi anggaran.
Meningkatkan integritas anggota
Polda Sultra dan membangun
budaya anti korupsi serta sebagai
pelopor tertib sosial di ruang publik
dalam rangka revolusi mental
anggota Polri;
Membentuk sistem pengawasan dan
tim internal anti korupsi untuk
menekan budaya korupsi;
Mengefektifkan pelaksanaan Wasrik
rutin, Wasrik khusus dan Wasrik
dengan tujuan tertentu;
Mengoptimalkan koordinasi dan
kerjasama internal dan eksternal
untuk memperkuat pengemban
fungsi pengawasan;
Meningkatkan disiplin, ketertiban
dan perilaku anggota Polri melalui
penegakan disiplin dan kode etik
profesi Polri;
Memperbaiki sistem komplain
masyarakat secara online.

Peningkatan Pelayanan Polres


Kolaka
91

BAB V .....
92

BAB V

PENUTUP

Rencana Strategis Polres Kolaka Tahun 2020-2024 merupakan perencanaan jangka


menengah Polres Kolaka, yang disusun dengan menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran
strategis Polda Sultra dalam mendukung Renstra Polri. Dokumen ini merupakan dokumen
hidup yang perlu direviu secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, lingkungan strategis dan arah bijak Polres Kolaka. Oleh karena itu, peran aktif dari
seluruh Satker dan personel Polres Kolaka sangat diperlukan kontribusinya untuk
mengimplementasi Renstra Polres Kolaka Tahun 2020-2024 dalam pelaksanaan tugasnya,
sehingga keamanan dan ketertiban wilayah dapat terpelihara.

1. Kaedah Pelaksana

a. mengutamakan sistem pelayanan prima dengan menghadirkan negara (Polisi) ke


tengah-tengah masyarakat, yakni memberikan pelayanan secara cepat, tepat,
murah dan tidak diskrimininasi, dengan tetap mengedepankan standar etika yang
tinggi;

b. pentingnya mengutamakan tindakan preemtif dan humanis sebagai civilian police


menuju democratic policing;

c. mengedepankan strategi community policing. Perkembangan ke depan, perlu


dilakukan perubahan pola upaya penanganan dari tindakan reaktif menjadi
proaktif agar tercipta suasana kondusif dengan meminimalkan jatuhnya korban
serta tetap berkomitmen terhadap efisiensi anggaran;

d. selalu membangun kemitraan melalui sistem sinergi polisional dengan


kementerian, lembaga serta kearifan lokal lainnya, sebagai implementasi strategi
Polmas dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat guna menciptakan
masyarakat tertib hukum.

2. Autentifikasi dan Distribusi

a. autentifikasi Renstra Polres Kolaka berikut merupakan jabaran dari Renstra Polda
Sultra, yang telah disahkan oleh Polres Kolaka sebagai pimpinan lembaga
sekaligus sebagai pejabat pengguna anggaran;

b. distribusi .....
93

b. distribusi, selanjutnya akan didistribusikan kepada seluruh jajaran Satker untuk


dijabarkan ke dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan dan dipedomani oleh
penanggung jawab program guna pencapaian outcome.

Ditetapkan di : Kolaka
pada tanggal : 26 Agustus 2019
KEPALA KEPOLISIAN RESOR KOLAKA

BAMBANG SATRIAWAN, S.H., S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 76020763

Anda mungkin juga menyukai