Anda di halaman 1dari 15

KONTRA MEMORI KASASI

TERHADAP MEMORI KASASI YANG DIAJUKAN OLEH PEMOHON


KASASI DAHULU PEMBANDING/PEMOHON KONVESI/TERGUGAT
REKONVENSI
ATAS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA ……………………
NOMOR …./Pdt.G/20…./PTA……

ANTARA:

XXXXXXX ……………… (nama)

SEBAGAI TERMOHON KASASI

DAHULU TERBANDING/TERMOHON KONVENSI/PENGGUGAT REKONVENSI

MELAWAN

YYYYYYYYYYY (nama)

SEBAGAI PEMOHON KASASI

DAHULU PEMBANDING/PEMOHON KONVENSI/TERGUGAT REKONVENSI


Jakarta, (tanggal)

Nomor : ……../……../IV/20…

Kepada Yth.
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
Jalan Medan Merdeka Utara No. …….. , ……………….
……………………………………………………………….

Melalui :

KETUA PENGADILAN AGAMA……………………………..


Jalan ……………………………………………………………..
………………………………………
………………………………………

Perihal : Kontra Memori Kasasi Perkara No. 8/Pdt.G/2019/PTA.JK

Dengan hormat,

Yang bertanda-tangan di bawah ini :

1. ……………………………………….

2. ……………………………………….

3. ……………………………………….

Para Advokat dan Penasihat Hukum pada …………………….., yang berkedudukan di


……………………………………………………………………; Dalam kedudukannya
sebagai Penerima Kuasa yang sah dari …………………………, Agama ………, lahir
di ………………….., Jenis Kelamin ………………., beralamat di Jl. XXXXXXX,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal …………., yang dalam hal ini Untuk
selanjutnya Pemberi Kuasa memilih domisili hukum yang tetap pada kantor Kuasanya
tersebut di atas, dan untuk selanjutnya mohon disebut sebagai TERMOHON
KASASI;

Halaman 1 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
Bersama ini Termohon Kasasi akan mengajukan Kontra Memori Kasasi atas Memori
Kasasi berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta Nomor
8/Pdt.G/2019/PTA.JK (selanjutnya disebut “Memori Kasasi”), yang diajukan oleh
Yyyyyyyyyyy P Bin Farid Dimiyati Muhamad, Lahir di Jakarta, 22
November 1987, Agama Islam, dahulu sebagai Pembanding/Pemohon
Konvensi/Tergugat Rekovensi untuk selanjutnya disebut sebagai “Pemohon
Kasasi”.

Bahwa sebelum Termohon Kasasi menanggapi dalil-dalil Memori Kasasi yang


diajukan Pemohon Kasasi, terlebih dahulu Termohon Kasasi menyampaikan putusan-
putusan pengadilan dalam tingkat pertama di Pengadilan Agama dan banding di
Pengadilan Tinggi, yaitu sebagai berikut :

1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara telah


membacakan Putusan atas Perkara Perdata dengan register Nomor:
586/Pdt.G/2018/PA.JU, pada tanggal 24 Oktober 2018 (“Putusan PA”), yang
pada amar putusannya berisi sebagai berikut :

“M E N G A D I L I :

Dalam Konvensi
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon, sebagian;
2. Menetapkan memberikan izin kepada Pemohon (Yyyyyyyyyyy P Bin
Farid Dimiyati Muhamad) untuk mengucapkan ikrar talak satu rají
kepada Termohon (Xxxxxxx Binti M Afriady. R) di depan
sidang Pengadilan Agama Jakarta Utara, setelah putusan ini
mempunyai kekuatan hukum tetap
3. Menyatakan petitum permohonan mengenai hadhonah (pengasuhan)
anak ditolak;
4. Menyatakan petitum permohonan mengenai mut’ah dan nafkah anak
tidak dapat diterima;

Dalam Rekovensi
1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
2. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat bernama Boy william bin
Yyyyyyyyyyy Pratama, laki-laki, lahir di Jakarta tanggal 30 Mei 2015 di

Halaman 2 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
bawah Hadhonah (asuhan) Penggugat dengan memerintahkan
Penggugat memberikan akses kepada Tergugat untuk menemui anak
dan menjalankan perannya sebagai ayah;
3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan anak sebagaimana dictum 2
di atas kepada Tergugat;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak sejumlah
Rp. 5.000.000 (lima juta Rupiah) setiap bulan dengan ketentuan
di tambah 10% (sepuluh persen) setiap tahun sampai anak dewasa
(mandiri), kepada Penggugat;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah iddah selama tiga bulan
sejumlah Rp. 18.000.000 (delapan belas juta Rupiah) kepada Penggugat;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar mut’ah sejumlah Rp. 50.000.000
(lima puluh juta Rupiah) kepada Penggugat;
7. Menolak gugatan selain dan selebihnya;

Dalam Konvensi/Rekovensi;
- Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekovensi untuk
membayar biaya perkara ini sejumlah Rp. 760.500 (tujuh ratus enam
puluh ribu lima ratus Rupiah)

2. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta telah


membacakan Putusan atas Perkara Perdata dengan register Nomor:
8/Pdt.G/2019/PTA.JK, pada tanggal 24 Januari 2019, yang pada amar
putusannya berisi sebagai berikut :

“M E N G A D I L I :

I. Menerima permohonan banding Pembanding;


II. Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor
586/Pdt.G/2018/PA.JU tanggal 24 Oktober Masehi bertepatan dengan tanggal 15
Shafar 1440 Hijriah, dengan perbaikan amar :

Dalam Konvensi
1. Mengabulkan permohonan Pemohon sebagian;
2. Memberikan izin kepada Pemohon (YYYYYYYYYYY P Bin FARID
DIMIYATI MUHAMMAD) untuk mengucapkan ikrar menjatuhkan thalak
satu roj’I terhadapTermohon (XXXXXXX Binti M. AFRIADY R.) di

Halaman 3 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
depan sidang Pengadilan Agama Jakarta Utara setelah putusan
berkekuatan hukum tetap
3. Menolak petitum tentang permohonan pemeliharaan anak (hadlanah)
4. Tidak dapat diterima (Niet Onvakelijk Verklaark) petitum tentang
nafkah anak dan mut’ah;

Dalam Rekovensi
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi sebagian;
2. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat bernama Boy william bin
Yyyyyyyyyyy Pratama, laki-laki, lahir di Jakarta tanggal 30 Mei 2015
dalam pemeliharaan (hadlanah) Penggugat dengan memerintahkan
Penggugat memberikan akses kepada Tergugat untuk menemui anak
dan menjalankan perannya sebagai ayah;
3. Menghukum Tergugat atau siapa saja yang menguasai anak
sebagaimana pada amar (2) di atas, untuk menyerahkan anak tersebut
kepada Penggugat;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah anak tersebut kepada
Penggugat sejumlah Rp. 5.000.000 (lima juta Rupiah) setiap bulan
di tambah 10% (sepuluh persen) akibat inflasi setiap tahun sampai anak
dewasa dan mandiri;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah akibat thalak kepada
Penggugat
5.1. Selama masa iddah sejumlah Rp. 18.000.000 (delapan belas juta
Rupiah);
5.2. Mut’ah sejumlah Rp 22.000.000,- (dua puluh juta rupiah);
6. Menolak gugatan selain dan selebihnya;

Dalam Konvensi/Rekovensi;
- Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekovensi untuk
membayar biaya perkara yang hingga kini dihitung sebesar
Rp. 2.296.000 (dua juta dua ratus Sembilan puluh enam ribu rupiah)

Bahwa atas Putusan Banding tersebut, Pemohon Kasasi telah mengajukan


permohonan Kasasi melalui Rando Riphat Associates Advocates, selaku Kuasa
Pemohon Kasasi, tertanggal 22 Maret 2019 dan telah pula mengaju kan Memori
Kasasi yang Termohon Kasasi terima pada tanggal 04 April 2019, maka oleh karena

Halaman 4 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
itu Termohon Kasasi dalam kesempatan ini hendak mengajukan Kontra Memori
Kasasi.

I. ADAPUN ISI DARI KONTRA MEMORI KASASI INI ADALAH :

1. Bahwa Termohon Kasasi secara tegas dan jelas menolak semua dalil-dalil
Pemohon Kasasi dalam Memori Kasasi tertanggal 22 Maret 2019 untuk
seluruhnya, kecuali yang diakui oleh Termohon Kasasi secara terang dan
jelas dalam Kontra Memori Kasasi a quo;

2. Bahwa Termohon Kasasi dengan TEGAS dan JELAS membenarkan dan


menyetujui seluruh pertimbangan-pertimbangan dari Majelis Hakim yang
memeriksa, mengadili dan memutuskan Putusan Nomor 8/Pdt.G/2019/
PTA.JK, tanggal 24 Januari 2019 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Tinggi
Agama DKI Jakarta, yang mana Putusan tersebut adalah telah
sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta berlaku adil dalam memberikan putusan berdasarkan
Fakta Hukum dan Bukti Otentik yang diperlihatkan di dalam Persidangan.

3. Bahwa Termohon Kasasi sangat terpukul karena tidak bisa bertemu dengan
anak kandungnya terhitung sejak bulan Juli 2018 walaupun sudah
menempuh berbagai cara yang dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang ada di Indonesia.

4. Bahwa Termohon Kasasi sama sekali tidak pernah menerima nafkah dari
Pemohon Kasasi selaku suami dari Termohon Kasasi terhitung sejak bulan
juli 2018

II. ADAPUN ALASAN-ALASAN KONTRA MEMORI KASASI INI ADALAH


SEBAGAI BERIKUT :

Bahwa adapun alasan-alasan Kontra Memori Kasasi dari Termohon Kasasi


selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Putusan perkara a quo sudah tepat dan benar menurut Hukum,
sehingga adalah berdasarkan hukum yang kuat untuk dikuatkan oleh
Mahkamah Agung Republik Indonesia;

Halaman 5 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
2. Bahwa Termhohon Kasasi menolak dengan tegas seluruh dalil dalam
Memori Kasasi Pemohon Kasasi, kecuali terhadap hal-hal yang diakui
secara tegas oleh Termohon Kasasi;

3. Bahwa demi mencapai suatu peradilan yang fair/adil, mohon kiranya


Mahkamah Agung Republik Indonesia mempertimbangkan pula apa yang
telah disampaikan Termohon Kasasi, baik dalam Jawaban dan Gugatan
Rekovensi, Duplik dan Replik dalam Rekovensi, Kesimpulan, bukti-bukti,
serta kontra Memori Banding yang diajukan oleh Termohon Kasasi, yang
merupakan satu kesatuan materi dan tidak terpisahkan dengan materi
Kontra Memori Kasasi ini;

4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta telah


memberikan putusannya dalam perkara perdata No. 8/Pdt.G/2019/PTA.JK,
tertanggal 24 Januari 2019 dan Putusan Pengadilan Tinggi Agama DKI
Jakarta adalah sudah cermat, tepat dan benar, oleh karena itu Putusan
tersebut patut untuk dikuatkan dengan Putusan Kasasi oleh Mahkamah
Agung Republik Indonesia;

Alasan Termohon Kasasi Dahulu Terbanding/Termohon Atas


Tanggapan/Keberatan Ke-satu Pemohon Kasasi.

5. Bahwa adalah keliru pernyataan Pemohon Kasasi dalam Memori Ke-satu


yang keberatan terhadap Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama
DKI Jakarta yang dalam Putusannya telah menetapkan Anak Pemohon
Kasasi dan Termohon Kasasi berada di bawah pengasuhan Termohon
Kasasi dan menghukum Pemohon Kasasi atau siapa saja yang
menguasainya untuk menyerahkan anak kepada Termohon Kasasi,
selanjutnya terhadap putusan tersebut Pemohon Kasasi menyatakan
sebagai berikut :

“bahwa Judex Pactie pada tingkat banding dan tingkat pertama yang
telah memeriksa dan memutus perkara aquo dengan menjadikan Pasal
156 huruf a Kompilasi Hukum Islam sebagai dasar pertimbangan
hukumnya dalam penentuan hak asuh (hadlonah) anak. Akan tetapi
Judex Factie telah salah dalam menerapkan hukum dengan
mengesampingkan ketentuan Pasal 156 huruf c KHI yang menjadi
Halaman 6 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
dasar Pemohon Kasasi untuk mendapatkan beberapa hari guna
mengasuh dan memelihara anak Pemohon Kasasi yang bernama Boy
william Bin Yyyyyyyyyyy Pratama.”

