Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah wilayah mengacu pada pengertian unit geografis didefinisikan sebagai suatu unit
geografis dengan batas-batas tertentu dimana komponen-komponen didalamnya memiliki
keterkaitan dan hubungan fungsional satu dengan yang lainnya, dimana komponen-komponen
tersebut memiliki arti di dalam pendiskripsian perencanaan dan pengolaan sumberdaya
pembangunan. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau
aspek fungsional (UU Nomor 24 Tahun 1992: Penataan Ruang). Dari definisi tersebut, terlihat
bahwa tidak ada batasan spesifik dari luasan suatu wilayah, batasan yang ada lebih bersifat
meaningfull untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, pengendalian, maupun evaluasi,
dengan demikian batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi lebih bersifat
dinamis (Ernan Rustiadi, Dkk ,2011).

Pada dasarnya pembagian wilayah dimaksudkan untuk mempermudah dalam


pengelolaannya, sehingga kedepannya dapat membantu dalam upaya pengembangan wilayah
tersebut. Prinsip dasar pengembangan wilayah adalah untuk mengatasi ketimpangan
perkembangan baik secara fisik maupun non fisik di suatu wilayah,selain itu pembagian wilayah
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan lebih bagi suatu wilayah untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki, sehingga di wilayah tesebut muncul pusat-pusat pertumbuhan yang dapat
mendorong proses pembangunan di wilayah tersebut.

Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari banyak pulau yang dihuni
oleh berbagai suku bangsa, golongan ,dan lapisan sosial. Dalam pelaksanaan pemerintahannya
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi tersebut dibagi atas kabupaten dan kota.
Dan tiap-tiap propinsi, kabupaten serta kota mempunyai pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Maka,
pemerintahan daerah dapat didefinisikan sebagai suatu penyelenggaraan urusan pemerintahan
oleh Pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

1
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 . Sedangkan pemerintah sendiri adalah sebuah
perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para menteri.
Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai
badan eksekutif daerah.

Sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia berdasarkan pendekatan kesisteman


dibagi menjadi dua, yaitu sistem pemerintah pusat (pemerintah) dan sistem pemerintahan daerah
seperti yang telah kita ketahui diatas. Praktik penyelenggaraan pemerintah dalam hubungan
antara pemerintah dikenal dengan konsep sentralisasi dan desentralisasi. Konsep sentralisasi
menunjukkan karakteristik bahwa semua kekuasaan dan kewenangan penyelenggaraan
pemerintahan berada di tangan pemerintahan pusat, sedangkan dalam sistem desentralisasi
sebagian kewenangan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan
kepada pemerintah daerah.
Jika kita membicarakan tentang sistem desentralisasi dalam pemerintahan daerah, maka
tidak akan terlepas dari kata otonomi daerah. Otonomi daerah yang didefinisikan sebagai suatu
wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk
kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri. Penyelenggaraan pemerintahan daerah
ini telah dirumuskan dalam UU No.5 Tahun 1974 kemudian diamandamen menjadi UU No.22 /
1999 yang telah diamandemen kembali menjadi UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Adanya peraturan perundang-undangan yang membuka peluang dilakukannya pemberian


tugas pembantuan dari pemerintah kepada daerah dan desa dan dari pemerintah daerah kepada
desa (Pasal 18A UUD 1945 sampai pada UU pelaksananya : UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU
Nomor 33 Tahun 2004). Adanya political will atau kemauan politik untuk memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada seluruh lapisan masyarkat dengan prinsip lebih murah, lebih
cepat, lebih mudah dan lebih akurat. keinginan politik untuk menyelenggarakan pemerintahan,
pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat secara lebih ekonomis, lebih efesien
dan efektif, lebih transparan dan akuntabel. kemajuan negara secara keseluruhan akan sangat
ditentukan oleh kemajuan daerah dan desa yang ada di dalam wilayahnya dan Citra masyarakat
akan lebih mudah diukur oleh masyarakat melalui maju atau mundurnya suatu desa atau daerah.
Di dalam makalah ini, kita akan membahas lengkap tentang desentralisasi, pembagian wilayah,

2
pembagian urusan pemerintah ( urusan pemerintah absolut, urusan pemerintah konkuren, urusan
pemerintah wajib, urusan pemerintah pilihan dan urusan pemerintah umum)

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa yang dimaksud dengan pembagian wilayah ?
1.2.2. Apa yang dimaksud pembagian urusan pemerintah ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Unruk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembagian wilayah.
1.3.2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembagian urusan pemerintah.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pemerintah Daerah/ Kabupaten


