Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SIDANG PIDANA

Nomor: 355/PID/B/2015/PN.BDG

A. IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap : AGUS HIDAYAT bin ADE YAYAN


Tempat Lahir : Bandung
Umur / Tanggal Lahir : 25 Tahun / 18 Agustus 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Kp. Cipeunduey RT 02/010 Desa Cipeunduey Kecamatan
Padalarang Kabupaten Bandung Barat.
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh

Terdakwa tidak didampingi oleh Penasehat Hukum.

Terdakwa dituntut oleh:


Jaksa Penuntut Umum : P. Ihite, S.H.

Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Bandung Nomor


355/Pid/B/2015/PN.Bdg, tanggal 26 Maret 2015 tentang Penunjukan Majelis Hakim,
maka ditetapkan Majelis Hakim sebagai berikut:
Hakim Ketua : Kasdiyono, S.H,. M.H.
Hakim Anggota : Pinta Uli Br Tarigan, S.H.
Hakim Anggota : Mohammad Basir, S.H.
Panitera Pengganti : Suparyadi, S.H.

1
B. DAKWAAN

Terdakwa didakwa dengan surat dakwaan alternatif. Dalam surat dakwaan ini
terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, lapisan yang satu merupakan
alternatif dan bersifat mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk dakwaan ini
digunakan bila belum didapat kepastian tentang Tindak Pidana mana yang paling tepat
dapat dibuktikan. Dalam dakwaan alternatif, meskipun dakwaan terdiri dari beberapa
lapisan, hanya satu dakwaan saja yang dibuktikan tanpa harus memperhatikan urutannya
dan jika salah satu telah terbukti maka dakwaan pada lapisan lainnya tidak perlu
dibuktikan lagi. Dalam bentuk Surat Dakwaan ini, antara lapisan satu dengan yang
lainnya menggunakan kata sambung atau.

Berikut adalah ringkasan dakwaan yang diajukan ke persidangan oleh Penuntut


Umum (dakwaan lengkap terlampir):

Kesatu
Bahwa ia terdakwa AGUS HIDAYAT BIN ADE YAYAN pada hari Selasa
tanggal 16 Desember 2014 sekira pukul 19.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain
di bulan Desember tahun 2014 bertempat di Jalan Atirompe Desa Majalaya Kecamatan
Majalaya Kabupaten Bandung atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Bale Bandung, namun karena
Terdakwa bertempat tinggal, ditahan, dan sebagian besar saksi lebih dekat pada
Pengadilan Negeri Bandung yang di dalam daerah tersebut tindak pidana dilakukan maka
berdasarkan Pasal 84 ayat (2) KUHAP menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Bandung
untuk mengadili perkara ini, secara tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk
dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli narkotika
golongan I berupa 1 (satu) paket sedang narkotika golongan I jenis ganja dibungkus
plastik warna biru.

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (1) Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009.

2
ATAU

Kedua
Bahwa ia terdakwa AGUS HIDAYAT BIN ADE YAYAN pada hari Selasa
tanggal 16 Desember 2014 sekira pukul 19.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain
di bulan Desember tahun 2014 bertempat di Jalan Atirompe Desa Majalaya Kecamatan
Majalaya Kabupaten Bandung atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Bale Bandung, namun karena
Terdakwa bertempat tinggal, ditahan, dan sebagian besar saksi lebih dekat pada
Pengadilan Negeri Bandung yang di dalam daerah tersebut tindak pidana dilakukan maka
berdasarkan Pasal 84 ayat (2) KUHAP menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Bandung
untuk mengadili perkara ini, secara tanpa hak atau melawan hukum memiliki,
menyimpan, dan menguasai, mempunyai 1 (satu) paket sedang narkotika golongan I jenis
ganja dengan berat kotor 33,58 gram, berat netto 33,00 gram dibungkus plastik warna
biru.

Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dalam Pasal 111 ayat (1) Undang-
Undang RI No. 35 Tahun 2009.

C. ACARA PEMERIKSAAN

Pada tanggal 21 April 2015 penulis berkesempatan hadir di salah satu sidang
pemeriksaan perkara ini, pada saat itu sedang dilakukan pemeriksaan saksi dan terdakwa.

Sebelum pemeriksaan saksi dimulai, hakim menanyakan kepada saksi mengenai


nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat
tinggal, agama dan pekerjaan (Pasal 160 ayat (2) KUHAP). Hakim juga menanyakan
kepada saksi apakah ia kenal terdakwa sebelum terdakwa melakukan perbuatan yang
menjadi dasar dakwaan, apakah ia berkeluarga sedarah atau semenda dan sampai derajat
keberapa dengan terdakwa, apakah ia suami atau isteri terdakwa, serta apakah ada ikatan
hubungan pekerjaan dengan terdakwa.

3
Setelah pemeriksaan identitas saksi, sebelum memberikan keterangan, saksi
mengucapkan sumpah atau janji menurut tata cara agamanya masing-masing (Pasal 160
ayat (3) KUHAP). Pengambilan sumpah dilakukan berdasarkan agama yang dianut oleh
saksi dengan dibantu oleh rohaniawan sebagai juru sumpah. Apabila ada saksi yang
disumpah bukan dengan tata cara agamanya, maka pengambilan sumpah tidak sah karena
Pasal 160 ayat (3) KUHAP telah menyatakan bahwa pengambilan sumpah harus
dilakukan menurut cara agama saksi. Dengan pengucapan sumpah menurut agama yang
dianut saksi, diperkirakan akan memperkecil kemungkinan saksi memberi keterangan
palsu atau bohong.

Sedangkan Terdakwa dalam pemeriksaan berhak untuk memberi keterangan


dengan bebas dan tidak perlu disumpah. Hal tersebut, menurut M. Yahya Harahap dalam
bukunya “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP – Penyidikan dan
Penuntutan” berarti, terdakwa berhak untuk memberi keterangan yang dianggap terdakwa
paling menguntungkan baginya. Jadi, seorang terdakwa berhak untuk membantah dalil-
dalil yang diajukan dalam dakwaan dan memberikan keterangan yang menguntungkan
bagi dirinya. Dalam teori hukum pidana, asas ini disebut non self incrimination, yaitu
seorang terdakwa berhak untuk tidak memberikan keterangan yang akan
memberatkan/merugikan dirinya di muka persidangan.

Hak tersebut juga diatur dalam Pasal 175 KUHAP. Pasal ini menyatakan, jika
terdakwa tidak mau menjawab atau menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
kepadanya, hakim ketua sidang menganjurkan terdakwa untuk menjawab, dan setelah itu
pemeriksaan dilanjutkan dan tidak ada sanksi bagi terdakwa yang menolak menjawab
demikian.

D. PEMBUKTIAN

Pasal 183 KUHAP mengatur bahwa ”Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa

4
terdakwalah yang bersalah melakukannya”. Berikut ini adalah alat-alat bukti yang
diajukan selama sidang pemeriksaan berlansung:

1. Keterangan Saksi
Keterangan dari saksi adalah keterangan mengenai suatu peristiwa pidana
yang ia dengar sendiri, lihat sendiri, alami sendiri dengan menyebutkan alasan
pengetahuannya itu. Pemeriksaan saksi harus dilakukan di dalam persidangan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang dan saksi harus disumpah terlebih
dahulu. Untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum mengajukan
saksi-saksi yang telah disumpah menurut agamanya masing-masing dengan
keterangan sebagai berikut:

a. AGUS KUSDINAR
Anggota Polisi dari Polda Jabar yang beserta timnya melakukan
penangkapan terhadap Terdakwa pada hari Selasa, 16 Desember 2014
sekira pukul 19.00 WIB di Jalan Atirompe Desa Majalaya Kecamatan
Majaklaya Kabupaten Bandung sehubungan tanpa hak atau melawan
hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi
perantara dalam jual beli, narkotika golongan I berupa 1 (satu) paket
sedang narkotika golongan I jenis ganja dibungkus plastik warna biru.

b. PIPIN NUGRAHA
Anggota Polisi dari Polda Jabar yang turut serta melakukan penangkapan
terhadap Terdakwa pada hari Selasa, 16 Desember 2014 sekira pukul
19.00 WIB bersama Agus Kusdinar.

c. AGUS MUHARAM
Orang yang dimintai Terdakwa untuk mencarikan narkotika jenis ganja
kemudian mengabarinya kalau sudah ada dan menyerahkan ganja yang
dibungkus kertas nasi warna coklat kemudian dibungkus kembali dengan
plastik warna biru.

5
2. Keterangan Ahli
Keterangan yang diberikan oleh orang memiliki keahlian tentang hal yang
diperlukan untuk membuat jelas suatu perkara pidana untuk kepentingan
pemeriksaan. Keterangan harus diberikan oleh seorang ahli yang emiliki
keahlian khusus dalam bidang tertentu, memberikan keteangan menurut
pengetahuan dalam bidang keahliannya dan diberikan dibawah sumpah, baik
karena permintaan penyidik dalam bentuk laporan atau permintaan hakim
dalam bentuk keterangan di sidang pengadilan.

Berdasarkan laporan hasil Pengujian Badan POM RI yang ditanda tangani


oleh Dra. Ami Damilah Apt NIP 19616051993032001 Nomor Contoh 1214-
0451 NP Nomor Laboratorium 454/NP/12/14 tanggal 31 Desember 2014 a.n.
Terdakwa Agus Hidayat bin Ade Yayan yang dikirim Polda Jabar No. B
230/II/2014/Dit Res Narkotika tanggal 20 Februari 2014 terhadap barang
bukti 1 (satu) paket sedang narkotika jenis ganja dengan berat kotor 33,58
gram dan berat netto 33,00 gram pada kesimpulannya “Ganja Positif”
termasuk golongan narkotika golongan I menurut Undang-Undang RI No. 35
Thun 2009 Tentang Narkotika.

3. Keterangan Terdakwa
Pada perkara ini, atas keterangan saksi-saksi yang telah dikemukakan
terdakwa menyatakan tidak keberatan dan membenarkan apa yang telah
diterangkan oleh para saksi. Namun pengakuan terdakwa tidak menghapuskan
kewajiban penuntut umum membuktikan kesalahan terdakwa. Menurut Pasal
189 ayat (4) KUHAP yang berbunyi: “Keterangan terdakwa saja tidak cukup
untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang
didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti lain”.

6
Ada pun barang bukti ialah benda baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang
berwujud maupun yang tidak berwujud yang mempunyai hubungan dengan tindak pidana
yang terjadi. Agar dapat dijadikan sebagai bukti maka benda-benda ini harus dikenakan
penyitaan terlebih dahulu oleh penyidik dengan surat izin ketua pengadilan negeri yang di
dalam daerah hukumnya benda yang dikenakan penyitaan berada. Kecuali penyitaan
yang dilakukan oleh penyidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi tidak perlu ada izin
ketua pengadilan negeri setempat. Barang bukti yang ditemukan sewaktu dilakukan
penggeledahan perkara ini adalah:

1. 1 (satu) paket kecil narkotika golongan I jenis ganja seberat 33,58 gram yang
ditemukan di dalam sepatu boot milik terdakwa yang kemudian dirampas
untuk dimusnahkan.

E. PUTUSAN

Sebagaimana pertimbangan Majelis Hakim pada surat putusan yang penulis


lampirkan, Terdakwa AGUS HIDAYAT bin ADE YAYAN pada perkara ini diputus:
1. Terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tanpa
hak dan melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan narkotika Gol I;
2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana penjara selama 4
(empat) tahun dan 6 (enam) bulan, dan denda sebesar Rp 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar
maka diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) paket kecil narkotika golongan I jenis ganja seberat 33,58 gram
dirampas untuk dimusnahkan;

7
6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai