Anda di halaman 1dari 12

NOTA PEMBELAAN

PENASEHAT HUKUM

DALAM PERKARA PIDANA


NOMOR : 69/PID.A/2020/PN-SBY

ATAS NAMA TERDAKWA :

JARWO ABDURRAHMAN

Yang di tuntut dalam Dakwaan :


Dakwaan : Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

DIAJUKAN OLEH :

Kuasa Hukum Terdakwa


Gilar Andika Maulana S.H., M.H., LL.M.

DI PENGADILAN NEGERI SURABAYA


SURABAYA
2020
PLEDOI/NOTA PEMBELAAN
DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENGRUSAKAN TERHADAP BARANG
ORANG LAIN
NO. REG. PERKARA : 69/PID.A/2020/PN-SBY
Identitas Terdakwa
Nama : Jarwo Abdurrahman
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 8 Desember 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Jl. Sinden Indah Nomor. 201A, Surabaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru
Pendidikan : S2

Nota Pembelaan Penasehat Hukum


DALAM PERKARA PIDANA
NOMOR : 69/PID.A/2020/PN-SBY

ATAS NAMA TERDAKWA :


JARWO ABDURRAHMAN

Yang di tuntut dalam Dakwaan :


Dakwaan : Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

Di Pengadilan Negeri Surabaya

I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim yang terhormat,
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang saya hormati,
Sdr.Panitera yang saya hormati,
Hadirin yang juga saya hormati,

Puji syukur patut dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas izinnya proses
persidangan perkara dugaan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam dakwaan
Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atas nama terdakwa
JARWO ABDURRAHMAN telah berjalan hingga hari ini Senin, 21 Desember 2020, saya
selaku Penasehat Hukum Terdakwa diberi kesempatan untuk mengajukan Nota Pembelaan
(PLEDOI).
Dalam rangka secara bersama-sama menjalankan komitmen untuk terus berupaya untuk
menegakkan hukum dan keadilan di Negara Republik Indonesia ini agar tercapainya tertib
hukum dan tertib sosial yang berkeadilan dengan tetap menjunjung tinggi pengakuan dan
perlindungan akan hak-hak asasi manusia. Bahwa, keadilan adalah bagian terpenting dalam
sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tercipta melalui
penegakan hukum (law enforcement) yang baik dan benar.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ketua Majelis Hakim dan Hakim-Hakim
Anggota yang kami Muliakan, Penuntut Umum serta Panitera Pengganti atas kesungguhan
dalam memeriksa perkara ini secara fair trial, tanpa memihak dengan menjunjung tinggi
presumption of innocence (asas praduga tak bersalah). Berdasarkan Pasal 182 ayat (1) butir b
KUHAP, Terdakwa dan pembelanya berhak mengajukan pembelaan. Oleh karenanya kami
mengharapkan Majelis Hakim yang Mulia tetap konsisten menerapkan prinsip-prinsip
penegakan keadilan dalam menjatuhkan putusan dalam perkara ini.
Dalam proses peradilan ini mari merenungkan kembali secara mendalam serta memahami
makna idiil yang terkandung dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang menegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum
(rechtsstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka (machtsstaat). Sebagai konsekuensi
atas prinsip bahwa Indonesia adalah negara hukum, maka hendaknya segala tindakan baik
yang dilakukan pejabat negara, aparatur pemerintah, lembaga peradilan, kejaksaan,
kepolisian maupun segenap komponen Bangsa Indonesia senantiasa harus didasarkan pada
ketentuan hukum yang berlaku agar tercipta ketertiban, kepastian, keadilan, dan kemanfaatan.
Prinsip negara hukum menghendaki adanya perlakuan yang sama dimuka hukum terhadap
siapapun tanpa terkecuali (every man equality before the law) yang termaktub dalam Pasal 27
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,
prinsip dari negara hukum menolak adanya diskriminasi dalam proses penegakan hukum
terhadap siapapun. Sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2003 tentang
Advokat, seorang advokat berhak dan berkewajiban untuk memberikan pembelaan bagi
setiap orang ketika bermasalah dengan hukum tanpa memandang latar belakang individu, ras,
etnis, keyakinan politik, strata sosial, ekonomi dan gender. Prinsip negara hukum juga sangat
menjunjung tinggi, mengakui, dan menghargai hak asasi manusia dan warga negara serta
menolak segala bentuk tindakan kesewenang-wenangan maupun penyalahgunaan yang telah
diamanatkan kepadanya.
Menurut Prof. Soedarto terdapat empat pilar dalam penegakan hukum, yakni “keadilan”,
“kepastian hukum”, “kemanfaatan”, dan “cinta kasih”. Bahwa menurut Prof. Soedarto dalam
sistem penegakan hukum di Indonesia ini kurang adanya cinta kasih dalam pelaksanaannya.
Benar adanya hukum diperlukan agar terciptanya kepastian dan keadilan hukum dalam
masyarakat akan tetapi apabila hukum dilepaskan dari cinta kasih dalam pelaksanaanya maka
kita mendekati chaos dan tirani.
Terciptanya “Kepastian Hukum” dan Keadilan” dalam proses peradilan, khususnya dalam
peradilan pidana, sangat mengedepankan prinsip “praduga tak bersalah” (presumption of
innocence), yakni seseorang dianggap tidak bersalah sebelum ia dinyatakan terbukti bersalah
melalui putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewijzde).
Hakim dalam kaitannya dengan penegakan hukum mempunyai dua hal yang sangat berkaitan
dan tak dapat dipisahkan yakni “hukum dan keadilan”. Sebagaimana dikatakan oleh Roscoe
Pound bahwa salah satu objek filsafat hukum adalah: “The application of law”. Lewat
penemuan hukum, hakim dituntut untuk melakukan penafsiran terhadap realitas dalam
memberikan putusan yang adil berdasarkan kebenaran dan mewujudkan rasa keadilan itu
sendiri dengan menggunakan hati nurani. Hati nurani ini penting sebagai faktor yang dapat
mencegah dan menjaga penemuan hukum yang harus ditingkatkan dan diasah terus sehingga
mampu menerima hidayah dari Tuhan.
Kembali pada konsep keadilan, dimana pada dasarnya manusia itu menghendaki
terbentuknya suatu keadilan. Kejujuran dalam menilai fakta yang terungkap dalam
persidangan harus dijunjung tinggi oleh semua pihak tanpa memaksakan kehendak demi
kepentingan pribadi, baik bersifat personal maupun institusional. Seorang Terdakwa haruslah
dibuktikan bahwa ia memang benar melakukan kesalahan yang nyata dan selanjutnya baru
dijatuhi hukuman atas apa yang telah diperbuat. Tentu saja hal ini menyalahi hak-hak asasi
manusia khususnya hak asasi Terdakwa. Dengan demikian,Yang Mulia Majelis Hakim
haruslah bersikap adil dan bijaksana bertindak secara objektif, profesional, dan proporsional
sesuai dengan prinsip kemerdekaan kekuasaan kehakiman (independence of judiciary) dan
proses peradilan tidak dapat diintervensi oleh siapapun maupun pihak manapun. Oleh
karenanya, kami yakin Yang Mulia Majelis Hakim akan memberikan putusan berdasarkan
hukum dan keadilan secara hakiki serta sesuai prinsip religiusitas dengan
mempertanggungjawabkan putusannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

II. DAKWAAN DAN TUNTUTAN PENUNTUT UMUM


Bahwa Penuntut Umum telah mendakwa Terdakwa Jarwo Abdurrahman berdasarkan Surat
Dakwaan Nomor Register Perkara: No. Reg. Perk. : 69/PID.A/2020/PN-SBY yang telah
dibacakan pada persidangan tanggal 10 Desember 2020 yaitu :

Dakwaan Tunggal yakni Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
tentang Pengrusakan Barang Milik Orang Lain

MENUNTUT
Supaya Hakim Pengadilan Tindak Pidana Pengrusakan Barang Milik Orang Lain pada
Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa JARWO ABDURRAHMAN terbukti secara sah dan


meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan
primair Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa INAS AUDAH berupa pidana penjara 11


bulan sebagaimana diatur dalam pasal 406 ayat (1) KUHP;

3. Menetapkan barang bukti berupa :


- 1 (satu) pasang sepatu bot merk Timberland milik Jarwo Abdurrahman
- 1 (satu) buah Rekaman CCTV di pintu depan bangunan kantor PT. Jatim Rawa
- 3 (tiga) buah pecahan kaca riben
- 1 (satu) buah CCTV di pintu depan bangunan kantor PT. Jatim Rawa

4. Membebankan biaya perkara sebesar Rp 4.500.- (empat ribu lima ratus rupiah)
kepada Negara

III. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN


Setelah membaca surat tuntutan Penuntut Umum dengan teliti dan seksama, maka dalam
kesempatan ini perkenankanlah kami menyatakan tidak sependapat dengan tuntutan Penuntut
Umum, dan untuk itu kami akan menguraikan perbedaan pendapat kami tersebut dalam
pembelaan ini dengan didasarkan pada fakta yang terngkap dalam persidangan.

A. KETERANGAN SAKSI
1. Saksi Abdullah, Tempat tanggal lahir : Surabaya, 24 Maret 1978,
Kebangsaan : Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : Jalan Pandegiling
Nomor 144, Surabaya, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan: SMA, 
dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah
kumpulan peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2
November 2020 sejak pukul 08.30 WIB
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada
PT. Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi tidak sempat mengejar Jarwo Abdurrahman karena harus
mengamankan para peserta unjuk demonstran

2. Saksi Saleh, Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 5 Juni 1983, Jenis Kelamin :
Laki-laki, Kebangsaan : Indonesia, Alamat : Kupang Segunting IV/54,
Agama : Islam, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan : SMA ,di bawah
sumpah pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah
kumpulan peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2
November 2020 sejak pukul 09.30 WIB
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada
PT. Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi tidak sempat mengejar Jarwo Abdurrahman karena harus
mengamankan para peserta unjuk demonstran

3. Saksi Riyanto, Tempat tanggal lahir : Nganjuk, 4 Juli 1977, Kebangsaan :


Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : : Jl. Sinden Indah Indah No. 207
Surabaya, Pekerjaan : Akuntan, Pendidikan : SMP, dibawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi terlibat dalam aksi unjuk rasa bersama Jarwo
Abdurrahman yang diadakan pada 2 November 2020
- Bahwa benar saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan
PT. Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada
PT. Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi tidak bisa mencegah Jarwo Abdurrahman karena terlalu jauh
dan saksi sedang membeli minuman di took kelontong

4. Saksi Tri Yuwono, Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Juli 1969, Kebangsaan :
Indonesia, Agama: Budha, Tempat tinggal : Jl. Tenggilis Mejoyo IIIB Nomor 16A,
Surabaya, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan : SMP, dibawah sumpah
yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi tidak melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah kumpulan
peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2 November
2020 karena ia berposisi menjaga di resepsionis kantor PT. Jatim Rawa
bersama Ucok Trunojoyo, saudara kembarannya.
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada PT.
Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi berupaya untuk mencegah Jarwo Abdurrahman menendang
kaca riben tersebut namun ia tidak sempat dan ia serentak menahan Jarwo
Abdurrahman ketika kaca tersebut telah pecah
- Bahwa akibat Jarwo Abdurrahman mencoba melepaskan diri dari penahanan
saksi, maka Jarwo Abdurrahman tidak sengaja melepaskan sepatu botnya
5. Saksi Galang Rambu, Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Juli 1978,
Kebangsaan : Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : Jl. Kampung Malang
Tengah III Nomor 12, Surabaya, Pekerjaan : Petugas Keamanan, Pendidikan :
SMA, dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi tidak melihat Jarwo Abdurrahman berada di tengah kumpulan
peserta unjuk rasa di bangunan kantor PT. Jatim Rawa pada 2 November
2020 karena ia berposisi menjaga di resepsionis kantor PT. Jatim Rawa
bersama Rachman Trunojoyo, saudara kembarannya.
- Bahwa saksi melihat Jarwo Abdurrahman berlari menuju pintu depan PT.
Jatim Rawa dan memecahkan tiga kaca riben dengan menendangnya pada PT.
Jatim Rawa pada 2 November 2020 sejak pukul 11.15 WIB
- Bahwa saksi berupaya untuk mencegah Jarwo Abdurrahman menendang
kaca riben tersebut namun ia tidak sempat karena terpeleset lantai yang licin.
-
B. KETERANGAN TERDAKWA
Terdakwa Jarwo Abdurrahman, Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 8 Desember 1980,
Kebangsaan : Indonesia, Agama: Islam, Tempat tinggal : Jl. Sinden Indah No. 201A,
Surabaya, Pekerjaan : Guru, Pendidikan : S2, di persidangan pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut

- Bahwa pada akhir Januari 2020, PT. Jatim Rawa melakukan pemadatan tanah
untuk pemasangan bumi sebagai tahap awal dari pembangunan Sarawasti
Apartement yang bertempat di belakang Perumahan Sinar Indah

- Bahwa Jarwo Abdurrahman mengaku pembangunan ini berakibat pada


kerusakan pada rumahnya juga rumah tetangganya

- Bahwa Jarwo Abdurrahman mengaku dirinya ataupun para tetangga dekatnya


tidak menerima sosialisasi, bentuk izin, ataupun pelibatan dalam pengeluaran
amdal dari pembangunan Sarawasti Apartement oleh PT. Jatim Rawa

- Bahwa telah diadakannya mediasi pada Juni 2020 antara warga Perumahan
Sinar Indah bersama PT. Jatim Rawa dengan kesepakatan bahwa PT. Jatim
Rawa wajib membayar atas kerusakan yang diperbuat akibat pembangunan
Saraswati Apartment

- Bahwa Jarwo Abdurrahman mengaku pembayaran atas kerusakan tersebut


belum dibayar hingga saat ini. Oleh karena itu, Jarwo Abdurrahman bersama
tetangganya mengadakan aksi demonstrasi pada 2 November 2020 untuk
menuntut pimpinan proyek agar segera bertanggungjawab

- Bahwa Jarwo Abdurrahman mengaku telah menendang tiga kaca riben di


pintu depan bangunan kantor PT. Jatim Rawa dengan motif para peserta unjuk
rasa tidak segera bertemu pimpinan proyek dan beberapa petugas keamanan
mencoba mengusir peserta unjuk rasa dari lokasi

C. BARANG BUKTI YANG DIHADIRKAN


i. 1 buah rekaman CCTV tertanggal 2 November 2020
ii. Sepatu bot
iii. Pecahan kaca riben

IV. ANALISIS YURIDIS


Selanjutnya berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan yang
didasarkan pada Keterangan Saksi-saksi, Keterangan Terdakwa, dan barang bukti
maka sampailah kami pada pembuktian mengenai unsur-unsur tindak pidana yang
didakwakan yaitu melanggar Pasal 460 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Berikut analisis yuridis yang saya jabarkan berdasarkan unsur-unsur dari
pasal tersebut

Pasal 460 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).


“Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin
tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”
Ad. 1 Unsur Barangsiapa
- Bahwa yang dimaksud dengan pengertian unsur “setiap orang” menunjukan kepada
siapa orangnya harus bertanggung jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan
atau siapa orang yang harus dijadikan terdakwa. Kata setiap orang identik dengan
terminology kata “barang siapa” atau hij dengan pengertian sebagai siapa saja yang
harus dijadikan terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subjek hukum (pendukung
hak dan kewajiban) yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala
tindakannya sehingga secara historis kronologis manusia sebagai subjek hukum telah
dengan sendirinya ada kemampuan bertanggung jawab kecuali secara tegas undang-
undang menentukan lain. Oleh karena itu kemampuan bertanggung jawab
(toeerekeningsvaanbaarheid) perlu dibuktikan lagi karena setiap subjek hukum
melekat erat dengan kemampuan bertanggung jawab sebagaimana ditegaskan dalam
Memorie van Toelichting (MvT).

- Bahwa dengan demikian perkataan “setiap orang” secara historis kronologis


manusia sebagai subyek hukum telah dengan sendirinya ada kemapuan bertanggung
jawab kecuali secara tegas undang-undang menentukan lain. - Bahwa untuk
memenuhi pembuktian pengertian unsur ini, maka perlu pula dibuktikan apakah
Terdakwa dapat di pertanggungjawabkan dalam suatu tindak pidana atau tidak.
- Bahwa dari berita acara hasil penyidikan yang hal ini erat kaitannya dengan surat
dakwaan Penuntut Umum lebih lanjut dalam pemeriksaan di persidangan setelah
ditanyakan tentang identitas Terdakwa ternyata identitas yang disebutkan oleh
terdakwa adalah cocok dengan identitas yang tercantum dalam berita acara hasil
penyidikan maupun dalam surat dakwaan Penuntut Umum, kemudian dari keterangan
saksi-saksi maupun keterangan Terdakwa di persidangan ternyata keseluruhan
merujuk pada orang / manusia yaitu JARWO ABDURRAHMAN terdakwa tersebut di
atas sebagai pelaku dari tindak pidana dalam perkara ini. Bahwa dari berita acara hasil
penyidikan yang hal ini erat kaitannya dengan surat dakwaan Penuntut Umum lebih
lanjut dalam pemeriksaan di persidangan setelah ditanyakan tentang identitas
Terdakwa ternyata identitas yang disebutkan oleh terdakwa adalah cocok dengan
identitas yang tercantum Halaman 7 dari 22 Tuntutan No. Reg. Perkara :
TUT21/SBY/05/2019 dalam berita acara hasil penyidikan maupun dalam surat
dakwaan Penuntut Umum, kemudian dari keterangan saksi-saksi maupun keterangan
Terdakwa di persidangan ternyata keseluruhan merujuk pada orang/ manusia yaitu
JARWO ABDURRAHMAN terdakwa tersebut di atas sebagai pelaku dari tindak
pidana dalam perkara ini. - Tentang barangsiapa adalah setiap orang sebagai subyek
hukum yang dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya artinya tidak terdapat
alasanpembenar atau pemaaf yang dapat mengecualikannya dari pertanggungjawaban
pidana. Dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum mengajukan terdakwa JARWO
ABDURRAHMAN dengan identitas sebagaimana dalam dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, dimana selama persidangan sehat jasmani dan rohani, mengerti dan
mengetahui segala hal- hal yang terjadi dalam persidangan diantaranya dapat
memberikan tanggapan atas keterangan saksi-saksi dan mengenali barang bukti
lainnya, tahu dan mengerti akan perbuatannya dan akibat dari perbuatannya diketahui
sendiri baik yang ia saksikan sendiri, karena pemberitahuan orang lain atau media
massa termasuk dari fakta yang terdapat selama persidangan. Secara umum subyek
memiliki tingkat kecerdasan diatas rata-rata yang membuatnya mampu memikirkan
berbagai hal yang sederhana maupun kompleks. Hal tersebut, barang siapa dalam
unsur ini adalah terdakwa JARWO ABDURRAHMAN;
Dengan demikian pembuktian unsur ini telah terpenuhi

