Anda di halaman 1dari 20

LAYANAN GRASI

Sesuai Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku

Oleh : YENNITA DEWI, SH., MH


SUB.KOORDINATOR PELAYANAN GRASI – KELOMPOK SUBSTANSI
PELAYANAN HUKUM PIDANA & GRASI (PHPG)

Disampaikan pada acara Koordinasi Layanan Grasi


Direktorat Pidana - Ditjen Administrasi Hukum Umum
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT
PIDANA
SUB.BAGIAN
TATA
USAHA
KELOMPOK
SUBSTANSI KELOMPOK
Kelompok
PELAYANAN HUKUM SUBTANSI
Substansi PPNS PIDANA DAN GRASI DAKTILOSKOPI
(PHPG)

SUB.KOORDINATO SUB.KOORDINATO SUB.KOORDINATO


R PELAYANAN R PELAYANAN R PEMANTAUAN
GRASI HUKUM PIDANA DAN EVALUASI
LANDASAN HUKUM

• Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945


• Undang-undang Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Grasi;
• Undang-undang Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 22 Tahun 2002 Tentang Grasi;
• Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 41 Tahun
2021 tanggal 14 Desember 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
• Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonsia Nomor 49 Tahun
2016 tanggal 7 Desember 2016 Tentang Tata Cara Pengajuan
Permohonan Grasi;
Tugas pokoknya:
1. Menyiapkan dan menyusun konsep surat
pertimbangan grasi Menteri Hukum dan HAM atas
permohonan grasi yang diajukan Terpidana kepada
Presiden.
2. Mendorong permohonan grasi berdasarkan
Sub.Koordinator kemanusiaan dan keadilan.
Pelayanan Grasi 3. Menyiapkan dan menyusun surat kajian grasi
Menteri Hukum dan HAM atas permohonan grasi
yang disampaikan melalui pihak Kementerian
Sekretariat Negara
KETERKAITAN TUGAS FUNGSI SUB.KOORDINATOR PELAYANAN GRASI PADA KELOMPOK
SUBSTANSI PHPG DIT. PIDANA DITJEN. AHU KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DENGAN
KEWENANGAN PREROGATIF PRESIDEN DI BIDANG GRASI

Pengertian Grasi berdasarkan 1. Pasal 338 ayat (2) Permenkum dan HAM No.
29 Tahun 2015 menyebutkan Seksi Pelayanan
Pasal 1 UU No. 22 Tahun 2002 Grasi mempunyai tugas melaksanakan
tentang Grasi : penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan
1. Grasi adalah pengampunan berupa supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,
perubahan, peringanan, evaluasi, dan pelaporan di bidang grasi.
pengurangan, atau penghapusan 2. Menyiapkan dan menyusun konsep surat
pelaksanaan pidana kepada kajian pertimbangan grasi Menteri Hukum
dan HAM atas permohonan grasi yang
Terpidana yang diberikan oleh
diajukan oleh Terpidana khususnya terkait
Presiden grasi dengan alasan tertentu yaitu
kemanusiaan dan keadilan.
2. Terpidana adalah seseorang yang 3. Menyiapkan dan menyusun konsep surat
kajian grasi Menteri Hukum dan HAM atas
dipidana berdasarkan putusan permohonan grasi Terpidana yang diterima
pengadilan yang telah memperoleh melalui Kementerian Sekretariat Negara.
kekuatan hukum tetap;
IMPLEMENTASI GRASI DI INDONESIA

UUD 1945 Landasan Konstitusional ( Psl 14 )

DASAR HUKUM UU No. 3 thn 1950(telah dicabut/tidak berlaku )

UU No. 22 thn 2002 ( 17 Pasal )

UU No. 5 thn 2010 ( 5 Pasal Perubahan )


Permohonan Grasi (Umum)

1. Permohonan grasi dibuat tertulis dan ditujukan kepada Presiden R.I oleh Pemohon grasi (Terpidana)
2. Jika permohonan grasi diajukan oleh Keluarga, harus mendapat persetujuan Terpidana.
3. Jika pemohon adalah Terpidana hukuman mati, permohonan grasi dpt diajukan keluarga tanpa
persetujuan Terpidana
Terpidana kategori hukuman pidana

apa sajakah yang dapat memohonkan grasi ?

