Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KRIMINALITAS

DISUSUN OLEH :

AHDA SABILA
CACAKE SOPIA KARINA
GHAZIYA NADHIFA MATONDANG
JAUZA AZZAHRA ANHA

IX. 1 JENDERAL SUDIRMAN

SMP NEGERI 1 TAKENGON


TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami curahkan kepada Allah Ta’ala karena karunianya kami dapat

menyelesaikan Makalah ini sebagai Tugas dari pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Pemilihan

tema ini didasari atas kondisi Indonesia sekarang. Kami merasa tema ini sering menjadi

perbincangan dalam kehidupan sehari-hari namun jarang dibahas dengan detail. Semoga

dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui bersama - sama apa itu kriminalitas serta

berupaya untuk mengantisipasinya.

Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, yakni Bapak bidang studi IPS. Untuk itu kami ucapkan terima

kasih atas kontribusi bantuan dalam berbagai bentuk. Kami menyadari bahwa masih banyak

kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika

maupun isi. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari

pembaca yang kemudian akan kami jadikan sebagai evaluasi.

Demikian semoga makalah ini bisa diterima sebagai ide atau gagasan yang menambah

kekayaan intelektual dalam bidang kajian media. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan juga untuk kami sendiri.

Aceh Tengah, November 2022

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................5
I.1 Latar Belakang .........................................................................................................5
I.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................8
I.3 Perumusan Masalah .................................................................................................8
I.4 Maksud dan Tujuan .................................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................9
II.1 Pengertian Kriminalitas ........................................................................................10
II.2 Bentuk - Bentuk Kriminalitas ..............................................................................10
II.3 Faktor Penyebab Kriminalitas ..............................................................................11
II.4 Contoh Tindakan Kriminalitas yang Terjadi di Lingkungan Masyarakat ...........13
II.5 Contoh Tindakan Kriminalitas yang sering Terjadi di Lingkungan Remaja .......17
II.6 Akibat Kriminalitas ..............................................................................................18
II.7 Hubungan Kriminalitas, Kesenjangan Sosial dan Globalisasi .............................18
II.8 Upaya mengurangi, mengantisipasi & menghentikan Tindakan Kriminalitas ....18
BAB III PENUTUP .................................................................................................................22
III.1 Kesimpulan .........................................................................................................23
III.2 Saran - Saran .......................................................................................................23
DAFTAR PUSAKA ................................................................................................................24

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Kejahatan (Crime Total) Tahun 2014 - 2016............................................ 7

Gambar 1.2 Tingkat Risiko Terkena Kejahatan (Crime Rate) Tahun 2014 - 2016.................. 7

4
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hingga saat ini mungkin sudah tidak terhitung berapa jumlah tindak kriminalitas yang

terjadi di Indonesia. Berbagai tindak pidana pun dilakukan mulai dari pembunuhan,

pencurian motor, perampokkan, ranjau paku, pencurian. Para pelaku pun tak merasa bersalah

dengan apa yang meraka lakaukan kepada orang lain. Betapa kejamnya hati mereka yang

mementingkan dirinya sendiri.

Kriminalitas atau tindak kejahatan adalah suatu tindakan yang melanggar hukum,

undangundang, norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Tindak kejahatan tersebut

dapat merugikan dan mengancam keselamatan serta jiwa seseorang. Kejahatan sangat

berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi

seseorang untuk melakukan suatu tindak kejahatan tersebut. Dewasa ini tindak kejahatan

seperti hal yang sudah biasa di masyarakat, ketika seseorang tidak perlu lagi berpikir panjang

untuk melakukan tindak kejahatan dan para pelaku tidak lagi memikirkan konsekuensi yang

terjadi dari perbuatanya tersebut, sehingga para pelaku juga tak segan-segan untuk melukai

bahkan membunuh para korbannya.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara.

Bahkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah

China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini sangat memilukan mengingat semakin banyaknya

penduduk maka kepadatan penduduk pun juga tinggi. Kepadatan penduduk sendiri masih

menjadi salah satu masalah di Indonesia. Tingginya tingkat kepadatan penduduk disuatu

daerah secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kriminalitas.

Masalah kriminalitas atau kejahatan adalah masalah yang sering terjadi di negara-

negara berkembang seperti di Indonesia. Berita-berita kriminal akan menjadi salah satu hal

5
yang menarik perhatian masyarakat karena objek dalam setiap berita bisa terjadi kapanpun

dan dimanapun. Istilah kriminal dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “berkaitan

dengan kejahatan (pelanggaran hukum) yang dapat dihukum menurut undang-undang

pindana”. Sebagai komoditas, peristiwa kriminalitas juga tentu menjadi berita yang bisa

disajikan media untuk mempertahankan minat khalayaknya. Namun dengan melihat sudut

pandang pemberitaan yang berbeda, maka berita-berita kriminalitas akan berdampak luas

pada masyarakat.

Salah satu dampak negatif globalisasi adalah kriminalitas, yaitu perbuatan yang

melanggar norma hukum yaitu undang-undang hukum pidana. Perbuatan kriminalitas dapat

menimbulkan keresahan karena masyarakat merasa tidak aman, takut, dan cemas dengan

kondisi yang terjadi di lingkungannya. Berbagai cara yang dilakukan pemerintah guna

memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat pun kurang berhasil untuk

menghentikan atau mengurangi tindak criminal yang terjadi Indonesia. Mulai dari menambah

undang – undang sampai memperketat patrol, tapi para pelaku kriminal pun tak gentar dan

tak takut mengeejakan niat buruknya itu.

