Anda di halaman 1dari 10

NOTA PEMBELAAN (PLEDOI)

Perkara Pidana NO. REG. /Pid.Sus/2022/PN.Tbt

An. PURNAWAN als TONGGEK

ATAS SURAT TUNTUTAN PENUNTUT UMUM


KEJAKSAAN NEGERI TEBING TINGGI
Reg. Perk. No : Pdm-26/Enz.2/TBING/02/2022

Diajukan oleh
Tim Penasehat Hukum
“ Badan Bantuan Hukum & Advokasi INDIKATOR ”

MUHAMMAD KADRI,S.H

Majelis Hakim yang kami muliakan


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati
Panitera Pengganti yang kami hormati
Dan Pengujung Sidang yang kami sayangi,

Perkenalkanlah kami yang bertandatangan dalam Nota Pembelaan atau Pledoi ini yaitu
MUHAMMAD KADRI , S.H Advokat dan Konsultan Hukum pada “Badan Bantuan Hukum dan
Advokasi (BBHA) INDIKATOR” KOTA TEBING TINGGI, beralamat di Jln. Suprapto No. 40 Tebing
Tinggi 20615 Telepon 0621-22135, HP : 0852-7651-7839, 0821-6529-4170.

Pleidoi ini kami bagi dalam bentuk dan susunan sebagai berikut

I. Pendahuluan
II. Dakwaan dan Tuntutan Penuntut Umum
III. Fakta di Persidangan
IV. Tanggapan atas Fakta yang Terungkap di Persidangan
V. Analisa Yuridis
VI. Kesimpulan dan Penutup
Untuk itu kami mohon agar seluruh pihak mencermati dengan baik pleidoi kami untuk kepentingan
terbaik bagi Terdakwa.

I. Pendahuluan

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati, dan
Sdr terdakwa yang kami cintai.
Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT dan setelah melalui beberapa kali persidangan, kini
giliran kami penasehat hukum Terdakwa menyampaikan nota pembelaan atau pleidoi.

Sebelumnya kami berterima kasih kepada Yang Mulia Majelis hakim yang telah memimpin
persidangan perkara ini dan sdr penuntut umum yang telah berusaha menjaga kelancaran persidangan.

Melihat proses dan membaca berkas pada pemeriksaan perkara ini kami bertanya-tanya ? apakah
sudah tepat jika menghukum seseorang tanpa menghadirkan aktor utama / penyedia Narkotika bagi terdakwa
yaitu Surya Albert Manalu. Bukankah akan menjadi lebih baik jika Proses Peradilan yang mulia ini benar-
benar menghukum orang yang benar-benar menjadi Bandar Narkoba yang menjual narkotika dalam jumlah
yang besar ?

Pada akhirnya kami bertanya-tanya Apakah Purnawan alias Tonggek yang menjadi Terdakwa dalam
perkara ini juga merupakan korban asal tangkap untuk memenuhi target polisi atau bukan? Akan terlihat
dalam nota pembelaan atau pleidoi ini.
II. Dakwaan dan Tuntutan Penuntut Umum

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati, dan
Sdr terdakwa yang kami cintai.

Terdakwa Purnawan alias Tonggek dihadapkan ke persidangan ini dengan dakwaan berlapis
bernomor register PDM-26/Enz.2/TBING/02/2021 tertanggal 08 Februari 2022 yang ditandatangani oleh
Jaksa Penuntut Umum Sdr. Marhisar Flora Rajagukguk, SH dan Evalina,S.H.

Dakwaan primair: Melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Dakwaan subsidair: Melanggar Pasal 112 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Setelah melalui proses pembuktian, Terdakwa Heru Wardoyo Als Doyok dituntut berdasarkan surat
tuntutan Reg. Perk. No : Pdm-26/Enz.2/TBING/02/2022 tertanggal 4 April 2022 yang ditandatangani oleh
Jaksa Penuntut Umum Sdr. Marhisar Flora Rajagukguk, SH dan Evalina,S.H. yang isinya adalah:

1. Menyatakan Terdakwa Purnawan alias Tonggek terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I”
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam dakwaan primair melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35
Tahun 2009 tentang Narkotika
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Heru Wardoyo Als Doyok dengan
pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan.
Denda sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) subsidair 3 (tiga bulan) penjara.
3. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan.
4. Menyatakan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah tas sandang warna biru tua yang di dalamnya terdapat 1 (satu) buah amplop kecil warna putih
yang didalamnya berisikan 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika
jenis sabu dan 1 (satu) buah amplop kecil warna putih yang didalamnya berisikan 1 (satu) bungkus plastik
transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika jenis shabu dan 1 (satu) buah bekas kotak booster
yang didalamnya terdapat 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika
jenis shabu dengan berat total keseluruhan berat kotor 103,4 (seratus tiga koma empat) gram dan berat bersih
101,80 (seratus satu koma delapan puluh )gram .
Dijadikan barang bukti dalam perkara terdakwa Ferdian Caesar alias Dablek
5. Menetapkan agar Terdakwa \ supaya membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah).

III. Fakta di Persidangan

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati, dan
Sdr terdakwa yang kami cintai.
Guna memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang hal-hal sebagaimana kami uraikan di atas dan
dalam rangka menggali kebenaran materil dari perkara ini khususnya menyangkut terdakwa, maka hal-hal
dan fakta yang terungkap dalam persidangan melalui keterangan para saksi, surat, petunjuk maupun
keterangan terdakwa patut menjadi acuan untuk melihat apakah Terdakwa melakukan perbuatan
sebagaimana didakwakan atau tidak.

A. Keterangan Saksi-Saksi
1. Saksi M. Nurmansyah,S.H
2. Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas
3. Saksi Agustiyan
4. Saksi Ferdian Caesar alias Dablek

B. Keterangan Terdakwa
1. Purnawan Alias Tonggek

IV. Tanggapan atas Fakta yang Terungkap di Persidangan

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati,
Sdr Terdakwa yang kami cintai.
Setelah membaca fakta yang terungkap di persidangan, kami bermaksud memberi tanggapan demi
menemukan kebenaran materil dalam perkara ini.

1. Tanggapan atas keterangan Saksi M. Nurmansyah,S.H


Kami menyatakan menolak status Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas dan
Saksi Agustiyan sebagai saksi dalam perkara ini. Sebab, mereka
bertiga adalah petugas yang berada di bawah perintah dan sedang menjalankan tugas penyelidikan,
sehingga tidak bisa masuk dalam kategori saksi yang sah menurut hukum.

Lebih lagi karena ketiga saksi ini bukanlah anggota kepolisian yang menangkap Terdakwa dan juga
keterangan-keterangannya hanya didapat dari hasil pemeriksaan Saksi Ferdian Caesar alias Dablek
yang ingin melempar tanggungjawab kepada terdakwa.

Kemudian keterangan M. Nurmansyah,S.H tidak logis jika benar barang tersebut adalah milik
terdakwa untuk apa terdakwa menitipkan barang Narkotika jenis sabu tersebut kepada terdakwa ?
padahal menurut keterangannya bahwa Saksi Ferdian Caesar alias Dablek juga merupakan pengguna
narkotika. Tidakkah lebih aman jika barang narkotika tersebut disimpan oleh terdakwa sendiri
2. Tanggapan atas keterangan Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas
Kami menyatakan menolak status Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas dan
Saksi Agustiyan sebagai saksi dalam perkara ini. Sebab, mereka
bertiga adalah petugas yang berada di bawah perintah dan sedang menjalankan tugas penyelidikan,
sehingga tidak bisa masuk dalam kategori saksi yang sah menurut hukum.

Lebih lagi karena ketiga saksi ini bukanlah anggota kepolisian yang menangkap Terdakwa dan juga
keterangan-keterangannya hanya didapat dari hasil pemeriksaan Saksi Ferdian Caesar alias Dablek
yang ingin melempar tanggungjawab kepada terdakwa.

Kemudian keterangan Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas tidak logis jika benar barang tersebut
adalah milik terdakwa untuk apa terdakwa menitipkan barang Narkotika jenis sabu tersebut kepada
terdakwa ? padahal menurut keterangannya bahwa Saksi Ferdian Caesar alias Dablek juga
merupakan pengguna narkotika. Tidakkah lebih aman jika barang narkotika tersebut disimpan oleh
terdakwa sendiri.

3. Tanggapan atas keterangan Saksi Agustiyan


Kami menyatakan menolak status Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas dan
Saksi Agustiyan sebagai saksi dalam perkara ini. Sebab, mereka berdua adalah petugas yang berada
di bawah perintah dan sedang menjalankan tugas penyelidikan, sehingga tidak bisa masuk dalam
kategori saksi yang sah menurut hukum.

Lebih lagi karena ketiga saksi ini bukanlah anggota kepolisian yang menangkap Terdakwa dan juga
keterangan-keterangannya hanya didapat dari hasil pemeriksaan Saksi Ferdian Caesar alias Dablek
yang ingin melempar tanggungjawab kepada terdakwa.

Kemudian keterangan Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas tidak logis jika benar barang tersebut
adalah milik terdakwa untuk apa terdakwa menitipkan barang Narkotika jenis sabu tersebut kepada
terdakwa ? padahal menurut keterangannya bahwa Saksi Ferdian Caesar alias Dablek juga
merupakan pengguna narkotika. Tidakkah lebih aman jika barang narkotika tersebut disimpan oleh
terdakwa sendiri.

5. Saksi Ferdian Caesar alias Dablek

Bahwa dari keterangn yang disamoaikan oleh Saksi Ferdian Caesar alias Dablek terlihat bahwa saksi
ingin melempartangungjawab sendiri kepada terdakwa padahal jika tuntutan Jaksa memang benar,
maka Saksi Ferdian Caesar alias Dablek juga adalah pelaku bersama dengan terdakwa.
V. Analisa Hukum

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan,


Sdr penuntut umum yang kami hormati,
Sdr Terdakwa yang kami cintai.

Menanggapi Tuntutan sdr. Penuntut umum maka kami penasehat hukum Terdakwa juga akan
menguraikan dan menganalisis fakta persidangan yang secara khusus berkaitan dengan apa yang
didakwakan dan dituntut oleh penuntut umum. Untuk menanggapi tuntutan penuntut umum dalam
perkara ini maka kami harus menguji apakah penuntut umum telah obyektif terhadap fakta
persidangan atau tidak apakah analisis unsur tindak pidana yang didakwakan telah dibuktikan sesuai
fakta persidangan atau tidak.

Terdakwa telah dituntut penuntut umum melanggar Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun
2009 tentang Narkotika sebagaimana dakwaan primair penuntut umum.

A. Unsur-unsur dari Pasal 114 Ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah sebagai
berikut:

a. Setiap orang

b. Tanpa hak atau melawan hukum

c. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I.

Dari ketiga unsur tersebut, dalam pleidoi ini kami membatasinya dengan hanya memberi tanggapan
terhadap terpenuhi atau tidaknya unsur kedua dan ketiga.