Pembentukan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar
1945 menjadi dasar dari berbagai produk undang-undang dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang mengatur mengenai pemerintah daerah. Siswanto sunarno (2008:54) menjelaskan
Undang-Undang tersebut antara lain :
o Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1957, Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965, Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan terakhir Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004.
Tujuan pembentukan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan
publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat disamping sebagai sarana
pendidikan politik di tingkat lokal. Menurut Suhady dalam Riawan (2009: 197) Pemerintah
(government) ditinjau dari pengertiannya adalah the authoritative direction and administration of
the affairs of men/women in a nation state, city, ect. Dalam bahasa Indonesia sebagai pengarahan
dan administrasi yang berwenang atas kegiatan masyarakat dalam sebuah Negara, kota dan
sebagainya. Pemerintahan dapat juga diartikan sebagai the governing body of a nation, state, city,
etc yaitu lembaga atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan Negara, Negara bagian, atau
kota dan sebagainya.
Pengertian pemerintah dilihat dari sifatnya yaitu pemerintah dalam arti luas meliputi
seluruh kekuasaan yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif.
Sedangkan pemerintah dalam arti sempit hanya meliputi cabang kekuasaan eksekutif saja ( W.
Riawan Tjandra 2009 : 197). Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menjelaskan bahwa yang dimaksud pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia Tahun 1945 dalam
penjelasannya di Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah daerah berwenang untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

4
pembantuan. Pemerintah daerah meliputi Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Berkaitan dengan hal itu peran pemerintah
daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka
melaksanakan otonomi daerah sebagai suatu hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pemberian otonomi seluas-luasnya kepada daerah diarahkan untuk mempercepat


terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi seluas-luasnya daerah diharapkan mampu
meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan
pemerintah dan antarpemerintah daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.

Sebagaimana telah disebut di atas Undang-undang Dasar 1945 merupakan landasan yang
kuat untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Pasal 18 Undang-Undang Dasar Tahun 1945
menyebutkan adanya pembagian pengelolaan pemerintahan pusat dan daerah. Pemberlakuan
sistem otonomi daerah merupakan amanat yang diberikan oleh Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Kedua Tahun 2000 untuk dilaksanakan berdasarkan
undang-undang yang dibentuk khusus untuk mengatur pemerintahan daerah.

Undang-Undang Dasar 1945 pasca-amandemen itu mengatur mengenai pemerintahan


daerah dalam Bab VI, yaitu Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B. Sistem otonomi daerah sendiri
tertulis secara umum dalam Pasal 18 untuk diatur lebih lanjut oleh undang-undang. Pasal 18 ayat
(2) menyebutkan, Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Selanjutnya, pada pasal 18 ayat (5) tertulis, Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat. Pasal 18 ayat (6) menyatakan, Pemerintahan daerah berhak menetapkan
peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.

5
Sesuai dengan dasar hukum yang melandasi otonomi daerah, pemerintah daerah boleh
menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Maksudnya, pelaksanaan kepemerintahan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah masih berpatokan pada undang-undang pemerintahan pusat.
Siswanto Sunarno (2009:8) berpendapat bahwa konsep pemikiran tentang otonomi daerah
mengandung pemaknaan terhadap eksistensi otonomi tersebut terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah, pemikiran pemikiran tersebut antara lain :

Pemikiran pertama, bahwa prinsip otonomi daerah dengan menggunakan prinsip otonomi seluas
luasnya. Arti seluas-luasnya ini mengandung makna bahwa daerah diberikan kewenangan
membuat kebijakan daerah, untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Pemikiran
kedua, bahwa prinsip otonomi daerah dengan menggunakan prinsip otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab.

Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintahan
dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewjiban yang senyatanya telah ada, serta
berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
Dengan demikian, isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah
lainnya. Adapun otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi,
yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Seiring dengan prinsip di atas, dan tujuan serta cita-cita yang terkandung dalam undang-
undang yang terkait penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh
dalam masyarakat. Di samping itu, penyelenggaraan otonomi daerah juga harus menjamin
keserasian hubungan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Artinya, mampu
membangun kerja sama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah
ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus
mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah. Artinya, harus mampu

6
memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan tegaknya Negara Kesatua Republik
Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan negara

B AB III

PEMBAHASAN

7
PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA

2.1. Pembagian Wilayah

Negara kesatuan republik indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas daerah kabupaten kota . daerah provinsi dan kabupaten/ kota mempunyai pemerintah
daerah daerah provinsi merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja bagi
gubenur sebagai wakil pemerintah pusat dan wilayah kerja bagi gubenur dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah provinsi. Daerah
kabupaten/kota merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja bagi bupati/wali
kota dalam menyelenggarakan urusan pemerintah umum di wilayah daerah kabupaten/ kota.1

Pembentukan daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota ditetapkan dengan
undang-undang. Pembentukan daerah dapar berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian
daerah yang bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih.
Daerah dapat dihapus dan di gabung dengan daerah lain apabila daerah yang bersangkutan tidak
mampu menyelenggarakan otonomi daerah. Penghapusan dan penggabungan daerah beserta
akibatnya ditetapkan dengan undang-undang untuk menyelenggarakan fungsi pemerintah
tertentu yang bersifat khusus bagi kepe ntingan nasional, pemerintah dapat menetapkan
khawasan khusun dan wilayah provinsi dan atau kabupaten/ kota.

Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah.
Kepala daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota
adalah wali kota. Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi
disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali
kota. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan.
Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan Keterangan pertanggung
jawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada masyarakat.

2.2. Pembagian Urusan Pemerintah

1 Sari adnyani, ketut.2016. penyelenggaraan pemerintah daerah di indonesia. Yogyakarta.

8
Bentuk pemerintahan di indonesia adalah republik yang terdiri dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Untuk menjalankan pemerintahan di daerah dibentuklah daerah-daerah
otonom yang bertugas sebagai penyelenggara pemerintahan di daerah. Diharapkan dengan
dukungan pemerintah ditingat daerah, tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahtraan bagi seluruh
rakyat indonesuia dapat terwujud.2

Penyelenggraan pemerintah didaerah dapat dilaksanakan melalui asas-asas pemerintah


daerah yang terdiri dari asas desentralisasi, asas dekonsentralisasi dan asas tigas pembantuan.
Ketiga asas ini diharapkan dapat mempunyai segala tindak tanduk pemerintah daerah dalam
menjalankan tugasnya untuk mensejahtraakan rakyat didaerahnya pada khususnya dan pada
rakyat indonesia pada umumnya.

Penegertian daerah otonom menurut pasal 1(6) Udang-Udang Nomor. 32 tahun 2004
adalah daerah otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakatsetempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem kesatuan negara republik indonesia.

Dengan demikian bahwa daerah diberikan kewenangan untuk mengurus rumah


tangganya secara luas, tetapi tetap dalam naungan negara kesatuan republik indonesia, sehingga
dalm menjalankan tugas untuk menyelenggarakan pemerintah daerah untuk mengingat dan
menghormati negara kesatuan republik indonesia. Untuk itu fungsi pengawasan pemerintah pusat
diperlukan, agar kesatuan republik indonesia tetap utuh.

Hubungan peerintah pusat dan pemerintah daerah dikemukakan dalam pasal 18 UUD
1945yang kemudian pasal ini di amandemen oleh MPR pada tanggal 18 Agustus tahun 2000
amandemen kedua UUD 1945 ini dimulai dengan perubahan pasal 18 UUD 1945,pada
perubahan ini pembagian daerah di indonesia lebih diperjelas. Pada pasal 18 (1) UUD 1945
disebutkan bahwa : negara kesatuan republik indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas daerah kabupaten dan kot, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan undang-undang. Adapun hubungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdapat didalamketentuan pasal 18A, dimana dalam

2 Anggriani, jum. 2012. Hukum Aministrasi Negara. Yogyakarta. Graha ilmu.

9
ayat (1) disebutkan bahwa : hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang
dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.3

Ketentuan tentang hubungan pusat dan daerah terdapat pula didalam pasal 2 undang-undang
Nomor, 32 Tahun 2004, adapun isi dari pasal tersebut adalah :

1) Negara kesatuan republik indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi dibagi atas kabupaten da kota yang masing- masing mempunyai pemerintah
daerah.

Daerah adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di indonesia. Tapi
sering kali, selalu ada masalah antara pusat dan daerah, salah satynya dalam hal pembagian
urusan pemerintahan antara pusat dan daerah. Ketika kita membahas urusan pemerintah pusat
dan daerah, peraturan yang bisa menjadi pegangan bagi kita adalah undang-undang nomor 23
tahun 2014 tentang pemeritahan daerah. Undang- undang yang disahkan di ahkhir pemerintahan
susilo bambang yodhoyono4.

Urusan pemerintah menurut undang-undang ini terbagi menjadi tiga bagian,pertama urusam
pemerintah absolut, yang kedua urusan pemerintah konkuren dan yang ketiga urusan pemerintah
umum. Ketiga urusan diatas dibagi menjadi urusan yang menjadi domain pusat dan daerah. Asas
yang digunakan pembagian urusan pemerintah terdiri dari asas desentralisasi, asas
dekonsentralisasi dan asas tugas pembantuan:

1) Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pusat ke daerah, dan domain dari
desentralisasi sangat berkaitan dengan penyerahan kekuasaan dari sebelumnya milik pusat
menjadi milik daerah. Pengertian desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah didasarkan pada :dilihat dari sudut politik,

3 Wikipedia. Pemerintahan Daerah di Indonesia. (Online),


(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia diakses tanggal 27 Maret 2013)
4 . Carapedia, sistem pemerintahan daerah (Online),
(http://carapedia.com/sistem_pemerintahan_daerah_info2340.html diakses tanggal 18 mei 2017 pukul 16: 12.

10
desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja
yang apda akhirnya dapat menimbulkan tirani. Penyelenggaraan desentralisasi dianggap
sebagai pendemokrasian, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih
diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi dari sudut teknis organisatoris pemerintahan,
desentralisasi adalah untuk mencapai suatu pemerintahan yang efesien.5

Bentuk desentralisasi dibagi menjadi empat, yaitu :

