Anda di halaman 1dari 9

NOTA PEMBELAAN (PLEDOI)

Perkara Pidana NO. REG. 29/Pid.Sus/2022/PN.Tbt

An. HERLINA

ATAS SURAT TUNTUTAN PENUNTUT UMUM


KEJAKSAAN NEGERI TEBING TINGGI
Reg. Perk. No : Pdm-19/Enz.2/TBING/04/2022

“KORBAN KEBIJAKAN ASAL TANGKAP”


Diajukan oleh
Tim Penasehat Hukum
“ Badan Bantuan Hukum & Advokasi INDIKATOR ”

MUHAMMAD KADRI,S.H

Majelis Hakim yang kami muliakan


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Panitera Pengganti yang kami hormati
Dan Pengujung Sidang yang kami sayangi,

Perkenalkanlah kami yang bertandatangan dalam Nota Pembelaan atau Pledoi ini yaitu
MUHAMMAD KADRI, S.H keseluruhanya adalah Para Advokat dan Konsultan Hukum pada “Badan
Bantuan Hukum dan Advokasi (BBHA) INDIKATOR” KOTA TEBING TINGGI, beralamat di Jln.
Suprapto No. 40 Tebing Tinggi 20615 Telepon 0621-22135, HP : 0852-7651-7839, 0821-6529-4170.

Pleidoi ini kami bagi dalam bentuk dan susunan sebagai berikut

I. Pendahuluan
II. Dakwaan dan Tuntutan Penuntut Umum
III. Fakta di Persidangan
IV. Tanggapan atas Fakta yang Terungkap di Persidangan
V. Analisa Yuridis
VI. Kesimpulan dan Penutup
Untuk itu kami mohon agar seluruh pihak mencermati dengan baik pleidoi kami untuk kepentingan
terbaik bagi Terdakwa yang merupakan seorang wanita.

I. Pendahuluan

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati, dan
Sdr terdakwa yang kami cintai.
Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT dan setelah melalui beberapa kali persidangan,
kini giliran kami penasehat hukum Terdakwa menyampaikan nota pembelaan atau pleidoi.

Sebelumnya kami berterima kasih kepada Yang Mulia Majelis hakim yang telah memimpin
persidangan perkara ini dan sdr penuntut umum yang telah berusaha menjaga kelancaran persidangan.

Melihat pemeriksaan kasus ini membuat kami dari pihak penasehat hukum terdakwa bertanya-
tanya tentang keseriusan Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan penuntutan dengan minimnya alat
bukti yang dihadirkan ke persidangan. Terkait dengan tuntutan yang menyatakan bahwa klien kami
Herlina “tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I” tanpa
bisa membuktikan proses “jual-beli” tersebut berlangsung. Hanya keterangan terdakwa tetapi hal tersebut
tidak didukung oleh alat bukti lainnya.

Bagian penting kasus ini juga hilang karena ada potongan yang hilang yaitu tidak bisa
dihadirkannya orang yang disebut oleh Saksi-saksi/Penyidik sebagai orang yang menyediakan Narkotika
kepada terdakwa TENGKU JIHAN KUTAILA/ETA. Untuk itulah maka kami berkesimpulan bahwa
klien kami tidak bersalah tetapi akan kah itu terbukti ? Akan terlihat dalam nota pembelaan atau pleidoi
ini.

II. Dakwaan dan Tuntutan Penuntut Umum

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati, dan
Sdr terdakwa yang kami cintai.

Terdakwa Herlina dihadapkan ke persidangan ini dengan dakwaan berlapis bernomor register
PDM-19/Enz.2/Tbing/04/2022 tertanggal 04 April 2022 yang ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum
Sdr.Anastasia Christanti Wulandari, SH.

