Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kuliah praktik adalah kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa baik
dalam bentuk latihan keterampilan, penambahan wawasan dalam rangka penguasaan kompetensi
sesuai dengan program studi yang terkait. Kuliah praktik bertujuan untuk meningkatkan
penguasaan dan keterampilan mahasiswa terhadap suatu disiplin ilmu, mata kuliah, dan
kompetensi program studi. Kuliah praktik merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti
oleh setiap mahasiswa sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Kuliah praktik dapat
berbentuk Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Bobot SKS Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah 2
SKS. Dan ditambah dengan mata kuliah-mata kuliah yang ditetapkan oleh jurusan. Obyek KKL
harus memiliki keterkaitan dengan disiplin ilmu dan kompetensi yang dikembangkan program
studi yang bersangkutan.

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sebagai salah satu mata kuliah wajib di jurusan Ilmu
Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial. Selain mata beberapa mata kuliah yang ditawarkan
baik Mata Kuliah Dasar (MKD), Mata Kuliah Utama (MKU), dan Mata Kuliah Pilihan (MKP)
yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Kuliah-kuliah Praktik juga
termasuk di dalamnya adalah KKL. Kesatuan mata kuliah teori dengan praktek sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam kurikulum perkuliahan diharapkan dapat mewujudkan output yang
capable bak teori dan praktik. Selain itu, diharapkan juga output dari jurusan Ilmu Hukum
nantinya tidak mengalami stressing yang berlebihan ketika menjadi praktisi pada bidangnya
masing-masing, tidak menjadi sarjana yang ketinggalan informasi. Demikian adalah beberapa
tujuan non-formal diadakannya kuliah-kuliah baik teori maupun praktik.

Kuliah Kerja Lapangan pada tahun 2017 ini dilaksanakan di daerah Jawa. Peserta Kuliah
Kerja Lapangan kali ini dibagi dalam lima kelompok yaitu kelompok satu dan dua (Membuat
laporan KKL mengenai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)) , kelompok tiga dan empat
(Membuat laporan KKL mengenai Kantor DPR ), sedangkan kelompok lima (Membuat laporan
KKL mengenai Universitas Brawijaya) . Kuliah Kerja Lapangan ini diselengggarakan selama
tujuh hari yaitu dari hari rabu, 3 Mei 2017 sampai dengan selasa, 9 Mei 2017.

1
1.2.Rumusan Masalah
2. Dimana tempat dan waktu dilaksanakannya kegiatan KKL hari pertama ?
3. Bagaimanakah bentuk dari pelaksanaan kegiatan KKL hari pertama di KPK ?
4. Bagaimana hasil dari kegiatan KKL yang dilaksanakan di hari pertama di KPK ?

1.3. Tujuan Kegiatan

Sebagaimana definisi di atas Kuliah Kerja Lapangan (KKL) secara umum bertujuan untuk
mendapatkan pengalaman nyata dari institusi atau lembaga yang berkaitan dengan mata kuliah
yang dikembangkan oleh jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial. Adapun secara
khusus tujuan dan fungsi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah sebagai berikut:

a) Tujuan Umum

Kuliah Paraktik bertujuan untuk meningkatkan penguasaan dan keterampilan mahasiswa


terhadap suatu disiplin ilmu, mata kuliah, dan kompetensi program studi.

a) Tujuan Khusus

1) Memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di


masyrakat dan dunia kerja.
2) Meningkatkan kemampuan, kecakapan dan profesionalisme kerja mahasiswa sesuai
dengan kompetensi Jurusan Ilmu Hukum Undiksha.
3) Meningkatkan relevansi kerjasama antara perguruan tinggi dengan instansi
pemerintahan.
4) Mengetahui bagaimana kinerja anggota KPK sebagai satu-satunya lembaga
pembrantas korupsi di Indonesia.
5) Mengetahui fungsi dan wewenang anggota KPK.
1.4 Manfaat Kegiatan

Manfaat yang kami dapat selama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di gedung
Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK) RI adalah sebagai berikut :

2
1) Teoritis

Selama melaksanakan kuliah kerja lapangan di gedung KPK kami dapat mengetahui
bagaimana tugas pokok , fungsi dan kewenangan KPK , menjadi tahu bagaimana sejarah
pemberantasan korupsi di Indonesia , terbentuknya KPK, dan mengetahui dasar hukum
pendirian KPK

2) Praktis

Manfaat Kuliah Kerja Lapangan secara praktek untuk kami yaitu dapat mengetahui kegiatan
- kegiatan rutin yang dilakukan KPK, mengetahui ruang sidang yang digunakan pada saat kasus
cicak dan buaya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tempat dan Waktu Kegiatan

Sebelum pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan, para peserta mendapat pembekalan


(coaching). Pembekalan ini dilaksanakan pada hari Jumat 28 April 2017 di Ruang III FHIS
Undiksha Singaraja. Pembekalan bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta KKL agar
peserta mendapat pengalaman dasar yang nantinya akan digunakan di dalam instansi atau
lembaga terkait pada saat pelaksanaan KKL. Pembekalan ini sifatnya adalah wajib bagi seluruh
peserta dan merupakan rangkaian agenda Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Acara pembekalan
dihadiri oleh Dosen, Pihak Travel, dan peserta.

Pada hari pertama tanggal 3 Mei 2017 rombongan KKL Ilmu Hukum tiba di gedung KPK
yang beralamat di Jl. Kuningan Persada Kav-4 Jakarta 12950. Acara dilaksanakan di gedung
KPK RI, setelah pembukaan yang diwakili oleh staff KPK di bagian pencegahan atas nama
Yunifa selaku moderator. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pengenalan narasumber yaitu
Rama Doni selaku staff pencegahan di KPK. Setelah penyampaian materi tentang gambaran
umum KPK dan bagaiman indonesia sebagai negara yang memiliki predikat masyarakat bahagia
yang rendah karena tingkat korupsi yang tinggi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi.

2.2. Bentuk Kegiatan

Di dalam ruang sidang tersebut, moderator terlebih dahulu menjelaskan lima tugas fungsi
pokok KPK kemudian moderator memberikan waktu kepada narasumber yaitu DONI untuk
menyampaikan materi tentang gambaran umum KPK beserta bagaimana sejarah pemberantasan
korupsi di Indonesia, terbentuknya KPK, dasar hukum pendirian KPK, tugas pokok dan fungsi
serta kewenangan KPK dan menjelaskan kenapa Indonesia memiliki tingkat kebahagian
masyarakat rendah yang disebabkan oleh tingkat korupsi yang tinggi. Acara selanjutnya yaitu
Tanya jawab seputar materi yang disampaikan oleh narasumber, adapun pertanyaan yang
disampaikan teman teman mahasiswa serta dosen Universitas Pendidikan Ganesha. Pertanyaan
yang sehubungan dengan kasus-kasus korupsi di Indonesia serta kurang harmonisnya hubungan
antara KPK dan DPR.

4
Selanjutnya yaitu pertanyaan dari mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

1) Apa yang dilakukan KPK dalam menanggapi isu pelemahan KPK serta mengenai
pencabutan hak politik yang ditolak oleh aktivis HAM ? (Diki Wahyudi)

2) Dengan adanya kasus KPK melaksanakan pemerinksaan di gedung DPR yang dikawal
polisi dengan senjata lengkap, apa itu sesuai prosedur atau tidak? (Kadek Sumada)

3) Ada tidak rencana KPK bukak cabang di daerah dan bagaimana prosedur jika kita ingin
membuka komunitas anti korupsi di kampus? (Insari Widhi Astuti)

4) Kenapa KPK hanya menangani kasus korupsi dengan skala yang besar dan apa KPK
ingin menggalakkan sanksi sosial bagi koruptor? (Widya Antari)

5) Apa ada perlindungan terhadap saksi dan pelapor kasus korupsi? (Ayu Triandari)

6) Bagaimana cara memunculkan rasa integritas pada setiap individu dan bagi setiap
penyelenggarapemerintahan pasti melampirkan hasil harta kekayaan tapi kenapa masih
saja ada korupsi?

