Anda di halaman 1dari 7

LBH MASYARAKAT KALTIM

“Keadilan Untuk Semua”

NOTA PEMBELAAN
(PLEDOI)

TERHADAP
TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM
No. Reg. Perkara : 6/Pid.Sus/2021/PN Trg

ATAS NAMA TERDAKWA :


Nama Lengkap : RAMPE PRAYOGI Bin JUMAIN
Tempat Lahir : Pontianak
Umur/Tanggal Lahir : 28 Tahun/ 28 Juni 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan P. Suryanata Gg. 99 Al- Barokah I Rt. 042 Kel. Air Putih
Kec. Samarinda Ulu Kota Samarinda
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas / Sederajat

Dalam penyusunan Pledoi ini diwakili oleh Penasehat Hukumnya Robi Andriawan, S.H.,
S.H, Advokat dari “Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat Kalimantan Timur” beralamat di
Jalan Di. Panjaitan No.2 Kel. Temindung Kec. Sungai Pinang, Kota Samarinda-Provinsi
Kalimantan Timur.

Tenggarong, 16 Februari 2021


1
Kepada Yth.
Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili
Perkara Pidana Nomor : 6/Pid.Sus/2021/PN Trg
Pada Pengadilan Negeri Tenggarong
Di-
Tenggarong

Puji sukur atas kehadirat Allah SWT, sehingga proses persidangan yang melelahkan ini
sudah menjelang berakhir. Sesuai dengan prosedur hukum acara pidana, setelah Jaksa Penuntut
Umum mengajukan Tuntutannya, kini tiba saatnya kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa
mengajukan Nota Pembelaan (Pledoi) ini, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 182 ayat (1)
KUHAP.

Pertama-tama kami menyampaikan terima kasih serta hormat kami kepada Majelis
Hakim yang kami Muliakan yang telah memimpin persidangan perkara ini, begitu pula Jaksa
Penuntut Umum maupun Terdakwa, yang atas kerjasamanya sehingga pemeriksaan perkara ini
telah berlangsung lancar sampai hari ini.

I. TENTANG DAKWAAN DAN TUNTUTAN


Majelis Hakim yang kami muliakan,
Jaksa Penuntut Umum yang Kami hormati,

A. Dakwaan
Bahwa dalam perkara ini, Terdakwa didakwakan melakukan tindak pidana sebagaimana
yang diatur dan diancam pidana sebagai berikut:
Primair: Pasal 114 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika
Subsidair: Pasal 112 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika
Lebih Subsidair : Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
B. Tuntutan
Bahwa Jaksa Penuntut Umum berkeyakinan Terdakwa telah terbukti melakukan tindak
pidana “tanpa hak tau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima menjadi perantara dalam jual beli menukar, atau menyerahkan Narkotika
golongan I yang dalam bentuk bukan tanaman” sebagaimana diatur dan diancam Pasal

2
114 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika dan menuntut agar Terdakwa
dijatuhi pidana penjara selama 6 (enam) tahun, dan denda sebesar Rp. 800.000.000,-
(delapan ratus juta rupiah) subsidair selama 3 (tiga) bulan penjara, serta menetapkan
Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).

