Anda di halaman 1dari 10

Vol. XX(XX) 2022 pp.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA ISSN : 2597-6907 (online)

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA


PT NUSANTARA SAKTI KANTOR CABANG BANDA ACEH

THE SETTLEMENT OF CONSUMER FINANCING DEFAULT DISPUTES AT


NUSANTARA SAKTI LLC BANDA ACEH BRANCH OFFICE
Rama Agustianingsih
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang, No.1, Darussalam, Banda Aceh – 23111
e-mail: rama.agustianingsi@gmail.com
Yunita
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jl. Putroe Phang, No.1, Darussalam, Banda Aceh - 23111

Abstrak - Penelitian ini bertujuan menjelaskan pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian
pembiayaan konsumen dan upaya penyelesaian sengketa pembiayaan konsumen pada PT Nusantara Sakti
Kantor Cabang Banda Aceh. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pemenuhan hak dan kewajiban para pihak
dalam perjanjian pembiayaan konsumen belum terlaksana secara optimal dikarenakan debitur melakukan
wanprestasi berupa terlambat membayar angsuran. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti: debitur
terlambat menerima gaji, debitur mengalami kesulitan ekonomi, debitur terkena musibah, dan adanya pandemi
Covid 19 yang berdampak bagi perekonomian masyarakat. Upaya penyelesaian sengketa konsumen pada PT
Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh dilakukan secara non litigasi dengan melakukan panggilan telepon
kepada debitur jatuh tempo pembayaran angsuran; mengirimkan Surat Somasi hingga 3 kali dengan kriteria
waktu penunggakan yang berbeda-beda, memberikan surat penarikan, dan pelelangan objek jaminan fidusia
untuk melunasi tunggakan debitur. Disarankan kepada para pihak dapat melaksanakan perjanjian dengan baik
guna terpenuhi hak dan kewajibannya. Account Receivable Collector melaksanakan penarikan objek jaminan
fidusia tetap berdasarkan perjanjian dan akta jaminan fidusia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 2/PUU-
XIX digunakan sebagai alternatif jika kesepakatan wanprestasi tidak dicapai oleh para pihak.
Kata Kunci: Penyelesaian, Sengketa, Wanprestasi, Konsumen.

Abstract – This research aims to analyse the fulfillment of the rights and obligations among the parties in the
consumer financing agreement and efforts to resolve consumer financing disputes at Nusantara Sakti LLC
Banda Aceh Branch Office. The results of this research showed that the fulfillment of the rights and obligations
among the parties in the consumer financing agreement has not been properly conducted due to the debtor has
a default in the form of being late in paying installments. This is existed because of several factors such as:
debtors being late in receiving salaries, debtors experiencing economic difficulties, debtors being hit by a
disaster, and the Covid 19 pandemic which has an impact on the community's economy. Efforts to resolve
consumer disputes at Nusantara Sakti LLC Branch Office Banda Aceh are carried out through non-litigation
process by conducting phone calls to the debtors when installment payments are due; sending subpoenas up to
3 times with different criteria for arrears, providing withdrawal letters, and auctioning fiduciary guarantee
objects to pay off debtors' arrears. It is recommended to the parties should be carry out the agreement properly
in order to fulfill their rights and obligations. The Account Receivable Collector carries out the withdrawal of
the object of the fixed fiduciary security based on the agreement and the fiduciary guarantee deed. The decision
of the Constitutional Court Number 2/PUU-XIX is used as an alternative if a default agreement is not reached
by the parties.
Keywords: Settlement, Dispute, Default, Consumer.

PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung
kelancaran dalam kehidupan sehari-hari manusia. Transportasi merupakan suatu proses untuk
memindahkan manusia atau barang dengan media yang dijalankan oleh manusia atau mesin. 1

1
Andriansyah, Manajemen Transportasi Dalam Kajian Dan Teori, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama, 2015, hlm 55.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 2
Rama Agustianingsih, Yunita

