Anda di halaman 1dari 48

PUTUSAN

NOMOR 32/PDT/2018/PT. BDG.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa dan


mengadili perkara-perkara Perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara antara ;

1. PT. SENTUL CITY, TBK,berkedudukan di Jalan M.H. Thamrin Kav 8, Sentul


City, Kabupaten Bogor,dalam hal ini diwakili oleh Presiden Direktur :
Keith Steven dan Direktur: Tubagus Ali Akbar selanjutnya disebut
sebagai PEMBANDING I semula PENGGUGAT I DALAM
KONPENSI / TERGUGAT I DALAM REKONPENSI ;
2. PT. SUKAPUTRA GRAHA CEMERLANG, berkedudukan di Plaza Niaga I
Blok C No.25 & 27, Sentul City, Kabupaten Bogor, dalam hal ini
diwakili oleh Presiden Direktur: Kwee Liana Kumala dan Direktur :
Magdalena Leksmana selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING II
semula PENGGUGAT II DALAM KONPENSI / TERGUGAT II
DALAM REKONPENSI ;
Dalam hal ini Penggugat I dan Penggugat II memberikan kuasa kepada
1.Denny Kailimang, S.H., M.H., 2. Harry Ponto, S.H., LL.M., 3. Fernando
Siagian, S.H., dan 4. Christien Natalia, S.H., para advokat pada Kantor
Advokat Kailimang & Ponto, beralamat di Menara Kuningan Lt.14/A Jl. HR.
Rasuna Said Blok X-7 Kav. 5 Jakarta 12940, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus, tanggal 6 Oktober 2016, Nomor 007/SK/HP-CN/X/2016, selanjutnya
disebut sebagai PARA PEMBANDING semula PARA PENGGUGAT
DALAM KONPENSI / PARA TERGUGAT DALAM REKONPENSI;

L A W A N

1. KOMITE WARGA SENTUL CITY (KWSC), suatu badan hukum perkumpulan


yang telah mendapatkan pengesahan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-
0064131.Ah.01.07. tahun 2016, berkedudukan di Kabupaten Bogor
beralamat di Jalan Bukit Golf Hijau Raya No.167, Sentul City 16810,
selanjutnya disebut sebagai TERBANDING I semula TERGUGAT I
DALAM KONPENSI / PENGGUGAT I DALAM REKONPENSI ;
2. DESMAN SINAGA, bertempat tinggal di Jalan Bukit Topaz, No. 17, Bukit Golf
Hijau, Bukit Sentul, Sentul City, Kabupaten Bogor, selanjutnya disebut

Halaman 1 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG


sebagai TERBANDING II semula TERGUGAT II DALAM
KONPENSI / PENGGUGAT II DALAM REKONPENSI
3. ASWIL ASROL, bertempat tinggal di Jalan Taman Besakih I, No. 37, Taman
Besakih, Bukit Sentul, Sentul City Kabupaten Bogor, selanjutnya
disebut sebagai TERBANDING III semula TERGUGAT III DALAM
KONPENSI / PENGGUGAT III DALAM REKONPENSI
4. HJ.NURLAILA, bertempat tinggal di JalanTaman Legian Raya, No. 80,
Taman Legian, Bukit Sentul, Kabupaten Bogor, selanjutnya disebut
TERBANDING IV semula TERGUGAT IV DALAM KONPENSI /
PENGGUGAT IV DALAM REKONPENSI :
Dalam hal ini Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV,
memberikan kuasa kepada 1. Jonny Siburian, S.H., 2. Karmeihan
Sabaroedin, S.H., 3. Gita Paulina, S.H., dan 4. Towy Aryanosa, S.H., para
Advokat yang tergabung dalam Bagian Hukum Komunikasi Warga Sentul
City (KWSC), beralamat kantor di Jalan Bukit Golf Hijau Raya No. 167, Sentul
City, Kabupaten Bogor, berdasarkan Surat Kuasa Khusus, masing-masing
tanggal 3 Januari 2017, selanjutnya disebut sebagai PARA TERBANDING
semula PARA TERGUGAT DALAM KONPENSI / PARA PENGGUGAT
DALAM REKONPENSI ;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;

Telah membaca :
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung tanggal 24
Januari 2018 Nomor 32/PEN/PDT/2018/PT.Bdg., tentang penunjukan Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak
tersebut diatas;

2. Berkas perkara dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Cibinong,


Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. tanggal 10 Agustus 2017, berikut surat-surat
lainnya yang bersangkutan dengan perkara tersebut;

TENTANG DUDUK PERKARA :

Membaca surat gugatan para Penggugat yang terdaftar di Kepaniteraan


Pengadilan Negeri Cibinong pada tanggal 29 Nopember 2016, register Nomor
285/Pdt.G/ /2016/PN.Cbi, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut ;

1. Bahwa Penggugat I merupakan pengembang perumahan pada kawasan


Sentul City, Kabupaten Bogor. Sebagai developer atau pengembang di

Halaman 2 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


kawasan Sentul City Penggugat I dalam menjalankan kewajibannya
berpedoman pada Pasal 19 ayat (2) Undang-undang No. 01 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (“Undang-undang
Perumahan dan Pemukiman”), yang berbunyi:
“Penyelenggaraan rumah dan perumahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
setiap orang untuk menjamin hak setiap warga negara untuk
menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.” [penebalan kata
sengaja dilakukan]
2. Bahwa guna melaksanakan amanat Pasal 19 ayat (2) Undang-undang
Perumahan dan Pemukiman, yaitu menjaga lingkungan yang sehat, aman,
dan teratur, Penggugat I telah menunjuk Penggugat II guna melakukan
pengelolaan lingkunganserta menarik biaya pemeliharaan dan perbaikan
lingkungan (“BPPL”) serta tagihan air dari warga di seluruh kawasan Sentul
City. Penunjukkan Penggugat II dilakukan dengan Perjanjian tanggal 3 Januari
2000 tentang Penunjukan Penggugat II selaku Pengelola Lingkungan di
seluruh kawasan perumahan Bukit Sentul jo Addendum Perjanjian Perubahan
ke-II No. 019/Pjjn/CL-BS/I/2003 tanggal 3 Januari 2003, Addendum Perjanjian
Perubahan ke-III No. /PJJ/SC-CL/XII/2005 tanggal 1 Agustus 2005 jo
Addendum Perjanjian Perubahan ke-IV No. 022/PJJ/SC-CL/XII/2008 tanggal 8
Desember 2008 jo Addendum Perjanjian Perubahan ke-V No. 022/PJJ/SC-
CL/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 (“Perjanjian Penunjukan”).
3. Bahwa dalam Pasal 1 Perjanjian Penunjukkan, Pengelolaan Lingkungan yang
menjadi ruang lingkup kewenangan Penggugat II adalah sebagai berikut:
“Pihak Pertama dengan ini menunjuk Pihak Kedua untuk melakukan
pengelolaan lingkungan di seluruh Kawasan perumahan Sentul City yaitu
dalam hal:
a. Menjaga kebersihan, penyediaan tenaga keamanan, penerangan, air
bersih serta penerangan lingkungan di seluruh Kawasan areal
perumahan Sentul;
b. Melakukan penagihan Biaya Pengelolaan Lingkungan (BPPL) yang
meliputi biaya kebersihan, biaya pemakaian air bersih, biaya
penyediaan tenaga keamanan, biaya pemeliharaan dan/atau
pemakaian air bersih, air kotor (sewerage) serta biaya penerangan
lingkungan;

Halaman 3 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


c. Membuat/melakukan penegoran (somasi) apabila pemilik kavling
tanah dan/atau pemilik atau penghuni tanah dan bangunan di
areal/kawasan perumahan Sentul City terlambat dan/atau tidak
melakukan pembayaran sesuai tagihan yang dikeluarkan oleh Pihak
Kedua sesuai dengan jatuh tempo pembayaran yang tertera dalam
tagihan;
d. Menentukan besarnya denda atau sanksi lain baik pidana maupun
perdata bagi pemilik kavling tanah dan/atau penghuni tanah dan
bangunan di areal/Kawasan Sentul City yang melakukan pelanggaran
ketentuan yang ada dan berlaku baik tertulis maupun lisan dikawasan
Sentul City;
e. Memanfaatkan dan/atau menggunakan lahan di Kawasan Bukit Sentul
untuk dikelola baik oleh Pihak Kedua sendiri ataupun bekerjasama
dengan pihak lain untuk memanfaatkan/menggunakan lahan Pihak
Pertama, dengan ketentuan wajib untuk mendapatkan persetujuan
tertulis terlebih dahulu Pihak Pertama.”
4. Bahwa Tergugat I adalah badan hukum perkumpulan yang didirikan
berdasarkan Akta No. 13 tanggal 13 Juni 2016 tentang Pengesahan Badan
Hukum Perkumpulan Komite Warga Sentul City yang dibuat di hadapan DR.
Gunawan Djajaputra, S.H., S.S., M.H., dan telah mendapatkan pengesahan
sebagai badan hukum perkumpulan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-0064131.AH.01.07. Tahun 2016
tanggal 16 Juni 2016.
5. Bahwa dalam menjalankan kegiatannya Tergugat I diwakili oleh Dewan
Pengurus. Saat ini, Dewan Pengurus aktif Tergugat I adalah:
Ketua: Desman Sinaga (Tergugat II)
Sekretaris: Aswil Asrol (Tergugat III)
Bendahara: Hj. Nurlaila (Tergugat IV)
6. Dalam menjalankan kegiatan mereka selaku pengurus Tergugat I, Tergugat II
s.d. Tergugat IV telah melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
yang melampaui tugas dan tanggungjawab mereka selaku pengurus Tergugat
I, sehingga dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum yang
merugikan Para Penggugat. Perbuatan-perbuatan melawan hukum yang
berada di luar tugas dan tanggungjawab pengurus adalah merupakan
tanggungjawab pengurus secara pribadi. Karena itu, adalah berdasar hukum
bagi Para Penggugat untuk juga menggugat Tergugat II s.d. Tergugat IV
dalam gugatan a quo.

Halaman 4 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


7. Bahwa Ruang Lingkup Kegiatan Tergugat I sebagaimana yang tercantum
dalam anggaran dasar Tergugat I yang dimuat dalam situsnya sebagai
berikut:
1) Mengembangkan komunikasi antar Anggota, Pengurus dan
Masyarakat sehingga Persatuan dan Solidaritas Warga Sentul City
akan semakin kokoh.
2) Membina Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan dan Pelatihan.
3) Meningkatkan Sinergitas dengan Pemerintah dan Pengembang/
Pengelola.
8. Namun dalam kenyataannya, kegiatan yang dilakukan oleh Tergugat I serta
Tergugat II s.d. Tergugat IV telah keluar dari Ruang Lingkup Kegiatan
dibentuknya Tergugat I sebagaimana disebutkan dalam Anggaran Dasar
Tergugat I. Tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh
Para Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum yang menyebabkan
kerugian terhadap Para Penggugat sesuai Pasal 1365 KUHPerdata.

Dasar Para Penggugat Melakukan Pengelolaan Terhadap Sistem Penyediaan


Air Minum (SPAM) dan Penagihan atas Penggunaan Air oleh Warga di
Kawasan Sentul City:
9. Berdasarkan Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman sebagaimana diuraikan di atas, Penggugat I selaku Pengembang
dan Pengelola kawasan Sentul City berkewajiban untuk menjamin hak setiap
warga Sentul City untuk menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang
layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
7. Bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Perumahan
dan Kawasan Pemukiman, khususnya guna memenuhi kebutuhan air minum
bagi warga di kawasan Sentul City, telah dilakukan kerjasama antara
Penggugat I dengan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor.Kerjasama
dilakukan oleh Penggugat I dengan PDAM Tirta Kahuripan dimaksud karena
masih adanya keterbatasan PDAM Tirta Kahuripan dalam menyiapkan
jaringan pipa untuk penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
kepada warga Sentul City.Untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga Sentul
City tersebut, Penggugat I telah membangun jaringan perpipaan air minum di
Kawasan Sentul City.
10. Atas penyelengaraan SPAM sebagaimana dimaksud di atas Penggugat I dan
PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor membuat perjanjian tanggal 17 Mei
2001 (“Perjanjian Penyelenggaraan SPAM”). Dalam Perjanjian

Halaman 5 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Penyelenggaraan SPAM tersebut, disebutkan bahwa Penggugat I memiliki
kewenangan untuk mengelola ketersediaan air minum di kawasan Sentul
City sejak tahun 2001.Selanjutnya untuk membantu pelaksanaan SPAM dan
pengelolaan pembayaran tagihan air, Penggugat I menunjuk Penggugat II
selaku pengelola berdasarkan Perjanjian Penunjukan.
Dasar Para Penggugat Melakukan Pengelolaan dan Pembiayaan Lingkungan di
Kawasan Sentul City:
11. Selain hak untuk mengelola penyelenggaraan air minum dan menerima
pembayaran air sebagaimana dimaksud di atas, Para Penggugat juga
memiliki kewajiban dan kewenangan dalam mengelola dan memperbaiki
lingkungan kawasan Sentul City. Kewenangan Para Penggugat dalam
mengelola lingkungan, memperbaiki lingkungan, dan melakukan penagihan
BPPL didasarkan pada Undang-Undang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2009
tentang Pedoman Penyerahan Prasarana dan Utilitas Perumahan dan
Permukiman di Daerah (“PP No. 9 tahun 2009”).
12. Bahwa selain peraturan Undang-Undang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman dan PP No. 9 tahun 2009 sebagaimana disebutkan di atas,
terdapat pula Tata Tertib dan Pedoman Desain di kawasan Sentul City khusus
hunian yang berlaku bagi pemilik maupun penghuni di kawasan Sentul City.
Dalam Bab V Tata Tertib mengenai BPPL dan Penggantian Produksi Air
Bersih disebutkan bahwa pemilik dan/atau penghuni berkewajiban membayar
BPPL serta penggunaan air bersih setiap bulan, yang besarnya ditetapkan
oleh pengembang dan/atau pengelola guna pemeliharaan, perbaikan, dan
pengamanan lingkungan. Pemeliharaan, perbaikan, dan pengamanan
lingkungan tersebut mencakup prasarana yang telah dibangun oleh
pengembang antara lain jalan, saluran, listrik penerangan jalan umum,
kebersihan jalan dan perawatan taman, fasilitas umum serta penggunaan air
bersih dan pemeliharaan jaringan air bersih.
13. Bahwa pembayaran BPPL yang dilakukan oleh warga Sentul City kepada
Para Penggugat dipakai juga untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang
ada di kawasan Sentul City sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 4
huruf e dan Pasal 56 Undang-undang Perumahan dan Kawasan Pemukiman
yang menyebutkan sebagai berikut:
Pasal 4 huruf e
“Ruang lingkup penyelengaraan perumahan dan kawasan permukiman
meliputi:...

Halaman 6 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


e. Pemeliharaan dan Perbaikan.”
Pasal 56
“(1) Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk
mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan yang
terencana, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan sesuai dengan
rencana tata ruang.
(2) Penyelenggaraan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi hak warga negara atas
tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman,
serasi dan teratur serta menjamin kepastian bermukim.”
14. Bahwa berdasarkan PP No. 9 tahun 2009, pengelolaan prasarana, sarana,
utilitas dan pembiayaan belum dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Bogor. Hal tersebut dikarenakan belum adanya proses
penyerahan tanggung jawab atas pengelolaan lingkungan Sentul City kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor meskipun sejak tahun 2006, 2010
hingga 2014 telah ada upaya dari Penggugat I untuk melaksanakan serah
terima prasarana, sarana dan utilitas beserta pengelolaannya kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Oleh karena belum adanya proses
penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas berikut pengelolaannya
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor maka prasarana, sarana,
dan utilitas berikut pengelolaan lingkungan kawasan Sentul City, dan
pembiayaannya masih menjadi kewenangan dan tanggung jawab dari
Para Penggugat.
15. Berdasarkan uraian sebagaimana dimaksud di atas maka telah jelas bahwa
Para Penggugat memiliki kewenangan dan tanggung jawab secara mutlak
terhadap pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), penagihan
pembayaran air warga kawasan Sentul City, prasarana, sarana, dan utilitas,
pengelolaan lingkungan, dan pembiayaannya.
Perbuatan Melawan Hukum oleh Para Tergugat:
15. Gugatan ini diajukan atas dasar Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige
daad) sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata yang berbunyi sebagai berikut:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada
orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena
kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut”.

Halaman 7 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


16. Bahwa, merupakan suatu prinsip dan ketentuan hukum yang diterima, baik
berdasarkan hukum tertulis maupun yang dikembangkan melalui
yurisprudensi, gugatan ganti rugi yang didasarkan pada perbuatan melanggar
hukum, dapat dikabulkan sesuai dengan Pasal 1365 KUH Perdata, apabila
unsur-unsur di bawah ini terpenuhi, yakni:
(a) adanya perbuatan yang bersifat melanggar hukum, yang menurut
yurisprudensi tetap adalah:
(i) perbuatan (berbuat ataupun tidak berbuat) yang bertentangan
dengan kewajiban hukum si pembuat; atau
(ii) perbuatan (berbuat ataupun tidak berbuat) yang melanggar hak
subyektif orang lain; atau
(iii) perbuatan (berbuat ataupun tidak berbuat) yang melanggar kaidah
tata susila; atau
(iv) perbuatan (berbuat ataupun tidak berbuat) yang bertentangan
dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang
seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama
warga masyarakat atau terhadap harta benda orang lain;
(b) adanya kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum;
(c) adanya kesalahan pada si pembuat; dan
(d) hubungan kausal antara perbuatan dengan kerugian.
17. Bahwa, sebagaimana Para Penggugat akan jelaskan pada bagian selanjutnya
dari Gugatan ini, unsur-unsur perbuatan melawan hukum tersebut di atas
telah terpenuhi.
18. Bahwa beberapa kali Tergugat I dan atau Tergugat II, Tergugat III, dan
Tergugat IV dengan mengatasnamakan Tergugat Imengirimkan surat kepada
Penggugat I, antara lain:
 Surat tanggal 18 April 2015 perihal Penolakan Penyesuaian Tarif BPPL
tahun 2016;
 Surat Nomor 013/Peng-2/KWSC/UND-SC/III/2016 tanggal 16 Maret
2016 perihal Undangan;
 Surat Somasi tanggal 4 April 2016 perihal Somasi Pengelolaan Air;
 Surat Somasi Nomor 017/Peng-2/KWSC/SC/IV/2016 tanggal 4 April
2016 perihal Somasi BPPL;
 Surat Edaran Nomor 001/Peng-2/KWSC/SE/IV/2016 tanggal 8 April
2016 perihal Panduan untuk Penghitungan Tagihan Air;
 Surat tanggal 28 April 2016 perihal Tanggapan atas Tanggapan;

Halaman 8 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


 Surat Nomor: 026/Peng-2/KWSC/SC/V/2016 tanggal 9 Mei 2016 perihal
Tanggapan atas Tanggapan Kuasa Hukum PT. Sentul City
Selanjutnya akan disebut “Surat-surat Para Tergugat”.
19. Terkait dengan Surat-surat Para Tergugat tersebut di atas telah dimasukkan
oleh Tergugat III dalam situs milik Tergugat I, yaitu:
 Surat Somasi tanggal 4 April 2016 perihal Somasi Pengelolaan Air;
 Surat Somasi Nomor 017/Peng-2/KWSC/SC/IV/2016 tanggal 4 April
2016 perihal Somasi BPPL;
 Surat tanggal 28 April 2016 perihal Tanggapan atas Tanggapan;
 Surat Nomor: 026/Peng-2/KWSC/SC/V/2016 tanggal 9 Mei 2016 perihal
Tanggapan atas Tanggapan Kuasa Hukum PT. Sentul City
yang ditujukan kepada Para Penggugat dan telah mendapatkan tanggapan
Para Penggugat. Surat Tanggapan Para Penggugat tersebut pun juga telah
dimasukkan oleh Tergugat IIIdan ditanggapi dalam situs milik Tergugat I
tersebut.
20. Bahwa Surat-surat Para Tergugat yang disampaikan dalam situs Tergugat I
tersebut berisi himbauan, hasutan, dan ajakan kepada warga Sentul City
untuk tidak melakukan pembayaran tagihan air dan biaya BPPL sebagaimana
kewajiban yang berlaku bagi pemilik dan/atau penghuni di kawasan Sentul
City.
21. Selain tindakan penghasutan sebagaimana isi Surat-surat Para Tergugat yang
disampaikan dalam situs Tergugat I pada sekitar bulan Juni 2016, Tergugat II,
III, dan IV, memasukkan artikel yang berjudul “Derita Warga Sentul City
(Negara didalam Negara)” pada situs www.change.org dimana dalam artikel
tersebut disebutkan bahwa Para Penggugat telah melakukan pemerasan
kepada warga Sentul City. Selain itu, Tergugat II, III, dan IV juga meminta
Penggugat I untuk mengembalikan uang BPPL yang telah dipungut oleh
Penggugat II dari warga di kawasan Sentul City. Pernyataan dari Tergugat II,
III, dan IV tersebut menimbulkan kerugian yang besar bagi Penggugat I dan II
karena artikel tersebut dapat dilihat oleh semua orang khususnya seluruh
warga yang menghuni di kawasan perumahan Sentul City.
22. Kemudian tindakan penghasutan lainnya yang dilakukan oleh Para Tergugat
terjadi pada tanggal 1 September 2016. Para Tergugat telah menyampaikan
dan membagi-bagikan Warta KWSC kepada warga kawasan perumahan
Sentul City, yang isinya antara lain ajakan untuk membayar tarif air sesuai
dengan perhitungan pedoman yang telah ditetapkan oleh Para Tergugat
dalam situs Tergugat I. Bahkan dalam Warta KWSC tersebut, Para Tergugat

Halaman 9 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


menghimbau agar pembayaran air dan BPPL dibayarkan melalui Tergugat I.
Menindaklanjuti Warta KWSC tersebut, Tergugat I telah memberikan formulir
Peserta Pembayaran Kolektif Komite Warga Sentul City (KWSC) kepada
warga di kawasan Sentul City. Isi formulir tersebut yakni:
a. tabel data pribadi warga yang harus diisi oleh warga; dan
b. pilihan pembayaran yang meliputi pembayaran kolektif melalui kasir
Tergugat I (dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 10.000,- (sepuluh
ribu Rupiah)) dan program simpanan sukarela senilai (50% dari nilai
Biaya Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan-BPPL)
23. Selain Surat-surat Para Tergugat, artikel, dan Warta KWSC yang diedarkan
oleh Tergugat II, III, dan IV yang mengatasnamakan Tergugat I di atas, Para
Tergugat juga telah mengadakan pertemuan dengan warga Sentul City yang
diadakan pada tanggal 20 Agustus 2016 pukul 19.00 WIB di Hotel Aston,
Sentul City. Pada awalnya Tergugat II, III, dan IV mengundang warga untuk
bersilahturahmi, namun dalam pertemuan tersebut Tergugat II, III, dan IV telah
melakukan penghasutan kepada warga Sentul City untuk tidak melakukan
pembayaran tagihan air dan BPPL kepada Para Penggugat.
24. Bahwa berdasarkan uraian yang disampaikan oleh Para Penggugat diatas
maka secara nyata Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata yang sangat
merugikan bagi Para Penggugat dengan melakukan penghasutan kepada
Warga Sentul City untuk tidak melakukan pembayaran tarif air dan biaya
BPPL kepada Para Penggugat yang seharusnya pembayaran terhadap
tagihan air dan BPPL dibayarkan kepada Penggugat II yang telah ditunjuk
oleh Penggugat I selaku Pengelola yang sah pada kawasan Sentul City.
25. Berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang diuraikan di atas, adalah
berdasar hukum jika Para Tergugat dinyatakan terbukti melakukan perbuatan
melawan hukum yang merugikan Para Penggugat, dan karenanya dihukum
secara tanggung renteng untuk membayar kerugian Para Penggugat, baik
materiil maupun immateriil, yang seluruhnya sebesar Rp 103.987.000.000,00
(seratus tiga miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta Rupiah), ditambah
bunga sebesar 6% (enam persen) per tahun terhitung sejak gugatan ini
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong sampai seluruhnya
dibayar lunas. Adapun rincian kerugian materiil dan immateriil yang dialami
oleh Para Penggugat adalah:
Kerugian Materiil

Halaman 10 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


25.1 Bahwa terhadap perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para
Tergugat, sebagian warga tidak lagi membayarkan tagihan air dan
BPPL kepada Penggugat II selaku pengelola. Nilai kerugian dari
tagihan air dan BPPL yang tidak dibayarkan kepada Penggugat II yaitu
sejumlah Rp 3.987.000.000,00 (tiga miliar sembilan ratus delapan puluh
tujuh juta Rupiah)hingga bulan Oktober 2016.
Kerugian Immateriil
25.2. Bahwa Para Penggugat merupakan perusahaan pengembang dan
pengelola perumahan yang memiliki nama baik di bidangnya. Hal
tersebut dibuktikan dengan banyaknya penghargaan yang diterima oleh
Para Penggugat. Dengan adanya perbuatan yang dilakukan oleh Para
Tergugat menyebabkan nama baik Para Penggugat tercemar dan sedikit
banyak mempengaruhi pengembangan usaha Para Penggugat.

25.3 Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Para Tergugat telah merusak
nama baik dari Para Penggugat maupun pimpinan Para Penggugat.
Akibat perbuatan melawan hukum Para Tergugat tersebut menimbulkan
hinaan kepada Para Penggugat maupun pimpinannya. Hinaan tersebut
jelas berdampak pada usaha yang dijalankan oleh Para Penggugat dan
usaha lain yang dilakukan karena hinaan yang timbul dari perbuatan
melawan hukum Para Tergugat tersebut telah dilakukan di media sosial.
25.4 Bahwa akibat tindakan yang dilakukan oleh Para Tergugat telah
membuat kepercayaan para calon pembeli di kawasan Sentul City
menjadi menurun sehingga berdampak pada penjualan perumahan di
kawasan Sentul City menjadi merosot dan mengakibatkan kerugian bagi
Penggugat I.
25.5 Oleh karena kerugian immateriil yang diderita oleh Para Penggugat
maka patutlah Para Penggugat menilai kerugian immateriil tersebut
dengan nilai uang sebesar Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar
Rupiah).
Dalam Provisi:
26. Bahwa sebagaimana yang telah diuraikan oleh Para Penggugat dalam
gugatannya ini, Para Tergugat secara hukum jelas telah melakukan perbuatan
melawan hukum dengan cara membuat surat-surat dan menaruhnya pada
situs milik Tergugat I, membuat artikel yang berjudul “Derita Warga Sentul City
(Negara didalam Negara)” pada situs www.change.org, mengedarkan Warta
KWSC yang menghasut warga dan mendiskreditkan Para Penggugat, dan

Halaman 11 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


melakukan pertemuan dengan warga pada kawasan Sentul City dalam rangka
penghasutan warga Sentul City untuk tidak melakukan pembayaran tarif air
dan BPPL kepada Para Penggugat.
27. Perbuatan melawan hukum Para Tergugat tersebut telah nyata membawa
kerugian bagi Para Penggugat dan perlu dihentikan guna menghindari Para
Penggugat mengalami kerugian yang lebih besar lagi. Oleh karena itu, patut
dan beralasan secara hukum jika Para Penggugat memohon Majelis Hakim
perkara a quo memerintahkan kepada Para Tergugat untuk menghentikan
segala kegiatan dan/atau tindakan mereka terhadap Para Penggugat sampai
dengan adanya putusan yang berkekuatan tetap atas gugatan a quo.
Permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag), Uang Paksa (Dwangsom), dan
Putusan Serta Merta ( Uitvoerbaar Bij Vooraad)
28. Bahwa untuk menjamin gugatan Para Penggugat tidak sia-sia (illusoir) dan
karena dikhawatirkanTergugat akan mengalihkan/memindahtangankan harta
bendanya, berdasarkan Pasal 227 H.I.R. cukup beralasan menurut hukum
apabila terhadap harta benda milik Para Tergugat diletakkan sita jaminan yaitu
berupa:
a. Seluruh dana dalam rekening atas nama Tergugat I pada Bank Mandiri
dengan Nomor Rekening 133-00-13663383;
b. Rumah milik Tergugat II yang terletak di Jln. Bukit Topaz No.17, Bukit
Golf Hijau, Bukit Sentul, Bogor;
c. Rumah milik Tergugat III yang terletak di Jln. Taman Besakih I No. 37,
Taman Besakih, Bukit Sentul, Bogor;
d. Rumah milik Tergugat IV yang terletak di Jln. Taman Legian Raya No.
80, Taman Legian, Bukit Sentul, Bogor.
29. Guna menghindari Para Tergugat lalai melaksanakan isi putusan ini,
sangatlah wajar jika kepada Para Tergugat dihukum secara tanggung renteng
untuk membayar kepada Para Penggugat uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah)setiap hari apabila tidak memenuhi
putusan perkara aquo yang telah berkekuatan hukum tetap.
30. Bahwa karena gugatan Penggugat adalah didasarkan dengan bukti-bukti yang
sah dan otentik serta berdasarkan ketentuan Pasal 180 H.I.R. maka putusan
dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada banding,
verzet, ataupun kasasi (Uitvoerbaar Bij Voerraad).
31. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat
secara bersama-sama, maka sangatlah beralasan jika Para Penggugat

Halaman 12 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


memohon agar Para Tergugat dihukum secara tanggung renteng
menanggung biaya dalam perkara ini.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, Penggugat memohon kepada Yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini guna memberikan
putusan sebagai berikut:
Dalam Provisi
Memerintahkan kepada Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV untuk
menghentikan segala kegiatan dan/atau tindakan mereka terhadap Penggugat I
dan atau Penggugat II sampai dengan adanya putusan yang berkekuatan tetap
atas perkara ini.
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan seluruh gugatan Penggugat I dan Penggugat II.
2. Menyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV telah
melakukan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian bagi
Penggugat I dan Penggugat II.
3. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas:
a. Seluruh dana yang ada dalam rekening atas nama Tergugat I pada Bank
Mandiri dengan Nomor Rekening 133-00-13663383;
b. Rumah milik Tergugat II yang terletak di Jln. Bukit Topaz No.17, Bukit
Golf Hijau, Bukit Sentul, Bogor;
c. Rumah milik Tergugat III yang terletak di Jln. Taman Besakih I No. 37,
Taman Besakih, Bukit Sentul, Bogor;
d. Rumah milik Tergugat IV yang terletak di Jln. Taman Legian Raya No.
80, Taman Legian, Bukit Sentul, Bogor.
4. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV secara
tanggung renteng membayar ganti rugi materiil sebesar Rp 3.987.000.000,00
(tiga miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta Rupiah) dan immateril
sebesar Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar Rupiah) atau keseluruhannya
sebesar Rp 103.987.000.000,00 (seratus tiga miliar sembilan ratus delapan
puluh tujuh juta rupiah)secara tunai dan sekaligus kepada Para Penggugat,
ditambah bunga sebesar 6% (enam persen) per tahun terhitung sejak Gugatan
ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong sampai seluruhnya
dibayar lunas..
5. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV secara
tanggung renteng untuk membayar kepada Penggugat I dan Penggugat II
uang paksa (dwangsom) dengan segera dan sekaligus sebesar Rp.

Halaman 13 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) per hari apabila tidak memenuhi putusan
perkara aquo yang telah berkekuatan hukum tetap.
6. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada
banding, verzet ataupun kasasi (Uitvoerbaar Bij Voerraad).
7. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV secara
tanggung renteng untuk membayar biaya perkara ini.
Apabila Ketua Pengadilan Negeri Cibinong berpendapat lain, mohon perkara ini
diputus dengan seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Membaca surat jawaban yang diajukan para Tergugat, telah


mengemukakan sebagai yaitu berikut :

DALAM KONVENSI
DALAM POKOK PERKARA

DASAR ATAU ALASAN GUGATAN A QUO BERTENTANGAN DENGAN


KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU SEHINGGA
PARA PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI DASAR HUKUM UNTUK
MENGAJUKAN GUGATAN KEPADA PARA TERGUGAT

A. PARA TERGUGAT TIDAK TERIKAT DENGAN PERJANJIAN YANG DIBUAT


ANTARA PENGGUGAT I DAN PENGGUGAT II

1. Bahwa sesuai Butir 2 (dua) dan 3 (tiga) halaman 2 (dua) dan 3 (tiga)
Gugatan a quo, Para Penggugat mendasarkan gugatannya atas para
Tergugat berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian yaitu
sebagai berikut:
Bahwa guna melaksanakan amanat Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang
Perumahan dan Pemukiman....Penggugat I telah menunjuk Penggugat
IIguna melakukan pengelolaan lingkungan serta menarik biaya pemeliharaan
dan perbaikan lingkungan (“BPPL”) serta tagihan air dari warga di seluruh
kawasan sentul city. Penunjukan Penggugat II dilakukan dengan Perjanjian
tanggal 3 Januari 2000 tentang penunjukan Penggugat II selaku Pengelola
Lingkungan....Addendum Perjanjian Perubahan ke V No. 022/PJJ/SC-
CL/XII/2011 tanggal 20 Desember 2011 (“Perjanjian Penunjukan”)

“Bahwa dalam Pasal 1 Perjanjian Penunjukkan, Pengelolaan Lingkungan


yang menjadi ruang lingkup kewenangan Penggugat II adalah sebagai
berikut:

2. Padahal sesuai ketentuan Pasal 1313 dan Ketentuan Pasal1340


KUHPerdata dinyatakan:

Halaman 14 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Pasal 1313 KUHPerdata

“Suatu Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang


atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”

1340 KUHPerdata

“suatu perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang


membuatnya.”

3. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata, maka Perjanjian


Penunjukan yang didalilkan oleh Para Penggugat sebagai dasar
gugatannya kepada Para Tergugat adalah merupakan suatu perbuatan
dengan mana Pengugat I mengikatkan dirinya terhadap Penggugat II,
adapun Para Tergugat dalam hal ini tidak pernah mengikatkan diri pada
perbuatan tersebut, karenanya Para Tergugat bukan pihak dalam
Perjanjian Penunjukan tersebut.
4. Lebih lanjut sesuai ketentuan Pasal 1340 KUHPerdata, maka Perjanjian
hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya, karenanya
Perjanjian Penunjukan yang dibuat diantara Penggugat I dan
Penggugat II adalah mengikat hanya diantara Penggugat I dan
Penggugat II. Adapun Para Tergugat sama sekali tidak mengikatkan diri
sebagai Pihak di dalam Perjanjian Penunjukkan tersebut, sehingga tidak
terikat dalam ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam Perjanjian
Penunjukan.
5. Oleh karenanya sesuai ketentuan Pasal 1313 dan 1340 KUHPerdata adalah
sangat tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan apabila Para Penggugat
menggunakan Perjanjian Penunjukkan yang hanya mengikat Pengugat I dan
Penggugat II sebagai dasar Gugatannya kepada Para Tergugat yang jelas-
jelas bukan pihak dan tidak terikat serta tunduk pada ketentuan-ketentuan
dalam Perjanjian Penunjukan tersebut.
6. Bahwa dengan tidak terdapatnya dasar bagi Para Penggugat untuk
mengajukan Gugatan a quo kepada Para Tergugat, maka Mohon Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Cibinong yang memeriksa Perkara a quo,
menolak Gugatan Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
Gugatan tidak dapat diterima(niet onvantelijke verklaard).
B. PENGGUGAT I DAN PENGGUGAT II BUKAN MERUPAKAN ANGGOTA
DARI PERKUMPULAN PERDATA PARA TERGUGAT, SEHINGGA SANGAT

Halaman 15 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


TIDAK BERDASAR APABILA PARA PENGGUGAT MENGGUNAKAN
ANGGARAN DASAR TERGUGAT I SEBAGAI DASAR GUGATAN A QUO

7. Bahwa Para Tergugat menolak dalil Para Penggugat pada butir 6 (enam)
dan butir 7 (tujuh) dan butir 8 (delapan) halaman 4 (empat) Gugatan a quo
yang menyatakan hal sebagai berikut:
7.1. Dalam menjalankan kegiatan mereka selaku pengurus Tergugat I,
Tergugat II s.d Tergugat IV telah melakukan tindakan-tindakan
atau perbuatan-perbuatan yang melampaui tugas dan
tanggungjawab mereka selaku pengurus Tergugat I, sehingga
dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum yang
berada di luar tugas dan tanggungjawab pengurus adalah
merupakan tanggungjawab pengurus secara pribadi. Karena itu
berdasar hukum bagi Para Penggugat untuk juga menggugat
Tergugat II s.d Tergugat IV dalam gugatan a quo.
7.2. Bahwa Ruang Lingkup Kegiatan Tergugat I sebagaimana
tercantum dalam anggaran dasar Tergugat I yang dimuat dalam
situsnya sebagai berikut:
1) Mengembangkan komunikasi antar Anggota, Pengurus dan
Masyarakat sehingga Persatuan dan Solidaritas Warga
Sentul City akan semakin kokoh.
2) Membina Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dan
pelatihan.
3) Meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah dan
Pengembang/Pengelola.
7.3. Namun dalam kenyataannya, kegiatan yang dilakukan oleh
Tergugat I serta Tergugat II s.d Tergugat IV telah keluar dari
Ruang Lingkup kegiatan dibentuknya Tergugat I serta Tergugat II
s.d Tergugat IV telah keluar dari Ruang Lingkup Kegiatan
dibentuknya Tergugat I sebagaimana disebutkan dalam Anggaran
Dsar Tergugat I. Tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
yang dilakukan oleh Para Tergugat merupakan perbuatan
melawan hukum yang menyebabkan kerugian terhadap Para
Penggugat sesuai Pasal 1365 KUHPerdata
8. Bahwa Para Penggugat telah menggunakan Anggaran Dasar Tergugat I
sebagai Dasar Menggugat Para Tergugat, hal mana sesuai logika hukum
yang seharusnya dimiliki oleh Para Penggugat, hal tersebut sangatlah tidak

Halaman 16 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


berdasar karena sesuai ketentuan Pasal 30 dan Pasal 53 ayat (2)Undang-
Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Masyarakat (UU ORMAS)
yaitu yang berbunyi sebagai berikut:
Pasal 30 UU Ormas:
1) Struktur kepengurusan, sistem pergantian, hak dan kewajiban
pengurus, wewenang, pembagian tugas, dan hal lainnya yang
berkaitan dengan kepengurusan diatur dalam AD dan/atau ART.
Pasal 53 ayat (2) UU Ormas
(2) Pengawasan internal terhadap Ormas atau Ormas yang didirikan
oleh warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan mekanisme organisasi yang diatur
dalam AD/ART.
9. Bahwa, berdasarkan ketentuan Pasal 30 dan Pasal 53 ayat (2) UU Ormas di
atas, maka kepengurusan di dalam ormas termasuk namun tidak terbatas
pada pengawasan terhadap ormas, dilakukan sesuai dengan mekanisme
organisasi yang diatur dalam AD/ART.
10. Sementara, sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (3) AD/ART Tergugat I,
menyebutkan sebagai berikut:
“Dewan Pengurus diangkat oleh Dewan Komite untuk masa jabatan 3
(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk maksimal 1 (satu)
periode berikutnya, tetapi sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh
Dewan Komite dengan alasan-alasan tertentu, terutama jika Dewan
Pengurus melanggar ART atau melakukan kegiatan yang
bertentangan dengan maksud dan tujuan dibentuknya KWSC,
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
11. Berdasarkan ketentuan Pasal 30 dan Pasal 53 ayat (2) UU Ormas, jo. Pasal
16 ayat (3) AD/ART Tergugat I tersebut di atas, maka yang memiliki
kapasitas hukum dan wewenang untuk menilai apakah perbuatan Para
Tergugat bertentangan dengan AD/ART Tergugat I atau tidak adalah Dewan
Komite, bukan Para Penggugat.
12. Sehingga dalil Para Penggugat di dalam butir 6 dan 8 Gugatan a quo adalah
tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan, oleh karena itu kami mohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong yang memeriksa Perkara
a quo, menolak Gugatan Para Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan Gugatan tidak dapat diterima(niet onvantelijke verklaard).

Halaman 17 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


C. PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) HARUS
SESUAI DENGAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU

I. Para Penggugat Menyelenggarakan Pengelolaan Air Minum tanpa


memiliki Ijin SPAM.
13. Bahwa tidak benar dalil Para Penggugat di dalam butir 7 & 10 halaman 5
Gugatan a quo, yang menyatakan:
13.1. “Bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 19 ayat (2) Undang-undang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, khususnya guna
memenuhi kebutuhan air minum bagi warga di kawasan Sentul
City, telah dilakukan kerjasama antara Penggugat I dengan
PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Kerjasama dilakukan
oleh Penggugat I dengan PDAM Tirta Kahuripan dimaksud,
karena masih adanya keterbatasan PDAM Tirta Kahuripan
dalam menyiapkan jaringan pipa untuk penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) kepada warga Sentul
City. Untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga Sentul City
tersebut, Penggugat I telah membangun jaringan perpipaan air
minum di Kawasan Sentul City.

13.2. Atas penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud di atas


Penggugat I dan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor
membuat Perjanjian Tanggal 17 Mei 2001 (“Perjanjian
Penyelenggaraan SPAM”). Dalam Perjanjian
Penyelenggaraan SPAM tersebut, disebutkan bahwa
Penggugat I memiliki kewenangan untuk mengelola
ketersediaan air minum di kawasan Sentul City sejak tahun
2001. Selanjutnya untuk membantu pelaksanaan SPAM dan
pengelolaan pembayaran tagihan air, Penggugat I menunjuk
Penggugat II selaku pengelola berdasarkan Perjanjian
Penunjukkan.”

14. Bahwa, Pasal 19 (2) Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Pemukiman (“UU Perumahan”) sama sekali tidak mengatur
mengenai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) apalagi kewenangan
untuk mengelola SPAM, sehingga dalil Para Penggugat tersebut adalah
sangat keliru dan menyesatkan, serta membuktikan bahwa Para Penggugat
tidak mengerti ketentuan hukum yang berlaku terkait SPAM.

Halaman 18 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


15. Bahwa, pada tanggal 18 Februari 2015, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan
Putusan No. 85/PUU-XI/2013. Putusan tersebut antara lain menyatakan
bahwa Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
dinyatakan tidak berlaku dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Sebagai
konsekuensinya, peraturan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 2004 juga
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat. Untuk menghindari terjadinya
kekosongan hukum, berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No.
85/PUU-XI/2013, Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(“UU Pengairan”)dinyatakan berlaku kembali, dan sebagai konsekuensinya,
peraturan pelaksanaan dari UU Pengairan memiliki kekuatan hukum
mengikat.
16. berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat 2 UU Pengairan, menyebutkan:
“Badan Hukum, Badan Sosial dan atau perorangan yang melakukan
pengusahaan air dan atau sumber-sumber air, harus memperoleh izin dari
Pemerintah, dengan berpedoman kepada azas usaha bersama dan
kekeluargaan”.
17. Berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat (2) UU Pengairan sebagaimana
tersebut di atas, maka apabila Penggugat I mendalilkan bahwa pihaknya
berwenang untuk mengelola SPAM termasuk untuk mengelola ketersediaan
air minum di kawasan Sentul City, maka Penggugat I harus terlebih dahulu
memiliki izin dari Pemerintah sebagaimana diamanatkan Pasal 11 ayat (2)
UU Pengairan tersebut.
18. Bahwa, tidaklah benar Perjanjian tanggal 17 Mei 2001 antara Penggugat I
dan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor (berikut dengan seluruh
addendumnya) (“Perjanjian 17 Mei 2001”)adalah “Perjanjian
Penyelenggaraan SPAM” sebagaimana didalilkan oleh Para Penggugat di
dalam butir 10 halaman 5 Gugatan a quo.Yang benar, Perjanjian 17 Mei
2001 tersebut berjudul “PERJANJIAN PASOKAN AIR BERSIH” dan tidak
mengatur sama sekali mengenai penyelenggaraan SPAM. Sehingga, dalil
penggugat yang menamakan Perjanjian 17 Mei 2001 tersebut sebagai
Perjanjian Penyelenggaraan SPAM di dalam Gugatan a quoadalah keliru
dan sangat menyesatkan.
19. Bahwa Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah No.
409/KPTS/Tahun 2002 Tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah Dan
Badan Usaha Swasta Dalam Penyelenggaraan Dan Atau Pengelolaan Air
Minum (“Kepmen No. 409/2002”) sebagai peraturan pelaksana dari UU
Pengairan, Pasal 1, ayat(4)menyebutkan: “Badan Usaha Swasta adalah

Halaman 19 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


badan hukum Indonesia atau perusahaan asing yang diizinkan beroperasi
di Indonesia”.
20. Bahwa Para Penggugat sampai saat ini BELUM MEMILIKI IZIN
PENGUSAHAAN AIR DARI PEMERINTAH, dan karenanya, Para
Penggugat seyogyanya tidak dibenarkan untuk beroperasi dalam
pengusahaan air di Indonesia, khususnya di kawasan Sentul City.
21. Bahwa Pemerintah RepubIik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah
No. 122 Tahun 2015 tentang SPAMpada tanggal 28 Desember 2015 sebagai
peraturan pelaksana dari UU Pengairan (“PP No. 122/2015”). Berdasarkan
ketentuan Pasal 42 PP No. 122/2015, dinyatakan:
(1) Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan oleh:
a.BUMN/BUMD;
b.UPT/UPTD;
c.Kelompok Masyarakat; dan/atau
d.Badan Usaha.
(2) Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dapat bekerjasama dengan badan usaha swasta
22. Adapun ketentuan Pasal 66 (2) PP No. 122/2015 menyebutkan:
“Pelaksanaan Penyelenggaraan SPAM yang dilakukan melalui
mekanisme kerjasama antara Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah dengan Badan Usaha Swasta
yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
ini dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya perjanjian
kerjasama”.
23. Namun demikian, kerjasama bagi swasta untuk mengelola SPAM telah
ditetapkan secara limitatif berdasarkan ketentuan Pasal 56 ayat (3)PP No.
122/2015, yang berbunyi sebagai berikut:
“Kerjasama dengan badan usaha swasta sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 hanya dapat dilakukan dalam bentuk:

a. Investasi Pengembangan SPAM dan/atau Pengelolaan SPAM


terhadap unit Air Baku dan unit produksi;
b. Investasi unit distribusi yang selanjutnya dioperasikan dan dikelola
oleh BUMN atau BUMD yang bersangkutan; dan/atau
c. Investasi teknologi pengoperasian dan pemeliharaan dalam rangka
mengupayakan Penyelenggaraan SPAM yang efektif dan efisien
dengan mekanisme kontark berbasis kinerja.”

Halaman 20 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


24. Lebih lanjut, Pasal 52 PP No. 122/2015 menyebutkan sebagai berikut:
(1) Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (1) huruf d
dapat melakukan Penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi kebutuhan
sendiri pada kawasan yang belum terjangkau pelayanan Air Minum
oleh BUMN, BUMD, UPT, dan UPTD

25. Bahwa, berdasarkan Paparan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor di


Ombudsman RI pada bulan September 2016, secara teknis penyaluran air
melalui jaringan pipa ke kawasan Sentul City sudah terjangkau oleh PDAM,
karena jaringan pipa air minum di kawasan Sentul City telah tersambung
dengan pipa air minum PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Oleh
karena itu, Sistem Penyediaan Air Minum di kawasan Sentul City haruslah
dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor selaku BUMD
sebagaimana diatur di dalam Pasal 52 PP No. 122/2015 tersebut di atas,
bukan oleh Penggugat I.
26. Lebih lanjut, Pasal 52 ayat (2) PP No. 122/2015 menyebutkan sebagai
berikut:
(2) “Penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk:

a.memenuhi Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari; dan

b.tidak melayani masyarakat umum.

27. Kalaupun -quod non- Penggugat I tetap mendalilkan bahwa kawasan Sentul
City belum terjangkau untuk dikelola oleh BUMD (dalam hal ini PDAM Tirta
Kahuripan Kabupaten Bogor), maka berdasarkan ketentuan Pasal 52 ayat
(2) huruf b PP No. 122/2015 di atas, Penggugat I tetap tidak berwenang
untuk menyelenggarakan SPAM terhadap seluruh warga Sentul City sebagai
masyarakat umum.
28. Oleh karena Perjanjian 17 Mei 2001 antara Penggugat I dan PDAM Tirta
Kahuripan Kabupaten Bogor telah telah melanggar ketentuan perundang-
undangan yang berlaku sebagaimana disebutkan di atas, sehingga
Perjanjian Penyelenggaraan SPAM tersebut adalahbatal demi hukum.
II. Para Penggugat Menetapkan Tarif Air Secara Sepihak dan Tidak
Mengikuti Ketentuan Mengenai Tarif Air Yang diatur oleh Bupati Bogor.
29. Bahwa Pasal 12 Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha Swasta Dalam Pembangunan Dan Atau

Halaman 21 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Pengelolaan Infrastruktur (“Keppres No. 7/1998”) berbunyi: “Dalam hal
pelaksanaan kerjasama pengelolaan menyangkut tarif pelayanan, maka
sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,
penentuan tarif tersebut ditetapkan Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Undang-undang yang berlaku.”
30. Bahwa, Pasal 5 ayat (1) b Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat No. 25/PRT/M/2016 Tentang Pelaksanaan
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Untuk Memenuhi
Kebutuhan Sendiri Oleh Badan Usaha (“Permen PUPR No. 25/2016”),
berbunyi: “Dalam pelaksanaan penyelenggaraan SPAM untuk memenuhi
kebutuhan sendiri oleh Badan Usaha berlaku ketentuan: (b) Tarif ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya dengan memperhatikan daya beli masyarakat/pelanggan;
31. Bahwa, Pasal 10 ayat (1)Permen PUPR No. 25/2016 menyebutkan: “Tarif
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya dengan memperhatikan kemampuan daya beli
masyarakat/pelanggan”
32. Bahwa dari ketentuan-ketentuan peraturan yang diuraikan di atas, dapat
terlihat dengan jelas bahwa Perjanjian antara Penggugat I dengan PDAM
Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, yang memberi hak kepada Penggugat I
untuk menetapkan Tarif Air bersih adalah bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku dan karenanya Perjanjian tersebut
adalah batal demi hukum.
33. Sehingga dalil Para Penggugat di dalam butir 9 halaman 4, butir 7 dan 10
halaman 5, butir 15 halaman 7 Gugatan a quo adalah tidak berdasar dan
tidak dapat dibenarkan, oleh karena itu kami mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Cibinong yang memeriksa Perkara a quo, menolak
Gugatan Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan Gugatan
tidak dapat diterima(niet onvantelijke verklaard).
D. PEMBIAYAAN PEMELIHARAAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS
SEBELUM PENYERAHAN KE PEMERINTAH DAERAH MENJADI
TANGGUNG JAWAB PENGGUGAT I SELAKU PENGEMBANG.

34. Bahwa Para Penggugat pada butir 2 Gugatan a quo, mendalilkan bahwa
Penggugat I telah menunjuk Penggugat II guna melakukan pengelolaan
lingkungan serta menarik Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Lingkungan
(BPPL) dari warga di seluruh Kawasan Sentul City. Penunjukan Penggugat II

Halaman 22 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


dilakukan dengan dasar Perjanjian tanggal 3 Januari 2000 tentang
Penunjukan Penggugat II selaku Pengelola Lingkungan di seluruh Kawasan
Perumahan Bukit Sentul jo. Addendum-addendumnya (“Perjanjian
Penunjukkan”).
35. Bahwa perbuatan Penggugat I yang menunjuk Penggugat II untuk menarik
BPPL dari warga di seluruh Kawasan Sentul City berdasarkan Perjanjian
Penunjukkan, adalah perbuatan yang mengalihkan tanggung jawab
Penggugat I selaku Pengembang,sehingga warga di seluruh Kawasan
Sentul City menjadi harus menanggung pembiayaan pemeliharaan
prasarana, sarana dan utilitas tersebut YANG SEHARUSNYA MENJADI
TANGGUNG JAWAB PENGGUGAT I SEBELUM DILAKUKAN
PENYERAHAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH. Perbuatan Penggugat I
tersebut di atas telah melanggar dan/atau bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yaitu sebagai berikut:
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 Tentang Penyerahan
Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum Dan Fasilitas Sosial
(“Permendagri No. 1 Tahun 1987”). Pasal 21 ayat (1) a Permendagri
No.1 Tahun 1987 menyebutkan: “Pembiayaan pembangunan dan
pemeliharaan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial
sebelum penyerahan menjadi tanggung jawab PERUM
PERUMNAS/Perusahaan Pembangunan Perumahan;

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman


Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Pemukiman
Di Daerah (“Permendagri No.9/2009”), Pasal 25 ayat (1) berbunyi:
“pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas sebelum
penyerahan menjadi tanggung jawab Pengembang”;

c. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 7 Tahun 2012 Tentang


Prasarana, Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Pemukiman (“Perda
Bogor No. 7/2012”), Pasal 15 ayat (2) menyebutkan: “Pengembang
wajib menyerahkan Prasarana, Sarana, dan Utilitas perumahan dan
pemukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal
10, dalam bentuk Sertifikat Hak Pakai atas nama Pemerintah Daerah.”

36. Bahwa sesuai dengan isi Pasal 21 ayat (1a) Permendagri No. 1/1987dan
Pasal 25 ayat 1 Permendagri No. 9/2009 serta Pasal 15 ayat (2) Perda
Bogor No. 7/2012, Penggugat I selaku Pengembang berkewajiban untuk

Halaman 23 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


membiayai pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas sebelum
dilakukan penyerahan ke Pemerintah Daerah;
37. Bahwa, oleh karena perbuatan Penggugat I yang mengalihkan tanggung
jawab Penggugat I sebagai Pengembang untuk membiayai pemeliharaan
prasarana, sarana dan utilitas sebelum penyerahan menjadi tanggung jawab
warga di seluruh Kawasan Sentul City berdasarkan Perjanjian Penunjukkan,
maka Perjanjian Penunjukkanbertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagaimana disebutkan di atas, dan oleh karena itu
PerjanjianPenunjukkan tersebut adalah batal demi hukum.
38. Mohon “Akta” tentang pengakuan Para Penggugat dalam butir 14 halaman 6
Gugatan a quoyang menyebutkan: “Oleh karena belum adanya proses
penyerahan prasarana, sarana dan utilitas berikut pengelolaannya kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, maka prasarana, sarana, dan
utilitas berikut pengelolaan lingkungan kawasan Sentul City, dan
pembiayaannya masih menjadi kewenangan dan tanggung jawab dari
Para Penggugat.”
39. Bahwa pengakuan Para Penggugat tersebut di dalam Gugatan a
quotersebut adalah bukti yang sempurna, yang membuktikan hal-hal
berikut:
a. Bahwa Penggugat I mengakui belum menyerahkan Prasarana, Sarana
dan Utilitas kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor;
b. Bahwa pembiayaan pemeliharaan Prasarana, Sarana dan Utilitas
sebelum penyerahan kepada Pemerintah Daerah menjadi tanggung
jawab Pengembang/Penggugat I;
c. Bahwa pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas
sebelum penyerahan bukan tanggung jawab seluruh warga Sentul
City.
40. Bahwa,kata-kata “kewenangan” di dalam pengakuan Para Penggugat di
atas adalah sangat keliru dan menyesatkan, karena tidak ada satu peraturan
perundang-undangan pun, termasuk namun tidak terbatas pada Undang-
Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
yang memberikan kewenangan kepada Pengembang untuk menagih BPPL
kepada warga, melainkan yang ada hanyalah pembiayaan prasarana,
sarana, dan utilitas sebelum diserahkan ke Pemerintah Daerah adalah
tanggung jawabPengembang/Penggugat I sebagaimana disebutkan di
dalam Pasal 21 ayat (1a) Permendagri No. 1/1987dan Pasal 25 ayat 1

Halaman 24 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Permendagri No. 9/2009 serta Pasal 15 ayat (2) Perda Bogor No. 7/2012
yang telah dikemukakan di atas.
41. oleh karenaPenggugat I menunjuk Penggugat II untuk memelihara dan
mengelola lingkungan di kawasan Sentul City, maka segala biaya yang
timbul atas pemeliharaan dan pengelolaan tersebut tetap menjadi tanggung
jawab Penggugat I atau dengan kata lain, Penggugat II yang ditunjuk oleh
Penggugat I dalam memelihara dan mengelola lingkungan di kawasan
Sentul City, seharusnya menagih biaya pemeliharaan dan pengelolaan
tersebut kepada Penggugat I, bukan kepada warga Sentul City.
42. Sehingga, berdasarkan uraian di atas, dalil Para Penggugat di dalam butir
11, 12 halaman 5, butir 15 (paling atas) halaman Gugatan a quo adalah tidak
berdasar dan tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu kami mohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong yang memeriksa Perkara a quo,
menolak Gugatan Para Penggugat atau setidak-tidaknya menyatakan
Gugatan tidak dapat diterima(niet onvantelijke verklaard).
E. TIDAK ADA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH
PARA TERGUGAT SEBAGAIMANA DIDALILKAN OLEH PENGGUGAT.

43. Bahwa berdasarkan peraturan perundangan-undangan tersebut di atas, dan


tujuan Tergugat I berdasarkan AD/ART, yakni memperjuangkan kepentingan
dan memberikan pembelaan hak-hak Warga Sentul City, meliputi namun
tidak terbatas pada: Bidang Hukum, Iuran Pemeliharaan dan Pengelolaan
Lingkungan (IPPL), Air, Saran dan Prasarana, serta Perizinan-perizinan,
maka pada tanggal 4 April 2016 KWSC/Tergugat I melalui Dewan Pengurus
memperjuangkan hak-hak warga dengan menegur atau mensomasi Para
Penggugat untuk:
a. Menyerahkan pengelolaan SPAM kepada Pemda Kabupaten Bogor;
b. Menetapkan tarif air sesuai dengan tarif air PDAM Kabupaten Bogor
untuk tagihan bulan April 2016;
c. Mengembalikan kelebihan pembayaran air yang saudara pungut dari
pelanggan;
d. Mengembalikan uang warga pelanggan yang Saudara pungut dengan
alasan untuk PPN.

44. Bahwa dari hal-hal yang terurai di atas, terlihat dengan jelas bahwa surat-
surat Tergugat I, sebagaimana didalilkan oleh Para Penggugat di dalam butir
18 halaman 8 Gugatan a quo yakni:

Halaman 25 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


a. Surat tanggal 18 April 2015, perihal : Penolakan Penyesuaian Tarif BPPL
tahu 2016;
b. Surat No. 013/Peng-2/KWSC/UND-SC/III/2016, tanggal 16 Maret 2016,
perihal : Undangan;
c. Surat Somasi tanggal 4 April 2016, perihal : Somasi Pengelolaan Air;
d. Surat Somasi No. 017/Peng-2/KWSC/SC/IV/2016, tanggal 4 April 2016,
perihal : Somasi BPPL;
e. Surat Edaran No. 001/Peng-2/KWSC/SE/IV/2016 tanggal 8 April 2016,
perihal: Panduan untuk Penghitungan Tagihan Air;
f. Surat Tanggal 28 April 2016, perihal : Tanggapan atas Tanggapan;
g. Surat Nomor 026/Peng-2/KWSC/SC/V/2016, tanggal 9 Mei2016, perihal:
Tanggapan atas Tanggapan Kuasa Hukum PT. Sentul City;
Adalah masih dalam kewenangan Tergugat I berdasarkan AD/ART Tergugat
I, dan tidak ada yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Bahkan sebaliknya, Surat-Surat dari Tergugat I tersebut di
atas adalah suatu bentuk penegakkan hukum, karena meminta Penggugat I
dan/atau Penggugat II untuk melaksanakan ketentuan hukum yang berlaku,
dengan kata lain surat-surat tersebut adalah sah menurut hukum.

45. Bahwa oleh karena surat-surat Tergugat I adalah sah menurut hukum, dan
sebagian warga di Sentul City melaksanakan peraturan yang tercantum
dalam surat Tergugat I, dan membayar Tarif Air Minum sesuai dengan Surat
Bupati Bogor No. 690/510-perek, perihal: Permohonan Air Minum di Sentul
City, tanggal 21 Maret 2016, maka warga Sentul City tersebut adalah warga
yang taat hukum, dan oleh karenanya warga tersebut harus dilindungi oleh
Hukum/Negara.
46. berdasarkan seluruh uraian di atas, maka telah jelas terbukti tidak ada
hukum ataupun peraturan perundang-undangan yang telah dilanggar oleh
Para Tergugat dalam pembuatan dan pengiriman Surat-Surat tersebut di
atas, dan oleh karenanya dalil-dalil Para Penggugat dalam butir 18 s/d 24
Gugatan a quo adalah tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan. Oleh
karena itu kami mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Cibinong
yang memeriksa Perkara a quo, menolak Gugatan Para Penggugat atau
setidak-tidaknya menyatakan Gugatan tidak dapat diterima(niet
onvantelijke verklaard)..

Halaman 26 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


F. PERMOHONAN UANG PAKSA (DWANGSOM) YANG DIAJUKAN PARA
PENGGUGAT TIDAK BERDASARKAN HUKUM DAN KARENANYA HARUS
DITOLAK.

47. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas petitum Para Penggugat yang pada
intinya meminta agar Para Tergugat membayar uang paksa (dwangsom)
sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) per hari apabila Tergugat lalai
melaksanakan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dalam perkara
a quo (butir 29 halaman 12 Gugatan a quo).
48. Bahwa permohonan atas uang paksa (dwangsom) HANYA DAPAT
dikabulkan apabila permohonan tersebut memenuhi ketentuan Pasal 225 (1)
HIR jo. Pasal 606 (a) RV yang secara tegas menyatakan sebagai berikut:
a. Pasal 225 (1) HIR:

“Jika seseorang yang dihukum untuk melakukan suatu perbuatan


tidak melakukan perbuatan itu dalam waktu yang ditentukan hakim,
maka pihak yang menang perkara boleh meminta kepada pengadilan
negeri dengan perantaraan ketuanya, entah dengan syarat, entah
dengan lisan, supaya keuntungan yang sedianya akan didapatnya jika
keputusan itu dilaksanakan, dinilai dengan uang yang banyaknya
harus diberitahukannya dengan pasti; permintaan itu harus dicatat jika
diajukan dengan lisan.”

b. Pasal 606 (a) RV:

“Sepanjang suatu keputusan hakim mengandung hukuman untuk


sesuatu yang lain daripada membayar sejumlah uang, maka dapat
ditentukan, bahwa sepanjang atau setiap kali terhukum tidak
memenuhi hukuman tersebut, olehnya harus diserahkan sejumlah
uang yang besarnya ditetapkan dalam keputusan hakim, dan uang
tersebut dinamakan uang paksa.”

49. Bahwa ketentuan-ketentuan dalam Pasal 225 (1) HIR jo. Pasal 606 (a) RV
DIPERKUAT DAN DIPERTEGAS kembali oleh Yurisprudensi MA-RI
sebagai berikut:
a. Yurisprudensi MA-RI No. 79 K/Sip/1972 tertanggal 1 September 1971:

“Dwangsom tidak dapat dituntut bersama-sama dengan tuntutan


membayar uang.”

b. Yurisprudensi MA-RI No. 791 K/Sip/1972 tertanggal 26 Februari 1973:

Halaman 27 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


“Uang paksa (dwangsom) tidak berlaku terhadap tindakan untuk
membayar uang.”

c. Yurisprudensi MA-RI No. 307 K/Sip/1976 tertanggal 7 Desember 1976

“Dwangsom akan ditolak apabila putusan dapat dilaksanakan dengan


eksekusi riil.”

50. Bahwa dalam perkara a quo, Para Penggugat secara jelas meminta agar
Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Jepara untuk menghukum
Tergugat membayar uang ganti rugi kepada Para Penggugat (butir 25
halaman 10 positum Gugatana quo).
Butir 25 halaman 10 positum Gugatan menyebutkan sebagai berikut:

“…, dihukum secara tanggung renteng untuk membayar kerugian


Para Penggugat, baik materiil maupun immateriil, yang seluruhnya
sebesar Rp.103.987.000.000,- (seratus tiga miliar sembilan ratus
delapan puluh tujuh juta rupiah), ditambah bunga sebesar 6% (enam
persen) per tahun terhitung sejak gugatan ini didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cibinong sampai seluruhnya dibayar
lunas....”

51. Bahwa dengan demikian, permohonan uang paksa (dwangsom) yang


diajukan Para Penggugat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum
yang berlaku (cq. Pasal 225 (1) HIR jo. Pasal 606 (a) RV jo. Yurisprudensi
MA-RI No. 79 K/Sip/1972 tertanggal 1 September 1971 jo. Yurisprudensi
MA-RI No. 791 K/Sip/1972 tertanggal 26 Februari 1973 jo. Yurisprudensi
MA-RI No. 307 K/Sip/1976 tertanggal 7 Desember 1976).
52. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka telah terbukti
bahwapermohonan uang paksa (dwangsom) yang diajukan oleh Para
Penggugat BERTENTANGAN dengan ketentuan hukum yang berlaku
(cq. Pasal 225 ayat (1) HIR jo. Pasal 606 (a) RV jo. Yurisprudensi MA-RI
No.496 K/Sip/1971 tertanggal 1 September 1971 jo. Yurisprudensi MA-RI
No. 791 K/Sip/1972 tertanggal 26 Februari 1973) yang secara tegas
menyatakan bahwa suatu uang paksa (dwangsom) hanya dapat
dikabulkan terhadap putusan untuk melakukan suatu perbuatan dan
bukan putusan untuk melakukan pembayaran suatu jumlah uang, dan
karenanya Majelis Hakim yang terhormat sudah sepatutnya menolak
Gugatan atau setidak-tidaknya menyatakan tidak dapat diterima (niet
onvantelijke verklaard).

Halaman 28 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


G. PERMOHONAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAAG) YANG
DIAJUKAN PARA PENGGUGAT TIDAK BERDASARKAN HUKUM DAN
KARENANYA HARUS DITOLAK.

53. Bahwa Para Tergugat menolak dengan tegas dalil Para Penggugat yang
pada intinya meminta agar Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Cibinong
meletakkan sita jaminan (conservatoir beslaag) terhadap rumah yang
didalilkan oleh Para Penggugat sebagai rumah milik Tergugat II, Tergugat III,
dan Tergugat IV(butir 28 halaman 11 Gugatan a quo).
54. Bahwa permohonan sita jaminan (conservatoir beslaag) yang diajukan oleh
Para Penggugat tersebut sama sekali tidak berdasarkan hukum dan tidak
didukung oleh bukti-bukti kuat (sebagaimana dipersyaratkan oleh Pasal 227
ayat (1) HIR jo. Yurisprudensi MA-RI No. 1121 K/Sip/1970 tertanggal 15 April
1972) karena:
a. Rumah yang terletak di Jl. Bukit Topaz No. 17, Bukit Golf Hijau, Bukit
Sentul, Bogor, tersebut adalah bukan milik dari Tergugat II;
b. Rumah yang terletak di Jl. Taman Besakih I, No. 37, Taman Besakih,
Bukit Sentul, Bogor, tersebut adalah bukan milik dari Tergugat III;
c. Rumah yang terletak di Jl. Taman Legian Raya No. 80, Taman Legian
Bukit Sentul, Bogor tersebut adalah bukan milik dari Tergugat IV; dan
d. BERTENTANGAN dengan Yurisprudensi MA-RI No.476 K/Sip/1974
tertanggal 14 November 1974 yang secara tegas menyatakan “sita
jaminan tidak dapat dilakukan terhadap barang milik pihak ketiga.”.
55. Bahwa permohonan sita jaminan (conservatoir beslaag) yang diajukan oleh
Para Penggugat tersebut sama sekali tidak berdasarkan hukum dan tidak
didukung oleh bukti-bukti kuat (sebagaimana dipersyaratkan oleh Pasal 227
ayat (1) HIR jo. Yurisprudensi MA-RI No. 1121 K/Sip/1970 tertanggal 15 April
1972).
56. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka telah terbukti bahwa
permohonan sita jaminan (conservatoir beslaag) yang diajukan Para
PenggugatBERTENTANGANdengan ketentuan hukum yang berlaku (cq.
Pasal 227 ayat (1) HIR jo. Yurisprudensi MA-RI No.476 K/Sip/1974
tertanggal 14 November 1974 jo. Keppres No. 63/2004 jo. Kepmen No.
3407/2012) tersebut, dan karenanya Majelis Hakim yang terhormat sudah
sepatutnya menolak Gugatan atau setidak-tidaknya menyatakan tidak
dapat diterima (niet onvantelijke verklaard).

Halaman 29 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


H. PERMOHONAN PUTUSAN SERTA MERTA (UITVOORBAAR BIJ
VOORRAAD) YANG DIAJUKAN PARA PENGGUGAT TIDAK
BERDASARKAN HUKUM DAN KARENANYA HARUS DITOLAK.

57. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil Para Penggugat yang pada
pokoknya meminta Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Cibinong untuk
memberikan putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada
upaya hukum banding, kasasi dan verzet (uitvoerbaar bij voorraad) (vide
butir 30 halaman 12) karena permohonan putusan serta merta (uitvoorbaar
bij voorraad) tersebut tidak berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
58. Bahwa permohonan putusan serta merta (uitvoorbaar bij voorraad) HANYA
DAPAT dikabulkan apabila permohonan tersebut memenuhi ketentuan Pasal
180 ayat 1 HIR jo. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2000
tentang Putusan Serta Merta (Uitvoorbaar Bij Voorraad) dan Provisionil
(“SEMA No. 3/2000”) yang secara tegas menyatakan sebagai berikut:
a. Pasal 180 ayat 1 HIR:

“1. Pengadilan Negeri dapat memerintahkan pelaksanaan terlebih dahulu


akan putusan-putusannya walaupun ada perlawanan atau bandingan, jika
didasarkan pada suatu hak (titel) otektik atau sehelai tulisan yang menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku mempunyai kekuatan
pembuktian, atau suatu penghukuman sebelumnya dalam suatu
putusan yang telah memperoleh kekuatan yang pasti, begitu pula
dalam suatu tuntutan provisional yang telah dikabulkan serta dalam
persengketaan mengenai hak penguasaan (bezitrecht).”

b. Butir 4 SEMA No. 3/2000:

“4. Selanjutnya, Mahkamah Agung memberikan petunjuk, yaitu Ketua


Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, para Hakim Pengadilan
Negeri dan Hakim Pengadilan Agama tidak menjatuhkan Putusan Serta
Merta, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau surat tulisan


tangan (handschrift) yang tidak dibantah kebenaran tentang isi
dan tanda tangannya, yang menurut undang-undang tidak
mempunyai kekuatan bukti;

b. Gugatan tentang hutang piutang yang jumlahnya sudah pasti dan


tidak dibantah;

Halaman 30 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


c. Gugatan tentang sewa menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-
lain, dimana hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau, atau
penyewa terbukti melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang
beritikad baik;

d. Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan


(gono-gini) setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai
kekuatan hukum tetap;

e. Dikabulkannya gugatan provisional dengan pertimbangan hukum


yang tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332 Rv;

f. Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan


hukum tetap (in kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan
dengan pokok gugatan yang diajukan;

g. Pokok sengketa mengenai bezitsrecht.”

59. Bahwa dalam perkara a quo, Para Penggugat mendalilkan bahwa Para
Tergugat telah melakukan tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan yang
melampaui tugas dan tanggungjawab berdasarkan anggaran dasar Tergugat
I. Dalil Para Penggugat tersebut tidak benar dan tidak berdasar karena Para
Penggugat telah keliru dalam memahami tujuan dari terbentuknya Tergugat I
di dalam Anggaran Dasar dan menciptakan penafsirannya sendiri.
60. Bahwa, sebagaimana telah disebutkan di dalam butir 11 Jawaban,
berdasarkan ketentuan Pasal 30 dan Pasal 53 ayat (2) UU Ormas, jo. Pasal
16 ayat (3) AD/ART Tergugat I, yang memiliki kapasitas hukum dan
wewenang untuk menilai apakah perbuatan Tergugat I bertentangan dengan
AD/ART atau tidak adalah Dewan Komite, bukan Para Penggugat.
61. Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka sudah sepatutnya
Majelis Hakim yang terhormat menolak permohonan putusan serta merta
(uitvoorbaar bij voorraad) yang diajukan oleh Para Penggugat karena
BERTENTANGAN dengan Pasal 180 ayat 1 HIR jo. SEMA No. 3/2000 yang
mengatur tentang syarat-syarat putusan serta merta (uitvoorbaar bij
voorraad).

DALAM REKONVENSI
KARENA PARA PENGGUGAT TELAH MELAKUKAN PERBUATAN
MELAWAN HUKUM MAKA GUGATAN REKONVENSI PARA TERGUGAT
MEMILIKI LANDASAN HUKUM.

Halaman 31 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


62. Bahwa, dalil-dalil yang telah diuraikan oleh Para Penggugat Rekonvensi
/Para Tergugat Konvensi di dalam Jawaban dalam Pokok Perkara Konvensi
di atas, dipergunakan juga di Dalam Gugatan Rekonvensi ini menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan.
63. Bahwa sesuai dengan isi Pasal 21 ayat (1a) Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 1 Tahun 1987, Pasal 24 huruf b dan Pasal UU No. 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Pemukiman, dan Pasal 25 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana
dan Utilitas Perumahan dan Pemukiman Di Daerah serta Pasal 15 ayat (2)
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 7 Tahun 2012 Tentang Prasarana,
Sarana, Dan Utilitas Perumahan Dan Pemukiman, Tergugat Rekonvensi
I/Penggugat Konvensi Iberkewajiban untuk membiayai pemeliharaan
prasarana, sarana dan utilitas sebelum penyerahan ke Pemda.
64. Mohon “Akta” tentang pengakuan Para Penggugat dalam point 14
gugatannya, yang mengakui “Oleh karena belum adanya proses
penyerahan prasarana, sarana dan utilitas berikut pengelolaannya
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, maka prasarana, sarana,
dan utilitas berikut pengelolaan lingkungan kawasan Sentul City, dan
pembiayaannya masih menjadi kewenangan dan tanggung jawab dari
Para Penggugat.
65. Bahwa pengakuan Para Tergugat Rekonvensi/Para Tergugat Konvensi
tersebut di atas adalah bukti yang sempurna, yang membuktikan:
a. Bahwa Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Rekonvensi I belum
menyerahkan Prasarana, sarana dan utilitas kepada Pememerintah
Daerah Kabupaten Bogor.
b. Bahwa pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas
sebelum penyerahan menjadi tanggung jawab Pengembang/ Tergugat
Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I.
c. Bahwa pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas
sebelum penyerahan bukan tanggung jawab para warga Sentul City.
66. Bahwa oleh karena pembiayaan pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas
sebelum penyerahan menjadi tanggung jawab Pengembang/ Tergugat
Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I, maka Perbuatan Tergugat Rekonvensi
I/Penggugat Rekonvensi I menunjuk Tergugat Rekonvensi II/Penggugat
Konvensi II guna melakukan pengelolaan lingkungan serta menarik biaya
pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (BPPL) dari warga di seluruh

Halaman 32 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Kawasan Sentul City adalah perbuatan yang melanggar ketentuan
hukum.
67. Bahwa, selain itu, perbuatan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I
dan/atau Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II, yang menetapkan
Tarif air kepada pelanggan di Sentul City tidak sesuai dengan Tarif air yang
ditetapkan oleh Pemda Kabupaten Bogor adalah perbuatan yang
melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
68. Bahwa, Bupati Bogor mengeluarkan surat No. 690/510-perek tertanggal 21
Maret 2016, perihal: Permohonan Air Minum di Sentul City, yang
menghimbau Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I, AGAR
MEMBERLAKUKAN BESARAN TARIF AIR MINUM KEPADA WARGA
SENTUL CITY TERMASUK DIDALAMNYA KETENTUAN
BERLANGGANAN / TATA TERTIB PELANGGAN YANG DITETAPKAN
DALAM KEPUTUSAN BUPATI BOGOR, namun himbauan Bupati Bogor
tersebut diabaikan, dan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II mengenakan Tarif Air Minum
kepada warga Sentul City sebesar Rp. 9.200 (Sembilan ribu dua ratus
rupiah) per meter kubik. Tarif Air yang ditentukan oleh Tergugat Rekonvensi
I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II
ini, jauh di atas Tarif Air yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati
Bogor.
69. Bahwa,berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, terlihat dengan jelas bahwa
perbuatan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II, yang menarik Biaya Pemeliharaan dan
Perbaikan Lingkungan (BPPL) dari warga di seluruh Kawasan Sentul City,
dan menetapkan tarif air kepada pelanggan di Sentul City tidak sesuai
dengan Tarif air yang ditetapkan oleh Pemda Kabupaten Bogor, serta
tidak melaksanakan himbauan Bupati Bogor,ADALAH SUATU
PERBUATAN MELAWAN HUKUM.
70. Bahwa, perbuatan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II tersebut telah menimbulkan
kerugian bagi seluruh anggota Penggugat Rekonvensi I/Tergugat Konvensi I
yang merupakan warga Sentul City termasuk di dalamnya Penggugat
Rekonvensi II/Tergugat Konvensi II, Penggugat Rekonvensi III/Tergugat
Konvensi III, dan Penggugat Rekonvensi IV/Tergugat Konvensi IV, yakni
setiap bulannya harus membayar Tarif Air jauh lebih mahal dari tarif yang
seharusnya.

Halaman 33 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


71. Bahwa, walaupun Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi Idiwajibkan
oleh Peraturan perundang-undangan untuk membiayai pemeliharaan
prasarana, sarana dan utilitas sebelum dilakukan penyerahan ke Pemerintah
Daerah, namun Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I tetap
menunjuk Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Rekonvensi II untuk menarik
BPPL dari warga di kawasan Sentul City untuk membiayai pemeliharaan
prasarana, sarana, dan bahkan PASOKAN AIR MINUM DIPUTUS
APABILA WARGA DI KAWASAN SENTUL CITY TIDAK MEMBAYAR
BPPL.
72. Perbuatan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II tersebut telah nyata membawa
kerugian bagi seluruh anggota Penggugat Rekonvensi I/Tergugat Konvensi I
yang merupakan warga Sentul City termasuk di dalamnya Penggugat
Rekonvensi II/Tergugat Konvensi II, Penggugat Rekonvensi III/Tergugat
Konvensi III, dan Penggugat Rekonvensi IV/Tergugat Konvensi IV, dan perlu
dihentikan segera guna menghindari kerugian yang lebih besar bagi seluruh
anggota Penggugat Rekonvensi I/Tergugat Konvensi I, oleh karenanya
adalah patut dan beralasan secara hukum Penggugat Rekonvensi I/Tergugat
Konvensi I, memohon agar kiranya Majelis Hakim memerintahkan kepada
Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat Rekonvensi
II/Penggugat Konvensi II untuk menetapkan tarif air kepada pelanggan di
Sentul City sesuai dengan Tarif Air yang telah ditetapkan oleh Pemda
Kabupaten Bogor atau melaksanakan surat Bupati Bogor No. 690/510-perek,
perihal: Permohonan Air Minum di Sentul City tertanggal 21 Maret 2016, dan
memisahkan tagihan BPPL dari Tagihan Air.
73. Bahwa agar gugatan ini tidak sia-sia (illusoir), Para Penggugat Rekonvensi
/Para Tergugat Konvensi, mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini berkenan untuk meletakkan Sita Jaminan
(Conservatoir Beslag) terhadap harta kekayaan Tergugat Rekonvensi
I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II
yakni: Gedung Graha Utama yang terletak di Jl. MH. Thamrin Kav. 8, Sentul
City, Kec. Babakan Madang, Kab. Bogor, Jawa Barat, dan Ruko yang
terletak di Ruko Plaza Niaga I, Blok C No. 25&27, Sentul City, Kabupaten
Bogor 16810.
74. Untuk menghindari Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II lalai dalam melaksanakan isi
putusan ini, maka sangatlah wajar apabila Tergugat Rekonvensi I/Penggugat

Halaman 34 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Konvensi I dan Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II dihukum
secara tanggung renteng untuk membayar kepada Para Penggugat
Rekonvensi /Para Tergugat Konvensi, uang paksa (dwangsom) sebesar Rp
20.000.000 (dua puluh juta rupiah) setiap harinya apabila tidak memenuhi
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.
75. Bahwa oleh karena Gugatan Rekonvensi Para Penggugat rekonvensi
didasarkan pada bukti yang sempurna, serta berdasarkan ketentuan Pasal
180 H.I.R., maka putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu,
walaupun ada banding, verzet, ataupun kasasi (Uitvoerbaar Bij Voerraad).
Maka berdasarkan segala hal yang tersebut di atas, Para Penggugat
Rekonvensi /Para Tergugat Konvensi, mohon dengan hormat, agar kiranya
Majelis Hakim berkenan untuk memutus sebagai berikut:
I. DALAM PROVISI
1. Memerintahkan kepada Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk menetapkan tarif air
kepada seluruh pelanggan di kawasan Sentul City sesuai dengan Tarif Air
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
dan/atau untuk melaksanakan surat Bupati Bogor No. 690/510-perek,
perihal: Permohonan Air Minum di Sentul City, tanggal 21 Maret 2016
sebelum ada putusan berkekuatan hukum tetap.
2. Memerintahkan kepada Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk memisahkan tagihan
BPPL dari tagihan Air Bersih;
II. DALAM KONVENSI
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II untuk menanggung seluruh biaya
perkara secara tanggung renteng.
III. DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa somasi tertanggal 4 April 2016 yang diajukan oleh
Penggugat Rekonvensi I adalah sah menurut hukum;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk melaksanakan somasi No.
016/Peng-2/KWSC/SC/IV/2016 tertanggal 4 April 2016 yang diajukan oleh
Penggugat Rekonvensi I/Tergugat Konvensi I yaitu sebagai berikut:
a. Menyerahkan pengelolaan SPAM kepada Pemda Kabupaten Bogor;