1. Tanggapan dan analisa yuridis terhadap unsur “tanpa hak atau melawan hukum.”

Dalam ajaran ilmu hukum (doktrin), melawan hukum (wederrechtelitjk) dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu melawan hukum dalam arti formil dan melawan hukum dalam arti materil. Lamintang
sebagaimana dikutip oleh Leden Marpaung, dalam “Asas -Teori-Praktik Hukum Pidana" Penerbit
Sinar Grafika, Jakarta, Cetakan ke-5 Tahun 2008 pada halaman 44-45, menjelaskan : “Menurut
ajaran wederrechtelitjk dalam arti formil, suatu perbuatan hanya dipandang sebagai bersifat
wederrechtelitjk apabila perbuatan tersebut memenuhi semua unsur yang terdapat dalam rumusan
suatu delik menurut undang-undang. Adapun menurut ajaran wederrechtelitjk dalam arti materil,
apakah suatu perbuatan itu dapat dipandang sebagai wederrechtelitjk atau tidak, masalahnya bukan
saja harus ditinjau sesuai dengan ketentuan hukum yang tertulis melainkan juga harus ditinjau
menurut asas-asas hukum umum dari hukum tidak tertulis.
” Senada dengan pendapat Lamintang di atas, Prof. Satochid Kartanegara sebagaimana dikutip oleh
Leden Marpaung, dalam “Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana" Penerbit Sinar Grafika, Jakarta,
Cetakan ke-5 Tahun 2008 pada halaman 45 menegaskan: “Wederrechtelitjk formil bersandar pada
undang-undang, sedangkan wederrechtelitjk materil bukan pada undang-undang namun pada asas-
asas umum yang terdapat dalam lapangan hukum atau apa yang dinamakan algemene beginsel.

Lebih lanjut masih pada buku yang sama di halaman 46, Van Bemmel menguraikan tentang
“melawan hukum” antara lain: “1) bertentangan dengan ketelitian yang pantas dalam pergaulan
masyarakat mengenai orang lain atau barang; 2) bertentangan dengan kewajiban yang ditentukan
oleh undang-undang; 3) tanpa hak atau wewenang sendiri; 4) bertentangan dengan hak orang lain; 5)
bertentangan dengan hukum objektif.”

Berkaitan dengan itu, dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika memuat ketentuan dimana
dalam peredaran, penyaluran dan atau penggunaan Narkotika harus mendapatkan

izin khusus atau persetujuan dari Menteri sebagai pejabat yang berwenang atas rekomendasi dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (Vide: Pasal 8 ayat (1) Jis. Pasal 36 ayat (1) dan ayat (3),
Pasal 39 ayat (2) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika).

Sementara itu, Pasal 6 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menegaskan:
“Tidak seorang pun dapat dijatuhi pidana, kecuali apabila pengadilan karena alat pembuktian yang
sah menurut undang-undang, mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dianggap dapat
bertanggung jawab, telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya.” Ketentuan ini
mengandung sedikitnya 3 (tiga) asas hukum fundamental sebagai dasar pemidanaan yaitu asas
legalitas atau asas “tiada pidana tanpa aturan undang-undang yang telah ada” (vide: Pasal 1 ayat (1)
KUHP), asas culpabilitas yaitu asas “tiada pidana tanpa kesalahan” (afwijzigheid van alle schuld) dan
asas “tiada pidana tanpa sifat melawan hukum (afwijzigheid van alle materiele wederrechtelijkheid).

Sedangkan merujuk pada ilmu hukum pidana, kesalahan (schuld) terdiri dari kesengajaan
(dolus/opzet) atau kealpaan (culpa). Yang dimaksud dengan “kesengajaan” ialah perbuatan yang
dikehendaki dan si pelaku menginsafi akan akibat dari perbuatan itu. Sedangkan yang dimaksud
dengan kealpaan adalah sikap tidak hati-hati dalam melakukan suatu perbuatan sehingga
menimbulkan akibat yang dilarang oleh Undang-Undang disamping dapat menduga akibat dari
perbuatan itu adalah hal yang terlarang.

