Anda di halaman 1dari 10

Nama : Reza Putra Pratama

NPM : 3019210262
Hukum Acara Pidana kelas A
TUGAS MERANGKUM Materi PEMBUKTIAN

PEMBUKTIAN

Acara pembuktian

 Pemeriksaan saksi (Pasal 160 KUHAP)


 Pemeriksaan Ahli
 Pemeriksaan Surat (Pasal 187 KUHAP)
 Pemeriksaan barbuk (Pasal 181 KUHAP) ; Apakah adanya persesuaian dengan alat bukti
lain -> petunjuk bagi hakim ( Pasal 188 KUHAP)
 Pemeriksaan Terdakwa ( Pasal 189 KUHAP)

Acara Pemeriksaan dianggap selesai dilanjutkan dengan JPU mengajukan Tuntutan (Pasal 182
ayat 1 huruf a)

Terdakwa / Penasehat hukum mengajukan pembelaan ( pasal 182 ayat 1 huruf b )

Prosedur pemerikasaan saksi


a. Saksi dipanggil dan di periksa seseorang demi seorang
b. Ketua sidang memeriksa identitas saksi
c. Saksi wajib mengucapkan sumpah
d. Wajib mendengarkan keterangan saksi tambahan baik yg diajukan JPU maupun
penasihat hukum (162 ayat 1 huruf c)
e. Cara pemeriksaan saksi yg berhalangan sah yaitu saksi meninggal dunia , saksi pindah
tempat tinggal sehingga sulit untuk menghadapkan nya ke persidangan atau saksi
sedang menjalankan tugas negara , maka kesaksiannya di bacakan dari BAP
Keterangan yg di berikan saksi
1. Apa apa yg dilhatnya sendiri
2. Apa apa yg didengarnya sendiri
3. Apa apa yg dialaminya sendiri
4. Menjelaskan dengan terang sumber dan alasan pengetahuannya , sehubungan dengan
peristiwa dan keadaan yg dilihatnya, didengarnya dan dialaminya.
( pasal 1 ayat 27 , pasal 185 KUHAP )

PEMBUKTIAN

 Sistem Pembuktian Negatif


Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana pada seorang , kecuali apabila dengan sekurang
kurangnya 2 ALAT BUKTI YG SAH yg memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar benar terjadi bahwa TERDAKWA yg bersalah melakukannya ( Pasal 183 KUHAP )

 Teori sistem pembuktian

1. Sistem pembuktian conviction in time


Pembuktian bebas , semata mata atas keyakinan hakim tanpa di dukung oleh alat bukti .
Misalnya : pengadilan jury
2. Sistem pembuktian conviction raisonce
Keyakinan hakim menjadi alat bukti , tetapi keyakinan tersebut dilandasi oleh alasan yg
masuk akal
3. Sistem pembuktian positif
Pembuktian didasarkna hanya dengan alat bukti tertulis saja
4. Sistem pembuktian negatif
Pembuktian selain didasarkan oleh alat bukti juga adanya keyakinan hakim
 Macam-macam Alat Bukti (Pasal 184 KUHAP)
1.Keterangan Saksi
2. Keterangan Ahli
3.Surat
4. Petunjuk
5.Keterangan Terdakwa

 Keterangan Ahli

- Keterangan Ahli yaitu apa


yang seorang ahli nyatakan di
Pengadilan.
- Saksi Ahli mengandung dua alat bukti, bilamana Saksi Ahli tersebut datang ke
Pengadilan.
- Keterangan Ahli dapat berupa Bukti Surat, bilamana Ahli
tersebut tidak dapat datang ke Pengadilan.

 Petunjuk
- Petunjuk adalah perbuatan kejadian atau keadaan baik antara
yang satu dengan yang lain menandakan bahwa telah terjadi suatu Tindak Pidana dan
siapa pelakunya.
- Dapat diperoleh dari ; Keterangan Saksi Surat, Keterangan Terdakwa.
- Dilakukan oleh Hakim dengan arif dan bijaksana
Keterangan Terdakwa
A. Yang Terdakwa nyatakan di Persidangan tentang perbuatan yang la lakukan, la ketahui
sendiri atau yang dialaminya sendiri.
B. Keterangan yang diberikan diluar persidangan, dapat digunakan
untuk membantu menemukan bukti pada persidangan.
C. Keterangan Terdakwa hanya digunakan untuk dirinya sendiri.
D. Keterangan Terdakwa saja tidak cukup membuktikan bahwa
la bersalah, namun juga harus disertai dengan alat bukti yang lain.

Penerapan Keterangan Saksi


(Pasal 185 KUHAP)

a. Saksi mendengar sendiri, melihat sendiri, mengalami sendiri dan memberikan alasan
pengetahuannya dan dinyatakan dalam Persidangan
b. Satu Saksi tidaklah cukup, harus ada alat bukti lain.
Unus Testi
Nullus Testi
c. Hasil rekaan, pendapat, bukan sebagai keterangan saksi.

