Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anisa Izmi Fadillah

NIM : B10020150

Mata kuliah : Hukum Acara Pidana

"Jelasakan dan beri contoh fungsi hukum acara pidana"

Jawab:

1. Mencari dan menemukan kebenaran

Dari ketiga fungsi diatas, yang paling penting karena menjadi tumpuan kedua fungsi berikutnya, ialah
“mencari kebenaran”. Setelah menemukan kebenaran yang diperoleh melalui alat bukti dan bahan bukti
itulah hakim akan sampai kepada putusan (yang seharusnya adil dan tepat), yang kemudian
dilaksanakan oleh jaksa. Karena fungsi yang pertama itu sangat penting, maka definisi hukum acara
pidana yang tidak menyebutkan itu sebagai kekurangan.

Dalam Pasal 183 KUHAP ditegaskan bahwa Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang
kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.Dalam
pasal ini, yang menganut sistem pembuktian menurut undang-undang sampai suatu batas (negatief
wettelijk bewijsleer) ditentukan dua syarat untuk menjatuhkan pidana terhadap seseorang, yaitu :

1. Adanya sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah;

2. Adanya keyakinan pada Hakim yang diperoleh berdasarkan alat-alat bukti tersebut.

Contoh :

Dalam praktik penegakan hukum, yang terjadi dalam sebuah kasus pencurian disertai dengan kekerasan
yang terjadi di Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba Samosir, barang yang diambil (dicuri) berupa satu
unit handphone merk Nexian warna Hitam (objek delik /object delict). bukti dan barang bukti yang
dihadirkan adalah alat bukti keterangan saksi (saksi Dame Viomita br. Situmorang dan Friska br.
Manurung), alat bukti keterangan terdakwa (Holmes Heryanto Butar-butar) dan barang bukti sebuat
kaos bertuliskan Boston dan satu buah kayu. Alat bukti tersebut harus valid dan dalam kasus pencurian,
barang yang dicuri harus dibuktikan. Permasalahan hukumnya adalah keberadaan hanya seorang saksi
dikaitkan dengan asas unus testis nullus testis dan tidak adanya barang bukti sebagai objek delik (barang
yang dicuri) dikaitkan dengan tujuan hukum acara pidana..dan hasil penelitiani menunjukan bahwa alat
bukti keterangan saksi Siska br. Manurung merupakan alat bukti yang tidak valid, sehingga
pertimbangan hakim yang menggunakan alat bukti tersebut menjadi tidak valid. Terhadap barang bukti
dalam tindak pidana pencurian benda tersebut harus dapat dibuktikan guna menemukan kebenaran
materil. Ketiadaan barang yang dicuri dalam persidangan berarti tidak dapat dibuktikannya kebenaran
materil atas barang yang dicuri. Sehingga, terdakwa Holmes Heryanto Butar-Butar diputus bebas.

2. Memberi putusan oleh hakim


Pasal 1 angka 11 KUHAP menentukan, putusan Hakim atau putusan pengadilan adalah pernyataan
hakim yang dinyatakan dalam sidang terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas
dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut acara yang diatur dalam undang-undang.

Contoh :

Dalam kasus ini, Pendi membunuh Emah (40) beserta dua anak tirinya, Nova (21) dan Tiara (11) pada
Senin (12/2/2018), di Perumahan Taman Kota 2, Priuk, Tangerang.Emosinya tersulut saat Emah
memintanya untuk membayar cicilan mobil yang dibeli sang istri. Setelah terjadi adu argumen dan
pemukulan dari istrinya, Pendi melakukan tidak kekerasan hingga menyebabkan Emah tewas.Begitu pula
dilakukan kepada kedua anak tirinya yang melihat ibunya telah tewas.

Muhtar Effendi alias Pendi (62), terdakwa kasus pembunuhan istri dan kedua anaknya, divonis 20 tahun
penjara dalam sidang putusan yang digelar di Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (25/7/2018).Hakim
Ketua Gatot menyatakan, Pendi terbukti bersalah melanggar Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan
Berencana dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

3. Pelaksanaan putusan

Pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam perkara pidana
dilakukan oleh jaksa. Dapat dikatakan bahwa pejabat yang diberi wewenang melaksanakan putusan
pengadilan adalah jaksa. Dengan demikian pada pundak jaksalah terdapat tanggung jawab pelaksanaan
putusan pengadilan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan putusan pengadilan jaksa harus mengetahui
dan memahami prosedur pelaksanaan putusan pengadilan guna memperlancar pelaksanaan putusan
tersebut.

Contoh :

Kejaksaan Agung ( Kejagung ) menegaskan pelaksanaan eksekusi terhadap terpidana dua tahun penjara
kasus cessie Bank Bali, Djoko Soegiarto Tjandra atau Joko Seoegiarto Tjandra untuk melaksanakan
putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap atau inkrach van gewijsde pada tingkat
Peninjauan Kembali (PK). Oleh karena itu, Apa yang dilakukan Jaksa setelah Djoko Tjandra ditangkap
adalah melakukan eksekusi hukuman badan untuk menjalankan putusan PK Mahkamah Agung Nomor :
12K/Pid.Sus/2008 tanggal 11 Juni 2009 berdasarkan Surat Perintah Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta
Selatan Nomor: Print-693/M.1.14/fd.1/05/2020 tanggal 20 Mei 2020.

Dengan cara memasukan terpidana ke Rutan Kelas 1 Jakarta Pusat untuk menjalani pidana penjara
selama dua tahun dan pidana denda sebesar Rp15 juta dengan ketentuan jika denda tidak
dibayardiganti dengan pidana kurungan selama tiga bulan.Sedangkan terhadap eksekusi selebihnya
termasuk uang sebesar yang ada dalam rekening penampungan atau escrow account di Bank Bali
sebesar Rp546 miliar telah dilaksanakan oleh Jaksa pada tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai