Anda di halaman 1dari 14

SURAT DAKWAAN

SURAT DAKWAAN
PRIMAIR dan SUBSIDAIR
• Febuari 2016 Vano berhasil mendirikan Panti Asuhan yang berisi 30 anak dengan
struktur organisasinya Vano Nugroho (Ketua), Nurul Restu & Bagas Pradana
(Pengasuh), Hulwa Soleha (Sekertaris), dan Yuni Aliansyah (Bendahara).
• Januari 2019 panti asuhan mengalami keruntuhan karena bisnis yang dijalankan
Vano jatuh bangkrut akibat tertipu investasi palsu dan pegawainya yang memalsukan
data keuangan perusahan sehingga perusahaan miliknya mengalami kerugian sangat
besar dan berakhir dengan kepailitan. Kabar burukpun datang karena Pak
Ferdiansyah si donatur tetap menyatakan berhenti menjadi donatur karena banyak
kabar buruk yang menyerang nama baiknya.
• Dalam permasalahan yang sedang dialami oleh Vano, Vano pun mendapat kunjungan
dari sepupunya yaitu pengusaha besar yang bernama Kevin Danillo beserta istri nya
Vernandya Vinny. Kevin Danillo memberikan tawaran untuk Vano tetapi penawaran
ini bukanlah penawaran biasa, melainkan adanya imbalan yang harus diterima Kevin
Danillo yang berbentuk kerjasama. Sebelum Kevin Danillo dan Vernandya Vinny
pulang mereka meninggalkan kertas yang bertuliskan Cafe Tiktokers, Kamis 14 Maret
2019 pukul 14.00 WIB untuk membicarakan lebih lanjut kesepakatan antarmereka.
• 14 Maret 2019 pukul 13.00 WIB Vano berangkat menuju Cafe Tiktokers untuk
memenuhi janji yang ia sudah buat 3 hari lalu dengan Kevin Danillo. Pukul 13.45
WIB Vano tiba di Cafe Tiktokers. . Kevin Danillo langsung menghampiri Vano dan
memperkenalkan Vano dengan Giatam Sapta yang merupakan calon donatur baru
untuk pantinya mereka duduk dan Vano Nugroho langsung menceritakan
masalahnya. Setelah mendengar cerita dari Vano, Giatama Sapta setuju untuk
menjadi donatur dari Panti Asuhan Nugroho dan memberikan bantuan dana
• Lalu Kevin Danillo memberikan map yang berisikan perjanjian kerjasama antar
mereka dimana Giatama Sapta membutuhkan bantuan agar salah satu dari 90 anak
yang ada di panti memberikan 1 buah ginjalnya kepada anak perempuannya
Giatama Sapta yang sedang dirawat di RS Overloving Singapura.
• dengan rayuan Kevin Danillo dan keadaan mendesak yang dialaminya Vano Nugroho
pun setuju dan ia berfikir bahwa manusia dapat hidup dengan 1 ginjal saja dan ini
merupakan perbuatan mulia untuk membantu anak dari Giatama Sapta. Atas
kesepakatan yang terjadi tepat hari itu Vano mendapata transfer dari Giatama Sapta
sebesar Rp.15.000.000,- (Lima belas juta rupiah).
• 21 Maret 2019 pukul 11.00 WIB Kevin Danillo beserta istrinya Vernandya
menjemput Mala Komala (16th) yang bersedia mendonorkan ginjalnya, Vano
Nugroho menyerahkan Mala Komala (16th) kepada mereka dan langsung dibawa
ke Rs Overloving Singapura.
• 21 Maret 2019 pukul 12.30 WIB Kevin Danillo beserta Mala Komala dan Vernandya
Vinny tiba di Bandara International Radin Intan dan langsung menuju Bandara
Changi Internasional Singapura untu melakukan pengoperasian ginjal.
• Keesokan harinya tanggal 23 Maret 2019, setelah Mala Komala dioperasi ia
langsung dibawa kembali ke Indonesia dan ditempatkan disalah satu rumah milik
Vernandya Vinny di daerah Panjang, Bandarlampung. Vernandya Vinny
menjanjikan kepada Mala Komala bahwa ada orangtua yang akan mengasuhnya
sebagai imbalan karna Mala Komala sudah bersedia mendonorkan ginjalnya.
Namun keadaan memburuk ketika Mala Komala mengalami pendarahan hebat di
bagian perutnya tepat di bagian setelah operasi dan meninggal dunia.
• 10 Juni 2019, Kevin Danillo datang kembali ke Panti Asuhan Nugroho untuk bertemu
Vano Nugroho dengan tujuan membicarakan penawaran dan ucapan terimakasih
dari Giatama Sapta kepada Vano Nugroho yang sudah membantu putrinya.
Penawaran ini merupakan bantuan dari Giatama Sapta yang akan memberikan
kesempatan anak-anak agar dapat bersekolah di Yayasan yang di kelola Giatama
Sapta bersama rekannya Restu Akbar di China. Bahkan jika Vano Nugroho
menyetujui hal ini, maka Vano Nugroho akan mendapatkan uang sebesar
Rp.20.000.000,- (Dua puluh juta rupiah) dan segala keperluan administrasinya
ditanggung oleh Giatama Sapta. Atas penawaran yang menakjubkan tersebut Vano
Nugroho mensetujuinya dan menyiapkan anak panti yang akan dikirimkan Oleh
Kevin Danillo ke China untuk menempuh pendidikan yang lebih layak dengan
pendidikan jauh lebih baik.
• Tiga hari kemudian tanggal 13 Juni 2019, Kevin Danillo mengabari Vano Nugroho
melalui pesan Whatsapp untuk menyiapkan 5 anak laki-laki usia 12-16 tahun, 7 anak
perempuan usia 15-19 tahun dan 2 balita dengan alasan ada orangtua yang siap
mengasuh anak panti nya dari rekan kerjasama Giatama Sapta.
• Anak-anak tersebut dijemput mobil Xpander yang dikendarai oleh Marvelvino dan 2 pengasuh
balita bernama Gita Novianti dan Hami Rantina.
• Saat tiba di Panjang, Bandarlampung Marvelvino menghampiri mobil toyota cahya yang
dikendarai oleh Edo Nanang, mereka bertukar penumpang dimana Gita Novianti dan Hami
Rantina beserta 2 balita pindah ke mobil yang dikendarai Edo Nanang dan menuju ke Jakarta.
Sedangkan 5 anak laki-laki dan 7 anak perempuan tetap di mobil Marvelvino bersama Kevin
Danillo menuju Bandara Raden Intan yang akan menuju ke Bandara Internasional Sanghai
Pudong Cina.
• Pukul 20.00 WIB mereka tiba di Bandara Internasional Sanghai Pudong Cina dan langsung
menuju tempat singgah di Jalan Komici. Kevin Danillo pun langsung memberi kabar ke Giatama
Sapta, lalu Giatama Sapta langsung mennghubungi rekan kerjanya Restu Akbar untuk
menyiapkan segala sesuatunya dan undangan pertemuan di apartemen milik Giatama Sapta di
Cina yang beralamat di Jalan Ucingan pukul 09.00 waktu setempat. Lalu Giatama Sapta
memberi kabar melalu pesan Whatsapp ke Vano Nugroho jika anak-anak yang dikirimkan sudah
ditempatkan ditempat yang layak dan tak perlu dikhawatirkan mengenai kabar Mala Komala
karna Giatama Sapta menyatakan akan mengangkatnya menjadi anak asuh beliau yang
ditempatkan di Belanda. Akan tetapi realitanya Mala Komala sudah meninggal sejak tanggal 23
Maret 2019.
• 22 Juni 2019 Giatama Sapta bertemu dengan Restu Akbar di apartemen milik Giatama Sapta
di Jalan Ucingan membicarakan mengenai danaa yang dijanjikan sebesar Rp.50.000.000,-
(Lima puluh juta rupiah) setelah Giatama Sapta menyerahkan anak-anak kepadanya dan
Rp.50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) yang akan dibayar selanjutnya dan total uang
tersebut senilai Rp.100.000.000,- (Seratus juta rupiah) atas pembayaran anak-anak tersebut.
• Setelah anak-anak diserahkan kemudian Restu Akbar menelfon asistennya yang bernama
Ocibuci & Onikayam untuk menjemput anak-anak tersebut dan dibawa kerumah Restu Akbar
di China.
• Malamnya, Restu Akbar memerintahkan asistennya untuk membawa 3 anak laki-laki yang
bernama Azmi Ghailan (13 th), Gilang Asmara (16th), Edo Husein (15 th) dan 3 anak
perempuan yang bernama Cica Rahma (17th), Kia Putri (15th), Mega Andesta (19th) menuju
kamar belakang rumahnya yang biasanya Restu Akbar melakukan tindak operasi
pengangkatan organ manusia untuk pengangkatan ginjal, hati dan jantung yang dilakukan
oleh Dr.Haikal Muda,Sp.B beserta 2 asistennya yang bernama Cahyani,S.Kes dan Diah
Putri,S.Kes yang merupakan dokter rekomendasi dari Giatama Sapta yang telah diberhentikan
dari profesinya sebagai dokter di Rs Abdoel Hamid Lampung akibat mall praktik yang
dilakukan oleh mereka.
• Setelah pengoperasian pengangkatan organ tubuh anak-anak tersebut meninggal
dunia dan dikuburkan dibelakang rumah yang agak jauh dari tempat
pengoperasian mereka.
• Setelah beberapa anak dan balita disalurkan Giatama Sapta memerintahkan Kevin
Danillo untuk mengirimkan sisa anaknya menuju perusahan milik Giatama Sapta
yaitu Perusahaan CongXina perusahaan yang terdiri dari BarExtains dan Pabrik
Ouwsic yang mengelola makanan ringan di Cina.
• Rastra (18th), Salsa (19th), Putra (15th) ditempatkan di BarExtains untuk pemuas
nafsu para tamu. Sedangkan Safa (16th), Raya (17th), Ikhsan (16th) untuk
ditempatkan di Pabrik Ouwsic yang dipekerjakan secara rutin dan tidak dibayar
sama sekali serta hanya mendapatkan uang makan saja.
• 2 balita yang dibawa Edo Nanang bersama Gita Novianti dan Hami Rantina yang
menuju ke Jakarta di tempatkan di Jakarta Barat.
DAPAT DISIMPULKAN BAHWA
• 24 Juni 2019 Midi Firdiyah istri dari Giatama Sapta menyerahkan 2 balita tesebut
yang bernama Endi Pratama (11bulan) dan Nurul Restu (2th) kepada Laila Syarifah
sebagai orang yang sudah sepakat untuk membeli balita tersebut dengan harga
Rp.10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah).
• Berbulan-bulan lamanya Kevin Danillo dan Giatama Sapta memanfaatkan Panti
Asuhan Nugroh.
• Febuari 2020 Panti Asuhan Nugroho ditutup secara paksa oleh pihak kepolisian dan
dinas sosial dikarenakan banyaknya pihak yang melaporkan diantaranya masyarakat
sekitar bahwa Panti Asuhan Nugroho bukanlah Panti Asuhan yang bergerak dibidang
sosial dan mensejahterakan anak-anak terlantar, melainkan sebagai tempat
penampungan untuk kegiatan pengeksploitasian anak yang dikirim keluar negri.
• Hal ini diperkuat karena beberapa anak yang diperkerjakan di Cina melarikan diri dan
melaporkan kejadian ini kepada Kedutaan Besar Indonesia yang ada di China dan
akhirnya terbongkarlah kedok antara Giatama Sapta dan Kevin Danillo selama ini.
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa

 7 korban yang dinyatakan meninggal dunia yaitu


- Mala Komala ( 16 Tahun ), Mala komala meninggal akibat pendarahan setelah
pengoperasian pengangkatan ginjal.
- Azmi Ghailan (13 Tahun), Gilang Asmara (16 Tahun), Edo Husein (15 Tahun), Cica
Rahma (17 Tahun), Kia Putri (15 Tahun), Mega Andesta (19Tahun)
6 orang tersebut meninggal dikarenakan operasi pengangkatan organ hati, ginjal, dan
jantung.
 77 Korban yang selamat
 6 Korban yang diperkerjakan tidak wajar :
- Rastra (18 Tahun), Salsa (19Tahun), Putra (15Tahun). Mereka diperkerjakan di Perusahan
CongXina dibagian BarExtains untuk melayani dan menjadi pemuas nafsu para tamu.