Halaman 35 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


b. Menetapkan tarif air sesuai dengan tarif air PDAM Kabupaten Bogor
untuk tagihan bulan April 2016;
c. Mengembalikan kelebihan pembayaran air yang saudara pungut dari
pelanggan;
d. Mengembalikan uang warga pelanggan yang Saudara pungut dengan
alasan untuk PPN;
e. Melakukan tera/tera ulang terhadap meteran air sebelum penyerahan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
4. Menghukum Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk melaksanakan somasi No.
017/Peng-2/KWSC/SC/IV/2016 tertanggal 4 April 2016 yang diajukan oleh
Penggugat Rekonvensi I/Tergugat Konvensi I yaitu sebagai berikut:
a. Mengembalikan uang warga yang dipungut dengan alasan untuk
BPPL;
b. Menyerahkan Prasarana, Sarana dan Utilitas kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten Bogor;
c. Tidak memungut lagi BPPL dari warga sejak bulan April 2016;
d. Mengembalikan uang warga yang dipungut dengan alasan untuk PPN
BPPL.
5. Menyatakan bahwa Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II telah melakukan perbuatan
melawan hukum;
6. Menghukum Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I untuk membiayai
pemeliharaan Prasarana, Sarana dan Utilitas di Kawasan Sentul City,
sampai ada penyerahan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. Menyatakan bahwa Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II tidak berhak untuk menarik
biaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (BPPL) dari warga di
seluruh Kawasan Sentul City karena bertentangan dengan ketentuan hukum
yang berlaku;
8. Memerintahkan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk menetapkan Tarif Air kepada
warga di kawasan Sentul City sesuai dengan Tarif Air yang ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

Halaman 36 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


9. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas
harta kekayaan Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II;
10. Menghukum Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk setiap
kelalaian perhari, apabila Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II lalai untuk melaksanakan
putusan yang telah berkekuatan hukum tetap;
11. Menghukum Tergugat Rekonvensi I/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi II/Penggugat Konvensi II untuk menanggung seluruh biaya
perkara secara tanggung renteng.
Atau apabila Majelis Hakim yang mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aquo et bono)
Mengutip serta memperhatikan tentang hal-hal yang tercantum dan
terurai dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Cibinong Nomor
285/Pdt/G/2016/PN.Cbi, tanggal 10 Agustus 2017, yang amar selengkapnya
berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONVENSI
DALAM PROVISI
- Menolak tuntutan provisi dari Penggugat;
DALAM POKOK PERKARA
- Menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya;
DALAM REKONVENSI
DALAM PROVISI
- Menolak tuntutan provisi dari para Penggugat Rekonvensi;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan rekonvensi dari Para Penggugat Rekonvensi untuk
sebagian;
2. Menyatakan bahwa Tergugat Rekonvensi l/Penggugat Konvensi I dan
Tergugat Rekonvensi Il/Penggugat Konvensi II telah melakukan perbuatan
melawan hukum;
3. Menghukum Tergugat Rekonvensi l/Penggugat Konvensi I untuk membiayai
pemeliharaan Prasarana, Sarana dan Utilitas di Kawasan Sentul City, sampai
ada penyerahan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Menyatakan bahwa Tergugat Rekonvensi l/Penggugat Konvensi I dan

Halaman 37 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Tergugat Rekonvensi Il/Penggugat Konvensi II tidak berhak untuk menarik
biaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan (BPPL)dari warga di seluruh
Kawasan Sentul City karena bertentangan denganketentuan hukum yang
berlaku;
5. Memerintahkan Tergugat Rekonvensi l/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi lI/Penggugat Konvensi II untuk menetapkan Tarif Air kepada warga
di kawasan Sentul City sesuai dengan Tarif Air yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
6. Menghukum Tergugat Rekonvensi l/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi ll/Penggugat Konvensi II untuk membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap kelalaian
perhari, apabila Tergugat Rekonvensi l/Penggugat Konvensi I dan Tergugat
Rekonvensi ll/Penggugat Konvensi II lalai untuk melaksanakan putusan yang
telah berkekuatan hukum tetap;
7. Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi dari Para Penggugat Rekonvensi
yang selebihnya;
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
- Menghukum Para Penggugat Konvensi/para Tergugat Rekonvensi untuk
menanggung biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp1.186.000,00
(satu juta seratus delapan puluh enam ribu Rupiah) ;
Membaca Risalah pernyataan permohonan banding yang dibuat oleh
Panitera Pengadilan Negeri Cibinong No.285/Pdt.G/2016/PN.Cbi., yang
menyatakan bahwa Kuasa Hukum para Pembanding semula para Penggugat
dalam Konpensi/para Tergugat dalam Rekonpensi pada tanggal 16 Agustus 2017
telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri
Cibinong tanggal 10 Agustus 2017 Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi., permohonan
banding mana telah diberitahukan kepada Kuasa Hukum para Terbanding semula
para Tergugat dalam Konpensi / para Penggugat dalam Rekonpensi dengan patut
dan seksama masing-masing pada tanggal 07 September 2017 ;

Membaca surat memori banding dari Kuasa Hukum para Pembanding


semula para Penggugat dalam Konpensi / para Tergugat dalam Rekonpensi
tertanggal 20 Oktober 2017 yang diterima dikepaniteraan Pengadilan Negeri
Cibinong yang mana telah diberitahukan dengan seksama dan patut kepada
kuasa hukum para Terbanding semula para Tergugat dalam Konpensi / para
Penggugat dalam Rekonpensi masing-masing pada tanggal 24 Oktober 2017 ;

Halaman 38 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Membaca Surat kontra memori banding dari Kuasa Hukum para
Terbanding semula para Tergugat dalam Konpensi / para Penggugat dalam
Rekonpensi pada tanggal 12 Januari 2018 , yang mana telah diberitahukan dengan
seksama dan patut kepada Kuasa Hukum para Pembanding semula para
Penggugat dalam Konpensi / para Tergugat dalam Rekonpensi masing-masing
pada tanggal 16 Januari 2018 ;

Membaca Surat Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara (Inzage)


Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. yang dibuat oleh Juru Sita pada Pengadilan Negeri
Cibinong telah memberi kesempatan kepada pihak para Pembanding semula
Penggugat dalam Konpensi / para Tergugat dalam Rekonpensi pada tanggal 26
Oktober 2017 dan kepada para Terbanding semula para Tergugat dalam
Konpensi / para Penggugat dalam Rekonpensi masing-masing pada tanggal 7
September 2017 untuk mempelajari berkas perkara (inzage) dalam tenggang
waktu 14 (empat belas) hari sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan
Tinggi Bandung, terhitung setelah tanggal pemberitahuan tersebut diatas;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan Pembanding


semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara
serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum para Pembanding semula para


Penggugat dalam Konpensi/para Tergugat dalam Rekonpensi, dalam memori
bandingnya tanggal 20 Oktober 2017 pada pokoknya keberatan atas putusan
Pengadilan Negeri Cibinong tanggal 10 Agustus 2017 Nomor
285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. dengan keberatan-keberatan sebagai berikut :

- Judex factie telah keliru dan tidak teliti dalam memeriksa dan
mempertimbangkan bahwa penarikan biaya pengelolaan dan perbaikan
lingkungan dimungkinkan jika ada kesepakatan dengan RT/RW;
- Judex factie telah salah dan keliru dalam menghukum Pembanding I/Penggugat
I untuk membiayai pemeliharaan prasarana, sarana dan utilitas di kawasan
Sentul City sampai ada penyerahan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor
- Putusan judex factie telah salah dan keliru karena menyatakan tindakan para
Pembanding yang menarik biaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan
(BPPL) dari warga adalah tindakan yang bertentangan dengan peraturan

Halaman 39 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


perundang-undangan yang berlaku, penarikan BPPL oleh Pembanding
Rekonvensi II merupakan tindakan yang telah sesuai dengan Peraturan
Perundangan dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang mengikat bagi pemilik
dan Para Pembanding Rekonvensi karena telah menjadi tanggungjawab dari
Para Pembanding Rekonvensi untuk mengelola BPPL demi terwujudnya
lingkungan yang bersih dan nyaman. Sebaliknya penarikan BPPL seharusnya
dapat dilihat oleh Judex Factie sebagai suatu tindakan yang sesuai dan
diamanahkan dalam Pasal 19 UU Perumahan dan Pemukiman agar tercipta
lingkungan yang sehat, aman, dan teratur. Berdasarkan hal-hal yang telah kami
uraikan tersebut diatas kami mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Bandung berkenan memutuskan agar membatalkan putusan Pengadilan Negeri
Cibinong Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. tanggal 10 Agustus 2017 dan dengan
mengadili sendiri mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
- Judex factie telah salah dan keliru dalam mempertimbangkan tarif air yang
berlaku di kawasan Sentul City tanpa melihat lebih cermat bahwa air minum
yang digunakan warga Sentul City adalah berasal dari air baku dan dalam
menyalurkan air tersebut kepada pelanggan di kawasan Sentul City diperlukan
ongkos produksi yang besar dengan beberapa sistim pemompaan
- Putusan judex factie tingkat pertama telah keliru dan tidak tepat dengan
memerintahkan tarif air yang berlaku di kawasan Sentul City disesuaikan
dengan tarif air yang berlaku diluar kawasan Sentul City, karena investasi dan
operasional SPAM dikawasan Sentul City memerlukan biaya yang tinggi
disebabkan letak geografis yang berbukit-bukit dan memerlukan 4 (empat) kali
sistem pemompaan yang memerlukan biaya listrik dan tenaga manusia yang
cukup tinggi.
- Judex factie tingkat pertama tidak tepat dan keliru dengan membebankan
dwangsom kepada Para Pembanding karena tidak ada perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh para Pembanding karena berdasarkan uraian
diatas Para Pembanding tidak melakukan perbuatan melawan hukum bahkan
tindakan Para Pembanding telah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Berdasarkan alasan-alasan atau dalil-dalil keberatan yang telah kami


sampaikan kiranya sudah cukup memperlihatkan bahwa putusan Judex Factie
Tingkat Pertama merupakan putusan yang cacat hukum dan telah salah
menerapkan hukum, maka Para Pembanding dengan ini memohon kepada Majelis

Halaman 40 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat untuk berkenan membatalkan Putusan
dengan mengadili sendiri dan memberikan Putusan sebagai berikut:

- Menerima memori banding yang diajukan oleh Para Penggugat/ Para


Pembanding;
- Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Cibinong Perkara No.
285/Pdt.G/2016/PN.Cbi, tanggal 10 Agustus 2017.

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Para Terbanding semula para Tergugat


dalam Konpensi/para Penggugat dalam Rekonpensi dalam mengajukan Kontra
memori banding tertanggal 12 Januari 2018 pada pokoknya mengemukakan
sebagai berikut :

- Bahwa pertimbangan serta Putusan Majelis Hakim tingkat pertama adalah


sudah tepat dan benar, karena Perihal Gugatan Pembanding/Penggugat
adalah Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige daad);
- Bahwa menurut Terbanding/Para Tergugat, apa yang telah diuraikan dan
dipertimbangkan serta diputuskan oleh Pengadilan Negeri Cibinong, khusus
tentang bukti-bukti yang diajukan oleh Pembanding/Para Penggugat, dalam
putusannya a quo adalah sudah tepat dan benar, karena telah memberi
pertimbangan hukum yang cukup dan seksama serta berdasarkan hukum, hal
mana dapat dilihat dalam pertimbangan hukumnya
- Bahwa keberatan-keberatan yang disampaikan Pembanding/Para Penggugat
dalam Memori Banding, pada prinsipnya hanya merupakan pengulangan-
pengulangan terhadap hal-hal yang telah diperiksa dan dipertimbangkan
dengan cukup dalam putusan a quo, dan tidak terdapat alasan-alasan atau
keberatan-keberatan baru yang dapat membatalkan putusan a quo.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka kami mohon Pengadilan Tinggi


menolak permohonan banding dan menguatkan Putusan Putusan Pengadilan
Negeri Cibinong tanggal 10 Agustus 2017 Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi.;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi memeriksa dan meneliti serta


mencermati dengan seksama berkas perkara serta turunan resmi Putusan
Pengadilan Negeri Cibinong Perkara Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. tanggal 10
Agustus 2017, dan telah pula membaca serta memperhatikan dengan seksama
memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum para Pembanding, juga telah
membaca dan memperhatikan dengan seksama kontra memori banding yang
diajukan oleh Kuasa Hukum para Terbanding, berdasarkan hal-hal tersebut diatas
Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut ;

Halaman 41 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


DALAM PROPISI ;

Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat dalam tuntutan


propisinya minta kepada Majelis Hakim agar para Terbanding para Tergugat
menghentikan segala kegiatan dan/atau tindakan mereka terhadap para
Pembanding/Penggugat sampai adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Menimbang, bahwa setelah Majelis Pengadilan Tinggi mencermati


Pertimbangan Hakim Pengadilan Tingkat pertama, dimana telah
mempertimbangkan dengan seksama dan benar lagi pula tuntutan propisi yang
dimaksud telah memasuki pokok perkara, dengan demikian tuntutan propisi
tersebut haruslah ditolak;

DALAM POKOK PERKARA :

Menimbang, bahwa mengenai pertimbangan hukum dan kesimpulan


Majelis tingkat pertama dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi tidak sependapat
dengan alasan-alasan sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa sebagaimana telah ternyata dari dalil pokok yang


dikemukakan oleh Pembanding semula Penggugat baik di dalam surat gugatan
maupun dalam memori banding bahwa Pembanding semula Penggugat sangat
berkeberatan dengan pertimbangan dan kesimpulan hukum Majelis Hakim tingkat
pertama yang tidak mempertimbangkan dengan benar bukti-bukti Pembanding
semula Penggugat , dengan kata lain Majelis Hakim tingkat pertama bersifat
diskriminatif, tidak adil atau tidak jujur dalam menilai bukti-bukti Pembanding
semula Penggugat ;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan serta mempelajari fakta-fakta


hukum persidangan, yakni dari bukti-bukti yang diajukan oleh kedua belah pihak
yang berperkara maka, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan,
bahwa Majelis Hakim tingkat pertama tidak cermat dalam mempertimbangkan
tentang dalil Pembanding semula Penggugat yakni para Tergugat telah melakukan
perbuatan melawan hukum dimana dari bukti-bukti surat yang diajukan oleh kedua
belah pihak yang berperkara telah dipertimbangkan dengan seksama dan telah
pula dibenarkan oleh para pihak tentang surat-surat yang dikirim oleh para
Tergugat kepada para Penggugat serta dimasukannya kedalam situs milik
Tergugat I, yang berisi himbauan, hasutan, dan ajakan kepada warga Sentul City
untuk tidak melakukan pembayaran tagihan air dan biaya BPPL (Biaya
Pemeliharaan & Perbaikan Lingkungan) selain itu para Tergugat II, III, IV telah
memasukan artikel yang berjudul “Data Warga Sentul City (Negara di dalam

Halaman 42 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Negara)”,dimana dalam artikel tersebut disebutkan para Penggugat telah
melakukan pemerasan kepada warga Sentul City, juga para Tergugat II, III, IV telah
menghimbau kepada warga warga Sentul City untuk tidak melakukan pembayaran
air dari BBPL kepada Penggugat II,tetapi dilakukan pembayaran kepada Tergugat-
I;

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta hukum sebagaimana diuraikan diatas,


Majelis Hakim tingkat pertama berpendapat bahwa tindakan para Tergugat belum
dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum, karena apa yang
dilakukan adalah untuk melindungi kepentingan pada warga Sentul City ;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan kerja sama antara Penggugat I


dengan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, yang dimaksudkan karena masih
adanya keterbatasan PDAM Tirta Kahuripan dalam menyiapkan jaringan pipa untuk
penyelenggaraan Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) kepada warga Sentul City,
sehingga Penggugat I telah membangun jaringan perpipaan air minum di kawasan
Sentul City, bahwa perjanjian tanggal 17 Mei 2001 (Perjanjian Penyelenggara
SPAM) ;

Menimbang, bahwa dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa


Penggugat I memiliki kewenangan untuk mengelola ketersedian air minum
dikawasan Sentul City sejak tahun 2001;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi akan


mempertimbangkan apakah perbuatan para Tergugat tidak/belum memenuhi
unsur-unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana yang telah ditentukan
Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI ;

- Perbuatan yang bersifat melanggar hukum .


- Bertentangan dengan kewajiban hukum sipelaku.
- Adanya kesalahan.
- Adanya kerugian.

Menimbang, bahwa dari alasan-alasan yang dikemukakan oleh para


Tergugat yang menyatakan para Penggugat tidak berhak untuk melakukan
penagihan BPPL (Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Lingkungan) adalah
prematur dikarenakan pihak Penggugat tersebut masih mempunyai kewenangan
dan tanggung jawab untuk pengelolaan wilayah Sentul City, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan belum adanya penyerahan Prasarana Sarana dan Utilitas
perumahan dan pemukiman kepada Pemerintah Daerah, dengan demikian para
Penggugat memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap pengelolaan Sistim

Halaman 43 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Penyediaan Air Minum (SPAM), penagihan pembayaran air warga Sentul City, dan
pengelolaan lingkungan;

Menimbang, bahwa pertimbangan Pengadilan Negeri yang menyatakan


perbuatan somasi yang dilakukan para Tergugat kepada para Penggugat tidak
dapat dikategorikan perbuatan melawan hukum adalah tidak beralasan dan Majelis
Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa dalil para Penggugat beralasan dan dapat
dikabulkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka


putusan Pengadilan Negeri Cibinong tanggal 10 Agustus 2017 Nomor
285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dibatalkan serta
Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri sebagaimana dalam amar putusan
dibawah ini;

Menimbang, bahwa mengenai permohonan Pembanding semula


Penggugat didalam point 2 yang menyatakan akibat perbuatan para
Tergugat/Terbanding yang merugikan Pembanding/Penggugat adalah perbuatan
melawan hukum terbukti, maka permohonan tersebut haruslah dikabulkan;
Menimbang, bahwa selanjutnya tuntutan pada point 3 yang menyatakan
sah dan berlakunya sita jaminan atas tanah/rumah milik para Tergugat haruslah
ditolak, karena Pengadilan Negeri Cibinong tidak pernah meletakan sita atasnya;
Menimbang, bahwa tentang tuntutan point 4 Pembanding semula
Penggugat tentang akibat perbuatan Tergugat/Terbanding yang mengakibatkan
mengalami kerugian materiil dan inmateriil, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
mempertimbangkan kerugian materiil sebagai berikut : bahwa dari fakta-fakta
persidangan yakni tentang keterangan saksi-saksi yang menerangkan bahwa
tentang pembayaran tagihan air dalam BPPL, terjadi dualisme warga, yakni masih
ada yang masih patuh membayar kepada para Penggugat dan ada juga warga
yang tidak membayar setelah ada himbauan dari para Tergugat, yang selanjutnya
membayar kepada Tergugat;
Menimbang, bahwa dari perhitungan pihak Pembanding semula
Penggugat, bahwa kerugian materiil sebesar Rp.3.987.000.00,- (tiga milyar
sembilan ratus delapan puluh tujuh juta rupiah) hingga bulan Oktober 2016,
walaupun hal ini tidak ada perincian secara nyata , Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi mempertimbangkan asas keadilan, bahwa ada kerugian yang dialami oleh
para Pembanding semula Penggugat, sehingga Majelis berpendapat bahwa adalah
wajar dan pantas kerugian materiil sebesar Rp.1.843.500.000,- (satu milyar
delapan ratus empat puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah);

Halaman 44 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Menimbang, bahwa selanjutnya tentang kerugian inmateriil tidak dapat
dikabulkan karena tidak diuraikan secara jelas dan terinci, kerugian yang
bagaimana yang dialami oleh para Pembanding semula para Penggugat;
Menimbang, bahwa tentang tuntutan point 5 tentang pembayaran uang
paksa/dwangsom haruslah ditolak, oleh karena pembayaran uang paksa menurut
pasal 611a ayat (1) RV, bahwa Lembaga Uang Paksa tidak dapat diterapkan dalam
suatau putusan yang mengandung dictum penghukuman membayar sejumlah
uang;
Menimbang, bahwa tuntutan agar putusan ini dapat dijalankan terlebih
dahulu walaupun ada banding, Verzet ataupun Kasasi (Uitvoerbaar Bij Voorraad)
sebagaimana point 6 tidak dapat dikabulkan karena tidak memenuhi syarat-syarat
sebagaimana ketentuan perundang-undangan;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Pembanding semula Penggugat
dikabulkan untuk sebagian, dan pihak Terbanding semula Tergugat berada di
pihak yang kalah, maka sebagai konsekwensinya dihukum membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan;

DALAM REKONPENSI :
DALAM PROPISI
Menimbang, bahwa Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi/Terbanding
mengajukan tuntutan propisi yang meminta agar para Tergugat
Rekonpensi/Penggugat Konpensi/Pembanding untuk menetapkan tarip
sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah serta meminta untuk memisahkan
BPPL dan tagihan air bersih;

Menimbang, bahwa Majelis Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Majelis


Pengadilan tingkat pertama telah memberi pertimbangan yang jelas dan benar
tentang hal tersebut, karena tuntutan propisi dimaksud telah memasuki materi
pokok perkara, dengan demikian tuntutan propisi haruslah ditolak;

DALAM POKOK PERKARA :


Menimbang, bahwa mengenai pertimbangan hukum dan kesimpulan Hakim
tingkat pertama dalam Rekonpensi yang mengabulkan gugatan Penggugat
Rekonpensi/Tergugat Konpensi/Terbanding, Pengadilan Tinggi tidak sependapat
dengan alasan-alasan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa gugatan dalam Rekonpensi sangat berhubungan erat


dengan gugatan dalam Konpensi, dimana kedua belah pihak yang berperkara telah
mendalilkan hal yang sama yaitu “perbuatan melawan hukum”, pihak Penggugat

Halaman 45 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Rekonpensi/Tergugat Konpensi/Terbanding berpendapat bahwa sesuai Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1987, Undang-Undang No. 4 tahun 1992
tentang Perumahan dan Pemukiman, pasal 25 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 9 tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan
Utilitas Perumahan dan Pemukiman di Daerah dan pasal 15 ayat (2) Peraturan
Daerah Kabupaten Bogor No. 7 tahun 20112 tentang Prasarana, Sarana dan
Utilitas Perumahan dan Pemukiman, dimana pihak Tergugat Rekonpensi I/
Pengugat Konpensi I/Pembanding berkewajiban untuk membiayai pemeliharaan
Prasarana, Sarana dan Utilitas sebelum penyerahan ke Pemda;

Bahwa, perbuatan Tergugat Rekonpensi I/Penggugat Konpensi I/


Pembanding yang menunjuk Tergugat Rekonpensi II/Penggugat Konpensi II/
Pembanding untuk melakukan Pengelolaan lingkungan serta menarik biaya
Pemeliharaan dan Perbaikan Lingkungan (BPPL) dari warga di seluruh kawasan
Sentul City adalah perbuatan melanggar hukum;

Menimbang, bahwa sebaliknya pihak Tergugat Rekonpensi/Penggugat


Konpensi/Pembanding berdalih bahwa justru pihak Penggugat Rekonpensi/
Tergugat Konpensi/Terbanding yang telah melakukan perbuatan melawan hukum,
yakni telah memasukan surat-surat kedalam situs Tergugat I berupa himbauan,
hasutan dan ajakan kepada warga Sentul City untuk tidak melakukan pembayaran
tagihan air dan biaya BPPL sebagaimana kewajiban yang berlaku bagi pemilik
dan/atau penghuni dikawasan Sentul City;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi sebagaimana


pertimbangan-pertimbangan hukum dalam Konpensi, telah berpendapat bahwa
pihak Penggugat/Pembanding/Tergugat Rekonpensi dapat membuktikan dalil
gugatannya, maka gugatan dalam Rekonpensi yang diajukan oleh
Tergugat/Terbanding/Penggugat Rekonpensi bertolak belakang dengan gugatan
dalam Konpensi maka gugatan dalam Rekonpensi haruslah ditolak;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum


sebagaimana tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Cibinong tanggal
10 Agustus 2017 Nomor 285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. dalam Rekonpensi tidak dapat
dipertahankan lagi, haruslah dibatalkan, dan Pengadilan Tinggi mengadili sendiri
sebagaimana tersebut dalam amar putusan dibawah ini;

Menimbang, bahwa karena gugatan dalam Rekonpensi ditolak, maka


Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi/Terbanding adalah pihak yang kalah,
maka dihukum untuk membayar biaya perkara sebesar NIHIL;

Halaman 46 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Mengingat Peraturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku,
Undang-Undang Nomor 20 tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan
Madura, Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
dan peraturan perundangan lainnya yang bersangkutan;

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari para Pembanding semula para Penggugat


tersebut;
- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Cibinong Nomor
285/Pdt.G/2016/PN.Cbi. tanggal 10 Agustus 2017, yang dimohonkan banding
tersebut;

MENGADILI SENDIRI

DALAM KONPENSI
DALAM PROPISI
- Menolak tuntutan propisi dari Pembanding semula Penggugat;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Pembanding semula Penggugat untuk sebagian,
2. Menyatakan para Terbanding semula para Tergugat telah melakukan
perbuatan melawan hukum,
3. Menghukum para Terbanding semula para Tergugat secara tanggung renteng
membayar ganti rugi Materiil sebesar Rp. 1.843.500.000,- (satu milyar delapan
ratus empat puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah) secara tunai dan sekaligus
kepada para Penggugat, ditambah bunga sebesar 6% (enam persen) pertahun
terhitung sejak gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Cibinong sampai seluruhnya dibayar lunas;
4. Menghukum para Terbanding semula para Tergugat untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan
sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
5. Menolak gugatan Pembanding semula Penggugat untuk selain dan selebihnya;
DALAM REKONPENSI
DALAM PROPISI
- Menolak tuntutan propisi dari para Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi;
DALAM POKOK PERKARA
- Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi seluruhnya;
- Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat Konpensi membayar biaya
perkara sebesar NIHIL;

Halaman 47 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.


Demikianlah diputus dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi Jawa Barat Bandung pada hari ini S E N I N tanggal 19 Maret 2018, oleh
kami KAREL TUPPU, S.H., M.H., Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Jawa
Barat Bandung selaku Hakim Ketua Majelis, dengan AGOENG RAHARDJO, S.H.,
dan TUMPAK SITUMORANG, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota,
dan putusan tersebut diucapkan pada hari RABU tanggal 28 MARET 2018 dalam
persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis
dengan didampingi Hakim-hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Ny. Hj. FARIDA,
S.H., Panitera Pengganti, tanpa hadirnya kedua belah pihak yang berperkara;

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,

Ttd Ttd

AGOENG RAHARDJO, S.H. KAREL TUPPU. S.H., M.H.

Ttd

TUMPAK SITUMORANG, S.H., M.H. PANITERA PENGGANTI,

Ttd

Ny. Hj. F A R I D A, S.H.

Perincian Biaya :

- Meterai .............................. Rp. 6.000,-


- Redaksi Putusan ................ Rp. 5.000,-
- Pemberkasan ...................... Rp. 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
( Seratus lima puluh ribu rupiah ) ----------------------------------------------------

Halaman 48 dari 48 PUTUSAN NOMOR 32/PDT/2018/PT.BDG.

Anda mungkin juga menyukai