Anda di halaman 1dari 6

MILEA HARRIS HUTAPEA, S.H.,M.

ADVOKAT

JALAN JENDERAL SUDIRMAN NO. 39 KELAPA GADING, JAKARTA PUSAT

PEMBELAAN (PLEIDOOI)

DALAM PERKARA PIDANA NO 21/PID. B/2017/PN SGR

ATAS NAMA TERDAKWA :

1. AGUS SIHOMBING (TEKDAWA I)


2. DESI EFRIYANTI (TERDAKWA II)
3. WANDA DWIYANI (TERDAKWA III)
4. dr. JUNIFAR RIDWAN PRATAMA Mph (TERDAKWA IV)
5. ROY FAHMI (TERKADWA V)
6. DAVID MONANG TRINATA (TERDAKWA VI)

DIBACAKAN DI MUKA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

PADA HARI JUMAT TANGGAL 17 JUNI 2017

I. PENDAHULUAN

YTH, HAKIM KETUA DAN HAKIM ANGGOTA

YTH, PENUNTUT UMUM/JAKSA

Setelah sekian lama pemeriksaan perkara ini berlangsung maka kini tibalah waktunya bagi
penasihat hukum untuk mengajukan pembelaan (pledooi) atas nama terdakwa pada kesempatan
ini perkenankanlah kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Majelis Hakim yang dengan penuh kesabaran namun tidak meninggalkan kecermatan
menyidangkan dan memeriksa perkara ini sehingga duduk perkaranya telah menjadi terang, tak
lupa perlu juga kami menyampaikan penghargaan dan rasa kagum kami kepada penuntut umum
yang terlepas dari pada materi perkara ini, dengan penuh keberanian dan ketegaran telah
menuntut terdakwa yang diyakininya terbukti bersalah dengan hukuman 2 ( dua ) tahun penjara,

II. DAKWAAN DAN TUNTUTAN PENUNTUT

Bahwa Terdakwa I telah diajukan oleh penuntut umum kedepan persidangan berdasarkan surat
dakwaan penuntut umum tertanggal 20 Oktober 2017 No. Reg. Perk. : 16/Jkt/2017 dengan isi
dakwaan singkatnya yakni Agung Sihombing selaku Ketua Badan Anggaran DPR adalah orang
yang menyetujui dikeluarkannya dana untuk pengadaan alat kesehatan yang bekerja sama
dengan perusahaan yang menang tender untuk pengadaan alat yaitu PT. Adisoemarta Medicalogy
& Pharmacy, dan Agung Sihombing selaku Ketua Badan Anggaran DPR menyetujui penaikan
anggaran pengadaan alat kesehatan yang kini bermasalah terkait dengan kualitas alat kesehatan
dari PT. Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy. Selain itu belum genap 7 Tahun, alat kesehatan
yang dibeli dari PT. Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy sudah mengalami kerusakan padahal
alat kesehatan tersebut baru 2 Tahun dioperasikan. Agung Sihombing di dakwa melakukan tindak
pidana korupsi. Perbuatan tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 209,
210, 418, 419, 420 KUHP serta Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bahwa Terdakwa II telah diajukan oleh penuntut umum kedepan persidangan berdasarkan surat
dakwaan penuntut umum tertanggal 20 Oktober 2017 No. Reg. Perk. : 17/Jkt/2017 dengan isi
dakwaan singkatnya yakni Terdakwa mengetahui adanya aliran dana dari pihak Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia kepada PT. Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy karena
terdakwa merupakan sekretaris dari perusahaan tersebut dan atasan Terdakwa dari PT.
Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy telah memerintahkan terdakwa untuk menemui Agung
Sihombing yaitu seorang ketua Badan Anggaran DPR/RI yang di pastikan merupakan ucapan
terimakasih dari PT. Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy atas kenaikan anggaran yang telah
disetujuinya. Kemudian perbuatan tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
209, 210, 418, 419, 420 KUHP serta Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bahwa Terdakwa III telah diajukan oleh penuntut umum kedepan persidangan berdasarkan surat
dakwaan penuntut umum tertanggal 20 Oktober 2017 No. Reg. Perk. : 18/Jkt/2017 dengan isi
dakwaan singkatnya yakni Terdakwa mengetahui adanya aliran dana dari pihak Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia kepada PT. Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy karena
terdakwa merupakan sekretaris dari perusahaan tersebut dan atasan Terdakwa dari PT.
Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy telah memerintahkan terdakwa untuk menemui Agung
Sihombing yaitu seorang ketua Badan Anggaran DPR/RI yang di pastikan merupakan ucapan
terimakasih dari PT. Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy atas kenaikan anggaran yang telah
disetujuinya. Kemudian perbuatan tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
209, 210, 418, 419, 420 KUHP serta Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Bahwa Terdakwa IV telah diajukan oleh penuntut umum kedepan persidangan berdasarkan surat
dakwaan penuntut umum tertanggal 20 Oktober 2017 No. Reg. Perk. : 14/Jkt/2017 dengan isi
dakwaan singkatnya yakni terdakwa selaku President Director PT Adisoemarta Medicalogy &
Pharmacy Tbk adalah orang yang orang yang bertanggung jawab mengenai pengadaan alat
kesehatan yang seharusnya bisa bertahan selama 7 tahun, namun pada kenyataannya, baru 2
tahun dipakai alat tersebut sudah rusak dan Terdakwa terbukti telah lalai dalam tugasnya sebagai
President Director PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk dalam pengadaan alat
kesehatan ini, terlihat pada saat wawancara terdakwa tampak tidak mengetahui kualitas dan
meragukan kualitas alat kesehatan yang pada saat itu diurus oleh perusahaannya serta perusahaan
Terdakwa President Director PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk telah menerima
uang yang penuh dari pihak Kementrian Kesehatan sehingga perbuatan tersebut sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 209, 210, 418, 419, 420 KUHP serta Pasal 2 dan Pasal 3
Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bahwa Terdakwa V telah diajukan oleh penuntut umum kedepan persidangan berdasarkan surat
dakwaan penuntut umum tertanggal 20 Oktober 2017 No. Reg. Perk. : 15/Jkt/2017 dengan isi
dakwaan singkatnya yakni terdakwa terbukti telah memberikan alat kesehatan dengan kualitas
yang tidak dapat dipertanggung jawabkan hanya karena memberikan potongan harga sebesar 10-
15%, seharusnya barang yang diberikan adalah barang yang kualitas baik, namun kenyataannya
belum sampai 7 tahun barang itu sudah rusak dan uang yang seharusnya di belikan alat kesehatan
yang asli telah di gelapkan oleh pihak PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk karea
pihak PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk tidak membelikan barang kesehatan sesuai
dengan apa yang telah disepakati sehingga perbuatan tersebut sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam Pasal 209, 210, 418, 419, 420 KUHP serta Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-undang No.
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bahwa Terdakwa VI telah diajukan oleh penuntut umum kedepan persidangan berdasarkan surat
dakwaan penuntut umum tertanggal 20 Oktober 2017 No. Reg. Perk. : 16/Jkt/2017 dengan isi
dakwaan singkatnya yakni Terdakwa telah melakukan korupsi dana Pengadaan alat kesehatan,
hal ini disebabkan karena uang yang telah diberikan kepadanya seharusnya untuk membeli alat
kualitas baik dan asli, tapi pada kenyataanya barang yang diberikan adalah barang yang
kualitasnya buruk dan juga sudah rusak pada tahun ke 2. Selain itu menyetujui PT Adisoemarta
Medicalogy & Pharmacy Tbk menjadi pemenang tender secara tidak objektif, hal ini terbukti
karena terdakwa sangat mengenal orang orang dalam PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy
Tbk termasuk pemegang sahamnya sekalipun, yaitu Ir.Erlangga, yang bekerja satu instansi
dengannya di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Perbuatan tersebut sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 209, 210, 418, 419, 420 KUHP serta Pasal 2 dan Pasal 3
Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Bahwa penasehat hukum telah mengemukakan prilhal kaburnya dakwaan penuntut umum yaitu
tidak menguraikan perbuatan yang nyata (feitelijke wergave) yang memenuhi unsur-unsur dari
tindak pidana sebagaimana yang dirumuskan undang-undang (delictsomschrijiving) atau
singkatnya tidak jelas perbuatan terdakwa yang mana atau bagaimana yang didakwa oleh
penuntut umum sebagai tindak pidana korupsi;

Bahwa surat dakwaan haruslah jelas bagi terdakwa maupun bagi hakim bahwa fungsi terutama
dari surat tuduhan ialah terhadap terdakwa dan hakim dapat di nyatakan perbuatan apa yang di
tuduhkan terhadap terdakwa dan dan dalam hubungan itu haruslah dalam suatu uraian individual
dari fakta kejadian dinyatakan semua elemen dari tindak pidana yang yuridis itu;

Hal ini perlu kami kemukaan lagi justru oleh karena itu setelah pemeriksaan ini dianggap selesai
dan penuntutan umum mengajukan tuntutanya sebagaimana diuraikan di dalam surat tuntutanya
NO PDM-38/ JKT / 02/ 2017 tanggal 17 Juni 2017 tampak penuntut umum tidak.

