Anda di halaman 1dari 20

PEMBUKTIAN DALAM Diskusi Terbatas,

Polda Riau
PENYIDIKAN 22 Oktober 2020
ALAT BUKTI KUHAP
1. Pasal 184 KUHAP :
A. Keterangan saksi
B. Keterangan ahli
C. Surat
D. Petunjuk
E. Keterangan Terdakwa
Catatan: Pahami pasal ini dalam Bab Pemeriksaan di Pengadilan pada
pembuktian dan putusan dalam acara pemeriksaan biasa.
ALAT BUKTI DI UU NO 19/2016 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UU 11/2008 INFORMASI
DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
Pasal 44 alat bukti berupa :
1. alat bukti yang diatur dalam KUHAP pasal 184
2. alat bukti lain berupa Informasi elektronik, dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya.
Syaratnya : Pasal 5 ayat (3) dan (4) dan Pasal 6
1. alat bukti tersebut sah jika menggunakan sistem elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
2. alat bukti lain tersebut, tidak berlaku untuk surat yang menurut UU harus dibuat dalam
bentuk tertulis
3. Alat bukti lain tersebut, tidak berlaku untuk surat beserta dokumen yang menurut UU
harus dibuat dalam bentuk akta notarial atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta
Dalam hal ada ketentuan lain bahwa informasi elektronik tersebut harus
bentuk tertulis atau asli, Informasi elektronik dan /atau dokumen elektronik
dianggap sah sepanjang informasi yang tercantum didalamnya dapat ng
tersebut dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga menerangkan suatu keadaan.
ALAT BUKTI : KETERANGAN
SAKSI
1. Dasar Hukum : Pengertian Saksi yaitu Pasal 1 angka 26 KUHAP
2. Dasar Hukum : Pengertian Keterangan saksi yaitu pasal 1 angka 27 KUHAP
Dalam perkembangannya ada putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 65/PUU-
VIII/2010 terkait pengujian pasal 1 angka 26 dan 27 KUHAP dihubungkan dengan
pasal 65 jo pasal 116 ayat (3) dan (4) pasal 184 ayat 1a KUHAP.
Putusan MK bermakna :
Keterangan saksi/ahli yang menguntungkan tersangka harus ditafsirkan dapat
dilakukan tidak hanya saat proses di persidangan tetapi juga proses penyidikan.
Menyatakan definisi saksi tidak hanya orang yang ia lihat, dengar, alami sendiri
tetapi setiap orang yang punya pengetahuan yang terkait langsung terjadinya tindak
pidana wajib didengar sebagai saksi.
3. pemeriksaan calon tersangka sebagai saksi dalam BAP terlebih dahulu menjadi
wajib, berdasarkan putusan MK Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015.
ALAT BUKTI KETERANGAN
AHLI
1. Dasar Hukum : pengertian keterangan ahli pasal 1 angka 28 KUHAP
2. Dasar Hukum : Keterangan ahli pasal 186 KUHAP
3. Dihubungkan dengan kewenangan penyidik terkait ahli : Pasal 120 KUHAP
Tolong dimaknai pengertian keterangan ahli pada proses pemeriksaan pada
pasal 186 KUHAP di persidangan dan pemeriksaan ahli pada penyidikan
yang terkandung dalam pasal 120 KUHAP.
Pahami pasal 43 ayat (5) huruf j UU 19 Tahun 2016 (ITE) tapi kaitkan dengan
penjelasannya, yaitu ahli di bidang teknologi informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis maupun praktis mengenai
pengetahuannya.
4. Ada 5 jenis keterangan ahli yang harus dipahami dalam hukum acara pidana (oemar eddy
Hiarej-UGM) :
a. keterangan ahli dari segi bahasa;
b. keterangan ahli secara teknis suatu prosedur;
c. keterangan ahli yang menjelaskan suatu peristiwa atau suatu perbuatan berdasarkan fakta
yang dikumpulkan terlebih dahulu, baik dari media massa, maupun tayangan yang
disaksikan dan lainnya;
d. keterangan ahli yang melakukan penelitian terhadap pelaku, korban, maupun alat yang
digunakan dalam melakukan kejahatan;
e. keterangan ahli yang ketika memberi keterangan berdasarkan keahliannya tanpa perlu
melakukan observasi atau pengamatan..
5. kesaksian ahli di persidangan memiliki corak yaitu tidak boleh masuk ke dalam
kasus konkret yang sedang dipersidangkan.
6. Bagaimana dengan keterangan ahli yang digunakan dalam tahap penyidikan ?
Apakah masih objektif ? Dikaitkan dengan jenis keterangan ahli !
ALAT BUKTI : SURAT
- Pengertian surat dan maknanya serta kategori : terdapat dalam pasal 187
KUHAP, adalah :
- Berita Acara atau surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat
keterangan tentang kejadian yang didengar, dilihat, atau yang dialaminya
sendiri, disertai dengan alas an yang jelas dan tegas tentang keterangannya
itu.
- Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukannya bagi pembuktian
sesuatu hal atau sesuatu keadaan.
- Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
secara resmi darinya.
- Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari
alat pembuktian lainnya.
ALAT BUKTI : PETUNJUK
1. Pasal 188 : petunjuk dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan
keterangan terdakwa
2. Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap
keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif dan bijaksana, setelah ia
mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan seksama
berdasarkan hati nuraninya.
3. Pengertian petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaanyang
karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun
dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu
tindak pidana dan siapa pelakunya.
PENYELIDIKAN
Pasal 5 KUHAP : kewajibannya penyelidik :
a. Menerim laporan atau pengaduan tentang adanya tindak pidana
b. Mencari keterangan dan menemukan suatu peristiwa yang diduga pidana (barang bukti awal)
c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri
d. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
 Mindik : baca pada perkaba Reskrim nomor nomor 1 dan 3 Tahun 2014 tentang
perencanaan dan pelaksanaan penyidikan tindak pidana
a. Mindik lidik sebelum LP
b. Mindik Lidik sesudah LP
c. Surat Edaran Kapolri Nomor 7 Tahun 2018 tentang penghentian penyelidikan
PENYIDIKAN
Sidik : Mencari serta mengumpulkan bukti, dengan bukti itu membuat terang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Lidik : mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sbg tindak pidana
guna menentukan dapat tidaknya dilakukan penyidikan…
Perbedaan diantara keduanya sangat erat terkait tindakan mindik yang
dilakukan….Tindakan upaya paksa…. Dan tindakan tanpa upaya paksa….
Baca Tindakan yang harus dilakukan Perkaba Reskrim Nomor 3 Tahun 2014
tentang pelaksanaan penyidikan.
CATATAN DOSEN
1. Hukum pembuktian bukanlah sistem yang teratur. Kuat atau lemahnya
pembuktian tergantung pada kesesuaian antara fakta yang satu dengan fakta yang
lain yang dapat dibuktikan dan diyakinkan kepada hakim.
2. Parameter pembuktian dalam perkara pidana terdapat dalam pada pasal 183
KUHAP ini yang dikenal dengan nama negative wettelijk bewijstheorie.
3. Parameter pembuktian tersebut diadopsi oleh hakim MK terkait syarat penetapan
tersangka dalam penyidikan (perluasan kewenangan hakim pra peradilan).
4. Kesesuaian antara alat bukti satu dengan alat bukti lain merupakan syarat utama
dengan mempedomani : apakah bukti tersebut relevan atau tidak dengan perkara
yang dilaporkan, jika bukti relevan maka pembuktian selanjutnya apakah bukti
tersebut dapat diterima ataukah tidak.
5. Pembuktian terkait juga dengan bukti permulaan yang cukup dan bukti yang
cukup.
6. Terkait pengertian bukti permulaan yang cukup dalam kasus yang melibatkan
perkembangan teknologi informasi maupun teknologi pengetahuan lainnya maka
tidak cukup mengandalkan alat bukti saksi saja tetapi dikuatkan dengan barang bukti
yang relevan dengan saksi, yang dikenal dengan physical evidence atau juga dengan
nama real evidence (rekaman video, CCTV atau alat pendukung lainnya)…. Ini yang
disebut bukti permulaan yang cukup.
7. Bukti yang cukup, selain bukti saksi dan bukti pendukung real evidence maka
dibutuhkan alat bukti lainnya untuk menjelaskan kesesuaian barang bukti tadi
dengan bukti saksi. Contoh pembunuhan mirna oleh jesica.
8. Alat Bukti adalah dapat menjelaskan sendiri peristiwa pidana atau tindak pidana. Dengan kata lain
dapat menjelaskan perbuatan pidana tanpa bantuan pihak.
9. Barang bukti digunakan untuk mengetahui posisinya dalam perbuatan pidana. Barang bukti
memerlukan penjelasan pihak lain yang statusnya sebagai alat bukti. Tanpa ada penjelasan dari pihak
lain tidak akan diketahui status atau kedudukan barang bukti tersebut dalam kasus yang dimaksud.
10. Barang bukti dalam satu kasus sangat besar pengaruhnya dalam membuktikan kesalahan
tersangka/terdakwa.
11. Kedudukan BB dalam kasus pidana hanya dapat digunakan untuk memperkuat alat bukti dan
tidak dapat digunakan sebagai alat bukti jika tetap statusnya BB.
12. BB ketika dapat dijelaskan oleh alat bukti secara bersesuaian posisinya atau kedudukannya maka
dapat berpotensi BB itu relevan dengan terangnya tindak pidana maka statusnya dapat ditingkatkan
menjadi salah satu alat bukti (seyogyanya ini pekerjaan oleh JPU dalam menyusun dakwaan).
13. Dalam hukum pembuktian ada dua jenis bukti : direct evidence (bukti langsung) dan
circumstansial evidence (bukti tidak langsung).
14. Hakim dapat memutus tanpa direct evidence. Contoh Pembunuhan berencana oleh
jessica. Terobosan oleh hakim (penemuan hukum) adalah motif tidak dibutuhkan dalam
pembunuhan berencana dan hakim memutuskan berdasarkan circumstansial evidence.
15. Circumstansial evidence adalah alat bukti (keterangan saksi, keterangan ahli) yang
menjelaskan barang bukti real evidence CCTV dan keterangan yang bersesuaian tersebut
diterima oleh hakim sebagai pembuktian tidak langsung. Jadi walau tidak ada saksi mata
melihat jesica menuangkan racun, namun barang bukti yang ada dapat dijelaskan oleh
keterangan ahli sebagai penjelasan tidak langsung terhadap barang bukti maka hakim
menerima alat bukti tersebut sebagai pembuktian tidak langsung.
WAJIB BACA ADMINISTRASI
PENYIDIKAN
1. KUHAP pasal ttg ketentuan umum, penyelidikan, penyidikan, dan upaya paksa.
2. Perkap nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana
3. Perkaba Reskrim nomor 1,2,3 dan 4 Tahun 2014 terkait SOP
4. Surat Edaran Kapolri nomor 7 Tahun 2018 tentang Henti Lidik
5. Surat Edaran Kapolri nomor 8 Tahun 2018 tentang pelaksanaan RJ/keadilan
restoratif.
6. STR Nomor 174 Tahun 2016 tentang acuan pemeriksaan ahli
7. Peraturan Bersama Menhukham, Kapolri, Kejaksaan Agung, Kehakiman thn 2010
isinya salah satunya tentang acuan bolak balik berkas yang mendapat P19 dari JPU.
BELAJAR ADALAH MAU TAHU, MAU MELAKUKAN TAHU DAN MAMPU
BERBUAT TAHU
BELAJAR SEPANJANG HAYAT
BELAJAR ADALAH PROSES
PENYIDIKAN ADALAH PROSES
PENYIDIKAN ADALAH BELAJAR
PENYIDIK YANG SUKSES ADALAH PENYIDIK YANG BERPROSES
NO GAIN WITHOUT PAIN

Anda mungkin juga menyukai