TRAFFICKING DI INDONESIA
OLEH :
2306176310 (6)
HUKUM KENEGARAAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS INDONESIA
OKTOBER 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat diberikan kelancaran sehingga dapat
DI INDONESIA. “
Penulisan makalah ini tidak lepas dari kesulitan yang dihadapi. Namun
penulis serta bantuan yang diterima penulis dari para Dosen. Dengan segala
kejujuran dan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini baik
dari segi pemaparan maupun cara penyajian masih jauh dari kata sempurna,
miliki. Kiranya makalah ini dapat memberikan ilmu pengetahuan di bidang ilmu
Indonesia.
NIM. 2306176310
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 17
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................………………. 17
D. Kerangkat Teori.................................................................... 18
E. Kerangka Konsep ............................................................... 22
F. Metode Penelitian................................................................ 25
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 26
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kejahatan bukanlah suatu konsep yang baru dalam sejarah peradaban manusia.
Allah lainnya yang disebut manusia. Konflik kepentingan antara manusia dan iblis
dipandang sebagai embrio kejahatan yang bermula dari perasaan iri, sombong dan
dengki.
menjadi “dua sisi mata uang” yang saling berhubungan. Sehingga Lassagne
tetapi tidak berarti kejahatan akan hilang dari permukaan bumi ini. Hal ini
dikarenakan oleh kejahatan merupakan salah satu sifat yang fitrah manusia yang
ada pada diri manusia dan akan terus mengalami perkembangan yang signifikan.
Hal ini hampir sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Freud yaitu Hasrat manusia
kejahatan lintas negara atau yang sering disebut transnational crimes merupakan
1
Agus Raharjo, Cyber Crime: Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, (Bandung: Citra
Aditya, 2002), hlm 29-30.
1
kejahatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap suatu negara.
Dikarenakan wilayah operasi para pelaku kejahatan lintas negara telah melintasi
Kejahatan lintas negara ini juga ternyata menjadi sebuah ancaman serius bagi
sifatnya yang melibatkan berbagai negara. Kejahatan lintas negara ini dimaknai
dan ekonomi suatu negara dan bersifat global, 2sebagaimana yang tertulis didalam
Perkap No.7 Tahun 2009 tentang Sistem Laporan Gangguan Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat. Kejahatan lintas negara ini sudah mulai terdeteksi sejak
(MEA) pada tahun 2016. Berbagai potensi persoalan yang terdeteksi sudah mulai
diantisipasi sejak dini, bukan hanya pemerintahan Indonesia namun seluruh negara
yang berada di Kawasan ASEAN dan sekitarnya. Salah satu payung persoalan inti
dari terbukanya pintu perbatasan melalui MEA adalah Kejahatan Lintas Negara ini.
Kejahatan Lintas Negara ini menjadi suatu faktor untuk penegakan hukum yang
berdimensi Internasional. Karena setiap pelaku kejahatan yang akan diproses, diadili
atau dieksekusi tidak berada di wilayah negara yang akan melakukan proses
tersebut, melainkan berada di wilayah negara lain. Dan hal ini akan diproses oleh
hubungan antar negara – negara, tanpa adanya kaidah – kaidah ini sungguh tidak
2
Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2009 tentang Sistem Laporan Gangguan Keamanan Masyarakat, Pasal Langka
Ayat (6).
2
mungkin bagi melakukan tetap dan terus menerus. Dalam hal ini jika tidak adanya
saja melibatkan banyak negara, bisa juga tidak. Contoh kejahatan internasional ialah
dalam tiga kategori besar yang melibatkan penyediaan barang haram (perdagangan
pemerintah dan dunia bisnis (penipuan, pemerasan, pencucian uang dan korupsi)
Kejahatan Lintas Negara sedikitnya dipengaruhi oleh tiga factor yang saling
yang terus berkembang. Ketiga factor ini tidak menyebabkan kejahatan lintas negara
tetapi memfasilitasi kejahatan atau dalam sejumlah kasus, menjadi peluang criminal
dalam dirinya sendiri. Dalam hal yang pertama yaitu globalisasi, aktivitas globalisasi
menjadi pasar yang sangat kompleks sehingga masuknya barang – barang melintasi
3
Starke, J.G., Pengantar Hukum Internasional Edisi Kesepuluh, (Jakarta: Sinar Grafika, 2001), hlm 16-17.
4
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.43.
3
perbatasan tidak selalu terverifikasi legalitasnya. Dengan adanya aktivitas
migran.5
terorganisasi, terutama pada kejahatan di pasar tenaga kerja. Ada tiga model, yang
menjadi model hubungan antara imigrasi dan kejahatan yang terorganisir. Yaitu yang
penjahat di negara lain. Yang kedua, berfokus pada kejahatan yang muncul dari
ketiga model tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi korban adalah para
imigran itu, terutama imigran illegal. Para penyelundup dan pelaku kejahatan
barang yang sudah memperhitungkan biaya yang akan mereka terima. 6 Dan tentu
saja untuk dalam harga dan biaya mereka melebihi harga barang. Kondisi ini lah
yang menjadikan para imigran menjadi budak bagi para penyelundupnya. Fakta
dengan mereka menjadi pendatang illegal sering membuat mereka juga yang
akhirnya keesulitan dan bahkan tidak mendapat pekerjaan. Yang pada akhirnya
mereka dieksploitasi bekerja di Perusahaan dengan gaji yang sangat rendah oleh
majikan yang kejam, menjadi pekerja seks, kurir narkoba, atau dilibatkan dalam
5
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.31.
6
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.33.
4
aktivitas atau kegiatan criminal demi mendapatkan uang untuk melunasi biaya
penyelundupan mereka.
contoh, dahulu pengiriman barang legal maupun illegal hanya melalui jalan darat
yang membutuhkan waktu yang lama sehingga barang menjadi rusak dan hancur.
Kemudian ditemukanlah teknologi kapal laut yang dapat dikira sebagai cara
pengiriman barang yang lebih cepat dan aman. Lalu ditemukan lagi teknologi
hanya menjadi mobilitas bagi manusia tapi juga bagi pengiriman dan perlintasan
barang – barang. Dan seiring nya berjalan waktu, teknologi internet juga menjadi
kejahatan lintas negara. Sebagai ilustrasi lagi, bahwa untuk dahulu kita harus
menunggu berminggu – minggu untuk informasi dari beberapa negara yang akan
dicetak didalam majalah ataupun koran. Tetapi jikalau sekarang? Dengan sekali klik
saja kita bisa mengakses apapun, dengan sekali klik atau tekan saja semua
transaksi kita clear. Begitu juga dengan pelaku kejahatan yang melakukan
perdagangan barang terlarang. Penjual dan pembeli tidak harus berjanji untuk
email, lalu barang itu akan terkirim ke Alamat pembeli setelah mereka melalukan
Tingkat ancaman yang muncul dari kejahatan lintas negara sejauh ini belum
pernah diukur oleh negara. Namun potensi ancaman yang ada dapat ditimbulkan
7
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.36.
8
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.37.
5
oleh kejahatan lintas negara dirumuskan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional
perdagangan adil, bebas dan aman yang akan diterima oleh produsen
maupun konsumen;
berkembang;
Selain tingkat ancaman yang sulit diukur, ada juga yang sulit diukur yaitu adalah
Kejahatan Lintas Negara ini selain berdampak langsung pada individu atau pada
9
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.56.
6
berjalannya waktu dampak dari berbagai factor yang terjadi adalah kasus Human
Di era saat ini, perdagangan manusia merupakan bentuk lain dari perbudakan
manusia. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan buruk dari pengebirian
disebut “human trafficking” berasal dari kata “trafficking” dan memiliki arti “illegal
tindakan perbudakan11
rentan, ataupun menerima bayaran atau manfaat, untuk tujuan eksploitasi seksual,
perbudakan atau praktik – praktik lain, pengambilan organ tubuh, dan masih banyak
lagi. Dari yang kita ketahui ini , dapat kita simpulkan bahwa proses daripada
7
“bentuk – bentuk eksploitasi seksual lainnya”, “kerja atau layanan paksa”.
No.21 Tahun 2017 juga menjelaskan tentang kategori eksploitasi, antara lain adalah
“pelacuran atau bentuk – bentuk seks komersil lainnya”, “kerja paksa, perbudakan
Dalam sejarah praktik perdagangan manusia yang menjadi objek dari pada hal
ini adalah Perempuan.14 Hal ini dimulai dari peristiwa penaklukan atas suatu
kelompok yang paling kuat dan memiliki kekuasaan kepada kelompok yang lemah.
Dari hal itu, kelompok yang lemah akan dipekerjakan tanpa imbalan dan sesuai
sebagai pemuas nafsu bagi kelompok yang kuat. Penaklukan tersebut juga dibayar
seperti dagangan binatang atau barang – barang lainnya. Di masa Yunani Kuno,
13
Muhammad Kamal, Human Trafficking:Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia di Indonesia,
(Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn), 2019), hlm.8.
14
Dr. Henny Nuraeny, S.H., M.H., Tindak Pidana Perdagangan Orang: Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia,,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016), hlm.67.
15
Muhammad Kamal, Human Trafficking:Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia di Indonesia,
(Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn), 2019), hlm.9.
8
Perempuan sama sekali tidak berharga. Demikian juga dengan di Romawi Kuno dan
Mesir, posisi Perempuan tidak jauh berbeda dengan masa Yunani Kuno. Kaum pria
lebih berkuasa didalam keluarga, sedangkan perempuan sama sekali tidak berdaya.
Kaum pria menganggap perempuan sebagai anak asuh roh – roh jahat, Kaum pria
Dalam masyarakat Romawi Kuno, seorang pria mempunyai hak untuk menjual
ataupun menganiaya istri dan anak – anaknya dengan alasan apapun. Bahkan
mereka berhak membunuh tanpa ada alasan apapun dan tanpa ada yang berhak
kemudian mengeluarkan undang – unang pada tahun 550 Masehi (550M), yang
suami untuk menjual istri dan anaknya di pasar ternak atau pun di pasar budak.17
Sumeria, atau yang biasa dikenal sebagai Bangsa Irak, juga merupakan salah
satu dari awal perbudakan. Adapun masyarakat lainnya yang bernasib sama dengan
mereka adalah masyarakat di Cina, India, Afrika, Timur Tengah dan Amerika. Seiring
jumlah budak tenaga kerja untuk menghasilkan sebuah komoditas tertentu. Di masa
ini, perbudakan dan pemelacuran orang lain merupakan perilaku yang lumrah dan
wajar bagi kelompok penakluk. Tindakan perbudakan dan pemelacuran juga tidak
16
Dr. Henny Nuraeny, S.H., M.H., Tindak Pidana Perdagangan Orang: Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia,,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016), hlm.68.
17
Dr. Henny Nuraeny, S.H., M.H., Tindak Pidana Perdagangan Orang: Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia,,
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016), hlm.68.
18
Dr. Henny Nuraeny, S.H., M.H., Tindak Pidana Perdagangan Orang: Kebijakan Hukum Pidana dan
Pencegahannya, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm.350.
9
Sekitaran tahun 1000an, perbudakan dan pemelacuran merupakan praktik yang
tumbuh subur di tengah masyarakat Timur Tengah. Salah satu factor tumbuh
para kabilah dan bangsa pada masa itu. Di samping itu juga, factor pendukung
mereka ditangkap dan diperjual belikan selama bertahun – tahun oleh masyarakat di
Timur Tengah, khususnya Bangsa dari Arab. Menjelang tahun 1500an, Spanyol dan
wilayah yang dikuasai berkat proses pelayaran tersebut. Bangsa Eropa kemudian
pribumi di Amerika. Banyak dari masyarakat Indian meninggal dunia akibat penyakit
yang diderita selama proses perbudakan tersebut. Lebih lanjut lagi akibat dari
budak dari masyarakat di Afrika Barat. Tak terkecuali bagi Inggris, Prancis, dan
Belanda juga melakukan hal serupa. Adapun hal ini berdampak kepada system
kerja.20
Dalam sejarah Indonesia, perbudakan dan pemelacuran juga pernah dan sering
10
merupakan termasuk perdagangan di kerajaan pada masa itu karena terlalu sering
pemerintahan. Bangsawan khususnya Raja adalah sosok yang agung dan mulia, hal
ini digambarkan dengan bersumber pada jumlah selir yang Raja miliki. Beberapa
selir raja merupakan putri bangsawan di kerajaan dan hal tersebut dilakukan oleh
Bangsawan sebagai tanda kesetiaan kepada Raja. Selain dari Bangsawan lingkup
kerajaan, selir juga bisa hadir dari kalangan masyarakat bawah dimana keluarganya
menjual atau menyerahkan putrinya begitu saja dengan tujuan untuk mengankat
strata sosialnya. Selir juga bisa hadir dari persembahan kerajaan lain.21
seperti yang dikenal oleh masyarakat modern hingga saat ini, akan tetapi praktik
perbudakan dan pemelacuran orang lain di masa itu merupakan cikal bakal dari
praktik perdagangan manusia yang terjadi hingga saat ini. Bentuk dan pola
memenuhi Hasrat bangsa Eropa. Adapun pada masa kerja rodi, para masyarakat
kaum bawah mereka menjual anak perempuan mereka dan ada juga yang
melaksanakan kawin kontrak yang bisa dikatakan hal itu adalah bentuk dari
perdagangan manusia22
Setelah Perang Dunia ke II, seiring Deklarasi Hak Asasi Manusia tahun 1948
dimana persoalan mengenai HAM (Hak Asasi Manusia) menjadi tema sentral dan
dan pemelacuran orang lain”. Oleh karena itu, hal ini berkembang menjadi isu tindak
pidana perdagangan manusia dan pelanggaran HAM yang terjadi pada tahun 1967.
21
Farhana, Aspek Hukum Perdangangan Orang di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm.1.
22
Farhana, Aspek Hukum Perdangangan Orang di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm.2.
11
Saat itu, Komisi Status Perempuan membuat suatu laporan tentang Deklarasi
hak – hak perempuan di berbagai bidang. Salah satunya adalah yang paling penting
yaitu hadirnya Pasal 1 dan Pasal 2 dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
asasi perempuan adalah hak asasi manusia. 23 Terdapat Isi daripada Pasal 1 dan
Pasal 2 DUHAM;
dan hak – hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan
Oleh karena itu, dengan maraknya kejahatan lintas negara terkhusus kepada
terhitung baru dan sudah disahkan oleh Pemerintah yaitu adalah Undang – Undang
23
Muhammad Kamal, Human Trafficking:Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia di Indonesia,
(Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn), 2019), hlm.14.
24
Deklarasi Universal Hak – Hak Asasi Manusia, (diterima dan diumumkan 10 Desember 1948), Pasal 1.
25
Deklarasi Universal Hak – Hak Asasi Manusia, (diterima dan diumumkan 10 Desember 1948), Pasal 2.
12
Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang,
dan diundangkan pada tanggal 19 April 2007 dalam Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 58.
Pemerintah bahkan membentuk suatu lembaga GUGUS TUGAS yang salah satu
manusia ini. Oleh karena itu, melihat berbagai upaya dan kebijakan yang telah
dilakukan oleh pemerintahan membuat saya tertarik membuat makalah ini yang
13
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
negara lainnya.
D. Kerangka Teori
Teori kepastian hukum merupakan salah satu dari tujuan hukum dan dapat
dikatakan bahwa kepastian hukum merupakan bagian dari upaya untuk dapt
14
mewujudkan keadilan. Kepastian hukum sendiri dinilai memiliki bentuk nyata yaitu
memandang siapa individu yang melakukan. Melalui kepastian hukum ini setiap
orang mampu memperkirakan apa yang akan ia alami apabila ia melakukan sesuatu
Kepastian Hukum pun diperlukan guna untuk mewujudkan tujuan dan prinsip
dari persamaan dihadapan hukum tanpa adanya diskriminasi. Dari kata kepastian,
pandangannya mengenai kepastian hukum itu yang berarti adalah kepastian hukum
itu sendiri. Beliau juga mengatakan bahwa kepastian hukum ini adalah salah satu
positif yang mampu mengatur kepentingan setiap manusia yang ada dalam
masyarakat dan harus selalu ditaati meskipun, hukum positif tersebut dinilai kurang
adil. Lebih lanjut, kepastian hukum merupakan keadaan yang pasti, ketentuan
maupun ketetapan.
Hukum haruslah bersifat pasti dan adil. Yang berarti hukum yang pasti adalah
sebagai pedoman kelakuan serta adil adalah pedoman kelakuan yang harus
menunjang antara suatu tatanan dan dinilai wajar. Hanya dengan bersifat pasti dan
adillah, maka hukum bisa dijalankan sesuai dengan fungsi yang dimilikinya.
kepastian hukum adalah, sebuah jaminan agar hukum dapat berjalan dengan
26
Sajipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012), hlm.19.
15
semestinya, artinya kepastian hukum individu yang memiliki hak adalah yang telah
dengan keadilan akan tetapi hukum serta keadilan itu sendiri adalah dua hal yang
berbeda. Hukum memiliki sifat sifat sendiri yang umum, tetapi tetap mengikat setiap
individu. Sedangkan keadilan sendiri memiliki sifat yang ebrbeda yaitu subyektif.
Dari hal ini dapat dilihat bahwa hukum dan keadilan itu adalah hal yang berbeda. 27
Hukum yang berlaku dan telah ditetapkan oleh pihak berwenang dan berwibawa
dalam hal ini pemerintah, haruslah tegas kepada masyarakat, hukum ini juga harus
makna dari peraturan dan ketentuan hukum yang telah ditetapkan oleh pihak – pihak
berwenang.
Hukum menurut teori kepastian hukum dari para ahli, tidak boleh memiliki sifat
yang kontradiktif. Sebab jika hukum bersifat kontradiktif maka hukum tersebut akan
hukum untuk suatu negara yang memiliki kejelasan, dan dapat menjamin hak
maupun kewajiban dari setiap warga negara yang sesuai dengan budaya yang ada
pada masyarakat.
yang menentukan perbuatan apa yang dilarang dan yang termasuk kedalam tindak
pidana, serta bagaimana sanksi yang dijatuhkan terhadap pelakunya dengan tujuan
27
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm.158.
16
Barda Nawawi mengatakan bahwa istilah “Kebijakan” diambil dari “policy”
(Inggris) dan “politiek” (Belanda), sehingga “Kebijakan Hukum Pidana”. Dapat pula
dikatakan dengan istilah “Politik Hukum Pidana” dan yang sering dikenal sebagai
istilah “penat policy”, “criminal law policy”. Barda Nawawi menyatakan bahwa Penal
Policy adalah salah satu komponen dari Modern Criminal Science disamping
Pidana” atau “Penal Policy” merupakan suatu peraturan hukum yang dirumuskan
dan ditetapkan oleh badan – badan yang berwenang sebagai suatu pedoman
(hukum positif) bagi masyarakat maupun penegak hukum yang bertujuan untuk
mencegah dan menanggulangi suatu kejahatan atau dengan kata lain suatu tindak
pidana.30
28
Barda Nawawi Arief, Bunga Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Konsep KUHP Baru, (Jakarta:
Presnadamedia Grub, 2008), hlm.26.
29
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, (Bandung: Alumni, 1981), hlm.159.
30
Barda Nawawi Arief, Bunga Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Konsep KUHP Baru, (Jakarta:
Presnadamedia Grub, 2008), hlm.27.
17
E. Kerangka Konsep
Istilah Kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah (1) sebuah
rangkaian konsep dan asas yang akan menjadi garis besar dan (2) sebagai dasar
rencana untuk pelaksanaan dari suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
(tentang pemerintahan, organisasi); ungkapan cita – cita, tujuan, prinsip dan (3)
secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang
penulis yang lebih tepat digunakan adalah pengertian yang kedua yaitu sebagai
dasar rencana untuk pelaksanaan dari suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara
Kejahatan Lintas Negara dimana Kejahatan Lintas Negara ini adalah bentuk
31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat), (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama), 2011, hlm. 190.
32
Subarsono, Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2005,
hlm.87.
18
Organized Crime, yang dibentuk sebagai panduan dasar bagi negara – negara
penyelundupan senjata dan kejahatan dunia maya. Sebelumnya yang tercatat hanya
itu saja, tetapi Dalam terdapat tiga tambahan diantaranya adalah perdagangan
satwa liar, perdagangan kayu illegal, dan penyelundupan manusia. 34 Kajian tentang
penulisan ini adalah hal yang nyata, karena persoalan mengenai kejahatan lintas
negara ini sudah sering terjadi didalam masyarakat, khusus nya kepada Human
satu kejahatan lintas negara ketika pelaku menggunakan kekerasan, penipuan, atau
paksaan untuk mengendalikan orang lain dengan tujuan untuk melakukan tindakan
komersialisasi seks atau meminta tenaga kerja atau layanan yang bertentangan
dengan keinginannya.
dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk – bentuk lain dari
atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh
33
https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/89/halaman_list_lainnya/kejahatan-lintas-negara, diakses pada 22
Oktober 2023.
34
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas Negara, (Jakarta: PT
Pustaka Alvabet, 2019), hlm.22.
19
keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas
orang lain, tujuannya adalah untuk eksploitasi. Dimana eksploitasi ini termasuk
melacurkan orang lain atau bentuk – bentuk lain dari perbudakan, perhambaan atau
penting untuk kita ketahui, karena menurut penulis hal ini akan membuat kita lebih
mengetahui bagaimana kebijakan negara, apa yang negara lakukan dan bagaimana
pengaturan hukum negara mengenai permasalahan ini. Dan bagaimana upaya yang
F. Metode Penelitian
yang merupakan sintesa dari aturan, asas, norma, atau panduan penafsiran dan
nilai – nilai. Dimulai dari identifikasi sumber hukum yang akan diteliti, kemudian
Penulisan ini juga termasuk kedalam yuridis, dimana dalam memperoleh data
Dimana penulisan yuridis ini adalah penulisan yang memakai kaidah – kaidah serta
35
Undang – Undang No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Pasal 2
ayat (1).
20
G. Sistematika Penulisan
dapat dilakukan secara teratur, terarah dan sesuai denga apa yang telah ditentukan
secara komprehensif dengan melihat pada hubungan antara bab yang satu dengan
berikut:
Bab 1 Pendahuluan
memberantas human trafficking ini, dengan cara di awal dapat dilihat penjelasan
21
perdagangan manusia, dan terakhir dapat dilihat kebijakan pemerintah dalam
Dalam bab ini, penulis menjelaskan bagaimana perbedaan antara setiap negara
trafficking ini.
Dalam bab bagian ini, akan dibahas bagaimana seharusnya pemerintah juga
Bab 5 Penutup
22
BAB II
Perdagangan Manusia yang apabila dilihat secara internal dalam bahasa Inggris
sering disebut juga “Human Trafficking” yang berawal dari kata “trafficking” serta
mempunyai definisi “illegal trade” yang maknanya adalah penjualan yang terlarang,
Perdagangan Manusia ini berkaitan erat dengan suatu tindakan yang merujuk pada
posisi rentan, penjeratan utang, atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain
tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan
pemanfaatan dari prostitusi orang lain atau bentuk penggunaan seksual, kerja atau
36
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm. 3.
23
pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penghambaan atau
Human Trafficking atau Perdagangan Manusia ini seperti yang kita ketahui
bahwa dia tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi terjadi di banyak sekali
negara. Human Trafficking atau Perdagangan Manusia benar – benar sudah menjadi
ancaman bagi setiap bangsa. Banyak factor yang menyebabkan terjadinya human
trafficking ini, salah satunya adalah kekurangan informasi oleh masyarakat akan
daripada perdagangan manusia ini adalah dari kalangan bawah, ekonomi bawah
yang berasal dari perdesaan atau daerah kumuh di perkotaan, mereka yang memiliki
pengetahuan dan pendidikan yang terbatas, yang terlibat masalah ekonomi, politik
dan social yang serius, anak – anak putus sekolah, orang tua meninggal dunia atau
sakit keras, korban kekerasan fisik, psikis maupun seksual, dan banyaak sekali lagi
yang mereka menganggap bahwa bekerja di luar negri menjanjikan mereka untuk
mendapat pendapatan yang lebih dan akan merubah jalan hidup mereka.38
37
Undang – Undang No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Pasal 1
ayat (1).
38
Sherly Ayuna Putri dan Agus Takariawan, Pemahaman mengenai Perlindungan Korban Perdagangan Anak
dan Pekerja Anak di Bawah Umur di Jawa Barat, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol.6, No.3,
Desember 2017, hlm.1.
24
cara cepat tetapi mereka tidak sadar bahwa mereka sudah menjadi
orang yang tidak bisa membaca sehingga menjadi salah satu factor.
Budaya, ini menjadi salah satu factor yang bisa dianggap unik dan
Pancasila dengan menjunjung tinggi nilai rasa kemanusiaan, oleh karena itu pada
Protokol Palermo ini adalah Protokol Perserikatan Bangsa – Bangsa yang bertujuan
39
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm.6.
40
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm.7.
41
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm.8.
42
https://www.kemlu.go.id/portal/id/read/89/halaman_list_lainnya/kejahatan-lintas-negara, diakses pada 23
Oktober 2023,pukul 12.08
25
untuk mencegah, menekan dan menghukum perdagangan manusia, khususnya
dengan Declaration terhadap Pasal 5 ayat (2) huruf c dan Reservation terhadap
Pasal 15 ayat (2).43 Adapun alasan Protokol Palermo ini disetujui oleh Indonesia
adalah;
Dalam tujuan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku serta demi
melindungi korban.
perempuan dan anak – anak yang berada di bawah umur sangat rentan
untuk diperdagangkan.44
dengan tindak pidana yang dilakukan secara (committed intentionally) tetapi juga
43
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm.10.
44
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm.10.
26
percobaan (attemping to commit an offence), penyertaan (participating in a crime as
an accessory), dan menyuruh orang lain melakukan tindak pidana (orders others to
imigrasi atau pihak berwenang lainnya, sudah seharusnya bekerja sama antara satu
dengan yang lainnya dengan melakukan penukaran informasi, yang sesuai dengan
hukum nasionalnya.
juga menjelaskan tentang hukuman pidana yang dapat menjeratnya, seperti yang
tertuang didalam Pasal 2 Ayat (1) yang menyatakan bahwa “ Setiap orang yang
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (limabelas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.120.000.000,00. dan paling banyak
Rp.600.000.000.46
45
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022,
hlm.11.
46
Undang – Undang No.21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Pasal 2
ayat (1).
27
Selain daripada Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007, Indonesia
yang tertuang pada Undang – Undang Nomor 5 dan Undang – Undang Nomor 14
Against The Smuggling of Migrants By Land, Sea and Air ( Protokol yang menentang
Penyelundupan Orang Melalui Darat, Laut, dan Udara)juga bisa dikatakan sebagai
Bukan hanya itu saja, dalam kurun waktu 2 Tahun kemudian Pemerintah
The Sale Of Children, Child Prostitusion and Child Pornoghraphy (Protokol Optional
Konvensi Hak – Hak Anak mengenai penjualan anak, prostitusi anak, dan pornografi
anak).
Selain daripada itu saja, di Indonesia juga terdapat peraturan pidana yang
mengatut tentang perdagangan orang yaitu, KUHP Pasal 297 yang berbunyi
“perdagangan Wanita dan anak laki-laki belum dewasa, diancam dengan pidana
penjara paling lama enam tahun.” Namun pasal ini hanya mengatur ancaman pidana
orang.
28
BAB III
LAINNYA
Perbandingan Hukum dapat menjadi salah satu cara untuk menemukan suatu
gagasan atau ide baru mengenai suatu pengaturan hukum pada suatu bidang
hukum di negara atau wilayah tertentu. Perbandingan Hukum yang saya ambil disini
1. Singapura
Singapura adalah sebuah negara pulau dan negara kota di lepas ujung selatan
Semenanjung Malaysaia. Negara ini terpisah dari Malaysia oleh Selat Johor di
Utara, dan dari Kepulauan Riau Indonesia oleh Selat Singapura di selatan. Negara
yang memiliki Luas 734,3km persegi dan memiliki populasi hampir 5,6 juta,
Singapura disebut – sebut sebagai negara terpadat kedua didunia setelah Monako. 47
beragam penduduk yang terdiri dari orang Tionghoa, Melayu, Arab, India, dan
berbagai keturunan Asia. Dengan penduduk yang beragam ini bisa dikatakan
sebanyak 42% adalah orang asing yang berada di Singapura untuk bekerja dan
menuntut ilmu. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Oleh karena itu,
negara Singapura ini disebut – sebut sebagai negara paling terglobalisasi di dunia.
47
https://www.bbc.com/news/world-asia-15961759, diakses pada tanggal 23 Oktober 2023
29
Dengan banyaknya penduduk yang berasal dari negara luar, tidak membuat
membuat pemerintah Singapura lebih dalam untuk berusaha melindungi para warga
negara nya agar terhindar dari kasus perdagangan orang atau human trafficking.
Singapura, sama – sama diatur oleh undang – undang pidana khusus. Di Singapura
diatur kedalam Prevention of Human Trafficking Act 2014 (PHTA 2014) atau Undang
dibentuk dengan tujuan yang sama dengan Indonesia, yaitu ialah untuk
perdagangan orang, substansi perlindungan dan bantuan hukum bagi korban; serta
elemen peningkatan kerja sama antar negara, baik dalam regional maupun
internasional.48
ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk lain dari paksaan, penculikan,
definisi yang lebih rinci, sebab turut menjelaskan perbuatan yang serupa dengan
30
juga pada penjelasan eksploitasi seksual yang juga merinci, dengan mencakup
perbuatan tindakan cabul atau tidak senonoh oleh individu atau penggunaan individu
dalam rekaman audio atau visual atau representasi dari tindakan tersebut.50
Dalam Hal Subjek Pelaku, PHTA 2014 tidak mendefinisikan lebih lanjut
mengenai hal “person”, tetapi mencakup setiap Perusahaan atau perkumpulan atau
lembaga, baik berbadan hukum maupun tidak. Mayoritas yang menjadi korban
daripada perdagangan orang adalah anak – anak dan perempuan. Dalam PHTA
Dalam Sanksi Pidana, PHTA 2014 kasus ini terkandung pidana penjara,
pidana denda, dan hukuman pukulan cambuk menggunakan rotan (tetapi ini bersifat
kumulatif). Dan dalam durasi pidana yang diberikan didalam PHTA 2014 ini yaitu
pidana denda maksimal $100.000 (seratus ribu dollar singapura), serta pukulan
cambuk maksimal 6 pukulan. Untuk saksi pidana tambahan, terdapat didalam Pasal
8 yaitu berupa pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya, atau bisa
dikatakan bahwa didalam PHTA 2014 tidak ada penegasan sanksi tambahan bagi
50
Lefri Mikhael dan Rehnalemken Ginting, Perbandingan Hukum Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan
Orang di Indonesia dan Singapura, Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, Vol.11 No 2, 2022,
hlm.6.
51
Lefri Mikhael dan Rehnalemken Ginting, Perbandingan Hukum Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan
Orang di Indonesia dan Singapura, Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, Vol.11 No 2, 2022,
hlm.6.
52
Lefri Mikhael dan Rehnalemken Ginting, Perbandingan Hukum Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan
Orang di Indonesia dan Singapura, Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, Vol.11 No 2, 2022,
hlm 7.
31
perlindungan yang serius dalam memberantas kejahatan lintas negara terkhusus
GUGUS TUGAS. GUGUS TUGAS ini diketuai bersma oleh Kementrian Dalam Negri
dan Kemenaker, dan bekerja sama dalam upaya anti perdagangan – manusia.
2. Malaysia
Malaysia merupakan salah satu negara tetangga Indonesia yang tergabung juga
sama dengan Indonesia kedalam (ASEAN). Negara yang memiliki luas wilayah
330.434km ini terbagi menjadi 2 bagian yang terpisah oleh Laut Cina Selatan.
Malaysia pada tahun 2020 memiliki jumlah penduduk sebanyak 32.3 juta orang.
Penduduk negara ini didominasi oleh orang Melayu. Tetapi, terdapat pula suku dan
etnis minioritas lainnya seperti Tionghoa dan India. Masyarakat Malaysia, terutama
orang Melayu, sebagian besar beragama Islam dan agama Islam juga ditetapkan
yang mengatur tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang yaitu adalah Undang –
Undang Negara Malaysia Nomor 670 Tahun 2007 tentang Anti Perdagangan Orang
(UUAPO Malaysia).53
53
Maulana Arif Fadli, Studi Komparatif tentang Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
dan Malaysia, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.1 No.1, Agustus 2017, hlm.3.
32
Dalam Subjek Hukum, Pemerintahan Malaysia sama dengan Pemerintahan
Indonesia yaitu adalah setiap orang baik itu berupa individu maupun berupa badan
hukum. Hanya saja dalam UUAPO Malaysia yang dimaksud dengan badan hukum
terbatas hanya pada Perusahaan transportasi saja, dan hal ini tercantum kepada
Dalam hal Sanksi Pidana, di dalam UUAPO Malaysia terdapat 2(dua) jenis
pidana pokok yaitu adalah pidana penjara dan denda, serta tidak ada pidana
tambahan.55 UUAPO ini mengatur tentang penjara minimum yang terdapat disetiap
pidana penjara minimum hanya terdapat didalam dua (2) pasal yaitu pasal 13 dan
14, sedangkan pasal – pasal yang lain tidak ada ancanaman pidana minimum.
Dalam pasal 13 dan 14 UUAPO Malaysia ini terdapat penjara maksium yaitu adalah
Malaysia mempunyai Dewan Anti Perdagangan Manusia yang memiliki fungsi (yang
UUAPO Malaysia
54
Maulana Arif Fadli, Studi Komparatif tentang Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
dan Malaysia, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.1 No.1, Agustus 2017, hlm.4.
55
Maulana Arif Fadli, Studi Komparatif tentang Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
dan Malaysia, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.1 No.1, Agustus 2017, hlm.7.
56
Maulana Arif Fadli, Studi Komparatif tentang Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
dan Malaysia, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.1 No.1, Agustus 2017, hlm.6.
33
termasuk dukungan dan perlindungan terhadap korban (orang yang
diperdagangkan)
yang terbaik untuk mencapaai upaya yang signifikan. Pemerintah Malaysia dirasa
belum cukup untuk menerapkan SOP secara sistematis di seluruh negri untuk
3. Kamboja
persegi dan memiliki penduduk 15.288 juta. Sekitar 85% penduduk dari negara
Kamboja ini berasal dari bangsa Khmer, dan sisanya dihuni oleh penduduk dari suku
penganut Buddha, yang kemudian disusul oleh agama minioritas lain seperti Islam,
57
Maulana Arif Fadli, Studi Komparatif tentang Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
dan Malaysia, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol.1 No.1, Agustus 2017, hlm.8.
34
domestic dan asing di Kamboja dan juga mengeksploitasi korban dari Kamboja di
luar negri.
yang melibatkan korban dewasa dan 15 hingga 20 tahun penjara untuk pelanggaran
yang melibatkan korban anak – anak. Namun jika dalam Undang – Undang
singkat selama enam hari hingga satu bulan. Dan ini tidak mencerminkan hukuman
58
https://www.state.gov/reports/2022-trafficking-in-persons-report/cambodia/, diakses pada 24 Oktober 2023
pukul 18.20
59
https://www.state.gov/reports/2022-trafficking-in-persons-report/cambodia/, diakses pada 24 Oktober 2023
pukul 18.25
35
perdagangan orang dan pemerintahan Kamboja secara proaktif menyaring dan
manusia, dan penyediaan layanan bagi korban. Dengan kurangnya tindakan upaya
perlindungan dari pihak yang berwenang menyebabkan pejabat juga gagal untuk
sangat rentan.
BAB IV
HUMAN TRAFFICKING
Perdagangan Manusia atau Human Trafficking seperti yang kita ketahui adalah
menjadi masalah dalam nasional dan internasional yang belum dapat diberantas
secara tepat oleh setiap pemerintahan nasional. Kemajuan teknologi informasi dan
60
https://www.state.gov/reports/2022-trafficking-in-persons-report/cambodia/, diakses pada 24 Oktober 2023
pukul 18.27.
36
tersebut dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk memperbarui dan menyamarkan
kejahatannya.
volumenya terlalu besar disetiap negara, yang bisa diartikan bahwa masih banyak
kasus tentang perdagangan manusia ini yang belum mampu diungkap oleh penegak
hukum.61
dengan hampir ribuan perempuan dan anak – anak menjadi korban dari trafficking di
setiap tahunnya. Terkadang banyak yang merasa menjadi korban, dan masalah ini
manusia ini terlihat jelas. Sehingga dalam hal ini pemerintah harus berperan lebih
BAB II, bahwa salah satu factor dari terjadinya perdagangan manusia ini adalah
nasional yaitu adalah GUGUS TUGAS, dimana GUGUS TUGAS ini bertugas untuk
61
Lefri Mikhael dan Rehnalemken Ginting, Perbandingan Hukum Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan
Orang di Indonesia dan Singapura, Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan Kejahatan, Vol.11 No 2, 2022,
hlm 1.
62
Siti Rumlah, Upaya Penanganan Korban Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Sejarah,
Vol.1 No.2, 2021, hlm.1
63
Siti Rumlah, Upaya Penanganan Korban Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Sejarah,
Vol.1 No.2, 2021, hlm.6.
37
perdagangan orang di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota. Dan hal itu juga
GUGUS TUGAS ini dipimpin oleh seorang Menteri atau pejabat setingkat yang
oleh tingkatan pusat saja, tetapi juga pada tingkat provinsi serta kabupaten atau
kota. Oleh karena itu GUGUS TUGAS ini telah terbentuk di 31 Provinsi di Indonesia
dengan total 191 Kabupaten/Kota yang telah memiliki Sub Gugus Tugas, dimana
tugas dan wewenangnya tidak ada dibedakan, mereka sama saja dengan Sub
64
https://www.kemenkopmk.go.id/cegah-tindak-pidana-perdagangan-orang-pemerintah-persiapkan-rperpres-
ran-pp-ttpo , diakses pada tanggal 23 Oktober 2023 pukul 13.56
38
Bukan hanya dengan pembentukan GUGUS TUGAS saja, sekiranya juga yang
anak adalah salah satu korban utama dalam kegiatan perdagangan manusia.
Pentingnya dari seminar dan sosialisasi ini adalah agar masyarakat mengetahui
tentang Pasal 297 Kitab Undang – Undang Hukum Pidana yang berisi:
Dan juga Pasal 65 Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
dan pelecehan seksual, penculikan, perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk
perlu, dikarenakan masyarakat akan rawan menjadi korban trafficking jika tidak
dibekali dengan pengetahuan maupun ilmu tentang hal ini. Dengan adanya kegiatan
sosialisasi ini masyarakat tidak awam mengenai kejadian yang akan terjadi. Selain
daripada hal ini, Razia juga perlu dilakukan oleh pemerintah. Razia didalam tempat
yang sepi dan tempat yang ramai, dikarenakan perdagangan manusia ini bisa saja
terjadi dari hal yang tingkat domestic lalu berakhir di tingkat internasional.65
kerangka peraturan yang efektif, tetapi juga mekanisme penegakan hukum yang
65
Siti Rumlah, Upaya Penanganan Korban Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan dan Sejarah,
Vol.1 No.2, 2021, hlm.6.
39
lebih kuat dan kerja sama antar pemerintah. Selain itu juga pemerintah harus
berfokus kepada penyebab daripada perdagangan manusia ini yang tidak lain
dan masyarakat untuk mengupayakan tindakan hukum yang lebih tegas terhadap
para pelaku perdagangan manusia dan untuk menciptakan efek jera. Oleh karena
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. Dapat disimpulkan, daripada 3 Negara yang telah dibahas; Singapura, Malaysia, dan
40
orang Singapura memiliki berada ditingkat 1, Malaysia berada ditingkat 2, dan
3. Dapat disimpulkan bahwa pilihan lain yang dapat mencegah terjadinya Human
ada di Indonesia agar menambah pengetahuan dasar yang harus diperhatikan dan
diperdulikan.
B. SARAN
Mengingat zaman sudah berubah dan sudah beragamnya bentuk eksploitasi pelaku,
2. Baik Indonesia maupun Negara Lain; Singapura, Kamboja, dan Malaysia sudah
berusaha dengan baik untuk memberantas perdagangan manusia ini. Alangkah lebih
luas dan pelaku bisnis, agar dapat memahami bahwa perdagangan manusia ini dapat
terjadi dimanapun.
41
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Prof. Yassona H. Laoly, SH., MSc., Ph.D., Diplomasi Mengusut Kejahatan Lintas
Negara, (Jakarta: PT Pustaka Alvabet, 2019).
Dr. Henny Nuraeny, S.H., M.H., Tindak Pidana Perdagangan Orang: Dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia,, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016).
42
Nurhayati, Perbudakan Zaman Modren: Perdagangan Orang Dalam Perspektif
Ulama, (Medan: Perdana Publishing, 2016).
Barda Nawawi Arief, Bunga Kebijakan Hukum Pidana Perkembangan Konsep KUHP
Baru, (Jakarta: Presnadamedia Grub, 2008).
JURNAL
Ni Luh Putu Lusi Ayupratiwi, Peran Hukum Internasional dalam Upaya Pencegahan
dan Pemberantasan Human Trafficking di Indonesia, Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha, Vol.10 No.3, September:2022.
43
Siti Rumlah, Upaya Penanganan Korban Human Trafficking di Indonesia, Jurnal
Pendidikan dan Sejarah, Vol.1 No.2, 2021.
Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2009 tentang Sistem Laporan Gangguan Keamanan
Masyarakat.
Website :
https://www.state.gov/reports/2022-trafficking-in-persons-report/cambodia/
https://www.bbc.com/news/world-asia-15961759
https://www.kemenkopmk.go.id/cegah-tindak-pidana-perdagangan-orang-
pemerintah-persiapkan-rperpres-ran-pp-ttpo .
44