 Terpidana yang telah memperoleh putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (in kracht) / sdh tidak melakukan
upaya hukum apapun.
 Terpidana mati
 Terpidana penjara seumur hidup
 Terpidana pidana penjara paling rendah 2 (dua) tahun.

(Pasal 3 Permenkum dan HAM No. 49 Tahun 2016)


Isi Surat Permohonan Grasi

1. Surat permohonan ditujukan kepada Presiden R.I melalui Menteri Hukum dan HAM.
2. Memuat identitas Terpidana yang terdiri atas:
a. Nama, umur, tempat tgl lahir, alamat, agama, status perkawinan;
b. Tindak Pidana yang dilakukan;
c. Bunyi Putusan Pengadilan yang dijatuhkan;
d. Alasan pengajuan permohonan grasi.
3. Permohonan di ditandatangani/dibubuhi cap jempol Terpidana,
Keluarga atau Kuasa Hukumnya)

(Pasal 5 ayat (1),(2),(3) Permenkumham No.49/2016)


Dokumen kelengkapan permohonan grasi yang diperoleh dari
Pemohon Grasi (Terpidana / WBP)yang berada
di Lembaga Pemasyarakatan :

a. Surat permohonan grasi (dibuat secara tertulis);


b. Surat persetujuan Terpidana,
(kecuali permohonan yang diajukan oleh Keluarga terhadap Terpidana mati)
c. Fcopy Kartu Keluarga (KK), jika yang mengajukan adalah keluarga Terpidana
d. Fcopy surat kenal lahir atau KTP Terpidana;
e. Surat Kuasa, jika permohonan diajukan mealui kuasa hukum Terpidana
f. Foto Terpidana
g. Fcopy Salinan register F dari Kepala Lapas
h. Fcopy hasil penelitian kemasyarakatan dari Kepala Bapas
i. Fcopy Salinan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
j. Fcopy paspor atau bukti tanda pengenal lain bagi Terpidana WNA

(Pasal 5 Permenkum dan HAM No. 49 Tahun 2016)


Penyampaian Berkas Permohonan Grasi dan
Salinan/Tembusan

• 1. Semua surat permohonan grasi Ditujukan kepada Presiden R.I (melalui


Sekretariat Negara);

• 2. Salinan berkas permohonan grasi disampaikan juga oleh Lapas (pada


tembusan surat) kepada:
a. Menteri Hukum dan HAM;
b. Mahkamah Agung (MA) melalui Pengadilan yang memutus perkara pada tingkat
pertama.

(Pasal 6 Permenkum dan HAM No.49 Tahun 2016)


PENGAJUAN PERMOHONAN GRASI BERDASARKAN
KEMANUSIAAN DAN KEADILAN

• Merupakan implementasi dari Pasal 6A UU No. 5 Tahun


2010 tentang Perubahan UU No. 22 Tahun 2002 tentang
Grasi.

“ Demi kepentingan kemanusiaan dan keadilan, Menteri


yang membidangi urusan pemerintahan dibidang hukum dan
HAM dapat meminta para pihak untuk mengajukan
permohonan grasi.”
GRASI BERDASARKAN KEMANUSIAAN DAN KEADILAN
dapat diusulkan kepada Terpidana:

a. Anak bermasalah dengan hukum (usia < 18 tahun);


b. Berusia diatas 70 (tujuhpuluh) tahun;
c. Menderita sakit berkepanjangan
(Pasal 12 Permenkum & HAM No. 49 tahun 2016)
Grasi dengan alasan kemanusiaan dan keadilan dapat diusulkan oleh: Menkum
dan HAM, Terpidana, Keluarga/Kuasa Hukum Terpidana setelah dilakukan
penelitian dan/atau mendapat informasi dari masyarakat atau Kalapas
(Pasal 13 Permenkum dan HAM No. 49 Tahun 2016)
Dokumen kelengkapan permohonan grasi
(Alasan kemanusiaan dan keadilan):

a. Surat permohonan grasi (dibuat secara tertulis);


b. Surat persetujuan Terpidana,
(kecuali permohonan yang diajukan oleh Keluarga terhadap Terpidana mati)
c. Fcopy Kartu Keluarga (KK), jika yang mengajukan adalah keluarga Terpidana
d. Fcopy surat kenal lahir bagi lansia atau KTP Terpidana atau paspor bagi terpidana WNA;
e. Surat Kuasa, jika permohonan diajukan mealui kuasa hukum Terpidana
f. Foto terbaru Terpidana postcard ukuran 3R
g. Fcopy Salinan register F dari Kepala Lapas
h. Fcopy hasil penelitian kemasyarakatan
i. Fcopy Salinan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap
j. Fcopy risalah pembinaan dari Kalapas
k. Asli surat keterangan dokter spesialis sesuai dnegan penyakitnya dari RS Pemerintah dan
resume pemeriksaan medis bagi yang menderita sakit berkepanjangan

(Pasal 14 Permenkum dan HAM No. 49 Tahun 2016)


TAHAPAN PEMBERIAN KAJIAN GRASI OLEH MENKUM & HAM RI

1. Salinan permohonan grasi disampaikan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tgl
permohonan diterima (Pasal 8 ayat (5) Permenkum No.49 Tahun 2016)
2. Menkumham menugaskan Dirjen AHU untuk melakukan penelitian berkas grasi yang diterima dan
Dirjen AHU dapat berkoordinasi dengan Dirjen Pemasyarakatan dalam waktu 14 (empat belas) hari
dan dapat diperpanjang 14 (empat belas) hari.
3. Hasil penelitian berkas grasi disampaikan oleh Dirjen AHU kepada Menkum dan HAM berupa
kajian pertimbangan hukum grasi dalam jangka waktu 14 hari
4. Konsep surat Kajian Grasi disampaikan Menkum & HAM kepada Presiden (melalui Kementerian
Sekretariat Negara) dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal penugasan Menteri
5. Keputusan final tentang hasil permohonan grasi (apakah dikabulkan berupa peringanan atau
perubahan jenis pidana atau pengurangan jumlah pidana atau penghapusan pelaksanaan pidana atau
ditolaknya grasi) yang diajukan menjadi kewenangan mutlak/ prerogative Presiden (karena
disamping pertimbangan hukum Menkum & HAM, Presiden juga meminta pertimbangan grasi dari
Mahkamah Agung dan Menteri terkait )
6. Hasil permohonan grasi adalah Keputusan Presiden (Keppres) tentang Grasi. Adapun Salinan
Keppres tentang Grasi akan disampaikan pihak Kementerian Sekretariat Negara kepada pemohon grasi
melalui Lembaga Pemasyarakatan tempat pemohon grasi menjalani hukuman).
Hal-hal yang dilakukan subdit phpg dit.pidana
pada saat MELAKUKAN koordinasi grasi ke lapas :

A. Melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen B. Melakukan wawancara kepada Petugas


persyaratan grasi berdasarkan Pasal 12 Permenkumham No. 49 Lapas dan Terpidana/Pemohon grasi dengan
Tahun 2020 :
memperhatikan beberapa hal yaitu :
1. Surat permohonan grasi dari terpidana yang ditujukan
kepada Presiden RI 1. kondisi aktual kesehatan jasmani dan rohani
2. Surat Persetujuan Terpidana Terpidana/Pemohon Grasi,
3. Foto kopi Kartu Keluarga 2. Sikap/perilaku dan aktivitas pemohon grasi
4. Surat kenal Lahir/akta lahir selama menjalani hukuman,
5. Surat Kuasa, jika permohonan diajukan oleh kuasa Hukum
3. Alasan /sebab Terpidana mengajukan grasi,
6. Foto Terpidana
7. Fotocopy Salinan register F
4. Sikap penyesalan Pemohon grasi/Terpidana
sehingga meminta pengampunan;
8. Fotocopy hasil penelitian kemasyarakatan dari BAPAS
9. Salinan Putusan Pengadilan yang telah memperoleh 5. Perubahan perilaku yang positif dari
kekuatan hkum tetap Terpidana (pemohon grasi selama menjalani
10. Fotokopi paspor atau tanda bukti pengenal lain jika hukuman)
pemohon adalah WNA
6. Kontribusi positif pemohon grasi /
11. Surat Keterangan Sakit berkepanjangan dari dokter dan RS
Pemerintah (jika pemohn mengidap sakit berkepanjangan, Terpidana terhadap sesama WBP dan
alasan kemanusiaan dan keadilan) Lapas.
Permohonan Grasi Umum oleh Pemohon
yang langsung kepada Presiden
( Psl 6 jo Psl 8 UU No. 22/2002 jo Psl 2 dan Psl 3 Permenkumham No.49/2016)

Presiden
MA
Sekretariat Negara

Menteri
Hukum
& HAM

Ditjen PN
AHU

Dit
LAPAS Pidana PEMOHON
GRASI
PERMOHONAN GRASI DARI PEMOHON DALAM KONDISI TERTENTU
(Alasan Kemanusiaan dan Keadilan)
Pasal 6A UU Nomor 5/2010 jo. Pasal 12 ayat 1 Permenkumham No.49 Tahun 2016 )

PRESIDEN
SET NEG

MENTERI
MA
HUKUM
& HAM

DITJEN PN
AHU

DIT Pemohon Grasi


KELUARGA
TERPIDANA ATAU PIDANA Terpidana dengan
KUASA HUKUM LAPAS
TERPIDANA kondisi Psl 12 ayat 1
Contoh Terpidana yang pernah memperoleh Grasi dari Presiden
Syaukani Hasan Rais, Mantan Bupati Kutai Kertanegara, Kasus korupsi APBD Kutai
Kartanegara 2001-2005 sebesar Rp 93,204 miliar, Grasi karena alasan kemanusiaan
dan keadilan (pemohon mengalami sakit stroke, PPOK (COPD akut), dispepsia
syndrome (depresi), gastritis (lambung), hernia, dan sesak napas (membutuhkan
pemakaian oksigen setiap hari ), berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 7/G
Tahun 2010 tanggal 15 Agustus 2010, pengurangan hukuman dari (6) enam tahun
menjadi 3 (tiga) tahun penjara.
Antasari Azhar, Mantan Ketua KPK, Keputusan Presiden (Keppres) Nomor I/G/2017
tanggal 16 Januari 2017, mengurangi hukuman selama 6 tahun dari sebelumnya 18
tahun, Kasus Pembunuhan Berencana Direktur PT. RNI (Nasarudin)
DR. H. Ilmul Khaer, SH., MH., Mantan Dosen Univ Andalas, Keppres No. 11/G
Tahun 2017 tanggal 06 September 2017, Pengurangan jumlah pidana selama 4
(empat) tahun dari hukuman semula 20 (dua puluh tahun) menjadi 16 (enam belas
tahun), kasus pembunuhan;
Neil Bantleman, WNA Canada, Keppres No 13/G Tahun 2019 tanggal 19 Juni 2018,
Pengurangan jumlah pidana selama 5 (lima) tahun 11 bulan dari hukuman semula 11
(sebelas) tahun menjadi 5 (lima) tahun 1 (satu) bulan, Kasus Pencabulan anak .
20

Anda mungkin juga menyukai