Anda di halaman 1dari 3

Analisis Putusan Pelaku Tindak Pidana Penggelapan Dalam Jabatan

(Studi Putusan Nomor 431/Pid.B/2020/PN Tjk)

Kronologi Kasus

Perkara tindak pidana penggelapan dalam jabatan adalah pada Putusan Nomor:
431/Pid.B/2020/PN.Tjk yang menyatakan terdakwa bernama Abdul Jabar Lubis Bin M. Nur
Lubis Alm terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
penggelapan dalam jabatan. Terdakwa adalah karyawan yang bekerja di PT Catur Sentosa
Anugerah Bandar Lampung dan bertugas dibagian Salesman. Bermula pada bulan September
2019 toko-toko yang telah bekerja sama dengan PT Catur Sentosa Anugerah terdakwa
menggunakan uang tagihan tersebut setiap hari terhitung dari bulan September 2019 sampai
27 Januari 2020. Pada tanggal 27 Januari 2020 PT Catur Sentosa Anugerah melakukan audit
terhadap jumlah barang yang dikeluarkan dari gudang dengan uang yang seharusnya diterima
oleh perusahaan, setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan perbedaan dari jumlah barang
yang dikeluarkan dengan uang setoran yang masuk dan terbukti terdakwa melakukan
penggelapan sejumlah uang. Atas perbuatan tersebut terdakwa dituntut Pasal 374 KUHP dan
Pasal 263 ayat (1), (2) KUHP dan dijatuhi hukuman pidana penjara selama 2 (dua) tahun
penjara.

Permasalahan Hukum

hakim mempertimbangkan bahwa perbuatan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar
Pasal 374 KUHP tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan. Pertimbangan sosiologis, hakim
mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa serta peristiwa yang yang
melatabelakangi perbuatan pidana

Fakta Hukum

Fakta hukum terungkap didalam persidangan fakta tersebut adalah keterangan saksi dibawah
sumpah, keterangan terdakwa dan bukti-bukti.

1. Bahwa saksi membenarkan keterangan yang ada di BAP Penyidik;


2. Bahwa benar saksi menerangkan pristiwa penggelapan tersebut kurun waktu bulan
September ertempat di Kantor PT. CATUR SENTOSA ANUGRAH, yang beralamat jalan
Tembesu Raya Komplek Pergudangan Grand Blok 8A No 32 Kota Bandar Lampung
3. Bahwa benar saksi menerangkan atas laporan saksi tentang Penggelapan dalam jabatan dan
saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya
4. Perbuatan terdakwa merugikan PT Catur Sentosa Anugerah ± sebesar Rp. 46.370.409 (empat
puluh enam juta tiga puluh tujuh ribu empat ratus sembilan rupiah);

Pertimbangan Hukum

Pertimbangan hakim terhadap tindak pidana penggelapan dalam jabatan berdasarkan Putusan Nomor:
431/Pid.B/2020/PN.Tjk terdiri atas pertimbangan yuridis, hakim mempertimbangkan bahwa
perbuatan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 374 KUHP tentang tindak
pidana penggelapan dalam jabatan. Pertimbangan sosiologis, hakim mempertimbangkan hal-hal yang
memberatkan dan meringankan terdakwa serta peristiwa yang melatarbelakangi perbuatan pidana.
Pertimbangan filosofis, hakim mempertimbangkan bahwa pemidanaan tidak hanya bertujuan
untukmenimbulkan efek jera pada pelakunya.

Amar Putusan

Menimbang, bahwa berdasarkan keadaan yang memberatkan dan meringankan tersebut, maka
Majelis Hakim berpendapat hukuman yang akan disebutkan pada bagian amar putusan ini sudahlah
tepat dan adil; Memperhatikan, Pasal 374 KUHP dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI :

 Menyatakan Terdakwa Abdul Jabar Lubis Bin M. Nur Lubis Alm telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penggelapan dalam jabatan ”, sebagaimana
dalam dakwaan tunggal
 Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Abdul Jabar Lubis Bin M. Nur Lubis Alm, oleh karena
itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 9 (sembilan) bulan
 Menetapkan masa penahanan yang dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan;
 Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
 Menetapkan barang bukti berupa:
a. 1 (satu) buah Surat Keputusan ditetapkan sebagai karyawan PT CATUR SENTOSA
ANUGERAH, An. ABDUL JABAR LUBIS.
b. 8 (Delapan) buah Faktur Penjualan BarangDikembelikan kepada PT CATUR SENTOSA
ANUGERAH melalui saksi M. HENDRIK SAPUTRA Bin CHAIRUL ANWAR.
 Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tanjung
Karang, pada hari Rabu, tanggal 20 Mei 2020, oleh kami, Surono, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua
Zuhairi, S.H., M.H, Siti Insirah, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam
sidang
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota
tersebut, dibantu oleh Ahmad Fauzi, C.H., S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Tanjung
Karang, serta dihadiri oleh Alex Sander Mirza, S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa;

Analisa memenuhi aspek logika deduktif,induktif,abduktif,atau falacy.

tindak pidana penggelapan dalam jabatan dalam dalam Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang
Nomor: 1262/Pid.B/2019/PN.Tjk, sesuai dengan teori yang dikemukakan Sudarto bahwa putusan
harus mempertimbangkan aspek-aspek yuridis, filosofis dan sosiologis. Uraian mengenai dasar
pertimbangan hakim tersebut sebagai berikut :

1. Pertimbangan yuridis, hakim mempertimbangkan bahwa perbuatan terdakwa terbukti


melanggar Pasal 374 KUHP tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan.
2. Pertimbangan sosiologis, hakim mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan
meringankan terdakwa serta peristiwa yang melatarbelakangi perbuatan pidana tersebut
secara keseluruhan serta sikap dan perbuatan terdakwa sehari-harinya dalam masyarakat.
3. Pertimbangan filosofis, hakim mempertimbangkan bahwa pemidanaan tidak hanya bertujuan
untuk menimbulkan efek jera pada pelakunya tetapi lebih penting lagi adalah sebagai upaya
pemidanaan terhadap terdakwa. Tujuan pemidanaan, yang menjelaskan bahwa tujuan pidana
bukanlah sekedar rnelaksanakan pembalasan dari suatu perbuatan jahat, tetapi juga
rnernpunyai tujuan lain yang bermanfaat, dalam arti bahwa pidana dijatuhkan bukan karena
orang telah berbuat jahat, melainkan pidana dijatuhkan agar orang tidak melakukan kejahatan.
Memidana harus ada tujuan lebih lanjut daripada hanya menjatuhkan pidana, sehingga dasar
pembenaran pidana munurut teori relatif atau tujuan ini terletak pada tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai