Anda di halaman 1dari 8

1. Sebutkan wewenang Pengadilan Negeri dalam memeriksa dan memutus Praperadilan tentang!

Tugas praperadilan di Indonesia bersifat terbatas, berdasarkan Pasal 78 KUHAP dikaitkan dengan Pasal
77 KUHAP, praperadilan melaksanakan wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus:

(a) sah tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan. (b)
ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat
penyidikan atau penuntutan.

2. Sebutkan dan jelaskan jelaskan tahapan peradilan dalam perkara pidana di Pengadilan Negeri?

1.Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum (kecuali perkara tertentu dinyatakan tertutup
untuk umum);

2.PU diperintahkan untuk menghadapkan terdakwa ke depan persidangan dalam keadaan bebas;

3.Terdakwa ditanyakan identitasnya dan ditanya apakah sudah menerima salinan surat dakwaan;

4.Terdakwa ditanya pula apakah dalam keadaan sehat dan bersedia untuk diperiksa di depan
persidangan (kalau bersedia sidang dilanjutkan);

5.Terdakwa ditanyakan apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum (apabila didampingi apakah akan
membawa sendiri, kalau tidak membawa sendiri akan ditunjuk PH oleh Majlis Hakim dalam hal terdakwa
diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih/pasal 56 KUHAP ayat (1);

6.Dilanjutkan pembacaan surat dakwaan;

7.Atas pembacaan surat dakwaan tadi terdakwa (PH) ditanya akan mengajukan eksepsi atau tidak;

8.Dalam terdakwa/PH mengajukan eksepsi maka diberi kesempatan dan sidang ditunda;

9.Apabila ada eksepsi dilanjutkan tanggapan JPU atas eksepsi (replik);

10.Selanjutnya dibacakan putusan sela oleh Majlis Hakim;

11.Apabila eksepsi ditolak dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara (pembuktian)

12.Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh PU (dimulai dari saksi korban);

13.Dilanjutkan saksi lainnya;

14.Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli Witness/expert)

15.Pemeriksaan terhadap terdakwa;

16.Tuntutan (requisitoir);
17.Pembelaan (pledoi);

18.Replik dari PU;

19.Duplik

20.Putusan oleh Majlis Hakim.

3. Sebutkan muatan putusan pemidanaan!

4. Sebutkan dan jelaskan 5 bukti dalam KUHAP!

1. Keterangan Saksi

Keterangan saksi yang diberikan oleh seseorang dalam persidangan merupakan suatu keterangan
dari peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri atau ia mengalami sendiri dengan menyebut
alasan dan pengetahuannya itu. Dalam hal saksi tidak mendengar, melihat maupun mengalami sendiri
terkait peristiwa pidana tersebut melainkan ia hanya memberikan pendapat maupun rekaan yang
diperoleh dari hasil pemikiran saja, Maka hal tersebut bukan merupakan keterangan saksi. Saksi
biasanya terdiri dari pada saksi yang memberatkan (a charge) yang biasanya diajukan oleh Jaksa
Penuntut Umum (JPU) demi menguatkan dakwaannya, dan juga saksi yang meringankan (a de charge)
yang diajukan oleh terdakwa dalam rangka melakukan pembelaan terhadap dakwaan yang diberikan
kepadanya. Ketentuan Hukum mengenai keterangan saksi diatur di dalam Pasal 185 KUHAP.

2. Keterangan Ahli

Keterangan ahli merupakan keterangan yang diberikan seorang yang memiliki keahlian-keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan (Pasal 1 angka 28 KUHAP) seperti Visum et Repertum yang dibuat oleh dokter atau dokter
spesialis forensik. Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan, dan
menurut Wiryono Prodjodikoro "isi keterangan ahli dengan keterangan saksi pada point pertama diatas
berbeda". Keterangan seorang ahli lebih mengenai kepada suatu penilaian hal-hal yang sudah nyata ada
dan pengambilan kesimpulan mengenai hal-hal itu, sedangkan keterangan saksi ialah mengenai apa
yang dia dengar, lihat dan alami sendiri.

