I. PENDAHULUAN
Dengan memanjatkan Puji Syukur Alhamdulillah ke-Hadirat Allah Maha Kuasa, dan atas
perkenannya pula, kita dapat berkumpul dan duduk bersama dalam persidangan ini,
untuk mendengarkan Pembelaan (Pledoi) yang akan dibacakan oleh saya dari Kuasa
berdasarkan penetapan majelis hakim pengadilan negeri Banda Aceh Penetapan ketua
tentang penunjukan majelis hakim, atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang telah
dibacakan dalam persidangan pada tanggal 10 Maret 2018, yang mana saudara Jaksa
Penuntut Umum telah bersusah payah dalam upaya untuk mencari dan mengungkap
fakta peristiwa kejadian yang sebenarnya. Sehingga menurut saudara Jaksa Penuntut
Umum, apa yang telah diupayakan tersebut telah dapat dibuktikan secara sah dan
yang telah dituntut oleh Jaksa Penuntut Umum dalam surat tuntutannya.
Pada kesempatan ini izinkan pula saya menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga, terutama kepada Ketua Majelis yang telah dengan sabar memimpin
persidangan ini, sehingga persidangan dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar,
begitu pula dengan saudara Jaksa Penuntut Umum yang telah berupaya
mengungkapkan fakta kejadian yang sebenarnya terjadi, hingga sampai pada tuntutan
yang menyatakan secara sah dan meyakinkan Terdakawa bersalah telah terbukti
Umum dengan tuntutan pasal 114 ayat (2) Undang-Undang R.I. Nomor 35 Tahun 2009
dengan apa yang telah diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum di dalam tuntutannya.
Oleh karena apa yang disampaikan oleh saudara Jaksa Penuntut Umum di dalam
menemukan kebenaran hanya memandang dari sudut kepentingan yang hanya ditinjau
dari segi Subyektif ke posisi Obyektif, tentunya berbeda dengan apa yang menjadi titik
pandang saya selaku Penasehat Hukum Terdakwa yang menilai peristiwa pidana ini dari
Terdakwa sebagaimana yang telah dituntut oleh Saudara Jaksa Penuntut Umum di
dalam tuntutannya, karena kami menilai secara hukum perbuatan yang dilakukan oleh
mengurus penumpang sehingga diberi jasa tanpa diketahui kalau harus berhadapan
dengan masalah hukum akibat ketidaktauan siapa yang punya pemilik barang haram
tersebut.
melakukan tindak pidana melanggar pasal 114 ayat (2) jo Pasal 55 ayat (1) ke-
1e----
Karena unsur-unsur dari pasal tersebut tidak dapat dibuktikan adanya suatu perbuatan
yang dilakukan oleh terdakwa. Bila dilihat dari barang bukti yang terungkap di
persidangan yang terdiri dari : cannabis seberat 150 kg, Dokumen PEB, Rekaman
Percakapan Hp, Rekaman cctv,1 (satu) unit truck, yang dijadikan barang bukti dimuka
persidangan tidak ada persamaan antara jumlah barang bukti Narkotika tersebut,
berbeda dan atau tidak sama seperti apa yang tercantum dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh penyidik, maka terhadap dakwaan Jaksa Penuntut
terdakwa ternyata banyak yang tidak sesuai kebenaranya, dimana keterangan saksi
tidak meyakini siapa pemilik narkoba, hanya berdasarkan keterangan terdakwa tanpa
diusut tuntas dimana asal-usul pemilik narkoba sebenarnya. Jadi Apa yang dilihat oleh
penyidik sehingga dijadikan BAP (berita Acara Pemeriksaan) maka jaksa penuntut
umum ikut menerima sebagai fakta pembenaran, tapi belum tentu benar, yang
mestinya penyidik dan jaksa penuntut umum mencari asal-usul pembenaran fakta yang
pihak penyidik BNN Aceh untuk meminta kesaksian Dea Diandra S.H. di pengadilan
mengenai asal-usul barang yang berisikan narkoba, agar bisa terungkap siapa pemilik
bahwa benar saksi merupakan direktur PT.MGC yang bergerak di bidang ekspor
kopi
bahwa benar saksi memiliki beberapa anggota yang bekerja dibawah perusahaan
Rahman dan dibantu beberapa anggota lain di bidang pengepakan yang saksi
tahun
bahwa benar saksi baru mengetahui bahwa pada akhir bulan Desember 2017
pengiriman barang berupa kopi yang sedianya dikirim melalui pelabuhan ulhe
pengiriman paket barang milik PT.MGC dengan tujuan singapor dicurigai ada
bahwa benar saksi tahu setelah pihak bea cukai menjelaskan bahwa barang yang
diekspor ke singapor melalui pelabuhan Ulhe lheu berupa kopi yang telah dipaket
ditemukan paket kecil berupa narkotika Golonga 1 jenis ganja kering pada setiap
bahwa benar selama ini saksi tidak mengetahui bahwa dalam bungkusan kopi
yang dikirim melalui pelabuhan Ulhe lheu menuju singapor telah disusupi ganja
kering yang dibungkus dalam bentuk paket kecil dengan berat masing-masing 75
gram
bahwa benar saksi tidak mengetahui siapa pelaku yang selama ini memasukkan
paket kecil ganja kering yang diselipkan dalam bungkusan kopi yang telah
bahwa benar saksi memebri keterangan dengan sebenarnya tanpa ada paksaan
dari pemeriksa
2. M. Roza Khadafi
- bahwa benar saksi merupakan pejabat bea cukai Aceh pelabuhan Ulhe lheu
kopi yang diselipkan paket kecil yang dicurigai narkotika jenis ganja kering.
.
3. Dea Diandra, S.H.
narkotika
bahwa benar saksi merupakan staf ahli di bidang pencegahan BNNP Aceh
bahwa benar dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh saksi, ditemukan
muatan berupa 5000 bungkus kopi dengan berat masing-masing 500 gram yang
ganja kering siap pakai dengan berat masing-masing tiap bungkus 75 gram
.........Dalam Persidangan
bahwa benar terdakwa bekerja sebagai karyawan PT.MGC lebih kurang 3 tahun
bahwa benar selama ini terdakwa diajak oleh direktur PT.MGC Sdr. Mahathir
Rahman selain mengirim kopi juga ikut mengirim barang terlarang berupa ganja
bahwa benar atas pekerjaan tersebut terdakwa menerima imbalan sebesar Rp.
250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) tiap paket kecil ganja kering yang
melalui pelabuhan Ulhe lheu yang dipasok oleh terdakwa atas perintah direktur
PT.MGC Sdr. Mahathir Rahman dicurigai oleh pihak Bea Cukai di pelabuhan
Bahwa benar pada saat paket kopi yang akan dikirim melalui elabuhan Ulhe lheu
menuju Singapura dilakukan pemeriksaan ulang oeh pihak Bea Cukai baik
Bahwa benar setelah dilakukan penggeladahan terhadap paket kopi yang akan
Bahwa benar pihak bea cukai Ulhe Lheu melakukan pengembangan terhadap
barang bukti yang ditemukan dalam bungkusan kopi milik PT.MGC diperoleh
keterangan bahwa pihak PT. MGC mempercayai kepada seseorang yang bernama
dikirim ke Singapura
tersebut dengan cara memasukkan paket kecil berupa ganja kering ke dalam
bungkusan kopi yang siap diekspor ke Singapura adalah terdakwa atas suruhan
turut dan sudah masuk dalam jaringan sindikat ekspor narkotika ke luar negri
Bahwa benar terdakwa mengerti bahwa barang yang dselipkan dalam bungkusan
kopi berupa bungkusan kecil ganja kering yang termasuk barang terlarang untuk
Bahwa benar atas perbuatan tersebut terdakwa sangat menyesal dan berjanji
Berdasarkan fakta yang telah terungkap dimuka persidangan dan penilaian secara
hukum yang kami berikan, saya selaku Penasehat Hukum Terdakwa, bukan ingin
Terdakwa. Melainkan mohon kepada Bapak Ketua Majelis beserta anggota yang Mulia,
berdasarkan fakta yang terungkap dimuka persidangan yang secara jelas terdakwa
ditangkap dan mengakui barang-barang bukti narkoba tersebut berasal dari Bosnya
(Mahatir Rahman) yang berada di Banda Aceh, dimana Terdakwa disuruh membawa
ganja ke Singapura. Namun terdakwa mengetahui isi barang tersebut yang ditemukan
oleh pihak Bea Cukai yang berupa ganja didalam kemasan berisikan kopi.
terdakwa saya selaku penasehat hukum menilai terdakwa lebih tepat dikenakan pasal
113 ayat (1) Undang-undang Repulik Indonesia No.35 Tahun 2009 tentang narkotika.
Dan juga barang bukti yang terungkap dan yang hanya dapat dibuktikan dimuka
persidangan tidak sesuai dengan fakta kejadian yang sebenarnya. Oleh karenanya
Oleh karenanya saya selaku Penasehat Hukum Terdakwa tidak sependapat dengan
tuntutan hukuman yang diberikan dan dibacakan oleh Jaksa Penunutut Umum dengan
hukuman pidana penjara seumur hidup dan denda Rp. 13.000.000.000,- (Tiga belas
Atas dasar itu, saya selaku Penasehat Hukum Terdakwa memohon kepada Bapak
Majelis Hakim berserta Anggota agar dapat memberikan hukuman yang seringan-
ringannya kepada terdakwa, karena terdakwa masih bisa untuk disadari dan menyadari
akan perbuatan yang telah dilakukannya adalah tidak benar dan dilarang oleh
Demikianlah Nota Pembelaan ini kami sampaikan, atas perhatian dan pertimbangan
Bapak Majelis Hakim di dalam memutus perkara ini diucapkan terima kasih.