Masyarakat secara rasional akan memberikan reaksi terhadap sanksi yang berat

dengan menghindari atau mencegah untuk melakukan perbuatan kriminal atau melanggar

hukum. Seiring dengan itu salah satu kewajiban pemerintah dan negara Indonesia adalah

memberikan rasa aman pada seluruh rakyatnya. Kewajiban ini secara jelas juga tercantum

dalam Pasal 30 ayat (4), amandemen kedua UUD 1945 yang antara lain menyebutkan bahwa

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah alat negara yang menjaga keamanan

dan ketertiban masyarakat serta bertugas melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat

serta menegakkan hukum. Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat

yang harus terpenuhi. Indeks keamanan sebagai salah satu alat pengukuran tingkat keamanan

dan digunakan untuk mengukur perubahan tingkat keamanan, misalnya jumlah angka

6
kejahatan (crime total), jumlah orang yang berisiko terkena tindak kejahatan (crime rate)

setiap 100.000 penduduk. Semakin tinggi angka kriminalitas menunjukkan semakin banyak

tindak kejahatan pada masyarakat yang merupakan indikasi bahwa kondisi suatu wilayah

menjadi semakin tidak aman.

Pemerintah masih memerlukan kerja keras untuk menurunkan tingkat kriminalitas di

Indonesia. Berdasarkan data yang ada, tingkat kriminalitas di Indonesia belum

memperlihatkan tanda-tanda kearah angka menurun. Semakin tinggi angka kriminalitas

menunjukkan semakin banyak tindak kejahatan pada masyarakat yang merupakan indikasi

bahwa kondisi masyarakat menjadi semakin tidak aman. Selama periode tahun 2014–2016,

jumlah kejadian kejahatan atau tindak kriminalitas di Indonesia cenderung meningkat. Data

Polri memperlihatkan jumlah kejadian kejahatan (crime total) pada tahun 2014 sebanyak

325.317 kasus, meningkat menjadi sebanyak 352.936 kasus pada tahun 2015 dan meningkat

pada tahun 2016 menjadi 357.197 kasus. Sementara itu, jumlah orang yang terkena tindak

kejahatan (crime rate) setiap 100.000 penduduk diperkirakan sebanyak 131 orang pada tahun

2014, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016 sebanyak 140 orang.

Gambar 1.1 & 1.2

Jumlah Kejahatan (Crime Total) dan Tingkat Risiko Terkena Kejahatan (Crime Rate)
Tahun 2014 - 2016

7
Belum bergesernya angka resiko penduduk Indonesia terkena tindak pidana sekaligus

mengingatkan setiap penduduk untuk waspada terkena korban tindak pidana. Hal ini

setidaknya dikarenakan angka tindak tindak pidana yang terus meningkat dan belum berhasil

ditekan ke level menurun. Bentuk dan modus kejahatan (tindak pidana) pun terus

berkembang sedemikian rupa dan tidak selalu berbanding lurus dengan angka crime rate.

Bahkan ada tindak kriminal yang terjadi sulit diterima akal sehat. Berbagai laporan

menyebutkan, meningkatnya tindak kriminal disebabkan atau dipicu berbagai persoalan

seperti, ekonomi, sosial, konflik dan rendahnya kesadaran hukum. Selain itu kemajuan

teknologi informasi mendorong terjadinya bentuk-bentuk tindak yang didasari atau pun tidak.

Sebuah studi menyatakan bahwa orang kelas bawah memiliki tingkat kejahatan yang

lebih tinggi dari kelompok lainnya. Orang yang berpenghasilan rendah, pengangguran,

berpendidikan rendah jauh lebih mungkin melakukan tindak kejahatan. Tingkat

pengangguran yang tinggi juga memberikan insentif untuk melakukan semua jenis tindak

kriminal. Tingkat pengangguran memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap

tingkat kriminalitas suatu wilayah. Di Indonesia sendiri angka pengangguran masih tergolong

tinggi, dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat tingkat pengangguran

8
terbuka (TPT) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 6,18% pada tahun 2016 sebesar 5,61%

dan pada tahun 2017 sebesar 5,33%. Berita tentang kriminalitas hampir sertiap hari dapat

dilihat di media cetak maupun elektronik. Fenomena ketimpangan pendapatan, kemiskinan,

pengangguran dan kepadatan penduduk bila terus tumbuh dan tidak segera diatasi maka akan

berpotensi mengakibatkan melonjaknya angka kriminalitas.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah yang dapat kami

sampaikan antara lain :

a.       Pengertian kriminalitas.

b. Bentuk - bentuk kriminalitas.

c.       Faktor penyebab terjadinya tindak kriminal.

d.       Contoh tindak kriminal yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.

e.   Contoh tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan remaja Indonesia.

f.       Akibat yang ditimbulkan para pelaku kriminalitas di Indonesia.

g. Hubungan antara kriminalitas, kesenjangan sosial ekonomi dan globalisasi

h.       Upaya untuk mengurangi, mengantisipasi dan menghentikan tindakan kriminal.

I.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya adalah :

a.       Apa itu kriminalitas?

b. Apa saja bentuk - bentuk dari kriminalitas?

c.       Apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya tindak kriminalitas?

d.       Apa saja contoh tindak kriminal yang terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia?

e.   Apa saja contoh tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan remaja Indonesia?

f.       Apakah akibat yang ditimbulkan para pelaku kriminalitas di Indonesia?