Ad. 2 Unsur Dengan Sengaja


- Dengan sengaja; pelaku memiliki kehendak dan keinsyafan untuk menimbulkan
akibat tertentu yang telah diatur dalam perundang-undangan yang didorong oleh
pemenuhan nafsu (motif);
- Dalam hal ini terdakwa JARWO ABDURRAHMAN memiliki kehendak dan
keinsyafan untuk memecahkan 3 (tiga) kaca riben di pintu depan kantor bangunan PT.
Jatim Rawa
- Menurut Von Hippel (Jerman) pada karangannya “Die Grenze von Vorzats und
Fahrlassigkeit” 1903 menerangkan bahwa sengaja adalah kehendak untuk membuat
suatu perbuatan dan kehendak untuk menimbulkan akibat dari perbuatan itu, dengan
kata lain apabila seseorang melakukan perbuatan yang tertentu, maka kehendak orang
tersebut adalah menimbulkan akibat atas perbuatannya, karena ia melakukan
perbuatan itu justru karena ia menghendaki akibatnya, ataupun hal ikhwal yang
menyertai. Dengan penjelasan tersebut maka terdakwa JARWO ABDURRAHMAN
memang memiliki kehendak untuk melakukan pengrusakan terhadap 3 (tiga) kaca
riben Halaman 8 dari 22 Tuntutan No. Reg. Perkara : TUT-21/SBY/05/2019 tersebut,
serta dalam hal ini terdakwa JARWO ABDURRAHMAN dengan sepenuhnya
menyadari akibat dari perbuatannya tersebut.
Dengan demikian pembuktian unsur ini telah terpenuhi
Ad. 3 Unsur Melakukan Perbuatan Menghancurkan, Merusakkan, Membuat Tidak
Dapat Dipakai atau Menghilangkan Barang Sesuatu
- Bahwa tindakan terdakwa JARWO ABDURRAHMAN yaitu menendang tiga (3)
kaca riben di pintu depan bangunan kantor PT. Jatim Rawa berakibat pada pecahnya
kaca riben tersebut hingga tidak dapat dipakai lagi.
Dengan demikian pembuktian unsur ini telah terpenuhi
Ad. 4 Unsur Barang Tersebut Seluruhnya atau Sebagian Milik Orang Lain
- Bahwa tiga (3) kaca riben di pintu depan bangunan kantor PT. Jatim Rawayang
ditendang oleh terdakwa JARWO ABDURRAHMAN hingga berakibat pada
pecahnya kaca riben tersebut merupakan properti yang dimiliki oleh PT. Jatim Rawa.
Dengan demikian pembuktian unsur ini telah terpenuhi

