Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktek Yustisi Pada
Fakultas Syariah dan Hukum Islam Program Studi Hukum Keluarga Islam
(IAIN) Bone
Oleh :
KELOMPOK X
ASPIRA ASTIWI
742302019029
AYULIARTI
742302019030
(IAIN) BONE
2022
A. Alat Bukti
hakim atas kebenaran adanya suatu tindak pidana yang telah dilakukan oleh
terdakwa.
b. Terdakwa atau penasehat hukum , jika ada alat bukti yang bersifat
hukum.
jelmaan asas praduga tak bersalah (Pasal 66 KUHAP). jadi pada prinsipnya
dalam hukum pembuktian dengan sistem negatif. Ketiga hal pokok itu
telah tertuang dalam Pasal-Pasal bagian keempat KUHAP.mengenai
cara menggukan alat bukti- alat bukti dan kekuatan pembuktian alat
(1) KUHAP.
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan terdakwa
keterangan saksi adalah salah satu alat bukti perkara pidana merupakan’’
pengetahuannya’’.
sidang pengadilan.
perkara pidana.
Dalam praktik alat bukti ini disebut alat bukti ini disebut alat
bukti saksi ahli.Tentu saja pemakaian istilah ‘’ saksi ahli ‘’ tidak benar.
ahli atau keterangan ahli. Bahwa isi keterangan yang disampaikan saksi
adalah segala sesuatu yang ia dengar sendiri , ia lihat sendiri dan ia alami
sendiri . pada keterangan saksi haruslah diberikan alas an dari sebab
mengenai segala hal yang dilihat , dengar dan dialaminya sendiri. Tetapi
dua Pasal, Pasal184 dan secara khusus Pasal-Pasal saja, Pasal 304,305,
306. Meskipun hanya tiga Pasalyang isinya hampir sama dengan Pasal
187 KUHAP. Tetapi dalam Pasal 304 HIR , disebut kan bahwa aturan
tentang nilai kekuatan dari alat bukti surat- surat pada umumnya dan
surat- surat resmi (openbaar) dalam hukum acara perdata harus diturut
menurut hukum acara perdata. Sayang ketentuan seperti Pasal 304 HIR
ini, tidak adalagi dalam KUHAP. Dulu ketika masih berlakunya HIR
alat bukti dalam perkara pidana adalah merupakan alat bukti bebas.
Tidak ada sesuatu alat bukti pun yang mengikat hakim, termasuk akta
acara perdata kebenaran formil sudah cukup, seperti halnya bukti akta
otentik yang menurut hukum acara perdata adalah alat bukti sempurna.
Tetapi dalam hukum pembuktian perkara pidana satu akta otentik saja
akan lumpuh kekuatan buktinya apabila tidak ditunjang oleh satu alat
bukti lainnya, meskipun hakim yakin akan kebenaran dari akta otentik
penduduk atau KTP. Surat yag disebut huruf ( c ), adalah surat yang
yang lain dalam Pasal 184 KUHAP , maka alat bukti petunjuk bukan satu
bukti yang bulat dan berdiri sendiri , melainkan suatu alat bukti bentukan
hakim. Hal itu tampak dari batasannya dalam ketentuan Pasal 188 ayat 1
karena persesuaian , baik antara yang satu dengan yang lain, maupun
dengan tindak pidana itu sendiri , menandakan bahwa telah terjadi suatu
tindak pidana dan siapa pelakunya. Oleh karena keberadaan dan bekerjanya
alat bukti petunjuk ini cenderung merupakan penilaian terhadap hubungan
atau persesuaian antara isi dari beberapa alat bukti lainnya. Bukan alat
bukti yang berdiri sendiri , maka dapat dimaklumi apabila sebagian ahli
sebagai suatu alat bukti, padahal pada hakekatnya tidak ada. Karena
isi alat bukti – alat bukti yang lain, misalnya keterangan saksi .
apabila dari alat bukti yang tidak cukup kuat untuk membuktikan
B. Sumpah
yang dapat kita temukan dalam Hukum Acara Perdata. Ketiga istilah ini
satu alat bukti yang diakui dalam Hukum Acara Perdata. Pasal 1865
mengenai pembuktian:
sebenarnya.
Sumpah Decisoir, Suppletoir, dan Aestimatoire
pemutus ini mempunyai sifat dan daya litis decisoir, yang berarti
Perdata:
a. dalam persengketaan apa pun juga, kecuali dalam hal kedua belah
b. pada setiap tingkatan perkara, bahkan dalam hal tidak ada upaya
bidang perkawinan.
Syarat ini disebut pada Pasal 1930 ayat (2) KUH Perdata dan
atau bantahan jika sama sekali tidak ada upaya lain untuk
membuktikannya dengan alat bukti lain. Kalau ada alat bukti lain,
Syarat ini disebut pada Pasal 1929 ayat (1) KUH Perdata dan
memerintahkan.
itu dapat diputuskan perkara itu atau dapat ditentukan jumlah uang
yang dikabulkan.”
tambahan adalah:
pembuktian.
terakhir Pasal 155 ayat (1) HIR dan Pasal 1940 KUH Perdata. Yahya
jumlah nilai ganti rugi atau harga barang yang digugat oleh penggugat.
nilai harga barang yang dituntutnya, begitu juga tergugat tidak mampu
sebenarnya, taksiran atas ganti rugi atau harga barang itu dapat
rugi atau harga yang akan dikabulkan. Jadi, penerapan sumpah ini baru
dapat dilakukan apabila sama sekali tidak ada bukti dari kedua belah
pokok gugatan;
C. Persangkaan
hakim dari peristiwa yang jelas atau terang ke arah peristiwa yang
belum terang atau jelas. Dari peristiwa yang terang dan nyata ini ditarik
4. Kesimpulan yang ditarik oleh hakim dari peristiwa yang jelas kearah
keputusan diawali dengan adanya persangkaan saja tidaklah cukup harus ada
Alat bukti masuk dalam persangkaan atau bukan terletak pada persoalan
apakah alat bukti itu memberikan kepastian yang langsung mengenai peristiwa
yang diajukan untuk dibuktikan atau mengenai peristiwa yang tidak diajukan
untuk dibuktikan atau sangkut pautnya dengan peristiwa yang diajukan untuk
tolak dari data atau fakta yang telah terbukti dalam persidangan, untuk
mengungkap fakta yang belum diketahui dengan cara menarik kesimpulan dari
fakta yang telah ada dan terbukti tersebut. Jadi hakim dalam persidangan harus
pandai dan jeli membuat membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat
jawaban dari pertanyaan tersebut dan saling berhubungan erat, maka hakim
bukti dengan merujuk pada alat bukti lainnya dengan demikian juga satu
persangkaan saja bukanlah merupakan alat bukti (Eddy O.S Hiariej, 2012:81).
berdasarkan alat bukti persangaan saja, tetapi harus disertai dengan bukti- bukti
tersebut harus saling berhubungan satu sama lain dengan peristiwa hukum
persangkaan saja, maka bukti tersebut secara yuridis belum sempurna. Apabila
saja, maka alat bukti tersebut secara yuridis sangatlah lemah atau tidak
2011:272).
Secara yuridis persangkaan-persangkaan jika ditambah dan atau disertai
dengan bukti-bukti lain yang ada hubungannya dengan peristiwa hukum sesuai
Berdasarkan Pasal 164 HIR, Pasal 283 Rbg, dan Pasal 1866 KUH
penting, seksama, tertentu dan ada hubungannya satu sama lain. Persangkaan
yang demikian hanyalah boleh dianggap dalam hal-hal dimana undang- undang
suatu bantahan terhadap suatu perbuatan atau suatu akta, berdasarkan alasan
warga setempat bahwa rumah tangga penggugat dan tergugat sering terjadi
keterangan saksi saling berkaitan, logis dan sesuai dengan peristiwa yang