Simanjorang
Npm : 2216000303
Kelas : Reguler 2 J/S T1 2B
Mata kuliah : Hukum Acara
Dosen Penguji : Dr. Muhammad Arif Sahlepi,S.H.M.Hum
1) . Jelaskan dan sebutkan Pengertian dari “Hukum Acara”,dan apa saja
jenis Hukum Acara yang ada di Indonesia,Jelaskan!
Jawab;
Hukum acara (dikenal juga sebagai hukum prosedur atau peraturan
keadilan) adalah serangkaian aturan yang mengikat dan mengatur
tata cara dijalankannya persidangan pidana, perdata, maupun tata
usaha negara. Hukum acara dibuat untuk menjamin adanya sebuah
proses hukum yang semestinya dalam menegakkan hukum.
Ketentuan hukum yang mengatur proses beracara di pengadilan mengenai
penyelesaian pertikaian perkara (adjective low).
Hukum acara adalah rangkaian aturan yang mengatur tata cara
mengajukan suatu perkara ke suatu badan peradilan (pengadilan), serta
cara-cara hakim memberikan putusan. Hukum acara mengatur cabang-
cabang hukum yang umum, seperti hukum acara pidana dan perdata.
Masing-masing negara yang memiliki yurisdiksi dan kewenangan
mahkamah yang beragam memiliki aturan yang berbeda-beda mengenai
hukum acara.
Meskipun memiliki aturan yang berbeda-beda, umumnya hukum
acara di seluruh dunia memiliki unsur-unsur yang serupa. Hukum acara
memastikan hukum ditegakkan secara adil dan semestinya. Hukum acara
mengatur tata cara pendakwaan, pemberitahuan, pembuktian, dan
pengujian hukum materil demi terlaksananya hukum.
5). Sebutkan dan jelaskanlah jenis-jenis dari putusan dan maksud dan
tujuan dari upaya hukum,dan macam-macam atau bentuk dari upaya
hukum tersebut?
Jawab;
Upaya hukum adalah sidang di mana seseorang atau badan hukum
berhak menggugat suatu hal tertentu terhadap putusan hakim karena
merupakan tempat bagi pihak-pihak yang tidak puas terhadap putusan
hakim, yang dianggap bertentangan dengan apa yang diinginkan, yang
tidak sesuai dengan rasa keadilan, karena hakim juga merupakan orang
yang dapat melakukan kesalahan/kelalaian, sehingga keputusan yang
dibuat oleh pihak lain salah.
Pasal 1 no (12) upaya hukum biasanya akan mengatakan:
Upaya hukumnya adalah hak terdakwa atau jaksa untuk tidak menerima
putusan pengadilan dalam upaya perlawanan, banding atau kasasi, atau
hak terpidana untuk banding dalam hal dan cara yang ditentukan dalam
undang-undang ini.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa upaya hukum adalah setiap
usaha pribadi atau badan hukum yang dilakukan karena ketidakpuasan
terhadap proses hukum sebelumnya dan diputuskan oleh hukum.
Jenis-Jenis Upaya Hukum
Setiap terpidana mempunyai hak hukum, yaitu mengajukan banding atas
putusan yang dijatuhkan kepadanya oleh hakim pidana. Hak hukum ini
dapat dilaksanakan jika terpidana merasa bahwa hukuman yang
dijatuhkan berlebihan atau jika dia merasa tidak pernah melakukan
kejahatan yang dituduhkan.
Dalam praktek perkara pidana, kita mengenal adanya 2 (dua)
macam upaya hukum, yaitu ;
1. Upaya Hukum Biasa
a. Perlawanan/Verzet
upaya hukum tanpa kehadiran terdakwa (verstek) berdasarkan
putusan pengadilan. Pada dasarnya, kontradiksi ini jatuh ke pihak
tergugat yang kalah. Anda dapat mengajukan banding atas putusan
Verzet.
b.Banding
upaya hukum yang biasa dilakukan oleh salah satu atau kedua
belah pihak terhadap putusan pidana. Terpidana dapat mengajukan
banding jika tidak puas dengan isi putusan pengadilan negeri. Mahkamah
Agung kemudian akan menangani proses banding. Sebagaimana diatur
dalam Pasal 67 KUHAP yang menyatakan: Terdakwa atau penuntut
umum berhak meminta izin untuk naik banding terhadap putusan
pengadilan negeri, kecuali putusan bebas, dengan tidak mengurangi
tuntutan apapun yang berkaitan dengan pokok permohonan yang tidak
sah dan putusan pengadilan dalam sidang pengadilan yang dipercepat.
Putusan pengadilan yang dapat dimohonkan banding hanyalah
putusan pengadilan yang berbentuk putusan, bukan penetapan, karena
penetapan upaya hukum biasa hanya dapat digugat dalam kasasi.
Menurut Pasal 233 ayat (2) KUHAP, jangka waktu pengaduan adalah 7
(tujuh) hari sejak putusan dibacakan.
Jika jangka waktu banding telah berakhir, Pengadilan Tinggi menolak
banding tersebut karena keputusan pengadilan yang bersangkutan bersifat
final/Inkracht.
c. Kasasi
upaya hukum yang dapat ditempuh oleh salah satu atau kedua
belah pihak terhadap putusan pidana. Terpidana dapat mengajukan
banding atas putusan kasasi jika tidak puas dengan isi putusan kasasi
Mahkamah Agung. Mahkamah Agung kemudian akan menangani proses
kasasi. Sebagaimana diatur dalam Pasal 244 KUHAP yang menyatakan:
Dalam perkara pidana yang ada putusan tingkat terakhir oleh pengadilan
selain Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung, kecuali putusan bebas.