Selanjutnya yaitu pertanyaan dari staf Dosen Universitas Pendidikan Ganesha :

1) Bagaimana tanggapan KPK mengenai penjatuhan hukuman mati terhadap seorang


koruptor dan bukankah itu melanggar HAM?

Setelah selesai sesi Tanya jawab acara selanjutnya yaitu melakukan kunjungan ke Taman atas
KPK. Serta diakhiri dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama. Selanjutnya acara
bebas.

2.3. Hasil Kegiatan

Adapun hasil kegiatan dari KKL Ilmu Hukum 2017 yaitu :

1) Sejarah Pemberantasan Korupsi di In donesia

5
Tahu Kegiatan Lingkup Dasar Hukum
n
1957 Operasi Militer Kegiatan PRT/PM/06/195
tidak 7
terstruktur
1967 Pemberantasan Korupsi Represif Keppres 228
dan Tahun 1967
preventif
1977 Opstib Penertiban Inpres 9 Tahun
sistem dan 1977
operasi
1987 Pemsus restitusi pajak Kebenaran Surat MENKEU
restitusi S-234/MK.
04/1987
1997- Krisis moneter dan ekonomi
1998
1999 KPKPN Preventif UU 28 Tahun
1999
1999 TGTPK Repfresif PP 19 Tahun
2000
2003 KPK Penindakan UU 30 Tahun
pencegahan 2002
Tugas:
koordinasi,supervisi,penindakan,pencegahan,&monito
r.
2005 Timtas Represif Inpres
Tugas: koordinasi diantara kejaksaan,POLRI dan
BPKP.

6
2) Terbentuknya KPK Semangat Baru, Harapan Baru
Dikeluarkan oleh MPR/DPR TAP MPR No. 11 Tahun 1998 tentang pemerintahan
yang bersih dari KKN.
DPR dan pemerintah kemudian membuat UU No. 31 Tahun 1999 tentang tindak
pidan korupsi.
Secara resmi KPK dibentuk UU No. 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi.
3) Dasar Hukum Pendirian KPK adalah UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-undang menyebutkan peran KPK sebagai trigger mechanism,yang berarti
mendorong atau sebagai stimulus agar upaya pemberantasan korupsi oleh lembaga-
lembaga yang telah ada sebelumnya agar lebih efektif dan efisien.
4) Visi di era Reformasi.
Bersama elemen bangsa, mewujudkan indonesia yang bersih dari korupsi.
5) Misi
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penegakan hukum dan menurunkan tingkat
korupsi di Indonesia melalui koordinasi , supervisi, monitor, pencegahan, dan penindakan
dengan peran serta seluruh elemen bangsa.
6) Tugas, Pokok dan Fungsi dan Kewenangan
Wewenang KPK
Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.
Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemnberantasan tindak pidana
korupsi.
Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait.
Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
7) Jawaban mengenai pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa dan dosen:

