Anda di halaman 1dari 56

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, ditemukan 8 (Delapan) putusan

yang telah berkekuatan hukum tetap terhadap tindak pidana Narkotika.

Putusan-putusan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Putusan Nomor 640/Pid.Sus/2014/PN Smr

a. Identitas Terdakwa

Nama lengkap H. M. NAMIR alias H. AMIR Bin


PALALANG
Tempat lahir : Makassar
Umur/tanggal lahir : 45 Tahun / 23 Nopember 1969
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/Kew : Indonesia ; Tempat tinggal : Jalan Bung
Tomo RT. 13 No. 45 Kelurahan Baqa,
Kecamatan Samarinda Seberang, Kota
Samarinda
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta

b. Kronologi Kasus Dan Dakwaan

Bermula pada hari Selasa tanggal 20 April 2014, pukul 13.00 Wita

bertempat di Jalan Cipto Mangunkusumo Kelurahan Sengkotek

Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda. saksi Akbar yang

sebelumnya tidak memiliki pekerjaan meminta kepada terdakwa untuk

dicarikan pekerjaan supaya memiliki penghasilan yang tetap.

Selanjutnya terdakwa menawarkan kepada saksi Akbar untuk jadi

bandar narkotika dan mengenalkan saksi Akbar kepada sdr. Hasbi

56
yang berprofesi sebagai bandar besar untuk membantu menjualkan

Narkotika jenis sabu-sabu kepada masyarakat dan saksi Akbar pun

menyanggupinya. Selanjutnya terdakwa segera menghubungi sdr.

Hasbi hingga datang beberapa kali orang suruhan sdr. Hasbi yakni sdr.

Bolong mengantarkan Narkotika jenis sabu-sabu kepada saksi Akbar

dan saksi Akbar memperoleh keuntungan sebesar Rp.1.000.000,- (satu

juta rupiah) sampai dengan Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu

rupiah). Saksi Akbar dibantu oleh saksi Erwin Saputra yang mana

dalam membantu menjualkan Narkotika jenis sabu-sabu saksi Erwin

Saputra mendapatkan upah dari saksi Akbar sebesar Rp.50.000,- (lima

puluh ribu rupiah).

Selanjutnya beberapa hari kemudian, datang lagi sdr. Bolong

kepada saksi Akbar mengantarkan Narkotika jenis sabu-sabu dengan

berat bersih sekitar 44,20 (empat puluh empat koma dua puluh) gram

untuk dijual kepada masyarakat, hingga akhirnya berdasarkan

informasi dari masyarakat tentang adanya peredaran narkotika jenis

sabu-sabu disekitar Samarinda Seberang, saksi Syaiful Huda dan saksi

Yunus Setiawan (anggota Polresta Samarinda) segera menuju ke

Samarinda Seberang dan menangkap saksi Akbar serta saksi Erwin

Saputra lalu menemukan 4 (empat) poket Narkotika jenis sabu-sabu

yang disimpan dikantong celana belakang sebelah kanan saksi Akbar.

Kemudian berdasarkan pengembangan atas penangkapan saksi

57
Akbar dan saksi Erwin Saputra, lalu saksi Syaiful Huda dan saksi

Yunus Setiawan melakukan pengejaran terhadap terdakwa hingga

terdakwa ditangkap di pinggir Jalan Cipto Mangunkusumo dan dibawa

ke kantor Polresta Samarinda untuk diproses lebih lanjut

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik

pada Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Polri

Cabang Surabaya Nomor 3511/NNF/2014 tanggal 13 Juni 2014 yang

dibuat dan ditandatangani oleh pemeriksa Arif Andi Setiyawan,

Komisaris Polisi NRP.73050625, Imam Mukti, Ajun Komisaris Polisi

NRP.74090815 dan Luluk Muljani, Penata Muda Tk. I NIP. 19620801

198302 2.001, dengan hasil pemeriksaan bahwa 1 (satu) kantong

plastik berisikan Krista warna putih sebagai barang bukti yang disita

dari Terdakwa yang diidentifikasi mengandung sediaan Narkotika

adalah benar kristal Metamfetamin yang terdaftar dalam golongan I

(satu) nomor urut 61 Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika

Hingga Terdakwa bersama saksi Erwin Saputra dan saksi Akbar

menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi

perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika

Golongan I dalam bentuk bukan tanaman yakni berupa Narkotika jenis

sabu-sabu dengan berat bersih sekitar 44,20 (empat puluh empat koma

dua nol) gram dan nyata-nyata tanpa ijin dari pihak yang berwenang

58
yang tidak ada hubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

pekerjaan terdakwa sehari-hari

Berdasarkan kronologi diatas Terdakwa di dakwa oleh Jaksa

Penuntut Umum dengan 1 Pasal Dakwaan yaitu Pasal 114 ayat (2) jo.

Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

c. Pembuktian

1) Saksi-saksi;

a) Saksi Syaiful Huda Bin Maliki

b) Saksi Yunus Setiawan Bin Joko Maryono

c) Saksi Akbar Bin Syarifuddin

d) Saksi Erwin Saputra Bin Baharuddin

2) Surat-surat

Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab.

3511/NNF/2014 tanggal 13 Juni 2014, yang dibuat oleh AKBP

Arif Andi Setiyawan S.Si, MT. (Kepala Sub Bidang Narkoba

Forensik), Kompol Dra. Fitryana Hawa (Kaur Sub Bidang Kimia

Biologi Forensik) dan Luluk Muljani (Paur Sub Bidang Narkoba

Forensik) masing-masing selaku pemeriksa pada Badan Reserse

Kriminal Polri Pusat Laboratorium Forensik.

3) Keterangan Terdakwa.

a) Dg. Ngawing als Ansar

b) Akbar dan Erwin Saputra

59
c) Bolong (anak buah Hasbi)

d) Hasbi

e) Udin

4) Barang Bukti

a) 1 (satu) buah kotak warna hitam yang berisi 4 (empat) poket

sabu-sabu dengan berat 47,24 (empat puluh tujuh koma dua

puluh empat) gram

b) 1 (satu) buah tas warna hitam merek Tracker

c) Uang tunai Rp.12.140.000,- (dua belas juta seratus empat

puluh ribu rupiah)

d) 1 (satu) unit HP merek HTC warna putih

e) 1 (satu) unit HP Nokia E-90 warna merah

f) 1 (satu) unit HP Blackberry warna hitam

d. Tuntutan Penuntut Umum

1) Menyatakan terdakwa HM. Namir alias H. Amir Bin Palalang

terbukti bersalah melakukan tindak pidana “permufakatan jahat

untuk melakukan tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan

untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara

dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I

dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram”

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (2)

60
jo. Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

sesuai dakwaan Kesatu Penuntut Umum.

2) Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa HM. Namir alias H. Amir

bin Palalang dengan pidana penjara selama 11 (sebelas) Tahun dan

6 (enam) Bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan

3) Menghukum terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) yang apabila putusan

pidana denda ini tidak dapat dibayar oleh terdakwa maka terdakwa

dijatuhi pidana penjara selama 6 (enam) bulan, dengan perintah

terdakwa tetap ditahan.

e. Pembelaan Terdakwa/Penasihat Hukum

1) Pada pemeriksaan tingkat penyidikan sampai dibacakan tuntutan

Jaksa Penuntut Umum di persidangan, Terdakwa tidak pernah

didampingi Penasihat Hukum.

2) Penyidik dengan Jaksa Penuntut Umum seharusnya mengingatkan

Hak Tersangka menurut Pasal 56 ayat (1) KUHAP dan Jaksa

Penuntut Umum tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya.

3) Pasal 56 ayat (1) KUHAP merupakan pelanggaran yang prinsipiil

dalam Hukum Acara Pidana sebagai Rule of The Game Penegakan

Hukum, dengan demikian hasil BAP Penyidik yang dijadikan dasar

penyusunan surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum adalah

Tidak Berdasar Hukum.

61
f. Pertimbangan Hakim

Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terdiri dari 2

(dua) pertimbangan hukum, yakni pertimbangan terhadap unsur tindak

pidana yang didakwakan dan pertimbangan hakim terhadap hal

memberatkan dan meringankan. Pertimbangan hakim terhadap unsur

tindak pidana yang didakwakan oleh Penuntut Umum,

1) Unsur “Setiap Orang”

“setiap orang“ adalah ditujukan kepada siapa saja subyek

hukum pendukung hak dan kewajiban yang dikonstruksikan

sebagai pelaku perbuatan pidana dan kepadanya dapat dimintakan

pertanggung jawaban atas suatu perbuatan terhadap suatu tindak

pidana yang dilakukan.

“setiap orang“ disini adalah terdakwa yang telah dihadapkan

kedepan persidangan oleh Penuntut Umum karena didakwa telah

melakukan sesuatu perbuatan sebagaimana yang diuraikan dalam

surat dakwaan Penuntut Umum tertanggal 27 Oktober 2014 yang

setelah melalui pemeriksaan pendahuluan ditingkat penyidikan

dan prapenuntutan dinyatakan sebagai terdakwa dan ternyata pula

dipersidangan atas pertanyaan Hakim dirinya mengatakan dalam

keadaan sehat jasmani dan rohani serta mengakui dan

membenarkan identitasnya yang tertera dalam berkas perkara

maupun dalam surat dakwaan penuntut umum.

