Oleh :
Mardiatun 1514101013
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadapan ida shang hyang widi wase, tuhan yang
maha kuiasa, yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Hukum Dagang ini yang berjudul usaha mikro kecil dan menengah.
Makalah hukum dagang ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari teman-teman sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis hukum
dagang ini.
Kami berharap semoga karya tulis hukum dagang yang berjudul usaha mikro kecil dan
menengah ini dapat menambah wawasan masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih tahu
apa itu usaha mikro kecil dan menengah . ahir kata kami ucapkan terimakasih .
penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang bergerak pada
berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat. di indonesia, usaha mikro kecil
dan menengah sering disingkat (UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif
dalam pengentasan kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah
kelompok usaha terbesar. UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi pertumbuhan ekonomi pasca krisis
ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan
nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam
negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. oleh karena perlu adanya
kesadaran kita untuk mengembangkan UMKM di Indonesia agar terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur
berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
1. Pengertian UMKM
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
Pemerintah memberikan kemudahan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) di Indonesia yang badan hukumnya berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Hal itu
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal
Dasar Perseroan Terbatas.
2
Lewat aturan ini, pemerintah bermaksud mengubah besaran modal dasar sebagaimana diatur
dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
3
1) Pengertian dari kekeluargaan adalah asas yang melandasi upaya pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah sebagai bagian dari perekonomian nasional yang
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahterahan
seluruh rakyat Indonesia.
2) Pengertian dari asas demokrasi ekonomi adalah pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah diselenggarakan sebagai kesatuan dari pembangunan perekonomian
nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.
3) Pengertian dari asas kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Dunia Usaha secara bersama-sama dalam
kegiataannya untuk mewujudkan kesejahterahan rakyat.
4) Pengertian dari asas efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan mengedepankan efisiensi
berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha untuk mewujudkan iklim
usaha yang adil, kondusif dan berdaya saing.
5) Pengertian dari asas berkelanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga terbentuk
perekonomian yang tangguh dan mandiri.
6) Pengertian dari asas berwawasan lingkungan adalah asas pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan
mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
7) Pengertian dari asas kemandirian adalah asas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah yang dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi,
kemampuan dan kemandirian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
4
8) Pengertian dari asas keseimbangan kemajuan adalah asas pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan
ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
9) Pengertian dari asas kesatuan ekonomi nasional adalah asas pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan bagian dari pembangunan kesatuan
ekonomi nasional.
2. Sedangkan tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang telah tertuang
pada pasal 5 Undang- Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah yaitu :
a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan;
b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan;
c) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan menengah dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan.
Terkait dengan kriteria UMKM sendiri, PP Nomor 7 Tahun 2006 merujuk ketentuan dalam
Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008. Dimana, diatur secara rinci pada masing-masing jenis usaha,
baik mikro, kecil, serta menengah. Bagi usaha mikro, kekayaan bersih paling banyak adalah
Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp300 juta.
5
b) Kriteria Usaha Kecil adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c) Kriteria Usaha Menengah adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (Dua miliar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah).
6
a. penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif.
b. peningkatan kemampuan kewirausahaan.
c. peningkatan dalam jumlah dankemudahan persyaratan dalam perkreditan perbankan.
d. pengembangan perangkat penunjang bagi peningkatan pembiayaan seperti
penjaminan kredit,
e. meningkatkan Lembaga Keuangan Mikro
f. meningkatkan layanan KSP/USP koperasi
g. peningkatan lembaga keuangan sekunder.
h. peningkatan jaringan informasi baik pusat maupun daerah.
i. Pengembangan
j. Multi Finance
Membahas mengenai sumber pembiayaan dalam UMKM UU no.20 th 2008 pada pasal 21 di
sebutkan :
1) Pemerintah dan pemda menyediakan pembiayaan bagi UMKM.
2) Badan usaha milik negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba
tahunan yang dialokasikan pada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian
pinjaman, penjaminan , hibah dan pembiayaan lainnya.
3) Usaha besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan terhadap usaha mikro
dan kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan , hibah dan pembiayaan
lainnya.
4) Pemerintah, pemda dan dunia usaha dapat memberikan hibah dan mengusahaakan
bantuan luar negri, dan mengusahaakan sumber pembiayaan lainnyayang sah serta tidak
mengikat usaha mikro dan kecil.
5) Pemerintah dan pemda dapat membrikaninsentip dalam bentuk kemudahan persyaratan
perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana dan bebtuk insentif lainnya yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada dunia usaha yang menyediakan
pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil.
7
Dari ketentuan tersebut dapat ditari kesimpulan bahwa pembiayaan terhadap UMKM
dapat diperoleh melalui pemerintah , pemda, BUMN, usaha besar nasional dan asing. Selain
berdasar UU No.20 th 2008, adapun sumber pembiayaan (modal) terhadap UMKM antara lain :
1) Modal sendiri yaitu uang yang dikumpulkan dari tabungan atau warisan orang tua.
2) Dari barang yang digadaikan yakni barang milik sendiri yang digadaikanbaik ke
lembaga formal ( seperti perum penggadaian) atau informal.
3) Melakuakan peminjaman kepada bank dari lembaga sejenis bank ,dengan membayar
angsuran tingkat bunga yang sudah ada.
4) Mendafat modal dari mitra usaha atau yang sering di sebut dengan kemitraan usaha.
2. Penjaminan
Pada prinsipnya, penjaminan kredit memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM dalam
memperoleh kredit dari bank maupun lembaga jasa keuangan non bank yang terkendala dengan
agunan/jaminan.
Penjamin, dalam hal ini, memberikan jasa penjaminan bagi kredit dan pembiayaan, serta
bertanggungjawab memberikan ganti rugi kepada penerima jaminan apabila terjadi kegagalan
penerima kredit dalam memenuhi kewajibannya.Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Penjaminan akan membuka dan memudahkan akses UMKM pada bank dan lembaga keuangan.
Karena ketentuan undang-undang yang baru saja diundangkan pada 19 Januari 2016 itu
memberikan jaminan kepastian kepada lembaga pembiayaan apabila terjadi risiko.
8
Direktur Perusahaan Umum (Perum) Jamkrindo, Nanang Waskito mengungkapkan, selama
puluhan tahun perusahaanya beroperasi baru sekarang memiliki dasar hukum setingkat undang-
undang. Karena itu akan semakin memberikan kepastian.
"Penjaminan yang diberikan maksimum bisa 100 persen, tetapi rata-rata 70 persen dari nilai
kredit yang disetujui oleh perbankan. Nilai kriditnya tergantung dari yang diajukan. Kalau
misalkan Rp 100 juta, Jamkrindo akan menjamin 70 persen, yaitu Rp 70 juta," kata Nanang
Waskito dalam Sosialisasi UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penjamin di Hotel Harris Kota
Malang.
Selama ini belum ada undang-undangnya, namun aturan di bawah undang-undang memang
sudah banyak. Ada aturan pemerintah tentang perusahaan penjaminan, peraturan OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) tentang pengawasan dan aturan bisnisnya. Peratuaran pemerintah tentang OJK
juga sudah ada.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur
berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
Berikut kutipan dari isi UU 20/2008.
2) Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan: Kekeluargaan,
Demokrasi Ekonomi, Kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, kesatuan ekonomi nasional.
3) Terkait dengan kriteria UMKM sendiri, PP Nomor 7 Tahun 2006 merujuk ketentuan
dalam Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008. Dimana, diatur secara rinci pada masing-
masing jenis usaha, baik mikro, kecil, serta menengah. Bagi usaha mikro, kekayaan
bersih paling banyak adalah Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta.
4) Potensi pembiayaan kredit dari perbankan untuk UMKM yang semakin membaik, maka
perlu di rumuskan dan dijabarkan implementasi strategi dan program-program yang jelas
untuk mencapainya. penjaminan kredit memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM
dalam memperoleh kredit dari bank maupun lembaga jasa keuangan non bank yang
terkendala dengan agunan/jaminan.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, semoga karya tulis ini dapat bermanfat dan bisa
menambah wawasan bagi masyarakat yang membacanya. Sehingga ketika masyarakat selesai
membaca karya tulis ini mereka dapat berpikir secara baik untuk membukak usaha atau memulai
usaha yang baru. Agar usaha yang akan ditekuni dapat berkembang dengan baik, dan dapat
memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di daerah dimana usaha itu
didirikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://peuyeumcipatat.blogspot.co.id/2013/05/pengertiankriteria-dan-klasifikasi-umkm.html
http://malang.merdeka.com/kabar-malang/uu-penjaminan-tingkatkan-kepercayaan-diri-umkm-
akses-bank-dan-lembaga--1604279.html
http://www.academia.edu/16538377/Pembiayaan_UMKM
11
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUTAKA
iii