PEMBUKTIAN
Hukum pembuktian merupakan ketentuan-ketentuan mengenai pembuktian yang
meliputi alat bukti, barang bukti, cara mengumpulkan dan memperoleh bukti
sampai pada penyampaian bukti di pengadilan serta kekuatan pembuktian dan
beban pembuktian. Sementara itu, hukum pembuktian pidana adalah ketentuan-
ketentuan mengenai pembuktian yang meliputi alat bukti, barang bukti, cara
mengumpulkan dan memperoleh bukti sampai pada penyampaian bukti di
pengadilan serta kekuatan pembuktian dan beban pembuktian dalam perkara
pidana.
PENGERTIAN PEMBUKTIAN
Pembuktian adl suatu proses kgtan utk mbktikan sstu/mnytakan kbnaran ttg
suatu peristiwa. Pasal 183 KUHAP mnytakan : “Hakim tdk blh mjtuhkan pid kpd
ssorg, kcli apbla dg skrang2nya dua alat bukti yg sah dan ia mprleh kykinan bhw
suatu tindak pid bnr tjd dan bhw terdakwalah yg brslah mlkkannya.
ALAT BUKTI&BARANG BUKTI
Ktntuan alat bukti yg sah diatur dlm Pasal 184 KUHAP :Keterangan
saksi;Keterangan ahli;Surat;Petunjuk;danKeterangan terdakwa.
Dlm sstm pembuktian hkm acara pid yg menganut stelsel negatief wettelijk,
hny alat2 bukti yg sah mnrut UU yg dpt dipergunakan utk pembuktian.
Barang Bukti, KUHAP tdk mnybetkan scra jls ttg yg dimksud dg barang
bukti. Namun dlm Pasal 39 ayat (1) KUHAP disbtkan apa2 sj yg dpt disita,
yaitu :benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau
sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana atau sebagai hasil dari
tindak pidana;benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya;benda yang
digunakan untuk menghalang-halangi penyelidikan tindak pidana;benda
yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak
pidana;danbenda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak
pidana yang dilakukan
Alat bukti adl sgl sstu yg ada hub-nya dg suatu prbtan, dmna dg alat2 bukti
tsb dpt diprgnkan sbg bhan pmbktian gna mnimbulkan kykinan hakim ats
kbnran adanya suatu tindak pid yg tlh dilkkan olh ssorg.Barang bukti adl
hsl srngkaian tndkan penyidik dlm pnytaan, penggeledahan, dan atau
pemeriksaan surat utk mngmbil alih dan atau mnyimpan di bwh
pnguasaannya bnda bergerak/tdk brgrak utk kpntingan pmbktian dlm
pnydikan, pnnttan, dan peradilan.
YG MENGAJUKAN ALAT BUKTI :
PU dg tjuan utk mmbktikan dakwaannya;danTerdakwa/PH, jk ada alat
bukti yg brsfat utk mringankan/mmbbaskan terdakwa.
YANG DIBUKTIKANDsr pmriksaan prsdangan adl surat dakwaan (utk
perkara biasa) atau catatan dakwaan (utk perkara singkat), yg brsi prbtan2
yg dilkkan olh seorg terdakwa pd hr, tgl, jam, srt tmp sbgmna
didakwakan.Olh krn itu yg dibuktikan dlm psidngan adl prbtan2 yg dianggp
mlnggar ktntuan tindak pidana.
TUJUAN&GUNA PEMBUKTIAN
1. Bagi PU = Pmbktian adl mrpkan usha utk mykinkan hakim yakni
brdsrkan alat bukti yg ada, agr mnytkan ssorg terdakwa bslah ssuai dg
surat/cttan dakwaan;
2. Bagi Terdakwa/PH = Pmbktian adl mrpkan usha sbliknya, utk mykinkan
hakim yakni bdsarkan alat bukti yg ada, agr hakim mnytkan terdakwa
dibbskan/dilpskan dr tnttan hkm/mrngankan pid-nya.
3. Bagi Hakim = ats dsr pmbktian tsb yakni dg adanya alat2 bukti yg ada
dlm prsdangan baik yg brsal dr PU/PH terdakwa dibuat dasar utk mbuat
keputusan.
HAL2 YG MNYNGKUT HKM
PMBKTIAN DIATUR SBB :
Sstm pmbktian diatur dlm Psl 183 KUHAP;
Mcm2 alat bukti diatur dlm Psl 184 KUHAP;
Kktan pmbktian diatur dlm Psl 185 s/d Psl 189 KUHAP :
1. Psl 186 KUHAP mngtur pnlaian Ket Ahli.
2. Psl 187 KUHAP mngtur pnlaian Surat.
3. Psl 188 KUHAP mngtur pnlaian petunjuk.
4. Psl 189 KUHAP mngtur pnlaian Ket Terdakwa.
SECARA TEORETIS TERDAPAT 4 TEORI
MENGENAI SISTEM PEMBUKTIAN YAITU :
1. Sistem pembuktian menurut Undang-undang secara positif (positief
wettelijke bewijs theorie)
Mnrut teori ini, sstm pmbktian positif bergantung pd alat2 bukti sbgmna dsb
scra limitatif dlm UU. Singkatnya, UU tlh mntukan ttg adanya alat2 bukti
mna yg dpt dipakai hakim, cara bgmna hakim mnggnakannya, kekuatan
alat bukti tsb dan bgmna hakim hrs mmutus terbukti atau tdknya perkara
yg sdang diadili.
Jadi jika alat-alat bukti tersebut digunakan sesuai dengan undang-undang
maka hakim mesti menentukan terdakwa bersalah walaupun hakim
berkeyakinan bahwa terdakwa tidak bersalahKebaikan sistem pembuktian
ini, yakni hakim akan berusaha membuktikan kesalahan terdakwa tanpa
dipengaruhi oleh nuraninya sehingga benar-benar obyektif karena menurut
cara-cara dan alat bukti yang di tentukan oleh uu.
2. Sistem pembuktian menurut keyakinan hakim melulu (conviction intime)
Pada sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim, hakim dapat
menjatuhkan putusan berdasarkan keyakinan belaka dengan tidak terikat oleh
suatu peraturan.
3. Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang logis
(Laconviction Raisonnee)Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan
seseorang bersalah berdasarkan keyakinannya, keyakinan yang didasarkan
kepada dasar-dasar pembuktian disertai dengan suatu kesimpulan (conclusie)
yang berlandaskan kepada peraturan-peraturan pembuktian tertentu.
Persamaan antara keduanya ialah keduanya sama berdasar atas keyakinan
hakim, artinya terdakwa tidak mungkin dipidana tanpa adanya keyakinan
hakim bahwa ia bersalah.
4. Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif (negatief
wettelijke bewijs theorie)Pada prinsipnya, sistem pembuktian menurut
undang-undang secara negatif menentukan bahwa hakim hanya boleh
menjatuhkan pidana tehadap terdakwa apabila alat bukti tersebut secara
limitatif ditentukan oleh undang-undang dan didukung pula oleh adanya
keyakinan hakim terhadap eksistensinya alat-alat bukti tersebut.
Artinya hakim hanya boleh menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak
pidana yang didakwakan apabila ia yakin dan keyakinannya tersebut
didasarkan kepada alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.Ada dua
hal yg mrpkan syarat utk mmbktikan kslhan terdakwa, yakni:pertama,
Wettelijk yaitu adanya alat-alat bukti yg sah dan dittpkan olh uu.kedua, yaitu
adanya keyakinan (nurani) dri hakim, shngga brdsarkan bukti2 tsb hakim
meyakini kslhan terdakwa. Antara alat-alat bukti dg keyakinan diharuskan
adanya hubungan causal (sebab akibat).
ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI
DASAR HUKUM
Pengertian Ahli : Psl 1 angka 28 KUHAPPsl 120 KUHAPPsl 132 KUHAPPsl
133 dan Psl 179 KUHAPPemeriksaan Ahli 179 KUHAPAlat Bukti Ket Ahli
184 ayat (1) huruf b dan Psl 186 KUHAP
“Ket ahli adl ket yg dibrikan olh seorg yg mmliki keahlian khusus ttg hal yg
diprlukan utk mbuat terang suatu prkra pid gna kpntingan pmriksaan” (Psl
1 angka 28 KUHAP).PENGERTIAN AHLIMmlki keahlian khsusus (Psl 120
KUHAP)Ahli ttg surat&tulisan palsu (132 KUHAP)Psl 133 KUHAP mnnjuk
Psl 179 KUHAP mngnai ahli kedokteran kehakiman&dokter lainnya
PEMANGGILAN&PEMERIKSAAN
AHLI
Pemanggilan Thdp Ahli Scra Patut&Sah (Psl 146 ayat (2) dan Psl 227
KUHAP) dipanggil olh PU/ptgas yg mlksnkan pnggilan tsb :- memuat tgl;-
hri srt jam sidang;- utk prkara apa ia dipanggil;- dipanggil 3 hri sblm
sidang;dan- ditempat tggl mrka/kediaman mrka trkhir;2. Ahli Tdk Mau
Hdir di Persidangan- hakim dpt mmrintah spya saksi tsb utk dihdpkan
diprsidangan (Psl 159 ayat (2) KUHAP)- dlm perkara pid, dg pid pnjra pling
lm 9 bulan; dan dlm prkra lain, dg pid pnjra pling lm 6 bulan (Psl 224
KUHP).
AHLI YG TDK MAU BERSUMPAH
Pasal 161 KUHAP :Dlm hal saksi atau ahli tanpa alasan yg sah mnolak utk
bersumpah atau berjanji sbgmna dimaksud dlm Pasal 160 ayat (3) dan ayat
(4), mk pmriksaan trhdapnya tetap dilkukan, sedang ia dg surat penetapan
hakim ketua sidang dpt dikenakan sandera di tmp rumah tahanan negara
paling lama 14 belas hari.Dlm hal tenggang waktu penyanderaan tsb tlh
lampau dan saksi atau ahli tetap tdk mau disumpah atau mngucapkan janji,
mk ket yg tlh diberikan mrpkan ket yg dpt menguatkan keyakinan hakim.
Ahli tdk hdr dlm sidang dg alsan yg sah (Psl 120 ayat (2) KUHAP
Ket ahli yg tdk hdr dlm sidang dg alsan yg sah, ket tsb dibacakan.(2) AhIi tsb
mengangkat sumpah atau mngucapkan janji di muka penyidik bhw ia akn
mberi ket mnrut pngtahuannya yg sbaik2nya, mk nilainya sma dg ket ahli yg
dinytakan dlm sidang. Akan ttpi jk ket ahli yg dibrikan di dpn penyidik dg
tdk mngcpkan sumpah atau janji, mk ket yg dibrikan cm mnguatkan
kyknan hakim.
KEKUATAN ALAT BUKTI KET AHLI
Pasal 186Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan.Suatu ket ahli bru mmpnyai nlai pmbktian, bl ahli tsb dimuka
hakim hrs brsumpah trlbih dhlu sblum mbrikan ket. Dg brsumpah br
mmpnyai nlai sbg alat bukti, (Lht Psl 120 ayat (2) KUHAP).Dg dmkian slku
ahli, mk ia mpnyai kwjban :Datang di prsidangan;Mngucapkan
sumpah;danMbrikan ket mnrut pngthuan dlm bdang keahliannya.