3. Surat

Dasar hukum mengenai alat bukti surat tertuang di dalam Pasal 187 KUHAP, yang dimana pada
dasarnya surat yang disebut dalam pasal tersebut ialah surat resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang untuk membuatnya. Namun agar surat resmi tersebut dapat bernilai sebagai alat bukti di
persidangan nantinya, Maka surat resmi tersebut harus memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat dan dialami sendiri oleh si pejabat, serta menjelaskan dengan tegas
alasan keterangan itu dibuatnya. Jenis surat semacam ini hampir meliputi semua surat yang dikelola
oleh aparat administrasi dan kebijakan eksekutif, misalnya KTP, SIM, passport, akte kelahiran , dan lain-
lainnya, dimana surat-surat tersebut dapat bernilai sebagai alat bukti surat.

4. Petunjuk

Petunjuk yang dimaksud dalam point ke 4 (empat) ini hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi,
surat , keterangan terdakwa (Pasal 188 KUHAP). Artinya baik mengenai perbuatan , kejadian atau
keadaan ada keterkaitan atau persesuaian dengan tindak pidana yang sedang disidangkan tersebut
untuk menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Penilaian atas alat
pembuktian petunjuk ini berdasarkan keyakinan yang terdapat di dalam hati nurani hakim, dimana
dalam memeriksa perkara tersebut harus berdasarkan dengan kecermatan dan kesaksamaan.

5. Keterangan Terdakwa

Terdakwa dalam memberikan keterangannya sebagai alat bukti dalam persidangan di pengadilan
hanya mencangkup 2 (hal), yaitu pengakuan dan pengingkaran mengenai tindak pidana yang
didakwakan kepadanya. Di dalam Pasal 189 KUHAP, keterangan terdakwa hanya dapat digunakan
terhadap dirinya sendiri dan juga dalam memutus perkara, keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk
membuktikan bahwa ia bersalah, melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lain seperti
Keterangan saksi, keterangan ahli, surat dan juga petunjuk.

5. Buatlah contoh : Surat tuntutan Pidana!

Keterangan : kasus bebas memilih.

April 27, 2018

SURAT TUNTUTAN

NO : Reg. PDM-/322/MKS/03/2018

Jaksa penuntut umum pada Kejaksaan Negeri Makassar dengan memperhatikan hasil pemeriksaan
dalam persidangan yang dilakukan oleh Majelis Hakim dengan penuh ketelitian, kesabaran, dan
kecermatan, terhadap terdakwa:

Identitas Terdakwa:

Nama : Arham Amriyadi


Umur : 23 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kebangsaan : Indonesia

Suku : Bugis

Tempat Tinggal : Jl. Britania Raya no. 9, Kota Makassar.

Agama : Islam

Pekerjaan : Pengusaha

Berdasarkan Surat Penetapan Hakim pada Pengadilan Negeri Semarang Nomor


728/PID,B/2018/PN.MKS, terdakwa dihadapkan kedepan persidangan pada hari Selasa tanggal 10 April
2018 dan pada persidangan tersebut kami telah membacakan surat dakwaan kami sebagai berikut:

1. Bahwa ia Terdakwa Arham Amriyadi pada hari Senin tanggal 1 Februari 2018 atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu lain pada bulan Februari 2018 bertempat di alamat korban JL. Timor No. 6 Kota
Makassar atau tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Makassar,
mengunjungi rumah korban, dengan maksud untuk meminjam mobil Toyota Avanza dengan Nomor
polisi DD 1234 SS miliki korban untuk digunakan pulang ke Palopo, yang kemudian menjanjikan akan
mengembalikan mobil tersebut pada esok hari yaitu tanggal 2 Februari 2018.

2. Bahwa selanjutnya terdakwa berangkat dari kota Makassar menuju Kota Palopo pada tanggal 1
Februari 2018 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain pada bulan Februari 2018.

3. Bahwa ia terdakwa Arham Amriyadi pada tanggal 2 Februari 2018 belum mengembalikan mobil
Toyota Avanza dengan Nomor polisi DD 1234 SS sebagaimana yang telah diberitahukan terdakwa
kepada korban

4. Bahwa pada tanggal 3 Februari korban terus menghubungi nomor ponsel terdakwa namum tidak
pernah aktif.

5. Bahwa korban sampai pada tanggal 5 Februari masih terus mencoba menghubungi terdakwa namum
sampai waktu itu nomor ponsel terdakwa masih tetap tidak aktif.

Perbuatan terdakwa telah melanggar sebagimana diatur dan diancam dengan pasal 372 KUHP tentang
Penggelapan

Fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan:

Sebelum kami menguraikan tentang unsur-unsur dari pasal yang didakwakan terhadap terdakwa,
terlebih dahulu izinkanlah kami menguraikan fakta-fakta yang terungkap dalam dalam pemeriksaan
persidangan secara berturut-turut berupa keterangan saksi-saksi, keterangan ahli, surat dan barang
bukti sebagai berikut:
I. Keterangan Saksi-Saksi

1. Saksi Korban Candra Geswilson Bin Kevin

Dibawah sumpah dan menerangkan sebagai berikut:

1) Saksi kenal dengan terdakwa

2) Pada hari Senin tanggal 1 Februari 2018 sekitar pukul 10:00, dirumah korban yang beralamat di JL.
Timor No. 6 Kota Makassar, terdakwa mengunjungi korban dan mengatakan sangat rindu dengan orang
tuanya serta memiliki rencana untuk mengunjunginya sehingga terdakwa ingin meminjam mobil korban
untuk digunakan ke rumah orang tuanya yang berada di Kota Palopo.

3) Korban memberikan kunci mobil beserta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

4) Pukul 11:00 terdakwa pamit kepada korban dan mengatakan akan mengembalikan mobil tersebut
esok hari tepatnya tanggal 2 Februari 2018.

5) Pada tanggal 2 Februari terdakwa belum mengembalikan mobil tersebut.

6) Nomor ponsel terdakwa selalu dihubungi namun tidak pernah aktif.

2. Saksi pertama Alfandi Dahru

Dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut:

1) Saksi kenal dengan terdakwa.

2) Hubungan saksi dan terdakwa adalah teman sejak kecil dan tetangga korban

3) Saksi melihatat terdakwa sampai di rumah orang tuanya pada pukul 16:00.

4) Saksi melihat terdakwa mengendarai mobil Toyota Avanza.

5) Terdakwa pernah berbicara kepada saksi mengenai kepemilikan mobil yang dikendarainya.

3. Saksi Kedua Kevin Geswilson

Dibawah sumpah dan menerangkan sebagai berikut:

1) Saksi mengenal terdakwa

2) Saksi tidak memiliki hubungan dengan terdawka

3) Pada tanggal 2 sampai dengan tanggal 5 Februari 2018 terdakwa menginap di rumah saksi.
4) Benar saksi melihat terdakwa mengendarai mobil Toyota Avanza berwaran putih.

5) Terdakwa meninggalkan rumah saksi pada tanggal 5 Februari 2018 pukul 10:00.

6) Tempat tinggal terdakwa tidak memiliki jaringan telepon.

4. Saksi Ahli

Dibawah sumpah dan menerangkan sebagai berikut:

1) Saksi merupakan ahli hukum pidana

2) Saksi merupakan guru besar hukum pidana dan mengajar di Universitas Hasanuddin Makassar, selain
sebagai dosen juga menjadi penulis dari beberapa buku hukum dan jurnal internasional

3) Menurut ahli tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh aturan hukum dan memilki sanksi
yang tegas jika aturan tersebut dilanggar.

4) Menurut ahli untuk bisa menjatuhkan pidana kepada seseorang maka orang tersebut haru terbukti
memiliki niat dan melakukan tindakan, jika salah satu dari kedua hal tersebut tidak terpenuhi maka tidak
bisa dijatuhkan sanksi pidana terhadapnya.

5) Seseorang yang melakukan perbuatan pidana tidak dapat dipidana jika jiks orang tersebut berada
dalam keadaan terpaksa, baik yang bersifat absolut maupun relatif.

II. Surat

Adapun bukti surat yang diajukan dalam persidangan ini adalah sebagaimana yang diatur dalam pasal
184 (1) KUHAP, yaitu:

1) Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dengan nomor 86/9837346/PLRI/MKS dengan nomor mesin
094986489468936 dan nomor rangka 0574856528847734 atas nama Candra Geswilson.

2) Buktik Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dengan nomor KJH/9876/00099/2008/MKS dengan nomor
mesin 094986489468936 dan nomor rangka 0574856528847734 atas nama Candra Geswilson.

III. Petunjuk

Yang dimaksud dengan petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya
baik antara satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah
terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya (pasal 188 ayat 1 KUHAP).
Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 188 ayat 2 KUHAP, alat bukti petunjuk tersebut hanya dapat
diperoleh dari keterangan saksi, maupun surat keterangan terdakwa.

Adapun persesuaian tersebut, antara lain menunjukan perbuatan, kejadian atau keadaan sebagai
berikut:

1) Bahwa benar telah terjadi tindak pidana penggelapan.

2) Bahwa benar kejadiannya di JL. Timor No. 6 Kota Makassar, pada hari Senin tanggal 1 Februari 2018.

3) Bahwa benar kejadian tersebut menyebabkan kerugian seseorang.

IV. Barang Bukti

- Mobil Toyota Avanza nomor polisi DD 1234 SS

V. Pembuktian

Setelah kami menguraikan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan ini, maka sampailah kami
pada pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa.

Bahwa terdakwa diajukan kedepan persidangan dengan dakwaan sebagai berikut:

Melanggar pasal 372 KUHP mengenai tindak pidana Penggelapan.

Adapun unsur-unsur dari pasal 372:

- Barang siapa

- Dengan sengaja dan melawan hukum

- Memiliki barang sesuatu seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain

- Bukan karena kejahatan

Dengan demikian jelaslah bahwa unsur dari pasal 372 KUHP sudah terbukti baik secara sah dan
meyakinkan.

Berdasarkan uraian kami tersebut diatas, maka kami berkesimpulan bahwa dakwaan yang didakwakan
Arham Amriyadi sudah terbukti dengan sah dan meyakinkan, yaitu melakukan tindak pidana
penggelapan, melanggar pasal 372 KUHP, sebagaimana didakwakan dalam dakwaan primair.

Majelis Hakim Yang Terhormat


Oleh karena terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan barulah melakukan tindak pidana
sebagaimana disebutkan diatas, maka sepantasnyalah atas diri terdakwa dijatuhi hukuman yang
setimpal dengan kesalahanya.

Berdasarkan uraian kami diatas, kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini dengan memperhatikan
ketentuan KUHP yang bersangkutan dalam perkara ini:

MENUNTUT

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan:

1. Menyatakan terdakwa Arham Amriyadi terbukti melakukan tindak pidana penggelapan melanggar
unsur pasal 372 KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Arham Amriyadi dengan pidana penjara 2 (dua) tahun
dikurangi sepenuhnya selama terdakwa berada dalam tahanan.

3. Menetapkan supaya terdakwa tetap dalam tahanan.

4. Menetapkan supaya terpidana membayar biaya persidangan sebesar Rp. 5000,- (lima ribu rupiah)

Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan serahkan dalam sidang hari ini, hari Selasa 17 April 2018

Jaksa Penuntut Umum.

Rusdi, S.H,.M.H

Jaksa Pratama

NIP 212412

Anda mungkin juga menyukai