II. ANALISIS YURIDIS


Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam fakta tuntutannya berkonsentrasi dan menerapkan pasal
114 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dengan memberikan unsur-
unsur tindak pidana, maka menurut kami penerapan pasal ini sangatlah tidak bersesuain,
karena syarat-syarat dari akibat hukumnya tidak terpenuhi baik itu secara kolektif maupun
alternatif.
1. Barang siapa
 Bahwa kami pahami barang siapa tentunya ini dialamatkan kepada Terdakwa sebagai
Subjek Hukum, dan di dalam fakta persidangan sebagai pemeriksaan untuk
pembuktian terhadap tindakan Terdakwa atas peristiwa hukum yang terjadi, dan hal ini
akan dipertanggung jawabkan, sepanjang Terdakwa melakukannya.
 Bahwa barang siapa sangat terkait dengan pelakunya dan melakukan apa, dalam hal
sabu seberat 0.27 gram yang didapat hanya untuk di konsumsi sendiri oleh
Terdakwa, hal ini dipertanggung jawabkan, akan tetapi pada saat penangkapan dan
penggeledahan Terdakwa tidak melakukan transaksi apapun baik itu menjual belikan
atau menyediakan Narkotika Golongan 1 Bukan Tanaman, tentunya ini tidak bisa
dipertanggung jawabkan oleh Terdakwa.
 Bahwa barang siapa yang bisa dihubungkan dengan penerapan pasal 114 ayat (1) UU
RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narokotika, yang dilandasi dengan semua fakta yang
telah terungkap dalam persidangan sangatlah tidak bersesuaian maka tuntutan Jaksa
Penuntut Umum sangatlah tidak relevan, bahkan cenderung menjadi kabur dan tidak
terbukti.
2. Tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, jadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika
Golongan 1 Bukan Tanaman
3
 Bahwa Terdakwa ditangkap pada hari Sabtu tanggal 1 Agustus 2020 sekitar pukul
14.30 WITA, dan pada saat itu pihak Kepolisian mendapatkan laporan informasi dari
masyarakat, lalu didapati Narkotika, sabu-sabu yang didapat hanya unruk di
konsumsi sendiri oleh Terdakwa, karena seorang pengguna Narkoba pastilah
menguasai Narkotikanya.
 Bahwa Barang Bukti yang sangat subtansi yaitu sabu oleh Jaksa Penuntut Umum pada
fakta persidangan adalah 1 serbuk kristal warna putih dengan berat bersih 0.27 gram
setelah dilakukan pemeriksaan di Laboraturium Kriminalistik forensik cabang
surabaya berdasarkan Berita Acara pemeriksaan Laboraturium Kriminalistik No.
LAB : 7483/nnf/2020 hari Rabu tanggal 03 September 2020 dengan Nomor barang
bukti 15105/2020/NNF adalah benar kristal Metamfetamina, terdaftar dalam Golongan
1 (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang - undang Republik Indonesia No.35 Tahun
2009 tentang Narkotika, hal ini sangat terkait dengan penerapan sanksi pidana, atau
dengan kata lain volume sabu (Narkotika) memiliki korelasi dengan penerapan pasal
dan sanksi yang diberikan kepada Terdakwa, sementara Jaksa Penuntut Umum
berkonsentrasi menerapkan pasal 114 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, maka tuntutan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum menjadi tidak relevan
dan cenderung tidak terbukti kesemua unsurnya.
 Bahwa sekiranya Jaksa Penuntut Umum menerapkan pasal 114 ayat (1) UU RI No. 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika sangatlah kurang tepat, ditambah lagi tidak semua
syarat-syarat akibat hukumnya terpenuhi.

Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Bahwa Dakwaan Kedua dari perkara ini yaitu Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika unsur – unsurnya adalah :

1. Unsur Setiap Orang


2. Unsur Tanpa Hak dan Melwan Hukum
3. Unsur Memiliki, Menyimpan Menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan
tanaman;
1. Unsur “Setiap Orang”

4
Bahwa pada prinsipnya unsur “setiap orang” adalah sama dengan “Barang Siapa”
dalam hukum pidana adalah setiap subjek hukum sebagai pendukung hak dan
kewajiban yang kepadanya dapat dimintakan pertanggung jawaban pidana, dengan
adanya Terdakwa EDI WAHYUDI Bin MISKUR dengan identitas selengkapnya
diatas dan diakui oleh Terdakwa sebagai dirinya sendiri yang diajukan dalam perkara
ini, sehat jasmani dan rohani serta mampu mempertanggung jawabkan semua
perbuatan yang telah dilakukannya, telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum
melakukan tindak pidana seperti dalam dakwaan Subsidair, maka dengan demikian
unsur ke-1 Pasal diatas telah terpenuhi.
2. Unsur “Tanpa hak atau melawan hukum”
Bahwa yang dimaksud “tanpa hak dan melawan hukum” adalah tidak ada
hak/kewenangan dalam melakukan sesuatu perbuatan dan termasuk juga suatu perbuatan
dilakukan tanpa izin yang berwenang atau bertentangan dengan aturan hukum atau
perbuatan yang dilakukan tidak memenuhi prosedur hukum; Bahwa unsur ini berkaitan
erat dengan unsur berikutnya, sehingga untuk dapat menilai apakah Terdakwa melakukan
perbuatannya dengan tanpa hak atau melawan hukum tersebut haruslah terlebih dahulu
dipertimbangka unsur berikutnya tersebut, karena unsur ini masih bergantung kepada
salah satu bentuk perbuatan yang terdapat dalam unsur ke-2 Pasal 114 ayat (1) UU RI
No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yaitu “Menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I”; Bahwa dengan demikian unsur ke-2 akan dipertimbangkan
setelah dipertimbangkan unsur ke-3 tersebut;
3. Unsur “memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I
bukan tanaman”
dalam uraian unsur pasal pada dakwaan kedua yang disampaikan sebelumnya terkait;
Unsur “Tanpa Hak atau Melawan Hukum Memiliki, Menyimpan, Menguasai atau
Menyediakan Narkotika Golongan I bukan Tanaman;
Bahwa selain unsur tanpa hak atau melawan hukum yang sudah dijelaskan dalam uraian
unsur dakwaan pertama, hal yang lain dan perlu sekiranya dimaknai menjadi satu
kesatuan perbuatan tanpa hak atau melawan hukum tersebut yakni MEMILIKI,
MENYIMPAN, MENGUASAI atau MENYEDIAKAN NARKOTIKA sebagai
5
komponen penting yang patut dipertegas dalam pembuktian. Bahwa berdasarkan proses
pembuktian dan fakta persidangan dalam uraian lanjutan pada Nota Pembelaan ini tidak
ada satu pun alat bukti yang menunjukan sebuah proses suatu transaksi atau yang mampu
menerangkan suatu perbuatan seorang Perantara dalam jual beli, menukar, maupun
penyerahan narkotika tersebut. Bahwa Tindak Pidana yang terdakwa telah lakukan lebih
cenderung ke unsur ke-3 Pasal 112 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika.

III. KESIMPULAN
Majelis Hakim yang kami Muliakan,
Dalam pledoi yang kami bacakan di depan persidangan dan di hadapan Majelis Hakim yang
Mulia serta di hadapan Jaksa Penuntut Umum yang saya hormati juga di depan umum secara
terbuka, maka kami memuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa kami tidak sependapat dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum karna merujuk ke
fakta persidangan bahwa penangkapan Terdakwa terjadi pada hari Sabtu tanggal 22
Agustus 2020, dan pada saat itu Terdakwa tidak melakukan transaksi apapun atau
menyediakan Narkotika kepada orang lain, dan sabu-sabu yang didapat petugas
semata-mata hanya untuk di konsumsi sendiri oleh Terdakwa, Terdakwa bertanggung
jawab dengan apa yang dilakukan dan tidak bertanggung jawab dengan apa yang tidak
Terdakwa lakukan.
2. Bahwa dalam analisis yuridis yang terurai dalam pledoi ini pada intinya, pasal 114 ayat
(1) yang dikonsentrasikan dan diterapkan Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya
sangatlah kurang tepat dan tidak bersesuaian di samping unsur-unsurnya dalam
pembuktian kabur dan cenderung tidak terbukti, ditambah lagi tidak semua syarat-
syarat akibat hukumnya tidak terpenuhi.

IV. HARAPAN DAN PERMOHONAN


Majelis Hakim yang kami Muliakan,

6
Bahwa kami penasehat hukum Terdakwa RAMPE PRAYOGI Bin JUMAIN, berharap dan
bermohon kepada Majelis Hakim yang kami Muliakan agar :
1. Pembelaan (Pledoi) ini dapat dijadikan pertimbangan hukum dalam memutuskan perkara
ini.
2. Membebaskan Terdakwa dari segala tuntutan, sebagaimana yang dituntut oleh Jaksa
Penuntut Umum.
3. Menghukum Terdakwa untuk di Rehabilitasi baik secara sosial maupun medis atas dasar
keadilan, demi mewujudkan penegakan hukum.
Demikian pledoi ini kami buat, semoga Majelis Hakim yang Mulia dapat mengabulkan
harapan dan permohonan kami, dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada Majelis Hakim yang terhormat dan yang kami Muliakan,
serta kepada Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, semoga kita semua selalu
mendapatkan ridho Allah SWT. dan segala urusan kita dipermudah-Nya…….. Aaamiiin Ya
Robbal Alamiin.

Hormat Kami,
Penasehat Hukum Terdakwa

ROBI ANDRIAWAN, S.H.

Anda mungkin juga menyukai