Lembaga Pembiayaan menurut Otoritas Jasa Keuangan adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. 2
Lembaga Pembiayaan memiliki 6 (enam) bidang usaha yaitu modal ventura, sewa guna
usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, kartu kredit, dan pembiayaan proyek. Bidang
usaha yang membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan sepeda motor yakni
pembiayaan konsumen.3
Pembiayaan konsumen ialah salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh
perusahaan finansial. Pembiayaan konsumen ini tercipta karena adanya kesepakatan dua
pihak, yakni perusahaan pembiayaan dan debitur yang dituangkan dalam suatu perjanjian
baku dan diatur oleh peraturan perundang-undangan yang bersifat publik administratif. 4
Kegiatan pembiayaan ini dilakukan secara kredit yang pembayarannya dilakukan secara
angsuran oleh debitur dengan jangka waktu bayar mulai dengan cicilan 1 (satu) tahun hingga
3 (tiga) tahun.
Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau
dilakukan tidak menurut selayaknya. Wanprestasi mengakibatkan pihak lain mengalami
kerugian, oleh karena itu pihak yang telah melakukan wanprestasi ini harus menanggung
akibatnya yang dapat berupa pembatalan perjanjian, pembatalan perjanjian dengan disertai
ganti rugi, dan pemenuhan perjanjian disertai dengan ganti rugi.
Adapun identifikasi masalah artikel ini yakni:
1. Bagaimana pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pembiayaan
konsumen pada PT. Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh?
2. Bagaimana penyelesaian sengketa pembiayaan konsumen pada PT. Nusantara Sakti
Kantor Cabang Banda Aceh?
Adapun tujuan artikel ini yakni:
1. Menjelaskan pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pembiayaan
konsumen pada PT. Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh.
2. Menjelaskan penyelesaian sengketa pembiayaan konsumen pada PT. Nusantara Sakti
Kantor Cabang Banda Aceh.

2
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/pages/lembaga-pembiayaan.aspx#:~:text=Lembaga
%20Pembiayaan%20adalah%20badan%20usaha,dan%2Fatau%20usaha%20Kartu%20Kredit, diakses 16 Maret
2022, Pukul 21.30.
3
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006, hlm.3.
4
Abdulkadir Muhammad dan Rila Muniarti, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan,
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000, hlm.214.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 3
Rama Agustianingsih, Yunita

METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris. Penelitian hukum
empiris adalah penelitian yang mengkaji hukum yang diambil melalui fakta-fakta dalam
kenyataan di masyarakat.5
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Banda Aceh.
3. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh unit analisis yang karakteristiknya telah ditentukan. 6 Adapun
populasi pada penelitian ini ialah PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh,
debitur wanprestasi pembiayaan konsumen, Otoritas Jasa Keuangan Perwakilan Aceh,
notaris, dan akademisi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala.
4. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel dilakukan dengan cara “purposive
sampling” yaitu keseluruhan populasi akan dipilih beberapa sebagai sampel yang
mewakili seluruh populasi.7
a. Responden
1) Branch Manager PT. Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh;
2) Staff Account Receivable Collector (AR Collector) PT. Nusantara Sakti
Kantor Cabang Banda Aceh (2 orang); dan
3) Debitur Wanprestasi Pembiayaan Konsumen (6 orang).
b. Informan
1) Pengawas Industri Keuangan Nonbank dan Pasar Modal dan Disposisi Otoritas
Jasa Keuangan Perwakilan Aceh (2 orang);
2) Kantor Notaris dan PPAT Ahmad Rifqi Nurilmi di Banda Aceh; dan
3) Akademisi hukum pembiayaan Fakultas Hukum Univeristas Syiah Kuala
(2 orang).

5. Metode Pengumpulan Data


5
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010, hlm 65.
6
Ibid, hlm 171.
7
Ibid, hlm 172.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 4
Rama Agustianingsih, Yunita

a. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data sekunder dengan cara
mempelajari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), buku-buku,
jurnal, peraturan perundang-undangan, dan literature hukum yang berkaitan
langsung dengan permasalahan yang akan diteliti
b. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dengan cara
melakukan wawancara, menyebarkankan angket kepada nasabah, dan melakukan
observasi kepada responden dan informan.
6. Analisis Data
Data hasil penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan berupa catatan lapangan
yang disusun menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
analitis. Deskriptif analitis, yaitu data yang dinyatakan responden ketika wawancara
berupa uraian kalimat-kalimat baik secara lisan maupun tulisan yang dapat memecahkan
masalah penelitian.8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Pemenuhan Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Pembiayaan Pada
PT. Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh
Hak dan kewajiban para pihak dalam Perjanjian Pembiayaan Multiguna akan
dijelaskan terlebih dahulu oleh perusahaan pembiayaan konsumen kepada calon debitur
sebelum menyetujui perjanjian tersebut. 9 Hak dan kewajiban para pihak pada PT
Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh dalam Perjanjian Pembiayaan Multiguna
adalah:10
a. Hak dan Kewajiban Perusahaan Pembiayaan Konsumen (kreditur)
1) Hak Perusahaan Pembiayaan Konsumen
a) Berhak mendapat uang muka (down payment).11
b) Berhak mendapatkan pembayaran angsuran setiap bulannya pada tanggal

8
Ibid, hlm 192
9
Qirom Syamsyudin, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya, Yogyakarta:
Liberty, 1985, hlm 14.
10
Elvis Fernando Simbolon, Branch Manager PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 15 Januari
2022.
11
Poin 2, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Kantor Cabang Banda Aceh.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 5
Rama Agustianingsih, Yunita

jatuh tempo pembayaran.12


c) Berhak menerima pembayaran denda sebesar 1 % atas keterlamabatan
pembayaran angsuran setiap harinya.13
d) Berhak menarik sepeda motor apabila debitur telah lalai memenuhi
prestasinya dalam hal ini membayar angsuran14.
2) Kewajiban Perusahaan Pembiayaan Konsumen
a) Menyerahkan sepeda motor kepada debitur setelah dilakukannya survey
dilapangan dan setelah pembayaran uang muka.15
b) Menyerahkan buku kepemilikan atau hak kepemilikan atas motor kepada
debitur setelah pembayaran angsuran selesai.
b. Hak dan Kewajiban Debitur
1. Hak Debitur
a) Berhak mendapatkan barang berupa sepeda motor setelah membayar uang
muka;16
b) Berhak mendapat penyerahan hak milik disertai dengan buku kepemilikan
atas sepeda motor setelah angsuran selesai.
2. Kewajiban Debitur
a) Membayar uang muka kepada perusahaan pembiayaan;17
b) Membayar angsuran setiap bulannya pada tanggal jatuh tempo;18
c) Membayar denda keterlambatan sebesar 1 % yang dihitung mulai tanggal
jatuh tempo pembayaran angsuran.19
Dalam pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam Perjanjian Pembiayaan
Multiguna, debitur sering melakukan wanprestasi. Wanprestasi tersebut berupa
keterlambatan membayar angsuran. Keterlambatan tersebut diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian yaitu:20
a. Jatuh tempo pembayaran 1-7 hari dilakukan panggilan telepon kepada debitur
(deskcall)

12
Poin 4, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
13
Poin 3, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
14
Poin 9, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
15
Poin 1, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
16
Poin 6, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
17
Poin 2, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
18
Poin 6, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
19
Poin 3, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT NS Cabang Banda Aceh.
20
Elvis Fernando Simbolon, Branch Manager PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 15 Maret 2022
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 6
Rama Agustianingsih, Yunita

b. Keterlambatan pembayaran angsuran 7-14 hari dilakukan dengan mengirimkan


Surat Somasi I
c. Keterlambatan pembayaran angsuran 15-34 hari dilakukan dengan mengirimkan
Surat Somasi II
d. Keterlambatan pembayaran angsuran 35-54 hari dilakukan dengan mengirimkan
Surat Somasi III
e. Keterlambatan pembayaran angsuran 55-75 hari dilakukan dengan mengirimkan
Surat Penarikan (SP)
Wanprestasi berupa melaksanakan apa yang diperjanjikan namun terlambat dengan
waktu yang bervariasu. Adapun faktor-faktor penyebab debitur wanprestasi ialah:
a. Debitur belum menerima gaji
Debitur yang merupakan karyawan yang belum menerima gaji pada saat jatuh
tempo pembayaran angsuran. Jatuh tempo pembayaran angsuran pada
pertengahan bulan sedangkan menerima gaji diakhir bulan. 21 Debitur mengatakan
sering mendapat keterlambatan penerimaan gaji dikarenakan keuntungan
perusahaan tempatnya bekerja mengalami penurunan akibat adanya pandemi
Covid-19.22
b. Debitur mengalami kesulitan ekonomi
Debitur yang mengalami kesulitan ekonomi disebabkan oleh penurunan
keuntungan dari usaha yang dijalani. Debitur membuka usaha rumah makan,
usahanya mengalami penurunan yang sangat merosot karena adanya PSBB yang
hanya memperbolehkan rumah makan buka hanya pada jam tertentu sehingga
tidak dapat membayar angsuran selama berbulan-bulan karena harus menutupi
kerugian yang dialaminya.23
c. Debitur mengalami musibah
Debitur terlambat membayar disebabkan oleh musibah yang dialami berbeda-
beda. Seorang debitur yang mengalami musibah suaminya sakit sehingga
memerlukan biaya yang sangat besar untuk melakukan perawatan di rumah sakit.

21
Kamarudiin dan Nur Rahmadsyah, Debitur PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 29 dan 30
Desember 2021.
22
Nur Rahmadsyah, Debitur PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 30 Desember 2021.
23
Fajar Apriyanto, Debitur PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 30 Desember 2021.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 7
Rama Agustianingsih, Yunita

Uang yang dimiliki untuk membayar angsuran digunakan untuk membayar rumah
sakit. 24

d. Debitur mengalami pencurian sepeda motor


Debitur yang mengalami kehilangan sepeda motor akibat pencurian diharapkan
melapor kepada PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh dan pihak
asuransi. Setelah adanya pelaporan dilakukan pengecekan dilapangan atau
penyelidikan bahwa sepeda motor tersebut benar-benar telah dicuri dan bukan
tipu daya dari pihak debitur untuk tidak membayar angsuran.25

2. Penyelesaian Sengketa Pembiayaan Konsumen Pada PT Nusantara Sakti Kantor


Cabang Banda Aceh
PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh sebagai perusahaan pembiayaan
konsumen menyatakan bahwa terjadinya wanprestasi oleh debitur tidak dapat dihindari
karena berkaitan dengan kemampuan bayar debitur yang berbeda-beda. Meskipun telah
melakukan survey berdasarkan prinsip 5C, yaitu collateral, character, capacity, capital,
condition of economy. Namun Condition of economy dan Capacity tidak dapat
ditentukan.26
Sebelum dilakukan eksekusi objek jaminan fidusia dilakukan upaya penyelesaian
lain terlebih dahulu, seperti musyawarah mufakat.27 Penyelesaian non litigasi
berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Multiguna dilakukan para pihak melalui
penyelesaian internal (Internal Dispute Resolution) secara musyawarah untuk mencapai
kata sepakat dan apabila permasalahan tidak terselesaikan akan diselesaikan di LAPS
melalui Badan Mediasi Pembiayaan, Pegadaian, dan Ventura Indonesia (BMPPVI). 28
Namun terdapat perbedaan penyelesaian antara isi Perjanjian Pembiayaan Multiguna
dengan kenyataan di lapangan.
Pihak penyelesaian wanprestasi pembiayaan konsumen pada perusahaan
pembiayaan konsumen dikenal dengan istilah “Collection Management atau Account
Receivable Management (AR Management). Collection Management atau AR
24
Marlinawati, Debitur PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 7 Januari 2021.
25
Muhammad Khairul, Debitur PT NS Cabang Banda Aceh, Wawancara 3 Januari 2022.
26
Elvis Fernando Simbolon, Branch Manager PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh,
Wawancara 15 Januari 2022.
27
Gunawan Widjaya, Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, Jakarta: Raja Grafindo, 2007, Hlm.119
28
Poin 13, Perjanjian Pembiayaan Multiguna Pada PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 8
Rama Agustianingsih, Yunita

Management diterapkan pada perusahaan pembiayaan konsumen sebagai bentuk


pencegahan atau pengurangan kerugian perusahaan yang timbul akibat debitur terlambat
membayar angsuran. Penyelesaian sengketa konsumen dilakukan dengan 6 (enam) cara,
yaitu:29
a. Debitur yang sudah jatuh tempo pembayaran angsuran (1-7 hari)
b. Debitur terlambat membayar (7 sampai dengan 14 hari)
c. Debitur terlambat membayar (15 sampai dengan 34 hari)
d. Debitur terlambat membayar (35 sampai dengan 54 hari)
e. Debitur terlambat membayar (55 sampai dengan 75 hari)
f. Debitur terlambat membayar (lebih dari 76 hari)
Perjanjian Pembiayaan Multiguna dibuat sudah sesuai dengan syarat-syarat sahnya
perjanjian dan dengan adanya kata sepakat akan mengikat para pihak dengan adanya
tambahan perjanjian secara lisan terkait penarikan jaminan fidusia apabila debitur
wanprestasi dapat memperkuat kepastian hukumnya. Hal ini menandakan bahwa akta
jaminan fidusia dapat menjadi dasar penarikan objek jaminan fidusia di lapangan. 30
Namun setelah dikeluarkan Putusan MK No.2/ PUU-XIX/ 2021 tanggal 31 Agustus 2021
perusahaan pembiayaan konsumen tidak dapat melakukan eksekusi objek jaminan
fidusia secara sepihak. Eksekusi tersebut dapat dilakukan apabila ada kesepakatan terkait
wanprestasi yang telah ditentukan di awal perjanjian dan debitur bersedia secara sukarela
memberikan jaminan tersebut.
PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh sebelum dilakukan penarikan
terlebih dahulu mengadakan mediasi. Jika tidak mencapai mufakat dilanjutkan dengan
pengeluaran surat penarikan. Penarikan di lapangan sebagian masih dilakukan secara
paksa dengan mendatangi rumah debitur. Hal ini disebabkan oleh sebagian debitur
wanprestasi tidak secara sukarela memberikan objek jaminan fidusia.

KESIMPULAN
Pemenuhan hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen
pada PT Nusantara Sakti Kantor Cabang Banda Aceh belum terlaksana secara optimal.
Debitur melakukan wanprestasi berupa pembayaran angsuran yang tidak sesuai dengan
tanggal jatuh tempo perjanjian pembiayaan konsumen. Hal itu disebabkan oleh faktor seperti,

29
Intan Yolanda, AR Collector PT NS Kantor Cabang Banda Aceh, Wawancara 15 Januari 2022
30
Ahmad Rifqi Nurilmi, Notaris, wawancara 23 Januari 2022.
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 9
Rama Agustianingsih, Yunita

debitur terlambat menerima gaji, mengalami kesulitan ekonomi, megalami musibah,


mengalami pencurian motor, dan adanya pandemi Covid-19. PT Nusantara Sakti memberikan
restrukturisasi kepada debitur terdampak Covid-19 berdasarkan Peraturan OJK
No.17/Pojk.03/2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan OJK No.11/Pojk.03/2020
tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Coutercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019 dan Peraturan OJK No.30/Pojk.05/2021 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan OJK No.14/Pojk.05/2020 tentang Kebijakan Coutercyclical
Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019.
Upaya penyelesaian sengketa pembiayaan yang dilakukan PT Nusantara Sakti Kantor
Cabang Banda Aceh dilakukan dengan melakukan panggilan telepon kepada debitur yang
jatuh tempo pembayaran angsuran, mengirim Surat Somasi hingga 3 kali dengan kriteria
waktu penunggakan yang berbeda-beda, dan memberikan surat penarikan. Terkait penarikan
objek jaminan fidusia terlebih dahulu dilakukan mediasi antara AR Collector dengan keluarga
debitur, apabila tidak mencapai kesepakatan akan dilakukan penarikan dengan mengirimkan
surat penarikan. Selain itu, hal ini disebabkan debitur tidak secara sukarela memberikan objek
jaminan fidusia dan adanya penetapan pengadilan dalam putusan tersebut membutuhkan
waktu yang lama sesuai prosedural dan biaya tinggi sehingga penarikan objek jaminan
dilakukan langsung di lapangan oleh AR Collector dikarenakan adanya perjanjian lisan
sebelum menandatangani Perjanjian Pembiayaan Multiguna dan akta jaminan fidusia yang
dapat menjadi dasar penarikan yang sah.

DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Abdulkadir Muhammad dan Rila Muniarti, 2000, Segi Hukum Lembaga Keuangan dan
Pembiayaan, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Andriansyah, 2015, Manajemen Transportasi Dalam Kajian dan Teori, Jakarta: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Munir Fuady, 2006, Hukum Tentang Pembiayaan, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Qirom Syamsyudin, 1985, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Beserta Perkembangannya,


Yogyakarta: Liberty.

Lainnya
JIM Bidang Hukum Perdata : Vol. XX, No.XX 2022 10
Rama Agustianingsih, Yunita

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 30 /Pojk.05/2021 Tentang


Perubahan Kedua Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14/Pojk.05/2020
Tentang Kebijakan Coutercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019
Bagi Lembaga Jasa Keuangan Nonbank.

Peraturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/Pojk.03/2021


Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
11/Pojk.03/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan
Coutercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/pages/lembaga-pembiayaan.aspx#:~:text=Lembaga
%20Pembiayaan%20adalah%20badan%20usaha,dan%2Fatau%20usaha%20Kartu
%20Kredit

Anda mungkin juga menyukai