 Maka dapat Termohon Kasasi sampaikan bahwa Putusan tersebut di


putus oleh Majeis Hakim sesuai dengan pertimbagan pada halaman 8
dan 9 telah disebutkan dengan jelas bahwa :

“Bahwa anak Pengugat dan Tergugat yang bernama Boy william bin
Mocahmmad Kresna Noer Pratama, laki-laki lahir di Jakarta tanggal
lahir 30 mei 2015, masih berusia dibawah 12 tahun”.
“Bahwa, Majelis Hakim PTA DKI Jakarta sependapat dengan pendapat
Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara yang menetapkan
Penggugat sebagai pemegang hadlanah anak tersebut. Karenanya
pendapat tersebut diambil alih menjadi pendapatnya Majelis Hakim
PTA DKI Jakarta dan harus dikuatkan“.

 Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut juga sesuai dengan


ketentuan Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi sebagai
berikut :
a. “Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum
berumur 12 tahun adalah hak ibunya;

 Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor Register 423 K/SIP/1980 tertanggal 25 September 1980 yang
dalam kaidah hukumnya mengatakan karena tidak terbukti bahwa
Penggugat adalah Ibu yang tidak baik, Penggugat harus ditetapkan
sebagai wali dari anaknya yang berumur 4 tahun.

 Maka karena Termohon tidak terbukti adalah Ibu yang tidak baik dan
pada kenyataannya Termohon adalah Ibu yang sangat perduli,
menyayangi, dapat memprioritaskan waktu dan tenaga serta selalu
mengasuh Boy william dengan sangat baik, maka pantaslah Hak Asuh
atas Anak Boy william yang masih berumur 3 tahun, diberikan kepada
Termohon sebagai Ibu kandung.

Halaman 7 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
 Bahwa secara hukum sudah tepat dan benar pertimbangan Majelis
Hakim pada Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta yang telah
memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan menguatkan
Putusan Pengadilan Agama Jakarta Utara Nomor
586/Pdt.G/2018/PA.JU dan mempertimbangan pada dasar hukum yang
berlaku serta Sabda Rasul Muhammad SAW, sebagaimana
diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud.

 Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta juga


dengan bijaksana telah memerintahkan kepada Pemohon Kasasi untuk
menyerahkan Anak yang bernama Boy william kepada Termohon
Kasasi, mengingat sejak 09 Juli 2018 Hingga Kontra Memori Kasasi
ini disampaikan anak Termohon Kasasi masih berada bersama
Pemohon Kasasi dan bahkan tidak memberikan akses kepada
Termohon Kasasi untuk dapat bertemu dan merawat anak yang masih
belum mumayyiz kepada Termohon Kasasi, hal ini sebagaimana fakta
yang telah Termohon Kasasi sampaikan dalam pembuktian dan
persidangan di Pengadilan Tinggi Agama DKI Jakarta.

Terhadap hal ini kami memohon kepada Ketua Majelis Mahkamah


Agung RI C.q. Majelis Hakim Mahkamah Agung RI yang memeriksa,
memutus dan mengadili perkara untuk dapat melihat fakta yang ada
berkaitan dengan dilanggarnya Hak dari seorang anak yang belum
mumayyiz dan Hak Termohon Kasasi selaku seorang Ibu yang telah
mengadung dan melahirkan anak Boy william yang tidak dapat
bertemu oleh karena akses untuk bertemu telah dibatasi bahkan
dihalangi atau ditutup oleh Pemohon Kasasi, bahkan dalam Mediasi
yang disampaikan oleh Termohon Kasasi dan himbauan/saran dari
Ketua Pengadilan Agama Jakarta Utara yang dalam mediasi agar
kiranya Pemohon Kasasi membawa Boy william agar dapat bertemu ibu
kandungnya, tidak juga di patuhi oleh Pemohon Kasasi dan demikian
juga terhadap anjuran dari Lembaga Komisi Perlindungan Anak
Indonesia DKI Jakarta (KPAI) yang mengajurkan kepada Pemohon
Kasasi untuk membawa anak Boy william ke kantor Lembaga Komisi
Perlindungan Anak Indonesia DKI Jakarta (KPAI) untuk dapat
dipertemukan dengan Termohon Kasasi yang difasilitasi oleh Mediator

Halaman 8 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
dan Komisioner KPAI, namun juga tidak diindahkan sama sekali oleh
Pemohon Kasasi.