62
2) Unsur “Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 bagi orang yang

menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi

perantara dalam jual beli, menukar atau menyerakan”

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Undang-Undang RI No. 35

tahun 2009 disebutkan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal

dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi

sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menyebabkan

ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan-golongan

sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini.

“Narkotika golongan I” adalah Narkotika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan

tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat

tinggi mengakibatkan ketergantungan.

“Tanpa Hak” adalah suatu tindakan yang diwujudkan dalam

berbagai bentuk perbuatan, akan tetapi terhadap perbuatannya itu

tanpa hak atas penguasaan barang berupa memiliki dan

menggunakan Narkotika Golongan I.

“Melawan Hukum” adalah perbuatan / tindakan yang meliputi

tindakan atau sikap yang bertentangan dengan hukum dan

dianggap tercela karena tidak sesuai dengan norma-norma

kehidupan sosial yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

63
Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris

Kriminalistik No. Lab. 3511/NNF/2014 tanggal 13 Juni 2014,

yang dibuat oleh pemeriksa pada Puslabfor Bareskrim Polri

Laboratorium Forensik Cabang Surabaya berupa kristal warna

putih adalah benar didapatkan kristal Metamfetamina, terdaftar

dalam golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-

Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Terhadap perbuatan terdakwa tersebut telah memenuhi seluruh

unsur- unsur tindak pidana yang dikehendaki oleh Pasal 114 (2)

jo.Pasal 132 UU RI No.35 tahun 2009, maka untuk selanjutnya

oleh Hakim berkeyakinan dan berkesimpulan terdakwa tersebut

telah terbukti pula secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

tindak pidana “menggunakan narkotika golongan 1 menawarkan

untuk dijual”.

g. Amar Putusan Hakim

Mengadili
1) Menyatakan terdakwa H.M. Namir alias H. Amir Bin Palalang
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana Sebagai Penyalah Guna Narkotika Golongan I Bagi Diri
Sendiri
2) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 1 (satu) tahun
3) Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4) Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan

64
2. Putusan Pengadilan Tinggi Nomor. 143/PID/2014/PT.SMR

a. Pemohon Banding

Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa/Penasihat Hukum

b. Alasan Permohonan Banding:

1) Alasan Penuntut Umum

Tidak terdapat alasan dari Jaksa Penuntut Umum

2) Alasan Terdakwa/Penasihat Hukum

Tidak terdapat alasan dari Terdakwa/Penasihat Hukum

c. Pertimbangan Hakim PT

Pertimbangan oleh Hakim Tingkat Pertama, Majelis Hakim

Tingkat Banding juga menjadikan Pertimbangan alasan hukuman

sebagai berikut :

1) Bahwa terdakwa tahu persis ada bandar Narkoba yang bernama

Hasbi (daftar pencarian orang) akan tetapi sama sekali tidak

melaporkan kepada Polisi.

2)Terdakwa telah menjerumuskan saksi Akbar dan saksi-saksi lain

yaitu saksi Erwin Saputra, saksi Bolong dalam pusaran Narkoba

sehingga saksi-saksi tersebut bukan hanya sebagai penjual tapi juga

pemakai.

3)Terdakwa sangat jelas, yaitu berperan ganda yaitu sebagai perantara

untuk jual beli Narkoba, sebagai pemakai dan yang paling utama

adalah sebagai orang yang membiarkan suatu kejahatan Narkoba

65
terjadi sedangkan kejahatan Narkoba tidak mungkin dapat

diberantas tanpa peran serta masyarakat termasuk peran serta

terdakwa.

4)Penjatuhan pidana yang di lakukan oleh Majelis Hakim Tingkat

Banding ini sebagai peringatan pada masyarakat bahwa perbuatan

yang dilakukan oleh terdakwa disamping sebagai pemakai juga

dengan tidak melaporkan adanya kejahatan Narkoba malahan

memperlancar terjadinya kejahatan Narkoba haruslah dipandang

sebagai perbuatan yang keji dan sepantasnya dijatuhi hukuman

yang berat . Terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa dalam

kontra memori bandingnya khusus tentang pelanggaran pasal 56

KUHAP, menurut Pengadilan Tinggi hanya merupakan ulangan

dari pembelaan, dan sudah dipertimbangan oleh Hakim Tingkat

Pertama

5)Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan

Pengadilan Negeri Samarinda No. 640/Pid.Sus/2014/PN.Smr/2014

tanggal 25 Nopember 2014 harus dikuatkan dengan perbaikan

sepanjang lamanya pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa

d. Putusan Hakim PT

Mengadili
1) Menerima Permohonan Banding dari Jaksa Penuntut Umum
tersebut.
2) Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Samarinda tanggal 25
November 2014 No. 640/Pid.Sus/2014/PN.Smr atas nama terdakwa

66
H.M. Namir alias H. Amir Bin Palalang dengan perbaikan
sepanjang mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan terhadap
terdakwa, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut

Mengadili Sendiri
a) Menyatakan terdakwa H.M. Namir Alias H. Amir Bin Palalang
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana Sebagai Penyalah Guna Narkotika Golongan I Bagi Diri
Sendiri
b) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut diatas dengan
pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan
c) Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
d) Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan
3. Putusan MA-RI Nomor 1269 K/Pid.Sus/2015

a. Pemohon Kasasi

Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa

b. Alasan Permohonan Kasasi:

1) Alasan Penuntut Umum

Berdasarkan atas pertimbangan dan atas alasan-alasan yang

diajukan oleh Pemohon Kasasi I/ Jaksa / Penuntut Umum Pada

Pokoknya Adalah Sebagai berikut :

a) Majelis Hakim tidak menerapkan atau menerapkan peraturan

Hukum tidak sebagaimana mestinya seperti yang dimaksud

dalam Pasal 253 ayat (1) sub a KUHAP, sebagai berikut :

Bahwa PengadiIan Tinggi KaIimantan Timur yang telah

menjatuhkan Putusan yang amarnya berbunyi seperti tersebut

di atas dalam memeriksa dan mengadili perkara tersebut telah

melakukan kekeliruan dengan alasan-alasan.

67
b) Majelis Hakim tidak mempertimbangkan keterangan Saksi

Akbar Bin Syarifudin.

c) Majelis Hakim tidak mempertimbangkan keterangan

Terdakwa.

d) Putusan Majelis Hakim Mengatakan Terdakwa telah terbukti

secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

dan Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa H M Namir Alias

H Amir Bin Palalang oleh karena itu, dengan pidana penjara

selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) buIan, kami selaku Penuntut

Umum kurang sependapat.

e) Dalam Surat Tuntutan Penuntut Umum Menyatakan bahwa

Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana

permufakatan jahat untuk melakukan tanpa hak atau melawan

hukum, menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,

menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau

menyerahkan Narkotika Golongan I dalam bentuk bukan

tanaman beratnya melebihi 5 gram” sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 114 ayat (2) jo. Pasal 132 ayat (1)

UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sesuai

dakwaan Kesatu Penuntut Umum serta menjatuhkan pidana

terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 11 (sebelas

tahun) dan 6 (enam) bulan dikurangi selama Terdakwa berada

68
dalam tahanan dan denda sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu

milyar rupiah) yang apabiIa putusan pidana denda ini tidak

dapat dibayar oleh Terdakwa maka Terdakwa dijatuhi pidana

penjara selama 6 (enam) bulan. dengan perintah Terdakwa

tetap ditahan.

f) Pasal 1 angka 18 UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika menjelaskan permufakatan jahat adalah perbuatan

dua orang atau lebih yang bersekongkol akan bersepakat untuk

melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan,

menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi,

menjadi anggota suatu organisasi kejahatan Narkotika, atau

mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika.

2) Alasan Terdakwa/Penasihat Hukum

Menimbang atas alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi II/ Terdakwa pada pokoknya adalah sebagai berikut :

a) Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur tanggal

27 Januari 2015, Nomor 143/PID/2014/PT.SMR dan telah

dilakukan permohonan kasasi tanggal 18 Februari 2015,

dimana masih dalam batas tenggang waktu yang cukup

menurut Undang-undang, demikian pengajuan memori kasasi

ini, karenanya patut diterima.