Dapat mempertahankan dakwaanya itu hal mana kemudian penuntut umum memilih dakwaan ke
dua yaitu pasal 327 KUHP sebagai dakwaan alternatif :

Bahwa terdakwa di dakwa melanggar pasal 327 KUHP unsur unsurnya sebagai berikut ;

1. Barang siapa.
2. Dengan sengaja dan melawan hukum memiliki sesuatu barang yang seluruhnya atau
sebagaian milik orang lain dan barang tersebut ada padanya bukan karna kejahatan.

Ad. 1. Unsur barang siapa dalam pasal ini adalah setiap orang yang sehat jasmani dan
rohani, dapat bertindak sebagai subjek hukum. Sehinga dapat diminta
pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya.
Ad, 2. Dengan sengaja dan melawan hukum memiliki suatu barang yang seluruhnya atau
sebagaian milik oang lain dan barang tersebut ada padanya bukan karna kejahatan;

III. PEMERIKSAAN SAKSI SAKSI DAN TERDAKWA SERTA BARANG BUKTI DI


PERSIDANGAN :
A. SAKSI SAKSI DARI JAKSA PENUNTUT UMUM :
1. SAKSI 1 : Husin Iktadiah Permana
- Bahwa Husin adalah pihak yang kalah dalam tender yakni dari PT. Yabes
Assenav Farma Tbk.
- Bahwa Saksi 1 yang menemukan alat-alat kesehatan tersebut sudah rusak dan
tidak layak pakai.
- Bahwa Saksi 1 yang melaporkan adanya tindakan penyalahgunaan dana alat
pengadaan kesehatan.
2. SAKSI 2 : Josep Marolop Tambunan
- Bahwa Saksi 2 merupakan penanggungjawab pengadaan alat kesehatan dan
farmasi.
- Bahwa Saksi 2 tidak mengetahui adanya tindakan penyelewengan dana
karena ia hanya mengikuti saran dari David Monang Trinata.
- Bahwa Saksi 2 hanya mengerjakan berkas/dokumen yang menyangkut hal
pengadaan alat kesehatan dan David Monanglah yang bertugas mencari
perusahaan sebagai mitra kerja.
- Bahwa David Monang Trinata memberitahu Saksi 2 dimana alat kesehatan
yang dimenangkan oleh PT Adisoemarta Medicalogy & Pharmacy Tbk.
3. SAKSI 3 : Ir. Erlangga
- Bahwa Saksi 3 hanya mengeluarkan dana yang diminta oleh David Monang
Trinata karena beliau sebagai penanggungjawab pengadaan alat kesehatan.
- Bahwa setelah Saksi 3 melakukan pengecekan terhadap alat kesehatan
tersebut, Saksi 3 tidak menemukan keganjalan dan memang benar alat
kesehatan tersebut memiliki kualitas baik.
- Bahwa Saksi 3 mengetahui adanya penambahan anggaran untuk proyek
pengadaan alat kesehatan dan farmasi.

IV. PENUTUP
Berdasarkan segala sesuatu yang telah diuraikan diatas perkenankanlah penasehat hukum
terdakwa memohon agar majelis hakim yang terhormat berkenan menjatuhkan putusan:
1. Melepaskan semua terdakwa dari tuntutan hukum.
2. Memulihkan hak terdakwa dalam kemampuan kedudukan dan harkat serta martabatnya.
3. Membebankan biaya kepada Negara.
ATAU bilamana majelis berpebdapat lain, mohon putusan yang seringan-ringannya bagi
terdakwa.
Terimakasih.

Jakarta, 25 Juli 2017


Penasehat Hukum Terdakwa
MILEA HARRIS HUTAPEA, S.H.,M.H

Anda mungkin juga menyukai