Anda di halaman 1dari 4

DUPLIK PEMBELAAN

Terdakwa Atas nama


DARNAWAN Bin (Alm) WIRYANTO
Nomor Perkara : 40/Pid.Sus-TPK/2022/PN Smg

Majelis Hakim Yang Mulia,


Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati, dan
Sidang Yang Kami Muliakan,

Perkenankanlah saya, ACH. TEGUH W., SH. MH. dengan ini mengajukan DUPLIK

PLEDOI / Pembelaan terhadap Terdakwa DARNAWAN Bin (Alm) WIRYANTO sebagai

berikut:

1. Bahwa apa yang akan kami lakukan dalam perkara ini adalah benar-benar

prodeo untuk membantu mendudukkan perkara terdakwa secara cuma-cuma

dan dengan sebenar-benarnya, dan yang kami sampaikan dalam Duplik ini

adalah upaya kami untuk mencoba menjelaskan kebenaran fakta, dengan

harapan tidak ada pihak yang tersesat dalam proses persidangan ini. Untuk

itu kami memohon agar Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini berani

mengambil keputusan untuk menyatakan kebenaran yang benar-benar hakiki

dan bersandar kepada keadilan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa;

2. Bahwa terhadap Replik yang telah disampaikan oleh Penuntut Umum tidak

menanggapi terhadap Pledoi yang kami sampaikan tentang adanya fakta di

persidangan yang terungkap mengenai proyek pekerjaan dari Dari 12

kegiatan tahun 2018 telah diketahui ada 7 kegiatan yang disalah gunakan

anggarannya, akan tetapi untuk kegiatan Pembangunan Rabat Beton Jalan

Lingkar Dusun Sumber Waras sebagaimana diterangkan oleh Terdakwa

dalam keterangannya yang menjelaskan bahwa kekurangan volume

1
pembangunan rabat beton tersebut dilaksanakan secara mandiri

menggunakan dana pribadi dibantu oleh masyarakat desa Medayu, sehingga

berdasarkan saksi-saksi dan bukti dipersidangan telah terbukti apabila

Kegiatan Pembangunan Rabat Beton jalan Lingkar Dusun Sumber Waras

telah selesai sehingga perbuatan terdakwa menyalah gunakan anggaran

Dana Desa adalah sebanyak 6 (enam) kegiatan, sehingga apabila ini

dijadikan pertimbangan majelis hakim maka nilai kerugian negara yang

didakwakan terdakwa dapat terkurangi dan tidak terbukti;

3. Bahwa terhadap pengembalian kerugian negara yang dilakukan terdakwa,

kami sependapat dengan uraian Jaksa Penuntut Umum yaitu telah ada

pengembalian kerugian negara sebesar Rp. 133.555.050,- (seratus tiga puluh

tiga juta lima ratus lima puluh lima ribu lima puluh rupiah) yang dengan

demikian apabila dikurangi atas kerugian negara masih dibawah Rp.

200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);

4. Bahwa oleh karena nilai kerugian dibawah Rp 200.000.000,- (dua ratus juta

rupiah) maka tuntutan Jaksa Penuntut umum dengan merumuskan perbuatan

terdakwa memenuhi unsur dakwaan primer adalah tidak tepat dan tidak

memenuhi rasa keadilan bagi Terdakwa, hal ini karena dalam penerapan

pasal 2 atau 3 Undang Undang Tipikor haruslah berpedoman pada SEMA

Nomor 3 Tahun 2018 mengenai Rumusan Kamar Hukum Pidana;

5. Bahwa berdasarkan SEMA Nomor 3 Tahun 2018 mengenai Rumusan Kamar

Hukum Pidana menyebutkan tentang Penerapan ketentuan Pasal 2 ayat (1)

dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2001, berdasarkan SEMA Nomor 7 Tahun 2012, menentukan jika

2
nilai kerugian keuangan negara di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah), dapat diterapkan Pasal 2 ayat (1) namun jika kerugian keuangan

negara kurang dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dapat diterapkan

Pasal 3. Selanjutnya karena terjadi perubahan nilai mata uang, dengan tanpa

mengsampingkan unsur pasal yang didakwain, maka besarnya nilai kerugian

keuangan negara tersebut diubah menjadi sebagai berikut:

1. Nilai kerugian keuangan negara di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta


rupiah) dapat diterapkan Pasal 2 ayat (1) UU PTPK;
2. Nilai kerugian keuangan negara sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dapat diterapkan Pasal 3 UUPTPK.

6. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas maka rumusan yang tepat dalam

menentukan perbuatan Terdakwa yang telah terbukti bersalah adalah

sebagaimana dakwaan subsidair Jaksa Penuntut Umum, hal ini selain

memenuhi unsur keadilan karena tuntutan lebih ringan juga sebagai

kepastian hukum yang telah dirumuskan dalam SEMA Nomor 3 tahun 2018

mengenai Rumusan Kamar Hukum Pidana tersebut;

Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mohon kepada Majelis

Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan

memutus:

1. Menyatakan terdakwa Darnawan bin (alm) Wiryanto terbukti tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana sebagaimana dalam dakwaan primer Jaksa Penuntut Umum

2. Membebaskan Terdakwa Darnawan bin (alm) Wiryanto dari Dakwaan

Primer tersebut;

3
3. Menyatakan Terdakwa Darnawan bin (alm) Wiryanto bersalah

melakukan tindak pidana Korupsi sesuai Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang

Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi sebagaimana dalam dakwaan subsidair

4. Menetapkan lamanya pidana penjara lebih rendah dari minimal

dakwaan primer; atau

5. Apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-

adilnya dan seringan-ringannya.

Demikian nota pembelaan ini kami sampaikan, semoga senantiasa


dapat bermanfaat bagi kita semua dalam proses penegakan hukum ini.
Terima kasih.

Semarang, 21 Agustus 2022


Hormat kami,
Penasehat Hukum Terdakwa

Achmad Teguh W., SH. MH.

Anda mungkin juga menyukai