Anda di halaman 1dari 6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagai salah satu aktivitas ekonomi bagi masyarakat dan negara dalam bidang jasa,
perdagangan menjadi unsur yang penting sebagai titik tumpu dalam rangkaian usaha
meningkatkan stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi. Penerapan sistem
ekonomi yang terbuka, tidak menutup kemungkinan dan merupakan suatu kewajaran
apabila dalam melakukan aktivitas perdagangan seringkali terjadi kesalahpahaman
atau kealpaan pihak dalam melaksanakan prestasi yang menyebabkan lahirnya
konflik. Dalam konflik yang berkepanjangan, jika para pihak yang mengalami
kerugian dari adanya rasa tidak puas dari pihak lain akan melahirkan sengketa.
Pengertian sengketa yang dimaknai sebagai sifat yang tidak hanya memiliki
kemampuan untuk merusak dan memberikan kerugian, yang pada intinya sengketa
merupakan keadaan saat pihak yang satu mengutarakan ketidakpuasannya dan
menyampaikan pendapat yang berbeda kepada pihak lainnya.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pesatnya kehidupan manusia yang memberikan


pengaruh yang cukup besar pada berbagai bidang, salah satunya adalah
perkembangan dalam bidang ekonomi yang mengakibatkan berkembangan yang
sangat pesat. Terlebih lagi perkembangan perdagangan juga dipengaruhi oleh arus
globbalisasi dan perkembangan teknologi. Hal inilah yang membuat individu maupun
perseroan terbatas dapat melakukan perdagangan yang tidak akan pernah terlepas dari
apa yang namanya jual beli untuk mendapatkan keuntungan yang berdampak pada
kehidupan masyarakat dan Negara.

Akibat dari adanya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh indiviu ataupun
perseroan terbatas yang membuat urgensi bahwa harus adanya suatu perundang
undangan yang mengatur mengikat bagi setiap masyarakat yang didalamnya
melibatkan beberapa pihak baik individu terhadap individu atau pun individu dengan
pihak pihak tertentu. Dengan demikian, maka dibentuklah hukum yang mengatur
perdagangan yang tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).1

Pada hukum dagang menjelaskan bahwa adanya bentuk usaha secara perorangan dan
kelompok yang harus diakui oleh peraturan perundangan yang berlaku, salah satunya
adalah Perseroan Terbatas (PT) yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun
2007.2 Berdasarkan Undang-Undang No 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum
yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.3

1
Sinar Dunia. “Analisis Penyelesaian Sengketa Utangpiutang Atara PT PAN BROTHERS TBK
Dengan PT MAYBANK INDONESIA” Vol.1 No.4 Desember 2022.
2
Freddy Hidayat,Mengenal Hukum Perusahaan,(Banyumas: CV. Pena Persada, 2020), hlm. 5.

3
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas.
Salah satu sengketa yang sering timbul adalah sengketa mengenai tanah antara badan
hukum dengan badan hukum lainnya yang menimbulkan akibat hukum antara
keduanya. Berdasarkan pasal 1 ayat 2 PERATURAN KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011
TENTANG PENGELOLAAN PENGKAJIAN DAN PENANGANAN KASUS
PERTANAHAN Sengketa Pertanahan yang selanjutnya disingkat Sengketa adalah
perselisihan pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum, atau lembaga yang
tidak berdampak luas secara sosio-politis. Secara garis besar sengketa tanah adalah
tanah yang kepemlikannya ataupun hak guna usahanya dipermasalahkan oleh kedua
belah pihak, dimana kedua belah pihak tersebut mengklaim kepemilikan ataupun hak
guna usaha terhadap tanah tersebut.

Salah satu kaus yang relevan mengenai sengketa ini adalah sengketa antara PT.
INHUTANI II dan PT. BERSAMA SEJAHTERA SAKTI yang dalam hal ini telah
sampai pada tingkat kasasi. Berdasarkan Putusan MA Nomor 3044 K/Pdt/2019 adalah
putusan kasasi yang membatalkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor
5/PDT/2019/ PT DKI tanggal 21 Maret 2019 yang menguatkan Putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan Nomor 282/Pdt.G/2017/PN Jkt.Sel tanggal 2 Agustus 2018.

Dalam putusan tersebut PT. INHUTANI II menggugat PT. BERSAMA SEJAHTERA


SAKTI atas perbuatan melawan hukum dengan cara :
 Gugatan Penggugat kurang pihak (plurium litis consortium) yang dalam hal ini
PT. BERSAMA SEJAHTERA SAKTI Bahwa tindakan melaporkan seseorang
kepada pihak kepolisian, tindakan Penyidik untuk meletakkan sita jaminan
(conservatoir beslag) apakah melampaui kewenangan atau masih dalam
kewenangannya bukan tanggung jawab pihak yang melaporkan, seharusnya
perlu didengar pihak-pihak yang telah melakukan penyitaan, akan tetapi
ternyata Polda Kalimantan Selatan tidak digugat.
 Gugatan Penggugat kabur (obscuur libel) atau dengan kata lain gugatannya
tidak memenuhi syarat formil
Atas tindakan tersebut Mahakamah Agung memerintahkan PT. BERSAMA
SEJAHTERA SAKTI untuk membayar semua biaya pengadilan pada tingkat
manapun. Berikut adalah ringkasan mengenai putusan Mahkamah Agung Nomor
3044 K/Pdt/2019:
 Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT INHUTANI II
(Persero) tersebut
 Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 5/PDT/2019/ PT
DKI tanggal 21 Maret 2019 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Nomor 282/Pdt.G/2017/PN Jkt.Sel tanggal 2 Agustus 2018;
 Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya
 Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya
 Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam semua
tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi sejumlah Rp500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah)
Putusan ini merupakan salah satu putusan penting dalam bidang perdata, terutama
dalam hal perbuatan melawan hukum. Putusan ini menegaskan bahwa pihak yang
melakukan perbuatan melawan hukum wajib bertanggung jawab atas kerugian yang
dialami oleh pihak lain. Putusan ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum
bagi para pihak yang terlibat sengketa. Pihak yamg melakukan perbuatan melawan
hukum wajib bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh para pihak.

No Uraian
1. Pihak-Pihak yang Pemohon Kasasi: PT INHUTANI II (Persero) berkedudukan di Jalan
Berperkara Tebet Timur Raya, Nomor 7, Jakarta Selatan (Junaidi, S.H., LL.M.
dan kawan-kawan, Para Advokat pada Kantor Hukum Junaidi
Tirtanata & Co, beralamat di Equity Tower, Lantai 47, Suite 47 A,
SCBD Lot 9, Jalan Jenderal Sudirman, Kavling 52-53, Jakarta).
Termohon Kasasi: PT BERSAMA SEJAHTERA SAKTI
berkedudukan di The Plaza Office Tower, Lantai 36, Jalan M.H.
Thamrin, Kavling 28-30, Jakarta Pusat (Titus Suhari, S.H. dan
kawan, Para Advokat pada kantor Titus Suhari & Rekan, beralamt di
Menara BCA (Grand Indonesia), Lantai 45, Regus Grand Indonesia,
Jalan M.H. Thamrin, Nomor 1, Jakarta Pusat).

2 Posisi Kasus (Isi Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta NOmor
Gugatan) 5/PDT/2019/ PT DKI tanggal 21 Maret 2019 juncto Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 282/Pdt.G/2017/PN
Jkt.Sel tanggal 2 Agustus 2018 yang dimohonkan kasasi tersebut;
Mengadili sendiri serta memberikan putusan sebagai berikut:

Dalam Provisi:
Menolak provisi dari Termohon Kasasi semula
Terbanding/Penggugat;

Dalam Eksepsi:
1.Menerima dan mengabulkan eksepsi Pemohon Kasasi semula
Pembanding/Tergugat seluruhnnya;
2.Menyatakan gugatan Termohon Kasasi semula
Terbanding/Penggugat tidak diterima (niet ontvantkelijke verklaard);

Dalam Pokok Perkara:


1.Menyatakan menolak gugatan Termohon Kasasi semula
Terbanding/Penggugat untuk seluruhnya;
2.Menghukum Termohon Kasasi semula Terbanding/Penggugat;

3. Jawaban Tergugat Termohon Kasasi telah mengajukan kontrak memori kasasi tanggal
27 Mei 2019 yang pada pokoknya memohon kepada Mahkamah
Agung Republik Indonesia agar menolak permohonan kasasi dari
Pemohon Kasasi;
4. Pertimbangan Bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung
Hukum Majelis berpendapat:
Hakim Bahwa alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena setelah
meneliti memori kasasi yang diterima tanggal 13 Mei 2019 dan
kontra memori kasasi yang diterima pada tanggal 27 Mei 2019
dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti dalam hal ini
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah salah menerapkan hukum
dengan pertimbangangn sebagai berikut:
Bahwa Tindakan melaoprkan seseorang kepada pihak kepolisian
apabila Pelapor merasa hak dan kepentingannya terganggu bukan
merupakan perbuatan melawan hukum;
Bahwa Tindakan Penyidik untuk melakukan sita jaminan
(conservatoir beslag) apakah melampaui kewenangan atau masih
dalam kewenangannya bukan tanggung jawab pihak yang
melaporkan, seharusnya perlu didengar pihak-pihak yang telah
melakukan penyitaan, akan tetapi ternyata Polda Kalimantan Selatan
tidak digugat;
Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka gugatan
Penggugat harus ditolak;
Bahwa oleh karena itu putusan Judex Facti/Pengadilan Tinggi
DKI Jakarta yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan harus dibatalkan dan Mahkamah Agung akan mengadili
sendiri perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, Mahkamah
Agung berpendapat bahwa terdapat cukup alasan untuk
mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT
INHUTANI II (Persero) dan membatalkan Putusan Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta Nomor 05/PDT/2019/PT DKI tanggal 21 Maret
2019 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor 282/Pdt.G/2017/PN Jkt.Sel tanggal 2 Agustus 2018 serta
Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar
putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Kasasi berada di pihak
yang kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam
semua tingkat Peradilan;
Memeperhatikan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan;
5. Amar Putusan -Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT
INHUTANI II (Persero) tersebut;
-Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor
5/PDT/2019/PT DKI tanggal 21 Maret 2019 yang menguatkan
Putuan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
282/Pdt.G/2017/PN Jkt.Sel tanggal 2 Agustus 2018;
I. Dalam Provisi
Menolak Provisi dari Penggugat
II. Dalam Eksepsi:
Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
III. Dalam Pokok Perkara:
Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

Anda mungkin juga menyukai