“Kesengajaan” (dolus/opzet) mempunyai 3 (tiga) bentuk yaitu; 1) kesengajaan sebagai maksud (opzet
als oogmerk). 2) kesengajaan dengan keinsyafan pasti (opzet als zekerheidsbewustzijn) dan 3)
kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (dolus eventualis). Sedangkan “kealpaan” (culpa)
dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu kealpaan dengan kesadaran (bewuste schuld) dan kealpaan
tanpa kesadaran (onbewuste schuld). (Vide: Leden Marpaung, “Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana”,
Penerbit Sinar Grafika).
Berdasarkan fakta persidangan terungkap bahwa perkara ini bermula pada tanggal 26 Agustus 201
pukul 22.00 wib saksi-saksi yang menangkap Ferdian caesar alias Dablek di sebuah rumah di Jalan
Jamrud Lk.II kota Tebing Tinggi dari hasil penangkapan tersebut ditemukanlah 1 (satu) buah tas
sandang warna biru tua yang di dalamnya terdapat 1 (satu) buah amplop kecil warna putih yang
didalamnya berisikan 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika
jenis sabu dan 1 (satu) buah amplop kecil warna putih yang didalamnya berisikan 1 (satu) bungkus
plastik transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika jenis shabu dan 1 (satu) buah bekas
kotak booster yang didalamnya terdapat 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisi serbuk kristal
diduga narkotika jenis shabu dengan berat total keseluruhan berat kotor 103,4 (seratus tiga koma
empat) gram dan berat bersih 101,80 (seratus satu koma delapan puluh )gram yang menurut
keterangan Ferdian caesar alias Dablek bahwa barang tersebut merupakan milik dari terdakwa.

Bahwa kemudian pada tanggal 23 September 2021 pukul 15.10 WIB terdakwa ditangkap oleh Ranto
A .Damanik dan Anwar (Bukan Saksi dalam persidangan) yang merupakan anggota polsek Dolok
Masihul saat sedang mengonsumsi Narkotika dan ditangan terdakwa tidak ditemukan Sabu-sabu.

Bahwa karena ketiga saksi ini bukanlah anggota kepolisian yang menangkap Terdakwa dan juga
keterangan-keterangannya hanya didapat dari hasil pemeriksaan Saksi Ferdian Caesar alias Dablek
yang ingin berdasar pada keterangannya ingin melempar tanggungjawab kepada terdakwa seorang.

Berdasarkan fakta di persidangan pula diketahui bahwa Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir
Sayid Yasir Alattas dan Saksi Agustiyan tak pernah ada pengambilan sidik jari dari kantong
pembungkus sabu-sabu itu. Menjadi tidak jelas sepertinya Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir
Sayid Yasir Alattas dan Saksi Agustiyan, /penyidik maupun sdr. Penuntut umum hanya berasumsi
bahwa Terdakwa sebagai pemiliknya atau itu memang milik dari Saksi Ferdian Caesar alias Dablek .

Dengan demikian kami berpendapat bahwa unsur “tanpa hak atau melawan hukum” tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan

2. Unsur “Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman”

Apa yang telah diuraikan dalam bagian unsur ‘tanpa hak atau melawan hukum’ di atas dianggap
sebagai bagian tak terpisahkan dan satu kesatuan dalam uraian unsur ini.

Berdasarkan fakta persidangan terungkap bahwa perkara ini bermula pada tanggal 26 Agustus 201
pukul 22.00 wib saksi-saksi yang menangkap Ferdian caesar alias Dablek di sebuah rumah di Jalan
Jamrud Lk.II kota Tebing Tinggi dari hasil penangkapan tersebut ditemukanlah 1 (satu) buah tas
sandang warna biru tua yang di dalamnya terdapat 1 (satu) buah amplop kecil warna putih yang
didalamnya berisikan 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika
jenis sabu dan 1 (satu) buah amplop kecil warna putih yang didalamnya berisikan 1 (satu) bungkus
plastik transparan yang berisi serbuk kristal diduga narkotika jenis shabu dan 1 (satu) buah bekas
kotak booster yang didalamnya terdapat 1 (satu) bungkus plastik transparan yang berisi serbuk kristal
diduga narkotika jenis shabu dengan berat total keseluruhan berat kotor 103,4 (seratus tiga koma
empat) gram dan berat bersih 101,80 (seratus satu koma delapan puluh )gram yang menurut
keterangan Ferdian caesar alias Dablek bahwa barang tersebut merupakan milik dari terdakwa.

Bahwa kemudian pada tanggal 23 September 2021 pukul 15.10 WIB terdakwa ditangkap oleh Ranto
A .Damanik dan Anwar (Bukan Saksi dalam persidangan) yang merupakan anggota polsek Dolok
Masihul saat sedang mengonsumsi Narkotika dan ditangan terdakwa tidak ditemukan Sabu-sabu.

Berdasarkan fakta di persidangan pula diketahui bahwa Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir
Sayid Yasir Alattas dan Saksi Agustiyan tak pernah ada pengambilan sidik jari dari kantong
pembungkus sabu-sabu itu. Menjadi tidak jelas sepertinya Saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir
Sayid Yasir Alattas dan Saksi Agustiyan, /penyidik maupun sdr. Penuntut umum hanya berasumsi
bahwa Terdakwa sebagai pemiliknya atau itu memang milik dari Saksi Ferdian Caesar alias Dablek .

Kalaupun di persidangan Terdakwa mengaku sebagai pemiliknya, maka hal itu tidak bermakna apa-
apa. Sebab, keterangan Terdakwa itu tak diikuti oleh alat bukti lain

Anehnya setelah itu tidak ada upaya pengembangan atau tindakan lebih lanjut untuk membongkar
keterlibatan Surya Alberth Manalu ?.

Oleh karena unsur kedua dan ketiga dalam Pasal 112 Ayat (1) UU Narkotika ini tak terpenuhi, maka
dakwaan subsidair ini juga harus dinyatakan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
hukum.

VI Kesimpulan dan Penutup

Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan


Sdr. penuntut umum yang kami hormati
Sdr. Terdakwa yang kami cintai
Setelah panjang lebar menanggapi surat dakwaan dan tuntutan sdr. Penuntut umum, perkenankan kami untuk
menyampaikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa ketiga saksi M. Nurmansyah,S.H, Saksi Brigadir Sayid Yasir Alattas dan Saksi Agustiyan
jadi tidak melihat, mendengar dan mengalami sendiri peristiwa pidana dan mereka bukanlah anggota
kepolisian yang menangkap Terdakwa dan juga keterangan-keterangannya hanya didapat dari hasil
pemeriksaan Saksi Ferdian Caesar alias Dablek yang ingin berdasar pada keterangannya ingin
melempar tanggungjawab kepada terdakwa seorang;
2. Ranto A .Damanik dan Anwar (Bukan Saksi dalam persidangan) yang merupakan anggota polsek
Dolok Masihul saat sedang mengonsumsi Narkotika dan ditangan terdakwa tidak ditemukan Sabu-
sabu tidak dihadirkan ke persidangan;
3. Bahwa Peran dari Surya Albert Manalu masih tidak jelas karena tidak ada upaya atau pengembangan
lebih lanjut untuk mencari dan menangkap Surya Albert Manalu agar membuat terang perkara ini.
Yang Mulia Majelis hakim yang kami muliakan
Sdr penuntut umum yang kami hormati
Sdr Terdakwa yang kami cintai
Berdasarkan uraian-uraian di atas, saatnya kami menyampaikan permohonan kepada Yang Mulia Majelis
hakim agar berkenan menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Menyatakan Terdakwa Purnawan Alias Tonggek tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “tanpa hak dan melawan hukum menawarkan untuk dijual,
menjual,membeli,menerima,menjadi perantara dalam jual beli,menukar,atau menyerahkan narkotika
golongan I dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram” sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam dakwaan primair Pasal 114 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

2. Membebaskan Terdakwa Purnawan Alias Tonggek dari segala dakwaan (vrijspraak) atau dilepaskan dari
segala tuntutan hukum (onslag van allerechtsvervolging) atau setidaknya menjalani pemidanaan rehabilitasi.

3. Memulihkan nama baik Terdakwa dalam harkat dan martabatnya di masyarakat.

4. Membebankan biaya perkara kepada negara.

5. Jika hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Tebing Tinggi, 11 April 2022


Hormat kami,
Badan Bantuan Hukum & Advokasi BBHA INDIKATOR
Penasehat Hukum
TERDAKWA Purnawan Alias Tonggek

MUHAMMAD KADRI,S.H

Anda mungkin juga menyukai