Anda di halaman 1dari 20

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

(PPNS)
LINGKUP KEMENTERI PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN
PPNS PVT 2018
BIRO HUKUM 2018
1
Perkembangan
Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi

untuk
mengantisipasi
dan menanggulagi Perkembangan
kejahatan yang
kehidupan
cenderung
meningkat baik
secara kuantitas
PPNS masyarakat dan
meningkatnya
interaksi antar
maupun kualitas
indiviu

munculnya
berbagai bentuk
dan jenis
kejahatan
berbasis
teknologi

Oleh penyusun peraturan perundang-undangan memberikan kewenangan pd institusi lain diluar POLRI utk
terlibat dalam proses penyidikan, dengan harapan proses penyidikan dapat diperiksa dan diselesaikan secara
cepat, tepat dan dapat terungkapnya suatu peristiwa tindak pidana

2
UU No. 1 Tahun 1981 Hukum Acara Pidana
UU No. UU No. 2 Tahun 2002 Kepolisian Negara RI

PP No. 23 Tahun 1983 Juncto PP No. 58 Tahun 2010 Pelaksanaan


Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
PP No. 43 Tahun 2012 Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi,
Pengawasan, dan Pembinaan Teknis Terhadap Kepolisian Khusus,
Penyidik Pegawai Negeri Sipil, dan Bentuk-Bentuk Pengamanan
DASAR Swakarsa.
HUKUM
Permen Huk Ham NO. M.HH.01.AH.09.01 Tahun 2011 Tata Cara
Pengangkatan, Pemberhentian, Mutasi, Dan Pengambilan Sumpah
Atau Janji Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Dan Bentuk,
Ukuran, Warna, Format, Serta Penerbitan Kartu Tanda Pengenal
pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Perkapolri No. 6 Tahun 2010 Manajemen Penyidikan Penyidik Pegawai


Negeri Spil.

UU teknis Sektoral

UU No.8 Tahun 1999


PERLINDUNGAN KONSUMEN

3
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 HUKUM ACARA PIDANA

Pasal 1
a. Penyidik adalah pejabat polisi negara RI atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.
b. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi guna
menemukan tersangkanya.

Pasal 6
Penyidik adalah:
a. Pejabat Polisi negara Republik Indonesia; dan
b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-
Undang.

4
Pasal 7 angka 2
PPNS mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar
hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah koordinasi
dan pengawasan pejabat Polisi negara RI.

Pasal 8
PPNS dapat membuat berita acara tentang pelaksanaan tindakan tentang pemeriksaan
tersangka, penangkapan, penahanan, penggeledahan, pemasukan rumah, penyitaan
benda, pemeriksaan surat, pemeriksaan saksi, pemeriksaan ditempat kejadian,
pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan.
Berita acara dibuat oleh pejabat bersangkutan atas kekuatan sumpah jabatan, dan
ditandatangan oleh semua pejabat yang terlibat dalam tindakanan.
Penyidik menyerahkan berkas perkara yang dilakukan:
a. pada tahap pertama, penydidik hanya menyerahkan berkas pekara;
b. dalam hal penyididikan sdh dianggap selesai, penyidik menyerahkan tanggung jawab
atas tersangka dan barang bukti kepada penuntut umum (Jaksa).

5
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 1983
PELAKSANAAN KUHAP

Pasal 17 Penyidikan menurut ketentuan khusus acara pidana sebagaimana


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 284 ayat (2) KUHAP dilaksanakan
oleh penyidik, jaksa, dan pejabat penyidik yang berwenang lainnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

penjelasan

Wewenang penyidikan dalam tindak pidana tertentu yang diatur secara khusus oleh
undang-undang tertentu dilakukan oleh penyidik, jaksa dan pejabat penyidik yang
berwenang lainnya yang ditunjuk berdasarkan peraturan perundang-undangan.

6
PERATURAN MENTERI HUKUM dan HAM
NOMOR M.HH.01.AH.09.01 Tahun 2011
TENTANG
TATACARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, MUTASI, DAN PENGAMBILAN SUMPAH ATAU
JANJI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL, DAN BENTUK, UKURAN, WARNA, FORMAT, SERTA
PENERBITAN KARTU TANDA PENGENAL PEJABAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PENGUSULAN PENGANGKATAN

Diusulkan dg disertai persyaratan a-f


1
Menteri/pimpinan lembaga
pelaksanaan dpt 2 Menteri HUK HAM
mendelegasikan 7 Pelaksanaan
kepada Sekjen/Eselon I Dirjen AHU

6 Utk mendapat
30 hr 5 4 KEPOLISIAN RI
pertimbangan
DIKLAT PPNS
Jaksa Agung dan
Kepolisian RI
7
PERSYARATAN PPNS

a. masa kerja sebagai PNS paling singkat 2 (dua) tahun;


b. pangkat paling rendahPenata Muda/golongan III/a;
c. berpendidikan paling rendah sarjana hkm/sarjana lain yg setara;
d. bertugas di bidang teknis operasional penegakan hukum;
e. sehat dan rohani dibuktikan dg surat dokter rumah sakit pemerintah.
f. DP3 paling sedikit bernilai baik dalam 2 th terakhir; dan
g. mengikuti dan lulus diklat di bidang penyidikan.

PNS yang telah diangkat menjadi PPNS diberikan kartu tanda pengenal yang diterbitkan
oleh Menteri Hukum HAM atau Dirjen AHU.

8
MUTASI

Apabila terjadi mutasi, baik mengenai jabatan maupun wilayah kerja PNS,
harus diterbitkan SK Mutasi oleh Menteri yang mebawahi PPNS, dan dalam
waktu paling lama 30 hari sejak diterbitkannya Keputusan Mutasi wajib
dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM.

PEMBERHENTIAN

Apabila terjadi pemberhentian sebagai PPNS didalam surat pemberhentian


harus disertakan alasan pemberhentiannya, dan Menteri Hukum HAM atau
Dirjen AHU dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak menerima usulan
pemberhentian menerbitkan Keputusan Pemberhentian PPNS bagi PNS yang
bersangkutan.

9
UNDANG-UNDANG TEKNIS SEKTORAL
UU 12/1992 Penyidikan Ps 59 (Pdn 60-63)

UU 16/1992 Penyidikan Ps 30 (Pdn 31)

UU 29/2000 Penyidikan Ps 70 (Pdn 71-74)

UU 16/2006 Bina Was Ps 34 (sanksi Administratif)

Dasar UU 18/2009 jo 41/2014 Penyidikan Ps 84


wewenang (Pdn 86-93 disisipkan 91A, 91B)
PPNS
UU 41/2009 Penyidikan Ps 71 (Pdn 72-74)

UU 13/2010 Penyidikan Ps 123 (Pdn 124-129)

UU 18/2012 Penyidikan Ps 132 (Pdn 133-148)

UU 19/2013 Penyidikan dilakukan UU terkait ( Pdn 100-104)

UU 39/2014 Penyidikan Ps 102 (Pdn 103-113).

10
WEWENANG PPNS UU PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN (UU 29/2000)

Pasal 70
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan
dengan tindak pidana di bidang PVT;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan yang diduga melakukan
tindak pidana di bidang PVT;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan
dengan peristiwa tindak pidana di bidang PVT;
d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, pencatatan dan dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana di bidang PVT;
e. melakukan pemeriksaan ditempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap
hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di
bidang PVT;
f. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang PVT.

11
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN
NO PASAL SUBSTANSI SANKSI

1 71 Barang siapa dengan sengaja memproduksi, Sengaja


6 (3) menyiapkan propagasi, mengiklankan, menawarkan, Pdn pjr paling lama 7
menjual atau memperdagangkan, mengekpor, th, dan denda paling
mengimpor, tanpa persetujuan pemegang hak PVT. banyak 2,5 milyar.
(Komulatif).
2 72 Konsultan PVT dengan sengaja tidak mendaftar di Sengaja
13 (1) Kantor PVT, tidak menjaga kerahasiaan varietas dan Pdn pjr paling lama 5
23 seluruh dokumen permohonan hak PVT, sampai tahun dan denda paling
dengan tanggal diumumkannya permohonan hak banyak 1 milyar.
PVT. (Komulatif).
3 73 Barang siapa dengan sengaja menggunakan sebagian Sengaja
10 (1) hasil panen, kegiatan penelitian, pemuliaan Pdn pjr paling lama 5
tanaman, dan perakitan varietas baru, pengadaan tahun dan denda paling
pangan, dan obat-obatan dari varietas yang banyak 1 milyar.
dilindungi dengan tujuan komersial. (Komulatif).
4 74 Pemeriksa PVT dan Pejabat kantor PVT yang sengaja Sengaja
30 (3) tidak menjaga kerahasiaan varietas yang Pdn pjr paling lama 5
diperiksanya. tahun dan denda paling
banyak 1 milyar.
(Komulatif).

12
HUKUM MATERIIL
Merumuskan tentang pelanggaran dan kejahatan serta syarat-syarat apa yang
diperlukan agar seseorang dapat dihukum
(dijatuhi Hukuman pidana)
Dirumuskan dalam Pasal-Pasal yang berisi perintah (Gebot), larangan (Verbod), dan
Larangan dengan Pengecualian (Morgen)

HUKUM FORMIL
peraturan hukum yang menentukan bagaimana cara memelihara dan
mempertahankan hukum materiil. Oleh karena itu hukum formil mengatur bagaimana
menerapkan sanksi terhadap seseorang yang melanggar hukum pidana materiil.
Mengikuti ketentuan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan
penyidikan.

13
TUGAS POKOK PPNS

Melakukan penegakan hkm sesuai dg UU yg menjadi dasar hukumnya


Penegakan hukum adalah usaha pembinaan yang mencakup berbagai
tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) dan penindakan (represif)

PENEGAKAN HUKUM

1. Penegakan hkm yg terpenting utk mendorong terwujudnya kepastian


hkm (terlindunginya pelaku usaha, pengguna produk/jasa dan masy
lainnya)
2. Kepastian hkm sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan
khususnya di bidang pertanian.

14
PERAN PPNS

1. Memberikan penyuluhan dan pelayanan kepada masyarakat mengenai per


uu yg menjadi dasar hukum tugas dan wewenang Instansinya serta syarat-
syarat dan prosedur yang harus dipenuhi oleh masyarakat yg memerlukan
pelayanan jasa dari instansi yang membawahi PPNS .
2. Melaksanakan penegakan hukum

Keberhasilan PPNS melaksanakan peran pelayanan dan penegakan


memberikan andil besar dalam mendukung pelaksanaan program pem
bangunan Pertanian.

Hukum tidak statis, selalu mengikuti dinamika kehidupan masyarakat,


perkembangan teknologi, politik, penyelenggaraan pemerintahan.

Hukum bertujuan utk hidup tertib, aman, adil dan makmur (Kepastian dan
Keadilan).

15
LANDASAN & KEKUATAN DLM MENDUKUNG
PROSES PENYIDIKAN OLEH PPNS

1. UU NO. 8/1981
2. UU NO. 2/2002
3. BEBERAPA KEPMEN KEH

WEWENANG PPNS

KORWAS OLEH
PENYIDIK POLRI.
ATASAN PPNS/PIMP. INSTANSI
KEKUATAN BERUPA :
- BANTUAN SIDIK PENYIDIKAN OLEH (KEKUATAN BERUPA SARANA DAN
PPNS PROFESIONAL PRASARANA, ANGGARAN,
(TAKTIS, TEKNIS &
SISTEM KENDALI).
UPAKSA).
- JUKNIS SIDIK.

JENIS TINDAK PIDANA / PELANGGARAN


DI LINGKUNGAN TUGASNYA

HASIL SIDIK
MEMENUHI SYARAT
FORMAL MATERIIL
16
PROSES KORWAS PPNS

SPDP PANGGIL KAP HAN DAH SITA


PROSES SIDIK
BERKAS
PPNS T. PDN

P. POLRI

PERALIHAN TG. JAWAB


DARI PROSES SIDIK KE PENYIDIK J.P.U
PENUNTUTAN

17
PROSES PENEGAKAN HUKUM
TINDAK PIDANA MENURUT KUHAP

P. POLRI
TINDAK PIDANA JPU PEGADILAN L.P
PPNS

PERAN P. POLRI : PERAN JPU :

SEMENJAK SPDP, P. POLRI : JPU MENERIMA TG. JAWAB PERKARA DLM


MEMBERI BANTUAN. PERALIHAN PROSES DARI SIDIK KE
A. TAKTIS PENUNTUTAN
B. TEKNIS A. PELIMPAHAN BP TAHAP I
C. UPAYA PAKSA B.PELIMPAHAN TERSANGKA DAN BARANG
MEMBERI PETUNJUK BUKTI TAHAP II.

18
ACARA PERKARA PIDANA MENURUT KUHP

NO/URUTAN PROSEDUR
1 PROSEDUR PEMANGGILAN
2 PROSEDUR PEMERIKSAAN/PENYIDIKAN
3 PROSEDUR PENANGKAPAN
4 PROSEDUR PENAHANAN
5 PROSEDUR PENYITAAN A. BENDA SITAAN
6 PROSEDUR PENYITAAN B. SURAT-SURAT
7 PROSEDUR PENGURUSAN BENDA SITAAN
8 PROSEDUR PENGGELEDAHAN
9 PROSEDUR PENUNTUTAN
10 PROSEDUR PERMINTAAN PEMERIKSAAN PRA PERADILAN
DAN ALASANNYA DALAM KUHP
11 PROSEDUR ACARA PEMERIKSAAN PRA PERADILAAN

19
PPNS PVT 2018

20

Anda mungkin juga menyukai