Anda di halaman 1dari 13

Nama : Biqi Darmawan

Kelas : 4 A (0320015)
Matkul : Hukum Acara Pidana

1. Bagaimana prosedur pra ajudikasi sampai dengan pasca ajudikasi, jelaskan dan
buat bagan proses tersebut?

Jawaban

1) Pada tahap pra ajudikasi ini adalah tahap-tahap sebelum masuk kedalam
proses peradilan dan tindakan aparat hukum untuk melakukan penyidikan dan
penuntutan dengan tujuan terpenuhinya Berita Acara Pidana (BAP). Terdapat
istilah pada tahap ini yaitu Tersangka.

Dalam proses pra ajudikasi yakni sebagai berikut :

a. Penyelidikan dan Penyidikan serta pra-penuntutan (KUHAP sbg lex


generalis, UU Pengadilan HAM sbg lex spesialis).

b. Penyelidikan: tertutup, untuk mengidentifikasi suatu peristiwa hukum guna


melihat apakah penyidikan dapat dilakukan

c. Penyelidik: KUHAP, setiap polisi; UU Pengadilan HAM, Komnas HAM.

d. Bukti permulaan: Polri, satu alat bukti ditambah laporan polisi

e. Penyidik: Polisi (min. Ipda & di bid.penyidikan min. 2 thn) dan PPNS (min.
gol III/a & masa kerja min. 2 thn ) serta Jaksa Agung.

f. Penyidikan: membuat terang tindak pidana dan menemukan tersangka

g. Upaya paksa: juridis dan nesesitas

2) Pada tahap ajudikasi

a. Pemeriksaan Awal

Identifikasi permasalahan yang sedang terjadi menjadi tujuan dari tahapan


ini. Pemeriksaan akan memanfaatkan informasi dari kedua belah pihak
yang terkait dengan permasalahan yang sedang terjadi.

b. Pembuktian

Pihak yang berwenang akan mencari bukti mengenai laporkan dari hasil
pemeriksaan awal kepada pihak ketiga tersebut. Bukti yang sudah
terkumpul akan dicocokan dengan fakta-fakta yang juga sudah
dikumpulkan dalam penyelidikan. Ketika barang bukti telah terkumpul
maka akan dipelajari sebagai bahan pertimbnagan.

c. Pemeriksaan Setempat

Ketika bukti-bukti yang akurat sudah didapatkan, pihak ketiga akan


menghadirkan pihak yang dapat menyatakan fakta-fakta akan permasalah
tersebut, atau dikenal juga sebagai saksi yang bersifat netral. Semua data
yang sudah terkumpul akan dijadikan sebagai pertimbangan ketika
pelaksanaan pengambilan kesimpulan.

d. Pengambilan Kesimpulan

Berdasarkan keterangan awal yang didukung dengan keterangan dari


saksi yang didatangkan, maka akan diambil kesimpulan yang sesuai
dengan konteks hukum terkait yang tepat untuk kebaikan bersama.

e. Pembacaan Keputusan

Ketika telah dibacakan maka keputusan tidak dapat diganggu atau diubah.
Semua orang yang terlibat harus mematuhi segala hal yang telah menjadi
keputusan dalam proses ini.

3) Post ajudikasi

Post Ajudikasi adalah tahap setelah adanya putusan pidana yang telah
dijatuhkan oleh hakim, termasuk upaya hukum biasa dan luar biasa. Apabila
anak nakal atau klien anak telah dijatuhi putusan atau vonis oleh hakim, maka
Pembimbing Kemasyarakatan masih mempunyai tugas untuk membimbing,
membantu, dan mengawasi anak nakal atau klien anak tersebut dan untuk
dapat melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut maka Pembimbing
Kemasyarakatan dituntut untuk dapat memberikan kualitas pembimbingan,
pendampingan serta pengawasan yang optimal dan harus dapat bersinergi
dengan unsur penegak hukum lainya seperti Kepolisian, Kejaksaan dan
Pengadilan sehingga mampu terwujudnya produk hukum sesuai dengan
amanat perundang-undangan dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan

Pra Ajudikasi Ajudikasi Pasca


Aj dik i

a. Penyelidikan dan  Pemeriksaan Awal  Pembibingan


Penyidikan

b. Penyidikan  Pembuktian  pembimbingan,

 Pemeriksaan Setempat pendampingan

P bil  Serta pengawasan

2. Bagaimana prosedur pra penuntutan, jelaskan dan buat bagan proses tersebut?

Jawaban

Adapun pelaksanaan Prapenuntutan dalam proses penyidikan adalah:

a) Penyidik memberitahukan mulainya dilakukan tindak penyidikan.

Dalam Pasal 109 ayat (1) dinyatakan bahwa dalam hal Penyidik telah mulai
melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana,
Penyidik memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum_. Berdasarkan
pasal tersebut bahwa sepatutnya Penyidik memberitahukan hal itu kepada
Penuntut Umum bahwa status penyelidikan telah ditingkatkan menjadi
penyidikan.

b) Penyidik meyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum setelah selesai


melakukan penyidikan.

Dalam KUHAP menyebutkan bahwa Dalam hal Penyidik telah selesai


melakukan penyidikan, Penyidik wajib segera menyerahkan berkas perkara itu
kepada Penuntut Umum. Hal tersebut Berdasarkan pasal 110 ayat (1)
tersebut mengharuskan Penyidik secepatnya menyerahkan berkas perkara
kepada Penuntut Umum. Adanya penyidik yang tidak menyerahkan langsung
kepada Penuntut Umum setelah selesainya penyidikan pada hakikatnya
melanggar atas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan.

c) Pengembalian berkas perkara oleh Penuntut Umum kepada Penyidik disertai


dengan petunjuk

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 110 ayat (2) KUHAP bahwa
dalam hal Penuntut Umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut
ternyata masih kurang lengkap, Penuntut Umum segera mengembalikan
berkas perkara itu kepada Penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.
Demikian pula Pasal 138 Ayat (1) KUHAP menentukan bahwa Penuntut
Umum. setelah menerima hasil penyidikan dari Penyidik segera mempelajari
dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib memberitahukan kepada
Penyidik apakah hasil penyidikan itu sudah lengkap atau belum.

Prapenuntutan

Penyidik Pengembalian berkas


Penyidik meyerahkan
memberitahukan berkas perkara kepada perkara oleh Penuntut
mulainya dilakukan Penuntut Umum setelah Umum kepada Penyidik
tindak penyidikan selesai melakukan
penyidikan disertai dengan
3. Apa yang saudara ketahui mengenai restorative justice, berikan pendapat anda
sertai dengan contoh? Apakah pelaksanaan restorative justice di Indonesia
sudah berjalan dengan baik?

Jawaban

Restorative justive sendiri merupakan merupakan suatu pendekatan yang dipakai


untuk menyelesaikan masalah di luar pengadilan dengan mediasi atau
musyawarah dalam mencapai suatu keadilan yang diharapkan oleh para pihak
yaitu antara lain pelaku tindak pidana serta korban tindak pidana untuk mencari
solusi terbaik yang disepakati oleh para pihak. Dalam proses acara pidana
konvensional misalnya apabila telah terjadi perdamaian antara pelaku dan
korban, dan sang korban telah memaafkan sang pelaku, maka hal tersebut tidak
akan dapat mempengaruhi kewenangan penegak hukum untuk meneruskan
perkara tersebut ke ranah pidana yang nantinya berujung pada pemidanaan sang
pelaku pidana. Proses formal pidana yang lama serta tidak memberikan
kepastian bagi pelaku maupun korban tentu tidak serta merta memenuhi
maupun memulihkan hubungan antara korban dan pelaku, sehingga konsep
restorative justice menawarkan proses pemulihan yang melibatkan pelaku dan
korban secara langsung dalam penyelesaian masalahnya.

Hal ini pelaksaan restorative justive penerapannya masih belum berjalan baik,
sebagai contoh pelakasaan peradilan anak masih banyak dilapangan dimana
anak dalam proses peradilannya masih tidak sesuai dengan konsep restorative
justice, anak masih cenderung disamakan dengan dewasa, hal ini tentunya
penerapannya masih belum berjalan dengan baik, Hal ini dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi
Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana tidak mengatur sama sekali mengenai
mekanisme apabila pelaku menolak atau tidak mau membayar restitusi tersebut.
Restitusi belum menjadi sebagai sebuah sanksi pidana yang diwajibkan dan
hanya sebuah pilihan yang sifatnya “non obligation

4. Surat Dakwaan dan eksepsi

KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN

“UNTUK KEADILAN”
P-29

SURAT DAKWAAN
No.Reg.Perkara : PDM/123/PWK/V/2022

A. IDENTITAS TERDAKWA
1. Nama : James Kaharudin
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/tanggal lahir : 36 Tahun/01 Januari 1982
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Potlot, Duren Tiga Kecamatan Pancoran,
Kota Jakarta Selatan,
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Identitas NIK : 4100089567845644

2. Nama : Thomas
Tempat Lahir : Sidoarjo
Umur/tanggal lahir : 26 Tahun/01 April 1996
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl.Slametan, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan
Blimbing, Kota Sidoarjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Identitas NIK : 410008956754853

3. Nama : Ony
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/tanggal lahir : 23 Tahun/06 April 1998
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl.Pagaruyung no 13 Kelurahan Bunulrejo,
Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Identitas NIK : 4100089567843777

B. PENAHANAN

Penyidik Resort Kota Jakarta Selatan menahan James khaerudin, Thomas dan
Ony di Rumah Tahanan Negara di Rutan Polsek Kota Jakarta Utara pada hari
selasa tanggal 10 Oktober April s/d 15 Oktober 2021

C. DAKWAAN
Primair :
-----------------Bahwa Terdakawa, telah melakukan perbuatan penganiayan berat
terhadap Korban Ina tavia pada Pada tanggal 28 September 2021 malam sekitar
pukul 23.30 WIB apartemen Kuningan lantai 9 lantai 10 unit Jakarta Utara, DKI
Jakarta yakni telah “melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan,
atau penganiayaan terhadap orang lain, Perbuatan tersebut dilakukan terdakwa
dengan cara-cara sebagai berikut :

----------------- Bahwa Terdakwa I James Khaerudin pada bulan September 2013


mengatakan kepada terrdakwa II Thomas bahwa Terdakwa I sudah merasa jenuh
dan meminta untuk mencarikan orang yang dapat memberi pelajaran terhadap
Korban Ina Tavia karena adanya orang ketiga dihubungan tersebut. Terdakwa II.
Thomas menyarankan untuk memberi pelajaran dengan cara dibegal pada saat
Ina Tavia pulang dari kantor. Akan tetapi James Kaharudin tidak setuju dengan
hal tersebut, Terdakwa I ames memberi perintah untuk menyekap korban Ina
Tavia di Apartemennya, hingga Ina Tavia mengakui telah melakukan
perselingkuhan dengan teman kantornya. Thomas segera melakukan instruksi
tersebut, ia dibantu oleh temannya yaitu Ony Terdakwa III dan Barka ( Alm).
James Kaharudin menyarankan untuk membius Ina Tavia dan mengikatnya di
kamar mandi serta menutup kepalanya. James Kaharudin kemudian memberikan
kunci kamar cadangan, telepon genggam baru kepada Terdakwa II Thomas.
Adapun tugas dari masing-masing pelaku yaitu:
1. Terdakwa II Thomas bertugas sebagai pengawas yang memberikan informasi
ketika Ina Tavia masuk kedalam apartemen.
2. Terdakwa III Ony bertugas membius korban saat korban memasuki
apartemen.
3. Barka (alm ) bertugas memegang kaki dan tangan korban..
Pada akhir bulan September 2021, Terdakwa I memberikan uang kepada
Terdakwa II sebesar Rp 350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) dengan
rincian untuk bayar aksi mereka sebesar Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
dan operasional tim sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Selain
menyerahkan uang, Terdakwa I juga menyampaikan kepada Terdakwa II agar
melakukan penculikan pada saat dirinya sedang berada di Singapura. Pada
tanggal 28 September 2021, Terdakwa I mengirimkan pesan singkat melalui WA
kepada Terdakwa II, bahwa korban akan pergi ke Bogor dan akan kembali ke
Apartemennya pada malam harinya. Atas informasi tersebut, Terdakwa II
menghubungi Terdakwa III dan Barka untuk bersiap-siap pada tanggal itu. Pada
tanggal 28 September 2021 malam, Terdakwa III dan Barka bergerak masuk
kedalam kamar korban untuk mempersiapkan penculikan. Sedangkan, Terdakwa
II ditugaskan untuk menunggu korban di depan Lobby apartemen untuk
mengikuti korban. Pada pukul 23.30 WIB, korban sampai di apartemen dan
seketika itu pula, diikuti oleh Terdakwa II. Setelah korban telah sampai di
kamarnya, Terdakwa III langsung membekap korban dari belakang yang
menyebabkan korban terjatuh. Barka yang melihat korban terjatuh, langsung
memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan besi sebanyak
lima kali. Korban yang telah dipukul sebanyak tujuh kali ternyata masih tetap
berteriak, yang menimbulkan kecurigaan dari penghuni apartemen lainnya.
Selang beberapa menit, satpam menggedor pintu korban, karena panik kedua
pelaku langsung lari melalui balkon kamar. Akan tetapi, pada saat akan melarikan
Barka terpeleset dan terjatuh dari balkon kamar. Sedangkan Terdakwa III berhasil
melarikan diri melalui balkon. Terdakwa II dan Terdakwa III kemudian
meninggalkan TKP. Satpam apartemen yang berhasil masuk ke apartemen
kemudian membawa korban ke RSCM namun naasnya korban meninggal setelah
satu jam kehabisan darah. Sedangkan Barka yang terpeleset langsung meninggal
dan dibawa jenazahnya ke RSCM. Terdakwa I yang saat terjadinya kejadian
berada di Singapura, menanyakan hasil pelaksanaan kepada Terdakwa II. Dengan
adanya pemberitahuan pelaksanaan yang tidak sesuai rencana, Terdakwa I
meminta Terdakwa II untuk menghapus semua pesan WA terkait hal ini dan
membuang telepon genggam serta kartu teleponnya. Pada tanggal 1 Oktober
2021 Terdakwa II bertemu dengan Ony untuk membagi sisa uang hasil
pembayaran tersebut sebesar Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). Masing-
masing mendapatkan nominal sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Sedangkan sisanya sebesar Rp 100.000.000 (serratus juta rupiah), akan
diberikan kepada keluarga Barka yang telah meninggal

