Anda di halaman 1dari 8

REPLIK PENUNTUT UMUM TERHADAP NOTA PEMBELAAN

TERDAKWA GUSTIA LAZUARDI DAN PENASEHAT HUKUM


DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

I. PENDAHULUAN

- Hakim yang terhormat,


- Sdr. Penasehat Hukum yang terhormat,
- Hadirin sidang Pengadilan yang kami muliakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas limpahan rahmat berupa kekuatan, kesehatan serta bimbinganNya kepada kita,
sehingga pada hari ini kita dapat berkumpul di ruang persidangan dalam upaya menggali dan
menemukan hakekat kebenaran dan keadilan.

Selanjutnya, kami Jaksa Penuntut Umum menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat Majelis Hakim yang telah memimpin persidangan ini secara lancar dalam upaya
mencari kebenaran materiil dalam mengungkapkan perkara ini, serta waktu dan kesempatan
yang diberikan kepada kami untuk memberikan tanggapan atas pembelaan/pleidoi dari terdakwa
dan Penasehat Hukum terdakwa yang telah disampaikan pada persidangan yang lalu.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada terdakwa dan Penasehat Hukum
terdakwa yang denga segala daya upaya telah ikut membantu menemukan kebenaran dalam
perkara ini ditinjau dari sudut pandang seorang penasehat hukum.

II. TANGGAPAN UMUM ATAS PEMBELAAN TIM PENASIHAT HUKUM DAN


TERDAKWA.

1. Bahwa apa yang dikemukakan oleh Saudara Tim Penasihat hukum dalam pledooinya adalah
sebagai hal yang wajar dan sportipitas Panasihat Hukum dalam kedudukan dan kwalitasnya
sebagai abdi hukum dalam menyampaikan pembelaannya tersebut yang sangat memaklumi
dan menghargai eksistensi masing-masing pihak dalam menjalankan kewajiban sesuai
dengan tugas dan kedudukannya yang menempati porsi dan proporsinya masing-masing dan
oleh karena itu kami Penuntut Umum menyambut baik apa yang dikemukakan oleh Tim
penasihat Hukum yaitu sekiranya selama dalam persidangan timbul silang pendapat yang
tajam dengan kami selaku Penuntut Umum, hal tersebut semata-mata dikarenakan tugas,
propesi dan keberadaannya yang berbeda, dimana Saudara Tim Penasihat Hukum berdiri
pada sisi lain dari kami Penuntut Umum, yaitu berdiri pada sisi yang Subyektif dipihak
Terdakwa. Karena itu pada kesempatan ini perlu kami sampaikan bahwa azas yang berinti
keterbukaan, kebebasan dan penghargaan atas hak dan kewajiban semua pihak telah
terwujud dalam persidangan perkara ini sesuai apa yang diamanatkan Hukum Acara Pidana
dan hal demikian dapat berjalan dengan baik berkat pimpinan sidang yang terhormat
Majelis Hakim yang memimpin sidang ini dengan penuh kearifan dan bijaksana;

2. Bahwa apabila ditinjau dari segi penegakan hukum, utamanya dalam menggali dan
menemukan mutiara-mutiara kebenaran dan keadilan dalam perkara tindak pidana atas nama
terdakwa Gustia Lazuardi, terhadap Pledooi Tim Penasihat Hukum atas tuntutan pidana
yang kami sampaikan dipersidangan ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan
karena pembelaan Saudara Tim penasihat Hukum dan Terdakwa tersebut merupakan hal
yang positif bagi kami Penuntut Umum dan sudah barang tentu bagi yang terhormat Majelis
Hakim dalam mempertimbangkan dan kemudian menjatuhkan putusannya dalam perkara
ini;

3. Bahwa pembelaan tersebut mempunyai nilai positif, oleh karena hakekat pembelaan tersebut
kami adalah sebagai penguji Surat Dakwaan dan Tuntutan Pidana kami dan ternyata
berdasarkan penilaian kami Penuntut Umum, secara umum dan menyeluruh dalam pledooi
tersebut tidak ada hal-hal yang yang sangat paradoksal yang dapat menggagalkan Surat
Dakwaan dan Tuntutan Pidana kami dan justru sebaliknya dengan adanya pledooi tersebut
telah menambah keyakinan kami bahwa pandangan dan pendapat kami dalam perkara ini,
sebagaimana kami tuangkan dalam Surat Dakwaan dan Tuntutan Pidana tersebut telah sesuai
benar dengan azas dan ketentuan hukum, kebenaran dan keadilan dengan berdasarkan fakta-
fakta hukum yang secara obyektif terungkap dipersidangan;

III. PEMBAHASAN

Selanjutnya kami Jaksa Penuntut Umum, setelah mendengar, mencermati dan


mempelajari dengan seksama uraian pembelaan dari terdakwa dan Penasehat Hukum terdakwa,
maka Kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini menyatakan menolak atau tidak
sependapat dengan uraian pembelaan terdakwa dan Penasehat Hukum terdakwa yang pada inti
pokoknya hanya suatu pembelaan dan pembenaran pribadi tanpa didukung oleh suatu fakta
sebagaimana terungkap dalam pemeriksaan di persidangan (baik melalui alat bukti keterangan
saksi-saksi dan ahli maupun keterangan terdakwa sendiri), Adapun materi pembelaan terdakwa
dan penasehat hukum terdakwa antara lain yaitu :

1. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Error In Persona


Penasehat hukum terdakwa menganggap penyitaan terhadap
 1 (satu) eksemplar asli surat pernyataan nomor : 593/108/Pem tanggal 05 Juli 2021
 1 (satu) eksemplar asli surat pernyataan nomor : 01/EK/S/2009/97 tanggal 29
September 1997
 1 (satu) buku asli sertifikat hak milik Nomor 946 an. GUSTIA ISKANDAR bin G.
MOCH BOESRAH
 1 (satu) eksemplar asli salinan akta pernyataan pemberian hibah nomor : 20 tanggal
18 Juni 2021 yang ditandatangani oleh Notaris Abang Subarjo, S.H.,M.Kn

2
Tidak berdasar dikarenakan Bahwa hakikatnya dalam melakukan penyitaan khususnya jaksa
penuntut umum wajib mendapatkan surat izin penyitaan dari Pengadilan setempat hal ini
berdasarkan pasal 38 ayat 1 KUHAP. Dikarenakan dalam tindak pidana khusus tipikor yang
berhak menangani adalah Pengadilan Negeri Pontianak maka dalam melakukan penyitaan
harus mendapat izin dari Pengadilan Negeri Pontianak

2. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kabur (Obscuur Libelum)


Bahwa penasehat hukum terdakwa menganggap dengan adanya nilai kerugian negara yang tidak
pasti dan masih dalam tahap PROSES AUDIT, maka laporan hasil pemeriksaan Inspektorat
Kalbar Nomor: 700/35/IP-V/2020 tertanggal 27 Oktober 2020 dengan hasil kerugian negara
sebesar Rp. 1.521.835.513, 00 (satu milyar lima ratus dua puluh satu juta delapan ratus tiga
puluh lima ribu lima ratus tiga belas rupiah koma nol nol), yang dijadikan pedoman dan bukti
Jaksa Penuntut Umum untuk menentukan kerugian keuangan negara adalah tidak sah, tidak
dapat dijadikan pedoman dan bukti untuk menentukan kerugian Negara

3. Tidak memenuhi “Unsur Dapat Merugikan Keuangan Negara Atau Perekonomian Negara”.
Bahwa penasehat hukum terdakwa menganggap unsur Yang Dapat Merugikan Keuangan
Negara Atau Perekonomian Negara, frasa "dapat" pada unsur “Dapat Merugikan Keuangan
Negara Atau Perekonomian Negara” tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat
berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 25/PUU-XIV/2016 tertanggal 25 Januari
2016. Sehingga yang berlaku pada unsur ini bukan lagi delik formil melainkan delik materil
dengan kata Iain kerugian keuangan negara harus jelas perbuatan maupun nominal kerugiannya.
Sedangkan dalam dakwaan dan atau tuntutan jaksa penuntut umum tidak adanya kejelasan
mengenai kerugian negara dan bahkan kerugian negara yang diduga dilakukan oleh Terdakwa
masih dalam PROSES AUDIT dari TIM VERIFIKASI INSPEKTORAT. Dikarenakan analisa
jaksa penuntut umum pada unsur ini tidak jelas dan dianggap tidak terpenuhi maka Surat
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum HARUS DITOLAK.

