Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia di muka bumi ini pasti mendiami suatu tempat. Tempat dimana dia tinggal
terdapat dalam satu wilayah tertentu yang telah ditentukan mana saja batas-batasnya. Batas yang
dimaksud ini adalah batas untuk menentukan antara negara satu dengan negara lain sebagai
kodrat dari Perjanjian Westphalia tahun 1648. Perjanjian Westphalia menyetujui bahwa dunia
terbagi-bagi dalam negara-negara yang berdaulat dan memiliki kewenangannnya masing-masing
(Wardhani 2012). Sejak itu, perbincangan soal negara dan sistem yang berlaku didalamnya
semakin diperdalam supaya ditemukan kesepakatan antarnegara. Telah kita pahami bahwa dalam
suatu negara terdapat tiga unsur, yakni wilayah, penduduk dan pemerintah yang berdaulat.
Seiring berjalannya waktu, adanya negara yang bermunculan harus mendukung negara yang baru
merdeka sehingga mendapatkan pengakuan sebagai satu negara baru. Keempat unsur di atas
bekerja tidak selalu searah ataupun satu pemikiran. Ada kalanya penduduk memilih untuk
memperluas wilayah, namun pemerintah tidak mampu mencapainya. Yang terjadi justru
perlawanan beberapa penduduk kepada pemerintah karena ketidakberhasilannya. Masih banyak
lagi contoh dari persoalan yang muncul dari unsur-unsur negara tersebut.

Dengan kondisi yang mengalami dinamika tidak kondusif, dibuatlah hukum khusus tentang
pengaturan antara pemerintah dengan masyarakat. Sistem yang berlaku dalam negara diatur lebih
rinci dalam suatu hukum atau aturan maupun perundang-undangan. Hal inilah yang sering
disebut dengan hukum tata usaha negara atau hukum tata pemerintahan. Istilah lain yang sering
digunakan adalah hukum administrasi negara. Berdasarkan perspektif ilmu hukum administrasi,
ada dua jenis hukum administrasi; pertama, hukum administrasi umum, yakni berkenaan dengan
teori-toeri dan prinsip-prinsip yang berlaku untuk semua bidang hukum administrasi, tidak
terikat pada bidang tertentu; kedua, hukum administrasi khusus, yakni hukum-hukum yang
terkait dengan bidang-bidang pemerintahan tertentu seperti hukum lingkungan, hukum tata
ruang, hukum kesehatan, dan sebagainya (Ridwan 2006, viii).
Hukum administrasi pun mencakup berbagai persoalan yang menyangkut kehidupan warga
negara secara keseluruhan. Tidak hanya hukum administrasi negara yang terdapat dalam
pengaturan unsur-unsur di atas, tetapi ada pula yang disebut dengan hukum tata negara. Kedua
hukum ini berbeda namun saling keterkaitan satu sama lain. Jika hukum administrasi negara
mengatur tentang urusan-urusan dari unsur negara, yakni wilayah, penduduk dan pemerintah,
hukum tata negara membahas soal lembaga-lembaga negara dan perangkat-perangkat yang
terlibat dalam jalannya suatu negara. Hukum administrasi negara maupun hukum tata negara
mempunyai porsi yang seimbang dalam dinamika pemerintahan yang ada selama ini. Secara
garis besarnya, hukum tata negara mencakup hukum administrasi negara. Dalam arti luas,
Hukum Tata Negara (Algemeene Staatslehre) ini mencakup pula Hukum Administrasi
(Administratieve Staatslehre) atau kadang-kadang dipersempit dengan istilah Hukum Tata Usaha
Negara sebagai aspek hukum tata negara dalam arti dinamis. Ruang lingkup dari hukum
administrasi negara maupun hukum tata negara, makalah ini akan membahas secara rinci
bagaimana membedakannya. Tidak hanya itu, kaitan yang erat antara keduanya akan
memperjelas hubungan kerja dalam pemerintah yang berdaulat, warga atau penduduk dengan
negara dan wilayahnya. Harapan yang besar di kemudian hari adalah dapat membangun relasi
yang bagus antarunsur tersebut tanpa perlu merugikan salah satu pihak.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Tata Usaha Negara

Istilah Hukum Administrasi Negara berasal dari bahasa Belanda Administratiefrecht,


Administratif Law menurut ilmu pengetahuan hukum di Inggris, Droit Administratief di Perancis,
atau Verwaltungsrecht di Jerman. Di samping istilah Administratiefrecht di Negeri Belanda
dikenal pula Bestuursrecht atau Hukum Tata Pemerintahan. Dalam kalangan Perguruan Tinggi di
Indonesia, sebelum tahun 1946 dipergunakan istilah kembar Staats-en Administratiefrecht yaitu
Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara. Istilah tersebut sebenarnya terdiri dari
staatsrecht dan administratiefrecht dan kedua mata pelajaran ini pada Rechtshogeschool
(Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta diberikan secara gabungan dalam satu mata pelajaran sampai
tahun 1945.

Kemudian pada tahun 1946 dalam Het Universiteits Reglement pada pasal 34 dipisahkan
menjadi dua mata pelajaran yang masing-masing berdiri sendiri, yaitu Staatsrecht (Hukum Tata
Negara) dan Administratiefrecht (Hukum Administrasi Negara) yang digunakan pada Universitas
Indonesia. Setelah itu sejak tahun 1950 hingga tahun 1960 untuk mata kuliah Administratiefrecht
Prof. Djokosutono, S.H. mempergunakan istilah Hukum Tata Usaha Negara. Hukum Tata Usaha
Negara yakni hukum mengenai surat menyurat, rahasia dinas dan jabatan, kearsipan dan
dokumentasi, pelaporan dan statistik, tata cara penyimpanan berita acara, pencatatan sipil,
pencatatan nikah, talak dan rujuk, publikasi penerbitan-penerbitan negara.

Hukum Tata Usaha Negara di Indonesia sering digunakan atau disebut sebagai Hukum
Administrasi Negara dan Hukum Tata Pemerintahan. Hukum Administrasi Negara menurut
Prajudi adalah :

Anda mungkin juga menyukai