Hakim dalam menilai kebenaran keterangan saksi harus keterangan sungguh-sungguh:

a. Persesuaian antara saksi yang satu dengan yang lain.

b. Persesuaian keterangan saksi dengan alat bukti lain.

c. Alasan yang dipergunakan saksi dalam memberikan keterangan tertentu.


d. Cara hidup dan kesusilaan saksi yang dapat mempengaruhi keterangan itu dipercaya.
Macam-macam Saksi :
1. Saksi yang memberatkan terdakwa ( a Charge )
2. Saksi yang meringankan terdakwa ( a de charge )
3. Saksi mahkota ( sama-sama pelaku yang menjadi saksi bagi teman nya sesama pelaku T P )
4. Saksi de auditu (keterangan yang diberikan saksi dari orang lain )

TUNTUTAN Dan PEMBELAAN ( Pasal 182 KUHAP )

Tuntutan ( pasal 182 ayat 1)


Tuntutan (requisitor) diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum
Muatan Tuntutan :
1. Hal-hal yang terbukti dan tidak terbukti dalam Persidangan.
2.Hal-hal yang meringankan dan memberatkan Terdakwa.
3. Pasal dakwaan yang dianggap terbukti.
4. Hukuman yang dituntut kepada Terdakwa.

Pembelaan ( pasal 182 ayat 1 huruf b)


Pembelaan dari Penasihat Hukum
1. Pendahuluan, berisi ucapan terima kasih telah menerapkan
prinsip hukum Presumption Of Innonsence.
2. Ringkasan Surat Dakwaan dan Tuntutan beserta Tanggapannya
3. Fakta-fakta di Persidangan.
4.Analisis Fakta dan Analisis Yuridis
( Kecocokan perbuatan yang di Dakwakan dengan Pasal yang
di Tuduhkan)
5. Kesimpulan berisi permohonan agar Terdakwa dibebaskan
atau dihukum seringan-ringannya.
6. Penutup
RANGKUMAN PASAL PEMBUKTIAN

Pasal 160 KUHAP


a) a.Saksi dipanggil demi seseorang oleh hakim setelah mendengar pendapat dari penuntut
umum, terdakwa atau penasihat hukum.
b) b. korban menjadi saksi awal yang di dengar.
c) c. Saksi dapat memberatkan atau meringankan terdakwa, hakim ketua wajib mendengar
keterangan saksi.
2) Hakim ketua meminta keterangan lengkap terdakwa, lalu apakah saksi memiliki hubungan
dengan terdakwa.
3) Saksi memberikan keterangan dengan memberikan sumpah terlebih dahulu.
4) Jika perlu saksi memberikan sumpah kembali ketika selesai memberikan sumpah.

Pasal 187 KUHAP


Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
dikuatkan dengan sumpah, adalah :
a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang
atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangannya itu
b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang
diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
c. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai
sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;
d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang
lain.

Pasal 181 KUHAP


(1) Hakim ketua sidang memperlihatkan kepada terdakwa segala barang bukti dan menanyakan
kepadanya apakah ia mengenal benda itu dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 undang-undang ini.
(2) Jika perlu benda itu diperlihatkan juga oleh hakim ketua sidang kepada saksi.

Pasal 189 KUHAP


(1) Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
(2) Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu
menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah
sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya.
(3) Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.
(4) Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan
perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti yang lain.

Pasal 182 KUHAP


(1)
a. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, penuntut umum mengajukan tuntutan pidana;
b. Selanjutnya terdakwa dan atau penasihat hukum mengajukan pembelaannya yang dapat
dijawab oleh penuntut umum, dengan ketentuan bahwa terdakwa atau penasihat hukum
selalu mendapat giliran terakhir;
c. Tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakukan secara tertulis dan setelah
dibacakan segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak
yang berkepentingan.

Pasal 162 KUHAP


1) Jika saksi sudah memberikan keterangan, tetapi saksi meninggal, atau berhalangan hadir
dengan alasan tertentu maka keterangan yang telah diberikannya itu dibacakan.
2) keterangan itu disamakan nilainya dengan keterangan saksi di bawah sumpah yang diucapkan di
sidang, jika keterangan telah di bawah sumpah.
Pasal 185 KUHAP
(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.
(2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah
terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat
bukti yang sah lainnya.
(4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan
dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya
satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau
keadaan tertentu.

(5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan
keterangan ahli.
(6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh
memperhatikan:
a) persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b) persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c) alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu;
d) cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya;

(7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak
merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang
disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.

Pasal 183 KUHAP


Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya
dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi
dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
Pasal 184 KUHAP
(1) Alat bukti yang sah ialah : a. keterangan saksi; b. keterangan ahli; c. surat; d. petunjuk; e.
keterangan terdakwa.
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.

Pasal 185 KUHAP


(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan.
(2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah
terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat
bukti yang sah lainnya.
(4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan
dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya
satu dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau
keadaan tertentu.

(5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan
keterangan ahli.
(6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh
memperhatikan:
a) persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
b) persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c) alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan yang tertentu;
d) cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat
mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya;

(7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan yang lain, tidak
merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang
disumpah dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.

Anda mungkin juga menyukai