Bahwa terhadap Pledooi penasehat hukum terdakwa tersebut Jaksa penuntut Umum dalam
perkara ini memberikan Tanggapan sebagai berikut :

 Bahwa terdakwa GUSTIA LAZUARDI selaku Koordinator pada Unit Instalasi Pelayanan
Pendapatan Daerah (UIPPD) Balai Karangan Wilayah Sanggau Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan Surat Keterangan Nomor : 800/05/UPT PPD
WIL.SGU/2022 tanggal 13 April 2022 yang ditandatangani Kepala Unit Pelaksana Teknis
Pelayanan Pendapatan Daerah (UPT PPD) Wilayah Sanggau Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat yakni sdr. HERI NURHASBI, SE., MM, pada tahun 2017,
2018, 2019 dan 2020, bertempat di Unit Instalasi Pelayanan Pendapatan Daerah (UIPPD)
Balai Karangan Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pendapatan Daerah (UPT PPD) Wilayah
Sanggau Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Kalimantan Barat. Telah

3
melakukan Penyalahgunaan Penerimaan Pajak Daerah pada Unit Instalasi Pelayanan
Pendapatan Daerah (UIPPD) Balai Karangan Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pendapatan
Daerah (UPT PPD) Wilayah Sanggau Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi
Kalimantan Barat atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Denda dan Tunggakan serta
Penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), yang
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara total sebesar Rp. 1.521.835.513,00
(satu milyar lima ratus dua puluh satu juta delapan ratus tiga puluh lima ribu lima ratus tiga
belas rupiah) dengan rincian :

1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp. 1.443.792.513,00 (satu milyar empat
ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus Sembilan puluh dua ribu lima ratus tiga belas
rupiah)
2) Penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
sebesar Rp. 78.043.000,00 (tujuh puluh delapan juta empat puluh tiga ribu rupiah);
Sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
Nomor : 700/35/IP-V/2020 tanggal 27 Oktober 2020 dan Surat Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 700/982/BAPENDA-PPSIPP tanggal 19 November
2020.

 Bahwa seharusnya terdakwa GUSTIA LAZUARDI yang merupakan Staf Pelaksana


Pelayanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) pada UIPPD Balai
Karangan UPT PPD Wilayah Sanggau Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017, 2018, 2019
dan 2020 yang bertugas di Unit Pembantu Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) Wilayah Kabupaten Sanggau pada loket pendaftaran dan penetapan
hanya memberikan pelayanan berupa menginput Nomor Polisi Wajib Pajak untuk diketahui
jumlah besaran uang yang akan dibayar Wajib Pajak lalu mencetak Notice Pajak.

 Bahwa perbuatan terdakwa GUSTIA LAZUARDI menerima pembayaran dari wajib pajak
dilakukan dengan cara yakni :
1) Cara pertama adalah untuk wajib pajak yang datang langsung ke UIPPD pada jam
pelayanan, kemudian terdakwa GUSTIA LAZUARDI bawa langsung keruangan
terdakwa GUSTIA LAZUARDI, kemudian terdakwa GUSTIA LAZUARDI
mengambil uang pajaknya dan wajib pajak tersebut menunggu diruangan tersebut
kemudian terdakwa GUSTIA LAZUARDI mencetak notice pajaknya dan
menyerahkan lembar pertama kepada wajib pajak, setelah wajib pajak pulang
kemudian terdakwa GUSTIA LAZUARDI melakukan pembatalan notice pajak
melalui menu pembatalan yang tersedia pada aplikasi pajak, kemudian masuk kemenu
koreksi data dan mengubah masa berlaku pajak tersebut ketahun selanjutnya.
2) Cara kedua untuk wajib pajak yang ada tunggakan, terdakwa GUSTIA LAZUARDI
melakukan koreksi data masa berlaku terlebih dahulu pada aplikasi pajak yang oleh
terdakwa GUSTIA LAZUARDI cetak pada tahun berjalannya saja, kemudian
terdakwa GUSTIA LAZUARDI setorkan ke Kas Negara hanya pajak pada tahun

4
berjalan saja melalui petugas Bank Kalbar yang ada di UIPPD Balai Karangan
sedangkan untuk tunggakan tidak disetor terdakwa GUSTIA LAZUARDI.
3) Cara ketiga adalah jika terdapat Wajib Pajak yang membayar 3 (tiga) tahun pajak,
untuk lembar pertama terdakwa GUSTIA LAZUARDI cetak terlebih dahulu untuk 3
(tiga) tahun tersebut kemudian diserahkan kepada Wajib Pajak, setelah Wajib Pajak
tersebut pulang, terdakwa GUSTIA LAZUARDI menggunakan menu cetak ulang
untuk lembar kedua s.d keenam dan mengedit kembali nilai pajaknya menjadi lebih
kecil dari yang seharusnya dan kemudian terdakwa GUSTIA LAZUARDI setorkan ke
petugas Bank Kalbar senilai yang tertera dalam lembar kedua s.d keenam, namun
khusus pada nilai SWDKLLJ tidak terdakwa GUSTIA LAZUARDI rubah (tetap
sesuai dengan nilai yang seharusnya), sehingga ada selisihnya.
4) Cara keempat adalah terdakwa GUSTIA LAZUARDI jarang membuat Surat
Keterangan yang digunakan untuk mengganti notice pajak yang hilang. terdakwa
GUSTIA LAZUARDI mencetak surat keterangan, kemudian menggunakan menu
koreksi data untuk merubah masa berlaku pajak kemudian terdakwa GUSTIA
LAZUARDI menyerahkan Surat Keterangan tersebut kepada wajib pajak, kadang-
kadang terdakwa GUSTIA LAZUARDI juga mengambil uang dari wajib pajak
tersebut untuk kepentingan pribadi. terdakwa GUSTIA LAZUARDI menyadari
bahwa tidak berhak mengeluarkan Surat Keterangan tersebut, karena yang memiliki
hak untuk mengeluarkan Surat eterangan tersebut adalah Kepala UPT PPD Wilayah
Sanggau.
5) Cara kelima adalah setelah aplikasi dikunci sekitar akhir tahun 2019, terdakwa
GUSTIA LAZUARDI menggunakan program Microsoft Office Excel atau selain
menggunakan aplikasi pajak. Cara tersebut dilakukan misalnya ada wajib pajak yang
ingin membayar pajak kendaraan roda empat. Dalam 1 (satu) notice yang sama,
lembar pertamanya dicetaknya oleh terdakwa GUSTIA LAZUARDI sendiri
menggunakan program Microsoft Office Excel kemudian diserahkan kepada wajib
pajak kendaraan roda empat tersebut. Lembar kedua sampai dengan lembar keenam
terdakwa GUSTIA LAZUARDI gunakan untuk menetapkan pajak kendaraan
bermotor roda dua, namun lembar pertamanya tidak diserahkan kepada wajib pajak
tersebut. Uang pajak kendaraan roda dua tersebut terdakwa GUSTIA LAZUARDI
setorkan kepada petugas Bank Kalbar untuk disetorkan ke Kas Daerah. Uang dari
penetapan pajak yang terdakwa GUSTIA LAZUARDI gunakan untuk penetapan
pajak kendaraan roda empat yang menggunakan lembar pertama tadi digunakan untuk
kepentingan pribadi seperti untuk menutupi tunggakan akibat dari perbuatan
penyalahgunaan penerimaan Pajak Daerah pada UIPPD Balai Karangan UPT PPD
Wilayah Sanggau yang terdakwa GUSTIA LAZUARDI lakukan sebelumnya.

 Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa GUSTIA LAZUARDI tersebut diketahui
berawal pada tahun 2020 saat saksi ZULFIKAR RAMADHAN yang merupakan petugas

5
PT Jasa Raharja (Persero) yang berkantor di SAMSAT Balai Karangan membaca tampilan
aplikasi Dasi-JR yaitu dalam menu Manajemen Data Kendaraan yang memuat data
pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLLJ) dari setiap
pembayaran pajak kendaraan baik sepeda motor maupun mobil dimana dalam aplikasi
tersebut tercantum Nomor Polisi Kendaraan, tanggal transaksi, nominal SWDKLLJ dan
masa berlaku kemudian dalam aplikasi tersebut saksi ZULFIKAR RAMADHAN
menemukan data tentang adanya perbedaan masa berlaku antara lembaran Notice Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dengan data dalam aplikasi Dasi-JR PT Jasa Raharja.

 Bahwa selanjutnya saksi ZULFIKAR RAMADHAN melaporkan dengan cara menghubungi


via telpon kepada saksi AMNAN GHOZALI yang merupakan Kepala Unit Operasional dan
Humas PT Jasa Raharja Cabang Kalimantan Barat.

 Bahwa atas temuan saksi ZULFIKAR RAMADHAN tersebut kemudian saksi AMNAN
GHOZALI melaporkan kepada Kepala Cabang PT Jasa Raharja yang selanjutnya Kepala
Cabang PT Jasa Raharja membuat Surat kepada Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Kalimantan Barat Nomor : P/R/63/2020 tanggal 18 Mei 2020 Hal Pemberitahuan
SWDKLLJ.

 Bahwa selanjutnya pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2020 bertempat di Kantor Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dilaksanakan Rapat yang dipimpin oleh
saksi Dra. MAHMUDAH, M.M dihadiri oleh pihak dari PT Jasa Raharja (Persero) dan
pihak Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat dengan pembahasan PT Jasa
Raharja (Persero) Cabang Pontianak menyampaikan adanya dugaan Pendapatan dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLLJ) periode bulan Oktober 2019
sampai Maret 2020 yang tidak terkutip ke dalam Kas Negara termasuk penerimaan dari
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang tidak disetorkan ke Kas Daerah dengan jumlah
perkiraan awal yang disampaikan sebanyak 116 (seratus enam belas) segi kendaraan
dengan estimasi kerugian Pokok, Tunggakan dan Denda (PKB) dan SWDKLLJ
diperkirakan sebesar Rp. 635.320.500,00 (Enam Ratus Tiga Puluh Lima Juta Tiga Ratus
Dua Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) yang selanjutnya akan dilaksanakan verifikasi dan
pengecekan atas data yang telah disampaikan oleh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang
Pontianak dan sebelumnya dimintakan untuk meneliti dan melakukan pengecekan atas
claim yang disampaikan.

 Bahwa selanjutnya saksi Dra. MAHMUDAH, M.M bersurat kepada Gubernur Kalimantan
Barat dengan Nomor : 700/511/BAPENDA-D tanggal 29 Juni 2020 perihal Laporan
Dugaan Penyalahgunaan Penerimaan Pajak Daerah adalah sebagai berikut :
1) Telah dilakukan proses pemanggilan dan pemeriksaan kepada GUSTIA LAZUARDI
pada tanggal 25 Juni 2020 dan berdasarkan hasil pemeriksaan GUSTIA LAZUARDI
mengakui adanya penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana

6
Kecelakaan Lalu Lintas dan Jalan (SWDKLLJ) yang tidak disetorkan ke Kas Daerah
tahun 2017 sampai dengan tahun 2020
2) Untuk jumlah Kerugian Negara dan Kerugian Daerah sementara berdasarkan hasil
perhitungan sebesar Rp. 3.089.303.750,00 (tiga milyar delapan puluh sembilan juta
tiga ratus tiga ribu tujuh ratus lima puluh rupiah) dengan rincian :
a. Penerimaan Negara dan SWDKLLJ sebesar Rp. 235.134.000,00
b. Penerimaan Daerah dan Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp. 2.254.169.759,00

 Sehingga akibat perbuatan yang dilakukan terdakwa GUSTIA LAZUARDI tersebut diatas
mengakibatkan terjadinya kerugian Keuangan Negara dengan total sebesar Rp.
1.521.835.513,00 (satu milyar lima ratus dua puluh satu juta delapan ratus tiga puluh lima
ribu lima ratus tiga belas rupiah) dengan rincian :
1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp. 1.443.792.513,00 (satu milyar empat
ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus Sembilan puluh dua ribu lima ratus tiga belas
rupiah)
2) Penerimaan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
sebesar Rp. 78.043.000,00 (tujuh puluh delapan juta empat puluh tiga ribu rupiah)
Sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat
Nomor : 700/35/IP-V/2020 tanggal 27 Oktober 2020 dan Surat Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 700/982/BAPENDA-PPSIPP tanggal 19 November
2020.

 Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa GUSTIA LAZUARDI sebagaimana


tersebut di atas, merupakan perbuatan yang dilakukan secara berlanjut dari tahun 2017,
2018, 2019 sampai 2020 dalam melakukan perbuatan dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dengan menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan.

 Bahwa dengan adanya terdakwa beritikad baik dengan secara sukarela menyerahkan
berupa:
1. Sebidang tanah beralamat dilingkungan semajau RT. 030/RW. 009 Kelurahan
Beringan Kecamatan Kapuas, luas tanah 7.202,01 M2 berdasarkan Surat Pernyataan
Nomor : 593/108/ Pem tanggal 05 Juli 2021 an. GUSTIA LAZUARDI perolehan
Hibah dari GUSTIA ISKANDAR (orang tua);
2. Sebidang tanah beralamat di Dusun Selimus Desa/Kelurahan Seraras Kecamatan
Sekadau Hilir Kabupaten Sanggau, luas ± 95.000 M2 berdasarkan surat Keterangan
No. 01/EK/s/2009/97 tanggal 29 September 1997 an. GUSTIA ISKANDAR Bin G.
MOCH BOESRAH:
3. Sebidang tanah beralamat di Desa/Kelurahan Beringin Kecamatan Sanggau Kapuas
Kabupaten Sanggau, luas 11.060 M2 berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 946 an.
GUSTIA ISKANDAR.

Yang telah dilakukan penyiitaan sebagaimana permintaan penyidik nomor


B-1138/0.1.5/Fd.1/04/2022 tanggal 21 april 2022 dan dikeluarkan Penetapan ijin Penyitaan
Pengadilan Negeri Sanggau Nomor : 147/Pen.Pid/2022/PN Sag tanggal 27 April 2022

7
sebagai upaya, mengembalikan uang kerugian negara sebagai pengganti kerugian akibat
perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, tidak menghapus perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh terdakwa namun hanya sebagai pertimbangan yang meringankan dalam
mengajukan hukuman bagi terdakwa.

Berdasarkan uraian tersebut maka menurut hemat kami terdakwa telah memenuhi
kualifikasi sebagaimana dalam surat tuntutan yang dibacakan JPU sebelumnya. Dalam arti
terdakwa secara insyaf telah menyalahgunakan kewenangan yang ada padanya karena jabatan
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain sehingga terdakwa memperoleh keuntungan
sebesar Rp. 1.521.835.513,00 (satu milyar lima ratus dua puluh satu juta delapan ratus tiga
puluh lima ribu lima ratus tiga belas rupiah), Sehingga terhadap seluruh materi Pembelaan /
Pleddoi penasehat Hukum terdakwa secara nyata telah terjawab dan terbantahkan

IV. PENUTUP

Selanjutnya berdasarkan uraian diatas, kami Jaksa Penuntut Umum dalam perkara ini
menyatakan Tetap pada tuntutan kami yang telah kami bacakan dalam sidang pada hari
Kamis tanggal 25 Agutus 2022, dimana terdakwa telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam dakwaan Dakwaan Subsidiair Pasal 3 jo pasal 18 Undang-undang
Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 20
Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang RI Nomor : 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 64 ayat (1) KUHP, dan mohon kiranya Majelis
Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Pontianak yang memeriksa
dan mengadili perkara ini untuk dapat memutuskan sesuai dengan tuntutan kami tersebut dan
menolak secara keseluruhan nota pembelaan dari terdakwa dan Penasehat Hukum terdakwa.

Semoga Tuhan Yang maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta
memberikan keteguhan iman kepada Majelis hakim yang terhormat dalam mengambil langkah
maupun keputusan demi tegaknya hukum yang dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat
yang saat ini sedang gencar-gencarnya memberantas korupsi.

Demikian Jawaban kami atas Pleidoi/Nota Pembelaan yang diajukan terdakwa dan
Penasehat Hukum terdakwa yang kami bacakan dalam sidang hari Kamis tanggal 15 September
2022
Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam Sejahterah Bagi Kita Semua.

JAKSA PENUNTUT UMUM,

AGUS SUPRIYANTO.S.H.,M.H
JAKSA MUDA NIP. 198202112006031001

Anda mungkin juga menyukai