NOTA PEMBELAAN
(Pledoi)
Dengan ini, kami tim Penasehat Hukum Terdakwa menyampaikan Nota Pembelaan
sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
Puji Syukur kita pantjatkan kehadirat Allah SWT, Atas limpahan Rahmat dan
Karunianya kepada kita semua, sehingga persidangan hari ini berjalan dengan baik,
lancar dan tepat waktu sesuai dengan rencana dan agenda persidangan yang telah kita
sepakati bersama. Selanjutnya selawat beriring salam kita sampaikan kepada junjungan
alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat beliau yang telah
1
memberikan pedoman dan suri teladan bagi kita semua, sehingga menjadi tuntunan dan
contoh bagi kita semua dalam menjalani kehidupan dan aktivitas di muka bumi ini.
Kami sebagai Tim Penasihat Hukum Terdakwa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cirebon yang telah
memeriksa dan mengadili perkara terdakwa dengan penuh kesabaran, ketekunan serta
menjunjung tinggi hak azasi manusia (HAM) sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, berbagai hambatan dan rintangan dapat diselesaikan dengan
arif dan bijaksana, pilar-pilar keadilan masih berdiri kokoh dan tegak lurus di
Pengadilan Negeri Cirebon ini.
Bahwa terlepas dari adanya perbedaan posisi dan pandangan antara Jaksa Penuntut
Umum dan Kami Penasehat Hukum Terdakwa, namun kita semua selalu bersama-sama
mencari dan berusaha menemukan kebenaran dalam hukum berdasarkan fakta-fakta
yang terungkap di persidangan demi tercapainya kebenaran materil sejati sebagai suatu
keadilan untuk Terdakwa. Namun sebelum putusan hukum terhadap diri terdakwa
diberikan, Nota Pembelaan yang kami ajukan sebagai Penasehat Hukum terdakwa ini
kami mohonkan untuk dapat dipertimbangkan sebaik-baiknya, baik secara yuridis,
filosofis dan berdasarkan hati nurani yang terbaik demi tegaknya kebenaran dan
keadilam di bumi pertiwi Indonesia yang kita cintai ini, yang kami inginkan keyakinan
Hakim mohon untuk memutuskan dengan yang seadil-adilnya demi keadilan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 111 Ayat 1
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sesuai
dakwaan pertama Penuntut Umum.
b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa LUKAS NATANAEL dengan
pidana penjara penjara 4 (empat) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah). jika terdakwa
tidak membayar denda paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah
putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta
bendanya dapat disita oleh jaksa dan kemudian dilelang untuk
membayar denda, pidana tersebut dikurangkan sepenuhnya selama
terdakwa menjalani penahanan sementara dengan perintah tetap ditahan.
c. Menetapkan agar barang bukti berupa:
5 (lima) bungkus permen kemasan berisi narkotika jenis ganja 15
gram.
1 (satu) unit motor honda beat nopol E 1220 PQZ warna hitam,
dikembalikan kepada Pemilik yang sah;
1 (satu) buah KTP NIK 3201110708760009 a.n LUKAS NATANAEL
dikembalikan kepada Terdakwa.
d. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5000,- (lima ribu rupiah).
Keterangan Saksi
3
Bahwa ketiga orang saksi yang notabene adalah orang yang berkaitan langsung dengan
perkara yang didengar keterangannya di bawah sumpah menyatakan bahwa Sdr.
Terdawa Lukas Natanael sangat kooperatif dalam kasus ini baik pemeriksaan pada
tingkat penyelidikan dan penyidikan hingga pada persidangan.
Bahwa Pasal 111 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
menentukan “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam,
4
memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika
Golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”.
Bahwa berdasarkan rumusan dalam pasal tersebut ditentukan pidana minimum dan
maksimum baik berupa pidana penjara yaitu paling singkat 4 (empat) tahun dan
maksimum 12 (dua belas) tahun, maupun pidana denda paling sedikit Rp.
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah).
Bahwa pidana denda sebagaimana dimaksud dalam pasal tersebut tidak secara mutatis
mutandis bisa dikumulasikan dengan pidana penjara, karena kata-kata pidana
penjara dan/atau denda sebagaimana dalam rumusan tersebut menunjukan bahwa
memang bisa dituntut sekaligus kedua-duanya, namum oleh undang-undang
memberikan batasan ataupun ruang kebijakan bagi penegak hukum dengan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat termasuk
kondisi Terdakwa.
Bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum selama 4 (empat) Tahun dan pidana denda
sebesar Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) sangatlah memberatkan bagi
Terdakwa. Dikarenakan Terdakwa adalah anak tunggal yang ditinggal ayahnya karena
meninggal dan memiliki tanggung jawab menafkahi ibunya.
Bahwa Terdakwa LUKAS NATANAEL sebagai karyawan swasta di PT. Mandala Finance.
Bahwa Terdakwa mengenal Sdr. Firman di salah satu warung kopi langganannya
sedang duduk kemudian Terdakwa LUKAS NATANAEL ditawarkan oleh Sdr. Firman
sebuah permen.
5
Bahwa Terdakwa LUKAS NATANAEL sangat kooperatif selama mengikuti proses
perkara ini mulai dari penyelidikan dan penyidikan sampai pada persidangan ini.
Bahwa berdasarkan analisa yuridis serta dihubungkan dengan fakta-fakta hukum yang
terjadi maka sudah seharusnya Sdr. Terdakwa dibebaskan, atau setidak-tidaknya
mendapatkan putusan yang seadil-adilnya.
V. PENUTUP
Bahwa berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, kami Tim Penasehat
Hukum Terdakwa memohon kepada yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:
Apabila yang mulia Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya.
Demikianlah Nota Pembelaan (Pledoi) ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami Tim
Penasehat Hukum Terdakwa mengucapkan terima kasih.
6
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Terdakwa,