69
b) Adapun diktum Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur

tanggal 27 Januari 2015, Nomor 143/PID/2014/PT.SMR, yang

dimohonkan kasasinya oleh Pemohon Kasasi.

c) Pemohon Kasasi berkeberatan atas Putusan Judex Facti

(Pengadilan Tinggi) yang telah memperberat lamanya pidana

yang dijatuhkan kepada Pemohon Kasasi, yang menurut

Pemohon Kasasi Putusan Judex Facti (Pengadilan Tinggi)

tersebut tidak memberikan nilai-nilai yang obyektif yang dapat

memenuhi rasa keadilan didalam perkara aquo.

d) Dari keseluruhan dalil-dalil Pemohon Kasasi yang termuat di

dalam Pledooi, duplik dan Kontra Memori Banding mohon

dianggap termuat dan merupakan satu kesatuan dalam Memori

kasasi ini dan Pemohon Kasasi bertetap dengan dalil-dalil yang

tertuang didalam Pledooi, Duplik dan Kontra Memori Banding

tersebut.

e) Pemohon Kasasi menolak secara tegas pertimbangan Judex

Facti (Pengadilan Tinggi) pada halaman 12, yang pada

pokoknya : “Bahwa Terdakwa tahu persis ada bandar Narkoba

yang bernama Hasbi (Daftar pencarian orang) akan tetapi sama

sekali tidak melaporkan kepada Polisi atau penegak hukum,

malahan justru Terdakwa mencarikan orang yang salah satunya

adalah saksi Akbar untuk menjual shabu-shabu/Narkoba”

70
f) Pemohon Kasasi menolak secara tegas Pertimbangan Judex

Facti (Pengadilan Tinggi) didalam Putusannya pada halaman

13, yang pada pokoknya.

g) Dimana ketentuan Pasal 183 KUHAP, yang berbunyi sebagai

berikut : “Hakim tidak boleh menjatuhkan putusan pidana

kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya

dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan, bahwa suatu

tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa Terdakwa Iah

yang bersalah melakukannya.

c. Pertimbangan Hakim MA

Unsur pertimbangan hakim Mahkamah Agung menjatuhkan

pidana yang memberatkan dan meringankan Terdakwa.

1) Memberatkan Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program

Pemerintah memberantas peredaran Narkoba serta Perbuatan

Terdakwa dapat merusak mental generasi muda.

2) Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga serta melihat pada

putusan Pengadilan Tinggi Samarinda Nomor 143/PID/

2014/PT.SMR, tanggal 27 Januari 2015 yang menguatkan Putusan

Pengadilan Negeri Samarinda Nomor 640/Pid.Sus/2014/PN.Smr,

tanggal 25 Nopember 2014 tidak dapat dipertahankan lagi, oleh

karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili

sendiri perkara.

71
3) Kemudia berdasarkan pertimbangan di atas Mahkamah Agung

berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Samarinda Nomor

143/PID/ 2014/PT.SMR, tanggal 27 Januari 2015 yang menguatkan

Putusan Pengadilan Negeri Samarinda Nomor

640/Pid.Sus/2014/PN.Smr, tanggal 25 Nopember 2014 tidak dapat

dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah

Agung akan mengadili sendiri

4) Sedangkan permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum dikabulkan

dan Terdakwa dipidana, maka biaya perkara dalam semua tingkat

peradilan dibebankan kepada Terdakwa

5) Memperhatikan Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009 tentang Narkotika, Undang-Undang Nomor 48 Tahun

2009 tentang kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor

14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah

diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor5 Tahun 2004

dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor3 Tahun 2009

serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan

d. Putusan Hakim MA
Mengadili
1) Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi II/Terdakwa
H.M. Namir Alias H. Amir Bin Palalang tersebut
2) Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Jaksa/
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Samarinda tersebut

72
3) Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Samarinda Nomor
143/PID/ 2014/PT.SMR, tanggal 27 Januari 2015 yang menguatkan
putusan Pengadilan Negeri Samarinda, Nomor 640/Pid.Sus/
2014/PN Smr. tanggal 25 November 2014

Mengadili Sendiri
1) Menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “permufakatan jahat untuk
melakukan tanpa hak atau melawan hukum, menawarkan untuk
dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara jual beli,
menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I dalam bentuk
bukan tanaman beratnya melebihi 5 gram”
2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara
selama 10 (sepuluh) tahun, dan denda sebesar Rp.1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar maka diganti dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan
3) Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan sebelum
putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap akan dikurangkan
seluruhnya dari pidana penjara yang dijatuhkan

4. Putusan PK Mahkamah Agung Nomor 90 PK/PID.SUS/2017

a. Pemohon PK

Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum

b. Alasan Permohonan PK

Alasan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon

Peninjauan Kembali/Terpidana H. M. Namir alias H. Amir bin

Palalang, pada pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Peninjauan Kembali ini diajukan oleh Pemohon Peninjauan

Kembali/Terdakwa berdasarkan pada Pasal 263 Ayat (1) Kitab

Undang - Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang berbunyi:

"Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

73
hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan

hukum, Terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan

Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung";

2) Adapun alasan-alasan permohonan Peninjauan Kembali Pemohon

adalah sebagai berikut: Bahwa menurut Pasal 263 Ayat (2) a Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang berbunyi:

“Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat,

bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih

berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas

dari segala tuntutan hukum atau tuntutan Penuntut Umum tidak

dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan

pidana yang lebih ringan.”

c. Pertimbangan Hakim PK

Dasar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kalimantan

Timur maupun Hakim Agung Mahkamah Agung RI tersebut untuk

memperberat masa hukuman Pemohon Peninjauan Kembali di dalam

putusannya yaitu sebagai berikut:

1) Terdakwa tahu persis ada bandar Narkoba yang bernama Hasbi

akan tetapi sama sekali tidak melaporkan kepada Polisi atau

penegak hukum, malahan justru Terdakwa mencarikan orang yang

salah satunya adalah saksi Akbar untuk menjual sabu-sabu/

Narkoba.

74
2) Terdakwa telah menjerumuskan saksi Akbar dan saksi-saksi lain

yaitu saksi Erwin Saputra, saksi Bolong dalam pusaran Narkoba

sehingga saksi-saksi tersebut bukan hanya sebagai penjual tapi juga

pemakai.

3) Terdakwa sangat jelas yaitu berperan ganda yaitu sebagai perantara

untuk jual beli Narkoba, sebagai pemakai dan yang paling utama

adalah sebagai orang yang membiarkan suatu kejahatan Narkoba

terjadi sedangkan kejahatan Narkoba tidak mungkin dapat

diberantas tanpa peran serta masyarakat termasuk peran serta

Terdakwa.

d. Putusan Hakim PK

Mengadili
1) Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon
Peninjauan Kembali/Terpidana H. M. Namir Alias H. Amir Bin
Palalang
2) Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan peninjauan
kembalitersebut.
3) Membebankan kepada Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana
tersebuttersebut tetap berlaku; untuk membayar biaya perkara
pada pemeriksaan peninjauan kembali sebesar Rp2.500,00 (dua ribu
lima ratus rupiah)

5. Putusan PN Nomor 286/Pid.Sus/2016/PN.Plp

a. Identitas Terdakwa

Nama lengkap Syaharuddin, S.H. Bin Mustafa Syam


Tempat lahir : Pare – Pare
Umur/tanggal lahir : 44 tahun/ 12 Oktober 1971
Jenis kelamin : Laki-laki

75
Kebangsaan/Kew : Indonesia, Tempat tinggal : Jl. Mungkasa
Non Blok, Kelurahan Salekoe,
Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo /
BTN Bili – Bili Mas Blok A1 No. 10,
Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang
Agama : Islam
Pekerjaan : Polri

b. Kronologi Kasus dan Dakwaan

Bermula pada hari Senin tanggal 4 April 2016 sekitar pukul 23.00

Wita, Badan Narkotika Nasional Kota Palopo (BNNK) melakukan

penangkapan terhadap saudara Firdaus. Hk Alias Daus Bin H.

Kamaruddin dan ditemukan 1 (satu) Sachet kecil Narkotika jenis Sabu.

setelah diinterogasi oleh Pihak BNNK Kota Palopo Firdaus. Hk Alias

Daus Bin H. Kamaruddin menjelaskan bahwa narkotika yang ditemukan

pada saat dilakukan penangkapan merupakan Sabu yang diperoleh dari

Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid melalui Arifuddin Alias Arif Bin

dengan cara membelinya dengan harga Rp 800.000 (delapan ratus ribu

rupiah). Dilakukan pengembangan dan penangkapan terhadap Nazaruddin

Naz Bin Abdul Wahid Di Jl. Kha. Dahlan Lorong I Alias Naz Bin Abdul

Wahid pada hari Selasa tanggai 5 April 2016 sekitar Pukul 04.00 WITA

di rumah Nazaruddin Alias Kelurahan Ammasangan, Kecamatan Wara,

Kota Palopo. Ditemukan 1 (satu) batang pirex kaca, 9 (sembilan) Sachet

Plastik Bening kecil, 1 (satu) Buah korek api gas, 2 (dua) sachet plastik

bening kecil, 3 (tiga) sachet plastik bening sedang, 1 (satu) sachet plastik

76
bening besar, 1 (satu) unit handphone Samsung lipat warna hitam dengan

nomor GSM 085292882228, 1 (satu) unit handphone Samsung lipat

warna ungu-hitam dengan nomor (GSM) 085656400007, 1 (satu) buah

anak kunci pintu merek Amani, 1 (satu) buah anak kunci gembok merek

ATS.

