Terhadap
Nomor : 15/Pid.Sus/2020/PN.TJK
Perihal: Eksepsi
Kepada Yth.
Dengan Hormat,
Perkenankan pada kesempatan kali ini kami untuk dan atas nama klien kami,
Giatama Sapta bin Titan Sapta menyampaikan keberatan atau Eksepsi atas Surat
15 Februari 2020 .
Surat Dakwaan ini dibacakan dihadapan sidang yang mulia ini, setelah Penuntut
Umum yang sama membebankan tuntutan terhadap Sdr. Giatama Sapta bin
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
Titan Sapta. Dalam surat dakwaan ini dikatakan bahwa terdakwa Sdr. Giatama
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Krakatau No. 196 Perumnas Way Kandis, Bandar
Lampung
Agama : Islam
Pekerjaan : Pengusaha
Pendidikan : S2
Sebelum memasuki uraian mengenai Surat Dakwaan Penuntut Umum dan dasar
untuk meyampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim atas Kesempatan yang
I. Pendahuluan
Sapta
I.Pendahuluan
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 10 Januari 2020 yang telah didaftarkan
pada kantor Kepeniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Karang pada tanggal 15 Maret
2020 bertindak untuk dan atas nama terdakwa Giatama Sapta bin Titan Sapta,
pada kesempatan ini kami memanjatkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Bahwa dengan ini kami selaku Penasihat Hukum terdakwa menyampaikan
Adanya kesempatan ini menjadi bukti nyata bahwa KUHAP sangat menjunjung
EqualityBefor The Law, dimana setiap orang itu kedudukannya sama di mata
sebelum adanya putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
Oleh karena, itu dalam Negara Hukum seperti halnya Negara Republik Indonesia,
pengajuan keberatan terhadap surat dakwaan Penuntut Umum sama sekali tidak
bekerja dengan tekun dan gigih serta dengan hati nurani yang bersih. Bukan pula
semata-mata memenuhi ketentuan Pro Forma hanya karena itu telah diatur dalam
undang-undang atau sekedar menjalani acara ritual yang sudah lazimnya dilakukan
oleh seorang Penasihat Hukum hanya karena penasihat hukum itu telah menerima
Penuntut Umum atau dari hasil penyidikan yang menjadi dasar dakwaan Penuntut
Procedure ).
menyerahkan kepada penyidik untuk disidik kembali oleh karena kebenaran yang
ingin dicapai oleh KUHAP tidak akan terwujud dengan Surat Dakwaan atau hasil
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
( Eror In Procedure ).
Mustahil pula suatu kebenaran yang diharapkan akan dapat diperoleh melalui
persidangan ini apabila terdakwa dihadapkan pada Surat Dakwaan Penuntut Umum
yang tidak dirumuskan secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan. Oleh karena dalam hal demikian, sudah pasti kami sebagai Tim
Penasihat Hukum terdakwa tidak akan dapat menyusun pembelaan terdakwa lagi
Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal yang prinsipal
yang perlu kami sampaikan berkaitan demi tegaknya hukum, kebenaran dan
keadilan, dan demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi Hak Asasi
( Bukti P-1), Pasal 14 ( 1 ) Konvenan Hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi
Sipil dan Politik) ( Bukti P-2), Pasal 27 (1), Pasal 28 D (1) UUD 1945 ( Bukti P-3),
Pasal 7 dan Pasal 8 TAP MPR No. XVII Tahun 1998 Tentang Hak Asasi Manusia
Manusia ( Bukti P-5), dimana semua orang adalah sama dimuka hukum dan
Bahwa keberatan ini kami buat untuk penyeimbang dan kontrol terhadap materi
Surat Dakwaan Penuntut Umum yang telah dikemukakan panjang lebar dalam
persidangan. Kami percaya bahwa Majelis Hakim akan mencermati segala masalah
hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba untuk menggugah
pandangan dan hati nurani Majelis Hakim maupun Penuntut Umum mengenai
pentingnya melihat perkara ini secara menyeluruh, terpadu dan tidak semata-mata
dari sudut pandang yuridis sempit atau dari kacamata hukum legalitas formalitas
Keberatan ini diajukan, karena kami menemukan hal-hal yang prinsip dalam Surat
Dakwaan. Secara faktual, dalam hal yuridis banyak ditemukan adanya keterangan
Pengajuan Eksepsi yang kami buat ini sama sekali tidak mengurangi rasa hormat
kami kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga
pekerjaanya, serta juga pengajuan eksepsi ini tidak semata-mata mencari kesalahan
dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum ataupun menyanggah secara apriori dari
materi ataupun formal dakwaan yang dibuat oleh jaksa Penuntut Umum. Namun,
ada hal yang sangat fundamental untuk dapat diketahui oleh Majelis Hakim dan
yang selalu kita junjung bersama selaku penegak hukum yakni Fiat Justitia Ruat
Caelum.
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
Dan juga Pengajuan Eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalanya proses
makna serta tujuan sebagai Penyeimbang dari Surat Dakwaan yang disusun dan
dibacakan dalam sidang. Kami selaku Penasihat Hukum terdakwa percaya bahwa
tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba untuk menggugah hati nurani
Majelis Hakim agar tidak semata-mata melihat permasalahan ini dari kacamata atau
sudut pandang yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun menekankan
pada nilai-nilai keadilan yang hidup didalam masyarakat yang tentunya dapat
(empat) hal yang selama ini membuat kami prihatin, sehubungan dengan sikap dan
pandangan dari Advokat, Hakim, dan Jaksa Penuntut Umum terhadap suatu
Keberatan yaitu :
mempunyai dasar hukum dan alasan yang relevan serta keyakinan yang
mengada- ada saja, sehingga timbul sikap bahwa untuk memenuhi suatu
Advokat atau Tim Penasihat Hukum pada umunya selalu ditolak oleh
tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap serta bertentangan dengan
didalam KUHAP. Hal itu merupakan tanggung jawab moral kita bersama,
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
dalam proses peradilan akibat Surat Dakwaan yang tidak memenuhi syarat.
Bahwa seberapa pun usaha Terdakwa untuk memperoleh keadilan, tetapi sebagai
suatu keharusan, haruslah dilalui dengan harapan yang tiada lain Hakim akan berani
bahkan kematangan surat formil dakwaan Penuntut Umum, yang dapat memberikan
atau tidak disukai oleh pihak manapun karena sesuai dengan adanya, “peradilan
yang benar adalah peradilan yang mengambil putusan berdasarkan fakta yang
Semoga Majelis Hakim yang memeriksa mengadili dan memutus suatu perkara ini
dapat bertindak dengan adil sebagaimana tersurat dalam Al-Qur’an:
Surah ini menerangkan mengenai asas legalitas adalah asas yang menyatakan
bahwa tidak ada pelanggaran dan tidak ada hukuman sebelum ada undang- undang
yang menyatakannya.
Asas Praduga Tak Bersalah adalah asas yang mendasari bahwa seseorang yang
dituduh melakukan suatu kejahatan harus dianggap tidak bersalah sebelum
hakim dengan bukti-bukti yang meyakinkan menyatakan dengan tegas
persalahannya itu.
“Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun
perkara orang besar harus kamu dengarkan.
( Ulangan 1:17)
Dalam hidup, falsafah minang juga mengajarkan untuk berbuat adil. Seperti
tergambar dalam pepatah di atas. Keadilan tersebut berlaku bagi siapapun, tak
pandang bulu. Apakah ia keluarga atau saudara sendiri.
Dari Ali r.a berkata: Rasulullah SAW berkata kepadaku: “Jika datang
kepadamu dua orang untuk meminta putusan dari mu, maka janganlah
engkau beri putusan kepada orang pertama sebelum engkau
mendengarkan juga (laporan) dari orang kedua, sehingga engkau tahu
bagaimana seharusnya kamu memutuskan.”
Dari hadist ini memberikan petunjuk bahwa sebagai Hakim, sebelum memutuskan
sebuah perkara harus mendengarkan kedua belah pihak yang terkait.
Kami berharap Majelis Hakim yang Mulia dapat bersikap adil dalam memutus
perkara a quo.