1. Dekonsentrasi: Desentralisasi dekosentrasi pada prinsipnya merupakan bentuk


desentralisasi nir ekstensif (kurang luas) lebih kepada pergeseran beban kerja
dari kantor-kantor pusat departemen pemerintah kepada pejabat staff yang berkantor
di luar ibukota negara. Terbuka kemungkinan tidak diberinya wewenangan
memutuskan bagaimana fungsi-fungsi yang diemban atau dibebankan
kepadanya seharusnya dilaksanakan. Namun juga dimungkinkan pelaksanaan
dekosentrasi secara lebih ekstensif melalui pembentukan sistem Field
administration dengan pemberian kebebasan kepada staff atau pejabat setempat
membuat keputusan rutin serta menyuarakan implementasi kebijakan sesuai dengan
kondisi lokal. Dalam hal ini sedikit banyak pemerintah pusat masih memberi
kerangka pedoman pelaksanaan.
2. Delegasi: Melimpahkan kewenangan manajerial dan pembuatan keputusan,
khususnya dalam menjalankan fungsi-fungsi publik khusus atau tertentu pada
organisasi-organisasi tertentu yang hanya dikontrol secara tidak langsung oleh
departemen pusat. Tidak jarang, dalam menjalankan fungsi-fungsi yang dibebankan
kepadanya ternyata organisasi mempunyai tingkatan yang lebih independen. Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
merupakan contoh desentralisasi pada tingkatan delegasi. Dalam praktek sistem
pemerintahan seringkali dikenal sebagai tugas pembantuan atau Medebewind,
dimana pemerintah pusat membuat kebijakan dan menyediakan anggarannya.
Untuk pelaksanaan kegiatan diserahkan sepenuhnya kepada aparat dan staff
pemerintah daerah mempertanggungjawabkan keberhasilannya kepada

5 Junaidi, Wawan. 2012. Pengertian Desentralisasi. (Online),


(http://wawanjunaidi.blogspot.com/2012/03/pengertian-desentralisasi.html diakses tanggal 20 mei 2017 pukul 15:
34)

11
pemerintah pusat dan mendelegasikan kekuasaan pelaksanaan program tersebut
kepada daerah.
3. Devolusi: Devolusi merupakan bentuk desentralisasi tertinggi, desentralisasi paling
extensif. Prinsip-prinsipnya meliputi: pemberian otonomi penuh dan kebebasan
tertentu pada pemerintah daerah, serta kontrol yang relatif kecil dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah; pemerintah daerah memiliki
wilayah yang kewenangan hukumnya jelas dan berhak menjalankan segala
kewenangan guna melaksanakan fungsi-fungsi publik dan pemerintah; pemerintah
daerah diharuskan memberikan kekuasaan yang cukup untuk menggali sumber-
sumber yang diperlukan untuk dapat menjalankan semua fungsi-fungsinya baik
dalam pelayanan publik dan pemerintahan atau politik; pemerintah daerah sebagai
institusi yang dikembangkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan
menyediakan pelayanan optimal dapat bermanfaat, serta sebagai satuan
pemerintahan yang masyarakatnya mempunyai hak untuk mempengaruhi
keputusan-keputusannya. Namun sayangnya bentuk desentralisasi devolusi ini
jarang dipraktekkan di Indonesia, juga di negara-negara berkembang.
4. Transfer fungsi/penyerahan pemerintahan kepada Nongovernment Institution :
Desentralisasi bentuk ini diberikan melalui perencanaan dan tanggungjawab
administratif, fungsi-fungis publik dari pemerintah ke pada tenaga sukarela
(voluntary), swasta, lembaga-lembaga non pemerintah. Dalam kasus tertentu
pemerintah melakukan transfer perencanaan dan tanggungjawab administratif
kepada organisasi di luar pemerintah secara paralel. Misalkan kepada industri
nasional dan asosiasi perdagangan, organisasi profesional atau organisasi gerejawi,
partai-partai politik, koperasi-koperasi. Hak yang diberikan dapat berupa ijin,
peraturan, pengawasan anggota mereka di dalam melakukan fungsi-fungsi yang
sebelumnya dikontrol oleh pemerintah. Dalam kasus lain pemerintah dapat merubah
tanggungjawab menghasilkan barang-barang atau suplai pelayanan ke organisasi-
organisasi private.
2) Asas dekonsentralisasi adalah pelimpahan sebagai urusan pemerintah yang menjadi yang
menjadi kewenangan pemeritah pusat kepada gubenur sebagai wakil pemerintah pusat,
kepala intasi vertikal di wilayah tertentu, atau kepala gubenur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum. Pengertian dekonsentrasi adalah

12
pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Oleh karena itu, di
daerah terdapat suatu wilayah yang merupakan wilayah kerja pejabat yang menerima
sebagian wewenang dari pejabat pusat. Wilayah kerja pejabat untuk pejabat pusat yang
berada di daerah tersebut disebut wilayah administrasi. Wilayah administrasi terbentuk
akibat diterapkannya asas dekonsentrasi. Pejabat pusat akan membuat kantor-kantor
beserta kelengkapannya di wilayah administrasi yang merupakan cabang dari kantor
pusat. Kantor-kantor cabang yang berada diwilayah administrasi inilah yang disebut
dengan instansi vertikal. Disebut vertikal karena berada di bawah kontrol langsung kantor
pusat.
3) Sedangkan asas tugas pembantu adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah ototom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah provinsi kepada
daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang ,menjadi
kewenangan daerah provinsi. Tujuan diberikannya Tugas Pembantuan adalah karena
untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pembangunan serta
pelayanan umum kepada masyarakat. Tujuan lainnya adalah untuk memperlancar
pelaksanaan tugas dan penyelesaian permasalahan serta membantu mengembangkan
pembangunan daerah dan desa sesuai dengan potensi dan karakteristiknya. dasar
pertimbangan pelaksanaan asas tugas pembantuan antara lain karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dan atau pemerintah daerah, sifat sesuatu urusan yang sulit
dilaksanakan dengan baik tanpa mengikutsertakan pemerintah daerah.dan perkembangan
serta kebutuhan masyarakat, sehingga sesuatu urusan pemerintahan akan lebih berdaya
guna dan berhasil guna apabila ditugaskan kepada pemerintah daerah.
1. Dampak Desentralisasi

