PENASEHAT HUKUM
JARWO ABDURRAHMAN
DIAJUKAN OLEH :
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang terhormat,
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang saya hormati,
Sdr.Panitera yang saya hormati,
Hadirin yang juga saya hormati,
Puji syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izinnya proses
persidangan perkara dugaan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam dakwaan
Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atas nama terdakwa
JARWO ABDURRAHMAN telah berjalan hingga hari ini Senin, 21 Desember 2020, saya
selaku Penasehat Hukum Terdakwa diberi kesempatan untuk mengajukan Nota Pembelaan
(PLEDOI).
Dalam rangka secara bersama-sama menjalankan komitmen untuk terus berupaya untuk
menegakkan hukum dan keadilan di Negara Republik Indonesia ini agar tercapainya tertib
hukum dan tertib sosial yang berkeadilan dengan tetap menjunjung tinggi pengakuan dan
perlindungan akan hak-hak asasi manusia. Bahwa, keadilan adalah bagian terpenting dalam
sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tercipta melalui
penegakan hukum (law enforcement) yang baik dan benar.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ketua Majelis Hakim dan Hakim-Hakim
Anggota yang kami Muliakan, Penuntut Umum serta Panitera Pengganti atas kesungguhan
dalam memeriksa perkara ini secara fair trial, tanpa memihak dengan menjunjung tinggi
presumption of innocence (asas praduga tak bersalah). Berdasarkan Pasal 182 ayat (1) butir b
KUHAP, Terdakwa dan pembelanya berhak mengajukan pembelaan. Oleh karenanya kami
mengharapkan Majelis Hakim yang Mulia tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip
penegakan keadilan dalam menjatuhkan putusan dalam perkara ini.
Dalam proses peradilan ini mari merenungkan kembali secara mendalam serta memahami
makna idiil yang terkandung dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang menegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum
(rechtsstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat). Sebagai konsekuensi
atas prinsip bahwa Indonesia adalah negara hukum, maka hendaknya segala tindakan baik
yang dilakukan pejabat negara, aparatur pemerintah, lembaga peradilan, kejaksaan,
kepolisian maupun segenap komponen Bangsa Indonesia senantiasa harus didasarkan pada
ketentuan hukum yang berlaku agar tercipta ketertiban, kepastian, keadilan, dan kemanfaatan.
Prinsip negara hukum menghendaki adanya perlakuan yang sama dimuka hukum terhadap
siapapun tanpa terkecuali (every man equality before the law) yang termaktub dalam Pasal 27
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,
prinsip dari negara hukum menolak adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum
terhadap siapapun. Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang
Advokat, seorang advokat berhak dan berkewajiban untuk memberikan pembelaan bagi
setiap orang ketika bermasalah dengan hukum tanpa memandang latar belakang individu, ras,
etnis, keyakinan politik, strata sosial, ekonomi dan gender. Prinsip negara hukum juga sangat
menjunjung tinggi, mengakui, dan menghargai hak asasi manusia dan warga negara serta
menolak segala bentuk tindakan kesewenang-wenangan maupun penyalahgunaan yang telah
diamanatkan kepadanya.
Menurut Prof. Soedarto terdapat empat pilar dalam penegakan hukum, yakni “keadilan”,
“kepastian hukum”, “kemanfaatan”, dan “cinta kasih”. Bahwa menurut Prof. Soedarto dalam
sistem penegakan hukum di Indonesia ini kurang adanya cinta kasih dalam pelaksanaannya.
Benar adanya hukum diperlukan agar terciptanya kepastian dan keadilan hukum dalam
masyarakat akan tetapi apabila hukum dilepaskan dari cinta kasih dalam pelaksanaanya maka
kita mendekati chaos dan tirani.
Terciptanya “Kepastian Hukum” dan Keadilan” dalam proses peradilan, khususnya dalam
peradilan pidana, sangat mengedepankan prinsip “praduga tak bersalah” (presumption of
innocence), yakni seseorang dianggap tidak bersalah sebelum ia dinyatakan terbukti bersalah
melalui putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewijzde).
Hakim dalam kaitannya dengan penegakan hukum mempunyai dua hal yang sangat berkaitan
dan tak dapat dipisahkan yakni “hukum dan keadilan”. Sebagaimana dikatakan oleh Roscoe
Pound bahwa salah satu objek filsafat hukum adalah: “The application of law”. Lewat
penemuan hukum, hakim dituntut untuk melakukan penafsiran terhadap realitas dalam
memberikan putusan yang adil berdasarkan kebenaran dan mewujudkan rasa keadilan itu
sendiri dengan menggunakan hati nurani. Hati nurani ini penting sebagai faktor yang dapat
mencegah dan menjaga penemuan hukum yang harus ditingkatkan dan diasah terus sehingga
mampu menerima hidayah dari Tuhan.
Kembali pada konsep keadilan, dimana pada dasarnya manusia itu menghendaki
terbentuknya suatu keadilan. Kejujuran dalam menilai fakta yang terungkap dalam
persidangan harus dijunjung tinggi oleh semua pihak tanpa memaksakan kehendak demi
kepentingan pribadi, baik bersifat personal maupun institusional. Seorang Terdakwa haruslah
dibuktikan bahwa ia memang benar melakukan kesalahan yang nyata dan selanjutnya baru
dijatuhi hukuman atas apa yang telah diperbuat. Tentu saja hal ini menyalahi hak-hak asasi
manusia khususnya hak asasi Terdakwa. Dengan demikian,Yang Mulia Majelis Hakim
haruslah bersikap adil dan bijaksana bertindak secara objektif, profesional, dan proporsional
sesuai dengan prinsip kemerdekaan kekuasaan kehakiman (independence of judiciary) dan
proses peradilan tidak dapat diintervensi oleh siapapun maupun pihak manapun. Oleh
karenanya, kami yakin Yang Mulia Majelis Hakim akan memberikan putusan berdasarkan
hukum dan keadilan secara hakiki serta sesuai prinsip religiusitas dengan
mempertanggungjawabkan putusannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dakwaan Tunggal yakni Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
tentang Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
MENUNTUT
Supaya Hakim Pengadilan Tindak Pidana Pengrusakan Barang Milik Orang Lain pada
Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan:
4. Membebankan biaya perkara sebesar Rp 4.500.- (empat ribu lima ratus rupiah)
kepada Negara
A. KETERANGAN SAKSI
1. Saksi Abdullah, Tempat tanggal lahir : Surabaya, 24 Maret 1978,
Kebangsaan : Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : Jalan Pandegiling
Nomor 144, Surabaya, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan: SMA,
dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah
kumpulan peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2
November 2020 sejak pukul 08.30 WIB
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada
PT. Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi tidak sempat mengejar Jarwo Abdurrahman karena harus
mengamankan para peserta unjuk demonstran
2. Saksi Saleh, Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 5 Juni 1983, Jenis Kelamin :
Laki-laki, Kebangsaan : Indonesia, Alamat : Kupang Segunting IV/54,
Agama : Islam, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan : SMA ,di bawah
sumpah pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah
kumpulan peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2
November 2020 sejak pukul 09.30 WIB
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada
PT. Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi tidak sempat mengejar Jarwo Abdurrahman karena harus
mengamankan para peserta unjuk demonstran
4. Saksi Tri Yuwono, Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Juli 1969, Kebangsaan :
Indonesia, Agama: Budha, Tempat tinggal : Jl. Tenggilis Mejoyo IIIB Nomor 16A,
Surabaya, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan : SMP, dibawah sumpah
yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi tidak melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah kumpulan
peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2 November
2020 karena ia berposisi menjaga di resepsionis kantor PT. Jatim Rawa
bersama Ucok Trunojoyo, saudara kembarannya.
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada PT.
Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi berupaya untuk mencegah Jarwo Abdurrahman menendang
kaca riben tersebut namun ia tidak sempat dan ia serentak menahan Jarwo
Abdurrahman ketika kaca tersebut telah pecah
- Bahwa akibat Jarwo Abdurrahman mencoba melepaskan diri dari penahanan
saksi, maka Jarwo Abdurrahman tidak sengaja melepaskan sepatu botnya
5. Saksi Galang Rambu, Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Juli 1978,
Kebangsaan : Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : Jl. Kampung Malang
Tengah III Nomor 12, Surabaya, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan :
SMA, dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi tidak melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah kumpulan
peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2 November
2020 karena ia berposisi menjaga di resepsionis kantor PT. Jatim Rawa
bersama Rachman Trunojoyo, saudara kembarannya.
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada PT.
Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi berupaya untuk mencegah Jarwo Abdurrahman menendang
kaca riben tersebut namun ia tidak sempat karena terpeleset lantai yang licin.
-
B. KETERANGAN TERDAKWA
Terdakwa Jarwo Abdurrahman, Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 8 Desember 1980,
Kebangsaan : Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : Jl. Sinden Indah No. 201A,
Surabaya, Pekerjaan : Guru, Pendidikan : S2, di persidangan pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut
- Bahwa pada akhir Januari 2020, PT. Jatim Rawa melakukan pemadatan tanah
untuk pemasangan bumi sebagai tahap awal dari pembangunan Sarawasti
Apartement yang bertempat di belakang Perumahan Sinar Indah
- Bahwa telah diadakannya mediasi pada Juni 2020 antara warga Perumahan
Sinar Indah bersama PT. Jatim Rawa dengan kesepakatan bahwa PT. Jatim
Rawa wajib membayar atas kerusakan yang diperbuat akibat pembangunan
Saraswati Apartment
VI. PERMOHONAN
Majelis Hakim yang terhormat,
Penuntut Umum yang kami hormati,
Persidangan yang terhormat,
Berdasarkan semua alasan yang telah kami kemukakan diatas, kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa memohon dengan segala hormat kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Surabaya, yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, kiranya berkenan memutus
yang amarnya sebagai berikut :
1) Menerima Nota Pembelaan (Pledoi) Terdakwa Jarwo Abdurrahman secara keseluruhan;
2) Meringankan jumlah sanksi pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa
Demikianlah pledoi ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari ini Senin, 5 April
2021. Semoga menjadi bahan pertimbangan bagi Majelis Hakim yang Terhormat dalam
memutus perkara ini, demi terwujudnya kebenaran materiil, yang menjadi nilai yang kita cari
dan kita junjung seperti kemuliaan tugas bagi kita sebagai penegak hukum, yang kelak akan
kita pertanggungjawabkan di hadapan masyarakat bahkan di hadapan Tuhan. Semoga Allah
menyertai kita semua dan memberikan khidmat dan kebijaksanaannya.
Hormat kami,
KUASA HUKUM TERDAKWA
Gilar Andika Maulana S.H., M.H., LL.M.