Ternyata dari 1 (satu) sachet plastik kecil Sabu yang ditemukan dari

saudara Firdaus. Hk Alias Daus adalah merupakan Sabu yang diserahkan

Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid kepada Arifuddin Alias Arif Bin

Muda yang kemudian Arifuddin antar kepada Daus yang mana Sabu

tersebut dibeli oleh Daus dengan harga Rp. 800.000 (delapan ratus ribu

rupiah) melalui Arifuddin.

ketika Nazaruddin Alias Naz Bin Abd.Wahid berada di Hypermart

bersama istri Arifuddin Alias Arif Menelpon Nazaruddin Alias Naz Bin

Abd.Wahid melalui nomor handphonenya 085399261986 ke nomor

handphone Nazaruddin yaitu 085292882228 ” setelah Nazaruddin pulang

dari Hypermart, maka Nazaruddin menghubungi Arifuddin untuk datang

dirumah tidak lama kemudian Arifuddin menemui Nazaruddin. berselang

kurang lebih 15 menit kemudian Wahid menyuruh Arifuddin Alias Arif

ke Kos Terdakwa di jalan H. Jafar Tawakkal (depan Apotik Syafaat)

Palopo, setelah tiba di Kos lalu mengambil 1 (satu) paket Sabu yang

dibungkus double dengan plastik bening kecil yang memang sebelumnya

telah diberitahukan tempatnya oleh Syaharuddin lalu menawarkan pada

77
Arifuddin Alias Arif bahwa dengan harga “delapan ratus”, setelah itu

Nazaruddin Alias Naz Bin Abd.Wahid menyerahkan Sabu tersebut

kepada Arifuddin.

Selanjutnya sekitar pukul 22. 10 Wita Arifuddin mengambil kunci

motor Nazaruddin dan mengantar Sabu tersebut kepada saudara Firdaus

Alias Daus lalu datang kembali kekamar kos Terdakwa dan Nazaruddin.

berselang kemudian Terdakwa menelpon Nazaruddin Alias Naz Bin

Abd.Wahid dengan menggunakan nomor handphonenya 085397673127

kemudian Terdakwa mengatakan “ada ditangkap ARIF yang antar I, kau

juga di tunjuk” panic mereka dan langsung mengamankan Sabu yang

masih tersisa di bawah kasur Sprin bad dan memasukkanya kedalam

kotak permen yang telah dibalut isoIasi hitam dan dimasukkan ke dalam

sepatu olah raga milik Terdakwa kemudian saudara Hendra datang

dengan menggunakan sepeda motornya dan Arifuddin Alias Arif

menjelaskan permasalahannya kepada Hendra sehingga saudara Hendra

takut dan tidak mau mengambil/ mengantar Arifuddin Alias Arif,

sehingga Nazaruddin Alias Naz Bin Abd.Wahid mengambil inisiatif

untuk kerumah Dedi dengan maksud nanti setelah dirumah saudara Dedi

baru berpencar namun setelah tiba dirumah Dedi ternyata saudara Dedi

tidak berada dirumahnya sehingga Nazaruddin Alias Naz Bin Abd.Wahid

meneleponya dan tidak lama kemudian Dedi datang dan Arifuddin Alias

Arif Menelpon Hendra sambil berjalan kearah jalan Poros Dahlia sekitar

78
pesantren Kota Palopo.

Lalu Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid menjelaskan bahwa 1

(satu) sachet plastik kecil Sabu tersebut merupakan bahagian dari 5 (lima)

gram Sabu dalam bentuk paketan masing-masing paket 1 (satu) gram

dalam kantong plastik warna hitam yang diserahkan kepada Nazaruddin

Alias Naz Bin Abdul Wahid oleh Terdakwa pada hari jumat tanggal 1

April 2016, sekitar pukul 17.10 Wita, di rumah Kos Terdakwa sebelum

Terdakwa berangkat mengikuti pelatihan di SPN Batua Makassar.

Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid sudah kurang lebih 2 (dua) bulan

terakhir yaitu sekitar pertengahan bulan Februari 2016, melakukan

penjualan Sabu milik Terdakwa. Bahwa sebelum melakukan transaksi

Narkotika jenis Sabu maka Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid

terlebih dahulu melakukan komunikasi melalui handphone miliknya

dengan nomor GSM 085292882228 untuk mengetahui harga pemesan

Sabu kepada Arifuddin yaitu sebelum melakukan transaksi Sabu maka

Arifuddin terlebih dahulu melakukan Komunikasi, melalui handphone

miliknya dengan nomor GSM 085399261986 dengan Nazaruddin Alias

Naz Bin Abdul Wahid untuk mengetahui tempat pertemuan dan

selanjutnya Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid dan Arifuddin Alias

Arif Bin Muda melakukan pertemuan di rumah Nazaruddin Alias Naz Bin

Abdul Wahid, Kemudian Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid

Membonceng Arifuddin Alias Ari Bin Muda menuju kamar 6 kos Green

79
Ananda merupakan kamar yang disewa oleh Syaharuddin, Sh Alias

Syahar di jalan H. Jafar Tawakkal Kel Tompotikka Kecamatan Wara

Kota Palopo untuk mengambil Sabu, yang kemudian Sabu tersebut

Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid serahkan kepada Arifuddin Alias

Arif Bin Muda untuk diantar kepada Firdaus. Hk Alias Daus di Jalan KH.

A. Dahlan samping Bakso Lumayan Kota Palopo

Setelah Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid diinterogasi ia

menjelaskan bahwa sabu-sabu dengan berat 5 gram dijual dan Nazaruddin

Alias Naz Bin Abdul Wahid sudah menjual narkotika jenis Sabu kurang

lebih 2 (dua) gram dari uang hasil penjualan sabu yang Nazaruddin Alias

Naz Bin Abdul Wahid telah jual diserahkan langsung kepada Terdakwa

dengan transaksi melalui rekening miliknya kemudian mentransfer uang

hasil penjulan sabu ke rekening BRI dengan nomor 164301001500503

milik Terdakwa dan sebelum Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid

tertangkap Nazaruddin Alias Naz Bin Abdul Wahid pernah mentransfer

uang hasil penjualan sabu ke rekening BRI milik Terdakwa pada hari

senin tanggal 04 April 2016 sebanyak 3 kali dengan nominal

Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) sehingga totalnya Rp. 6.000.000,- (enam

juta rupiah) sesuai bukti rekening koran BRI milik Terdakwa.

Kemudian pada hari sabtu tanggal 9 April 2016 Tim BNNK Kota

Palopo di back up oleh personel Polres Palopo melakukan Penggeledahan

di kamar kos milik Terdakwa dan ditemukan uang tunai Rp. 3.000.000,-

80
(tiga juta rupiah), 1 (satu) unit timbangan digital warna hitam lengkap

dengan sakunya yang juga berwarna hitam, 13 (tiga belas) sachet bening

ukuran sedang, 2 (dua) buku rekening, 6 (enam) lembar tanda penyetoran

uang, 2 (dua) lembar bukti transfer uang, 1 (satu) buah kotak permen

yang dibalut dengan isolasi hitam berisi 5 (lima) sachet kecil sabu, 8

(delapan) sachet kecil kosong dan 1 (satu) sachet kecil berisikan pipet

bening, kemudian pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016 sekitar pukul

15.00 Wita bertempat di Jl. Pemuda Raya Kelurahan Takkalala,

Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo Terdakwa ditangkap setelah

Terdakwa datang ke kantor BNNK Kota Palopo untuk melakukan

klarifikasi pemanggilannya setelah 2 (dua) kali pihak BNNK Kota

melakukan pemanggilan terhadap Terdakwa namun tidak hadir dengan

alasan yang tidak jelas.

Terdakwa tidak pernah memiliki izin dari pihak yang berwenang

dalam menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi

perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika jenis

sabu – sabu maka Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 114 ayat (1) Undang – undang Nomor 35 tahun 2009

tentang Narkotika jo. Pasal 132 ayat (1) Undang – undang Nomor 35

tahun 2009 tentang Narkotika ;

81
c. Putusan Sela Hakim

Terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa atau Penasihat Hukum

Terdakwa telah mengajukan keberatan dan telah diputus dengan Putusan

Sela Nomor : 286/Pid.Sus/2016/PN.PLP tanggal 14 September 2016,

yang amarnya sebagai berikut ;

1) Menyatakan keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tersebut tidak

diterima

2) Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan

perkara Nomor : 286/Pid.Sus/2016/PN.PLP atas nama Terdakwa

Syaharudddin, S.H. Bin Mustafa Syam

3) Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir

d. Pembuktian

1)Keterangan Saksi

a) Saksi Suparman

b) Saksi Idris, S.H

c) Saksi Murni Jaya Bin Weanggu

d) Saksi Nazaruddin Alias Naz Bin Abd

e) Saksi Arifuddin, S.AN Alias Arif Bin Muda

f) Saksi Sumantri Bin Sida

g) Saksi Ibrahim Alias Ari Safiri

2) Barang Bukti.

a) 01 (satu) unit handphone nokia warna biru hitam

82
b) 01 (satu) buah kartu AS GSM dengan nomor 085397673127

c) 01 (satu) buah kartu AS GSM dengan nomor 0853990275285

e. Tuntutan Penuntut Umum.

