Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ifan Hadi Suyono

NIM : C93217044

Prodi : Hukum Pidana Islam

Matkul : Legal Opinion

Dosen : Riyanto., SH, MH.

LEGAL OPINION: TINDAK PIDANA NARKOTIKA OLEH RICKY ANDHIKA BERNADO

A. KASUS POSISI
Ricky Andhika Bernado alias Arok bin Imam Suwandi adalah pekerja swasta (pembuat
box audio) bertempat tinggal di Banyuurip Wetan 2/25 Kec. Sawahan Surabaya dan kontrak
di Banyuurip Wetan gg V Kec. Sawahan Surabaya. Pada suatu waktu malam hari bulan Juli
Tahun 2013 saat Ricky masih kost sendiri di daerah Simo Gunung Surabaya yang
bertetangga dengan Lutfi seorang DPO, dia diajak untuk mengkonsumsi narkotika jenis
ganja dan diberi sebanyak 2 (dua) linting untuk dikonsumsi, kemudian Ricky berniat
membeli narkotika jenis ganja tersebut kepada Bandar Lutfi (DPO) melalui BBM dengan
harga 1 (satu) klip seharga Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) dan membeli satu poket
untuk dikonsumsi sendiri, terdakwa membeli narkotika jenis ganja tersebut dengan
mentransfer uang pembeliaannya namun lupa nomor rekeningnya. Setelah itu Ricky
mengambil di depan perumahan daerah Taman Bungkul Surabaya. Ricky membeli narkotika
jenis Ganja sebanyak lima kali, yaitu pada awal bulan puasa Tahun 2013 dengan membeli
sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah), yang kedua, ketiga, dan keempat Ricky lupa
waktunya dan yang terakhir pada 3 September 2014 membeli sebesar 500.000,-(lima ratu
ribu rupiah) mendapatkan kurang lebih 50 gram narkotika jenis ganja, kemudian narkotika
jenis ganja tersebut oleh Ricky selain dikonsumsi sendiri, juga dijual kepada pembeli yang
bernama Sulton sejak 6 bulan terakhir. Sulton membeli pada hari Selasa tanggal 23
September 2014 sekitar pukul 21.30 wib yang diantar di rumahnya di daerah Semampir
Surabaya dengan membeli seharga Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) sehingga dari hasil
penjualan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), lalu pada
hari Kamis tanggal 25 September 2014 sekitar jam 12.25 WIB, bertempat di Jl. Raya Dukuh
Kupang Surabaya tepatnya di parkiran Carrefour hendak melakukan transaksi jual beli
narkotika jenis satu ganja.
Putu Yogi Pratama, SH yang kemudian menjadi saksi 1, bersama dengan M. Perdana
Kusuma, yang keduanya anggota Polri anggota Polrestabes Surabaya menerima informasi
dari masyarakat bahwa Ricky sering menjual narkotika golongan 1 jenis ganja dan akan
melakukan transaksi. Kemudian kedua saksi tersebut melakukan penyidikan pada hari
Kamis pada 25 September 2014 sekitar pukul 19.15 WIB bertempat di Jl. Dukuh Kupang
Surabaya tepatnya di parkiran Carrefour dan ternyata benar Ricky kedapatan memiliki ganja
tersebut. dengan ditemukannya pada diri terdakawa pada saku jaket pada saku sebelah kiri
dan juga di dalam saku celana depan sebelah kiri. Barang bukti 1 (satu) paket narkotika
jenis ganja dengan berat kurang lebih 6,31 (enam koma tiga puluh satu) gram dengan
bungkusnya, 1 poket narkotika jenis ganja dengan berat kurang lebih 1,04 (satu koma nol
empat) gram dengan bungkusnya, 1 linting yang diduga narkotika jenis ganja dengan berat
kurang lebih 0,53 (nol koma lima puluh tiga) gram dengan bungkusnya, satu kertas rokok
mars brand, satu buah hp Smartfren warna hitam dengan no. sim 083830808393, satu kotak
bekas permen, satu bungkus rokok GG Mild, kemudian kedua saksi melakukan
penggeledahan di dalam rumah Ricky di jalan Banyuurip Wetan, gg V/19 Kec. Sawahan
Surabaya. Ditemukan di bawah meja rumahnya dan di samping TV ditemukan satu poket
narkotika jenis ganja dengan berat 60 (enam puluh) gram dengan bungkusnya, satu buah
gelas cantik.

B. SUBJEK HUKUM
Yang menjadi subjek hukum dalam legal opinion yang saya buat adalah berfokus pada
Ricky Andhika Bernado alias Arok bin Imam Suwandi.

C. FAKTA HUKUM
1. Bahwa pada Juli 2013, untuk pertama kalinya Ricky Andhika Bernado alias Arok diajak
mengkonsumsi ganja sebanyak 2 linting oleh Lutfi tetangga kosnya.
2. Bahwa kemudian Ricky melakukan pembelian ganja dari Lutfi sebanyak 5 (lima) kali :
1) Pembelian pertama, awal puasa 2013 sebesar 1 klip dan 1 poket ganja dengan
harga Rp 50.000.
2) Pembelian kedua, ketiga dan keempat Ricky lupa kapan dan besar ganja yang
dibeli.
3) Pembelian terakhir pada tanggal 3 September 2014 sebesar 50 gram ganja dengan
harga Rp 500.000.
3. Bahwa transaksi pembelian ganja dilakukan dengan cara non tunai melalui transfer via
Bank atau ATM.
4. Bahwa Ricky dan Lutfi melakukan pertemuan di Perumahan Taman Bungkul untuk
memberikan ganja yang telah dibeli.
5. Bahwa ganja yang telah dibeli tersebut selain dikonsumsi secara pribadi oleh Ricky juga
dijual kembali.
6. Bahwa pada tanggal 23 September 2014 Ricky menjual ganja kepada Sulton yang
dilakukan dengan cara COD (Cash On Delivery) di rumah Sulton daerah Semampir
Surabaya pada pukul 21.30 WIB.
7. Bahwa kemudian pada tanggal 25 September 2014 pukul 19.15 WIB Ricky akan
melakukan transaksi ganja di parkiran Carrefour Jl. Raya Dukuh Kupang Surabaya yang
kemudian tertangkap basah oleh penyidik.
8. Bahwa penyidik menemukan ganja di saku depan jaket sebelah kiri dan saku celana
depan sebelah kiri yang berisi:
1) 1 poket ganja dengan berat 6,39 gram
2) 1 poket ganja dengan berat 1,04 gram dengan bungkusnya
3) 1 linting ganja dengan berat 0,53 gram.
9. Bahwa penyidik juga melakukan penggeledahan di kediaman Ricky di Jl. Banyuurip
Wetan Gang V/19, Surabaya.
10. Bahwa penyidik menemukan ganja di bawah meja kamar dan di samping televisi masing-
masing sebesar 1 poket dengan berat 0,80 gram dengan bungkusnya dan 1 buah gelas
cantik.
D. DASAR HUKUM
1. Pasal 7 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.”
2. Pasal 8 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“(1) Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan.
(2) Dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta
reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri atas rekomendasi
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.”
3. Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
“Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”
4. Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”
5. Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).”
6. Pasal 113 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor,
mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”
7. Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”
8. Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika:
“Setiap Penyalah Gunaan:
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun; dan
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun.”

E. ISU HUKUM
1. Apakah sanksi pidana yang tepat untuk dijatuhkan kepada Ricky?
2. Apakah saudara Ricky juga berhak mendapatkan rehabilitasi?

F. ANALISIS
Perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Ricky Andhika Bernado alias Arok
bermula dari ajakan Lutfhi (bandar narkotika, DPO) untuk menggunakan ganja yang
diberikan secara cuma-cuma. Yang pada selanjutnya, Ricky mulai tergerak untuk membeli
sendiri dan menggunakannya secara pribadi. Kemudian selain menggunakan sendiri, Ricky
mulai menjualnya ke orang lain dengan mendapatkan hasil keuntungan dari penjualannya.
Dengan kata lain ia menjadikannya sebagai mata pencaharian sehingga mendapatkan uang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa disadari, Ricky yang ditetapkan sebagai
terdakwa dalam kasus ini juga merupakan seorang pengguna narkotika jenis ganja.
Dalam kasus Ricky Andhika Bernado alias Arok perbuatannya yang menjual kembali
narkotika sehingga mendapatkan keuntungan disebut sebagai pengedar narkotika. Dalam
pegertiannya, pengedar narkotika secara eksplisit tidak dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Namun pengertian pengedar narkotika dijelaskan
oleh Dr. Lilik Mulyadi sebagaimana pengedar narkoba adalah orang yang melakukan
kegiatan penyaluran dan penyerahan Narkotika/Psikotropika. Sehingga secara garis besar
pengedar narkoba berorientasi kepada penjual, pembeli untuk diedarkan, mengangkut,
menyimpan, menguasai, menyediakan, melakukan pernuatan mengekspor dan mengimpor
Narkotika/Psikotropika. Sebagaimana perbuatan Ricky yang merupakan seorang pengguna
yang membeli narkotika jenis ganja dari seorang bandar yang kemudian selain
digunakannya sendiri, ia juga membeli untuk diedarkan atau dijual kepada orang lain.
Pada kasus ini telah dijelaskan bahwsannya Undang-Undang yang berlaku adalah
Undang-Undang Nomo 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Namun secara spesifik pasal yang
dapat menjerat perbuatan Ricky Andhika Bernado, antara lain:
1. Pasal 112 tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman dengan berat melebihi 5 gram
dipadana penjara seumur hidup atau paling sedikit 5 tahun dan paling lama 20 tahun
dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000 (delapan ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp 8.000.000.000 (delapan miliar rupiah). Dalam penjelasan ini yang
dimaksud narkotika golongan I salah satunya adalah ganja. Dari perbuatan yang
dilakukan Ricky, ia telah memiliki, menyimpan narkotika jenis ganja di dalam
rumahnya.
2. Pasal 114 tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan
Narkotika Golongan I bukan tanaman dengan berat 5 gram dipidana penjara seumur
hidup atau paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 10.000.000.000
(sepuluh miliar rupiah). Dari penjelasan ini, diketahui bahwasannya terdapat
beberapa yang masuk kriteria dari perbuatan Ricky Andhika Bernado yaitu sebagai
pembeli, penjual dan menjadi perantara dalam jual beli.
Disamping perbuatan yang telah dilakukan Ricky sebagai pengedar narkotika, dia juga
menjadi korban dari tetangga kosnya Luthfi yang mana ia menjadi seorang pengguna atau
pemakai narkoba. Dari penjelasan kasus ini, sebelum ia menjadi seorang pengedar narkotika
ia terlebih dahulu menjadi pemakai narkoba. Selain ia ditetapkan sebagai terdakwa pengedar
narkotika harus dipertimbangkan bahwa Ricky juga seorang pengguna atau pemakai
narkotika. Dalam hal ini pengguna atau pemakai narkotika telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pasal yang menjelaskan terkait pengguna
narkoba antara lain:
1. Pasal 1 angka 13 dijelaskan bahwasannya pecandu narkotika adalah orang yang
menggunakan atau menyalahgunakan narkotika dan dalam keadaan ketergantungan
pada narkotika baik secara fisik maupun psikis.
2. Pasal 1 angka 15 dijelaskan bahwasannya penyalahgunaan narkotika adalah orang
yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.
3. Pasal 54 dijelaskan bahwasannya pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika
wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
4. Pasal 127 dijelaskan bahwasannya setiap penyalahgunaan narkotika golongan I bagi
diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam pasal-pasal yang dapat menjerat perbuatan Ricky
Andhika Bernado sebagai terdakwa atas kasus peredaran narkotika, selain dia mendapatkan
hukuman pidana dia juga berhak mendapatkan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Karena selain dia sebagai pengedar dia juga sebagai pemakai narkotika yang juga sebagai
korban dari peredaran narkotika. Sehingga apabila dia hanya diberikan hukuman dia dapat
mengulangi perbuatannya untuk selanjutnya. Untuk dapat menghentikan atau memutus
perbuatannya tersebut dia harus mendapatkan haknya berupa rehabilitasi.
G. KESIMPULAN
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Ricky Andhika Bernado dapat terancam
pidana berdasarkan:
1. Atas perbuatannya sebagai pemakai dan pengedar narkotika Ricky Andhika Bernado
dapat dijerat dengan Pasal 114 ayat 1 jo Pasal 54 jo Pasal 127 huruf a Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan hukuman pidana penjara paling lama
4 Tahun karena saudara Ricky bisa dikatakan sebagai korban penyalahgunaan narkotika
serta pecandu narkotika kemudian juga menjadi penjual narkotika.
2. Selain saudara Ricky mendapatkan hukuman pidana atas perbuatannya tersebut, Ricky
juga berhak untuk mendapatkan rehabilitasi karena ia juga merupakan seorang korban
dari penyalahgunaan narkotika dan juga sebagai pemakai narkotika itu sendiri, sesuai
dengan Pasal 54 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 yang menjelaskan
bahwasannya pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Anda mungkin juga menyukai