Anda di halaman 1dari 9

LEMBAGA BANTUAN HUKUM

PASANGKAYU
LBH–PASANGKAYU
Alamat : Jl. Moh Hatta,Depan Kantor PLN Pasangkayu
Telp. 085256372495.
Email :lbhpasangkayu@gmail.com

NOTA PEMBELAAN
NOMOR : 162/Pid.Sus/2021/PN.Pky

Bahwa kami Penasehat Hukum atas nama Terdakwa :

Nama Lengkap : FIRMAN Alias EMMANG Bin H. RADDE


Tempat Lahir : Bone
Umur / Tgl. Lahir : 39 Tahun /31 Desember 1983
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan / Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Dusun Bukit Sari Desa Motu Kecamatan Baras
Kabupaten Pasangkayu
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani/Pekebun
Pendidikan Terakhir : SD

Berdasarkan Surat Penetapan dari Ketua Pengadilan Negeri Pasangkayu melalui


Ketua Majelis Hakim dalam Perkara Nomor 162/Pid.Sus/2021/PN.Pky, menunjuk
kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa, dengan memperhatikan hasil
pemeriksaan perkara a quo di muka persidangan, dengan ini kiranya atas perkenan
Majelis Hakim Yang Mulai kami Penasehat Hukum Terdakwa menyampaikan Nota
Pembelaan sebagai berikut :

Majelis Hakim Yang Mulia,


Sdr. Jaksa Penuntut Umum, yang kami hormati.

Puji Syukur kita pantjatkan kehadirat Allah SWT, Atas limpahan Rahmat dan
Karunianya kepada kita semua, sehingga Persidangan hari ini berjalan dengan baik,
lancar dan tepat waktu sesuai dengan rencana dan agenda Persidangan yang telah
disepakati bersama. Kami sebagai Penasihat Hukum Terdakwa mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Majelis Hakim Yang Mulia dalam perkara ini
yang telah memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa dengan penuh kesabaran,
ketekunan serta menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia (HAM) sesuai dengan
peraturan yang ada, berbagai hambatan dan rintangan terutama ketika jaringan
internet yang kurang baik sehingga terkadang menghambat jalannya sidang yang
dilakukan secara online namun dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana serta
penuh kesabaran, sehingga pilar-pilar keadilan masih berdiri kokoh dan tegak lurus
di Pengadilan Negeri Pasangkayu ini.

Majelis Hakim Yang Mulia,


Sdr. Jaksa Penuntut Umum, yang kami hormati.

Bahwa dalam nota pembelaan ini kali ini kami Penasehat Hukum dari Terdakwa
akan melakukan pembelaan dengan mengikuti metode analisa yang digunakan oleh
Sdr. Jaksa Penuntut Umum sebagaimana yang termuat dalam surat tuntutannya
untuk mempermudah penasehat hukum dalam melakukan pembelaan untuk
Terdakwa dan memudah Majelis Hakim Yang Mulia dalam menilai kualitas
Pembuktian dari analisis hukum antara Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan
Pledoi dari Penasehat Hukum Terdakwa .

Majelis Hakim Yang Mulia sekiranya dalam Pledoi ini diangggap telah termuat
secara lengkap seluruh keterangan-keterangan saksi dan Terdakwa dalam Surat
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum, demikian pula dengan fakta-fakta persidangan
dengan dasar keyakinan pasti bahwa seluruh rangkaian persidangan telah dicatat
secara lengkap dan benar oleh Panitera Pengadilan Pasangkayu, sehingga kami
hanya memuat hal-hal yang menurut kami penting untuk disampaikan dalam nota
pembelaan ini.

PETUNJUK :

Berdasarkan pasal 188 ayat (1) KUHAP menentukan bahwa petujuk adalah
perbuatan kejadian atau keadaan yang karena kesesuaiannya baik antara satu
dengan yang lain maupun tindak pidana itu sendiri menandakan bahwa telah terjadi
suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

Berdasarkan Pasal 188 ayat (2) KUHAP menentukan bahwa petunjuk sebagaimana
di maksud dalam ayat (1) hanya dapat di peroleh dari :
a. Keterangan saksi
b. Surat
c. Keterangan terdakwa
Memperhatikan keterangan para saksi yang di berikan di persidangan serta barang
bukti, yang di hubungkan dengan keterangan terdakwa sendiri, maka satu sama lain
saling berkaitan dan saling menguatkan serta bersesuaian, yang membentuk satu
rangkaian kejadian yang mengandung isyarat yang bersesuaian dengan tindak
pidana yang di dakwakan, sehingga dapat diperoleh suatu “petunjuk” yang
membentuk suatu “kenyataan” bahwa telah terjadi tindak pidana sebagaimana
yang telah dilakukan oleh terdakwa.
M. YAHYA HARAHAP,S.H. dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP Jilid II terbitan Pustaka Kartini Jakarta 1988 Hal. 839. Petunjuk
ialah suatu “isyarat” yang dapat “ditarik dari suatu perbuatan, kejadian atau keadaan
di mana isyarat tadi mempunyai persesuaian” antara yang satu dengan yang lain
maupun isyarat tadi mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu sendiri, dan
dari isyarat yang bersesuaian tersebut “melahirkan” atau “mewujudkan” suatu
petunjuk yang “membentuk kenyataan” terjadinya suatu tindak pidana dan
terdakwalah pelakunya.

Berdasarkan alat bukti yang terungkap dipersidangan berupa keterangan saksi-


saksi, ahli, surat, keterangan terdakwa, dan Barang bukti yang diajukan dalam
persidangan dan dibenarkan oleh para saksi serta barang bukti yang ditunjukan pada
waktu persidangan telah dilakukan penyitaan secara sah maka diperoleh alat bukti
petunjuk bahwa atas Tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut umum untuk terdakwa FIRMAN
Alias EMMANG Bin H. RADDE tidaklah terbukti, meskipun penasehat hukum
terdakwa telah bersepakat bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana
penyalah guna narkotika atau korban dari peredaran Narkotika Jenis sabu sabu

ALAT BUKTI SURAT :

Berdasarkan Pasal 187 KUHAP, surat sebagaimana dimaksud pasal 184 ayat (1)
huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah :

- Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum
yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan
tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dialaminya sendiri,
disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangan itu ;
- Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat
yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu
hal atau sesuatu keadaan ;
- Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara
resmi kepadanya ;
- Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain;
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas surat dalam perkara ini adalah :
 Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab :
3402/NNF/VII/ 2021, pada hari Jum’at tanggal 16 bulan Juli tahun 2021;
 Berita Acara Pemeriksaan saksi dan terdakwa.

BARANG BUKTI :

- 8 (delapan ) paket/sachet plastik bening kecil yang diduga berisi Narkotika Jenis
sabu-sabu;
- 1 (satu) batang pireks;
- 2 (dua) korek gas;
- 1 (satu) kotak Plastik bening;
- 1 (satu) pipit plastik;
- 1 (satu) botol kaca (bong).

ANALISA YURIDIS :

Majelis Hakim Yang Mulia,


Sdr. Jaksa Penuntut Umum, yang kami hormati.

Berdasarkan uraikan keterangan saksi, surat, petunjuk, keterangan terdakwa dan


barang bukti, berikut ini kami akan analisa secara yuridis sesuai fakta persidangan
sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam penerapan pasal yang tepat atas
tindakan/perbuatan Terdakwa sudah tepat dan adil.
Bahwa Sesuai surat dakwaan yang telah dibacakan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum
di depan persidangan yaitu dakwaan alternatif kesatu yaitu Pasal 114 Ayat (1)
Undang–undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika atau
dakwaan alternatif kedua yaitu Pasal 112 Ayat (1) Undang–undang Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang kemudian oleh Jaksa
Penuntut umum dalam tuntutannya telah berkesimpulan bahwa atas perbuatan
Terdakwa dapat dituntut dakwaan alternatif kedua, yaitu :
Pasal 112 Ayat (1) Undang–undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, dengan unsur-unsur sebagai berikut :

1. Setiap orang;

2. Tanpa hak atau melawan hukum;

3. memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I


bukan tanaman.

Sehubungan dengan dakwaan dan tuntutan tersebut Penasehat hukum berpendapat


bahwa hal yang wajib untuk kemudian dibuktikan adalah maksud dan tujuan atas
kepemilikan, penguasaan narkotika tersebut, apakah untuk dijual, apakah terdakwa
menjadi perantara, apakah sedang menyediakan untuk orang lain ataukah untuk
dipergunakan sendiri dan dalam keadaan bagaimana terdakwa pada saat tertangkap
serta berapa banyak Narkotika yang dalam penguasaan Terdakwa.
Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan, terdakwa tertangkap
tangan oleh petugas kepolisian dan ditemukan barang bukti narkotika berupa shabu
setelah dilakukan penggeledahan. Bahwa dalam keterangannya saksi atas nama
VERDY IBRAHIM Bin IBRAHIM dan saksi YASSER ARAFAT yang keduanya
merupakan anggota kepolisian yang telah melakukan penangkapan memberikan
keterangan dalam persidangan bahwa “pada saat penangkapan FIRMAN Alias
EMMANG Bin H. RADDE, mengakui dihadapan para saksi bahwa Terdakwa
menyimpan dan menguasai Narkotika jenis sabu untuk digunakan” keterangan yang
diungkap oleh saksi VERDY IBRAHIM Bin IBRAHIM dan saksi YASSER ARAFAT
tersebut dibenarkan oleh Terdakwa.
Bahwa dalam Fakta persidangan terdakwa menjelaskan pekerjaan sehari-hari
terdakwa adalah sebagai pemanen sawit dan menyatakan bahwa terdakwa
menggunakan Narkotika jenis sabu-sabu untuk terdakwa pakai bekerja panen sawit
dan terakhir menggunakan sabu-sabu yaitu hari dimana terdawa ditangkap yaitu
pada hari Jumat tanggal 02 Juli 2021 dirumah terdakwa, terdakwa pula menjelaskan
bagaiman cara mengguganakan sabu-sabu.
Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdr. Jaksa Penuntut Umum, yang kami hormati.
Bahwa atas surat tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut Umum kami Penasehat Hukum
Terdakwa berpandangan tuntutan tersebut tanpa pertimbangan yang jelas dan
analisa yang tidak cermat yang pastinya merugikan terdakwa yang sangat
bertentangan kaidah dan cita hukum yang ingin dicapai dalam proses persidangan
ini. sebagai seorang penegak hukum harus bersikap secara jujur dan adil, menggali
fakta yang sebenarnya, apa tujuan seorang penyalahguna yang kedapatan memiliki,
menguasai dan membawa narkotika tersebut, apakah untuk diperdagangkan
ataukah untuk digunakan bagi dirinya sendiri, sebagai acuan untuk menentukan
apakah seseorang tersebut adalah penyalahguna bagi diri sendiri atau bukan.
Bahwa dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 angka 15
bahwa yang dimaksud Penyalahguna adalah orang yang menggunakan Narkotika
tanpa hak atau melawan hukum berkaitan dengan sebagai seorang penyalahguna
dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 yang klausul pada
diktum pasal tersebut mensyaratkan hal-hal sebagaimana dalam Ayat (3) berbunyi :
“Pecandu Narkotika yang sedang menjalani proses peradilan dapat ditempatkan
dalam lembaga rehabilitasi medis dan/atau rehabilitasi sosial” dan mengenai
wajib lapor dan Rehabilitasi sebagai mana tersebut diatas, dipertegas lagi dalam
Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri
Kesehatan RI, Menteri Sosial RI, Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian RI, Kepala BNN
RI tahun 2014,
Pengertian dari rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial telah diuraikan dalam UU
Narkotika. Pasal 1 Angka 16 menjelaskan bahwa rehabilitasi medis adalah suatu
proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan penyalahguna
narkotika dari ketergantungan narkotika. Sedangkan dalam Pasal 1 angka 17
menjelaskan pengertian rehabilitasi sosial yaitu suatu proses kegiatan pemulihan
secara terpadu, baik fisik, mental maupun sosial, agar bekas penyalahguna narkotika
dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan SEMA No. 7 Tahun 2012 selaku hasil kamar pidana pada poin ke 20
dinyatakan bahwa dakwaan tetap dinyatakan terbukti dilakukan oleh terdakwa akan
tetapi ancaman minimal dapat disimpangi karena terdakwa dinilai selaku salah satu
pengguna atau penyalah guna narkotika tersebut.
Majelis Hakim Yang Mulia,
Sdr. Jaksa Penuntut Umum, yang kami hormati.
Sehubungan dengan tidak didakwanya terdakwa dengan Pasal 127 UU Narkotika
sedangkan fakta persidangan membuktikan bahwa terdakwa merupakan
Penyalahguna dan atu Korban Penyalahguna Narkotika, izinkanlah kami mengutip
beberapa putusan-putusan Mahkamah Agung yang telah membebaskan terdakwa
karena tidak mendakwakan pasal 127 ayat (1) Undang-undang Nomor. 35 Tahun
2009 sebagai berikut :

1. Putusan Mahkamah Agung Nomor 2089 K/Pid.Sus/2011 Atas nama terdakwa


Widya Wati, yang amar putusannya Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi
Pontianak Nomor: 177/Pid.Sus/2011/PT.PTK.,tanggal 16 September 2011., yang
menguatkan putusan Pengadilan Negeri Ketapang Nomor :
151/Pid.Sus/2011/PN.KTP., tanggal 23 Agustus 2011; dengan pertimbangan
hukumnya sebagai berikut : Bahwa terlepas dari alasan-alasan kasasi tersebut,
Judex Facti telah salah menerapkan hukum, oleh karena telah menyatakan
Terdakwa bersalah dan menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa didasarkan
pada ketentuan pidana Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No. 35 Tahun
2009 yang tidak didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, lagi pula fakta di
persidangan membuktikan bahwa Terdakwa hanya menghisap sabu-sabu,
dengan demikian Terdakwa tidak terbukti melakukan tindak pidana dalam
dakwaan Primair dan Subsidair, dan harus dibebaskan dari segala dakwaan
Jaksa Penuntut Umum;

2. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1540 K/Pid.Sus/2011 atas nama terdakwa


Jonaidi ( terdakwa I) dan Mulyadi ( Terdakwa II ), yang amar putusannya
menolak kasasi Jaksa Penuntut Umum, dan menguatkan putusan pengadilan
Tinggi Padang nomor :62/PID/2010/PT.PADANG yang pertimbangannya
berbunyi sebagai berikut :

 Bahwa alasan kasasi Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa II tidak dapat
dibenarkan, sebab putusan Judex Facti terhadap Terdakwa II, bukan bebas
tidak murni melainkan bebas murni sebab Terdakwa dinyatakan tidak terbukti
melakukan tindak pidana melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2009. Menurut Judex Facti Terdakwa terbukti melakukan
tindak pidana namun tidak didakwakan;

 Bahwa berhubung karena unsur tindak pidana yang didakwakan Jaksa


Penuntut Umum dinyatakan tidak terbukti maka pembebasan terhadap
Terdakwa merupakan pembebasan murni, dengan demikian Jaksa Penuntut
Umum tidak dapat mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung”

 “Menimbang, bahwa dengan demikian dihubungkan dengan surat dakwaan,


maka yang harus dipandang terbukti secara sah di persidangan adalah
dakwaan primair terhadap Terdakwa I, yaitu “Secara melawan hukum menjual
narkotika golongan I” sedang terhadap Terdakawa II hanya terbukti sebagai
“pemakai” (Penyalah Guna), dan karena dalam surat dakwaan tidak ada
dakwaan melanggar Pasal 127 ayat (1) (“Penyalah Guna” Narkotika) dan
hanya dakwaan melanggar Pasal 114 ayat (1) (dakwaan primair), Pasal 116
ayat (1) (dakwaan subsidair), dan Pasal 112 ayat (1) (dakwaan lebih
subsidair), maka Terdakwa II harus dinyatakan tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakuakan tindak pidana yang di dakwakan dalam
dakwaan primeir, subsidair dan lebih subsidair. Dan oleh karenanya Terdakwa
harus di bebaskan dari segala dakwaan (“Vrijspraak”).

Berdasarkan fakta persidangan dan Hal-hal yang penasehat hukum kemukakan


dapat ditarik kesimpulan bahwa atas Dakwaan dan tuntutan Sdr. Jaksa Penuntut
Umum tidaklah terbukti dan telah salah dalam menerapkan hukum atas perbuatan
yang telah dilakukan oleh Terdakwa, maka melalui Pledoi ini Kami Penasehat
Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia dapat memutus
perkara ini dengan amar Putusan :
PRIMER
1. Menyatakan Terdakwa FIRMAN Alias EMMANG Bin H. RADDE, tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dalam
sebagaiman yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum
2. Membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan;
3. Membebaskan Terdakwa dari tahanan;
SUBSIDER
- Menghukum Terdakwa untuk menjalani Rehabilitasi pada Lembaga Rehabilitasi
Medis atau Rehabilitasi Sosial sebagaimana yang telah diatur Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib lapor
bagi Pecandu Narkotika.
ATAU
apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain mohon putusan yang seadil-
adilnya untuk Terdakwa.
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami sampaikan, namun apabila Majelis Hakim
Yang Mulia berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya untuk Terdakwa,
atas perhatian dan pertimbangan Majelis Hakim Yang Mulia didalam memutus
perkara ini diucapkan terima kasih
Pasangkayu, 25 November 2021

HORMAT KAMI
PENASEHAT HUKUM TERDAKWA

ASDAR, SH. MUHAMMAD SALEH, SH

Anda mungkin juga menyukai