PEMOHON, tempat tanggal lahir, Yogyakarta, 29 November 1999/ umur 19 tahun, agama
Islam, Pendidikan SMA, pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa, Alamat XXX, Kota
Yogyakarta, Provinsi D.I. Yogyakarta, dalam hal ini memberi kuasa kepada ROY
AL MINFA, SH., MH., GUSRIANTO, SHI., MH., ARIS NOVIANTO, SH.,
DARUL HURMAH, SH., OKKE NABILA, SH., MH. danFAISAL, SH., Advokat
/ Konsultan Hukum, yang berkantor di KANTOR YBH RAM INDONESIA
dengan alamat di Jln. Gajah No. 20 Tahunan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta,
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 18 Juli 2018, sebagai Pemohon;
Melawan
TERMOHON, tempat tanggal lahir, Yogyakarta, 29 Juli 2001, umur 17 Tahun, agama Islam,
pendidikan SLTP, pekerjaan mengurus rumah tangga, kediaman di XXX, Kota
Yogyakarta, Provinsi D.I.Yogyakarta., dalam hal ini memberi kuasa kepada Rina
Imawati, SH., Kartika Dewi, SH., Muhamad Alwi, SHI., Advokat pada LBH
APIK, yang beralamat di jalan Nagadewa Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman
berdasarkan surat kuasa khusus, tanggal 24 Aguatus 2018, sebagai termohon.
ISI GUGATAN
Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Yogyakarta c.q Yang Mulia
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan untuk menerima dan
mengabulkan permohonan Pemohon dengan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai
berikut
I. PRIMAIR :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;
II. SUBSIDAIR:
Ex aequo et bono, jika Yang Mulia Majelis Hakim
berpendapat lain, mohon penetapan yang seadil-adilnya.
Bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon telah
datang menghadap sendiri dan Majelis telah mendamaikan kedua belah pihak
berperkara agar rukun kembali termasuk melalui lembaga mediasi dengan mediator
Dra. Mariatun Sholikhan, namun tidak berhasil;
Bahwa selanjutnya dibacakan surat permohonan Pemohon dalam
persidangan tertutup untuk umum, yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon
tanpa ada tambahan dengan perubahan;
Bahwa atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon telah menyampaikan
jawaban secara tertulis tanggal 17 Oktober 2018, yang isi pokoknya sebagai berikut
:
1. Bahwa Termohon menolak dengan keras terhadap dalil-
dalil Pemohon kecuali yang secara tegas diakui
kebenarannya oleh Termohon;
2. Menanggapi posita nomor 3 bahwa benar Pemohon dan
Termohon setelah menikah langsung pulang ke rumah
masing-masing, tetapi Pemohon masih sering datang ke
rumah Termohon tanpa sepengetahuan orang tua
Pemohon;
3. Menanggapi posita nomor 4 bahwa tidak benar antara
Pemohon dan Termohon mulai melakukan hubungan
badan kurang lebih tanggal 20 September 2017, tetapi
yang benar sebelum tanggal tersebut, antara Pemohon
dengan Termohon sudah sering sekali melakukan
hubungan layaknya suami istri yang kemudian
mengakibatkan Termohon hamil. Bahwa tidak benar
Termohon membuka baju kemudian memaksa Pemohon
sehingga terjadi perseutubuhan antara Pemohon dan
Termohon tetapi yang benar, Pemohon sering sekali
mengajak dan memaksa Termohon untuk melakukan
persetubuhan dan Pemohon selalu mencari waktu yang
sepi di rumah Termohon saat orang tua Termohon
bepergian;
4. Menanggapi posita nomor 5, bahwa tidak benar
Termohon melakukan hubungan suami istri hanya 1
(satu) kali, tetapi yang benar antara Pemohon dengan
Termohon melakukan hubungan layaknya suami istri
sudah berkali-kali, apalagi antara Pemohon dan
Termohon sudah pacaran sejak tahun 2015. bahwa