Dari segi ekonomi, banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem desentralisasi.
Diantaranya adalah dimana pemerintahan daerah akan mudah untuk mengelola sumber daya
alam yang dimilikinya, dengan demikian apabila sumber daya alam yang dimiliki telah dikelola
secara maksimal maka pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat akan meningkat. Tetapi,

13
penerapan sistem ini membuka peluang yang sebesar-besarnya bagi pejabat daerah (pejabat yang
tidak benar) untuk melalukan praktek KKN. 6

Dari segi sosial budaya, desentralisasi akan memperkuat ikatan sosial budaya pada suatu
daerah. Karena dengan diterapkannya sistem desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan
mudah untuk mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut. Bahkan
kebudayaan tersebut dapat dikembangkan dan di perkenalkan kepada daerah lain. Yang nantinya
merupakan salah satu potensi daerah tersebut.Sedangkan dampak negatif dari desentralisasi pada
segi sosial budaya adalah masing- masing daerah berlomba-lomba untuk menonjolkan
kebudayaannya masing-masing. Sehingga, secara tidak langsung ikut melunturkan kesatuan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia itu sendiri.

Sedangkan dari segi Keamanan dan Politik,diadakannya desentralisasi merupakan suatu


upaya untuk mempertahankan kesatuan Negara Indonesia. Karena dengan diterapkannya
kebijaksanaan ini akan bisa meredam daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dengan NKRI,
(daerah-daerah yang merasa kurang puas dengan sistem atau apa saja yang menyangkut NKRI).
Tetapi disatu sisi desentralisasi berpotensi menyulut konflik antar daerah.

Dibidang politik, dampak positif yang didapat melalui desentralisasi adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur
tangan dari pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah lebih aktif dalam
mengelola daerahnya. Tetapi, dampak negatif yang terlihat dari sistem ini adalah euforia yang
berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan
kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi
karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.

2. Pembagian Kekuasaan antara pemerintah Pusat dan Daerah Menurut UU Nomor. 22


tahun 1999.

Pembagian kekuasaan antara Pusat dan daerah dilakukan berdasarkan prinsip negara
kesatuan tetapi dengan semangat federalisme. Jenis kekuasaan yang ditangani Pusat hampir sama
dengan yang ditangani oleh Pemerintah di negara federal, yaitu hubungan luar negeri, pertahanan

6 Mega Cries. 2011. Dampak Desentralisasi. (Online), (http://megacries.blogspot.com/2012/08/dampak-


desentralisasi.html diakses tanggal 18 mei 2017 pukul 12 : 00 )

14
dan keamanan, peradilan, moneter, dan agama, serta berbagai jenis urusan yang memang lebih
efisien ditangani secara sentral oleh pemerintah pusat, seperti kebijakan makro ekonomi,
standarisasi nasional, administrasi pemerintahan, badan usaha milik negara, dan pengembangan
sumberdaya manusia. Semua jenis kekuasaan yang ditangani pemerintah pusat disebutkan secara
spesifik dalam UU tersebut.7

Selain itu, otonomi daerah yang diserahkan itu bersifat luas, nyata dan bertanggungjawab.
Disebut luas karena kewenangan sisa justru berada pada pemerintah pusat (seperti pada negara
federal); disebut nyata karena kewenangan yang diselenggarakan itu menyangkut yang
diperlukan, tumbuh dan hidup, dan berkembang di daerah; dan disebut bertanggungjawab karena
kewenangan yang diserahkan itu harus diselenggarakan demi pencapaian tujuan otonomi daerah,
yaitu peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan
kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara
Pusat dan daerah dan antar daerah. Disamping itu otonomi seluas-luasnya (keleluasaan otonomi)
juga mencakup kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraannya melalui
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Kewenangan yang
diserahkan kepada daerah otonom dalam rangka desentralisasi harus pula disertai penyerahan
dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia.

Karena disamping daerah otonom propinsi juga merupakan daerah administratif, maka
kewenangan yang ditangani propinsi/gubernur akan mencakup kewenangan dalam rangka
desentralisasi dan dekonsentrasi. Kewenangan yang diserahkan kepada Daerah Otonom Propinsi
dalam rangka desentralisasi mencakup:

a. Kewenangan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, seperti kewenangan dalam bidang
pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan, dan perkebunan;
b. Kewenangan pemerintahan lainnya, yaitu perencanaan dan pengendalian pembangunan
regional secara makro, pelatihan bidang alokasi sumberdaya manusia potensial, penelitian
yang mencakup wilayah Propinsi, pengelolaan pelabuhan regional, pengendalian

7 PKBM Cibanggala. 2011. Mengenal Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia. (online),


(http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2011/06/mengenal-sistem-pemerintahan-di.html diakses tanggal 19 mei 2017
pukul 13 :15 )

15
lingkungan hidup, promosi dagang dan budaya/pariwisata, penanganan penyakit menular,
dan perencanaan tata ruang propinsi;
c. Kewenangan kelautan yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan
kekayaan laut, pengaturan kepentingan administratif, pengaturan tata ruang, penegakan
hukum, dan bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara, dan
d. Kewenangan yang tidak atau belum dapat ditangani daerah kabupaten dan daerah kota dan
diserahkan kepada propinsi dengan pernyataan dari daerah otonom kabupaten atau kota
tersebut.
Urusan pemerintah berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah terdiri
dari urusan pemerintah absolu, urusan pemerintah kokuren, dan urusan pemerintah umum8.

A. Urusan Pemerintah Absolut


Urusan pemerintah absolut adalah urusan pemerintah yang sepenuhnya menjadi
kewenangan pemerintah pusat. Dalam menyelenggarakan pe rintah absolut , pemerintah
pusat dapat melaksanakan sendiri atau melimpahkan kewenangan pada instansi vertikal
yang ada di daerah atau gubenur sebagai wakil pemerintah pusat berdasarkan asas
demokrasi. instansi vertical sendiri adalah perangkat kementrian dan ataulembaga
pemerintahan nonkementrian yang mengurus urusan pemerintah yang tidak diserahkan
kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka dekonsentralisasi, contoh
instansi vertical di daerah adalah satuan kerja perangkat daerah SKPD, seperti dinas dan
badan daerah. Urusan pemerintah absolut meliputi :

1. Politik luar negeri


Politik luar negeri adalah arah kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungan
dengan negara lain dengan tujuan untuk kepentingan nasional negara tersebut
dalam lingkup nasional.9
2. Pertahanan
Pertahanan disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.
3. Yustisi

8 Sari adnyani, ketut.2016. penyelenggaraan pemerintah daerah di indonesia. Yogyakarta


9 http://lenterakecil.com/pengertian-politik-luar-negeri/ diakses pada tanggal 18 mei 2017 pukul 16;25

16
Yustisi adalah suatu upaya penegakan hukun yang dilakukan oleh para penegak
hukum dengan menggunakan sistem peradilan ditempat.10
4. Moneter dan fiskal nasional dan,
Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi
makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan
jumlah uang yang beredar dalam perekonomian.sedangkan kebijakan piskal
adalah kebujakan eonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian
untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
5. Agama
Agama pada lazimnya bermakna kepercayaan kepada Tuhan, atau sesuatu kuasa
yang ghaib dan sakti seperti Dewa, dan juga amalan dan institusi yang berkait
dengan kepercayaan tersebut. Agama dan kepercayaan merupakan dua pekara
yang sangat berkaitan. Tetapi Agama mempunyai makna yang lebih luas, yakni
merujuk kepada satu sistem kepercayaan yang kohensif, dan kepercayaan ini
adalah mengenai aspek ketuhanan.

B. Urusan Pemerintah Konkuren

Urusan Pemerintah Konkuren adalah urusan pemerintah yang dibagi antara pemerintah pusat
dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/ kota dan menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah
serta didasarkan pada prinsi akuntabilitas, efisiensi dan eksternalitas serta kepentingan strategis
nasional. Urusan pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri atas urusan
pemerintah wajib dan urusan pemerintah pilihan.

C. Urusan Pemerintah Wajib

Urusan pemerintah wajib terdiri atas urusan pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan
dasar dan urusan pemerintah yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemeritah
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi :

1. Pendidikan
2. Kesehatan

10 http://www.satpolpp.baliprov.go.id/id/Skema-Alur-Penegakan-Perda--Non-Yustisi-dan-Yustisi-2 diakses pada


tanggal 18 mei 2017 pukul 15:20

17
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang
4. Perumahan rakyat d an kawasan perumahan
5. Ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat
6. Sosial

Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi :

1. Tenaga kerja
2. Pemerdayaan perempua dan perlindungan anak
3. Pangan
4. Pertahanan
5. Lingkungan hidup
6. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
7. Pemberdayaan masyarakat dan desa
8. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana
9. Perlindungan
10. Komunikasi dan informatika
11. Koprasi, usaha kecil dan menengah
12. Penanaman modal
13. Kepemudaan dan olahraga
14. Stattistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan dan kearsipan
D. Urusan Pemerintah Pilihan

Urusan pemerintah pilihan meliputi

1. Kelautan dan perikanan


2. Pariwisata
3. Pertanian
4. Kehutanan
5. Enenrgi dan sumber daya mineral
6. Perdagangann
7. Perindustrian dan
8. Transmigasi
9. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutananan, kelautan serta energi dan
sumber daya mineral dibagi antara pemeritah pusat dan pemeintah daerah.
10. Urusan pemerintah bidang kehutanan yang berkaitan dengan pengelolaan taman hutan
raya kabupaten/ kota menjadi kewenangan daerah kabupaten/ kota.Urusan pemerintah
bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan pengelolaan minyak dan
gas bumi menjadi kewenangan pemerintah pussat.

18
11. Urusan pemerintah bidang energi dan sumber daya mineral yang berkaitan dengan
pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah kabupaten/ kota menjadi kewenangan
daerah kabupaten/ kota.
E. Urusan Pemerintah Umum

Urusan Pemerintah Umum adalah urusan pemerintah yang menjad i kewenangan presiden
sebagai kepala pemerintahan. Urusan perintahan umum dilaksanakan oleh gubenur dan
bupati/wali kota diwilayah kerja masing-masig dibantu oleh instansi vertikal. Dalam
melaksanakan urusan pemerintahan umm , gubenur bertanggung jawab kepada presiden melalui
mentri dan bupati/ wali kota bertanggung jawab kepada menteri melalui gubenur sebagai wakil
pemerintah pusat. Urusan pemerintah umum meliputi :

1. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dalam rangka memantapka


pengamalan pancasila ,pelaksanaan UUD NRI th 1945 pelestarian bheneka tunggal ika
serta pertahanan dan pemeliharaan keutuhan negara kesatuan RI.
2. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku , umat beragama, ras,dan golongan
lainnya guna mewujudkan stanbilitas keamanan lokal, regional, dan nasional.
4. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintah yang ada di wilayah daerah
provinsi dan daerah kabupaten/ kota untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul
dengan memperhatiakan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan,potensi serta keanekaragaman sesuai demgan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
6. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila,dan
7. Pelaksanaan semua urusan pemerintah yang bukan merupakan kewenangan daerah dan
tidak dilaksanakan oleh instansi vertikal.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah telah ditetapkan untuk
menganti UU 32 Tahun 2004 yang tidak sesuai lagi dngan perkembangan keaadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan pemerintah daerah. Berdasarkan UU Nomor 23
Tahun 2014 klasifikasi urusan pemeritah terdiri ari tiga urusan yakni urusan pemerintah absolut,
urusan pemerintah konkuren, urusan pemerintah umum.

Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintah yang dibagi antara pemerintah pusat dan
daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota dibagi menjadi urusan pemerintah wajib dan urusan
19
pemerintah pilihan. Urusan pemerintah wajib adalah urusan pemerintah yang wajib
diselenggarakan oleh semua daerah. Sedangkan urusan pemerintah pilihan adalah urusan
pemerintah yang wajib diselenggarakan oleh daerah sesuai potensi yang dmiliki oleh daerah.

Urusan Pemerintah Wajib

Urusan pemerinah wajib yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah terbagi menjadi
urusan pemerintah yng berkaitan dengan pelayanan daerah dan urusan pemerintah yang tidak
berkaitan dengan pelayanan daerah. Berikut kreteria-kreteria urusan pemerintah pusat, daerah
provinsi dan daerah kabupaten/ kota.

Kreteria urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerinytah pusat adalah :

1) Urusan pemerintah yang lokasinya litas daerah provinsi atau lintas negara.
2) Urusan pemerintah yang penggunaannya lintas daerah provinsi atau lintas negara.
3) Urusan pemerintah yang maanfaat atau dampak negatifnya lintas provinsi ataulintas
negara.
4) Urusan pemerintah yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan
oleh pemerintah pusat, dan atau
5) Urusan pemerintah yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.

Kreteria urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi adalah :

1) Urusan pemerintah yang lokasinya litas daerah kabupaten/ kota.


2) Urusan pemerintah yang penggunaannya lintas daerah kabupaten/ kota.
3) Urusan pemerintah yang maanfaat atau dampak negatifnya lintas daerah kabupaten/ kota
dan atau
4) Urusan pemerintah yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan
oleh daerah provinsi.

Kreteria urusan pemerintah yag menjadi kewenangan pemerintah daerah kaupaten/ kota adalah :

1) Urusan pemerintah yang lokasinya dalam daerah kabupaten/ kota.


2) Urusan pemerintah yang penggunaannya dalam daerah kabupaten/ kota.

20
3) Urusan pemerintah yang maanfaat atau dampak negatifnya lintas daerah kabupaten/ kota
dan atau
4) Urusan pemerintah yang maanfaat atau dampak negatifnya hanya dalam daerah
kabupaten/ kota dan atau
5) Urusan pemerintah yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan
oleh daerah kabupaten/ kota
3. Pengawasan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

Pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah merupakan suatu kesatuan yang
harus ada dalam negara kesatuan. Pengawasan pemerintah pusat kepada daerah dimaksudka agar
pemerintah darah dapat melaksanakan kewajibannya menyelenggarakan pemerintahan daerah
dengan sebaik-baiknya, sehingga kepentingan negara dan rakyat di daerah dapat terjamin.11

Fungsi pengawasan sebagai pembatasan terhadap kekuasaan, karenanya pengawasan sangaat


penting untuk mengontrol kerja pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerinthan daerah
agar tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Pemerintah pusat mempunyai hak untuk
mengawasi menyelenggarakan pemerintahan daerah. Hak pengawasan ini merupakan hak plaset
(placet), yaitu hak yang diberikan pada atasan untuk mengawasi kerja bawahannya. Alat-alat
yang dapat dipakai oleh badan yang lebih tinggi dalam memberikan pengarahan kepada badan
yang lebih rendah :12

1) Dinas-dinas pemerintahan yang di dekonsentrasikan yaitu : dinas-dinas jabatan dari


pemerintah pusat yang tersebar diseluruh negeri yang mengadakan kontrol, memberikan
nasehat kepda badan-badan pemerintahan yang lebih rendah.
2) Keuangan, dalam hal keuangan kadangkala badan-badan pemerintahan yang lebih rendah
terikat pada badan yang lebih tinggi. Contoh: untuk pemasukan daerah, daerah terikat pada
pemerintah pusat sehingga pusat dapat mempengaruhi kebijakan daerah melalui segala
macam ketentuan dan syarat.
3) Perencanaan, badan-badan yang lebih rendah harus membuat rencana yang merugikan
tujuan-tujuan kebijaksanaan mereka, menguraikan kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan dan sarana-sarana yang dibutuhkan.rencana itu dapat dijadikan pengangan
oleh badan-badan yang lebih tinggi untuk mengawasi dan memberikan dana.

11 Jum Anggriani. 2001. Pegawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Tesis. Unpad. Bandung.
12 Jum Anggriani. 2012. Hukum Aministrasi Negara. Yogyakarta. Graha ilmu.

21
4) Penganggkatan untuk kepentingan pemerintah pusat, pengangkatan pejabat negara untuk
menduduki posisi tertentu di daerah. Hal ini sebagai pengaruh dari pemerintah pusat
terhadap kebijakan-kebijakan di daerah.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
o Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan
DPRD menurut asas desentralisasi dan unsur penyelenggara pemerintah daerah adalah
Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah.
o Untuk menyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, maka terdapat asas-asas
pemerintahan daerah yang terbagi menjadi tiga, Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan
o Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Dan Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa,
dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Tujuan umum dari
desentralisasi adalah mencegah pemusatan keuangan, sebagai usaha pendemokrasian
Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan penyusunan program-program untuk perbaikan sosial
ekonomi pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
o Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala
daerah untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota
adalah wali kota.
o Pengawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah merupakan suatu kesatuan
yang harus ada dalam negara kesatuan. Pengawasan pemerintah pusat kepada daerah
dimaksudka agar pemerintah darah dapat melaksanakan kewajibannya menyelenggarakan
pemerintahan daerah dengan sebaik-baiknya

4.2. Saran

22
Desentralisasi dan Otonomi daerah merupakan implementasi dalam sistem
pemerintahan daerah di Indonesia. Jika desentralisasi dan otonomi daerah bisa terlaksana dengan
baik, akan menghasilkan suatu good governance. Dalam rangka membangun Good Governance
di daerah, paling tidak ada beberapa prinsip dasar yang harus diterapkan oleh penyelenggara
pemerintahan daerah, yaitu : prinsip kepastian hukum, transparansi, profesionalisme,
akuntabilitas dan partisipasi yang harus dilakukan.

Saran bagi aparatur pemerintah khususnya sebagai pemegang kendali pemerintahan


sebaiknya selalu melihat ke bawah, agar mampu menggali keunikan dan potensi dari
daerahnya.Bagi masyarakat sebagai obyek dan sekaligus subyek dari pembangunan seharusnya
ikut berpartisipasi lebih aktif lagi untuk memajukan daerahnya sendiri. Yang terakhir adalah bagi
pembaca pada umumnya, wacana dan informasi tentang isu isu pembangunan yang dengan
begitu mudah diakses, sebaiknya dijadikan acuan agar dapat ikut aktif dalam program
pemabangunan di mana pun Anda berada.

23
DAFTAR PUSTAKA

Sari adnyani, ketut.2016. penyelenggaraan pemerintah daerah di indonesia. Yogyakarta


Anggriani, jum. 2012. Hukum Aministrasi Negara. Yogyakarta. Graha ilmu.
Carapedia, sistem pemerintahan daerah (Online),

(http://carapedia.com/sistem_pemerintahan_daerah_info2340.html diakses tanggal 18


mei 2017 pukul 16: 12.

Junaidi, Wawan. 2012. Pengertian Desentralisasi. (Online),

(http://wawanjunaidi.blogspot.com/2012/03/pengertian-desentralisasi.html diakses
tanggal 20 mei 2017 pukul 15: 34)
PKBM Cibanggala. 2011. Mengenal Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia. (online),

(http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2011/06/mengenal-sistem-pemerintahan-di.html
diakses tanggal 19 mei 2017 pukul 13 :15 )

Jum Anggriani. 2001. Pegawasan pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah. Tesis. Unpad.
Bandung.

Wikipedia. Pemerintahan Daerah di Indonesia. (Online),

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia diakses tanggal 18 mei


2017 pukul 15:00)

Mega Cries. 2011. Dampak Desentralisasi. (Online),


(http://megacries.blogspot.com/2012/08/dampak-desentralisasi.html diakses tanggal 18 mei 2017
pukul 12 : 00 )
http://www.satpolpp.baliprov.go.id/id/Skema-Alur-Penegakan-Perda--Non-Yustisi-dan-Yustisi-2
diakses pada tanggal 18 mei 2017 pukul 15:20
http://lenterakecil.com/pengertian-politik-luar-negeri/ diakses pada tanggal 18 mei 2017 pukul
16;25

24
25

Anda mungkin juga menyukai