Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

EKSAMINASI PUTUSAN
TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN

DENGAN NOMOR 235/Pid.B/2023/PN Clp

Oleh :

Nama : YOHANES GALUH ADI


NPM : 20 1101 109048
Kelas : B ( VII )
Dosen Pengampu : Dr. H. ARIF AWALUDIN, S.H., M.Hum

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah “ Eksaminasi Putusan “

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS


HUKUM UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2023
PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT :
 Nama Terdakwa : Hilmi Maulana Akil Bin Mukhamad Sikin
 Nama Jaksa Penuntut Umum :
- Hakim Ketua : Muhamad Salam Giribasuki, S.H
- Hakim Anggota : I Wayan Sugiartawan, S.H. dan Joko Widodo, S.H.,
M.H.
TUJUAN EKSAMINASI

Tujuan eksaminasi secara umum adalah untuk menilai kualitas putusan hakim
dalam suatu persidangan, baik dalam konteks materiil maupun prosedur hukum acaranya
atau formil. Tidak hanya itu, eksaminasi dapat pula sebagai medium untuk melihat
kualitas penegak hukum, misalnya dalam pembuatan surat dakwaan, proses pembuktian,
hingga tuntutan kepada terdakwa. Sedangkan dari segi kemanfaatan bagi pemangku
kepentingan, dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, eksaminasi dapat digunakan oleh
Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas hakim. Kedua, penilaian tim eksaminasi
bisa dimanfaatkan oleh penegak hukum, baik Kejaksaan Agung maupun Komisi
Pemberantasan Korupsi, untuk memperbaiki surat dakwaan, mekanisme pembuktian, dan
tuntutan pada masa yang akan datang. Ketiga, hasil eksaminasi dapat meningkatkan
pemahaman dan pembelajaran hukum masyarakat terhadap perkara yang menarik
perhatian.

Selain tiga hal umum di atas, eksamiansi terhadap putusan Pengadilan Negeri
Cilacap terhadap para terdakwa ini juga memiliki tujuan khusus, diantaranya:
1. Menilai substansi putusan hakim Pengadilan Negeri Cilacap terhadap para
terdakwa
2. Mencermati penerapan due process of law dalam proses penanganan perkara
para terdakwa.
PENDAHULUAN

Kejahatan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia di dunia.


Segala aktifitas manusia baik politik, social dan ekonomi, dapat menjadi kausa kejahatan.
Sehingga keberadaan kejahatan tidak perlu disesali, tapi harus selalu dicari upaya
bagaimana menanganinya seperti berusaha menekan kualitas dan kuantitasnya serendah
mungkin sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Pada prinsipnya masalah kejahatan
tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan masalah-masalah lain seperti sosial, ekonomi,
politik dan budaya yang mana hal tersebut sebagai fenomena yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Karenanya kejahatan adalah hasil interaksi yang disebabkan adanya
interrelasi antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi, interaksi sebagai fenomena
yang ikut serta dalam terjadinya kejahatan, serta mempunyai hubungan fungsional satu
sama lain.
Kejahatan yang dilakukan oleh anak dewasa ini semakin meluas dan beragam,
baik frekuensi maupun dalam keseriusan kualitas kejahatan. Hal ini terlihat dari banyaknya
kasus yang terjadi antara lain penganiayaan, perkelahian, pemerasan/penodongan,
perkosaan, penyalah gunaan narkotika dan sebagainya.
Dalam hal penganiayaan yang terjadi di lingkup Masyarakat bisa terjadi akibat
berbagai factor, seperti hubungan suami istri yang tidak harmonis, pertengkaran dengan
pasangan atau pacar, perdebatan, perundungan, perbedaan pendapat atau bahkan dendam.
Ketentuan di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), Tindak pidana
penganiayaan termasuk tindak pidana yang kualifikasinya tersebut diatur dalam Pasal 351
Kitap Undang-Undang Hukum Piana (KUHP) Penganiayaan dalam bentuk pokok, dalam
Pasal 351 KUHP jenis-jenis penganiayaan itu sendiri terdiri atas: 1. Penganiayaan Biasa 2.
Penganiayaan Ringan 3. Penganiayaan Berencana 4. Penganiayaan Berat 5. Penganiayaan
berat berencana 6. Penganiayaan terhadap orang-orang yang berkualitas tertentu.
Unsur perbuatan deliquency adalah pelanggaran-pelanggaran norma masyarakat.
Unsur tersebut bersifat anti sosial dari berbagai tindakan untuk mengamankan masyarakat
maka para pelaku kejahatan di beri hukuman yang sesuai dengan perbuatanya dan
perbuatan deliquency adalah perbuatan yang merugikan dalam segala aspeknya. Disamping
itu kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa pada umumnya hampir sama dengan yang
dilakukan oleh anak-anak pula, jadi perbuaan tersebut merupakan kejahatan seperti yang
dirumuskan dalam Kitab Undng-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kepentingan Eksaminasi Putusan penganiayaan memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa hukuman diberikan secara adil dan konsisten. Ini juga memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sistem peradilan pidana beroperasi dalam
menangani tindak pidana seperti penganiayaan. Seiring dengan itu, eksaminasi putusan
penganiayaan membantu dalam merumuskan rekomendasi atau perbaikan yang mungkin
diperlukan dalam proses hukum untuk meningkatkan keadilan dalam menangani kasus-
kasus penganiayaan di masa depan.