Pemohon setiap hari datang ke rumah Termohon dan
memaksa Termohon untuk melakukan hubungan suami
istri. Bahwa apabila dikatakan masa kandungan
Termohon 10 bulan 5 hari, karena hitungannya bukan
tanggal 20 September 2017, tetapi memang sebelumnya
antara Pemohon dan Termohon telah beberapa kali
melakukan layaknya suami istri. Bahwa tidak benar
Termohon mengatakan pernah melakukan hubungan
badan dengan pria lain karena yang benar Termohon
tidak pernah bercerita karena satu-satunya pria yang
melakukanhubungan badan dengan Termohon hanyalah
Pemohon;
5. Menanggapi posita nomor 6, bahwa tidak benar keluarga
Termohon menuduh Pemohon sebagai ayah dari anak
yang dikandung oleh Termohon, tetapi yang benar,
pihak keluarga Termohon meminta
pertanggungjawaban dari Pemohon sebagai bapak dari
anak yang dikandung oleh Termohon karena memang
Pemohon satu-satunya laki-laki yang menyetubui
Termohon, bahkan Pemohon berkali-kali menyetubuhi
Termohon;
6. Menanggapi posita nomor 7, bahwa tidak benar
Pemohon dipaksa dan dibawah ancaman untuk menikahi
Termohon, tetapi yang benar Pemohon telah dengan
sadar tanpa paksaan, ancaman dan tekanan bersedia
menikahi Termohon dan telah dituangkan dalam surat
perjanjian perdamaian. Bahwa Pemohon telah bersedia
untuk bertanggungjawab terhadap apa yang telah
Pemohon lakukan pada Termohon yang mengakibatkan
hamil. Bahwa pada saat kelahiran si anak, semua yang
mengurus adalah Pemohon. Bahwa sampai permohonan
Pembatalanperkawinan ini diajukan, surat kenal lahir si
anak, masih dibawa oleh Pemohon sehingga Termohon
sangat kesulitan untuk membuat akta anak;
7. Menanggapi posita nomor 8, bahwa tidak benar
perkawinan ini adalah paksaan, tetapi yang benar
perkawinan ini terjadi karena Pemohon telah berpacaran
dengan Termohon sejak tahun 2015 dan antara Pemohon
dan Termohon sudah sering kali melakukan hubungan
layaknya suami istri sehingga perbuatan inilah yang
harus dipertanggungjawabkan oleh Pemohon pada
Termohon dan keluarganya untuk menutupi aib yang
telah dibuat oleh Pemohon. Bahwa pada saat pernikahan
terjadipun tidak ada unsur paksaan, karena Pemohon
dengan sadar mengucapkan ijab qabulnya pada
Termohon dan disaksikan oleh para saksi serta keluarga
para pihak. Jadi tidak benar dalil yang menyatakan
adanya paksaan, apalagi adanya surat perjanjian
perdamaian antara kedua orang tua Pemohon dan
Termohon yang sepakat menikahkan mereka berdua.
Bahwa setelah menikahpun, Termohon masih dipaksa
oleh Pemohon untuk melayaninya sebagai seorang istri;
8. Menanggapi posita nomor 9, bahwa tidak benar
Pemohon merasa tersiksa karena yang benar justru
Termohon dan keluarganyalah yang merasa tersiksa
dengan perilaku Pemohon yang tidak bertanggungjawab
pada tindakan dan perilakunya dan semuanya
dibebankan pada Termohon beserta keluarganya. Dan
dikarenakan perbuatan pencabuklan ada ancaman
pidananya, maka sudah sepantasnyalah kalau keluarga
Termohon melaporkan perbuatan pencabulan yang
dilakukan oleh Pemohon pada Termohon. Tetapi pada
kenyataannya Pemohon punya niat yang buruk pada
Termohon, maka dengan tipu muslihatnya, Pemohon
melakukan perkawinan yang nantinya akan
dibatalkannya. Dalam hal ini Pemohon telah
mempermainkan lembaga suci perkawinan demi untuk
lepas dari unsur pidananya;
9. Menanggapi posita nomor 10, bahwa Pemohon untuk
lepas dari tanggung jawabnya dengan menyatakan tidak
menginginkan perkawinan ini, karena Pemohon tidak
mau mengakui perbuatannya telah berkali-kali
menyetubui Termohon. Bahwa Termohon tetap
bersikeras bahwa Pemohon harus
mempertanggungjawabkan perbuatanya karena
mencabuli Termohon yang mengakibatkan Termohon
hamil;
10. Menanggapi posita nomor 11 dan 12, bahwa dikarenakan
tidak adanya unsur paksaan dalam perkawinan Pemohon
dan Termohon, maka permohonan pembatalan
perkawinan ini wajib untuk ditolak;
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mohon kepada Majelis Hakim
PemeriksaPerkara untuk memeriksa dan memberikan putusan sebagai berikut :
Primair :
1. Menerima dan mengabulkan jawaban Termohon untuk
seluruhnya;
2. Menolak permohonan pembatalan perkawinan dari
Pemohon untukseluruhnya;
3. Menghukum Pemohon untuk membayar seluruh biaya
yang timbul akibatperkara ini;
Subsidair :
Mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa atas jawaban Termohon tersebut di atas, Pemohon telah
menyampaikan replikm tertulis tanggal 24 Oktober 2018, dan Termohon telah
menyampaikan duplik tertulis tanggal 5 Desember 2018, masing-masing isi
pokoknya dianggap telah masuk dalam putusan ini;
Bahwa untuk memperkuat dalil permohonannya, Pemohon telah meneguhkan
dalil-dalil permohonannya dengan mengajukan alat bukti tulis, yang telah diberi meterai
cukup dan stempel pos :
1. Foto copy Kutipan Akta Nikah Nomor : XXXtanggal 27
Maret 2018, yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat
Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan
Mantrijeron, Kota Yogyakarta, setelah dicocokan dengan
aslinya, kemudian oleh Ketua Majelis diberi kode ( P.1);
Bahwa selain alat bukti tulis tersebut di atas, Pemohon melalui kuasanyajuga
mengajukan bukti 2 (dua) orang saksi masing-masing bernama :
1. SAKSI I PEMOHON, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan
swasta(transportasi), tempat tinggal di XXX, Kota Yogyakarta, saksi
tersebut telah memberi keterangan dibawah sumpah yang isi
pokoknya sebagai berikut:
• Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi
adalah bapak kandung Pemohon. Saksi juga kenal
dengan Termohon karena Termohonmenantu saksi;
• Bahwa saksi tahu pernikahan Pemohon dan Termohon,
yaitu pada bulan Maret 2018. Pada saat Pemohon dan
Termohon menikah, Termohon dalam keadaan hamil;
• Bahwa Pemohon menikahi Termohon karena dalam keadaan
dipaksa;
• Bahwa sebelum terjadi pernikahan, yaitu pada tanggal
17 Maret 2017, keluarga Termohon datang ke rumah
saksi dalam keadaan marah-marah untuk meminta
pertanggungjawaban Pemohon karena menurut
keluarga Termohon, Pemohon sudah menghamili
Termohon, bahkan pada saat itu, keluarga Termohon
sudah melaporkan Pemohon ke Polisi dengan dugaan
tindak pidana perbuatan pencabulan, namun saat itu,
kami keluarga Pemohon belum bisa memberikan
jawaban kepada keluarga Termohon;
• Bahwa seminggu kemudian, keluarga Termohon
datang lagi ke rumah saksi untuk meminta jawaban
sehingga pada saat itu, saksi tidak ada pilihan lain
selain mengiyakan keinginan keluarga Termohon dan
membuat kesepakatan bahwa semua proses pernikahan
diurus oleh keluarga Termohon dan pernikahan
dilaksanakan setelah ujian sekolah serta perkawinan
tersebut hanya formalitas saja (sebatas untuk status);
• Bahwa namun yang terjadi keluarga Termohon
mengingkari kesepakatan tersebut, pernikahan
dimajukan, dilaksanakan sebelum ujian sekolah dan
kami juga dibebani biaya untuk pesta serta kami juga
memberikan biaya untuk persalinan Termohon;
• Bahwa masalah hubungan suami istri, dari penuturan
Pemohon, benar mengakui pernah melakukan