7
Diki Wahyudi:
Kadek Sumada: sebenarnya saat itu jakarta sedang siaga satu, ketika KPK
meminta bantuan pengawalan kepada POLRI dalam hal ini KPK hanya meminta
bantuan pengawalan tanpa adanya permintaan pembawaan senjata maupun alat
lainnya,terkait pembawaan senjata laras panjang dari POLRI itu merupakan
kewenangan POLRI tanpa ada kaitannya dengan permintaan KPK karena Jakarta
saat itu dalam keadaan siaga satu mungkin itu yang menyebabkan adanya
pembawaan senjata, tapi itu tidaklah bertentangan dengan prosedur karena dalam
pembawaan senjata tidak ada ,kaitannya dengan KPK.
Insari WidhiAstuti: jika ingin membuka komunitas anti korupsi di kampus
pertama dengan cara mengajukan proposal ke KPK, nanti selaku pihak KPK akan
datang ke Undiksha dan kemudian mengadakan rapat untuk membuka komunitas
dan dalam rencana KPK untuk bukak cabang sebenarnya sudah ada tapi masih
dalam proses kita tinggal tunggu saja, sebenarnya korupsi itu paling banyak
terjadi di daerah hal ini karena infrastuktur yang belum memadai serta kurangnya
tenaga kerja di dalam hal ini jika setiap daerah hanya diisi oleh beberapa orang
saja di khawatirkan hasilnya tidak maksimal.
Widya Antari: Sesuai denga prosedur yang ada KPK itu hanya menangani kasus
korupsi yang minimal 1M kalau kurang dari 1M itu merupakan kewenangan
polisi, dalam menggalakkan sanksi sosial itu KPK memiliki rencana berupa
penerapan biaya sosial.
Ayu Triandari Purwanto: KPK memiliki badan LPSK (Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban) selain itu KPK juga memberikan pengawalan bagi yang berani
melakukan pelaporan, pelaporan bisa dilakukan lewat sms dan telepon ke KPK
langsung bisa juga dilakukan melalui KPS. Pada dasarnya bagi siapa pun yang
berani melaporkan kasus korupsi yang sesungguhnya bukan merupakan kasus
yang dibuat-buat maka KPK siap melakukan pengawalan.
Ida Ayu Hasti Yoti Husadi: Misal dalam lalu lintas kita seharusnya berhenti
tapi apabila ada yang menerobos lampu merah berarti yang melakukan
penerobosan itu tidak berintegritas pada dasarnya harus taat pada hukum dan UU
yang ada sehingga dapat dikatakan berintegritas, dan penyelenggara negara bisa

8
korupsi karena pertama dia melaporkan harta kekayaannya kemudian setelah di
cek kembali ada penambahan harta disini ada ketidaksesuaian, dari sini KPK
melakukan pengeecekan sehingga ditemukan banyak terjadi pencucian uang dan
sering ditemukan pejabat negara yang melakukan kawin siri, sehingga uang hasil
korupsi tersebut diatas namakan istri yang tidak sah secara hukum tersebut, dan
banyak pejabat negara yang tidak melaporkan harta kekayaannya yang
sebenarnya.
Bapak Aldo Rico Geraldi: Terkait penjatuhan hukuman mati KPK sampai saat
ini masih belum ada rencana untuk itu, karena kajian KPK saat ini ada 2 untuk
efek jera dan paling efektif pada masyarakat adalah pemiskinan dan pencabutan
hak politik, untuk pemiskinan sudah diterapkan namun untuk pencabutan hak
politik belum dilaksanakan. Apabila untuk pencabutan hak politik itu akan
diterapkan apabila dia melakukan pelanggaran hukum untuk beberapa kali.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada hari pertama tanggal 3 Mei 2017 rombongan KKL Ilmu Hukum tiba di gedung
KPK yang beralamat di Jl. Kuningan Persada Kav-4 Jakarta 12950. Acara dilaksanakan di
gedung KPK lama, setelah pembukaan yeng diwakili oleh Staff KPK di bagian pencegahan
selaku moderator. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pengenalan narasumber yaitu Rama
Doni selaku staff di bagian Pencegahan di KPK. Setelah penyampaian materi tentang gambaran
umum KPK dan penjelasan mengenai bagaimana indonesia bisa mendapat peringkat terendah
dalam tingkat masyarakat yang bahagia di Dunia karena tingkat korupsi yang tinggi kemudian
sesi diskusi.