9
g. Apa kaitan antara kriminalitas, kesenjangan sosial ekonomi dan globalisasi?

g.       Bagaimana solusi yang tepat untuk mengurangi dan menghentikan tindakan kriminal?

I.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah penyampaian tinjauan penyebab, akibat dan solusi

tindak kriminialitas. Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk menyampaikan bahwa

kriminalitas terjadi bukan karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan,

Mendeskripsikan tingkat kriminalitas, ketimpangan pendapatan, kemiskinan, pengangguran,

dan kepadatan penduduk di Indonesia. Maka dari itu disetiap tempat dan setiap keadaan kita

wajib waspada guna menjaga diri kita dari tindak kriminal.

BAB 2
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah

berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia

yang dapat dipidana, yang diatur dalam hukum pidana. Kriminalitas atau tindak

kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku

kriminalitas disebut seorang kriminal. Biasanya yang dianggap kriminal adalah seorang

pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun begitu kategori terakhir, teroris, agak

berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan

motif politik atau paham.

Selama kesalahan seorang kriminal belum ditetapkan oleh seorang hakim, maka orang

ini disebut seorang terdakwa. Sebab ini merupakan asas dasar sebuah negara hukum:

seseorang tetap tidak bersalah sebelum kesalahannya terbukti. Pelaku tindak kriminal yang

10
dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan harus menjalani hukuman disebut

sebagai terpidana atau narapidana.

Pengertian kriminalitas menurut beberapa para ahli

1. M.v.T

Kejahatan (rechtdeliten) yaitu perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam undang-

undang, sebagai perbuatan pidana, telah dirasakan sebagi onrecht sebagai perbuatan yang

bertentangan dengan tata hukum.

2. R. Susilo

· Secara yuridis mengartikan kejahatan adalah sebagai suatu perbuatan atau tingkah laku yang

bertentangan dengan undang-undang.

· Secara sosiologis mengartikan kejahatan adalah sebagai perbuatan atau tingkah laku yang

selain merugikan penderita atau korban juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa

hilangnya keseimbangan ketentraman dan ketertiban.

3. M. A. Elliat

Kejahatan adalah problem dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan

melanggar hukum dan dapat dijatuhi hukuman yang bisa berupa hukuman penjara, hukuman

mati, hukuman denda dan lain-lain.

4. Dr. J.E. Sahetapy dan B. Mardjono Reksodipuro

Kejahatan adalah setiap perbuatan (termasuk kelalaian) yang dilarang oleh hukum publik

untuk melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh Negara. Perbuatan

11
tersebut dihukum karena melanggar norma-norma sosial masyarakat, yaitu adanya tingkah

laku yang patut dari seorang warga negaranya.

5. Mr. W. A. Bonger

Kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tantangan dengan sadar

dari Negara berupa pemberian penderitaan.

6. Teori Labelling (Edwin M. Lemert).

Seseorang menyimpang karena adanya proses labelling (pemberian julukan, cap, etiket, atau

merek) yang diberikan masyarakat kepada seseorang. Proses ini terjadi di masyarakat.

II.2 Bentuk - bentuk kriminalitas

Tindakan kriminal umumnya dilihat bertentangan dengan norma hukum, norma sosial

dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Contoh, pencurian, penganiayaan,

pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, perampokan dan lain-lain. Tindakan kejahatan ini

menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa.

Tindak kejahatan juga mencakup semua kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan

kestabilan negara, seperti korupsi, makar, subversi dan terorisme.

Emile Durkheim menyebut penyimpangan sebagai kejahatan. Kejahatan yang sering kita

bicarakan adalah jenis kejahatan yang tercantum dalm Kitab Undang-undang Hukum Pidana

(KUHP), seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian dengan

kekerasan, penipuan, atau berbagai jenis kejahatan yang disebut sebagai violent

offenses (kejahatan yang disertai kekerasan terhadap orang lain) property offenses (kejahatan

yang menyangkut hak milik orang lain).

12
1. Blue Collar Crime

Blue collar crime adalah tindakan kriminal yang pelakunya dari kelompok kelas bawah,

sering juga disebut kejahatan kerah biru atau street crime. Contoh blue collar crime adalah

pencopetan, pencurian, perampokan, dan pembegalan. 

2. White Collar Crime

White collar crime adalah tindakan kriminal yang pelakunya dari kelompok kelas ekonomi

atas. Umumnya, dilakukan oleh para pemegang jabatan yang memanfaatkan

posisinya. Contoh white collar crime adalah kecurangan bisnis, pemalsuan data perusahaan,

korupsi, dan penyelundupan barang ilegal. 

3. Victimless Crime

Victimless crime adalah kejahatan tanpa korban, lebih mengarah ke perbuatan tercela. Sebuah

kejahatan tanpa korban atau victimless crime adalah bentuk kejahatan umumnya merupakan

tindakan kriminal ilegal yang tidak memiliki korban yang dapat diidentifikasi. Kejahatannya

mencakup tindakan yang hanya melibatkan si pelaku atau sekumpulan orang yang sukarela

menyetujui atau melakukan hal tersebut.Contoh victimless crime adalah penyalahgunaan

narkoba, judi illegal, mabuk di tempat umum dan telanjang di tempat umum.

