Kaidah hukum yang menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yang diatur dalam hukum perdata materiil
Peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya Hukum Perdata
Materiil dengan perantara hakim
3.UU Nomor 1 /1974 tentang Perkawinan 4.Hukum adat / hukum tidak tertulis yang hidup
di masyarakat, dll.
Kesimpulan:
1.Hukum acara perdata hanya diperuntukkan menjamin ditaatinya hukum perdata materiil
2.Tidak mungkin hukum perdata materiil itu berdiri sendiri lepas sama sekali dari hukum
acara perdata
Undang-Undang:
5.No. 5/2004 tentang Perubahan atas Undang UU No.14/1985 tentang Mahkamah Agung
6.UU No. 49/2009 tentang Perubahan kedua atas UU No. 2/1986 tentang Peradilan Umum;
UU No. 8/2004 tentang Perubahan atas UU No. 2/1986 tentang Perdilan Umum
b)Perma No. 2/2019 tentang Perubahan Atas Perma No. 2/2015 tentang Tata cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana
1.Tidak ada tuntutan hak, maka tidak ada hakim/ nemo judex sine actore)
B.Hakim pasif
1.Sidang pemeriksaan pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali UU menentuan lain
(pasal 13 ayat (1) UU 48/2009)
2.Sidang pengadilan dapat dihadiri dan dilihat oleh siapapun kecuali oleh orang-orang yang
memang dilarang oleh UU
4.Konsekuensinya jika putusan tidak diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum maka
putuan tidak sah/tidak mempunyai kekuatan
5.Pengecualian: sidang dapat dilakukan secara tertutup: menyangkut perkara anak, perkara
kesusilaan, perkara ketertian umum dan rahasia negara, perkara perkawinan dan
perceraian.
3.Hakim tidak boleh memihak dan berat sebelah (harus objektif dan adil)
4.Pengadilan mengadili menurut hukum dan tidak membedakan orang (pasal 4 ayat (1) UU
48/2009)
3.Perkara prodeo (bagi yang tidak mampu dilengkapi surat keterangan dari pemda
setempat: pasal 56 ayat (2) UU 48/2009)
1.Secara langsung yang berkepentingan, tetapi para pihak dapat dibantu/diwaakili oleh
kuasanya jika dikehendaki 2.UU advokat
I.Asas Obyektivitas
1.Lisan jika penggugat tidak ada kuasa hukum dan tidak dapat menulis/membuat gugatan,
maka disampiakan secara langsung kepada ketua PN melalui panitera untuk dibantu
dibuatkan gugatan
PERTEMUAN 3
Review Kasus
Thoriq dan Ratna adalah mahasiswa fakultas hukum. Mereka berdua teman dekat atau bisa
disebut ‘berpacaran’. Thoriq berasal dari keluarga yang mampu sementara Ratna berasal
dari keluarga yang berwirausaha. Mengingat banyak waktu luang disela-sela kuliahnya,
Ratna berkeinginan untuk membuka usaha berupa cafe and steak di dekat kampus. Modal
usaha yang dibutuhkan sebesar Rp 30 juta. Keinginan tersebut disambut baik dan didukung
oleh Thoriq. Kebetulan Thoriq memiliki sejumlah uang. Karena 5 bulan lalu Thoriq diberi
uang oleh ayahnya (bernama Hasan) untuk membeli mobil. Ternyata uang dari ayahnya
belum jadi untuk membeli mobil karena sebagian uang itu Rp 30 juta dipinjamkan ke Ratna
untuk modal usaha. Cita-cita Ratna untuk memiliki usaha cafe telah terwujud. Dua bulan
pertama usaha itu bisa berjalan dengan baik, namun pada bulan ketiga usaha tersebut
mengalami penurunan dan akhirnya pada bulan keempat usaha itu harus tutup karena
mengalami kerugian. Sementara uang pinjaman dari Thoriq belum dapat dikembalikan atau
dibayarkan. Suatu waktu pak Hasan mengunjungi/menengok Thoriq, Ia tidak melihat mobil
sebagaimana yang diminta oleh anaknya tersebut. Pak Hasan agak kaget setelah dijelaskan
oleh Thoriq kalau sebagain uang itu telah dipinjamkan ke Ratna, dan tidak bisa
mengembalikan karena usahanya telah gagal. Pak Hasan merasa sangat dirugikan dengan
kejadian ini.
Tuntuan Hak
1) WANPRESTASI
Wanprestasi (Cidera Janji, Ingkar Janji) adalah tidak dilaksanakannya suatu prestasi atau
1.
3.Kedudukan masing-masing pihak berbeda tergantung darimana kita melihat. Jadi satu
pihak dapat berkedudukan sebagai kreditur ataupun debitur.
2.Prestasi (obyek dari perikatan, yaitu debitur berkewajiban atas suatu prestasi dan kreditur
berhak atas suatu prestasi)