1) Menyatakan Terdakwa Syaharuddin, S.H. Bin Mustafa Syam bersalah

melakukan tindak pidana “telah melakukan percobaan atau

permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika

sebagaimana dimaksud Pasal 114 yaitu tanpa hak atau melawan

hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,

menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan

Narkotika Golongan I”, sebagaimana diatur dalam Pasal 114 Ayat (1)

Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

(sebagaimana dalam dakwaan pertama)

2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Syaharuddin, S.H. Bin

Mustafa Syam dengan pidana penjara selama 10 (Sepuluh) tahun

dikurangkan selama Terdakwa ditahan dengan perintah Terdakwa

tetap ditahan dan denda sebesar Rp 1.000.000.000,- (Satu Miliar

Rupiah) Subsidair 03 (Tiga) bulan penjara.

f. Pembelaan Terdakwa/Penasihat Hukum

1) Menerima dan mengabulkan seluruh Pleidoi / Nota Pembelaan dari

Terdakwa

2) Menuntut hukum Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana pada Dakwaan Pertama Pasal 114

83
yaitu tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,

menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau

menyerahkan Narkotika Golongan I, sebagaimana diatur dalam Pasal

114 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika.

3) Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan dan tuntutan hukum dan

atau memberikan putusan yang seringan – ringannya.

4) Menurut hukum Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang telah menuntut

Terdakwa selama 10 (Sepuluh) tahun tidak terbukti dan menyatakan

batal demi hukum.

5) Menurut hukum memulihkan nama baik harkat dan martabat

Terdakwa seperti semula.

6) Membebankan biaya perkara kepada Negara.

7) Jika Ketua / Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon

Putusan yang seadil – adilnya.

g. Pertimbangan Hakim

Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terdiri dari 2 (dua)

pertimbangan hukum, yakni pertimbangan terhadap unsur tindak pidana

yang didakwakan dan pertimbangan hakim terhadap hal memberatkan

dan meringankan. Pertimbangan hakim terhadap unsur tindak pidana

yang didakwakan oleh Penuntut Umum, adalah :

1) Unsur “Setiap Orang”

84
“setiap orang“ adalah ditujukan kepada siapa saja subyek

hukum pendukung hak dan kewajiban yang dikonstruksikan sebagai

pelaku perbuatan pidana dan kepadanya dapat dimintakan pertanggung

jawaban atas suatu perbuatan terhadap suatu tindak pidana yang

dilakukan.

“setiap orang“ disini adalah terdakwa yang telah dihadapkan

kedepan persidangan oleh Penuntut Umum karena didakwa telah

melakukan sesuatu perbuatan sebagaimana yang diuraikan dalam

Melakukan Permufakatan Jahat Tanpa Hak Atau Melawan Hukum

Memiliki, Menyimpan, Menguasai, Atau Menyediakan Narkotika

Golongan I Bukan Tanaman.

2) Unsur “Penyalahgunaan Narkotika Golongan 1 Bagi Diri Sendiri”

Berdasarkan Pasal 1 angka 18 Undang – undang Nomor 35

tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa yang dimaksud dengan

Permufakatan Jahat adalah “Perbuatan dua orang atau lebih yang

bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan,

membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan,

memfasilitasi, memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi

kejahatan Narkotika, atau mengorganisasikan suatu tindak pidana

Narkotika”.

Selanjutnya yang dimaksud dengan “tanpa hak atau melawan

hukum” adalah apabila perbuatan atau kegiatan yang oleh undang –

85
undang yang berlaku bisa dilakukan atas persetujuan dan ijin dari

pihak atau instansi yang berwenang untuk memberikan ijin tersebut.

Selanjutnya unsur “Memiliki, Menyimpan, Menguasai, Atau

Menyediakan Narkotika Golongan I Bukan Tanaman” merupakan

unsur yang bersifat alternatif sehingga apabila salah satu sub unsur

telah terpenuhi maka unsur ini pun menjadi terpenuhi pula.

Berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan maka

Majelis Hakim akan langsung memilih untuk mempertimbangkan

sub unsur “Menyediakan Narkotika Golongan I Bukan Tanaman”,

yang menurut Majelis Hakim lebih tepat dikenakan kepada Terdakwa

apabila dikaitkan dengan perbuatan pidana yang telah dilakukan oleh

Terdakwa.

Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009

tentang Narkotika, bahwa yang dimaksud dengan Narkotika adalah

“zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik

sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,

yang dibedakan ke dalam golongan – golongan sebagaimana

terlampir dalam Undang – Undang ini”

Menurut Pasal 6 Ayat (1) Huruf a Undang – Undang Nomor 35

Tahun 2009 tentang Narkotika, dalam ketentuan ini yang dimaksud

86
dengan ”Narkotika Golongan I” adalah Narkotika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak

digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi

mengakibatkan ketergantungan.

h. Amar Putusan Hakim

Mengadili
1) Menyatakan Terdakwa Syaharuddin, S.H. Bin Mustafa Syam
tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Melakukan Permufakatan Jahat Tanpa
Hak Atau Melawan Hukum Menyediakan Narkotika Golongan I
Bukan Tanaman” sebagaimana dalam Dakwaan Alternatif Kedua
2) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 04 (Empat) Tahun dan Denda sebesar Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dengan ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama
03 (Tiga) Bulan
3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4) Menetapkan Terdakwa tetap ditahan

6. Putusan PT Nomor 470 / PID. SUS / 2016 / PT. MKS

a. Pemohon Banding

Jaksa penuntut umum dan penasihat Hukum Terdakwa

b. Alasan Permohonan Banding

1) Alasan Penuntut Umum

Hanya merupakan pengulangan berkas perkara dari pengadilan

negeri

2) Alasan Terdakwa/Penasihat Hukum

Terdakwa tidak mengajukan kontra memori Banding

87
c. Pertimbangan Hakim PT

Setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari dengan seksama

berkas perkara dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Palopo

tanggal 07 Desember 2016 Nomor : 286 / Pid.Sus / 2016 / PN.Plp, serta

memori banding dari Jaksa Penuntut Umum ternyata dalam memori

banding tersebut tidak terdapat hal-hal baru dan semuanya telah

dikemukakan dan dipertimbangkan dengan baik oleh Majelis Hakim

Tingkat Pertama, karena itu Majelis Hakim tingkat banding sependapat

dengan pertimbangan Majelis hakim tingkat pertama bahwa terdakwa

telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana sebagaimana yang didakwakan kepadanya, oleh karena itu

pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut diambil alih dan

menjadi pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding dalam memutus

perkara ini.

Pertimbangan-pertimbangan diatas, maka putusan Pengadilan Negeri

Palopo tanggal 07 Desember 2016 Nomor : 286 / Pid.Sus / 2016 / PN.Plp,

dapat dipertahankan dan beralasan untuk dikuatkan Menimbang, bahwa

oleh karena terdakwa telah ditahan, maka sesuai KUHAP, maka lamanya

masa penahanan terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang

dijatuhkan dan selanjutnya menetapkan terdakwa tetap ditahan;

Terdakwa dijatuhi Pidana maka kepadanya dibebankan untuk

membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam

88
tingkat banding sebagaimana tersebut dalam amar putusan Mengingat :

1) Undang-Undang Nomor : 48 Tahun 2009, tentang Kekuasaan

Kehakiman Hal 22 dari 23 hal No.470/PID.SUS/2016/PT.MKS

2) Undang-Undang Nomor : 2 Tahun 1986, tentang Peradilan Umum

yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor : 8 Tahun

2004 dan perubahan ke dua dengan Undang-Undang Nomor : 49

Tahun 2009

3) Pasal 112 ayat (1) Jo Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang RI No.35

Tahun 2009 tentang Narkotika.

4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

d. Putusan Hakim PT

Mengadili
1) Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan
Terdakwa tersebut ;
2) Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Palopo tanggal 07 Desember
2016 Nomor : 286 / Pid.Sus / 2016 / PN.Plp, yang dimintakan banding
3) Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
4) Menetapkan terdakwa tetap ditahan
5) Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam kedua tingkat
peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.5.000,-
(lima ribu rupiah)

7. Putusan MA-RI Nomor 88 K/PID.SUS/2017

a. Pemohon Kasasi

Jaksa Penuntut Umum dan Kuasa Hukum

89
b. Alasan Permohonan Kasasi

1) Alasan Penuntut Umum

Alasan-alasan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum sebagai

berikut

a) Tidak menerapkan atau menerapkan peraturan-peraturan hukum

tidak sebagaimana mestinya

b) Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara atas

Terdakwa dilakukan secara arif dan bijaksana, melaksanakan

peradilan sebagaimana mestinya maka Terdakwa seharusnya

dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana

dalam Dakwaan primair pasal 114 ayat (1) Junco pasal 132 ayat

(1) Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika

Penuntut Umum sebagaimana yang di dakwakan

2) Alasan Terdakwa/Penasihat Hukum

Tidak menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak

sebagaimana mestinya karena sesuai fakta Persidangan dari

keterangan saksi-saksi, barang bukti dan diperoleh fakta hukum

c. Pertimbangan Hakim MA

Nasaruddin allas Nas sebelum Terdakwa berangkat ke Makassar untuk

mengikuti pelatihan. Berdasarkan hal-hal sebagaimana kami uraikan

diatas. Kami berpendapat apabila Majelis Hakim dalam memeriksa dan

mengadili perkara Terdakwa Syaharuddin. S.H. bin Mustafa Syam

90
dilakukan secara Arif dan bijaksana. Melaksanakan peradilan

sebagaimana mestinya, maka Terdakwa Syaharuddin, S.H bin Mustafa

Syam seharusnya dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana dalam Dakwaan Primair Pasal 114 Ayat (1) juncto Pasal 132

ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Penuntut Umum sebagaimana yang kami dakwakan.

1) Terhadap alasan-alasan Pemohon Kasasi/Jaksa/ Penuntut Umum

tersebut Mahkamah Agung berpendapat.

2) Alasan kasasi Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya tidak sependapat

Judex Facti dalam hal menyatakan Terdakwa terbukti bersalah

melakukan tindak pidana melanggar Pasal 112 ayat (1) juncto Pasal

132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Jaksa/Penuntut

Umum berpendapat Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak

pidana melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35

Tahun 2009.

3) Alasan keberatan kasasi Jaksa/Penuntut Umum dapat dibenarkan.

Judex Facti keliru menerapkan hukum ketentuan Pasal 112 ayat (1)

juncto Pasal 132 ayat (1) sedangkan perbuatan materiil yang dilakukan

Terdakwa dalam perkara aquo adalah dalam rangkaian kegiatan

peredaran gelap Narkotika.

4) Kejadian ini berawal dari perbuatan saksi Nazaruddin mengambil

Narkotika jenis sabu di kamar kost Terdakwa. Terdakwa kemudian

91
mengambil sabu dari lemari pakaian Terdakwa lalu melemparkan ke

spring bad ke arah saksi Nazaruddin. Terdakwa kemudian mengatakan

"Siapa tau ada temanmu yang mau beli". Setelah sabu milik Terdakwa

serahkan kepada saksi Nazaruddin. Sabu tersebut disimpan oleh saksi

Nazaruddin di rumah Terdakwa di bawah kasur spring bad tempat

tidur milik Terdakwa, saksi Nazaruddin selanjutnya mengatakan

kepada Terdakwa "disini bang mi le saya simpan". Sabu yang

diserahkan/dititip Terdakwa kepada saksi Nazaruddin untuk dijual

sebanyak 5 gram.

5) Sabu milik Terdakwa tersebut diberikan kepada saksi Nazaruddin pada

tanggal 1 April 2016 yaitu sebelum Terdakwa ke Makassar. Bahwa

sebelum Terdakwa berangkat ke Makassar pada tanggal 1 April 2016

Terdakwa telah menitip kunci kamar kost kepada saksi Nazaruddin

dan kunci gembok pagar dengan maksud agar saksi Nazaruddin bisa

mengambil sabu milik Terdakwa yang ada di bawah kasur spring bad

tempat tidur dalam kamar milik Terdakwa.

6) Terdakwa ditangkap terkait dengan pengembangan kasus

ditangkapnya Firdus yang membeli Narkotika dan Arifuddin.

Sedangkan Arifuddin mendapatkan atau memperoleh 1 paket sabu dan

sdr. Nazaruddin dengan harga Rp800.000,00 (delapan ratus ribu

rupiah)

92
7) Setelah Arifuddin mendapatkan sabu dan Nazaruddin selanjutnya

melakukan transaksi jual beli sabu dengan Firdaus.

8) Beberapa waktu berselang akhirnya Firdaus yang membeli sabu dan

Arifuddin ditangkap pihak kepolisian dan menyebut dirinya

memperoleh sabu dan Arifuddin, sedangkan Arifuddin memperoleh

atau membeli sabu dan Nazaruddin sedangkan Nazaruddin menjualkan

sabu milik Terdakwa.

9) Saksi Nazaruddin tidak hanya menjual sabu milik Terdakwa kepada

Arifuddin tetapi juga keberatan teman saksi Nazaruddin, antara lain

Hendra dan Andika dan sebagainya; Bahwa berdasarkan fakta hukum

tersebut, Arifuddin berperan sebagai pembeli dan penjual, Nazaruddin

berperan sebagai perantara dalam jual beli sedangkan Terdakwa

berperan sebagai pemilik dan penjual Narkotika. Bahwa dan seluruh

rangkaian perbuatan pidana yang terjadi saat dilakukan penangkapan

masih dalam kaitan dengan kegiatan peredaran gelap Narkotika.

10) Perbuatan aquo Terdakwa telah memenuhi ketentuan Pasal

114. ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009; Bahwa

berdasarkan alasan pertimbangan tersebut, ketentuan hukum yang

lebih tepat diterapkan terhadap Terdakwa adalah Pasal 114 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 karena pada waktu Terdakwa

ditangkap kaki tangan Terdakwa masih dalam suasana selesai

menyelesaikan transaksi Narkotika dengan pembeli; Menimbang,

93
bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas

Mahkamah Agung berpendapat para Terdakwa tersebut telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum, oleh karena itu

kepada Terdakwa tersebut haruslah dijatuhi hukuman; Menimbang,

bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, ternyata alasan Pemohon

Kasasi/Penuntut Umum telah memenuhi ketentuan Pasal 253 ayat (1) a

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP) maka berdasarkan

Pasal 254 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP) terdapat

cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Penuntut

Umum dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Makassar Nomor

470/PID.SUS/ 2016/PT. MKS, tanggal 23 Januari 2017 yang

menguatkan putusan Pengadilan Negeri Palopo Nomor

286/Pid.Sus/2016/PN.Plp, tanggal 7 Desember 2016, untuk kemudian

Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan

sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa

oleh karena permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum dikabulkan dan

Terdakwa dinyatakan bersalah serta dijatuhi pidana, maka biaya

perkara pada semua tingkat peradilan dibebankan kepada Terdakwa;

Memperhatikan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun

2009, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985

94
sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

bersangkutan.

d. Putusan Hakim MA

Mengadili
1) Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi jaksa penuntut
umum pada kejaksaan negeri Palopo
2) Membatalkan putusan pengadilan tinggi makassar Nomor;
470/PID.SUS/2016/PT, MKS tanggal 23 Januari 2017 yang
menguatkan putusan pengadilan Negeri Palopo Nomor 286/PID.SUS/
PN.PLP. tanggal 7 Desember 2016

Mengadili Sendiri
1) Menyatakan terdakwa Syaharuddin,. SH Bin Mustafa Syam terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “tampak
hak atu melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerakan narkotika Golongan I “
2) Menjatukan pidana kepada terdakwa Syaharuddin,. SH Bin Mustafa
Syam dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan denda sebesar
Rp1.000.000.+000.00 (satu meliar) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana penjara selama 6
(enam) bulan.
3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan terdakwa sebelum
putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatukan.

8. Putusan PK Mahkamah Agung Nomor 250 PK/Pid.Sus/2018

a. Pemohon PK

Kuasa Hukum Terdakwa

b. Alasan Permohonan PK

Alasan peninjauan kembali dari Terpidana/Pemohon Peninjauan

95
Kembali tidak dapat dibenarkan, karena putusan yang dimohonkan

peninjauan kembali tidak salah dalam penerapan hukum. Putusan aquo

telah mempertimbangkan unsur-unsur dakwaan Penuntut Umum yang

didakwakan kepada Terpidana/Pemohon Peninjauan Kembali, yaitu

melanggar Pasal 114 ayat (1) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu melakukan jual beli

Narkotika Golongan I bukan tanaman jenis sabu;

Terpidana/Pemohon Peninjauan Kembali mengajukan bukti baru

(novum) berupa Surat Perjanjian Bersama antara Rosanti dengan

Nasruddin tentang hutang piutang. Majelis Hakim Peninjauan Kembali

berpendapat novum tersebut tidak berhubungan langsung dengan materi

pokok perkara, dimana dengan tertangkapnya Firdaus dan diketemukan

barang bukti berupa sabu dan diakui sabu tersebut berasal atau diperoleh

dari Nasruddin, dan setelah dilakukan penggeledahan, diketemukan

barang bukti lain berupa alat-alat untuk mengkonsumsi sabu.

Nasruddin mengakui sabu yang diserahkan kepada Firdaus tersebut

diperoleh dari Terpidana/Pemohon Peninjauan Kembali, dengan cara

Nasruddin bersama Arifuddin pergi ke rumah Terpidana/ Pemohon

Peninjauan Kembali dan mengambil sabu tersebut di rumah

Terpidana/Pemohon Peninjauan Kembali atas persetujuan Terpidana/

Pemohon Peninjauan Kembali. Kemudian Nasruddin bersama Arifuddin

menyerahkan sabu tersebut kepada Firdaus.

