Anda di halaman 1dari 6

DIAN FAZIRA

2003101010214
STUDI KASUS HUKUM PIDANA D

1. Dakwaan Jaksa Penunut Mum Obscuur Libel

Wewenang penuntut umum adalah melakukan penuntutan. Namun sebelum melakukan


penuntutan, seorang jaksa penuntut umum harus melakukan prapenuntutan yaitu tindakan
penuntut umum untuk memberi petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan oleh
penyidik.( 3 Andi Hamzah, Surat Dakwaan, Alumni, Bandung, 1987, hal. 160-161)

Rumusan surat dakwaan harus sejalan dengan pemeriksaan penyidikan. Rumusan


surat dakwaan yang menyimpang dari hasil pemeriksaan penyidikan merupakan
surat dakwaan yang palsu dan tidak benar. Surat dakwaan yang demikian tidak
dapat dipergunakan oleh jaksa dalam menuntut terdakwa. Jika seandainya
terdakwa menjumpai perumusan surat dakwaan yang menyimpang dari hasil
pemeriksaan penyidikan, terdakwa dapat mengajukan keberatan/eksepsi terhadap
dakwaan yang dimaksud. Demikian juga hakim, apabila menjumpai rumusan
surat dakwaan yang menyimpang dari hasil pemeriksaan penyidikan, dapat
menyatakan surat dakwaan “tidak dapat diterima” atas alasan isi rumusan surat
dakwaan kabur/obscuur libel karena isi rumusan surat dakwaan tidak senyawa dan
tidak menegaskan secara jelas realita tindak pidana yang ditemukan dalam
pemeriksaan penyidikan dengan apa yang diuraikan dalam surat dakwaan.
Apabila pengadilan menerima pelimpahan berkas perkara, maka harus meneliti
secara seksama apakah surat dakwaan yang diajukan tidak menyimpang dari hasil
pemeriksaan penyidikan dan tentang menyimpang tidaknya rumusan surat
dakwaan dengan hasil pemeriksaan penyidikan dapat diketahui hakim dengan
jalan menguji rumusan surat dakwaan dengan berita acara pemeriksaan
penyidikan.4 (hal. 160-161 4M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan, Sinar Grafika, Jakarta, 2001, hal.
387)

Pasal 143 ayat (2) KUHAP, penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi
tanggal dan ditandatangani serta berisi:
(b) uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
7 (7 Lihat Penjelasan Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana
Lebih lanjut dalam Pasal 143 (3), Surat Dakwan yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b, dinyatakan batal demi hukum. Sedangkan
Dalam peradilan militer, oditur membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan
ditandatangani serta berisi:
b. uraian fakta secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat pidana itu dilakukan (lihat pasal 130
ayat (2), (3) dan (4) UU No. 31/1997).8 (8 Lihat Pasal 130 ayat (2), (3) dan (4) Undang-
Undang No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer)

Bahwa menurut Pasal 143 ayat (2) b KUHAP, surat dakwaan harus memuat uraian secara
cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang dilakukan, dengan menyebut
waktu (tempos delicti) dan tempat tindak pidana itu dilakukan (locus delicti). Adapun
pengertian dari cermat, jelas, dan lengkap adalah sebagai berikut:
(1) Cermat
Cermat berarti dalam surat dakwaan itu dipersiapkan sesuai dengan undangundang
yang berlaku bagi terdakwa, tidak terdapat kekurangan/kekeliruan. Penuntut umum
sebelum membuat surat dakwaan selain harus memahami jalannya peristiwa yang
dinilai sebagai suatu tindak pidana, juga hal-hal yang dapat menyebabkan batalnya
surat dakwaan yaitu: a. Apakah terdakwa berkemampuan untuk mempertanggung
jawabkan perbuatannya menurut hukum. b. Apakah terdakwa pernah dihukum pada
waktu sebelumnya sehingga dapat disebut sebagai residivis. c. Apakah tidak terjadi
nebis in idem. d. Apakah tindak pidana yang telah dilakukan terjadi di dalam wilayah
hukum kekuasaannya.
(2) Jelas
Jelas berarti bahwa dalam surat dakwaan, penuntut umum harus merumuskan unsur-
unsur delik yang didakwakan dan uraian perbuatan materiil (fakta) yang dilakukan
terdakwa. Dalam hal ini tidak boleh memadukan dalam uraian dakwaan antar delik
yang satu dengan yang lain, yang unsur-unsurnya berbeda satu sama yang lain/antar
uraian dakwaan yang hanya menunjukkan pada uraian sebelumnya, sedangkan
unsurunsurnya berbeda.

(3) Lengkap
Berarti bahwa uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang
ditentukan oleh undang-undang secara lengkap. Dalam uraian tidak boleh ada unsur
delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materiilnya secara tegas, sehingga berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak
pidana menurut undang-undang.10 (10Darwan Prinst, Hukum Acara Pidana Dalam
Praktik, Djambatan, Jakarta, 1998, hal. 117-119)
IV. Surat Dakwaan Tidak Jelas, Tidak Cermat, dan Tidak Lengkap
1) Bahwa Surat Dakwaan yang telah dibuat dengan tidak memenuhi ketentuan
Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Tindak Pidana Narkotika tentang yang
menyatakan dengan tegas bahwa Jaksa Penuntut Umum harus menguraikan
secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
2) Bahwa Rangkaian Surat Dakwaan telah menyebutkan. Pertama, barang
bukti narkotika yang ditujukan kepda terdakwa tidak ditemukan. Kedua,
saksi yang dihadirkan didalam persidangan tida jelas. Ketiga, Pernataan
dalam surat dakwaan juga tidak mengarah pada Terdakwa.
3) Bahwa ketidakjelasan itu berlanjut dengan pertanyaan, dengan cara apa Sdr.
Mak Gadi melakukan Transaksi. Belum lagi ketidakjelasan tersebut, adalah
apakah Mak Gadi ini benar-benar melakukan transaksi Narkotika?
Mengingat para saksi yang dijadikan dan dihadirkan oleh Jaksa Penuntut
Umum tidak ada satupun yang melihat kejadian tersebut secara langsung da
keterangan saksi tersebut tidak didukung degan adaya alat bukti sehingga
keterangan tersebut tidak cermat dan jelas.
4) Surat Dakwaan hanya sekedar menjelaskan bahwa bahwa Sdr. Mak Gadi
ketika dilakukan penggeledahan oleh pihak kepolisian tidak ditemukan
adanya barang bukti berupa narkotika justru bukti-bukti yang ada hanya
menjurus kepada Sdr. Muhammad Taher dan Sdri. Devi Susilawati selaku
menantu Terdakwa. Tidak dijelaskan secara jelas bagaimana Suami Devi
mendapatkan Narkotika tersebut tidak jelas diuraikan oleh Sdr. Jaksa
Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya
5) Bahwa dalam Surat Dakwaan sdr. Jaksa Penuntut Umum juga tidak
dijelaskan kapan dan dimana serta dengan cara apa penyerahan Narkotika
antara Terdakwa dengan Muhammad Taher yang dalam pernyataan JPU
sebagai orang kepercayaan Terdakwa yang dinyatakan DPO tersebut. Surat
Dakwaan juga tidak menerangkan apakah jumlah Narkotika yang dipesan
oleh sdr. Amin Raharjo dan Sdr. Rudi Hartono sesuai, baik jenis ataupun
jumlah maupun harganya, dengan yang diserahkan dari Ari (DPO) kepada
Terdakwa.
78. Bahwa Surat Dakwaan yang disusun oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum juga tidak
menguraikan dimana Terdakwa sedang duduk–duduk di motor menunggu pembeli?
Tidak ada uraian sama sekali mengenai tempat dan waktu kejadian
perkara ketika Terdakwa sedang duduk–duduk di motor menunggu pembeli dalam
Surat Dakwaan yang disusun oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum
79. Bahwa Surat Dakwaan yang disusun Sdr. Jaksa Penuntut Umum juga tidak
menjelaskan jenis dan tahun pembuatan motor yang digunakan dalam peristiwa
pidana tersebut, dan siapa pemilik motor tersebut. Selain itu Surat Dakwaan juga
tidak menjelaskan di bagian mana Narkotika tersebut diketemukan saat
penggeledahan? Apakah ditemukan di baju, celana, di dalam tubuh, atau di dalam
motor? Surat Dakwaan jelas memuat ketidakjelasan dalam menguraikan fakta – fakta
hukum yang terjadi.
80. Bahwa Surat Dakwaan yang disusun sdr. Jaksa Penuntut Umum juga tidak
menguraikan berat dari barang bukti pada saat ditemukan oleh Sdr. Amin Raharjo
dan Sdr. Rudi Hartono dan juga tidak menguraikan ciri–ciri fisik dari barang bukti
pada saat ditemukan
81. Bahwa Surat Dakwaan yang disusun Sdr. Jaksa Penuntut Umum menyebutkan
bahwa Terdakwa ‘sekurang-kurangnya telah dua kali mengantarkan narkotika jenis
sabu-sabu’. Namun tidak disebutkan kapan, dimana, bagaimana, dan kepada siapa
Terdakwa mengantarkan sabu-sabu tersebut
82. Bahwa dalam Surat Dakwaan yang disusun oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum
menguraikan dalam Dakwaan Primair “Perbuatan para terdakwa sebagaimana diatur
dan diancam dengan pidana berdasarkan ketentuan Pasal 114 ayat (1) UU RI No 35
Tahun 2009 tentang Narkotika jo. UU No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak”

83. Bahwa dalam Surat Dakwaan tersebut hanya ada satu terdakwa, dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum hanya menghadirkan satu orang Terdakwa dalam perkara ini,
sehingga menjadi membingungkan ketika disebut dengan para terdakwa dalam Surat
Dakwaan Primair oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum?
84. Surat Dakwaan tidak menyebutkan ketentuan mana yang dilanggar oleh
Terdakwa dalam UU No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, sehingga Surat
Dakwaan terutama delik dalam dakwaan primair yang disusun menjadi tidak jelas
dalam menguraikan tindak pidana mana yang dilanggar oleh Terdakwa dalam UU No
3 Tahun 1997.
85. Bahwa dalam Surat Dakwaan yang disusun oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum
menguraikan dalam Dakwaan Subsidair “Perbuatan para terdakwa sebagaimana
diatur dan diancam dengan pidana berdasarkan ketentuan Pasal 112 ayat (1) UU RI
No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo. UU No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan
Anak”
86. Bahwa dalam Surat Dakwaan tersebut hanya ada satu terdakwa, dan Sdr. Jaksa
Penuntut Umum hanya menghadirkan satu orang Terdakwa dalam perkara ini,
sehingga menjadi membingungkan ketika disebut dengan para terdakwa dalam Surat
Dakwaan Subsidair oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum?
87. Surat Dakwaan tidak menyebutkan ketentuan mana yang dilanggar oleh
Terdakwa dalam UU No 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, sehingga Surat
Dakwaan terutama delik dalam dakwaan subsidair yang disusun menjadi tidak jelas
dalam menguraikan tindak pidana mana yang dilanggar oleh Terdakwa dalam UU No
3 Tahun 1997.

Dalam putusan tersebut

1. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi Unsur Pasal 114 ayat 1
Unsur unsur dari pasal 114 yaitu ;
 setiap orang

ditunjukan kepada siapa saja Sebagai subjek hukum dalam hal pendukung hak dan kewajiban
yang memiliki keadaan sehat jasmani maupun rohani dalam berbuat hukum dan memiliki
kemampuan untuk bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah dilakukan.

Disini Subjek Hukum dalam perkara ini secara yuridis formil telah terpenuhi, akan tetapi untuk
menentukan apakah dirinya secara Yuridis Materiil benar-benar sebagai pelaku dari tindak
pidana, adalah sangat bergantung dari pembuktian terhadap unsur-unsur tindak pidana yang selanjutnya;

 tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk di jual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantaraan dalam membeli, menukar, atau menyerahkan
narkotika golongan 1,dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling
sedikit 1 miliar dan paling banyak 10 miliar.

dalam hal ini unsur melawan hukum terhadap terdakwa tidak dapat dibuktikan, dimana setiap
unsur tersebut tidak terpenehui terhadap terdakwa. Sebagaimana yang terdapat didalam surat
dakwaan bahwa saat penyidik melakukan penggebrekan di rumah terdakwa, tidak ditemukan
adanya barang bukti berupa narkotika dan terhadap Handphone yang ditemukan oleh terdakwa
juga tidak dapat dibuktikan dan yang selanjutnya dari keterangan para saksi juga tidak merujuk
kepada terdakwa.

Anda mungkin juga menyukai