Dakwaan primair: Melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Dakwaan subsidair: Melanggar Pasal 112 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Setelah melalui proses pembuktian, Terdakwa Herlina dituntut berdasarkan surat tuntutan PDM-
19/Enz.2/Tbing/04/2022 tertanggal 04 April 2022 yang ditandatangani oleh Jaksa Penuntut Umum Sdr.
Sdr.Anastasia Christanti Wulandari, SH., yang isinya adalah:

1. Menyatakan Terdakwa Herlina terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I” sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam dakwaan primair melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009
tentang Narkotika
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Herlina dengan pidana penjara selama 8 (delapan) tahun
dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan.
Denda sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) subsidair 5 (lima bulan) penjara.
3. Menyatakan terdakwa tetap ditahan.
4. Menyatakan barang bukti berupa:
- 9 (sembilan) bungkus plastik klip transparan berisikan serbuk kristal warna putih diduga
narkotika jenis shabu dengan berat kotor 14,74 (empat belas koma tujuh puluh empat gram dn
berat bersih 12,20 (dua belas koma dua puluh ) gram;
Disisihkan untuk laboratorium berupa 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisikan serbuk
kristal diduga narkotika jenis shabu dengan berat bersih 10 gram dan setelah diperiksa sisanya
dengan berat netto 9 (sembilan) gram (sesuai dengan berita acara pemeriksaan laboratoris
kriminalistik No.LAB : 9493/NNF/2021 tanggal 9 Desember 2021) sisa barang bukti berupa 9
(sembilan) bungkus plastik transparan yang berisikan serbuk kristal diduga narkotika jenis shabu
dengan berat bersih 2,20 gram.
- 1 (satu) buah dompet rajut warna merah;
- 1 (satu) unit HP merk nokia warna biru;
- 1 (satu) buah sendok sabu (skop)
- 1 (satu) buah kotak rokok kaleng merk magnum warna hitam
- 1 (satu) bungkus plastik kopi sachet merk dua kelinci
- 1 (satu) buah plastik asoy warna hitam;
Masing-masing Dirampas untuk dimusnahkan
5. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah).

III. Fakta di Persidangan

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati, dan
Sdr terdakwa yang kami cintai.
Guna memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang hal-hal sebagaimana kami uraikan di atas dan
dalam rangka menggali kebenaran materil dari perkara ini khususnya menyangkut terdakwa, maka hal-
hal dan fakta yang terungkap dalam persidangan melalui keterangan para saksi, surat, petunjuk maupun
keterangan terdakwa patut menjadi acuan untuk melihat apakah Terdakwa melakukan perbuatan
sebagaimana didakwakan atau tidak.

A. Keterangan Saksi-Saksi
1. Saksi Hendi Sihombing
2. Saksi Syauqatillah

B. Keterangan Terdakwa
1. Herlina

IV. Tanggapan atas Fakta yang Terungkap di Persidangan

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati,
Sdr Terdakwa yang kami cintai.
Setelah membaca fakta yang terungkap di persidangan, kami bermaksud memberi tanggapan demi
menemukan kebenaran materil dalam perkara ini.

1. Tanggapan atas keterangan Saksi Hendi Sihombing


Kami menyatakan menolak status saksi Hendi Sihombing dan saksi Syauqatillah sebagai saksi
dalam perkara ini. Sebab, mereka berdua adalah petugas yang berada di bawah perintah dan
sedang menjalankan tugas penyelidikan, sehingga tidak bisa masuk dalam kategori saksi yang sah
menurut hukum.

Keterangan Hendi Sihombing juga terkesan bertentangan dan tak logis, Darimana dia mengetahui
Terdakwa menjual sabu-sabu padahal tidak ada saksi dan alat bukti lain yang bisa membuktikan
dan menguatkan soal ini.
2. Tanggapan atas keterangan Saksi Muhammad Syauqatillah

Kami menyatakan menolak status Hendi Sihombing dan saksi Syauqatillah sebagai saksi dalam
perkara ini. Sebab, mereka berdua adalah petugas yang berada di bawah perintah dan sedang
menjalankan tugas penyelidikan, sehingga tidak bisa masuk dalam kategori saksi yang sah
menurut hukum.

Keterangan Syauqatillah.R juga juga terkesan bertentangan dan tak logis, Darimana dia
mengetahui Terdakwa menjual sabu-sabu padahal tidak ada saksi dan alat bukti lain yang bisa
membuktikan dan menguatkan soal ini.

V. Analisa Hukum

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati,
Sdr Terdakwa yang kami cintai.

Menanggapi Tuntutan sdr. Penuntut umum maka kami penasehat hukum Terdakwa juga
akan menguraikan dan menganalisis fakta persidangan yang secara khusus berkaitan dengan apa
yang didakwakan dan dituntut oleh penuntut umum. Untuk menanggapi tuntutan penuntut umum
dalam perkara ini maka kami harus menguji apakah penuntut umum telah obyektif terhadap fakta
persidangan atau tidak apakah analisis unsur tindak pidana yang didakwakan telah dibuktikan
sesuai fakta persidangan atau tidak.

Terdakwa telah dituntut penuntut umum melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun
2009 tentang Narkotika sebagaimana dakwaan primair penuntut umum.

A. Unsur-unsur dari Pasal 114 Ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah sebagai
berikut:

a. Setiap orang

b. Tanpa hak atau melawan hukum


c. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I.

Dari ketiga unsur tersebut, dalam pleidoi ini kami membatasinya dengan hanya memberi
tanggapan terhadap terpenuhi atau tidaknya unsur kedua dan ketiga.

1. Tanggapan dan analisa yuridis terhadap unsur “tanpa hak atau melawan hukum.”

Dalam ajaran ilmu hukum (doktrin), melawan hukum (wederrechtelitjk) dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu melawan hukum dalam arti formil dan melawan hukum dalam arti materil. Lamintang
sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, dalam “Asas -Teori-Praktik Hukum Pidana"
Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan ke-5 Tahun 2008 pada halaman 44-45, menjelaskan :
“Menurut ajaran wederrechtelitjk dalam arti formil, suatu perbuatan hanya dipandang sebagai
bersifat wederrechtelitjk apabila perbuatan tersebut memenuhi semua unsur yang terdapat dalam
rumusan suatu delik menurut undang-undang. Adapun menurut ajaran wederrechtelitjk dalam arti
materil, apakah suatu perbuatan itu dapat dipandang sebagai wederrechtelitjk atau tidak,
masalahnya bukan saja harus ditinjau sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis melainkan
juga harus ditinjau menurut asas-asas hukum umum dari hukum tidak tertulis.

” Senada dengan pendapat Lamintang di atas, Prof. Satochid Kartanegara sebagaimana dikutip
oleh Leden Marpaung, dalam “Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana" Penerbit Sinar Grafika,
Jakarta, Cetakan ke-5 Tahun 2008 pada halaman 45 menegaskan: “Wederrechtelitjk formil
bersandar pada undang-undang, sedangkan wederrechtelitjk materil bukan pada undang-undang
namun pada asas-asas umum yang terdapat dalam lapangan hukum atau apa yang dinamakan
algemene beginsel.

Lebih lanjut masih pada buku yang sama di halaman 46, Van Bemmel menguraikan tentang
“melawan hukum” antara lain: “1) bertentangan dengan ketelitian yang pantas dalam pergaulan
masyarakat mengenai orang lain atau barang; 2) bertentangan dengan kewajiban yang ditentukan
oleh undang-undang; 3) tanpa hak atau wewenang sendiri; 4) bertentangan dengan hak orang lain;
5) bertentangan dengan hukum objektif.”

Berkaitan dengan itu, dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika memuat ketentuan dimana
dalam peredaran, penyaluran dan atau penggunaan Narkotika harus mendapatkan

izin khusus atau persetujuan dari Menteri sebagai pejabat yang berwenang atas rekomendasi dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (Vide: Pasal 8 ayat (1) Jis. Pasal 36 ayat (1) dan ayat (3),
Pasal 39 ayat (2) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika).

Sementara itu, Pasal 6 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
menegaskan: “Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat
pembuktian yang sah menurut undang-undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang
dianggap dapat bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas
dirinya.” Ketentuan ini mengandung sedikitnya 3 (tiga) asas hukum fundamental sebagai dasar
pemidanaan yaitu asas legalitas atau asas “tiada pidana tanpa aturan undang-undang yang telah
ada” (vide: Pasal 1 ayat (1) KUHP), asas culpabilitas yaitu asas “tiada pidana tanpa kesalahan”
(afwijzigheid van alle schuld) dan asas “tiada pidana tanpa sifat melawan hukum (afwijzigheid
van alle materiele wederrechtelijkheid).

Sedangkan merujuk pada ilmu hukum pidana, kesalahan (schuld) terdiri dari kesengajaan
(dolus/opzet) atau kealpaan (culpa). Yang dimaksud dengan “kesengajaan” ialah perbuatan yang
dikehendaki dan si pelaku menginsafi akan akibat dari perbuatan itu. Sedangkan yang dimaksud
dengan kealpaan adalah sikap tidak hati-hati dalam melakukan suatu perbuatan sehingga
menimbulkan akibat yang dilarang oleh Undang-Undang disamping dapat menduga akibat dari
perbuatan itu adalah hal yang terlarang.

“Kesengajaan” (dolus/opzet) mempunyai 3 (tiga) bentuk yaitu; 1) kesengajaan sebagai maksud


(opzet als oogmerk). 2) kesengajaan dengan keinsyafan pasti (opzet als zekerheidsbewustzijn) dan
3) kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (dolus eventualis). Sedangkan “kealpaan”
(culpa) dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kealpaan dengan kesadaran (bewuste schuld) dan
kealpaan tanpa kesadaran (onbewuste schuld). (Vide: Leden Marpaung, “Asas-Teori-Praktik
Hukum Pidana”, Penerbit Sinar Grafika).

Berdasarkan fakta persidangan terungkap bahwa perkara ini bermula dari saksi-saksi yang
mendapat informasi bahwa di lokasi jalan lintas Lingkungan V Kelurahan Deblot Sundoro
Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi tepatnya di dalam sebuah rumah ada seorang yang
melakukan tindak pidana narkotika.

Bahwa sebelumnya Pada hari Rabu tanggal 1 Desember 20021 sekira pukul 22.00 wib
mengamankan seorang terdakwa yang bernama Herlina dan saat digeledah maka ditemukan 1
(satu) buah dompet rajut warna merah berisikan 1 (satu) unit hp merk nokia warna biru, 1 (satu)
buah sendok sabu (sekop) dan 1 (satu) buah kotak rokok kaleng merk magnum warna hitam yang
berisikan 8 (delapan) bungkus plastik klip transparan yang berisikan serbuk kristal warna putih
diduga narkotika jenis sabu dan 1 (satu) bungkus plastik kopi sachet merk dua kelinci yang
berisikan 1 (satu) buah plastik asoy warna hitam yang berisikan 1 (satu) bungkus plastik
transparan berisikan serbuk kristal warna putih diduga narkotika jenis sabu.

Barang narkotika jenis shabu tersebut diduga diperoleh dari seorang yang bernama ETA yang
ketika dilakukan pengembangan di daerah Kecamatan Medan Marelan ETA sudah tidak ada di
tempat.

Bahwa berdasarkan fakta di persidangan, baik itu keterangan Hendi Sihombing dan saksi
Syauqatillah tak ada yang bisa membuktikan karena tidak melihat, mendengar dan mengalami
langsung dalam hal bagaimana dan dengan cara apa narkotika bisa ada dalam kepemilikan
Terdakwa.

Dengan demikian kami berpendapat bahwa unsur “tanpa hak atau melawan hukum” tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan

2. Unsur “Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan


tanaman”

Apa yang telah diuraikan dalam bagian unsur ‘tanpa hak atau melawan hukum’ di atas dianggap
sebagai bagian tak terpisahkan dan satu kesatuan dalam uraian unsur ini.

Bahwa berdasarkan fakta di persidangan, baik itu keterangan Hendi Sihombing dan saksi
Syauqatillah tak ada yang bisa membuktikan karena tidak melihat, mendengar dan mengalami
langsung dalam hal bagaimana dan dengan cara apa narkotika bisa ada dalam kepemilikan
Terdakwa.

Berdasarkan fakta di persidangan pula diketahui bahwa tak pernah ada pengambilan sidik jari dari
plastik kresek pembungkus sabu-sabu itu. Jadi Hendi Sihombing dan saksi Syauqatillah penyidik
maupun sdr. Penuntut umum hanya berasumsi bahwa Terdakwa sebagai pemiliknya.

Kalaupun di persidangan Terdakwa mengaku sebagai pemiliknya, maka hal itu tidak bermakna
apa-apa. Sebab, keterangan Terdakwa itu tak diikuti oleh alat bukti lain

Oleh karena unsur kedua dan ketiga dalam Pasal 112 Ayat (1) UU Narkotika ini tak terpenuhi,
maka dakwaan subsidair ini juga harus dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
menurut hukum.

VI Kesimpulan dan Penutup

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan


Sdr. penuntut umum yang kami hormati
Sdr. Terdakwa yang kami cintai
Setelah panjang lebar menanggapi surat dakwaan dan tuntutan sdr. Penuntut umum, perkenankan kami
untuk menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa berdasarkan fakta di persidangan, baik itu keterangan Hendi Sihombing dan saksi
Syauqatillah tak ada yang bisa membuktikan karena tidak melihat, mendengar dan mengalami
langsung dalam hal bagaimana dan dengan cara apa narkotika bisa ada dalam kepemilikan
Terdakwa.
2. Berdasarkan fakta di persidangan pula diketahui bahwa tak pernah ada pengambilan sidik jari dari
plastik kresek pembungkus sabu-sabu itu. Jadi Hendi Sihombing dan saksi Syauqatillah penyidik
maupun sdr. Penuntut umum hanya berasumsi bahwa Terdakwa sebagai pemiliknya.
3. Bahwa keterangan saksi-saksi Hendi Sihombing dan Syauqatillah.R juga tak logis, Darimana dia
mengetahui Terdakwa menjual sabu-sabu padahal tidak ada saksi dan alat bukti lain yang bisa
membuktikan dan menguatkan soal ini.

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan


Sdr penuntut umum yang kami hormati
Sdr Terdakwa yang kami cintai
Berdasarkan uraian-uraian di atas, saatnya kami menyampaikan permohonan kepada Yang Mulia Majelis
hakim agar berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Herlina tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana “tanpa hak dan melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,membeli,menerima,menjadi
perantara dalam jual beli,menukar,atau menyerahkan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 5 (lima) gram” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan primair Pasal
114 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

2. Membebaskan Terdakwa Herlina dari segala dakwaan (vrijspraak) atau dilepaskan dari segala tuntutan
hukum (onslag van allerechtsvervolging) atau setidaknya menjalani pemidanaan rehabilitasi.

3. Memulihkan nama baik Terdakwa dalam harkat dan martabatnya di masyarakat.

4. Membebankan biaya perkara kepada negara.

5. Jika hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Tebing Tinggi, 11 April 2022


Hormat kami,
Badan Bantuan Hukum & Advokasi BBHA INDIKATOR
Penasehat Hukum
TERDAKWA Herlina

MUHAMMAD KADRI,S.H

Anda mungkin juga menyukai