96
Alasan peninjauan kembali selain dan selebihnya merupakan

pengulangan terhadap hal-hal yang sudah dikemukakan Terpidana/

Pemohon Peninjauan Kembali dalam persidangan perkara.

c. Pertimbangan Hakim PK

Alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena tidak termasuk

dalam salah satu alasan peninjauan kembali sebagaimana yang dimaksud

dalam Pasal 263 ayat (2) huruf a, b dan c KUHAP, dengan demikian

berdasarkan Pasal 266 ayat (2) huruf a KUHAP, maka permohonan

peninjauan kembali dinyatakan ditolak dan putusan yang dimohonkan

peninjauan kembali tersebut dinyatakan tetap berlaku.

Terpidana dipidana, maka biaya perkara pada pemeriksaan peninjauan

kembali dibebankan kepada Terpidana; Mengingat Pasal 114 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Undang-

Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004

dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009

serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

97
d. Putusan Hakim PK

Mengadili
1) Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali/Terpidana Syaharuddin, S.H., Bin Mustafa Syam tersebut.
2) Menetapkan bahwa putusan yang dimohonkan peninjauan kembali
tersebut tetap berlaku;
3) Membebankan kepada Terpidana untuk membayar biaya perkara pada
pemeriksaan peninjauan kembali sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima
ratus rupiah)

B. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan deskripsi putusan pengadilan diatas, maka dalam

menjawab permasalahan penelitian penulis menemukan penyebab adanya

perbedaan antara putusan hukim judex facti dan judex juris dalam

memberikan pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana narkotika adalah:

1. Disparitas pertimbangan hakim terhadap kualitas perbuatan

Terdakwa

a. Judex facti pada Pengadilan tingkat pertama hanya memeriksa

unsur tindak pidana sedangkaan tidak memeriksa kualitas

perbuatan

Berdasarkan atas perbuatan Terdakwa hakim pengadilan negeri

tidak mempertimbangkan Kualitas perbuatan karena

Tinjauna Pemidanaan terhadap perbuatan terdakwa H. M.

Namir alias Amir Palalang yang dimana berdasarkan fakta-fakta

hukum yang terungkap di persidangan ternyata benar pada hari

Selasa tanggal 20 Mei 2014 sekitar jam 13.00 WITA di Jalan

98
Ciptomangun Kusumo Kel. Sengkotek RT. 05 Samarinda Petugas

Kepolisian Satresnarkoba Polresta Samarinda (antara lain saksi

Syaiful Hadi dan Yunus Setiawan) telah melakukan penangkapan

terhadap saksi Akbar dan saksi Erwin Saputra sewaktu dilakukan

penggeledahan telah ditemukan barang bukti berupa 4 (empat) poket

sabu-sabu dengan berat total 47,24 gram bruto, ditemukan didalam

sebuah kotak warna hitam yang disita dari dalam kantong celana

belakang sebelah kanan yang dipakai oleh Akbar, uang tunai

sejumlah Rp.12.140.000, ditemukan didalam sebuah tas warna hitam

merek Tracker yang diselempang melingkar di badan Akbar 1 (satu)

unit HP merk HTC, ditemukan dari dalam rumah Akbar.

Begitu juga dalam fakta-fakta hukum yang terungkap di

persidangan pengadilan neheri Samarinda, ternyata :

1) Terdakwa pernah menggunakan sabu-sabu, terakhir kali

Terdakwa menggunakan sabu-sabu sekitar seminggu yang lalu,

di rumah Terdakwa.

2) Sabu-sabu yang terakhir kali Terdakwa konsumsi tersebut

adalah milik Udin (teman Terdakwa) yang datang kerumah

Terdakwa dengan membawa sabu-sabu kemudian kami pakai

bersama-sama dengan menggunakan alat isap berupa bong

yang dibuat oleh Udin setelah selesai dipakai langsung dibuang

99
3) Terdakwa dan Udin mengkonsumsi sabu-sabu tersebut adalah

sabu-sabu dimasukkan kedalam pipet kaca, lalu dihubungkan

ke bong/alat isap seterusnya bagian bawa pipet kaca dibakar,

setelah keluar asap barulah asapnya dihisap

4) Terdakwa pernah mengkonsumsi sabu-sabu bersama-sama

dengan Akbar dirumahnya yang beralamat di Jalan

Ciptomangunkusumo Samarinda Seberang

5) Terdakwa mengetahui perbuatan berupa menawarkan untuk

dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam

jual beli, menukar, menyerahkan, memiliki, menguasai atau

menyimpan narkotika jenis sabu-sabu adalah dilarang oleh

Undang-Undang

6) Kemudian untuk membantu Akbar dengan cara menghubungi

Hasbi dengan maksud meminta tolong kepadanya kalau ada

barang (sabu-sabu) supaya diberi kepada Akbar (keponakan

Terdakwa) untuk dijual supaya Akbar bisa kerja dan bisa cari

uang sendiri, Terdakwa tidak memiliki izin dari instansi/pihak

yang berwenang

7) Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris

Kriminalistik No. Lab. 3511/NNF/2014 tanggal 13 Juni 2014,

yang dibuat oleh pemeriksa pada Puslabfor Bareskrim Polri

Laboratorium Forensik Cabang Surabaya, disebutkan bahwa

100
setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik

terhadap barang bukti masing-masing

8) Nomor 4384/2014/NNF : berupa kristal warna putih adalah

benar didapatkan kristal Metamfetamina, terdaftar dalam

golongan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I Undang-Undang

No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ; Nomor

4385/2014/NNF dan 4387/2014/NNF : berupa urine an. Akbar

Bin Syarifuddin dan urine an. H.M. Namir als. H. Amir Bin

Palalang (Alm) adalah benar didapatkan kandungan Narkotika

dengan bahan aktif Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I

(satu) nomor unit 61 Lampiran I Undang-Undang No. 35

Tahun 2009 tentang Narkotika ; Nomor 4386/2014/NNF

Berdasarkan rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh

Terdakwa tersebut diatas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa

terdakwa terbukti dalam melakukan perbuatan melanggar pasal 127

ayat (1) huruf a, oleh karena itu harus dinyatakan terbukti secara

sah menurut hukum dan telah terpenuhinya maka dengan

sendirinya terdakwa dinyatakan terbukti secara sah menurut

hukum.

Berdasarkan ketentuan Pasal 114 ayat (2) dalam memutus

perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hakim wajib

101
memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54,

Pasal 55 dan Pasal 103.

b. Pengadilan Tinggi (PT) mempertimbangkan unsur tindak

pidana terhadap Kualitas Terdakwa

Berdasarkan atas unsure tindak pidana terhadap kualitas

Terdakwa hakim pengadilan Tinggi (PT) mempertimbangkan

Kualitas perbuatan karena Terdakwa tahu persis ada bandar

Narkoba yang bernama Hasbi (daftar pencarian orang) akan tetapi

sama sekali tidak melaporkan kepada Polisi atau Penegak Hukum,

malahan justru terdakwa mencarikan orang yang salah satunya

adalah saksi Akbar untuk menjual shabu-shabu / Narkoba dan,

Terdakwa juga telah menjerumuskan saksi Akbar dan saksi-

saksi lain yaitu saksi Erwin Saputra, saksi Bolong dalam pusaran

Narkoba sehingga saksi-saksi tersebut bukan hanya sebagai penjual

tapi juga pemakai juga peran Terdakwa sangat jelas, yaitu berperan

ganda yaitu sebagai perantara untuk jual beli Narkoba, sebagai

pemakai dan yang paling utama adalah sebagai orang yang

membiarkan suatu kejahatan Narkoba terjadi sedangkan kejahatan

Narkoba tidak mungkin dapat diberantas tanpa peran serta

masyarakat termasuk peran serta terdakwa.

102
c. Hakim Judex juris mempertimbangkan unsur tindak pidana

dan Kualitas perbuatan

Berdasarkan terhadap pertimbangan Makhamah Agung

terhadap kualitas Terdakwa karena:

1) alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan oleh

karena merupakan penilaian hasil pembuktian yang menjadi

kewenangan Judex Facti yang bersifat penghargaan atas suatu

kenyataan, keberatan semacam itu tidak dapat dipertimbangkan

dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan

dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak

diterapkannya suatu peraturan hukum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 253 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

2) Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan

kasasi tersebut harus ditolak sebab alasan-alasan Pemohon

Kasasi I/ Jaksa / Penuntut Umum dapat dibenarkan, Judex Facti

salah menerapkan hukum dalam hal menyatakan Terdakwa

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang

Nomor 35 Tahun 2009 karena Pertimbangan Judex Facti

tersebut tidak berdasarkan pada fakta yang terungkap di

persidangan

103
3) Alasan pertimbangan Judex Facti menyatakan Terdakwa

sebagai penyalahguna tanpa mempertimbangkan perbuatan

Terdakwa lainnya, yaitu Terdakwa mencarikan pekerjaan sdr.

AKBAR dengan mengatakan “apakah kau mau menjual shabu-

shabu, kalau mau nanti akan diberitahukan kepada HASBI

(Bandar besar shabu-shabu) atas tawaran Terdakwa tersebut

kemudian sdr. AKBAR menyetujuinya. Bahwa atas permintaan

Terdakwa kepada sdr. HASBI akhirnya sdr. HASBI mau

memberikan shabu-shabu untuk dijual kepada sdr. AKBAR

atas spengetahuan Terdakwa

4) Selain peran tersebut, peran lain yang dilakukan Terdakwa

dalam kaitannya dengan perkara aquo adalah Terdakwa

bertindak sebagai personal garansi/penjamin terhadap sdr.

AKBAR yang berperan menjalankan tugas sebagai kurir atau

penjual Narkotika milik sdr. HASBI (Bandar Narkotika) sebab

sdr. AKBAR telah menjalankan tugas dan perannya sebagai

penjual atau perantara dalam jual beli Narkotika, bahwa sdr.

AKBAR mendapat shabu dari anak buah sdr. HASBI bernama

BOLONG, sebanyak 5 (lima) gram atas sepengetahuan

Terdakwa. Setelah menerima shabu tersebut sdr. AKBAR

dibantu oleh sdr. ERWIN menjual hingga shabu tersebut habis

104
laku terjual. Akhirnya sdr. AKBAR dan ERWIN Saputra

ditangkap Petugas Kepolisian di rumah sdr. AKBAR.

5) Bertolak dari fakta dan pertimbangan tersebut, menunjukkan

bahwa Terdakwa telah melakukan permufakatan jahat karena

telah membicarakan tentang siapa yang dipercaya dan berperan

untuk mengedarkan Narkotika, dengan menunjuk sdr. AKBAR

yang bertugas untuk menjual, atau perantara dalam jual beli

Narkotika (pengedar). Permufakatan jahat untuk melakukan

peredaran gelap dalam bentuk penjualan Narkotika melibatkan

dan dibicarakan bersama-sama dengan pemilik barang sdr.

HASBI ; Terdakwa tidak saja terbukti melakukan tindak pidana

melanggar Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 25 Tahun

2009 akan tetapi berdasarkan fakta persidangan sebagaimana

diuraikan di atas, Terdakwa terbukti pula melakukan tindak

pidana melanggar Pasal 114 ayat (2) Jo. Pasal 132 ayat (1) UU

Nomor 35 Tahun 2009, karena itu Terdakwa terbukti dan harus

dipersalahkan melakukan dua tindak pidana. Hanya saja

dakwaan Jaksa/Penuntut Umum dalam perkara a quo bersifat

alternatif sehingga Terdakwa tidak dapat dijatuhkan melakukan

dua tindak pidana.

105
2. Disparitas Penerapan Hukum oleh Hakim Judex Facti dan Hakim

Judex Juris

a. Hakim Judex Facti menerapkan Pasal 112 Undang – Undang

Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Berdasarkan pertimbangan hakim judex facti terhadap dakwaan

yang dipertimbangkan sebagaimana diatur dalam Pasal 112 Undang –

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebab dalam

pertimbangan hakim judex facti berpendapat sebagai berikut :

1) Berdasarkan konstruksi yuridis Pasal 112 Ayat (1) Undang –

Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika adalah

“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki,

menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan

I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat

4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana

denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta

rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar

rupiah)” selanjutnya konstruksi yuridis Pasal 132 Ayat (1)

Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

adalah “Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan

tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114,

Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120,

106
Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126,

dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang

sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal-Pasal tersebut”

2) Majelis Hakim akan langsung memilih untuk

mempertimbangkan sub unsur “Menyediakan Narkotika

Golongan I Bukan Tanaman”, yang menurut Majelis Hakim

lebih tepat dikenakan kepada Terdakwa apabila dikaitkan dengan

perbuatan pidana yang telah dilakukan oleh Terdakwa

3) Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika, bahwa yang dimaksud dengan

Narkotika adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam

golongan – golongan sebagaimana terlampir dalam Undang –

Undang ini”

4) Pasal 6 Ayat (1) Huruf a Undang – undang Nomor 35 Tahun

2009 Tentang Narkotika, dalam ketentuan ini yang dimaksud

dengan ”Narkotika Golongan I” adalah Narkotika yang hanya

dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

107
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi

sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan”

5) Berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dari

keterangan saksi – saksi, keterangan Terdakwa serta barang

bukti dipersidangan, terungkap bahwa Terdakwa telah ditangkap

karena Terdakwa telah diduga menyediakan Narkotika jenis sabu

– sabu.

6) Berdasarkan perbuatan, terdakwa telah melanggar Pasal 112

Ayat (1) Jo. Pasal 132 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika telah terpenuhi, maka Terdakwa

haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan

dalam dakwaan alternatif kedua.

7) Menyatakan menurut hukum Terdakwa Syaharuddin, S.H. Alias

Syahar Bin Mustafa Syam tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pada Dakwaan

Pertama Pasal 114 yaitu tanpa hak atau melawan hukum

menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara

dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika

Golongan I, sebagaimana diatur dalam Pasal 114 Ayat (1)

Undang – Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

108
8) Membebaskan Terdakwa Ipda Syaharuddin, S.H. Alias Syahar

Bin Mustafa Syam dari segala dakwaan dan tuntutan hukum dan/

atau memberikan putusan yang seringan – ringannya

9) Menurut hukum Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang telah

menuntut Terdakwa Ipda Syaharuddin, S.H. Alias Syahar Bin

Mustafa Syam selama 10 (Sepuluh) tahun tidak terbukti dan

menyatakan batal demi hukum

10) Menurut hukum memulihkan nama baik harkat dan martabat

Terdakwa Ipda Syaharuddin, S.H. Alias Syahar Bin Mustafa

Syam seperti semula.

b. Hakim Judex Juris menerapkan Pasal 114 Undang-undang No 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika

Pertimbangan hakim Judex juris menerapkan Pasal 114 sebagai

dakwaan dalam unsure pertimbangannya.karena :

1) Berdasarkan alasan-alasan kasasi jaksa/penuntut umum pada

pokoknya tidak sependapat dengan Judex Facti dalam hal

menyatakan terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana

melanggar Pasal 112 ayat (1) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 bahwa Terdakwa terbukti bersalah

melakukan tindak pidana melanggar Pasal 114 ayat (1) kemudian

dibenarkan oleh hakim Mahkama Agung bahwa perbuatan materiil

109
yang dilakukan Terdakwa dalam perkara a quo adalah dalam

rangkaian kegiatan peredaran gelap Narkotika

2) Kejadian ini berawal dari perbuatan saksi Nazruddin mengambil

Narkotika jenis sabu-sabu di kamar kos Terdakwa kemudian

Terdakwa mengambil sabu-sabu dari lemari pakaian Terdakwa lalu

melemparkan ke springbad ke arah saksi Nazruddin. Terdakwa

kemudian mengatakan “siapa tahu ada temanmu yang mau beli,”

setelah sabu milik Terdakwa serahkan kepada saksi Nazruddin. Sabu

tersebut disimpan oleh saksi Nazruddin di rumah Terdakwah di

bawah kasur springbad tempat tidur Terdakwa. Selanjutnya saksi

Nazruddin mengatakan kepada Terdakwa “di sini bang ni le saya

simpan,” sabu yang diserahkan / dititip Terdakwa kepada saksi

Nazruddin untuk dijual sebanyak 5 gram. Karena Terdakwa akan

berangkat ke Makassar pada tanggal 1 April 2016.

3) Terdakwa ditangkap terkait dengan pengembangan kasus

ditangkapnya Firdaus yang membeli Narkotika dan Arifuddin.

Sedangkan Arifuddin mendapatkan atau memperoleh satu paket sabu

dan sdr. Nazruddin dengan harga Rp. 800. 000, 00 (delapan ratus

ribu) setelah Arifuddin mendapatkan sabu dan Nazruddin selanjutnya

melakukan transaksi jual beli sabu dengan Firdaus, dan akhirnya

Firdaus yang membeli sabu dan Arifuddin ditangkap pihak kepolisian

dan menyebut dirinya memperoleh sabu dan Arifuddin, sedangkan

110
Arifuddin memperoleh atau membeli sabu dan Nazruddin menjual

sabu milik Terdakwa.

4) Berdasarkan fakta hukum tersebut, Arifuddin berperan sebagai

pembeli dan penjual, Nazruddin berperan sebagai perantara dalam

jual beli sedangkan Terdakwa berperan sebagai pemilik dan penjual

Narkotika.

5) Berdasarkan perbuatan Terdakwa telah memenuhi ketentuan Pasal

114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 karena pada

waktu Terdakwa ditangkap kaki tangan Terdakwa masih dalam

suasana selesai menyelesaikan transaksi Narkotika dengan pembeli.

6) Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Mahkama Agung

berpendapat para Terdakwa tersebut telah terbukti bersalah

melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh penuntut

umum, oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut harus dijatuhi

hukuman sesuai dengan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Nomor

35 Tahun 2009.

111

Anda mungkin juga menyukai