Pengajuan Eksepsi atau keberatan ini juga didasarkan pada hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yang mengatur sebagai
dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka
Majelis Hakim Dan Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati serta seluruh pencari
keadilan yang kami cintai, dalam waktu berdiri nya negara tercinta ini berserta
Kami selaku Tim Penasehat Hukum Terdakwa sangat berharap agar Majelis Hakim
yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini dapat bertindak dengan adil
menyatakan:
( QS:AlBaqaroh :42).
Kami berharap Majelis Hakim yang Mulia dapat bersikap adil dalam memutuskan
Kematian ini.
Semoga Majelis Hakim yang kami muliakan dapat memahami Keberatan (Eksepsi)
Tim Penasihat Hukum dan dapat dijadikan tolak ukur pengungkapan tabir dan
sekaligus penyelesaiannya, serta apakah benar ketentuan hukum yang telah ada dan
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini Terdakwa dan kami Sebagai Penasihat
Hukumnya memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk dapat
memberikan tempat yang selayaknya bagi keberatan ini dalam putusan yang akan
Bahwa pada tanggal 15 Februari 2020 Saudara Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Bandar Lampung telah membacakan Surat Dakwaan dengan Nomor Register
Bahwa dalam Surat Dakwaan tersebut Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa
Bahwa oleh karena ketentuan-ketentuan di atas akan dibahas oleh Penasihat Hukum
banyak Rp 600.000.000,00”
Penjara Paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda
300.000.000,00”
Pada persidangan hari ini 15 Februari 2020 Saudara penuntut umum telah
membacakan Surat Dakwaan, untuk itulah perkenankan kami Tim Penasihat Hukum
pidanaterjadi).
Bahwa dalam Hukum Acara dikenal 2 (dua) macam kompetensi atau kewenangan
kewenangan mengadili yang diatur pada Bagian Kedua, Bab XVI adalah kewenangan
mengadili secara relatif. Artinya, Pengadilan Negeri atau Pengadilan Tinggi mana
kewenangan mengadili bagi setiap Pengadilan Negeri ditinjau dari segi kompetensi
relatif, diatur dalam Bagian Kedua, Bab X, Pasal 84, Pasal 85, dan Pasal 86 Undang-
Bertitik tolak dari ketentuan yang dirumuskan dalam ketiga pasal tersebut maka ada
beberapa kriteria yang bisa dipergunakan Pengadilan Negeri sebagai tolak ukur
b. Tempat tinggal terdakwa dan tempat kediaman sebagian besar saksi yang
dipanggil.
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
berdasarkan surat dakwaan terhadap Sdr. Giatama Sapta bin Titan Sapta dan
Keberatan dengan alasan Surat Dakwaan tidak dapat diterima pada umumnya
Pasal 140 Ayat (1) KUHAP dengan tegas telah menentukan bahwa dalam hal
Bahwa ketentuan ini mengisyaratkan bahwa Penuntut Umum baru boleh membuat
Surat Dakwaan apabila Penuntut Umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan
dapat dilakukan penuntutan dan ini berarti apabila dari hasil penyidikan tidak dapat
Bahwa ketentuan ini pun mengisyaratkan bahwa hasil penyidikan yang dilakukan
oleh penyidik merupakan dasar dalam pembuatan Surat Dakwaan. Surat Dakwaan
adalah sebuah akte yang dibuat oleh Penuntut Umum berisi perumusan tindak
penyidikan.
Bahwa oleh karena Surat Dakwaan itu dibuat berdasarkan disusun berdasarkan
kesimpulan dari hasil penyidikan, maka dengan sendirinya apabila hasil penyidikan
procedure), maka Surat Dakwaan itu pun menjadi cacat formal atau mengandung
Bahwa oleh karena itu untuk mengukur sejauh mana Hak-hak Asasi tersangka telah
dirugikan oleh penyidik dalam penyidikan atau untuk mengukur sejauh mana Surat
Dakwaan Penuntut Umum telah mengalami cacat formal atau kekeliruan beracara
(error in procedure), maka hal itu tergantung selain pada sejauh mana Penuntut
Umum dalam membuat Surat Dakwaannya, juga pada sejauh mana penyidik dalam
dalam KUHAP.
Bahwa oleh karena semua atau sebagian besar hasil penyidikan penyidik telah
tertuang dalam Berkas Perkara yang dibuat oleh penyidik. Bahwa oleh karena
Terdakwa atau Advokatnya tidak dapat menganalisis seluruh bagian dari Berkas
Perkara yang dibuat oleh penyidik tersebut dan karena itu Terdakwa atau
Bahwa akan tetapi Terdakwa atau advokatnya yakin bahwa oleh karena cacat formal
atau kekeliruan beracara (error in procedure) yang terjadi baik dalam Surat
Dakwaan Penuntut Umum maupun selama dalam tahap penyidikan itu cukup
melalui KUHAP, maka sangatlah diharapkan Majelis Hakim mau memberi tempat
Terdakwa, dan Hakim hanya boleh memutuskan atas dasar fakta-fakta tersebut,
tidak boleh kurang atau lebih, sehingga ia dipandang sebagai suatu letis
contestatie. Surat Dakwaan dalam perkara pidana merupakan pedoman dasar dari
keseluruhan proses pidana, yakni keseluruhan isi dari Surat Dakwaan merupakan
Sebagai dasar dari keseluruhan proses pidana, Surat Dakwaan selain harus memuat
syarat formal seperti yang dimaksud dalam Pasal 143 ayat (2) KUHAP huruf A, juga
oleh Terdakwa sesuai rumusan delik yang mengancam perbuatan itu dengan
hukuman pidana, dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.
Surat Dakwaan harus batal demi hukum karena Surat Dakwaan yang diajukan oleh
Penuntut Umum tidak memenuhi ketentuan Pasal 143 Ayat (2) huruf b, Ayat (3)
KUHAP yang menyebutkan surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
Bahwa dalam buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan (Penerbit Kejaksaan Agung
sekaligus memadukan dengan uraian perbuatan materil (fakta) yang dilakukan oleh
Dalam Surat Dakwaan tidak boleh kelupaan salah satu dari unsur-unsur delik pidana
menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum, seperti ditegaskan Pasal 143 Ayat
a) Suatu uraian yang cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
b)Suatu penyebutan yang tepat mengenai waktu dilakukan tindak pidana yang
Surat Dakwaan harus dibuat dengan jelas dan terperinci mengenai objek terhadap
mana perbuatan itu dilakukan maupun masalahnya dan tidak boleh dirumuskan
Demikian pentingnya Surat Dakwaan dalam proses hukum acara pidana, maka
ditentukan dalam Pasal 143 KUHAP. Adanya dakwaan tersebut, nasib seseorang
Uraian yang bulat dan utuh yang mampu menggambarkan unsur-unsur tindak
pidana yang didakwakan beserta waktu dan tempat pidana itu dilakukan. Menyusun
uraian secara cermat, jelas, dan lengkap tersebut dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
langsung dan bertautan satu sama lain sehingga tergambar bahwa semua unsur
tindak pidana tersebut terpenuhi oleh fakta perbuatan terdakwa. Uraian dalam
bentuk kedua ini paling lazim dilakukan. Kecermatan, kejelasan, dan kelengkapan
uraian waktu dan tempat tindak pidana guna memenuhi syarat-syarat yang
KUHP).
ketentuan Pasal 143 Ayat (2) Huruf b KUHAP, pertanyaan ini akan dijawab
Saudara Penuntut Umum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami hormati, Sidang yang
kami muliakan, bahwa berdasarkan Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia
Dakwaan yang dimaksud dengan cermat adalah ketelitian Penuntut Umum dalam
berlaku bagi terdakwa, tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat
mengakibatkan batalnya Surat Dakwaan atau dakwaan tidak dapat dibuktikan dan
Saudara Penuntu Umum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami hormati, Sidang yang
kami muliakan,
Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan yang telah dibaca dan diteliti oleh kami, Tim
Bahwa dalam dakwaan yang dibuat Jaksa Penuntut Umum adalah Tidak Cermat
diuraikan : menyatakan bahwa dalam surat dakwaan ini dikatakan tidak cermat
dikarenakan surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang
disampaikan dalam pasal yang didakwakan dan dianggap batal demi hukum. Hal ini
dikarenakan dalam Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum menggunakan
beberapa kalimat yang kurang efektif yaitu dengan menggunakan banyak
kata yang sulit dimengerti oleh peserta sidang dan kurang cermat dalam
menjelaskan waktu kejadian sehingga menimbulkan banyak kerancuan
dalam menafsirkan mengenai Surat Dakwaan yang diajukan Penuntut
Umum atas klien kami Giatama Sapta bin Titan Sapta. Oleh karena itu kami
selaku Tim Penasihat Hukum Terdakwa merasa keberatan terhadap surat tuntutan
yang dibuat, karena kami rasa Jaksa Penuntut Umum masih belum berperilaku
profesional dalam menjalankan tugasnya, sehingga kami rasa seharusnya Surat
Dakwaan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum didapat dikatakan sebagai sebuah
Surat Dakwaan. Kami menginginkan Jaksa Penuntut Umum untuk memperbaiki
dahulu Surat Dakwaannya sehingga kami sebagai Tim Penasihat Hukum Terdakwa
dapat melaksanakan tugas kami dengan baik dan benar sehingga Keadilan dan
Kebenaran akan dapat Terlihat dengan Jelas.
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
Bahwa dalam dakwaan yang dibuat Jaksa Penuntut Umum adalah Tidak Cermat
diuraikan :
1. Unsur setiap orang dalam Pasal 76F UU No. 25 Tahun 2014 KUHPidana
tentang Perlindungan Anak. Penasihat Hukum tidak sepakat dengan Jaksa
Penuntut Umum karena unsur setiap orang yaitu subjek hukum yang diduga
atau didakwa melakukan tindak pidana adalah tergantung pada pembuktian
delik intinya sebab unsur setiap orang merupakan suatu elemen delik yang
tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat ditempatkan sebagai unsur
pertama atas perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan. Jadi, harus
terbukti seluruh unsur perbuatan yang didakwakan barulah unsur setiap
orang tersebut sebagai subjek hukum yang melakukan tindak pidana.
terdakwa.
Saudara Penuntut Umum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami hormati, Sidang yang
kami muliakan, bahwa secara konkrit syarat materiil untuk menyusun surat Dakwaan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 Ayat (2) huruf b KUHAP yang
berbunyi: “ uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana
dilakukan…”
Balai Pustaka Tahun 2001 halaman 464, mengartikan jelas sebagai berikut: “Terang,
uraian perbuatan Materiil yang dilakukan oleh Terdakwa dalam surat Dakwaan”
Surat Dakwaan yang dibuat oleh saudara Jaksa Penuntut Umum TIDAK JELAS
karena tidak menguraikan secara terang, nyata atau gamblang, tegas tidak ragu-
ragu atau tidak bimbang mengenai tempat dan waktu tindak pidana dilakukan
( locus delicti dan tempus delicti), siapa yang melakukan tindak pidana pembunuhan
berencana atau pencurian yang menyebabkan kematian yang terdapat dalam pasal-
pasal yang didakwakan, dan tidak menguraikan secara jelas apa motivasi terdakwa
Dalam hal ini kami akan menguraikan keberatan berkenaan dengan ketidakjelasan
Saudara Penuntut Umum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami hormati, Sidang yang
kami muliakan, pada pokoknya Jaksa Penuntut Umum dituntut untuk bersikap teliti
Penuntutan Perkara di muka sidang pengadilan. Tetapi hal tersebut tidak kami
Dalam dakwaannya, Penuntut Umum tidak yakin dalam menentukan locus delicti
yang merupakan salah satu syarat materiil dakwaan yang bila tidak disusun secara
jelas akan membuat dakwaan batal demi hukum. Apabila dikaitkan dengan teori
- Teori Fisik (Deleer van Het Instrumen) yaitu, teori yang menyatakan bahwa
locus delicti ditentukan berdasarkan kepada tempat dimulainya tindak pidana itu
dilakukan.