---------------- Bahwa dari penganiayaan tersebut korban Ina Tavia mengalami luka
luka serius dibagian kepala bagian belakang. Dari pemeriksaan lebih lanjut di
rumah sakit dan terbit visum et repertum nomor: 123/RSUDSM/IV/2021 atas
nama Korban yakni Ina Ivia yang dibuat dr. Diki setyawan dari RSUD Dr. Saiful
Anwar Pancoran tertanggal 2 Oktober 2021, dengan hasil pemeriksaan sebagai
berikut:
 Kesadaran : Compos Mentis;
 Keadaan umum : baik;
 Tensi : 200/120 mmHg
 Nadi : 98x/mnt;
 Pernafasan : 21x/mnt;
 Kepala : Cedera otak, luka gores sepanjang 5 cm;
 Leher : Dalam batas normal;
 Dada : Luka memar pada dada kiri;
 Perut : Luka robek 2 cm;
 Anggota gerak atas : Luka memar pada siku kanan;
 Anggota gerak bawah : Dalam batas normal.

-------------Perbuatan terdakwa diatur dan diancam pidana sesuai dengan Pasal 170
ayat 2 ( 3e) KUHP jo Pasal 179 ayat 2 (2e) jo Pasal 353 ayat 3 KUHP jo pasal 353
ayat 2 KUHP.

Jakarta, 30 Oktober 2021


Jaksa Penuntut Umum,

MARJUKI, S.H.
Ajun Jaksa Madya
Nip.197704122002121003

EKSEPSI

Nomor : 43/Pid.G/2021/PN.Jktut
Perihal : Eksepsi atas gugatan penggugat ,                           Jakarta , 10 November
2021
Lampiran : Surat Kuasa

Antara :

Ina Tavi …….…………… ………………. PENGGUGAT

Melawan

James Khaerudi

Thomas

Ony………….……………………………..… TERGUGAT

Kepada Yang Terhormat,


Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara
Jalan Ampera Raya No.133 Jakarta Utara