Eksaminasi putusan penganiayaan merupakan bagian integral dari sistem hukum


yang transparan dan adil. Dalam pemaparan ini, kita akan menganalisis dan mengevaluasi
beberapa putusan penting dalam kasus penganiayaan, mengungkapkan alasan hukum yang
mendasarinya, serta mengevaluasi konsistensi dalam hukuman yang diberikan oleh
pengadilan. Semua ini dengan harapan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam
tentang bagaimana pengadilan memutuskan kasus- kasus penganiayaan dan bagaimana
hukum diterapkan.
DUDUK PERKARA

Terdakwa ditangkap pada tanggal 22 Juni 2023;


Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh :
1. Penyidik sejak tanggal 22 Juni 2023 sampai dengan tanggal 11 Juli 2023;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 12 Juli
2023 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2023;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Agustus 2023 sampai dengan tanggal
6 September 2023;
4. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 1 September 2023 sampai
dengan tanggal 30 September 2023;
5. perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 1
Oktober 2023 sampai dengan tanggal 29 November 2023;

Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca :


- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Cilacap Nomor 235/ Pid.B/ 2023/
PN Clp tanggal 1 September 2023 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 235/ Pid.B/ 2023/ PN Clp tanggal 1
September 2023 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah memeriksa dan membaca dakwaan penuntut umum;

Setelah mendengar keterangan Saksi – Saksi dan Terdakwa;

Setelah mengamati barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah memperhatikan tuntutan pidana Penuntut Umum yang pada pokoknya


sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa HILMI MAULANA AKIL Bin MUKHAMAD
SIKIN
bersalah telah melakukan tindak Pidana “penganiayaan” dan diancam pidana
Pasal 351 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa HILMI MAULANA AKIL Bin


MUKHAMAD SIKIN dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun,
dikurangi selama Terdakwa ditangkap dan ditahan, dengan perintah
Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :

• 1 (satu) buah Helm warna kuning dengan kaca helm pecah;

• 1 (satu) unit handphone merk Iphone 11 warna merah dalam kondisi layar
pecah;
Dikembalikan kepada Saksi MELLY DWI AGUSTIN selaku yang berhak;

4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar


Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);

Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang disampaikan secara lisan di


depan persidangan pada pokoknya memohon agar Majelis Hakim menjatuhi Terdakwa
dengan hukuman yang seringan-ringannya dengan alasan bahwa Terdakwa telah
mengaku bersalah dan menyesali perbuatanya serta berjanji tidak akan mengulanginya
lagi;

Setelah mendengar tanggapan dari Penuntut umum secara lisan atas


permohonan dari Terdakwa yang pada pokoknya Penuntut Umum menyatakan tetap
pada tuntutanya, serta tanggapan Terdakwa atas tanggapan penuntut umum tersebut
secara lisan yang pada pokoknya Terdakwa menyatakan tetap pada permohonanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum


berdasarkan surat dakwaan, sebagai berikut :
Bahwa ia Terdakwa HILMI MAULANA AKIL Bin MUKHAMAD SIKIN,
Pada hari Jumat tanggal 21 April tahun 2023 sekira jam 23.30 WIB atau setidak-
tidaknya pada waktu lain dalam bulan April Tahun 2023 atau waktu lain yang masih
masuk dalam tahun 2023, bertempat di kamar kost Nomor 5 di rumah kost milik
PARLIYATI, yang berada di Jalan Sukun Desa Karangkandri Kec. Kesugihan Kab.
Cilacap, atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk dalam Daerah Hukum
Pengadilan Negeri Cilacap, dengan sengaja telah melakukan penganiayaan, yang
dilakukan oleh Terdakwa yaitu dengan cara sebagai berikut :
Pada Hari Jumat, tanggal 21 April 2023, sekira pukul 23.30 WIB, pada saat
Terdakwa dan Saksi MELLY DWI AGUSTIN sedang berada di dalam kamar kost noor 5
rumah kost milik Saksi PARLIYATI antara Terdakwa dan Saksi MELLY DWI AGUSTIN
terlibat pertengkaran, kemudian Terdakwa hendak pergi dari kamar tersebut, namun
kamar kost dikunci oleh Saksi MELLY DWI AGUSTIN, sehingga Terdakwa semakin
emosi dan hendak keluar melalui jendela kamar kost tersebut, namun kaki Terdakwa
dipegangi oleh Saksi MELLY DWI AGUSTIN, lalu Terdakwa membanting helm untuk
menakuti Saksi MELLY DWI AGUSTIN melepaskan kaki Terdakwa, namun Saksi
MELLY DWI AGUSTIN tetap memegangi kaki Terdakwa, sehingga Terdakwa
mendorong Saksi MELLY DWI AGUSTIN dengan menggunakan kaki Terdakwa dan
mengenai hidung Saksi MELLY DWI AGUSTIN hingga mengeluarkan darah. Akibat
perbuatan Terdakwa, Saksi MELLY DWI AGUSTI mengalami luka rasa sakit pada bagian
dahi dan hidung mengeluarkan darah, berdasarkan Visum Et Repertum RSU AFDILA,
nomor : 1157/AFDILA/V/2023, tertanggal 22 April 2023, dibuat oleh dr. Herikus Ardi
Wilopo dan diketahui oleh Direktur RSDU AFDILA Cilacap dr. Lola Salsabila, yang telah
melakukan pemeriksaan terhadap Melly Dwi Agustin, dengan kesimpulan pemeriksaan :
Pada pemeriksaan korban perempuan yang menurut surat permintaan visum et repertum
berumur dua puluh tahun ini, terdapat luka memar sedikit pada hidung, batas tidak tegas
yang menimbulkan terjadinya keluar darah dari hidung;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
351 ayat (1) KUHP.

ISU HUKUM

Penganiayaan Menurut KUHP


Didalam KUHP, penganiayaan diatur dalam pasal 351 sampai pasal 358 KUHP,
menganiaya ialah pelaku menginginkan dengan sengaja akibat yang ditimbulkan untuk
korban merasakan sakit atau luka, hal ini harus dituduhkan kepada tersangka oleh korban
dalam bentuk laporan resmi ke kepolisian.
Pasal 351 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) termasuk dalam Bab
XX tentang Tindak Pidana Penganiayaan. Adapun untuk Pasal 351 ayat 2 memuat tentang
tindak pidana penganiayaan berat. Mengutip dari KUHP, berikut bunyi lengkap isi
pasalnya. Bunyi Pasal 351 KUHP :
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Namun demikian meskipun telah ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai


sanksi yang akan diterima pelaku sebagai konsekuensi dari perbuatannya, tetap tidak
sedikit orang yang masih melakukan penganiayaan dikarenakan berbagai alasan. Akan
tetapi pengertian kejahatan sendiri tetaplah tidak dapat dipastikan seperti apa bentuknya
sampai kejahatan itu terjadi dan bersumber langsung dari alam dan kehidupan sosial
masyarakat (J.E Sahetapy, Kriminologi dan Masalah Kejahatan, PT Citra Aditya Bhakti,
Bandung)

BUKTI – BUKTI

Menyatakan barang bukti berupa :


1. 1 (satu) buah Helm warna kuning dengan kaca helm pecah;
2. 1 (satu) unit handphone merk Iphone 11 warna merah dalam kondisi
layar pecah;

EKSAMINASI

A. FILOSOFIS
Penganiayaan merupakan tindak pidana yang memang sudah seharusnya
bagi para pelakunya mendapatkan hukuman untuk mendapatkan efek jera. Hal
tersebut seperti putusan Hakim pada Nomor : 235/Pid.B/2023/ PN Clp, terhadap
tindak pidana penganiayaan yang diberikan pemidanaan selama 11 (sebelas) bulan
sedangkan hukuman maksimalnya 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan penjara. Tujuan
pemaparan ini ialah mengetahui bagaimanakah dasar pertimbangan Hakim dalam
penjatuhan pemidanaan terhadap orang/pelaku yang dengan sengaja melakukan
tindak pidana penganiayaan dan apakah putusan Hakim pengadilan Negeri Cilacap
terhadap orang/pelaku yang dengan sengaja melakukan tindak pidana penganiayaan
telah memenuhi fakta-fakta persidangan.

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan dasar pertimbangan Hakim


dalam penjatuhan pemidanaan terhadap orang/pelaku yang dengan sengaja
melakukan tindak pidana penganiayaan memperhatikan tiga aspek yaitu : yuridis,
sosiologis dan filosofis. Berdasarkan aspek filosofis dalam kasus ini terdakwa
HILMI MAULANA AKIL Bin MUKHAMAD SIKIN terbukti secara sah
melanggar Pasal 351 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yaitu:
“Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”. Secara filosofis
Hakim menilai bahwa pemidanaan yang diberikan terhadap terdakwa dengan
pemidanaan selama 11 (sebelas) bulan adalah hukuman yang harus ditangguhkan
terhadap terdakwa. Berdasarkan tindak pidana yang dilakukannya, hukuman yang
seharusnya ditanggguhkan lebih berat dari hukuman yang diberikan oleh Hakim
agar dapat memberikan efek jera terhadap terdakwa sehingga akan lebih bisa
berfikir dengan nalar dingin tanpa emosi ketika menghadapi situasi tertentu.
Semestinya Hakim dalam menjatuhkan putusan dalam suatu tindak pidana lebih di
perhatikan kembali hal-hal yang dapat memaksimalkan hukuman terhadap terdakwa,
serta agar dapat meminimalisir tindak pidana serupa yang berpotensi terjadi.

Saran terhadap para penegak hukum hendaknya dalam pembuktian lebih


diperhatikan kembali bukti-bukti yang ada serta bukti-bukti pendukung sehingga
dapat dijadikan dasar dalam menghukum terdakwa dan dapat memberikan hukuman
yang maksimal agar terdakwa mendapat efek jera.

B. ASAS HUKUM

Asas kepastian hukum ini dalam bidang hukum pidana sering juga disebut
dengan asas legalitas.
Asas legalitas adalah adanya nash hukum yang mengatur, memelihara,
mengendalikan, memaksa, memberi sanksi, dan menetapkan semua bentuk
perbuatan yang dikategorikan melanggar hukum, baik mengerjakan yang dilarang
maupun meninggalkan yang diperintah. Dengan demikian arti legalitas adalah
“keabsahan sesuatu menurut nash atau undang-undang”.
Makna asas legalitas merupakan konsekuensi logis dari gagasan dasar yang
merupakan substansi asas legalitas, yaitu: perlindungan hak-hak individu warga
negara dengan cara membatasi kekuasaan penguasa (termasuk hakim) dan
pengaturan pembatasan melalui instrumen undang-undang pidana, serta
pemberlakuan ketentuan pidana tidak boleh berlaku surut.
Penerapan arti asas legalitas di Indonesia dapat dilihat pada Pasal 1 ayat (1)
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi: “Tiada suatu
perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundangundangan yang telah ada, sebelum perbuatan dilakukan.”

C. HUKUM POSITIF
Peraturan mengenai penganiayaan dalam hukum pidana positif diatur secara
rinci dalam Pasal 351 KUHP turut mengancam para pelakunya dengan pidana
penjara bervariasi paling lama 7 tahun. Pasal tersebut menjelaskan secara rinci
tentang tindak pidana penganiayaan dengan ancaman pidana penjara. Peraturan-
peraturan inilah yang dijadikan sebagai dasar asas legalitas bagi hakim dalam
menjatuhkan hukuman bagi pelaku tindak pidana penganiayaan. Dalama kasus
penganiayaan dengan terdakwa Hilmi Maulana Akil Bin Mukhamad Sikin,
terbukti secara sah telah melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP. Tetapi dalam kasus
penganiayaan dengan Putusan Hakim Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp, terdakwa
hanya dijatuhkan pidana selama11 (sebelas) bulan yang dalam hal ini
memperhatikan patokan hasil bukti, pidana tersebut dirasa kurang karena pidana
yang dijatuhkan terlalu ringan.

D. MANFAAT HUKUM
Dalam yurisprudensi di Indonesia, kejahatan yang menyangkut tentang
penganiayaan dijatuhi pidana penjara, hal tersebut dimaksudkan supaya pelaku
dapat sadar dengan tindakannya, sehingga bisa lebih paham dan teliti dalam
bertindak. Selain itu Hakim dapat menetapkan pidana penjara sesuai tingkat
penganiayaan yang terjadi yang diatur dalam Pasal 351. Sehingga, jaksa penuntut
umum dan hakim dapat memberikan efek jera terhadap terdakwa, serta rasa malu
untuk tidak mengulangi lagi karena kebebasannya telah diambil dan adanya
pembinaan sehingga pelaku dapat merubah perilaku ke arah yang lebih baik atau
lebih tepatnya dapat dimasyarakatkan kembali.
KESIMPULAN

Sebagaimana telah dirumuskan di dalam putusan hakim pengadilan negeri yang


Menyatakan terdakwa Hilmi Maulana Akil Bin Mukhamad Sikin terbukti secara sah
melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP. Pasal ini menjelaskan tentang penganiayaan dan
secara sah merupakan perbuatan melanggar hukum.
Dalam putusan pengadilan Negeri, hakim memutuskan bahwa terdakwa telah
bersalah dan terbukti melakukan tindak pidana sesuai dengan apa yang didakwakan
padanya yaitu Pasal 351 ayat (1) KUHP. Pasal tersebut menjelaskan secara rinci tentang
tindak pidana penganiayaan sebagaimana yang telah terdakwa lakukan. Menurut saya,
hal yang dilakukan oleh terdakwa memanglah suatu tindakan pidana penganiayaan
karena dalam dakwaan sudah disebutkan sacara jelas terdakwa telah melanggar pasal
351 ayat (1) KUHP dengan maksimal hukuman 2 (dua) tahun 8 (delapan) bulan.

Putusan dan dakwaan yang ditujukan dengan dasar Pasal 351 ayat (1) Kitab
Undang-undang Hukum Pidana terhadap terdakwa tersebut kami beranggapan sangat tidak
berdasar dan tidak sesuai dengan aspek sosiologis dan psikis terdakwa yang dikategorikan
menurut hukum merupakan orang yang sudah dewasa dan orang yang sudah cakap hukum,
seyogyanya dengan dakwaan penganiayaan dimana terdakwa sebagai orang yang
merugikan pihak lain karena menjadikan rasa sakit, luka dan berpotensi terjadi kefatalan,
maka hukuman yang diberikan kepada terdakwa haruslah dapat semaksimal mungkin.
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id PUTUSAN
Nomor 235/Pid.B/2023/ PN Clp

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Cilacap yang memeriksa dan mengadili perkara pidana


dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan
sebagai berikut, dalam perkara Terdakwa :
Nama lengkap : HILMI MAULANA AKIL Bin MUKHAMAD SIKIN;
Tempat lahir : Cilacap;
Umur/Tanggal lahir : 21 tahun / 20 Desembe
2001; Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Jl. Jend. Sudirman RT 02 RW 07, Desa Planjan,
Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap;
Agama : Islam;
Pekerjaan : Mahasiswa;
Terdakwa ditangkap pada tanggal 22 Juni 2023;
Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh :
6. Penyidik sejak tanggal 22 Juni 2023 sampai dengan tanggal 11 Juli 2023;
7. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 12 Juli 2023
sampai dengan tanggal 20 Agustus 2023;
8. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Agustus 2023 sampai dengan tanggal 6
September 2023;
9. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 1 September 2023 sampai dengan
tanggal 30 September 2023;
10. perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 1
Oktober 2023 sampai dengan tanggal 29 November 2023;

Pengadilan Negeri
tersebut; Setelah
membaca :
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Cilacap Nomor 235/ Pid.B/ 2023/ PN
Clp tanggal 1 September 2023 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 235/ Pid.B/ 2023/ PN Clp tanggal 1
September 2023 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

Setelah memeriksa dan membaca dakwaan penuntut umum;

Setelah mendengar keterangan Saksi – Saksi dan

Terdakwa;

Setelah mengamati barang bukti yang diajukan di persidangan;

Setelah memperhatikan tuntutan pidana Penuntut Umum yang pada


pokoknya sebagai berikut :

Halaman 1 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN


Clp
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusa1n..mMaehnykaatmakaahnagTuenrdga.gkow.aid HILMI MAULANA AKIL Bin
MUKHAMAD SIKIN
bersalah telah melakukan tindak Pidana “penganiayaan” dan diancam pidana
Pasal 351 ayat (1) KUHP sebagaimana dalam dakwaan Penuntut Umum;
5. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa HILMI MAULANA AKIL Bin
MUKHAMAD SIKIN dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun, dikurangi
selama Terdakwa ditangkap dan ditahan, dengan perintah Terdakwa tetap berada
dalam tahanan;
6. Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) buah Helm warna kuning dengan kaca helm pecah;
• 1 (satu) unit handphone merk Iphone 11 warna merah dalam kondisi layar pecah;

Dikembalikan kepada Saksi MELLY DWI AGUSTIN selaku yang berhak;


7. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500,-
(dua ribu lima ratus rupiah);

Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang disampaikan secara lisan di


depan persidangan pada pokoknya memohon agar Majelis Hakim menjatuhi Terdakwa
dengan hukuman yang seringan-ringannya dengan alasan bahwa Terdakwa telah
mengaku bersalah dan menyesali perbuatanya serta berjanji tidak akan mengulanginya
lagi;

Setelah mendengar tanggapan dari Penuntut umum secara lisan atas permohonan
dari Terdakwa yang pada pokoknya Penuntut Umum menyatakan tetap pada tuntutanya,
serta tanggapan Terdakwa atas tanggapan penuntut umum tersebut secara lisan yang
pada pokoknya Terdakwa menyatakan tetap pada permohonanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum


berdasarkan surat dakwaan, sebagai berikut :
Bahwa ia Terdakwa HILMI MAULANA AKIL Bin MUKHAMAD SIKIN, Pada
hari Jumat tanggal 21 April tahun 2023 sekira jam 23.30 WIB atau setidak-tidaknya
pada waktu lain dalam bulan April Tahun 2023 atau waktu lain yang masih masuk
dalam tahun 2023, bertempat di kamar kost Nomor 5 di rumah kost milik PARLIYATI,
yang berada di Jalan Sukun Desa Karangkandri Kec. Kesugihan Kab. Cilacap, atau
setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri
Cilacap, dengan sengaja telah melakukan penganiayaan, yang dilakukan oleh
Terdakwa yaitu dengan cara sebagai berikut :
Pada Hari Jumat, tanggal 21 April 2023, sekira pukul 23.30 WIB, pada saat
Terdakwa dan Saksi MELLY DWI AGUSTIN sedang berada di dalam kamar kost noor
5 rumah kost milik Saksi PARLIYATI antara Terdakwa dan Saksi MELLY DWI
AGUSTIN terlibat pertengkaran, kemudian Terdakwa hendak

Halaman 2 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusapne.mrgai hdkaarimkaahmaagrutnegrs.gebou.itd, namun kamar kost dikunci oleh
Saksi MELLY DWI
AGUSTIN, sehingga Terdakwa semakin emosi dan hendak keluar melalui jendela
kamar kost tersebut, namun kaki Terdakwa dipegangi oleh Saksi MELLY DWI
AGUSTIN, lalu Terdakwa membanting helm untuk menakuti Saksi MELLY DWI
AGUSTIN melepaskan kaki Terdakwa, namun Saksi MELLY DWI AGUSTIN tetap
memegangi kaki Terdakwa, sehingga Terdakwa mendorong Saksi MELLY DWI
AGUSTIN dengan menggunakan kaki Terdakwa dan mengenai hidung Saksi MELLY
DWI AGUSTIN hingga mengeluarkan darah. Akibat perbuatan Terdakwa, Saksi
MELLY DWI AGUSTI mengalami luka rasa sakit pada bagian dahi dan hidung
mengeluarkan darah, berdasarkan Visum Et Repertum RSU AFDILA, nomor :
1157/AFDILA/V/2023, tertanggal 22 April 2023, dibuat oleh dr. Herikus Ardi Wilopo
dan diketahui oleh Direktur RSDU AFDILA Cilacap dr. Lola Salsabila, yang telah
melakukan pemeriksaan terhadap Melly Dwi Agustin, dengan kesimpulan pemeriksaan :
Pada pemeriksaan korban perempuan yang menurut surat permintaan visum et repertum
berumur dua puluh tahun ini, terdapat luka memar sedikit pada hidung, batas tidak tegas
yang menimbulkan terjadinya keluar darah dari hidung;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 351 ayat (1) KUHP;

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum diatas, Terdakwa


menyatakan bahwa ia sudah mengerti dan tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum di


persidangan telah menghadirkan beberapa orang sebagai Saksi yang selanjutnya secara
di bawah sumpah memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut :
1. Saksi Melly Dwi Agustin Binti Kasmin;
Bahwa Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rokhani dan bersedia memberikan
keterangan sebenar-benarnya;
Bahwa Saksi telah dipukuli oleh Terdakwa menggunakan tangan kosong; Bahwa
kejadianya pada hari Jumat tanggal 21 April 2023 sekira jam 23.30
Wib di dalam Kamar kost Nomor 5 ikut Jalan Sukun Desa Karangkandri
Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap;
Bahwa Terdakwa memukul Saksi lebih dari 3 kali mengenai bagian kaca helm
yang saat itu Saksi pakai tetapi kaca helm pecah dan pukulan menembus
mengenai muka Saksi;
Bahwa Terdakwa memukul Saksi karena awalnya kami bertengkar adu mulut
kemudian ketika Saksi sedang di hadapannya kemudian Terdakwa langsung
memukul kaca helm yang Saksi pakai lebih dari tiga kali hingga membuat kaca
helm pecah dan pukulannya menembus tulang hidung Saksi hingga dahi Saksi;

Halaman 3 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mBaahhwkaampaehrmagausnalga.hgaon.indya yaitu Terdakwa tidak terima karena
Saksi tegur
menerobos lampu merah kemudian Terdakwa marah-marah ketika Saksi hendak
bicarakan baik –baik di kost malah Saksi dipukuli;
Bahwa akibat kejadian tersebut Saksi mengalami rasa sakit di dahi dan hidung
mengeluarkan darah, hidung Saksi terasa sakit sekitar 1 minggu;
Bahwa yang mengetahui setelah kejadian tersebut adalah sdri. Parliyati yang
merupakan pemilik kos dan juga yang mengantar Saksi ke RSU Afdila untuk
berobat;
Bahwa setelah kejadian tersebut Terdakwa juga pada tanggal 21 Juni 2023 sempat
membanting HP milik Saksi yaitu HP Iphone 11 warna merah hingga layarnya
pecah;
Bahwa Saksi membenarkan barang bukti di persidangan;
Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa memberi tanggapan bahwa tidak
benar Terdakwa telah memukul Saksi Melly Dwi Agustin, hidung Saksi Melly Dwi
Agustin berdarah akibat terkena lutut terdakwa ketika kaki terdakwa ditarik saksi
Melly Dwi Agustin;
Terhadap tanggapan Terdakwa atas keterangan Saksi tersebut, Saksi menyatakan
tetap pada keterangannya;

2. Saksi Parliyati Binti Suparlan Hadi Sucipto;


Bahwa Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rokhani dan bersedia memberikan
keterangan sebenar-benarnya;
Bahwa Saksi mendapati Saksi Melly Dwi Agustin mengalami luka di hidung
mengeluarkan darah di Kos kosan milik Saksi;
Bahwa kejadianya pada hari Jumat tanggal 21 April 2023 sekira jam 23.30 Wib di
dalam Kamar kost Nomor 5 ikut Jalan Sukun RT 06 RW 02 Desa Karangkandri
Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap;
Bahwa berdasarkan pengakuan Saksi Melly Dwi Agustin, dirinya mengaku telah
dipukul oleh Terdakwa yang merupakan tunangan dari Saksi Melly Dwi Agustin
tersebut yang kos bareng di kos milik Saksi;
Bahwa Saksi tidak melihat langsung pemukulan tersebut namun hanya mendengar
suara ribut-ribut dan kegaduhan kemudian Saksi mendekat ke depan kamar kos
nomor 5 tersebut kemudian tidak berselang lama mendengar perempuan teriak
minta tolong dan keluar kamar dengan menangis dan hidung mengeluarkan darah;
Bahwa pada saat kejadian tersebut Terdakwa berada di kamar kos dengan Saksi
Melly Dwi Agustin;
Bahwa Saksi sempat menanyakan kepada Terdakwa namun Terdakwa tidak
mengakuinya dan bilang kalau hidung Saksi Melly Dwi Agustin tidak sengaja
terkena kakinya saat melepas sepatu Terdakwa;

Halaman 4 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mBaahhwkaamkeamhaugduianngm.geon.iedlpon sdr. Budi yang merupakan saudara
Saksi, untuk
mengantarkan Saksi Melly Dwi Agustin ke RSU Afdila untuk berobat sementara
Terdakwa kemudian pergi;
Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa memberi tanggapan bahwa tidak
benar Terdakwa telah memukul Saksi Melly Dwi Agustin, hidung Saksi Melly Dwi
Agustin berdarah akibat terkena lutut terdakwa ketika kaki terdakwa ditarik saksi
Melly Dwi Agustin;
Terhadap tanggapan Terdakwa atas keterangan Saksi tersebut, Saksi menyatakan
tetap pada keterangannya;

3. Saksi Budi Hartono Bin Soeroyo;


Bahwa Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rokhani dan bersedia memberikan
keterangan sebenar-benarnya;
Bahwa Saksi mendapati Saksi Melly Dwi Agustin mengalami luka di hidung
mengeluarkan darah di Kos kosan milik Saksi;
Bahwa kejadianya pada hari Jumat tanggal 21 April 2023 sekira jam 23.30 Wib di
dalam Kamar kost Nomor 5 ikut Jalan Sukun RT 06 RW 02 Desa Karangkandri
Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap;
Bahwa berdasarkan pengakuan Saksi Melly Dwi Agustin, dirinya mengaku telah
dipukul oleh Terdakwa yang merupakan tunangan dari Saksi Melly Dwi Agustin
tersebut yang kos bareng di kos milik Saksi Parliyati;
Bahwa Saksi tidak melihat langsung saat peristiwa pemukulan, Saksi hanya ditelpon
Saksi Parliyati katanya di kos kosan ada keributan, kemudian Saksi datang dan
mendapati memang ada keributan antar 2 sejoli di kamar nomor 5 Kos kosan
tersebut dan ketika itu Saksi melihat Saksi Melly Dwi Agustin hidungnya
mengeluarkan darah;
Bahwa Saksi mengetahui pada saat kejadian tersebut Terdakwa berada di kamar kos
dengan Saksi Melly Dwi Agustin;
Bahwa Saksi sempat menanyakan kepada Terdakwa namun Terdakwa tidak
mengakuinya dan bilang kalau hidung Saksi Melly Dwi Agustin tidak sengaja
terkena kakinya saat melepas sepatu Terdakwa;
Bahwa Saksi kemudian membawa Saksi Melly Dwi Agustin ke RSU Afdila menganti
untuk berobat kemudian setelah kembali ke kos Terdakwa sudah tidak berada di
tempat;
Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa memberi tanggapan bahwa tidak
benar Terdakwa telah memukul Saksi Melly Dwi Agustin, hidung Saksi Melly Dwi
Agustin berdarah akibat terkena lutut terdakwa ketika kaki terdakwa ditarik saksi
Melly Dwi Agustin;
Terhadap tanggapan Terdakwa atas keterangan Saksi tersebut, Saksi menyatakan
tetap pada keterangannya;

Halaman 5 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.maMhkeanmimabhaanggu, nbga.hgwoa.idTerdakwa Hilmi Maulana Akil Bin
Mukhamad Sikin
di persidangan telah memberikan keterangan, sebagai berikut :
• Bahwa Terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rokhani dan bersedia
memberikan keterangan sebenar-benarnya;
• Bahwa Terdakwa bertengkar dengan Saksi Melly Dwi Agustin yang merupakan
tunangan Terdakwa;
• Bahwa kejadianya pada hari Jumat tanggal 21 April 2023 sekira pukul 23.30 Wib di
dalam Kamar Kost nomor 5 kos kosan milik saudari Parliyasih di jalan
Sukun Desa Karangkandri Kecamatan kesugihan Kabupaten Cilacap;
• Bahwa Terdakwa dan Saksi Melly Dwi Agustin sempat bertengkar kemudian
hidung Saksi Melly Dwi Agustin terkena lutut Terdakwa hingga mengeluarkan darah
kemudian Terdakwa membanting helm hingga pecah;
• Bahwa seingat Terdakwa hidung Saksi Melly Dwi Agustin berdarah karena
terkena lutut Terdakwa ketika kaki Terdakwa ditarik Saksi Melly Dwi Agustin
karena dilarang pulang kemudian Terdakwa berontak dan lulut Terdakwa mengenai
hidung Saksi Melly Dwi Agustin hingga berdarah sementara helm Terdakwa banting
sehingga pecah;
• Bahwa Terdakwa semula bertengkar di depan kos kosan dengan Saksi Melly
Dwi Agustin kemudian sepatu Terdakwa sudah dilepas satu oleh Saksi Melly Dwi
Agustin kemudian helm Terdakwa juga sudah dipegangi kemudian Terdakwa masuk
kemudian di dalam bertengkar kembali kemudian ketika Terdakwa mau pergi karena
pintu di kunci oleh Saksi Melly Dwi Agustin, Terdakwa hendak keluar lewat jendela
tetapi kaki Terdakwa dipegangi oleh Saksi Melly Dwi Agustin kemudian kemudian
Terdakwa dorong badan menggunakan kaki tetapi hidungnya terkena lutut Terdakwa
hingga berdarah;
• Bahwa Terdakwa membanting helm agar kaki Terdakwa dilepaskan dan
untuk menakuti biar Saksi Melly Dwi Agustin membukakan pintu Kos kosan;
• Bahwa permasalahan antara Terdakwa dan Saksi Melly Dwi Agustin karena
awalnya saat Terdakwa memboncengkan Saksi Melly Dwi Agustin naik motor
melintasi lampu merah Karangkandri saat lampu masih kuning Terdakwa terus
melaju kemudian Saksi Melly Dwi Agustin marah marah dikira Terdakwa
menerobos lampu merah sehingga kami bertengkar;
• Bahwa Terdakwa mendorong badan Saksi Melly Dwi Agustin dengan kaki
dan membanting helm memang dengan sengaja Terdakwa lakukan tetapi kalau lutut
mengenai hidung tidak sengaja Terdakwa lakukan;
• Bahwa Terdakwa pada saat kejadian memang dalam pengaruh minuman
keras karena sebelumnya minum minuman keras jenis anggur merah habis setengah
botol;
• Bahwa Terdakwa sebelumnya pernah melakukan kekerasan / memukul Saksi
Melly Dwi Agustin karena permasalahan pribadi;

Halaman 6 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusa•n.mBaahhwkaamsaehlaainguknegja.dgioa.nidtersebut, Terdakwa pada hari senin
tanggal 21 Juni
2023 di depan kantor PNM mekar di Jalan menjangan Kelurahan Mertasinga Cilacap
Utara Terdakwa marah / emosi kepada Saksi Melly Dwi Agustin karena berbelit –
belit saat Terdakwa tanya terkait pelaporan ke Polsek Kesugihan masalah kejadian
malam lebaran yang mengakibatkan hidung Saksi Melly Dwi Agustin berdarah dan
Terdakwa suruh Saksi Melly Dwi Agustin mencabut laporannya namun tidak mau
sehingga Terdakwa banting HP milik Saksi Melly Dwi Agustin hingga pecah;
• Bahwa Terdakwa membenarkan barang bukti yang dihadirkan di
persidangan;
• Bahwa Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi kembali;

Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai berikut :


• 1 (satu) buah Helm warna kuning dengan kaca helm pecah;
• 1 (satu) unit handphone merk Iphone 11 warna merah dalam kondisi layar pecah;

Barang bukti yang mana setelah diperlihatkan di persidangan telah dibenarkan baik oleh
para Saksi maupun Terdakwa;

Menimbang, bahwa guna ringkasnya uraian dalam putusan ini maka segala
sesuatu yang belum tercantum ditunjuk sebagaimana yang termuat dalam berita acara
persidangan yang dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan
diperoleh fakta hukum, sebagai berikut :
• Bahwa pada hari Jumat, tanggal 21 April 2023, sekira pukul 23.30 WIB, pada
saat Terdakwa dan Saksi Melly Dwi Agustin sedang berada di dalam kamar kost
nomor 5 rumah kost milik Saksi Parliyati antara Terdakwa dan Saksi Melly Dwi
Agustin Terlibat pertengkaran;
• Bahwa saat itu Terdakwa hendak pergi dari kamar tersebut, namun kamar
kost dikunci oleh Saksi Melly Dwi Agustin, sehingga Terdakwa semakin emosi dan
hendak keluar melalui jendela kamar kost tersebut, namun kaki Terdakwa dipegangi
oleh Saksi Melly Dwi Agustin, lalu Terdakwa membanting helm untuk menakuti
Saksi Melly Dwi Agustin melepaskan kaki Terdakwa, namun Saksi Melly Dwi
Agustin tetap memegangi kaki Terdakwa, sehingga Terdakwa mendorong Saksi
Melly Dwi Agustin dengan menggunakan kaki Terdakwa dan mengenai hidung Saksi
Melly Dwi Agustin hingga mengeluarkan darah;
• Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Melly Dwi Agusti mengalami luka
rasa sakit pada bagian dahi dan hidung mengeluarkan darah;

Halaman 7 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusa•n.mBaahhwkaamaakhibaagt upnegr.bguoa.tiadn Terdakwa berdasarkan Visum Et
Repertum RSU
AFDILA, nomor : 1157/AFDILA/V/2023, tertanggal 22 April 2023, dibuat oleh dr.
HERIKUS ARDI WILOPO dan diketahui oleh Direktur RSDU AFDILA Cilacap dr.
LOLA SALSABILA, yang telah melakukan pemeriksaan terhadap Melly Dwi
Agustin, dengan kesimpulan pemeriksaan : Pada pemeriksaan korban perempuan
yang menurut surat permintaan visum et repertum berumur dua puluh tahun ini,
terdapat luka memar sedikit pada hidung, batas tidak tegas yang menimbulkan
terjadinya keluar darah dari hidung;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah


berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah
melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;

Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan


dakwaan tunggal, yaitu sebagaimana diatur dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP, yang
unsur – unsurnya sebagai berikut :
1. Barang siapa;
2. Dengan sengaja melakukan penganiayaan;

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim


mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad.1. Unsur “Barangsiapa”;
Menimbang, bahwa di persidangan Penuntut Umum telah menghadirkan seseorang
yang bernama Hilmi Maulana Akil Bin Mukhamad Sikin yang selanjutnya
didudukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya di persidangan Terdakwa telah pula
membenarkan identitas dirinya sebagaimana yang tercantum dalam surat dakwaan
sehingga dalam perkara aquo tidak terdapat error in persona;
Menimbang, bahwa sepanjang pengamatan Majelis Hakim ternyata Terdakwa
berada dalam keadaan sehat, dewasa dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
dengan baik dan lancar sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa memiliki
kemampuan bertanggung jawab menurut hukum;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur pertama dipandang telah terpenuhi;

Ad.2. Unsur “Dengan sengaja melakukan penganiayaan”;


Menimbang, bahwa yang dimaksud “dengan sengaja” berarti adanya niat atau
maksud yang timbul dari pelaku yang dalam keadaan sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang sudah diketahui akibat yang akan terjadi;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan penganiayaan adalah perlakuan
sewenang-wenang dalam rangka menyiksa atau menindas orang

