Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SRI OSPINAWATI ISMAIL

NIM : 1011419122

KELAS : A KONSENTRASI

TUGAS : HUKUM ACARA TINDAK PIDANA KORUPSI

ANALISIS KASUS TIPIKOR


Studi Kasus Tindak Pidana Korupsi Sekretariat DPRD Kota Tebing

1. KASUS POSISI
Para terdakwa dalam kasus ini adalah 1:
a. Rasmayani binti Rasmin (Terdakwa 1)
b. Drs. Nizar Rangkuti (Terdakwa 2)
c. HM. Syafri Chap (Terdakwa 3)
Para terdakwa didakwa dengan dakwaan sebagai berikut:
Para terdakwa secara bersama-sama atau bertindak sendiri-
sendiri pada tanggal 2 desember 2002 sampai dengan tanggal 31
Januari 2003, bertempat di Kantor Sekretariat DPRD Kota Tebing
Tinggi Jl. Sutomo No. 14 Tebing Tinggi telah melakukan perbuatan
secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, perbuatan mana dilakukan para terdakwa
dengan cara sebagai berikut:

1
A RAHMADINAH, Analisis Yuridis Terhadap Gratifikasi Dalam Tindak Pidana Korup si, 2021,
http://eprints.uniska-bjm.ac.id/6079/%0Ahttp://eprints.uniska-bjm.ac.id/6079/1/ARTIKELLLL
AMALIAAA R.pdf.
Pada Tahun Anggaran 2002 dalam pasal 2.2.1.1012.90 APBD
Kota Tebing Tinggi telah dianggarkan pengadaan barang rumah dinas
Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi dengan anggaran biaya sebesar Rp.
125.050.000 (seratus dua puluh lima juta lima puluh ribu rupiah) dan
untuk melaksanakan pengadaan barang tersebut, terdakwa 2 Drs.
Nizar Rangkuti selaku Sekretaris DPRD Kota Tebing Tinggi yang salah
satu tugasnya mengelola keuangan dan perbekalan DPRD,
seharusnya membentuk panitia pengadaan barang untuk
melaksanakan ketentuan pasal 12 ayat (1) Keppres Nomor 18 tahun
2000 tentang pengadaan barang/ jasa instansi pemerintah, yang
berbunyi: “pengadaan barang/ jasa pemborongan dan jasa lainnya
dilakukan secara terbukan untuk umum dengan pengumuman secara
luas melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum serta jika memungkinan melalui media elektronik,
sehingga masyarakat luas/ dunia usaha yang berminat dan memenuhi
syarat dapat mengikutinya”, akan tetapi ketentuan tersebut tidak
dilaksanakan namun dalam pengadaan barang di rumah dinas DPRD
kota tebing tinggi, terdakwa-terdakwa menggunakan metode
penunjukan langsung, padahal terdakwa-terdakwa mengetahui bahwa
penunjukan langsung hanya dapat dilakukan apabila memenuhi
ketentuan yang diatur dalam Pasal 12 ayat (2) c Keppres Nomor 18
tahun 2000 yang berbunyi: Penunjukan langsung yaitu pengadaan
barang/ jasa yang penyedia barang/ jasanya ditentukan oleh kepala
kantor/ satuan kerja/ pemimpin proyek/ bagian proyek/ pejabat yang
disamakan/ ditunjuk dan diterapkan untuk:
1) Pengadaan barang/ jasa yang berskala kecil, atau
2) Pegadaan barang/ jasa yang setelah dilakukan pelelangan
ulang hanya satu peserta yang memenuhi syarat, atau
3) Pengadaan yang bersifat mendesak/ khusus setelah
mendapat persetujuan dari Menteri/ Kepala Pemerintahan
Non Departemen/ Gubernur/ Bupati/ Walikota/ Direksi
BUMN/ BUMD, atau
4) Penyedia barang/ jasa tunggal

2. JENIS DAKWAAN
Atas dakwaan tersebut, selanjutnya jaksa penuntut umum
mengajukan tuntutan sebagai berikut 2:
a. Menyatakan terdakwa-terdakwa tidak terbukti melakukan tindak
pidana sebagaimana dakwaan primair pasal 2 ayat (1) jo pasal 18
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan
membebaskan terdakwa dari dakwaan primair tersebut
b. Menyatakan terdakwa-terdakwa terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi yang
dilakukan secara bersama- sama sebagaimana dakwaan subsidair
pasal 3 jo pasal 18 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP.
c. Menghukum
a) Terdakwa I, rasmayani binti rasmin oleh karena itu dengan
pidana penjara satu tahun dan enam bulan dikurangi
selama terdakwa berada dalam tahanan

2
RAHMADINAH.
b) Terdakwa II, Drs. Nizar Rangkuti dan terdakwa III HM.
Syafri Chap, oleh karena itu dengan pidana penjara masing-
masing selama satu tahun dan enam bulan
d. Menghukum pula terdakwa-terdakwa dengan pidana denda
masing-masing sebesar Rp. 50.000.000 subsidair tiga bulan
kurungan.
e. Menghukum pula terdakwa-terdakwa untuk membayar uang
pengganti sebesar Rp. 111.976.591, dibebankan kepada terdakwa-
terdakwa dan apabila terdakwa-terdakwa tidak mempunyai harta
benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti,
makadipidana dengan pidana penjara selama enam bulan
f. Menetapkan agar barang bukti seluruhnya dikembalikan kepada
sekretariat DPRD kota tebing tinggi
g. Membebani terdakwa-terdakwa untuk membayar biaya perkara
dalam perkara ini masng-masing sebesar Rp. 2.000

3. HUKUM ACARA
Hukum acara pidana adalah ketentuan tertulis tentang
pelaksanaan ketentuan hukum pidana dengan tujuan untuk mencari
kebenaran material. Sementara dengan pengertian sedikit berbeda
dikatakan3. Hukum acara yang digunakan dalam kasus ini yaitu 4 :
1) Kasus (kronologi)
2) Tuntutan
3) Putusan Pengadilan Negeri
3
Suhendar Suhendar, “Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Dan Kerugian Keuangan Negara
Dalam Optik Hukum Pidana,” Pamulang Law Review 1, no. 1 (2019): 85,
https://doi.org/10.32493/palrev.v1i1.2849.
4
RAHMADINAH, Analisis Yuridis Terhadap Gratifikasi Dalam Tindak Pidana Korup si.
4) Putusan Banding
5) Putusan Kasasi

4. ANALISIS KASUS
Berdasarkan kasus tersebut di atas, pelaku didakwa dengan
pasal tindak pidana korupsi, dan dakwaan tersebut terbukti secara
sah dan meyakinkan pada semua tingkat pengadilan, yakni pada
tingkat pengadilan negeri, pengadilan tinggi, dan mahkamah agung.
Namun demikian, pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa melalui
putusan Pengadilan Tinggi Medan dan dikuatkan oleh putusan kasasi
mahkamah agung adalah pidana bersyarat (pidana percobaan), dan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka keputusan menjatuhkan pidana bersyarat (pidana
percobaan) dalam tindak pidana korupsi tersebut dapat dibenarkan
secara hukum5.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya bahwa dalam
menjatuhkan pidana bersyarat, hakim harus memiliki pertimbangan-
pertimbangan, baik yang bersifat yuridis maupun non yuridis.
Pertimbangan yuridis didasarkan pada proses beracara di peradilan
yang mencakup pertimbangan atas Dakwaan jaksa penuntut umum,
Keterangan saksi, Keterangan terdakwa, Barang-barang bukti, dan
Pasal- pasal dalam undang-undang tindak pidana korupsi 6.

5
RAHMADINAH.
6
Sunarto -, “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi,” Spektrum
Hukum 15, no. 1 (2018): 44, https://doi.org/10.35973/sh.v15i1.1109.

Anda mungkin juga menyukai