Anda di halaman 1dari 11

TINDAK PIDANA PERLINDUNGAN KONSUMEN

ANALISIS PUTUSAN Nomor 1635/Pid.Sus/2014/PN.Tng TENTANG


TINDAK PIDANA PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh :
Kelompok NO. DPNA 31-40
Kelas Hukum Pidana Administrasi Indralaya

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

• DR.HJ. NASHRIANA, S.H.,M.HUM.


• RD. MUHAMMAD IKHSAN, S.H.,M.H.
• ARTHA FEBRIANSYAH, SH.,M.H,
• DR. SHINTA, SH,MH

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021/2022
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

NO NIM NAMA

1. 02011281722179 TAUFIK AHMADI

2. 02011281722183 M.YANDRI ALVAREZI PRATAMA

3. 02011281722196 ADI SAKTIWAN

4. 02011281823102 ABINIAL IHTIAR TAUFANI

5. 02011281823104 SRI RAHMANANDA MEFIDA DWIPUTRI

6. 02011281823107 SYLVIA PUTRI NOVIANI

7. 02011281823111 INDRI SANJAYA

8. 02011281823113 DESMON CHRISTIAN HADINATA

9. 02011281823123 AHMAD AULIA NAUFAL

10. 02011281823125 MILLENIA PRIMADANTI


1. KASUS POSISI
Pengadilan Negeri tangerang mengadili terdakwa atas nama

SISWOYO yang dalam fakta persidangan terbukti melakukan tindak pidana

menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang dan/atau jasa

memiliki sponsor, persetujuan, perlengkapan mutu, keuntungan tertentu, cirri-

ciri kerja atau aksesori tersentu. Terdakwa merupakan pengusaha yang

bergerak di bidang pengemasan obat-obatan di kota tanggerang tepatnya di

kecamatan ciledug, tindak pidana yang dilakukan terdakwa bermula dimana

terdakwa membeli obat obatan resmi dari apotek adinda dan jojon, kemudian

terdakwa mengemas Kembali obat-obatan tersebut dan diberi merek “dua

nunggal” yang merupakan merek dari usaha terdakwa dengan tanpa izin.

Terdakwa kemudia mengkategorikan obat-obatan yang terdakwa beli

menjadi obat dengan jenis penyakit tertentu seperti asam urat, alergi dan gatal-

gatal tanpa paduan dari resep dokter, dan kemudian dijual kepada tetangga

sekitar, berdasarkan keterangan terdakwa dalam persidangan terungkp bahwa

terdakwa telah mengetahui bahwa obat-obatan tersebut tidak memiliki Surat

Ijin Edar atau mendaftar di Balai POM dan terdakwa menjual obat tersebut

dengan menggunakan Nota Penjualan atas nama CV. NUNGGAL BERKAH

ANUGRAH, Provisional Marketing Services yang beralamat di Jln. Rawa

Bamban No. 99 Tangerang adalah untuk meyakinkan konsumen atau pembeli,

sedangkan CV. NUNGGAL BERKAH ANUGRAH, Provisional Marketing

Services yang beralamat di Jln. Rawa Bamban No. 99 Tangerang yang

tercantum dalam Nota Penjualan tersebut adalah hasil rekayasa terdakwa


sendiri dan terdakwa telah menikmati keuntungan sebesar kurang lebih Rp._

15.000.000,- (lima belas juta rupiah).

2. TUNTUTAN JAKSA

Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tangerang atas diri

Terdakwa, yang pada pokoknya menuntut sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa SISWOYO bersalah melakukan tindak pidana

Perlindungan konsumen sebagaimana diatur dan diancam Pidana dalam

Pasal 9 Ayat (1) Huruf c Jo Pasal 62 Ayat (1) UU RI No.08 Thn 1999

Ttg Perlindungan Konsumen dalam surat dakwaan Kedua kami.

2. Menjatuhkan pidana terhadap dengan pidana penjara selama 5 (lima)

bulan dengan dikurangi selama terdakwa berada dalam masa penahanan,

dengan perintah terdakwa tetap ditahan di RUTAN.

3. Barang Bukti :

• 870 (delapan ratus tujuh puluh) renceng @ 20 pcs obat gigi ;

• 450 (empat ratus lima puluh) renceng @ 20 pcs obat asam urat

• 250 (dua ratus lima puluh) renceng @ 20 pcs obat flu tulang ; • 200

(dua ratus puluh) renceng @ 20 pcs obat bonyok ;

• 50 (lima puluh) renceng @ 20 pcs obat alergi dan gatal ;

• 100 (seratus) kg Ginseng ;

• 32 (tiga puluh dua) bungkus @ 500 butir Paaracetamol ;

• 12 (dua belas) dus kertas pembungkus ;


• 1 (satu) bendel bon penjualan ; Dirampas seluruhnya untuk

dimusnahkan. 4Menetapkan terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp.2.000,- (tiga ribu rupiah).

3. VONIS HAKIM

1. Menyatakan Terdakwa SISWOYO terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana "Menawarkan suatu barang secara

tidak benar seolaholah telah mendapatkan persetujuan"

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa SISWOYO oleh karena itu

dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan dan 15 (lima belas) hari

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani

Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

5. Memerintahkan agar barang bukti berupa :

• 870 (delapan ratus tujuh puluh) renceng @ 20 pcs obat gigi ;

• 450 (empat ratus lima puluh) renceng @ 20 pcs obat asam urat;

• 250 (dua ratus lima puluh) renceng @ 20 pcs obat flu tulang ;

• 200 (dua ratus puluh) renceng @ 20 pcs obat bonyok ;

• 50 (lima puluh) renceng @ 20 pcs obat alergi dan gatal ;

• 100 (seratus) kg Ginseng ;

• 32 (tiga puluh dua) bungkus @ 500 butir Paaracetamol ;


4. ANALISIS
a. Dakwaan Penuntut Umum

1. Unsur Formil

Unsur Formil Syarat-syarat formil yang harus dipenuhi oleh

seorang Jaksa Penuntut Umum dalam pembuatan Surat Dakwaan

adalah Diberi tanggal dan ditanda tangani oleh Penuntut Umum, Berisi

identitas terdakwa/ para terdakwa, yang meliputi: nama lengkap, tempat

lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat

tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa (Pasal 143 ayat 2 huruf a

KUHAP). Identitas ini dimaksudkan agar orang yang didakwa dan

diperiksa di muka persidangan di Pengadilan adalah benar-benar

terdakwa yang sebenarnya dan bukan orang lain.

Dalam putusan nomor 1635/Pid.Sus/2014/PN.TNG sudah

diterangakan dan dijelaskan dalam dakwaan No. Reg.Perk: PDM-

278/TGRS/08/2014, berikut dalam putusan telah dimuat dalam

keterangan terdakwa pada persidangan berdasarkan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) terdakwa, dapat disimpulkan bahwa unsur formil

sebagai syarat-syarat formil dakwaan telah terpenuhi.

2. Unsur Matril

1. Menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan Dalam

menyusun surat dakwaan, harus Penguraian unsur mengenai waktu

tindak pidana dilakukan adalah sangat penting karena hal ini

berkaitan dengan hal-hal mengenai azas legalitas, penentuan

recidive, alibi, kadaluarsa, kepastian umur terdakwa atau korban,

serta hal-hal yang memberatkan terdakwa. Begitu juga halnya


dengan penguraian tentang tempat terjadinya tindak pidana

dikarenakan berkaitan dengan kompetensi relatif pengadilan, ruang

lingkup berlakunya UU tindak pidana serta unsur yang disyaratkan

dalam tindak pidana. Dalam kasus ini diuraikan oleh penuntut

umum dalam dakwaan dengan menyebutkan frasa “Bahwa

terdakwa SISWOYO pada hari Rabu tanggal 11 Juni 2014 sekira

jam 19.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan

Juni 2014, bertempat di tempat usaha tanpa nama yang beralamat

di Jln. Sawah Wiru No. 15 RT. 005 / 001 Kelurahan Parung Serap

Kecamatan Ciledug Kota Tangerang atau setidak-tidaknya pada

suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Tangerang,” artinya unsur materil dalam

menyebutkan waktu dan tempat telah terpenuhi.

2. Memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak

pidana yang didakwakan. Dalam kasus ini dakwaan yang diberikan

oleh jaksa penuntut umum telah sesuai dan telah memenuhi materil

sebagaimana diuraikan secara cermat dalam dakwaan berbentuk

alternatif kesatu sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 197 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan atau

alternatif kedua dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c Jo Pasal 62 ayat (1)

UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.


b. Fakta persidangan

Dalam pemeriksaan perkara pidana hakim dituntut untuk

mencari dan membuktikan kebenaran materiil berdasarkan fakta-

fakta yang telah terbukti di persidangan. Dengan mengetahui fakta-

fakta yang terungkap dipersidangan, maka pembuktian mengenai

unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa.

Perbuatan terdakwa telah terpenuhi unsur tindak pidana

sebagaimana diatur dalam surat dakwaan Pasal 9 ayat (1) huruf c Jo

Pasal 62 ayat (1) UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen :

1. Unsur barang siapa


Pengertian barangsiapa disini adalah setiap orang atau badan

hukum yang di persamakan dengan orang yang dapat

mempertanggung jawabkan perbuatannya serta menunjuk

kepada pelaku delik yang di rumuskan dalam surat dakwaan,

dalam hal ini terdakwa SISWOYO telah membenarkan bahwa

terdakwa sebagai pemilik usaha pengemasan obat-obatan

tanpa izin dan diperjualbelikan tanpa dilengkapi surat izin edar

atau mendaftar di balai POM dengan memakai identitas

rekayasa atas nama CV. NUNGGAL BERKAH ANUGRAH.

2. Unsur tanpa hak dan melawan hukum, menawarkan,


mempromosikan, mengiklankan suatu barang dan / jasa secara

tidak benar, dan atau seolah-olah barang dan atau jasa tersebut

telah mendapatkan dan atau memiliki sponsor, persetujuan,


perlengkapan, mutu, keuntungan tertentu, ciri-ciri kerja atau

aksesori tertentu, dalam fakta persidangan bahwa terdakwa

membenarkan telah mengambil keuntungan sebesar kurang

lebih Rp._ 15.000.000,- (lima belas juta rupiah), dengan cara

memperjual belikan obat obatan tanpa izin edar dari BPOM RI

dan mencantumkan nama dan alamat produksi atau

Distributor, komposisi bahan baku serta kedaluarsa adalah

untuk mencari keuntungan.

c. Rumusan Delik

Untuk mengetahui rumusan delik dalam putusan hakim,

maka dari itu kami menjabarkan pengertian macam macam delik

sebagai berikut, delik formil, yang dirumuskan adalah tindakan yang

dilarang (beserta hal/keadaan lainnya) dengan tidak mempersoalkan

akibat dari tindakan itu, Sedangkan delik material selain dari pada

tindakan yang terlarang itu dilakukan, masih harus ada akibatnya

yang timbul karena tindakan itu, baru dikatakan telah terjadi tindak

pidana tersebut sepenuhnya (voltooid). Jika melihat tuntutan jaksa

dalam putusan Perbuatan terdakwa telah terpenuhi unsur tindak

pidana sebagaimana diatur dalam surat dakwaan Pasal 9 ayat (1)

huruf c Jo Pasal 62 ayat (1) UU RI No. 8 tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, delik dalam pasal yang dituntut

merupakan jenis delik formil dikarenakan batasan yang dilarang

dalam rumusan pasal tersebut yakni :


“Menawarkan, mempromosikan, mengiklankan

suatu barang dan / jasa secara tidak benar, dan atau

seolah-olah barang dan atau jasa tersebut telah

mendapatkan dan atau memiliki sponsor,

persetujuan, perlengkapan, mutu, keuntungan

tertentu, ciri-ciri kerja atau aksesori tertentu”

telah dilakukan dan tindak pidana sudah terjadi maka dari itu tidak

dipersoalkan lagi apakah orang yang membeli obat-obatan dari

terdakwa merasa dirugikan atau terancam kehidupannya. Setelah

melihat pada identitas terdakwa yang mana terdakwa merupakan

seorang PEDAGANG biasa dan bukan orang yang memiliki

keahlian ataupun kewenangan pada bidang kesehatan tersebut, maka

menurut penulis bahwa seharusnya dalam tuntutan oleh JPU selain

dikenakan pasal berlapis yaitu pasal 106 ayat (1) uu no 36/2009 ttg

Kesehatan dan pasal 9 ayat (1) huruf c jo. Pasal 62 ayat (1) uu no

8/2009 ttg perlindungan konsumen terdakwa juga dapat dikenai

Pasal 98 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan yang menyatakan bahwa “Setiap orang yang tidak

memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan,

menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat

dan bahan yang berkhasiat obat”, Perbuatan terdakwa tersebut dapat

diancam dan dikenakan pidana dalam Pasal 196 Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa

“Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan


sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi

standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan,

dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat

(3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun

dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”

yang artinya bahwa terdakwa dapat diancam pidana berupa pidana

penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai