Anda di halaman 1dari 22

MENINGKATNYA KRIMINALITAS SEBAGAI AKIBAT

DARI GLOBALISASI

MAKALAH

Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Mata


Kuliah Sosiologi

Oleh:
ZAHRA MAHARANI MULYANA
010123194

Kelas GH

( ……………………. )

Dosen Matakuliah:
Sapto Handoyo DP, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Swt yang senantiasa memberikan berkah


serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas makalah
yang berjudul “Meningkatnya Kriminalitas Sebagai Akibat Dari Akibat
Globalisasi” dengan tepat Waktu.

Makalah ini dibuat dengan rangka memenuhi tugas mata kuliah


sosiologi. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu
pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan
pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh.

Terima Kasih kepada Bapak Sapto Handoyo DP, S.H., M.H. selaku
dosen mata kuliah sosiologi yang telah memberikan tugas ini. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
penulisan serta isi pembahasannya. Maka dari itu dengan sangat rendah
hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun dalam penulisan
makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat


kepada pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bogor, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 2


B. Rumusan Masalah ................................................................. 2
C. Tujuan .................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4

A. Pengertian.............................................................................. 4
B. Teori Kriminalitas .................................................................... 7
C. Dasar Hukum Kriminalitas .................................................... 10

BAB III ANALISIS............................................................................ 12

A. Faktor Penyebab Kriminalitas .............................................. 12


B. Metode Penanggulangan terhadap Tindak Kriminalitas ........ 13
C. Meningkatnya Kriminalitas sebagai Akibat dari Pengaruh
Globalisasi ........................................................................... 15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 17

A. Kesimpulan .......................................................................... 17
B. Saran ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling


berinteraksi atau membentuk suatu organisasi yang sifatnya kompleks.
Kompleksasi tersebut dapat menimbulkan sebuah masalah sebagai akibat
dari kemajuan zaman termasuk di era globalisasi ini.

Kemajuan globalisasi ini lah yang terkadang menyebabkan


ketidakmampuan seorang individu beradaptasi dalam lingkungannya
sehingga muncul kerisauan, kebingungan serta berbagai konflik lainnya
baik internal maupun eksternal. Sehingga terjadi berbagai tindakan sosial
yang melanggar aturan dan menimbulkan keresahan masyarakat sekitar
atau yang biasa kita ketahui yaitu tindakan kriminalitas.

Kriminalitas di perkotaan seperti sudah tidak asing lagi terjadi. Kita


bisa melihat kasus kriminalitas tersebut banyak tersebar di media massa
seperti koran, radio, televisi dan masih banyak lagi. Pelakunya pun tidak
memandang batasan umur, tak jarang anak remaja menjadi salah satu
pelaku tindak kriminal tersebut. Banyaknya kasus kriminal yang terjadi di
perkotaan mengakibatkan munculnya sikap individualism karena adanya
kecurigaan individu dengan individu lainnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kriminalitas?
2. Apa pengertian dari Kota?
3. Apa pengertian dari Globalisasi?
4. Bagaimana teori yang menjelaskan tentang Kriminalitas?
5. Apa dasar hukum yang menjelaskan mengenai Tindak Kriminalitas?
6. Apa saja faktor penyebab Kriminalitas?
7. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kriminalitas
di perkotaan?
8. Bagaimana hubungan meningkatnya kriminalitas dengan kemajuan
globalisasi?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah sosiologi
2. Untuk memahami apa itu pengertin dari Kriminalitas, Kota dan
Globalisasi
3. Untuk memahami bagaimana teori yang berkaitan dengan
Kriminalitas
4. Untuk mengetahui dasar hukum akan tindak Kriminalitas
5. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya Kriminalitas
6. Untuk mengetahui upaya penanggulangan mengenai Kriminalitas di
perkotaan
7. Untuk mengetahui bagaimana dampak meningkatnya Kriminalitas
sebagai akibat dari kemajuan globalisasi
8. Sebagai informasi untuk pembaca agar dapat menerapkannya
dalam kehidupan bermasyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Kriminalitas

Kriminalitas adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada


berbagai tindakan atau perilaku yang melanggar hukum atau norma sosial
yang telah ditetapkan oleh suatu masyarakat. Ini mencakup berbagai
kegiatan yang dianggap ilegal, termasuk tindakan kriminal seperti
pencurian, penipuan, perampokan, kekerasan fisik, penyalahgunaan
narkoba, perampasan, dan banyak lagi. Pengertian kriminalitas mencakup
pemahaman tentang tindakan ilegal, faktor-faktor yang mendorong
tindakan tersebut, serta respons sosial dan hukum terhadap tindakan
tersebut.

Penting untuk memahami bahwa pengertian kriminalitas dapat


berbeda dari satu negara ke negara lain, tergantung pada peraturan hukum
dan norma sosial yang berlaku di masyarakat tersebut. Apa yang dianggap
ilegal di satu negara mungkin sah atau tidak melanggar hukum di negara
lain. Oleh karena itu, kriminalitas adalah konsep yang relatif dan sangat
bergantung pada konteks sosial dan hukum yang berlaku.

Kriminalitas dapat dibagi menjadi dua kategori utama: kriminalitas


berat dan kriminalitas ringan. Kriminalitas berat mencakup tindakan kriminal
yang dihukum dengan sanksi yang lebih berat, seperti pembunuhan,
perampokan, atau pemerkosaan. Kriminalitas ringan mencakup tindakan
yang dihukum dengan sanksi yang lebih ringan, seperti pencurian kecil,
vandalisme, atau penipuan kecil.

3
Beberapa tindakan kriminal umum meliputi:

1. Pencurian
Mengambil properti orang lain tanpa izin atau tanpa niat untuk
mengembalikannya.
2. Penipuan
Menggunakan kebohongan atau manipulasi untuk
mendapatkankeuntungan finansial atau mengelabui orang lain.
3. Kekerasan
Melibatkan tindakan fisik yang merugikan orang lain, seperti
pemukulan atau pembunuhan.
4. Penyalahgunaan Narkoba
Penggunaan narkotika atau obat-obatan terlarang tanpa izin yang
diatur oleh hukum.
5. Pencurian Identitas
Menggunakan informasi pribadi seseorang tanpa izin untuk tujuan
kriminal, seperti membuka rekening bank palsu atau mengambil
pinjaman atas nama orang lain.
6. Kejahatan Komputer
Melibatkan penggunaan komputer atau internet untuk tindakan
kriminal seperti pencurian data, peretasan, atau penipuan online.

Pengertian kriminalitas juga melibatkan respons sosial dan hukum


terhadap perilaku kriminal. Ini mencakup penegakan hukum oleh
kepolisian, proses peradilan, dan sanksi yang diterapkan terhadap pelaku
kejahatan. Sistem hukum berusaha untuk menciptakan keseimbangan
antara menjaga keamanan masyarakat dan memberikan peluang
rehabilitasi kepada pelaku kejahatan.

2. Pengertian Kota

4
Menurut Amos Rapoport, kota adalah suatu pemukiman yang relatif
besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen
dari segi sosial. Kota merupakan tempat bergabungnya berbagai hal dan
merupakan kumpulan keanekaragaman banyak hal. Berbagai strata
masyakarat bergabung dalam suatu tempat yang dinamakan kota. Begitu
juga dengan kegiatan ekonomi saling melengkapi dan saling bergantung.
Kota juga merupakan simbol dari kesejahteraan, kesempatan berusaha dan
dominasi terhadap wilayah sekitarnya. Namun kota juga merupakan simbol
polusi, kemiskinan dan perjuangan untuk berhasil.

Menurut Amos Rapoport dalam Zahnd (2006), ada sepuluh kriteria


yang secara lebih spesifik untuk merumuskan kota, yaitu sebagai berikut:

1. Ukuran dan jumlah penduduknya yang besar terhadap massa dan


tempat
2. Berifat permanen
3. Kepadatan minimum terhadap massa dan tempat
4. Struktur dan tata ruang perkotaan seperti yang ditunjukkan oleh jalur
jalan dan ruang-ruang perkotaan yang nyata
5. Tempat dimana masyarakat tinggal dan bekerja
6. Fungsi perkotaan minimum yang terperinci, yang meliputi sebuah
pasar, sebuah pusat administrative atau pemerintahan, sebuah
pusat militer, sebuah pusat keagamaan atau sebuah pusat aktivitas
intelektual bersama dengan kelembagaan yang sama
7. Heterogenitas dan pebedaan yang bersifat hirarki pada masyarakat
8. Pusat ekonomi perkotaan yang menghubungkan sbuah daerah
pertanian ditepi kota dan memproses bahan mentah untuk
pemasaran yang lebih luas
9. Pusat pelayanan bagi daerah-daerah lingkungan setempat
10. Pusat penyebarab, memiliki suatu falasafah hidup perkotaan pada
masa dan tempat itu

5
3. Pengertian Globalisasi

Globalisasi secara umum adalah proses integrasi internasional


yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan
aspek-aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi juga bisa diartikan sebagai
proses mendunia atau menyeluruh dimana setiap orang tidak mengenal
atau terikat oleh batas-batas wilayah negara, artinya setiap orang dapat
berhubungan dan bertukar informasi kapan saja dan dimana saja lewat
media cetak maupun elektronik seperti surat kabar atau telepon.

Ada banyak ahli yang menjelaskan pengertian globalisasi menurut


pandangan masing-masing sebagai berikut.

1. Anthony Giddens

Globalisasi menurut Anthony Giddens adalah intensifikasi hubungan


sosial secara mendunia yang terhubung antara peristiwa satu lokasi dengan
lokasi lainnya yang menyebabkan perubahan pada keduanya.

2. Laurence E. Rothenberg

Menurut Laurence E. Rothenberg, globalisasi adalah percepatan


intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan, dan
pemerintah dari negara yang berbeda.

3. Emanuel Ritcher

Emanuel Ritcher menyatakan globalisasi adalah sebuah jaringan


kerja global yang secara bersamaan mempersatukan masyarakat yang
sebelumnya terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia.

4. Martin Albrow

Globalisasi menurut Martin Albrow adalah proses dari seluruh


penduduk yang terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas
global.

6
5. Selo Soemardjan

Adapun Selo Soemardjan mengungkapkan, globalisasi adalah


sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan juga komunikasi antar
masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah
tertentu yang sama.

6. Melcom Waters

Menurut Melcom Waters, globalisasi adalah suatu proses sosial


yang membuat pembatasan geografis dalam kehidupan sosial budaya
menjadi kurang penting dan terwujud dalam kesadaran manusia.

B. Teori Kriminalitas

Banyak jenis teori muncul sebagai analisis terhadap perilaku


kriminalitas, terutama dalam sudut pandang sosiologis, yaitu:

1. Teori Mazhab Sosial

Teori ini menyatakan bahwa faktor penyebab munculnya kejahatan


adalah faktor eksternal yaitu lingkungan social dan kekuatan-kekuatan
social. Dalam suatu lingkungan social akan selalu ada faktor social yang
menjadi kecenderungan untuk melakukan kejahatan. Gabriel Tande dan
Emile Durkheim menyatakan bahwa kejahatan itu insiden alamiah,
Merupakan gejala sosial yang tidak bisa dihindari dalam revolusi sosial,
dimana secara mutlak terdapat satu minimum kebabasan individual untuk
berkembang.

Aristoteles (384-322 SM) dan Thomas Aquino (1226-1274M)


menyatakan bahwa faktor yang ditimbulkan kejahatan adalah kemiskinan.
Kemiskinan dan kemelaratan diyakini sebagai sumber timbulnya kejahatan.
Kemiskinan kronis menyebabkan orang berputus asa, sehingga satu-

7
satunya jalan untuk berbebas dari belenggu kesengsaraan adalah
melakukan kejahatan.

Pendapat lainnya menyatakan bahwa kejahatan diakibatkan oleh


lingkungan sosial yang buruk. Lingkungan sosial merupakan sebuah
tempat dimana individu belajar dan beradaptasi. Lingkungan sosial yang
buruk memberikan pengaruh-pengaruh eksternal yang mengarah pada
kejahatan dan kemudian akan ditiru oleh individu yang bersangkutan.

Seperti halnya yang terjadi di lingkugan sosial paling kecil, yaitu


keluarga. Keluarga merupakan agen sosialisasi primer yang memberikan
fondasi primer mengenai nilai-nilai dan norma-norma sosial. Seorang anak
biasanya anak mencontoh tindakan-tindakan yang dilakukan orang tuanya.
Tingkah laku kriminal mungkin saja akan menular kepada sang anak.
Sehingga menurut teori ini kejahatan diturunkan bukan melalui gen, namun
karena adanya proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai.

2. Teori Mazhab Bio-sosiologis

Teori ini merupakan gabungan antara faktor internal dan eksternal,


yang dimana suatu faktor kejahatan tidak hanya muncul dari individu itu
sendiri, melainkan juga karena pengaruh lingkungan sekitar terhadap
individu tersebut. Ferri menyatakan bahwa kejahatan pada diri seseorang
tidak hanya timbul karena faktor invidu tersebut saja, akan tetapi factor
dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Menurutnya, kejahatan
disebabkan oleh kombinasi dari kondisi individu dan lingkungan sosial.
Namun, faktor individulah yang berpeluang lebih besar dalam penentu
tindakan kriminal.

3. Teori Mazhab Spriritualitas dengan Teori Non-religius

Berdasarkan teori ini, agama dan keyakinanlah yang mempengaruhi


pola pikir serta prilaku baik buruknya manusia. Sehingga orang yang
memilki pegangan iman kuatlah yang dapat mencegah dirinya dari hal-hal

8
yang dapat melanggar hukum dan norma sosial. Selain itu juga, agama
merupakan peran terbesar dalam pengendali sosial (social control).

Orang yang tidak beragama dan tidak mempercayai nilaii-nilai


keagamaan umumnya sangat egoistis, sangat sombong dan mempunyai
harga diri yang berlebihan. Menganggap bahwa dunia seperti miliknya
sendiri dapat dimanipulasi dengan semaunya. Egoisme yang ekstrem
menimbulkan agretivitas, juga sifat-sifat yang keras yang berakibat pada
tindakan sosial atau kejahatan.

Menurut V Von Gebsattel, semua penderita neurosa itu adalah


orang-orang yang kehilangan rasa amannya, serta kehilangan eksistensi
kepribadian dan kehidupannya. Maka banyak orang neurotis ini yang suka
menggunakan mekanisme pemecahan masalah yang tidak rasional,
sehingga tingkah lakunya menjadi immoril. Ketidakpercayaan kepada tuhan
menimbulkan ketakutan, kecemasan serta kebingungan yang berakibat
pada agrestivitas dan tindakan asosial.

4. Teori Susunan Ketatanegaraan

Negara sebagai asosisasi dan sistem pengendalian sosial


dipandang ikut mempengaruhi terjadinya suatu kejahatan. Beberapa filsuf
dan negarawan seperti Plato, Aristoteles dan Thomas More memandang
bahwa struktur ketatanegaraan dan falsafah negara menentukan ada atau
tidaknya suatu kejahatan. Jika susunan dalam negaranya baik dan
pemerintahannya bersih, serta mampu melaksanakan tugas
pemerintahannya dengan adil kepada rakyat, maka tindak kriminalitas atau
kejahatan tidak akan menjadi berkembang. Sebaliknya, jika pemerintah
melakukan korup dan tidak adil, maka banyak orang yang memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan melakukan tindakan kriminal.

Apabila kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh warna negara


tersebut, maka tindakan kriminal yang terjadi akan berkurang. Kemiskinan
dan kelaparan disebabkan oleh sistem eskploratif dari pemerintahannya

9
menimbulkan ketidakpuasan dan masyarakatnya cenderung melakukan
kriminal. Tak hanya itu, sistem pemerintahan yang longgarpun
memungkinkan aparatur pemerintahannya melakukan korupsi.

C. Dasar Hukum Kriminalitas

Dasar Hukum yang dimaksud dalam tindakan Kriminalitas adalah


diciptakannya Undang-Undang, karena itulah Undang-Undang dibuat untuk
mengatur prilaku warga masyarakatnya sesuai dengan norma dan aturan
yang ditetapkan.

1. Pasal 363 KUHP Tentang Pencurian

Pasal ini membahas tentang pencurian dengan pemberatan, yang


terjadi ketika seseorang melakukan pencurian dengan menggunakan
kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, menggunakan
senjata, atau bersekongkol dengan orang lain. Pencurian dengan
pemberatan dapat dikenai pidana penjara selama maksimal 9 tahun.

2. Pasal 285 KUHP Tentang Pemerkosaan

“Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan


memaksa wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam
karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama 12 (dua
belas) tahun”. Apabila melihat rumusan tindak pidana perkosaan dalam
Pasal 285 tersebut di atas, maka termasuk ke dalam tindak pidana (delik)
formal karena perumusanya menitikberatkan pada perbuatan yang
dilarang.

3. Pasal 378 KUHP Tentang Penipuan


“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau

10
martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam
karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

4. Pasal 339 KUHP Tentang Pembunuhan


“Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu
perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan
atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri
maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun
untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan
hukum, diancam pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu,
paling lama 20 tahun.”

11
BAB III

ANALISIS

A. Faktor Penyebab Kriminalitas

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak


kriminalitas, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut adalah faktor
ekstern dan inter dari penyebab kriminal.

1) Faktor Eksternal Terjadinya Tindakan Kriminalitas


1. Pendidikan yang rendah sehingga membuat individunya tidak berpikir
dua kali saat bertindak
2. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang, dan bagi pelaku yang
sudah mempunyai otak kriminal maka informasi tindak kriminal orang lain
bisa menjadi semacam ide bagi dirinya untuk melakukan tindakan yang
sama
3. Adanya kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya yang
menimbulkan rasa cemburu sehingga memicu terjadinya tindak kriminal
4. Fanatisme terhadap suatu kelompok atau organisasi sehingga mudah
tersinggung dan memancing terjadinya kerusuhan
5. Kepadatan penduduk yang tidak merata, di kota cenderung memiliki
penduduk yang lebih padat sehingga sulit mencari pekerjaan, hal tersebut
bisa menjadi pemicu orang melakukan kejahatan karena keadaan
mendesak
6. Disorganisasi keluarga, yaitu keadaan dimana terjadinya perpecahan
dalam keluarga sebagai suatu unit karena anggota-anggotanya gagal
memenuhi kewajiban untuk menafkahi keluarganya sehingga terjadilah
disroganisasi keluarga.

12
7. Ketatnya persaingan dalam melakukan mobilitas sosial, Hal ini
dikarenakan karena semakin tinggi kedudukan yang ingin dicapai, maka
semakin sedikit jumlah jabatan yang tersedia. Persaingan yang ketat dapat
menimbulkan ambisi yang kuat sehingga dapat memancing praktek-praktek
kecurangan.

2) Faktor Internal Terjadinya Tindakan Kriminalitas


1. Sifat angkuh yang menimbulkan seseorang mudah tersinggung dan tak
mau kalah dengan orang lain, sehingga memicu seseorang melakukan
kejahatan
2. Perbedaan pendapat yang tidak diikuti oleh rasa toleransi yang tinggi bisa
memicu tindakan kriminal seperti perkelahian atau perseteruan
3. Memiliki pola pikir materialistis yang memicu pelaku melakukan tindakan
korupsi
4. Rasa iri pada orang lain yang dapat memancing seseorang melakukan
tindakan kriminal seperti pencurian, perampokan dan lain-lain
5. Perubahan tingkat usia individu dapat memicu perubahan perilaku
sehingga tidak sedikit pada melakukan tindakan kejahatan

B. Metode Penanggulangan Terhadap Tindakan Kriminalitas

E.H. Sutherland dan Cressey, menyatakan bahwa dalam crime


prevention dalam pelaksanaanya ada dua metode yg dipakai untuk
mengurangi frekuensi dari kejahatan, diantaranya :

1. Metode untuk mengurangi penanggulangan dari kejahatan, yaitu suatu


cara yg ditujukan kepada pengurangan jumlah residivis (pengulangan
kejahatan) dengan suatu pembinaan yg dilakukan secara konseptual.
2. Metode untuk mencegah the first crime, yaitu suatu cara yg ditujukan
untuk mencegah terjadinya kejahatan yg pertama kali (the first crime) yg

13
akan dilakukan oleh seseorang dan metode ini dikenal metode prevention
(preventif).
Upaya yang dilakukan dalam rangka menanggulangi permasalahan
sosial kriminalitas di tengah masyarakat perkotaan adalah dengan dua
upaya, yaitu tindakan preventif dan tindakan represif.

1. Tindakan Preventif
Penanggulangan kejahatan untuk mencegah terjadinya kriminalitas
itu untuk pertama kali. Mencegah kejahatan lebih baik daripada mendidik
seorang penjahat menjadi lebih baik kembali.
Jadi upaya preventif itu adalah bagaimana kita melakukan suatu
usaha yg positif atau baik dan bagaimana caranya kita menciptakan suatu
kondisi seperti keadaan ekonomi, lingkungan, kultur masyarakat yg menjadi
suatu daya dinamika dalam pembangunan dan bukan sebaliknya.

Contoh tindakan preventif:

a. Meningkatkan kualitas SDM


b. Menekan arus urbanisasi
c. Internalisai nilai-nilai agama
d. Meningkatkan sikap toleransi masyarakat

2. Tindakan Represif

Penanggulangan kejahatan setelah kejahatan tersebut telah terjadi.


Penanggulangan ini berfungsi untuk menindaklanjuti kejahatan yang
dilakukan pelaku sebagai bentuk jera atau binaan agar pelaku sadar
dengan yang sudah diperbuat sehingga tidak akan mengulanginya dan
tidak akan dilakukan sama sekali mengingat sanksi yang akan diterima
berat.

Contoh tindakan Represif:

14
a. Penghukuman
b. Gosip
c. Pengasingan dari lingkungan sosial

C. Meningkatnya Kriminalitas sebagai Akibat dari Pengaruh


Globalisasi

Globalisasi menjadi faktor yang cukup besar dari meningkatnya


tindakan kriminalitas di Indonesia. Banyaknya kasus pencurian,
perampokan, pembunuhan dan tindak kejahatan lain yang disebabkan
karena kemajuan globalisasi. Hal tersebut bisa terjadi disebabkan karena
adanya kesenjangan sosial antar masyarakat yang menimbulkan
kecemburuan sehingga membuat seorang yang memiliki status sosial yang
rendah nekad melakukan perbuatan kriminal seperti pencurian harta benda
kepada orang menengah ke atas, penghancuran barang-barang mewah
seperti mobil, penjarahan toko milik orang kaya. Serta globalisasi juga dapat
menurunkan moral pada pelajar karena informasi dari internet karena dapat
diakses dengan mudah, para pelajar yang dominan adalah remaja ini
mudah terpengaruh dengan apa yang mereka lihat di internet tanpa
menyeleksi mana berita yang baik dan mana yang buruk.

Seperti contoh kasus seorang pria yang nekad mencuri uang milik
tetangganya bernilai belasan juta hanya karena ingin mencukupi gaya hidup
hedonismenya, seperti membeli motor, sepeda, keperluan game online dan
beberapa hp baru. Kasus tersebut merupakan tindak kriminalitas yang
disebabkan oleh adanya pengaruh globalisasi, seseorang yang berekonomi
kurangpun bisa saja melakukan kejahatan hanya karena demi mencukupi
kebutuhan gaya hidupnya. Karena hanya ingin terlihat kaya, tindakan yang
berisiko besarpun bisa dilakukan.

Kemajuan globalisasi berpengaruh baik bagi suatu negara, namun


tidak bisa dipungkiri bahwa pasti ada pengaruh buruknya apabila individu

15
tidak dapat menyeleksi segala macam kemajuan globalisasi itu dengan
baik.

Contoh lain dari kasus kriminalitas yang dipengaruhi dengan


globalisasi sebagai berikut.

1. Kasus kejahatan siber melalui metode sniffing di Banyumas

Kasus penipuan sniffing ramai dibicarakan akhir-akhir ini, salah


satunya dengan menyebar undangan berbentuk file berekstensi APK yang
dikirim melalui aplikasi perpesanan berbasis Android. Polres Banyumas
sudah menerima setidaknya 46 laporan mengenai kasus penipuan sniffing
ini, hanya dengan mengklik file pdf yang dikirim dari pelaku, segala isi
ponsel kita dapat diretas termasuk juga uang yang kita simpan di atm
melalui applikasi m-banking.

2. Pengedaran narkoba dilakukan oleh para pelajar

Kasus pengedaran narkoba kali ini yang melibatkan para pelajar dan
mahasiswa berhasil ditangkap polisi, salah satu dari mereka sempat ada
yang kabur sehingga polisi terpaksa menembakkan peluru kepada pelaku.
Dari hasil penggeledahan, ditemukan sejumlah barang bukti seperti 13
paket ukuran kecil yang berisi kristal bening yang diduga sabu dan 4
potongan pipet garis hijau, foam yang digunakan untuk konsumsi sabu, dan
timbangan digital.

3. Perdagangan manusia di Kalimantan Tengah

Pelaku menggunakan modus dengan memberikan janji pekerjaan


kepada korbannya. Setelah korban mengikuti pelaku, korban justru dipaksa
melayani pria hidung belang dengan tarif beragam. Para korban awalnya

16
diperintahkan untuk memfoto diri mereka lalu pelaku akan menjualnya lewat
media online.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tindakan kriminalitas sangat banyak baik di kota besar maupun kota


kecil. Perbuatan tersebut dapat diakibatkan karena dua faktor yaitu
eksternal maupun internal. Biasanya kriminalitas ini terjadi juga karena
pengaruh kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa iri, gaya hidup
hedonisme, persaingan antar kelompok sehingga seseorang bisa saja
berani melakukan sebuah tindakan kriminalitas. Pengaruh dari kemajuan
globalisasi bisa menjadi salah satu akibat meningkatnya kasus kriminalitas,
kemajuan teknologi ini dapat memberi akses mudah dalam pelaku
melaksanakan aksi jahatnya.

Terdapat dua metode penanggulangan terhadap tindak kriminalitas


yaitu tindakan Preventif dan Represif. Preventif berarti penanggulangan
dalam mencegah terjadinya kejahatan sedangkan Represif berarti
penanggulangan yang dilakukan saat kejahatan itu sudah terjadi. Contoh
dari tindakan Preventif adalah meningkatkan kualitas SDM, menekan arus
urbanisasi, meningkatkan sikap toleransi antar masyarakat. Kemudian
contoh dari tindakan Represif adalah penegakan hukum, gosip dan
pengasingan dari lingkungan sosial.

B. Saran

17
Diharapkan kepada masyarakat di Indonesia agar mari saling
kompak dalam menciptakan keamanan, ketertiban serta kedamaian di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
mematuhi hukum dan peraturan- peraturan yang berlaku supaya kita dapat
hidup aman dan damai dalam bermasyarakat. Terlebihnya di era globalisasi
ini, kita harus bisa memanfaatkan kemajuan tersebut kepada hal-hal yang
baik karena hal tersebut akan berpengaruh juga dengan kemajuan negara.
Diharapkan juga kepada aparat keamanan di Indonesia agar lebih
meningkatkan fungsinya kepada masyarakat melalui upaya-upaya seperti
menciptakan keamanan, ketertiban dan kedamaian agar masalah
kriminalitas yang tinggi di Indonesia dapat diatasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://tribratanews.kepri.polri.go.id/2019/04/30/faktor-faktor-
penyebab-terjadinya-kriminalitas-melalui-internal-dan-eksternal/

https://www.hukumonline.com/klinik/a/jerat-pasal-pembunuhan-
lt64d365ef454eb/

https://tirto.id/isi-bunyi-dan-unsur-pasal-378-kuhp-tentang-penipuan-
guSC

https://sippn.menpan.go.id/berita/65116/rumah-tahanan-negara-
kelas-iib-pelaihari/macam-macam-pasal-pencurian-pada-
kuhp#:~:text=Pasal%20362%20KUHP%3A%20Pasal%20ini,penjara%2
0selama%20maksimal%205%20tahun

file:///C:/Users/mahar/Downloads/236-1225-1-PB%20(1).pdf

https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122709-T%2025943-
Pengembangan%20kawasan-Literatur.pdf

Anda mungkin juga menyukai