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Rudi pramono, S.H., M.H. dan Asep sutaeng, S.H., M.H. Advokat pada kantor Asep’s
Partners Law Office, beralamat kantor di Jl. Prof, Dr Sulaeman Tower Lantai 9 , Kota
Surabaya., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 13 April 2021, berdasarkan surat
kuasa khusus yang aslinya tersimpan dalam berkas pidana dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama tergugat:

1.
Nama : James Kaharudin
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/tanggal lahir : 36 Tahun/01 Januari 1982
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Potlot, Duren Tiga Kecamatan Pancoran,
Kota Jakarta Selatan,
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Identitas NIK : 4100089567845644

2. Nama : Thomas
Tempat Lahir : Sidoarjo
Umur/tanggal lahir : 26 Tahun/01 April 1996
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl.Slametan, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan
Blimbing, Kota Sidoarjo
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Identitas NIK : 410008956754853

3. Nama : Ony
Tempat Lahir : Jakarta
Umur/tanggal lahir : 23 Tahun/06 April 1998
Jenis kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl.Pagaruyung no 13 Kelurahan Bunulrejo,
Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Identitas NIK : 4100089567843777

DALAM EKSEPSI

Tergugat menyampaikan keberatan atas gugatan penggugat dengan alasan sebagai


berikut:

1. Bahwa tergugat dengan tegas menolak dalil-dalil yang diajukan penggugat


kecuali dalil-dalil yang diakui secara tegas oleh tergugat.
2. Bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah pasangan suami istri sirih
melangsungkan pernikahan pada tanggal 3 Maret 2018

3. Bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah kediaman


bersama di Jalan Mangkuluhur Nomor 12, RT 01 RW 05, Apaertemen Dua,
Jakarta Utara
4. Bahwa selama masa pernikahan, Penggugat mengakui telah melakukan
perselingkuhan dengan teman kantornya

5. Bahwa Uraian perbuatan di Dakwaan Kedua dalam surat dakwaan perkara a quo
adalah sama dengan Dakwaan Kesatu. Uraian perbuatan dalam Dakwaan Kedua
menyalin ulang (copy paste) dari uraian Dakwaan Kesatu, sedangkan tindak
pidana yang didakwakan dalam masing-masing dakwaan tersebut secara prinsip
berbeda satu dengan yang lain. Atas dakwaan Penuntut Umum yang demikian,
berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, Nomor: 600/K/Pid/1982
menyebabkan batalnya surat dakwaan tersebut karena obscuur libele atau kabur.
Bahkan Kejaksanaan Agung sendiri melalui surat No. B-108/E/EJP/02/2008
tanggal 4 Februari 2008 juga telah mengingatkan agar Penuntut Umum dalam
menguraikan dakwaan subsidair tidak menyalin ulang (copy paste) uraian
dakwaan Primair. Oleh sebab itu sudah sepatutnya dakwaan Penuntut Umum
batal demi hukum.

6. Dakwaan Penuntut Umum juga tidak cermat, dimana unsur tindak pidana yang
didakwakan dalam Dakwaan Kesatu dan Kedua adalah sama, sedangkan pasal
pidana yang didakwakan berbeda. Rumusan tindak pidana dalam Dakwaan
Kesatu tidak sama atau berlainan dengan unsur tindak pidana yang terdapat
dalam Dakwaan Kedua yang dinyatakan Penuntut Umum telah dilanggar oleh
Terdakwa. Atas fakta rumusan dakwaan Penuntut Umum pada Dakwaan Kesatu
dan Dakwaan Kedua tersebut, maka jelaslah dakwaan Penuntut Umum adalah
dakwaan yang kabur dan tidak cermat serta cacat hukum dan karenanya sudah
seharusnya batal demi hukum..

Maka berdasarkan segala apa yang terurai diatas, Tergugat mohon dengan hormat
sudilah kiranya Pengadilan Negri Jakarta Utara berkenan memutuskan:

1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya, atau setidak-tidaknya menyatakan tidak


dapat diterima.
2. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara.

Demikianlah jawaban Tergugat terhadap Gugatan Penggugat.

Hormat Kami,

Kuasa Hukum Tergugat


(Rudi pramono, S.H., M.H.) (Asep sutaeng, S.H., M.H.)

Anda mungkin juga menyukai