V. KESIMPULAN DAN PENUTUP


Proses peradilan pidana adalah suatu persidangan yang sangat berbeda dengan proses
persidangan lainnya, karena dalam suatu proses persidangan pidana haruslah dapat diukur
seberapa jauh kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri seorang Terdakwa pada dugaan
tindak pidana yang didakwakan tanpa ada sedikitpun keraguan pada Hakim Pemeriksa suatu
perkara tentang hal tersebut, untuk kemudian berdasarkan hal ini dapat pula diukur dan
dimintakan seberapa besar pertanggungjawaban pidana dilekatkan pada seorang Terdakwa,
hal ini pula yang disampaikan Curzon LB Cuzon dalam bukunya “Criminal Law” yang
menjelaskan “bahwa untuk dapat mempertanggungjawabkan seseorang dan karenanya
mengenakan pidana terhadapnya, tidak boleh ada keraguan sedikitpun pada diri Hakim
tentang kesalahan Terdakwa” hal ini pula yang disampaikan oleh Prof Moeljatno dalam
Bukunya “Asas-Asas Hukum Pidana” dengan menerangkan “orangorang tidak mungkin
dipertanggungjawabkan (dijatuhi pidana) kalau dia tidak melakukan perbuatan pidana”;
Bahwa berdasarkan fakta yang telah terungkap dimuka persidangan dan penelitian secara
hukum yang kami berikan, kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa bukan ingin
mengaburkan, melainkan Mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia agar dapat memberikan
pertimbangan secara objektif dengan melihat semua bukti-bukti dan fakta-fakta dalam
persidangan;
Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah menuntut Terdakwa Jarwo Abdurrahman dengan tindak
pidana penghancuran atau perusakan barang kami terima, namun perlu dipertimbangkan
bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Surat Tuntutan adalah karena
kurangnya kesadaran terdakwa dan sebagai bentuk refleks karena merasa kesal lantaran tidak
dapat menemui pimpinan proyek PT. Jatim Rawa, sehingga menurut hemat kami, sanksi
pidana berupa penjara selama 2 (dua) tahun penjara adalah terlalu berat. Tuntutan tersebut
tidak mencerminkan rasa keadilan dan tidak mempunyai rasa kemanusiaan bagi Terdakwa,
bagi keluarga Terdakwa. Perlu mempertimbangkan juga bahwa Terdakwa mengalami
kerugian karena kegiatan yang dilakukan oleh PT. Jatim Rawa dan sempat melakukan
mediasi sebelum melakukan aksi demonstrasi, namun setelah menunggu tiga bulan, pihak PT.
Jatim Rawa tidak segera menunjukkan itikad baik untuk membayar biaya ganti rugi terhadap
Terdakwa dan warga sekitar yang mengalami kerugian.
Bahwa perlu digarisbawahi pula terkait dengan keterangan saksi Rachman berusaha
menghadang terdakwa yang hendak memasuki salah satu ruangan kantor tempat
penyimpanan kaca riben hingga melepaskan sepatu botnya karena ingin melepaskan diri itu
TIDAK BENAR karena sebagaimana dapat disaksikan dalam alat bukti elektronik berupa
video hasil rekaman kamera CCTV, terdakwa tidak melawan Ketika dirinya telah ditahan
oleh satpam dan sepatu bot yang dipakai oleh terdakwa tidak lepas. Bahwa tujuan dan fungsi
hukum pidana tidak semata-mata memberikan hukuman kepada seseorang yang melakukan
tindak pidana, dalam perkembangan hukum pidana, dapat dikenal yang namanya Hukum
Pidana Modern yang lebih menitikberatkan bahwa hukum pidana bertujuan untuk
memberikan pembinaan kepada seseorang yang melakukan tindak pidana agar kedepannya ia
tidak mengulangi kembali perbuatan tindak pidana tersebut.
Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 183 KUHAP, untuk menentukan apakah seseorang
telah melakukan suatu tindak pidana, Hakim harus mendasarkan putusannya sekurang-
kurangnya pada dua alat bukti yang sah dan dari alat bukti tersebut diperoleh keyakinan
hakim bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya, dan berdasarkan ketentuan Pasal
185 ayat (2) KUHAP, keterangan dari seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan
adanya tindak pidana (unus testis nullus testis). Menurut ajaran/prinsip hukum pidana adalah
apabila salah satu unsur dari pasal dakwaan tidak terbukti, maka seluruh unsur pasal dakwaan
tersebut harus dianggap tidak terbukti;
Atas uraian tersebut diatas, kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa mohon kepada Majelis
Hakim Yang Mulia agar dapat memberikan rasa keadilan kepada Terdakwa, dan apabila
Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain mohon putusan yang seadiladilnya.

VI. PERMOHONAN
Majelis Hakim yang terhormat,
Penuntut Umum yang kami hormati,
Persidangan yang terhormat,

Berdasarkan semua alasan yang telah kami kemukakan diatas, kami selaku Penasihat Hukum
Terdakwa memohon dengan segala hormat kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Surabaya, yang memeriksa dan mengadili perkara a quo, kiranya berkenan memutus
yang amarnya sebagai berikut :
1) Menerima Nota Pembelaan (Pledoi) Terdakwa Jarwo Abdurrahman secara keseluruhan;
2) Meringankan jumlah sanksi pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa

Demikianlah pledoi ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari ini Senin, 5 April
2021. Semoga menjadi bahan pertimbangan bagi Majelis Hakim yang Terhormat dalam
memutus perkara ini, demi terwujudnya kebenaran materiil, yang menjadi nilai yang kita cari
dan kita junjung seperti kemuliaan tugas bagi kita sebagai penegak hukum, yang kelak akan
kita pertanggungjawabkan di hadapan masyarakat bahkan di hadapan Tuhan. Semoga Allah
menyertai kita semua dan memberikan khidmat dan kebijaksanaannya.

Hormat kami,
KUASA HUKUM TERDAKWA
Gilar Andika Maulana S.H., M.H., LL.M.

Anda mungkin juga menyukai