Anda di halaman 1dari 5

A.

KASUS POSISI
Bahwa terdakwa SETYO BUDI bin SUDARNO pada hari Minggu, tanggal 06 Januari 2019
sekitar pukul 18.00 Wib atau setidak – tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari 2019 atau
setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2019 bertempat di pinggir jalan Jl.Dr.Susanto
turut Kelurahan Parenggan Kec.Pati Kab.Pati atau setidak – tidaknya pada suatu tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Pati yang berwenang memeriksa
dan mengadili perkara ini, secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan
Narkotika Golongan I. Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa berawal pada hari Minggu, tanggal 06 Januari 2019, sekitar puku l 18.00 Wib terdakwa
menelepon Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN (dalam penuntutan terpisah)
yang saat itu berada di Kudusuntuk memesan narkotika jenis sabu dengan kata-kata “ ono P5 ?”
dan dijawab oleh Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN “ ada “ selanjutnya
terdakwa berkata “ terke Pati geh (antarkan ke Pati ya) kemudian Saksi AGUS RIYANTO alias
OGAH bin NGADIMIN menjawab “geh (iya)”. Selang beberapa menit kemudian terdakwa
menerima telepon dari Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN yang mengatakan
bahwa Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN sudah sampai di Pati tepatnya di
daerah Puri, kemudian Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN bertanya kepada
terdakwa“barang akan diantar dimana?” dan terdakwa menjawab “kowe ngerti hotel safin?
maju sitik ada perempatan lampu merah ambil kiri sampai ada alfamart terakhir berhenti, aku
di pinggir jalan (kamu tahu hotel Safin? maju sedikit ada perempatan lampu merah ambil kiri
sampai ada alfamart terakhir berhenti, aku di pinggir jalan)” selanjutnya Saksi AGUS
RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN mengatakan“ iya meluncur “;
- Tidak lama kemudian Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN sampai di tempat
yang telah disepakati tepatnya di pinggir jalan Jl.Dr.Susanto turut Kelurahan Parenggan Kec.Pati
Kab.Pati dan bertemu dengan terdakwa. Setelah terjadi kesepakatan kemudian terdakwa
memberikan uang sebesar Rp. 500.000,-(lima ratus ribu rupiah) kepada Saksi AGUS RIYANTO
alias OGAH bin NGADIMIN sebagai uang pembelian 1 (satu) paket narkotika jenis sabu,
selanjutnya Saksi AGUS RIYANTO alias OGAH bin NGADIMIN memberikan 1(satu) paket
narkotika jenis sabu selanjutnya diterima oleh terdakwa. Setelah itu Saksi AGUS RIYANTO
alias OGAH bin NGADIMIN langsung pergi ke arah selatan dan terdakwa pulang ke rumah
kontrakan di Kel. Parenggan Rt.03 Rw. II Kec. Pati Kab. Pati;
- Bahwa kemudian pada hari Senin tanggal 07 Januari 2019 sekitar puku l 09.00 WIB terdakwa
mengkonsumsi sabu tersebut di dalam kamar belakang menggunakan alat/ bong milik terdakwa.
Setelah selesai mengkomsumsi sabu tersebut, terdakwa kemudian menyimpan 1 (satu) bungkus
rokok Merk LA warna putih yang didalamnya terdapat pipet kaca yang masih terdapat sisa sabu
dan dibungkus tisu, 1 (satu) buah tutup botol plastik warna biru dan 1 (satu) sendok yang terbuat
dari sedotan ada di bawah meja dan 1 (satu) buah lubang ada di kamar belakang, sedangkan
korek api terdakwa letakkan di atas meja.
- Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang disita oleh petugas Satuan
Narkoba Polres Pati didapatkan hasil sebagai mana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan
Laboratoris Kriminalistik No.Lab.: 112/NNF/2019 yang dibuat dan ditandatangani oleh
pemeriksa
Drs.Teguh Prihmono, MH , Ibnu Sutarto, ST, Eko Fery Prasetyo, S.Si telah melakukan
pemeriksaan terhadap barang bukti:
1. BB-0250/2019/NNF berupa 1 (satu) buah pipet kaca yang dibungkus dengan tisu berisi
serbuk kristal dengan berat bersih serbuk kristal 0,02589 gram ± U95:0,00011 gram yang
tersimpan di dalam bungkus rokok LA LIGHTS warna putih
2. BB-0251/2019/NNF berupa 1 (satu) buah botol kaca bening yang ditutupnya terdapat 2 (dua)
buah lubang dan 1 (satu) buah tutup botol plastik warna biru yang terdapat 2 (dua) buah
lubang
Kesimpulan:
Setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris kriminalistik disimpulkan:
1. BB-0250/2019/NNF berupa serbuk Kristal dalam pipet kaca tersebut di atas adalah
mengandung METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I (satu) Nomor urut 61
lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
2. BB-0251/2019/NNF berupa 1 (satu) buah botol kaca bening yang ditutupnya terdapat 2
(dua) buah lubang dan 1 (satu) buah tutup botol plastik warna biru yang terdapat 2 (dua) buah
lubang tersebut di atas adalah Negatif (tidak mengandung Narkotika/ Psikotropika)
- Bahwa terdakwa membeli atau menerima Narkotika Golongan I tersebut tanpa ijin dari
pihak yang berwenang/ pemerintah;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (1)
Undang-Undang Nomor: 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 112 ayat (1)
Undang-Undang Nomor: 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasa127 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor: 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
B. PEMBAHASAN
Dari Putusan PN PATI Nomor 26/Pid.Sus/2019/PN Pti1, bahwa Terdakwa telah didakwa
oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis
Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut diatas memilih langsung
dakwaan alternatif ke tiga sebagaimana diatur dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Nomor 35Tahun 2009 tentang Narkotika, yang unsur-unsurnya adalah sebagai
berikut :

1
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/683a2190d9950aa2ecc1625911fc2bad.html
1. Setiap Orang
Setiap orang adalah subjek hukum sebagai pengemban/pendukung hak dan kewajiban
meliputi subyek hukum orang/pribadi (natuurlijke persoon) maupun badan hukum
(rechtpersoon)yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila ada tindak
pidana yang dilakukannya.
Dengan konsideran menimbang, bahwa dalam perkara ini berdasarkan fakta-fakta
hasil
pemeriksaan dipersidangan dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa telah
dihadirkan sebagai terdakwa seseorang yang merupakan subyek hukum orang pribadi
yaitu Terdakwa SETYO BUDI BIN SUDARNO yang setelah dicocokkan
identitasnya dipersidangan sebagaimana ketentuan pasal 155 ayat (1) KUHAP
ternyata Para Terdakwa membenarkannya dan telah sesuai pula dengan identitas
Terdakwa dalam surat dakwaan penuntut umum.
Dengan ini ussur setiap orang terpenuhi.

2. Tanpa Hak dan Melawan Hukum


Hak menurut KBBI adalah kekuasaan yang benar atas sesuatu sehingga tanpa hak
adalah tidak mempunyai kekuasaan yang benar atas sesuatu. Menurut doktrin dan
yurisprudensi perbuatan dikualifisir sebagai melawan hukum haruslah memenuhi 4
kriteria secara Alternatif maupun secara komulatif, yaitu:
 bertentangan dengan hak orang lain;
 bertentangan dengan kewajiban hukumnya sendiri;
 bertentangan dengan kesusilaan;
 bertentangan dengan kehati-hatian atau keharusan dalam pergaulan masyarakat
yang baik.
Dalam persidangan terdakwa terbukti tidak mempunyai izin yang sebagaimaan
dimaksud alam UU No 35/2009 tentang Narkotika sebagai wiraswasta yang menurut
UU tidak medapatkan izin untu kmembawa narkotika yang bukan untuk kepentingan
pengobatan atau ilmu pengetahuan, dengan demikian tidak memperoleh izin khusus
untuk membawa bahan narkotika.
Dengan dibuktikannya bahwa terdakwa membawa Narkotika tanpa adanya izin, maka
unsur ini terbukti.

3. Melakukan Penyalahgunaan Narkotika golongan I bagi dirinya sendiri


Bahwa berdasarkan uraian diatas Terdakwa membeli Narkotika bukan untuk
diperdagangkan melainkan untuk digunakan sendiri, sesuai dengan hasil pemeriksaan
urine di Laboratoris Kriminalistik dengan laporan pengujian No. Lab. 112/NNF/2019
yang dibuat dan ditandatangani oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia
pemeriksa Drs.Teguh Prihmono, MH, Ibnu Sutarto, ST, Eko Fery Prasetyo, S.Si telah
melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti yang dapat disimpulkan:
1. BB-0250/2019/NNF berupa serbuk Kristal dalam pipet kaca tersebut di atas adalah
mengandung METAMFETAMINA terdaftar dalam Golongan I (satu) Nomor urut 61
lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
2. BB-0251/2019/NNF berupa 1 (satu) buah botol kaca bening yang ditutupnya
terdapat 2 (dua) buah lubang dan 1 (satu) buah tutup botol plastik warna biru yang
terdapat 2 (dua) buah lubang tersebut di atas adalah Negatif (tidak mengandung
Narkotika/ Psikotropika)
Dengan pembuktian diatas maka benar terdakwa membeli Narokotika Golongan I
untuk dikonsumsi untuk diri sendiri.

Akan tetapi dalam hal ini jika didalami lagi Pasal 114 yang digunakan sebagai
dakwaan primer tidak memenuhi syarat utnuk didakwakan oleh terdakwa,
dikarenakan pada Ayat (2) Pasal 114 UU Narkotika. Terdakwa membeli Narkotika
Golongan I tidak mencapai 5 gram akan tetapi berat bersihnya sekitar 0,02225 gram
yang mana menurut Pasal 114 ayat (2) terdakwa tidak tergolong perbuatan pidana
Pasal 114. Maka dari itu hakimmenggunakan Pasal 127 sebagai tuntutan sekaligus
menjatuhkan Hukuman pidana sesuai dengan Pasal 127 yakni Maksimak 4 Tahun
Penjara.

C. KESIMPULAN
Dalam putusan Hakim PN PATI Nomor 26/Pid.Sus/2019/PN Pti. Hakim dapam putusan
ini tidak menjelaskan pembuktian unsur Pasal 127 diamana pada Ayat (2) & (3) Pasal
127 hakim wajib memperhatiklan ketentuan dalam Pasal 54, 55, dan Pasal 103 sebagai
bentuk menjalani hukuman sekaligas meminimalisir Terdakwah untuk tidak melakukan
perbuatanyna lagi dengan adanya hukuman untuk menjalani pengobatan dan/atau
perwatan bagi pengguna atau yang sudah menjadi pecandu Narkotika.

D. SARAN
Saran untuk penegak hukum dalam putusan PN PATI Nomor 26/Pid.Sus/2019/PN Pti
adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya hakim lebih memperjelas pembuktian unsur-unsur Pasal yang digunakan
untuk menjatuhi hukuman kepada terdakwa.
2. Sebaiknya jaksa juga menguraikan dan juga mendakwahkan Pasal yang memang
sesuai dalam pembuktian unsur-unsur pasal yang didakwakanm sehingga dalam
persidangan dapat berjalan dengan lancar dan juga hakim dapat memberikan
pertimbagnan yang lebih tepat.
3. Perlu adanya penyegaran untuk hakim yang menangani perkara ini. Selain itu,
sebagai tindakan pencegahan, perlu dipantau secara rutin kinerja hakim yang
menangani perkara ini. Hakim-hakim seperti ini harus diberikan peringatan bahkan
apabila perlu ada sanksi.
4. Sangat dianjurkan untuk dapat memperoleh pendidikan tambahan, misalnya S2 atau
S3

Refrensi:
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Natkotika
Tongat. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan. Malang; UMM
Press
Tongat. Hukum Pidana Materiil. Malang; UMM Press

Anda mungkin juga menyukai