4. Organized Crime

Organized crime adalah kejahatan terorganisir atau terencana dan memiliki strategi. Dalam

sosiologi, kejahatan terorganisir mengacu pada organisasi rahasia yang memiliki tujuan

utama yaitu kegiatan kriminal.Organized crime adalah pekerjaan yang melibatkan hierarki,

13
aturan, tujuan, dan memiliki konsekuensi bagi mereka yang tidak mengikutinya peraturan

yang berlaku. Contoh organized crime  adalah penyelundupan narkoba, bisnis illegal,

perdagangan manusia, pencucian uang, pemerasan, rentenir, dan pemerasan tenaga kerja.

5. Corporate Crime

Corporate crime atau kejahatan korporasi merupakan salah satu jenis kriminalitas di mana

kejahatan dilakukan oleh perusahaan atau korporasi. Corporate crime termasuk dalam

golongan kejahatan kerah putih yang dilakukan oleh individu atau kelompok orang dalam

pekerjaan mereka yang sah, untuk kepentingan organisasi tempatnya bekerja.

Contoh corporate crime adalah maladministrasi bisnis, pengabaian AMDAL, penipuan bank,

penjualan sekuritas palsu, dan pelanggaran hak paten.

6. Cyber Crime

Cyber crime adalah jenis kriminalitas berupa kejahatan dunia maya berbasis teknologi dan

jaringan. Cyber crime  yang dikenal juga sebagai kejahatan dunia maya adalah setiap

tindakan melanggar hukum di mana komputer atau perangkat komunikasi atau jaringan

komputer digunakan untuk memfasilitasinya.

Contoh cyber crime adalah adalah sebagai berikut:

 Pornografi Anak atau (CSAM)

Materi pelecehan seksual anak (CSAM) mengacu pada materi yang berisi gambar seksual

dalam bentuk apapun kepada seorang anak yang dilecehkan atau dieksploitasi secara seksual. 

 Penindasan Dunia Maya (Cyber Bully)

14
Suatu bentuk pelecehan atau intimidasi yang dilakukan melalui penggunaan perangkat

elektronik atau komunikasi seperti komputer, ponsel, laptop, dll.

 Penguntit Dunia Maya

Cyberstalking adalah penggunaan komunikasi elektronik oleh seseorang untuk mengikuti

seseorang, atau upaya untuk menghubungi seseorang untuk mendorong interaksi pribadi

berulang kali meskipun orang yang dihubungi tidak tertarik (tidak mau).

 Cyber Grooming

Cyber Grooming adalah ketika seseorang membangun hubungan online dengan seorang

remaja dan menipu atau menekannya untuk melakukan tindakan seksual.

 Penipuan Pekerjaan Online

Penipuan Pekerjaan Online adalah upaya untuk menipu orang-orang yang membutuhkan

pekerjaan dengan memberikan harapan/janji palsu akan pekerjaan yang lebih baik dengan

upah yang tinggi.

 Pemerkosaan Online

Atau Sextortion Online terjadi ketika seseorang mengancam untuk mendistribusikan materi

pribadi dan sensitif menggunakan media elektronik jika dia tidak memberikan gambar yang

bersifat seksual atau uang.

7. Kejahatan Transnasional

15
Kejahatan transnasional adalah kejahatan terencana dan terorganisir, di mana perencanaan,

eksekusi, dan korbannya lebih dari 1 negara atau melintasi batas negara. Contoh kejahatan

transnasional adalah perdagangan senjata, pencucian uang, pencurian data, dan lain

sebagainya.

8. Kejahatan Internasional

Kejahatan internasional adalah kejahatan yang tidak berkaitan dengan batas-batas negara dan

bisa terjadi di lingkup domestik, namun kejahatan tersebut luar biasa serta menimbulkan

kepedulian global. Contoh kejahatan internasional adalah genosida, kejahatan perang,

kejahatan terhadap kemanusiaan, dan agresi.

II.3 Faktor penyebab kriminalitas

Pada umumnya penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat yaitu:

a.    Pendapat bahwa kriminalitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di luar diri

pelaku

b.   Pendapat bahwa kriminalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam diri

pelaku sendiri

c.   Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena pengaruh di

luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.

Pandangan bahwa ada hubungan langsung antara keadaan ekonomi dengan kriminalitas

biasanya mendasarkan pada perbandingan statistik dalam penelitian. Selain keadaan

ekonomi, penyebab di luar diri pelaku dapat pula berupa tingkat gaji dan upah,

pengangguran, kondisi tempat tinggal bobrok, bahkan juga agama. Banyak penelitian yang

sudah dialakukan untuk mengetahui pengaruh yang terdapat di luar diri pelaku untuk

16
melakuakn sebuah tindak pidana. Biasanya penelitian dilakukan dengan cara statistic yang

disebut dengan ciminostatistical investigation.

Bagi para penganut aliran bahwa kriminalitas timbul sebagai akibat bakat si pelaku,

mereka berpandangan bahwa kriminalitas adalah akibat dari bakat atau sifat dasar si pelaku.

Bahkan beberapa orang menyatakan bahwa kriminalitas merupakan bentuk ekspresi dari

bakat. Para penulis Jerman mengatakan bahwa bakt itu diwariskan. Pemelopor aliran ini,

Lombroso, yang dikenal dengan aliran Italia, menyatakan sejak lahir penjahat sudah berbeda

dengan manusia lainnya, khususnya jika dilihat dari ciri tubuhnya. Ciri bukan menjadi

penyebab kejahatan melainkan merupakan predisposisi kriminalitas. Ajaran bahwa bakat

ragawi merupakan penyebab kriminalitastelah banyak ditinggalkan orang, kemudian muncul

pendapat bahwa kriminalitas itu merupakan akibat dari bakat psikis atau bakat psikis dan

bakat ragawi.

Faktor Ekstern Penyebab Terjadinya Kriminalitas

1. Tingkat pendidikan yang rendah membuat pelaku tindak kriminal tidak berpikir dua kali

ketika melakukan kejahatan.

2. Kemajuan teknologi membuat informasi mudah tersebar, dan bagi pelaku yang sudah

mempunyai otak kriminal maka informasi tindak kriminal orang lain bisa menjadi

semacam ide bagi dirinya untuk melakukan tindakan yang sama.

3. Contoh disintegrasi budaya berupa makin canggihnya barang-barang elektronik,

memicu pelaku tindak kriminal untuk mencuri.

4. Kesenjangan sosial memicu iri dan dendam hingga akhirnya memicu perbuatan

kriminal seperti merampok, mencuri, begal dan sebagainya.

17
5. Fanatisme pada sesuatu seperti klub olah raga membuat seseorang mudah tersinggung

dan akhirnya berujung pada perbuatan kriminal seperti menganiaya atau bahkan

membunuh.

6. Rasa kedaerahan yang kental membuat seseorang tidak mau berbaur sehingga ketika

ada pendatang berbuat kesalahan yang menyinggung egonya maka mereka tidak akan

berpikir panjang untuk melakukan tindak kriminal seperti penganiayaan.

7. Kepadatan penduduk yang tidak merata, dimana di kota besar lebih padat sehingga

susah untuk mencari kerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidup akhirnya melakukan

tindak kejahatan.

8. Pertentangan dan persaingan

9. Perbedaan ideologi politik

Faktor Internal Penyebab Terjadinya Kriminalitas

1. Rasa iri terhadap orang lain memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal

seperti pencurian, perampokan dan lain sebagainya.

2. Sifat sombong bisa membuat seseorang mudah tersinggung dan tidak rela jika ada

orang lain yang melebihi dia. Hal ini bisa memicu tindakan kriminal seperti

penganiayaan atau pencurian.

3. Perbedaan pendapat yang tidak diikuti oleh rasa toleransi yang tinggi bisa memicu

tindakan kriminal seperti perkelahian atau perseteruan.

4. Memiliki pola pikir matrealistis memicu pelaku tindak kriminal untuk melakukan

korupsi.

5. Degradasi mental akibat stres atau depresi dapat mengakibatkan orang tersebut

melampiaskannya kepada orang lain dengan cara berbuat kejahatan.

18
II.4 Contoh tindak kriminal yang terjadi di lingkungan masyarakat

Beberapa contoh kriminalitas di masyarakat Indonesia yang mudah ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari, beserta dengan dampaknya antara lain :

1. Kekerasan seksual terhadap anak usia dini yang dilakukan oleh Ryan Jombang, yang

kemudian memutilasi para korbannya yang berdampak pada adanya penyimpangan

maupun kekerasan seksual tidak dapat dihindari.

2. Praktek prostitusi online yang dilakukan oleh Vanessa Angel dan beberapa artis yang

terjerat kasus prostitusi. Yang akhirnya berdampak pada tingkat kriminalitas dan

prostitusi semakin meningkat.

3. Melakukan kejahatan berupa penipuan dengan alibi korban telah memenangkan

undian berhadiah. Yang berdampak pada adanya korban yang tidak cermat akan

mengalami kerugian besar akibat penipuan tersebut.

4. Praktik pelecehan seksual yang sering terjadi di dalam transportasi umum di kota-kota

besar. Yang berdampak pada adanya transportasi umum menjadi tidak nyaman lagi

dan peminat penggunaan transportasi umum menjadi berkurang.

5. Penyelundupan narkoba dibeberapa daerah. Yang berdampak pada rusaknya generasi

muda akibat penyalahgunaan narkoba.

6. Pemerkosaan secara bergilir yang menimpa seorang gadis remaja di beberapa kota

besar. Yang berdampak pada adanya rasa mecederai psikologis remaja tersebut dan

menyebabkan frustasi terhadap korban.

7. Pembunuhan berencana yang dilakukan oleh sepasang kekasih terhadap mantan

kekasih karena faktor dendam masa lalu. Yang berdampak pada keluarga korban

merasa kehilangan dan para pelaku akan dikucilkan oleh masyarakat.

19
8. Pengeboman yang dilakukan oleh satu keluarga di Surabaya beberapa waktu lalu yang

bertujuan untuk menegakkan syari’at agama. Yang berdampak pada lingkungan

masyarakat menjadi tidak kondusif dan menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

9. Korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum pemerintahan yang telah merugikan

negara. Yang berdampak pada adanya pembangunan daerah tersebut menjadi

terhambat dan menimbulkan dampak masalah sosial yang lain akibat tindakan korupsi

tersebut.

10. Pembegalan motor yang sering terjadi di daerah yang jauh dari penduduk pada malam

hari. Yang berdampak pada hadirnya perasaan tidak aman saat berpergian pada

malam hari dan merasa selalu waspada.

11. Pembunuhan terhadap aktivis HAM sebagai upaya pembungkaman terhadap fakta

yang ada. Yang berakibat pada hadirnya ketidakadilan terkait HAM akan terus terjadi

di lingkungan masyarakat.

12. Penipuan yang dilakukan salah satu agen perjalanan Haji dan Umroh. Yang

berdampak pada Masyarakat menjadi tidak percaya untuk menggunakan jasa agaen

perjalanan.

13. Penghilangan dengan sengaja terhadap saksi kunci pada sebuah kasus yang dilakukan

oleh beberapa oknum. Yang berdampak pada fakta yang diketahui oleh saksi kunci

dari kasus tersebut tidak akan terungkap.

14. Penggusuran secara paksa lahan penduduk yang akan dijadikan perkebunan sawit.

Yang berdampak pada adanya penduduk setempat kehilangan tempat tinggal.

15. Membayar seseorang untuk melakukan pembunuhan agar dirinya bersih dari jeratan

hukum. Yang berdampak pada pembunuh bayaran tersebutlah yang menanggung

seluruh hukuman dan mendapatkan perlakuan dikucilkan oleh masyarakat.

20
16. Adanya Pinjol (Pinjeman Online) ilegal yang akhir-akhir meresahkan masyarakat

lantaran mampu menyerang psikologis dari setiap individu yang terjebak dalam hal

tersebut, bahkan tak jarang pinjaman online ini menjadikan jalan pemikiran seseorang

untuk mengakhiri hidupnya (bunuh diri). Tentu saja alasannya selain bungga yang

besar juga karena identitas peminjam di rusak citranya.

II.5 Contoh tindak kriminal yang sering terjadi di lingkungan remaja

Tindakan kriminalitas tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa yang secara

umur dianggap telah mampu bertanggungjawab terhadap perbuatan yang dilakukan. Akhir-

akhir ini kejahatan juga dilakukan oleh remaja tidak hanya berwujud dalam bentuk-bentuk

kenakalan tetapi juga telah bersinggungan dan masuk ke ranah hukum. Sebut saja aksi para

geng motor, kasus minuman keras oplosan, pengedar dan pemakai narkoba bahkan beberapa

kasus para remaja juga ikut andil dalam melakukan tindakan kejahatan seksual dan

pembunuhan. Dalam beberapa kasus kriminalitas yang dilakukan oleh remaja, seringkali aksi

yang dilakukan oleh para remaja ini dikaitkan dengan kondisi psikologis, kondisi keluarga

yang tidak harmonis, kondisi kemiskinan serta lingkungan yang tidak ramah terhadap

pertumbuhan dan perkembangan para remaja ini pada waktu masih kecil. Makarios, et., al

(2017), menyebut bahwa remaja dengan perkembangan sosial yang buruk akan cenderung

mengarah pada perilaku kriminalitas dan sifat-sifat antisosial.

II.6 Akibat kriminalitas

1.     Kerugian materi

21
Hal ini bisa terjadi jika tindakan kriminalitas masih dalam tahap agak berat. Seperti

pencopetan, penipuan penjambretan, pencurian dll, yang tanpa di sertai dengan tindak

kekerasan

2.     Trauma

Trauma bisa terjadi pada seseorang yang mengalami tindakan criminal yang biasanya di

sertai dengan ancaman seperti dengan membawa benda-benda tajam seprti pisau, clurit, pistol

dll.

3.     Cacat tubuh dan tekanan mental

Hal ini bisa saja terjadi jika suatu tindakan criminal di sertai dengan tindakan criminal yang

lainnya atau jika seseorang melakukan tindakan criminal itu sudah memasuki tahap tindakan

criminal yang berat. Contohnya jika suatu tindakan pencurian disertai dengan penganiayaan,

atau pemerkosaan dan lain sebagainya.

4.     Kematian

Kematian terjadi jika tindakan criminal yang di lakukan oleh seseorang kelompok sudah

memasuki tingkat sangat berat seperti pembunuhan, mutilasi dan lain-lain. Biasanya hal ini

didasari oleh beberapa motif.

5. Merugikan pihak lain baik material maupun imaterial

6. Merugikan masyarakat secara keseluruhan

7. Merugikan negara

8. Mengganggu stabilitas keamanan masyarakat

9. Hilangnya rasa saling percaya

10. Menimbulkan sikap was - was

22
II.7 Hubungan kriminalitas, kesenjangan sosial dan globalisasi

Kesenjangan sosial ekonomi merupakan dampak negatif dari globalisasi. Sedangkan

kesenjangan sosial yang tinggi menyebabkan meningkatnya angka kriminalitas. Hal ini

disebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin sementara kebutuhan terus meningkat

seiring laju globalisasi yang menyebabkan sebagian dari masyarakat menempuh langkah

instant untuk mendapatkan materi atau kekayaan secara singkat dengan melanggar hukum.

Globalisasi informasi juga menyebabkan gaya hidup negatif dari luar negeri seperti

penyalahgunaan narkoba menjadi meningkat.

II.8 Upaya mengurangi, mengantisipasi dan menghentikan tindakan kriminalitas

1. Tindakan Tegas Dari Aparat Hukum 

Salah satu upaya untuk menekan tidakan kriminalitas adalah demgan cara membuat

pelaku menjadi jera. Formula yang tepat adalah dengan cara memberikan hukum yang tegas,

bagi pelaku seperti dalam akibat agresi militer dalam integrasi nasional . Oleh sebab itu,

diperlukan ketegasan hukum dari aparat hukum. Tentunya Indonesia adalah negara hukum

sehingga segala sesuatunya sudah berlandaskan dan didasarkan pada hukum. Namun, dalam

beberapa kasus masih terlihat adanya ketidaktegasan dari aparat. Kondisi inilah yang

kemudian menyebabkan mengapa angka kriminalitas cenderung mengalami peningkatan.

Dalam hal ini, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat oleh para aparat

penegak hukum. Selain itu, negara harus mampu memberi jaminan penegakan hukum yang

berkeadilan. Sehingga para pelaku tindakan kriminalotas ditindak dan dihukun sesuai dengan

kejahatan yang dilakukannya.

2. Tidak Ada Tebang Pilih

23
Tebang pilih yang dimaksud adalah kondiai dimana hukum tidak berlaku sama rata

kepada setiap orang sebagai contoh kejahatan kerah putih . Mereka yang memiliki jabatan

serta uang cenderung kebal hukum. Inilah yang kemudoan memunculkam stigma hukum

indonesia seperti runcing kebawah dan tumpul keatas. Bahkam juga banyak yang menilai

bahwa hukum Indonesia dapat dibeli. Meskipun tidak bisa mengabaikan fakta ini, tentunya

ini merupakan tugas dari pemerintah dan aparat penegak hukum. Bagaimana menjadikan

hukum sama rata bagi semua orang dan semua kalangan tanpa memandang jabatan ataupun

strata sosial. [AdSense-B]

3. Menciptakan Lapangan Kerja Sebanyak-Banyaknya

Cukup miris memang saat kita mendengar seorang mencuri makanan karena tidak

memiliki kemampuan untuk membeli makan. Padahal makan merupakan salah satu

kebutuhan primer manusia. Hal ini menunjukkan bauwa faktor ekonomi sangat memberikan

pengaruh seseorang untuk dapat melakukan tindakan kriminal sebagaimana dalam pasal

perjudian online . Oleh sebab itu, salah satu cara untuk dapat mencegah tindaka  kriminal

adalah dengan memberikan lapangan pekerjaan. Dengan adanya pekerjaan maka setiap orang

akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka yang memiliki penghasilan tetap pasti

tidak akam memiliki pemikiran untuk melakukan tindak kejahatan demi uang.

4. Tidak Ada Perbedaan Perlakuan Berdasarkan Tingkatan Ekonomi

Cara mengatasi kriminalitas selanjutnya adalah dengan mengjapus perbedaan

perlakuan terhadap seseorang berdasarkan ekonominya. Budaya di indonesia, secara umum

memberikan perlakuan yang berbeda kepada orang berdasarkan tingkat ekonomi dan

jabatannya seperti contoh kejahatan korporasi . Tentunya hal ini adalah fakta, sebab anda

sering menyaksikan bagaimana seseorang berlaku kepada orang yang dianggap kaya dan

24
dianggap tidak memiliki perekonomian yang baik. Selain itu, terkadang mereka yang merasa

mampu dan kaya cenderung menyepelekan kelompok yang lemah. Inilah yang kemudian

dapat memicu timbulnya tindakan kriminalitas.

5. Menggerakkan Roda Perekmonomian Terutama Ekonomi Kerakyatan 

Salah satu fungsi pemerintahan dalam upaya mencegah kriminalitas adalah dengan

menggerakkan roda perekonomian kerakyatan. Dengan demikian, semua orang akan

memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berusaha. Mendapatkan penghasilan dan

memperbaiki komdisi ekonomi. Tentu saja hal ini harus bersinergi dengan kemauan dari

individunya sendiri. Jika mereka ingin memperbaiki keadaan dan menjauhkan diri dari

potensi tindakan kriminal maka tentu mereka wajib bersungguh-sungguh sebagimana

dalam pasal perjudian togel  .

6. Menjunjung Tinggi Norma dan Agama Di Masyarakat

Salah satu cara mencegah tindakan kriminal adalah dengan menjunjung  tinggi norma

di masyarakat. Tindakan kriminal merupakan tindakan yang melanggar norma di masyarakat.

Tentunya dengan adanya upaya menjunjung kembali norma dan nilai dimasyarakat. Maka

tentu upaya tindakan kirimialitas dapat dicegah. Selain itu, masyarakat indonesia juga harus

menyadari bahwa nilai agama dan norma yang berlaku dimasyarakat merupakan bagian dari

tradisi dan budaya. Tentunya hal ini merupakan alarm bagi kita untuk bisa membedakan

antara perbuatan baik dan tidak.

7. Jangan Mudah Terpancing Emosi

Banyak tindakan kriminalitas yang dipicu karena emosi yang berlebihan. Oleh sebab

itu, salah satu cara mencegah kriminalitas adalah dengan cara jangan mudah terpancing

25
emosi atau kemarahan. Sebab emosi dan marah dapat membuat orang menjadi kalap dan

gelap mata. Dalam keadaan diaman emosi tidak terkendali maka seseorang dapat melakukam

tindak kriminalitas secara spontan. Oleh sebab itu, jangan mudah marah dan terpancing

emosi, sebab keadaan akan meburuk ketika anda hanya mengedepankan kemarahan dan

emosi. 

8. Meningkatkan Peran Serta Orang Tua 

Dalam hal ini, upaya mecegah tindakam kriminal juga dapat dimulai dengan

meningkatkan peran serta orang tua terutama kepada anak-anak. Sebab peran orang tua

amatlah sentral dalam memberikan pendidikan dan pengarahan bagi anda. Apalagi jika

dipresentasikan, anak memiliki lebih banyak waktu di rumah ketimbang di luar rumah.

Karenanya sangat tepat untuk kemudian menjadikan orang tua sebagai peran dominan untuk

bisa memberikan pendidikan sekaligus pencegahan dalam tindakan kriminalitas.

9. Selektif Terhadap Budaya Asing yang Masuk

Di era globalisasi dan era digital, kita akan begitu mudah mengakses segala informasi

yanh bisa berasal dari seluruh dunia seperti hukuman koruptor di china . Tentunya hal ini

dapat msmbuat budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai di Indonesia mudah masuk. Dari

situlah kemudoan pengaruh negatif dan buruk dapat mendoromg seseorang untuk melakukan

tindakan kriminalitas. Karenanya, dibutuhkan proteksi dari diri sendiri untuk mencegah

budaya negatif masuk .

10. Menumbuhkan Kejasama yang Solid antara Aparat dan Masyarakat dalam

Menjaga Keamanan

26
Masalah kriminalitas buka sekedar problem yang sederhana sebagai

pelanggaran jenis-jenis hak asasi manusia . Namun hal ini merupakan problem kompleks.

Dimana untuk mencegahnya dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Tentunya dalam hal

ini, masyarakat dan aparat perlu membentuk kerjasama yang solid dalam upaya pencegahan

preventif. Dengan demikian maka angka peningkatan kriminalitas akan dapat ditekan.

BAB 3
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

 Tindak kriminal adalah tindakan yang melanggar norma dan nilai sosial serta merupakan

salah satu bentuk penyimpangan sosial karena merugikan orang lain serta dirinya sendiri.

 Kriminalitas tidak hanya merugikan orang lain dan diri sendiri tetapi juga merugikan

negara serta mengganggu stabilitas negara.

 Beberapa tindak kriminal yang sering dilakukan para pelaku kriminal yaitu

perampokkan,pencurian,pencopetan,pemerkosaan dan korupsi. Semua tindakan itu

dilakukan oleh para pelaku kriminal dengan berbagai sebab diantaranya yaitu akibat

himpitan ekonomi yang memaksa mereka melakukan itu semua. Memang mereka tidak

memikirkan dampak yang diakibatkan dari apa yang mereka buat,mereka hanya

memikirkan dirinya sendiri.

 Akibat yang ditimbulkan dari tindak kriminal yaitu kerugian materi yang salah satunya

disebabkan oleh pencurian, trauma berat yang salah satunya disebabkan oleh

perampokan menggunakan senjata, cacat tubuh yang salah satunya disebabkan oleh

tindak pemerkosaan, atau bahakan menyebabkan kematian yang salah satunya

disebabakan oleh tindak mutilasi.

27
 Penanganan atau solusi agar tindak kriminalitas ini yaitu salah satunya dengan cara

memberikan hukuman yang tidak pandang pangkat,jabatan atau status sosial dan

memberikan hukuman yang pantas dengan apa yang mereka lakukan, agar para pelaku

tindak kriminal jera dana tak akan mengulangi tindakan kriminalitas. Penulis rasa cara itu

paling efektif guna mengurangi tindak kriminal.

 Dari kejadian tindak kriminal kita dapat mendapatkan pelajaran yaitu kita bisa mengambil

bahwa dalam melakukan apapun dan dalam keadaan apapun kita harus bisa lebih waspada

dan berhati-hati. Dan kita lebih bisa menegaskan norma – norma yang berlaku di

masyarakat.

 Jadi intinya kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari pelaku tetapi jaga karena

adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak memberikan kesempatan pada

pelaku kriminal untuk bertindak.

III.2 Saran - Saran

 Seharusnya para penegas hukum dalam menjalankan tugasnya atau mengadili tindak

kriminal tidak pandang bulu atau memandang jabatan dan status sosial serta memberikan

hukuman yang seadil-adilnya agar penegakkan hukum dinegara ini dapat berjalan baik.

 Di televisi – televisi semestinya menayangkan sosialisasi tentang agar berhati – hati

dimanapun kita berada dan seharusnya televisi tidak menayangkan tayangan yang

“bermata dua” artinya disatu sisi baik bagi konsumen atau masyarakat dan disisi yang

satunya malah membuat pelaku tindak kriminal lebih jago dalam menjalankan aksinya

salah satu tayang seperti reportase investigasi inilah yang dimaksud.

28
 Kita sebagai masyarakat yang cinta damai seharunya kita harus bisa lebih bertindak lebih

hati – hati dan selalu waspada dimanapun kita berada akrena tindak kriminal terjadi

bukan hanya karena niat tetapi juga karena adanya kesempatan..

 Memasang slogan – slogan di spanduk, banner dan televisi yang isinya menghimbau

bahwa kita harus berhati – hati dan berwaspada.

DAFTAR PUSAKA

29
Khaerul Umam Noer. 2015. "Kriminalitas Remaja". Diakses pada 8 November 2022, dari

id.scribd.com.

Puput Purwanti. 2018. "10 Akibat Kriminalitas yang Marak Terjadi Di Masyarakat".

Diakses pada 8 November 2022, dari hukamnas.com.

DosenSosiologi. 2021. "16 contoh Kriminalitas di Masyarakat Indonesia dan

Dampaknya". Diakses pada 8 November 2022, dari dosensosiologi.com.

Adminnyl. 2019. "Faktor - faktor penyebab terjadinya kriminalitas melalui Internal dan

Eksternal". Diakses pada 8 November 2022, dari tribratanews.kepri.polri.go.id.

Ratna Azis Prasetyo. 2020. "Mengenal Tindak Kriminalitas oleh Remaja". Diakses pada 8

November 2022, dari news.unair.ac.id.

Ahmad Ramli Tamim dan Deni Amriadi. 2016. "Kriminalitas". Diakses pada 8 November

2022, dari makalah.my.id.

30

Anda mungkin juga menyukai