Halaman 8 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusalnai.nm. aDhimkaamnaahpaegrubnuagt.agno.itdersebut dilakukan dengan tujuan
menimbulkan rasa
sakit atau luka pada orang lain;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang diperoleh di persidangan,
bahwa pada hari Jumat, tanggal 21 April 2023, sekira pukul 23.30 WIB, pada saat
Terdakwa dan Saksi Melly Dwi Agustin sedang berada di dalam kamar kost nomor 5
rumah kost milik Saksi Parliyati antara Terdakwa dan Saksi Melly Dwi Agustin Terlibat
pertengkaran, saat itu Terdakwa hendak pergi dari kamar tersebut, namun kamar kost
dikunci oleh Saksi Melly Dwi Agustin, sehingga Terdakwa semakin emosi dan hendak
keluar melalui jendela kamar kost tersebut, namun kaki Terdakwa dipegangi oleh
Saksi Melly Dwi Agustin, lalu Terdakwa membanting helm untuk menakuti Saksi
Melly Dwi Agustin melepaskan kaki Terdakwa, namun Saksi Melly Dwi Agustin tetap
memegangi kaki Terdakwa, sehingga Terdakwa mendorong Saksi Melly Dwi Agustin
dengan menggunakan kaki Terdakwa dan mengenai hidung Saksi Melly Dwi Agustin
hingga mengeluarkan darah;
Menimbang, bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Melly Dwi Agusti
mengalami luka rasa sakit pada bagian dahi dan hidung mengeluarkan darah,
berdasarkan Visum Et Repertum RSU AFDILA, nomor : 1157/AFDILA/V/2023,
tertanggal 22 April 2023, dibuat oleh dr. HERIKUS ARDI WILOPO dan diketahui oleh
Direktur RSDU AFDILA Cilacap dr. LOLA SALSABILA, yang telah melakukan
pemeriksaan terhadap Melly Dwi Agustin, dengan kesimpulan pemeriksaan : Pada
pemeriksaan korban perempuan yang menurut surat permintaan visum et repertum
berumur dua puluh tahun ini, terdapat luka memar sedikit pada hidung, batas tidak tegas
yang menimbulkan terjadinya keluar darah dari hidung;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta hukum tersebut di atas, Majelis
Hakim berpendapat unsur ini telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 351 ayat (1) KUHP
dalam dakwaan tunggal Penuntut Umum terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan tersebut;

Menimbang, bahwa selama persidangan berlangsung, Majelis Hakim tidak


menemukan alasan pemaaf dan pembenar pada diri Terdakwa yang dapat
menghapuskan sifat kesalahan dan sifat melawan hukumnya, maka Terdakwa harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya;

Menimbang, bahwa oleh karena itu Terdakwa harus dinyatakan terbukti bersalah
dan dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya;

Menimbang, bahwa sebelum Terdakwa dijatuhi pidana perlu dipertimbangkan


dahulu keadaan diri Terdakwa yakni sebagai berikut :

Halaman 9 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
K e ad a a n y a n g m e m b e r atkan:
putusa n .m a h k am a h a gu n g .g o .i d
• Perbuatan Terdakwa mengakibatkan Saksi Melly Dwi Agustin mengalami rasa sakit;

Keadaan yang meringankan:


• Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak akan
mengulangi lagi;
• Terdakwa belum pernah dihukum;

Menimbang, bahwa sebagaimana yang menjadi tujuan pemidanaan bahwa pidana


yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa tidak bersifat balas dendam melainkan bersifat
preventif, korektif, edukatif agar Terdakwa menjadi jera dan tidak mengulangi lagi
perbuatanya serta diharapkan dapat menjalani kehidupan yang lebih baik;

Menimbang, bahwa oleh karena itu majelis hakim memandang putusan yang akan
dijatuhkan terhadap diri Terdakwa sebagaimana tercantum dalam amar putusan perkara
ini dipandang telah adil dan setimpal dengan perbuatan Terdakwa;

Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara ini Terdakwa telah dikenakan
penangkapan dan penahanan yang sah, maka masa penangkapan dan penahanan tersebut
harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanannya dilandasi


alasan yang cukup, maka majelis hakim perlu memerintahkan agar Terdakwa tetap
berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan berupa :


• 1 (satu) buah Helm warna kuning dengan kaca helm pecah;
• 1 (satu) unit handphone merk Iphone 11 warna merah dalam kondisi layar pecah;

Statusnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa dijatuhi pidana, maka Terdakwa dibebani


untuk membayar biaya perkara sejumlah yang tercantum dalam amar putusan;

Mengingat, Pasal 351 ayat (1) KUHP dan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;

MENGADILI :

Halaman 10 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusa1n..mMaehnykaatmakaahnagTeurndga.kgwoa.idHilmi Maulana Akil Bin
Mukhamad Sikin tersebut di
atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“dengan sengaja melakukan penganiayaan” sebagaimana dalam dakwaan
tunggal Penuntut Umum;

2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Hilmi Maulana Akil Bin Mukhamad


Sikin oleh karena itu dengan pidana penjara selama 11 (sebelas) bulan;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa


dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap dalam tahanan;

5. Menyatakan barang bukti berupa :

• 1 (satu) buah Helm warna kuning dengan kaca helm pecah;


• 1 (satu) unit handphone merk Iphone 11 warna merah dalam kondisi layar pecah;

Dikembalikan kepada Saksi Melly Dwi Agustin;

6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah


Rp.2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Cilacap, pada hari Selasa, 17 Oktober 2023, oleh kami, Muhamad Salam
Giribasuki, S.H. sebagai Hakim Ketua, I Wayan Sugiartawan,
S.H. dan Joko Widodo, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Majelis Hakim
tersebut, dibantu oleh Sitri Winarsih Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri
Cilacap, dihadiri oleh Herianto YWSPB, S.H., M.H. Penuntut Umum serta dihadapan
Terdakwa.

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

I Wayan Sugiartawan, S.H. Muhamad Salam Giribasuki, S.H.

Joko Widodo, S.H., M.H.

Halaman 11 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Panitera Pengganti
putusan.mahkamahagung.go.id

Sutri Winarsih.

Halaman 12 dari 12 Putusan Nomor 235/Pid.B/2023/PN Clp

Anda mungkin juga menyukai