 Bahwa tindakan tersebut adalah merupakan suatu bukti yang dilakukan


oleh Pemohon Kasasi yaitu adanya upaya menghalang-halangi
Termohon Kasasi untuk tidak dapat bertemu lagi dengan anaknya Boy
william yang sampai sekarang Termohon Kasasi tidak mengetahui lagi
sama sekali keberadaan anaknya bernama Boy william dan bagaimana
keadaannya yang sebenarnya. Hal ini adalah suatu kesedihan dan
kepedihan hati yang sangat dalam yang dialami Termohon Kasasi saat
ini yang mana sudah kurang lebih 9 (sepuluh) bulan tidak pernah lagi
sama sekali bertemu atau bahkan hanya melihat anaknya Boy william
yang Termohon Kasasi sayangi dan kasihi tersebut.

 Bahwa apa yang disampaikan oleh Pemohon Kasasi telah juga


melupakan proses persidangan yang mana dalam Permohonan cerai
talaknya yang diajukan, Pemohon Kasasi meminta agar Hak asuh Anak
diberikan kepada Pemohon Kasasi dengan alasan yang menurut
Termohon Kasasi mengada-ada dan tidak terbukti secara Hukum, serta
dalam persidangan yang berlangsung dan dalam pembuktian pula
Termohon Kasasi telah membuktikan bahwa Termohon Kasasi adalah
ibu yang baik dan layak untuk dapat merawat dan mengasuh anak, yang
dalam fakta-fakta persidangan tidak dapat dibantah oleh Pemohon
Kasasi. Sehingga Pasal 156 huruf c yang didalilkan oleh Pemohon
Kasasi untuk mendapatkan hak asuh anak sangat tidak berdasar dan
sudah sepatutnya Majelis Hakim yang mulia menolak seluruh dalil
Pemohon Kasasi dalam Memori Kasasinya.

 Bahwa dengan menimbang fakta-fakta sebagaimana dijelaskan diatas,


bagaimana mungkin Majelis Hakim yang mulia dapat percaya bahwa
dengan pembagian waktu yang dimohonkan oleh Pemohon Kasasi akan
berjalan dengan baik, dengan fakta bahwa sampai saat ini Termohon
Kasasi sebagai ibu kandung Boy william tidak diperbolehkan untuk
bertemu dengan anaknya sendiri, yang sampai dengan kontra memori
kasasi ini dibuat sudah lebih dari 9 bulan terhitung sejak tanggal 09 Juli
2018, maka sudah cermat dan benar putusan Pengadilan Tinggi Agama

Halaman 9 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
DKI Jakarta yang memberikan Hak Asuh Anak kepada Termohon
Kasasi, dengan memberikan akses kepada Pemohon Kasasi untuk
menemui anak dan menjalankan perannya sebagai ayah.

 Bahwa mengajukan petitum dan posita yang sama yang sudah melewati
dua kali proses peradilan tidak juga dapat dibuktikan secara hukum oleh
Pemohon Kasasi hanyalah sebuah itikad tidak baik dari Pemohon
Kasasi agar Termohon Kasasi tidak dapat bertemu dengan anak
kandungnya sendiri.

Alasan Keberatan Termohon Kasasi Atas Tanggapan/Keberatan Ke-dua,


Pemohon Kasasi Dalam Memori Kasasi.

6. Bahwa terkait nafkah anak yang telah di putus oleh Majelis Hakim yang
memeriksa perkara Aquo, yang menghukum Pemohon Kasasi untuk
membayar nafkah anak sejumlah Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) setiap
bulan di tambah 10% (sepuluh persen) akibat inflasi setiap tahun sampai
anak dewasa kepada Termohon Kasasi dan menanggapi apa yang telah
disampaikan oleh Pemohon Kasasi dalam Memori Kasasinya, Majelis Hakim
yang memutus perkara dalam pertimbanganya “pada halaman 10 alenia 1
yang menyatakan sebagai berikut :

“Menimbang bahwa penetapan 10% sebagai kenaikan tiap


tahunnya oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Utara,
tidak bertentangan dengan aturan yang ada. Karena sesuai dengan
angka 14 Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2015;

Termohon Kasasi menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

6.1. Bahwa telah tepat pertimbangan Majelis Hakim untuk menghukum


Pemohon Kasasi guna membayar nafkah anak sejumlah
Rp. 5.000.000 setiap bulannya, hal mana juga Pemohon Kasasi telah
menyanggupi.

6.2. Bahwa Pemohon Kasasi keberatan dengan alasan Judex Factie


ditingkat banding yang menyatakan kenaikan 10% tersebut akibat
inflasi, padahal dalam angka 14 Surat Edaran Mahkamah Agung

Halaman 10 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
Republik Indonesia Tahun 2015 berisi himbauan dari Mahkamah
Agung kepada para hakim agar dalam mengadili mengenai
pembebanan nafkah hendaknya diikuti dengan penambahan 10%
sampai dengan 20% setiap tahunnya tanpa harus adanya alasan
apapun, sehingga kenaikan 10% dengan atau tanpa adanya inflasi
adalah berdasarkan hukum dan tidak menyesatkan dan Judex Factie
ditingkat banding tidak pula salah dalam penerapan hukumnya

6.3. Bahwa mengingat sebagaimana hukum mengatur pemeliharaan anak-


anak tersebut yang paling penting adalah kasih sayang seorang ibu,
terlebih-lebih Boy william saat ini belum mumayyiz; oleh karena
sudah tepat tanggung jawab untuk mengasuh diberikan oleh Majelis
Hakim ditetapkan kepada Termohon Kasasi dan Pemohon Kasasi
dihukum membayar biaya nafkah untuk anaknya;

Bahwa berdasarkan ketentuan dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum


Islam yang berbunyi sebagai berikut :
a. “Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum
berumur 12 tahun adalah hak ibunya;
b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada
anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai
pemegang hak pemeliharaanya;
c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebutlah dan fakta-fakta yang


ada dalam persidangan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama DKI
Jakarta berkesimpulan dengan tepat untuk memberikan Hadhonah (hak
asuh anak) dan menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar nafkah
anak.

MAKA DENGAN DEMIKIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA DKI


JAKARTA TELAH BENAR DAN TEPAT DI DALAM
MEMPERTIMBANGKAN DAN MEMUTUSKAN PERKARA A QUO

Halaman 11 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
7. Mengingat bahwa telah lamanya Termohon Kasasi tidak dapat bertemu
dengan anaknya yang bernama Boy william, serta ketika Termohon Kasasi
berusaha untuk datang kerumah kediaman Pemohon Kasasi dan Ayah
Termohon Kasasi tidak juga dibukakan pintu, akibatnya Termohon Kasasi
tidak dapat bertemu anak Permohon Kasasi dan Termohon Kasasi
dikarenakan Permohon Kasasi tidak memberikan akses sama sekali untuk
Termohon Kasasi dapat bertemu anak Termohon Kasasi, bahkan Permohon
Kasasi memindahkan sekolah Boy william secara sepihak yang pada
akhirnya Termohon Kasasi tidak bisa sama sekali dan tidak diberikan ruang
sama sekali untuk dapat bertemu/mencurahkan kasih sayang seorang ibu
dari Termohon Kasasi kepada anaknya yaitu Boy william, oleh karenanya
Termohon Kasasi memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
memutus perkara ini untuk dapat menyatakan putusan Pengadilan Tinggi
Agama DKI Jakarta a quo dapat dijalankan lebih dahulu walaupun ada
perlawanan dari Permohon Kasasi, guna kepentingan dari anak tersebut
(uitvoerbaar bij voorraad).

8. Bahwa sebelum putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap maka


Termohon Kasasi masih merupakan istri dari Pemohon Kasasi, maka sudah
menjadi kewajiban seorang suami yang memiliki kemampuan sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 34 Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan untuk memberi nafkah kepada istrinya, akan tetapi sampai
dengan kontra memori kasasi ini dibuat, Termohon Kasasi tidak pernah
menerima nafkah yang menjadi kewajiban bagi Pemohon Kasasi sebelum
mengucapkan ikrar talak dihadapan pengadilan.

Pasal 34 ayat (1) UU No 1 tahun 1974

“suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan


hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya”

9. Bahwa dalam putusan pengadilan tinggi agama DKI Jakarta telah ditentukan
besaran nafkah iddah sebesar Rp. 18.000.000,- (delapan belas juta rupiah)
yang disanggupi oleh Pemohon Kasasi dengan tidak disanggahnya amar
putusan tersebut dalam memori kasasi Pemohon Kasasi. Maka berdasarkan
hal itu termohon kasasi menuntut nafkah terhutang sebesar Rp. 6.000.000,-
(enam juta rupiah) setiap bulannya terhitung sejak bulan juli 2018 sampai
Halaman 12 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
dengan pemohon kasasi mengucapkan ikrar thalak satu raj’i di depan sidang
Pengadilan Agama Jakarta Utara.

Berdasarkan alasan-alasan hukum yang telah diuraikan tersebut di atas,


maka dengan ini Termohon Kasasi memohon kepada Yang Mulia Ketua Mahkamah
Agung Republik Indonesia agar kiranya sudi dan berkenan untuk memutuskan
sebagai berikut :

1. Menolak Permohonan Kasasi dan Memori Kasasi dari Pemohon Kasasi


untuk seluruhnya;

2. Menerima Kontra Memori Kasasi dari Termohon Kasasi;

3. Menguatkan kembali Putusan Nomor 8/Pdt.G/2019/PTA.JK, tertanggal


24 Januari 2019, yang telah diputuskan Pengadilan Tinggi Agama DKI
Jakarta;

4. Menetapkan secara hukum bahwa putusan Pengadilan Tinggi Agama DKI


Jakarta mengenai hak asuh anak (hadlanah) dapat dijalankan terlebih
dahulu/sertamerta (Uit Voerbaar Bij Vorraad) walaupun Pemohon
mengajukan upaya hukum lain;

5. Menghukum Pemohon Kasasi Untuk Membayar Nafkah Terhutang (Nafkah


Madliyah) sebesar Rp. 6.000.000 (enam juta rupiah) setiap bulannya sejak
bulan Juli 2018 sampai dengan Pemohon Kasasi Mengucapkan Ikrar talak
satu raj’i;

6. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar seluruh biaya yang timbul


dalam perkara ini.

ATAU APABILA MAJELIS HAKIM TERHORMAT YANG MEMERIKSA PERKARA


INI BERPENDAPAT LAIN, MOHON PUTUSAN YANG SEADIL-ADILNYA
(EX AEQUO ET BONO).

Demikian Kontra Memori Kasasi ini Termohon Kasasi dahulu Terbanding/Termohon


Konvensi/Penggugat Rekonvensi ajukan, dan atas perkenan Bapak Ketua Mahkamah
Agung Republik Indonesia c.q. Majelis Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK
yang memeriksa, memutus dan mengadili perkara ini, kami mengucapkan terima
kasih.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum Termohon Kasasi

JHON SIREGAR, S.H., D.FM. MUHENRI SIHOTANG, S.H., M.H.

NIMROD ANDROIHA, S.H.


Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor Register
423 K/SIP/1980 tertanggal 25 September 1980 yang dalam kaidah hukumnya
mengatakan karena tidak terbukti bahwa Penggugat adalah Ibu yang tidak baik,
Penggugat harus ditetapkan sebagai wali dari anaknya yang berumur 4 tahun.

Maka karena Termohon tidak terbukti adalah Ibu yang tidak baik dan pada
kenyataannya Termohon adalah Ibu yang sangat perduli, menyayangi, dapat
memprioritaskan waktu dan tenaga serta selalu mengasuh Boy william dengan sangat
baik, maka pantaslah Hak Asuh atas Anak Boy william yang masih berumur 3 tahun,
diberikan kepada Termohon sebagai Ibu kandung.

Halaman 14 dari 13
Kontra Memori Kasasi
Putusan No.8/Pdt.G/2019/PTA.JK

Anda mungkin juga menyukai