- Safa (16Tahun), Raya (17Tahun), Ikhsan (16Tahun). Mereka diperkerjakan di Pabrik
Ouwsic berkerja secara rutin tidak dibayar sama sekali dan hanya mendapatkan uang
untuk makan saja.
 2 Korban yang dijual : Endi Pratama (11bulan) dan Nurul Restu (2Tahun).
• Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalamUndang Undang Republik Indonesia Pasal 4 Nomor 21Tahun
2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang Jo. Pasal 55 Ayat (1)
angka (1) dan (2) KUHP Jo. Pasal 66 KUHP yang dilakukan
terdakwa. Bahwa Terdakwa Giatama Sapta Bin Titan Sapta telah
memenuhi unsur tindak pidana dalam Pasal 4 UU No 21. Tahun 2007
yang berbunyi “Setiap orang yang membawa warga negara Indonesia
keluar wilayah Negra Republik Indonesia dengan maksud untuk
dieksploitasi diluar wilayah negara Republik Indonesia di pidana
dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan Paling lama 15
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 dan paling
banyak Rp 600.000.000,00. Setiap orang disini merujuk pada
Giatama. Bahwa Giatama telah memperdagangkan dan
mengeksploitasi anak anak dari panti asuhan Vano Nugroho dengan
menjanjikan akan memberi kesempatan bagi mereka untuk dapat
bersekolah di Yasyasan yang dikelolanya di China.
• Pada kenyataannya beberapa diantara mereka di jual dan diambil
organnya, dijadikann untuk pemuas nafsu serta dipekerjakan secara
tidak layak.Dalam Pasal 55 Ayat (1) angka (1) dan (2), Bahwa
Giatama Sapta telah memenuhi Unsur Tindak Pidana dimana
terdakwa telah dan menjanjikan kepada Vano Nugroho akan
menyekolahkan anak anak dari pantinya di Yayasan yang ia kelola di
China. Bahwa terdakwa Giatama sapta bersama rekannya Kevin
Danillo terbukti merayu dan mendesak Vano Nughroho untuk
menyetujuipenawaran dan kerja sama yang diadakan. Dalam Pasal 66
KUHP telah terbukti bahwa terdakwa Giatama Sapta telah memenuhi
unsur tindak pidana dengan melakukan beberapa perbuatan tindak
pidana kejahatan Penjualan orang , Pengeksploitasian, dan Penipuan
yang dilakukannya terhadap Vano Nugroho.
• Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 76F UU No 25. Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak jo.
Pasal 55 Ayat (1) angka (1) dan (2) KUHP Jo.Pasal 66 KUHP Bahwa
terdakwa Giatama Sapta telah terbukti melakukan tindak pidana
dalam Pasal 76F UU No. 25 Tahun 2014 yang berbunyi “setiap orang
dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh, atau
turut serta melakukan penculikan, penjualan dan atau perdagangan.
Yang berisi setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 76F di pidana Penjara Paling singkat 3 tahun
dan paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp60.000.00,00
dan paling banyak Rp 300.000.000,00. Bahwa terdakwa Giatama
Sapta telah terbukti melakukan perdagangan dan menjual anak anak
dari panti asuhan Vano Nugroho kepada rekan bisnisnya Restu Kabar
• . Sedangkan dalam Pasal 55 Ayat (1) angka (1) dan (2), Bahwa
Giatama Sapta telah memenuhi Unsur Tindak Pidana dimana
terdakwa telah dan menjanjikan kepada Vano Nugroho akan
menyekolahkan anak anak dari pantinya di Yayasan yang ia kelola di
China. Bahwa terdakwa Giatama sapta bersama rekannya Kevin
Danillo terbukti merayu dan mendesak Vano Nughroho untuk
menyetujui penawaran dan kerja sama yang diadakan. Dalam Pasal
66 KUHP telah terbukti bahwa terdakwa Giatama Sapta telah
memenuhi unsur tindak pidana dengan melakukan beberapa
perbuatan tindak pidana kejahatan Penjualan orang ,
Pengeksploitasian, dan Penipuan yang dilakukannya terhadap Vano
Nugroho.

Anda mungkin juga menyukai