- Teori Bekerjanya Alat (Deleer van Het Demeer Voudige Plat) yaitu, teori yang
menyatakan bahwa locus delicti ditentukan berdasarkan kepada tempat pidana itu
dilakukan.
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
15/pid.sus/2020/PN.TJK terdapat hal-hal yang tidak jelas yaitu bahwa antara lain
yaitu :
Klien Giatama Sapta bin Titan Sapta yang didakwa dengan Pasal 76F UU
No 25. Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak jo. Pasal 378 KUHPidana
yang menyebabkan 8 korban meninggal dunia, dalam hal ini tidak jelas dalam
penetapan pasal yang dilanggar, karena klien kami tidak bertanggung jawab
mengenai kematian tersebut dan juga klien kami tidak bisa serta merta
Bahwa Sdr. Penuntut Umum menyebutkan dalam hal klien kami Sdr.
penipuan, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah, klien kami tidak bermaksud
BUKTI
Saudara Penuntut Umum, Terdakwa, dan Hadirin yang kami hormati, Sidang yang
kami muliakan, Lengkap adalah bahwa dalam menyusun surat dakwaan harus
lengkap dalam arti tidak boleh ada yang tercecer atau tertinggal tidak tercantum
dalam surat dakwaan. Surat dakwaan harus dibuat sedemikian rupa dimana semua
harus diuraikan, baik unsur tindak pidana yang didakwakan, perbuatan materiil,
waktu, dan tempat dimana tindak pidana dilakukan sehingga tidak satupun yang
ketinggalan.
Nasional dan Balai Pustaka, Tahun 2001, halaman 660 menguraikan kata lengkap
bahwa: “Lengkap adalah bahwa Surat Dakwaan harus mencakup semua unsur-
unsur yang ditentukan undang-undang secara lengkap.” Jangan sampai terjadi ada
unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak diuraikan perbuatan
materiilnya secara tegas dalam dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu bukan
lengkap dalam:
Tidak ada Bukti real yang dapat menjerat klien kami (Giatama Sapta bin Titan
Sapta) karena klien kami ini tidak sama sekali melakukan hal itu, barang bukti yang
ada belum mampu menyatakan bahwa klien kami ini ikut melakukan tindak pidana .
Giatama Sapta bin Titan Sapta memenuhi syarat formil yang di mana di
Yang berisi bahwa uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak
yang di lakukan. Pada Sdr. Giatama Sapta bin Titan Sapta pada kasus
Perdagangan Orang jo Jo. Pasal 55 Ayat (1) angka (1) dan (2)
mana bahwa Sdr. Penuntut Umum menyebutkan dalam hal klien kami
FAKTA DALAM TINDAK PIDANA Giatama Sapta bin Titan Sapta Dalam
yang merupakan salah satu syarat materiil dakwaan yang bila tidak disusun
Surat Dakwaan harus dibuat sedemikian rupa dimana semua harus diuraikan,
baik unsur tindak pidana yang didakwakan, perbuatan materiil, waktu, dan
ketinggalan.
lengkap dalam:
Penyertaan barang bukti bahwa klien kami (Giatama Sapta bin Titan Sapta)
Tidak ada Bukti real yang dapat menjerat klien kami (Giatama Sapta bin Titan
KANTOR HUKUM INKRACHT & PARTNERS
JL. KEPODANG N0.86 GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG
TELP. (021) 728825192
Sapta) karena klien kami ini tidak sama sekali melakukan hal itu, barang bukti yang
ada belum mampu menyatakan bahwa klien kami ini ikut melakukan tindak pidana.
PERMOHONAN
umum;
ATAU
Demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum yang berlaku dan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Demikianlah Eksepsi atau Keberatan kami selaku Tim Penasihat Hukum
Terdakwa kami sampaikan dengan yang sebenar-benarnya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa kekuatan dan keteguhan iman kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara Giatama Sapta bin Titan Sapta Agar dapat memberikan
putusan sela yang seadil-adilnya, atas perhatian Majelis Hakim, kami ucapkan
Terima Kasih
Hormat Kami
Tim Penasehat Hukum Terdakwa