Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 2

HUKUM ACARA PERDATA


Pengertian, Sumber dan Asas

(1) Pengertian Hukum Acara Perdata (Prof. Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, SH ):

Rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak


terhadap dan di muka pengadilan dan bagaimana cara pengadilan itu harus bertindak satu
sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan Hukum Perdata

(Retnowulan S, SH & Iskandar O, SH) :

Kaidah hukum yang menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yang diatur dalam hukum perdata materiil

(Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH ):

Peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya Hukum Perdata
Materiil dengan perantara hakim

HUKUM PERDATA (MATERIIL)

1.Burgerlijk Wetboek / BW (KUH Perdata) 2.Wetboek van Koophandel (KUHD)

3.UU Nomor 1 /1974 tentang Perkawinan 4.Hukum adat / hukum tidak tertulis yang hidup
di masyarakat, dll.

Untuk Mengatur Bagaimana Caranya Menjamin Ditegakannya & Dipertahankannya

HUKUM ACARA PERDATA (FORMIL)

1.Herziene Indonensich Reglement (HIR) 2.Rechtsreglement voor de Buiten gewesten (RBg)

Kesimpulan:

1.Hukum acara perdata hanya diperuntukkan menjamin ditaatinya hukum perdata materiil

2.Tidak mungkin hukum perdata materiil itu berdiri sendiri lepas sama sekali dari hukum
acara perdata

3.Jika terjadi sengketa: Penyelesaian ?

Melalui pengadilan🡪perantara Hakim


Jadi, Hukum Acara Perdata 🡪Mengatur Cara Mengajukan Tuntutan Hak,Memeriksa,
Memutuskan, dan Pelaksanaan Putusan

(2) Sumber Hukum Acara Perdata

Undang-Undang:

1.Herziene Indonensich Reglement (HIR)

2.Rechtsreglement voor de Buiten gewesten (RBg)

3.Burgerlijk Wetboek / BW (KUH Perdata)_Buku IV

4.UU No.48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, (sebelumnya UU No.14/1970, UU No.4


/2004) 4)UU No. 3/2009 tentang Perubahan Kedua UU No. 14/1985 tentang MA; UU

5.No. 5/2004 tentang Perubahan atas Undang UU No.14/1985 tentang Mahkamah Agung
6.UU No. 49/2009 tentang Perubahan kedua atas UU No. 2/1986 tentang Peradilan Umum;
UU No. 8/2004 tentang Perubahan atas UU No. 2/1986 tentang Perdilan Umum

Sumber Hukum Acara Perdata

1.Yurisprudensi (Putusan Hakim) 2.Kebiasaan (Praktek di peradilan)

a).PerMa No. 01/2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan,(sebelumnya Perma


01/2008, Perma No. 02/2003)

b)Perma No. 2/2019 tentang Perubahan Atas Perma No. 2/2015 tentang Tata cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana

(3) Asas-Asas Hukum Acara Perdata

A.Hakim bersifat menunggu

1.Tidak ada tuntutan hak, maka tidak ada hakim/ nemo judex sine actore)

2.Hakim menunggu sampai ada perkara yang diajukan kepadanya

B.Hakim pasif

1.Hakim tidak menentukan luas pokok perkara,

2.Hakim terikat dengan peristiwa yang diajukan para pihak,

3.Hakim membantu pencari keadilan untuk menyelesaikan perkara

4.Para pihak bebas mengakhiri sendiri sengketa yang telah diajukannya


C.Sifat Terbukanya Persidangan (sidang terbuka untuk umum)

1.Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali UU menentuan lain
(pasal 13 ayat (1) UU 48/2009)

2.Sidang pengadilan dapat dihadiri dan dilihat oleh siapapun kecuali oleh orang-orang yang
memang dilarang oleh UU

3.Tujuannya asas ini: memberi perlindungan hakim dalam peradilan,menjamin obyektifitas


dan adil, kontrol sosial dari masyarakat.

4.Konsekuensinya jika putusan tidak diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum maka
putuan tidak sah/tidak mempunyai kekuatan

5.Pengecualian: sidang dapat dilakukan secara tertutup: menyangkut perkara anak, perkara
kesusilaan, perkara ketertian umum dan rahasia negara, perkara perkawinan dan
perceraian.

D.Mendengar kedua belah pihak

1.Asas “audi et alteram partem”

2.Perlakuan yang sama dan didengar bersama-sama

3.Hakim tidak boleh memihak dan berat sebelah (harus objektif dan adil)

4.Pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak membedakan orang (pasal 4 ayat (1) UU
48/2009)

E.Putusan harus disertai alasan-alasan

Dasar alasan putusan hakim:

1. Alasan berdasarkan faktanya 2.Alasan berdasarkan hukumnya

Wujudnya dalam bentuk pertimbangan hukum dalam putusan

Sebagai bentuk pertanggung jawaban hakim kepada para pihak,masyarakat, hakim


perailan yang lebih tinggi dan dunia ilmu pengetahuan.

F.Beracara dikenakan biaya

1.Biaya kepaniteraan, pemanggilan, pemberitahuan serta biaya materai


2.Biaya perkara: dalam hal tuntutan dikabulkan biaya perkara dibenakan pihak tergugat,
dalam hal tuntutan tidak dikabulkan biaya perkara ditangung oleh penggugat, dalam hal
putusan damai,biaya perkara ditentukan sendiri oleh para pihak.

3.Perkara prodeo (bagi yang tidak mampu dilengkapi surat keterangan dari pemda
setempat: pasal 56 ayat (2) UU 48/2009)

G.Asas Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan

1.Sederhana🡪acara yang jelas, mudah dpahami dan tidak berbelit-belit

2.Cepat🡪 menunjuk pada jalannya peradilan 3.Biaya ringan🡪terpikul oleh rakyat

H.Tidak ada keharusan mewakilkan

1.Secara langsung yang berkepentingan, tetapi para pihak dapat dibantu/diwaakili oleh
kuasanya jika dikehendaki 2.UU advokat

I.Asas Obyektivitas

1.Hakim harus obyektif dan tidak boleh memihak

J.Gugataan/permohonan dapat diajukan dengan lisan/tulisan

1.Lisan jika penggugat tidak ada kuasa hukum dan tidak dapat menulis/membuat gugatan,
maka disampiakan secara langsung kepada ketua PN melalui panitera untuk dibantu
dibuatkan gugatan

2.Tulisan jika penggugat dapat membuatnya atau dikuasakan kepada advokat

PERTEMUAN 3

DASAR MENGAJUKAN GUGATAN


1)Wanprestasi 2)Perbuatan Melawan Hukum (PMH)

Review Kasus

Thoriq dan Ratna adalah mahasiswa fakultas hukum. Mereka berdua teman dekat atau bisa
disebut ‘berpacaran’. Thoriq berasal dari keluarga yang mampu sementara Ratna berasal
dari keluarga yang berwirausaha. Mengingat banyak waktu luang disela-sela kuliahnya,
Ratna berkeinginan untuk membuka usaha berupa cafe and steak di dekat kampus. Modal
usaha yang dibutuhkan sebesar Rp 30 juta. Keinginan tersebut disambut baik dan didukung
oleh Thoriq. Kebetulan Thoriq memiliki sejumlah uang. Karena 5 bulan lalu Thoriq diberi
uang oleh ayahnya (bernama Hasan) untuk membeli mobil. Ternyata uang dari ayahnya
belum jadi untuk membeli mobil karena sebagian uang itu Rp 30 juta dipinjamkan ke Ratna
untuk modal usaha. Cita-cita Ratna untuk memiliki usaha cafe telah terwujud. Dua bulan
pertama usaha itu bisa berjalan dengan baik, namun pada bulan ketiga usaha tersebut
mengalami penurunan dan akhirnya pada bulan keempat usaha itu harus tutup karena
mengalami kerugian. Sementara uang pinjaman dari Thoriq belum dapat dikembalikan atau
dibayarkan. Suatu waktu pak Hasan mengunjungi/menengok Thoriq, Ia tidak melihat mobil
sebagaimana yang diminta oleh anaknya tersebut. Pak Hasan agak kaget setelah dijelaskan
oleh Thoriq kalau sebagain uang itu telah dipinjamkan ke Ratna, dan tidak bisa
mengembalikan karena usahanya telah gagal. Pak Hasan merasa sangat dirugikan dengan
kejadian ini.

Bagaimana menyelesaikan kasus seperti ini?

Apabila diselesaikan melalui pengadilan, siapakah yang berhak mengajukan gugatan?

Tuntuan Hak

1) WANPRESTASI

sebagai dasar mengajukan gugatan perdata

Wanprestasi (Cidera Janji, Ingkar Janji) adalah tidak dilaksanakannya suatu prestasi atau

kewajiban sebagaimana yang telah disepakati bersama sesuai isi perjanjian.

1.

2.Perjanjian sifat hubungannya two way traffic (perjalanan dua arah)

3.Kedudukan masing-masing pihak berbeda tergantung darimana kita melihat. Jadi satu
pihak dapat berkedudukan sebagai kreditur ataupun debitur.
2.Prestasi (obyek dari perikatan, yaitu debitur berkewajiban atas suatu prestasi dan kreditur
berhak atas suatu prestasi)

Anda mungkin juga menyukai