hubungan suami istri dengan Termohon, karena
dipaksa oleh Termohon dan Pemohon tidak yakin kalau
bayi yang dikandung oleh Termohon merupakan anak
Pemohon, sebab Pemohon dan Termohon melakukan
hubungan suami istri pada bulan September, padahal
usia kehamilan Termohon waktu itu sudah jalan 3
bulan;
• Bahwa saksi tidak yakin kalau anak yang dikandung
Termohon adalah anak Pemohon karena dari
keterangan teman-teman Termohon bahwa ada laki-
laki lain yang melakukan hubungan badan dengan
Termohon;
• Bahwa Pemohon merasa dipaksa untuk melakukan
hubungan suami istri dengan Termohon karena saat itu
Pemohon dirayu dan dipaksa oleh Termohon dimana
saat itu Termohon sudah tidak memakai baju dan jika
Pemohon menolak untuk melakukan hubungan suami
istri, maka Termohon akan bunuh diri ( Termohon
sudah memegang pisau ), akhirnya Pemohon menuruti
keinginan Termohon;
• Bahwa saksi tidak mengetahui berapa kali Pemohon
melakukan hubungan suami istri dengan Termohon;
• Bahwa saat itu tidak ada perjanjian tertulis, hanya lisan saja;
• Bahwa saksi menyetujui pernikahan Pemohon dengan
Termohon karena keluarga Termohon telah
menceritakan ke warga tempat tinggal saksi, bahwa
anak saksi telah menghamili anaknya sehingga saksi
jadi malu, apalagi di kampung tersebut, saksi sebagai
pengurus kampung;
2. SAKSI II PEMOHON, umur 19 tahun, agama Islam, pekerjaan
mahasiswa, tempat tinggal di XXX, Kota Yogyakarta, saksi
tersebut telah memberi keterangan dibawah sumpah yang isi
pokoknya sebagai berikut:
• Bahwa saksi kenal dengan Pemohon karena saksi teman
Pemohon sejak 3 - 4 tahun yang lalu. Sedang dengan
Termohon saksi hanya tahu namadan orangnya sekitar
4 tahun yang lalu namun saksi tidak mengenal lebihjauh
tentang diri Termohon;
• Bahwa Pemohon menikah dengan Termohon sekitar 9
bulan yang lalu, namun menurut cerita Pemohon,
Pemohon merasa tidak cocok dengan Termohon;
• Bahwa saksi tidak tahu ketika menikah, Termohon
sudah hamil apa tidak. Saksi juga tidak tahu apakah
Pemohon dengan Termohon pacaran apa tidak. Yang
saksi tahu, Pemohon dengan Termohon sering jalan
bersama sejak 1 (satu) tahun yang lalu;
• Bahwa menurut cerita dari Pemohon, pernikahan dapat
berlangsung karena Pemohon dipaksa untuk menikah
dengan Termohon. Sebab keluarga Termohon
menganggap, anak yang dikandung oleh Termohon
adalah anak Pemohon;
• Bahwa menurut pengakuan Termohon, bahwa benar
Pemohon dengan Termohon telah melakukan
hubungan suami istri dengan Termohon di rumah
Termohon sebanyak 1 (satu) kali, namun Pemohon
tidak merasa bahwa anak yang dikandung adalah anak
Pemohon karena Termohon juga sering jalan bersama
dengan laki-laki lain;
• Bahwa saksi pernah melihat Termohon boncengan
dengan laki-laki lain dengan posisi mmeluk perut laki-
laki tersebut. Dilain pihak Saksi tidak pernah melihat
Pemohon bersama dengan wanita lain kecuali dengan
Termohon;
• Bahwa Pemohon bisa melakukan hubungan suami istri
dengan Termohonm karena saat Pemohon dipanggil
Termohon, saat itu rumah dalam keadaan sepi, kosong
hanya ada Termohon dan saat itu Termohon merayu
Pemohon dan memaksa Pemohon melakukan hubungan
badan;
• Bahwa Pemohon orangnya baik dan sholeh, rajin
sholat bahkan saksi sering diajak sholat jika jalan
bersama;
Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut di atas, Pemohon
menyatakan tidak keberatan. Selanjutnya Pemohon menyatakan mencukupkan
bukti-bukti tersebut di atas dan tidak akan menambah bukti lagi;
PERTIMBANGAN HAKIM
PUTUSAN HAKIM