Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan 10:

Hukum Acara Pidana untuk


Audit Forensik

Habibie Nugroho Wicaksono, S.S.T.Akt., M.Sc.


Asas-Asas Hukum Acara Pidana

Asas-asas hukum acara pidana yang secara universal diterima, tapi


tidak selamanya diterapkan di semua negara terdiri atas:
1. Peradilan cepat, sederhana dan biaya ringan;
2. Praduga tidak bersalah;
3. Asas oportunitas;
4. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum;
5. Semua orang diperlakukan sama di depan hakim;
6. Peradilan dilakukan oleh hakim karena jabatannya dan tetap;
7. Tersangka/terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
8. Asas akusator;
9. Pemeriksaan hakim langsung dan lisan.
Penyelidikan, Penyidikan, dan Penuntutan

Penyelidikan
Serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa
yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya
dilakukan penyidikan

Penyidikan
Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya

Penuntutan
Tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan
negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur undang-undang
ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di persidangan
Tersangka, Terdakwa, dan Terpidana

Tersangka
Seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana

Terdakwa
Seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan

Terpidana
Seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum yang tetap
Bukti, Barang Bukti, dan Alat Bukti

Bukti
KUHAP tidak menjelaskan definisi bukti. Menurut KBBI, bukti adalah: “1 sesuatu
yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa; keterangan nyata; 2 hal yang menjadi
tanda perbuatan jahat.”

Barang Bukti
Benda, baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang berwujud maupun yang tidak
berwujud, yang mempunyai hubungan dengan tindak pidana yang terjadi

Alat Bukti
KUHAP tidak menjelaskan definisi alat bukti. Namun, perhatikan bunyi pasal 183
KUHAP: “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila
dengan sekurang - kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan
bahwa suatu tindak pidana benar - benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang
bersalah melakukannya.”
Barang Bukti

• Agar dapat dijadikan bukti, suatu barang harus disita terlebih dahulu
oleh penyidik
• Untuk melakukan penyitaan, penyidik harus memperoleh surat izin
dari Ketua Pengadilan Negeri di dalam daerah hukum dimana benda
tersebut berada
• Khusus untuk penyidik KPK, tidak memerlukan izin dari Ketua
Pengadilan Negeri setempat
Barang Bukti

Benda-benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah benda-benda


yang:
1. Seluruh atau sebagian diduga diperoleh merupakan hasil dari
tindak pidana
2. Dipergunakan secara langsung untuk melakukan atau
mempersiapkan tindak pidana
3. Dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana
4. Khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana
Alat Bukti

Ada lima, yaitu:


1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Keterangan terdakwa
5. Petunjuk
Keterangan Saksi

• Keterangan saksi merupakan alat bukti yang sah apabila saksi


memberikan keterangan di sidang pengadilan di bawah sumpah
tentang apa yang dilihatnya sendiri, didengarnya sendiri atau
dialaminya sendiri dengan menyebutkan alasan pengetahuannya
tersebut
• Keterangan saksi yang berasal dari pengetahuan orang lain, atau yang
didengar dari orang lain (testimonium de auditu), bukan merupakan
alat bukti
• Keterangan saksi yang tidak disumpah bukan merupakan alat bukti.
Namun, jika bersesuaian dengan saksi lain yang disumpah, dapat
dipergunakan sebagai alat bukti petunjuk
Keterangan Saksi

• Apabila saksi tidak hadir untuk memberikan keterangan di sidang,


maka keterangannya dalam BAP dibacakan. Keterangan saksi dalam
BAP mempunyai nilai yang sama dengan keterangan saksi apabila
bersesuaian dengan keterangan saksi yang diberikan di bawah
sumpah di persidangan
• Keterangan saksi dalam BAP yang tidak diberikan di bawah sumpah
yang dibacakan di persidangan bukan merupakan alat bukti, tetapi
dapat dipertimbangkan hakim untuk memperkuat keyakinannya
apabila bersesuaian dengan keterangan saksi atau alat bukti sah yang
lain
Keterangan Ahli

Ada dua cara memperoleh alat bukti keterangan ahli yang sah, yaitu:
1. Ahli memberikan keterangan di depan penyidik yang dituangkan
dalam bentuk BAP. Wajib bersumpah sebelum dilakukan BAP
2. Ahli memberikan keterangan di sidang pengadilan
Surat

Surat yang mempunyai nilai pembuktian sebagai alat bukti surat harus dibuat
atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah:
1. Surat yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di
hadapan yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau dialaminya sendiri disertai alasan tentang
keterangannya itu. Contoh: akta notaris, akta PPAT, berita acara lelang
negara, dll. BAP saksi dan tersangka tidak termasuk alat bukti surat
2. Surat yang dibuat menurut peraturan perudang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian suatu hal
yang menjadi tanggung jawabnya dan diperuntukkan bagi pembuktian suatu
hal atau keadaan. Contoh: SIM, Paspor, KTP, IMB, Ijazah, dll
3. Surat yang dibuat oleh ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai suatu peristiwa atau keadaan yang diminta secara resmi dari
padanya. Contoh: visum et repertum, laporan hasil audit BPK, dll.
Keterangan Terdakwa

• Keterangan terdakwa yang dinyatakannya di sidang pengadilan


tentang perbuatan yang dilakukannya atau yang diketahuinya atau
yang dialaminya sendiri, merupakan alat bukti
• Dalam hal terdakwa menyangkal BAP dirinya sendiri di persidangan,
maka keterangannya dalam BAP tersebut dapat menjadi alat bukti
petunjuk asalkan keterangan dalam BAP tersebut didukung oleh
suatu bukti yang sah
• Dalam hal terdakwa mengakui perbuatan yang didakwakan akan
tetapi pengakuannya itu tidak didukung alat bukti sah yang lain, maka
pengakuannya saja tidak cukup untuk membuktikan ia melakukan
tindak pidana yang didakwakan kepadanya
Petunjuk

• Perbuatan, kejadian, atau keadaan yang bersesuaian satu sama lain


atau bersesuaian dengan tindak pidana itu, dan dari persesuaian
tersebut membenarkan adanya suatu kejadian tertentu
• Suatu bukti baru diakui sebagai alat bukti petunjuk apabila diperoleh
dari alat bukti sah yang sudah ada terlebih dahulu, yaitu harus
terlebih dahulu diperoleh keterangan saksi, keterangan ahli,
keterangan terdakwa, atau surat
Petunjuk

Contoh alat bukti petunjuk:


• Saksi yang memberikan keterangan di sidang tetapi tidak disumpah.
Keterangannya baru dapat menjadi alat bukti petunjuk apabila
bersesuaian dengan keterangan dari saksi lain yang disumpah
• Surat bukti perjanjian di bawah tangan bukan alat bukti surat. Tetapi,
apabila bersesuaian dengan keterangan saksi, dapat menjadi alat
bukti petunjuk
UU 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 5:
“(1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
(2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah
sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di Indonesia.
(3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila
menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
(4) Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; dan
b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat
dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.”
UU 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
Pasal 1:
“1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat
elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya,
huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah
diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya…
4. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang
dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang
dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau
Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau
arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.”

Anda mungkin juga menyukai