Selanjutnya hasil dari kegiatan KKL 2017:

Diki Wahyudi:

Kadek Sumada: sebenarnya saat itu jakarta sedang siaga satu, ketika KPK meminta
bantuan pengawalan kepada POLRI dalam hal ini KPK hanya meminta bantuan pengawalan
tanpa adanya permintaan pembawaan senjata maupun alat lainnya,terkait pembawaan senjata
laras panjang dari POLRI itu merupakan kewenangan POLRI tanpa ada kaitannya dengan
permintaan KPK karena Jakarta saat itu dalam keadaan siaga satu mungkin itu yang
menyebabkan adanya pembawaan senjata, tapi itu tidaklah bertentangan dengan prosedur karena
dalam pembawaan senjata tidak ada ,kaitannya dengan KPK.

Insari WidhiAstuti: jika ingin membuka komunitas anti korupsi di kampus pertama
dengan cara mengajukan proposal ke KPK, nanti selaku pihak KPK akan datang ke Undiksha
dan kemudian mengadakan rapat untuk membuka komunitas dan dalam rencana KPK untuk
bukak cabang sebenarnya sudah ada tapi masih dalam proses kita tinggal tunggu saja,
sebenarnya korupsi itu paling banyak terjadi di daerah hal ini karena infrastuktur yang belum
memadai serta kurangnya tenaga kerja di dalam hal ini jika setiap daerah hanya diisi oleh
beberapa orang saja di khawatirkan hasilnya tidak maksimal.

10
Widya Antari: Sesuai denga prosedur yang ada KPK itu hanya menangani kasus
korupsi yang minimal 1M kalau kurang dari 1M itu merupakan kewenangan polisi, dalam
menggalakkan sanksi sosial itu KPK memiliki rencana berupa penerapan biaya sosial.

Ayu Triandari Purwanto: KPK memiliki badan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi
dan Korban) selain itu KPK juga memberikan pengawalan bagi yang berani melakukan
pelaporan, pelaporan bisa dilakukan lewat sms dan telepon ke KPK langsung bisa juga dilakukan
melalui KPS. Pada dasarnya bagi siapa pun yang berani melaporkan kasus korupsi yang
sesungguhnya bukan merupakan kasus yang dibuat-buat maka KPK siap melakukan
pengawalan.

Ida Ayu Hasti Yoti Husadi: Misal dalam lalu lintas kita seharusnya berhenti tapi
apabila ada yang menerobos lampu merah berarti yang melakukan penerobosan itu tidak
berintegritas pada dasarnya harus taat pada hukum dan UU yang ada sehingga dapat dikatakan
berintegritas, dan penyelenggara negara bisa korupsi karena pertama dia melaporkan harta
kekayaannya kemudian setelah di cek kembali ada penambahan harta disini ada ketidaksesuaian,
dari sini KPK melakukan pengeecekan sehingga ditemukan banyak terjadi pencucian uang dan
sering ditemukan pejabat negara yang melakukan kawin siri, sehingga uang hasil korupsi
tersebut diatas namakan istri yang tidak sah secara hukum tersebut, dan banyak pejabat negara
yang tidak melaporkan harta kekayaannya yang sebenarnya.

Bapak Aldo Rico Geraldi: Terkait penjatuhan hukuman mati KPK sampai saat ini masih
belum ada rencana untuk itu, karena kajian KPK saat ini ada 2 untuk efek jera dan paling efektif
pada masyarakat adalah pemiskinan dan pencabutan hak politik, untuk pemiskinan sudah
diterapkan namun untuk pencabutan hak politik belum dilaksanakan. Apabila untuk pencabutan
hak politik itu akan diterapkan apabila dia melakukan pelanggaran hukum untuk beberapa kali.

3.2 Saran

Dengan adanya laporan Kuliah Kerja Lapangan ini diharapkan dapat memberi masukan
bagi para mahasiswa dan pembaca agar mampu meningkatkan integritas dan besarnya dampak
negatif yang timbulkan dari korupsi tersebut. Dan semoga laporan KKL ini dapat menambah
wawasan bagi para mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

11
LAMPIRAN

12
13

Anda mungkin juga menyukai