Anda di halaman 1dari 4

Karawang, 04 Desember 2019

DUPLIK
Dalam Perkara No. 58/Pdt.G/2019/PN. Kwg

ANTARA

PT ASIA CITRA PRATAMA ................................................ TERGUGAT

Melawan

PT BRENNTAG ........................................................ PENGGUGAT

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Negeri Karawang
Cq. Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara No. 58/Pdt.G/2019/PN. Kwg
di
Karawang

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini,

Raden Dian Abadi, S.H., M.H.


Amir Hamzah, S.H., M.H.

Yang kesemuanya adalah Advokat/Penasihat Hukum yang beralamat di Jl.


Cimanuk Raya No. 140 Karawang, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
serta mewakili kepentingan hukum PT Asia Citra Pratama, yang beralamat di Jl.
Surya Utama Kav. I-25 A1 Kawasan Surya Cipta Karawang – 41361, dan dalam
hal ini memilih domisili hukum di Kantor Kuasanya, selanjutnya bertindak
sebagai TERGUGAT dalam perkara No. 58/Pdt.G/2019/PN. Kwg.

Dengan ini TERGUGAT melalui kuasanya mengajukan Duplik sebagai berikut:

1
DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa TERGUGAT MENOLAK DENGAN TEGAS seluruh dalil-dalil


PENGGUGAT kecuali atas pengakuan yang jelas dan tegas dari
TERGUGAT dalam Jawaban ini.

2. Bahwa TERGUGAT telah nyata-nyata mengakui terjadi kekeliruan dalam


membuat surat somasi, yaitu yang disebutkan dalam point 4 halaman 1,
yakni:
“...dst..., Perihal Surat yang menyebutkan “Somasi Kedua” adalah
merupakan kesalahan pengetikan dan telah diklarifikasi oleh
PENGGUGAT kepada TERGUGAT pada acara mediasi Perkara dan
sekaligus di dalam Replik ini PENGGUGAT menegaskannya dan
mengatakannya kembali bahwa maksud dari Perihal dari Surat Somasi
tersebut adalah mengenai Somasi Pertama, ...dst...”.

Hal ini menandakan bahwa PENGGUGAT gegabah dan asal-asalan dalam


membuat surat. Perlu diketahui oleh Majelis, kalau dikatakan dan diakui
surat tersebut merupakan Somasi Pertama, maka sebelum adanya Somasi
Kedua, TERGUGAT telah menyelesaikan kewajibannya kepada
PENGGUGAT. Mohon hal ini menjadi perhatian bagi Majelis Hakim yang
menangani perkara ini.

3. Bahwa PENGGUGAT telah mengakui menerima surat dari TERGUGAT


berupa Jawaban Somasi dengan Nomor: 292/HR&GA/ACP/VI/2017
tertanggal 11 juli 2019, yang pada intinya akan membayar kewajibannya
terhadap PENGGUGAT dengan cara menyicil dengan rincian sebagai
berikut:
a. Tanggal 30 Agustus 2019 akan dibayarkan sebesar Rp. 237.357.120,-
b. Tanggal 30 September 2019 akan dibayarkan sebesar Rp.
252.260.800,-

Dan pada faktanya, TERGUGAT telah membayar kewajiban semua


terhadap PENGGUGAT pada tanggal 25 Juli 2019 secara sekaligus
sebesar Rp. 489.617.920,-. Pembayaran ini lebih cepat dari tanggal yang
disebutkan dalam surat Jawaban Somasi.

Bahwa dengan dibayarkannya kewajiban TERGUGAT terhadap


PENGGUGAT, dan hal ini pula yang dimintakan dalam surat somasi oleh
PENGGUGAT maka TERGUGAT menganggap persoalan ini sepatutnya
sudah selesai. Mohon hal ini juga menjadi perhatian dari Majelis Hakim
yang menangani perkara ini.

Bahwa berkenaan dengan itikad baik yang disebutkan dalam point 5


halaman 2, PENGGUGAT tidak dapat menafsirkan arti kejujuran dalam
membuat kontrak. Definisi kejujuran yang diartikan oleh PENGGUGAT
bersifat subjektif dan tidak beralasan.

Dengan dibayarkannya kewajiban oleh TERGUGAT pada tanggal 25 Juli


2019, lebih cepat dari tanggal yang disebutkan dalam surat jawaban
somasi, merupakan itikad baik yang telah dilakukan oleh TERGUGAT.

2
Hal ini bersesuaian dengan Pasal 1338 Ayat 3 KUHPerdata yang
menyebutkan:
“suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”

4. Bahwa berkenaan dengan point 6 dan 7 halaman 2-3, TERGUGAT tidak


pernah menyetujui dan menyepakati mengenai bunga dan denda.
Keingingan untuk menetapkan bunga dan denda merupakan pendapat
subjektif dan halusinasi dari PENGGUGAT saja. Perjanjian haruslah
didasari oleh kesepakatan kedua belah pihak, sebagaimana diatur syarat
sahnya suatu perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
berbunyi:
“1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.”

5. Bahwa berkenaan dengan perang dagang, seperti yang disebutkan dalam


point 8 halaman 3, PENGGUGAT mengakui adanya perang dagang
antara Amerika Serikat dan Cina, namun tidak membaca keadaan sektor
riil yang terjadi di dunia industri, khususnya tekstil yang dijalani oleh
TERGUGAT. Dapat dijelaskan oleh TERGUGAT bahwa Asosiasi
Pertekstilan Indonesia (API), mengklaim sebanyak 80% anggotanya yang
mencapai 200 perusahaan sedang mengalami keslitan keuangan.
Pemicunya serbuan produk impor yang menggerus penjualan, terutama
kain tekstil. (Sumber Berita: www.finance.detik.com/industri/d-
4724503/diserbu-produk-impor-pabrik-tekstil-phk-ratusan-karyawan,
Jumat, 27 September 2019).

Bahwa berdasarkan segala sesuatu yang telah diuraikantersebut di atas.


TERGUGAT mohon sudilah kiranya Pengadilan/Majelis Hakim berkenan untuk
memberikan putusan dalam perkara ini, sebagai berikut:

1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya atau setidaknya


dinyatakan tidak dapat diterima. (niet on vankelijkverklaard);
2. Menyatakan Hutang PENGGUGAT kepada TERGUGAT telah lunas.
3. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar seluruh biaya perkara yang
besarnya menurut hukum;

Atau

3
Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).

Hormat kami,
Kuasa Hukum

Raden Dian Abadi, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai