Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SOSIOLOGI

“METODE PENELITIAN SOSIAL”

Disusun oleh:

Galih Saputra

MUTIARA INSAN NUSANTARA


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah nya atas berkat rahmat dan
hidayahnya serta berbagai upaya tugas makalah Sosiologi yang
membahas tentang metode penelitian sosial dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini ditulis berdasarkan buku yang


berkaitan dengan sosiologi dan serta informasi dari media massa
yang berhubungan dengan sosiologi titik penulis menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai
masukkan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya. Akhir
kata, semoga Makalah ini dapat membawa manfaat untuk membaca

TANGGERANG, 5 APRIL 2023

GALIH SAPUTRA
DAFTAR ISI

BAB1 PENDAHULUAN.…......…...………………...........................................-
1.1 Latar Belakang Masalah…...……………….........................................-
1.2 Rumus Masalah.…......…...………………...........................................-
1.3 Tujuan .…......…...……………….........................................................-
1.4 Manfaat .…......…...……………….......................................................-
BAB ll METODE PENELITIAN SOSIAL
2.1 PENGERTIAN KEJAHATAN.…......…...………………...............................-
2.2 TEORI PENANGGULANGAN KEJAHATAN .…......…...…......................-
2.3 PENGERTIAN STREET CRIME…...……………….....................................-
2.4 PENGERTIAN ZERO STREET CRIME…...………………............................-
2.5 FAKTOR TERJADINYA STREET CRIME …...……..................................-
2.6 PENGERTIAN POLISI…...………………..................................................-
2.7 TUGAS DAN WEWENANG POLISI …...…….................…….................-
BAB III PENUTUP
2.8 KESIMPULAN .…......…...………………..................................................-
2.9 SARAN.…......…...……………….............................................................-
A. Latar Belakang Masalah
Kejahatan atau tindak kriminal merupakan salah satu bentuk dari
“perilaku menyimpang” yang selalu ada dan melekat pada tiap bentuk
Masyarakat. Perilaku menyimpang itu merupakan suatu ancaman yang nyata
Atau ancaman terhadap norma-norma sosial yang mendasari kehidupan atau
Keteraturan sosial, dapat menimbulkan ketegangan individual maupun
Ketegangan-ketegangan sosial, dan merupakan ancaman riil atau potensiil bagi
Berlangsungnya ketertiban sosial. Kejahatan di samping masalah kemanusiaan
Juga merupakan masalah sosial, tidak hanya merupakan masalah bagi
Masyarakat tertentu, tetapi juga menjadi masalah yang dihadapi oleh seluruh
Masyarakat di dunia. Salah satu jenis kejahatan yang menonjol adalah kejahatan
terhadap harta beda yaitu pencurian Pengertian pencurian adalah pengambilan
properti Milik orang lain secara tidak sah tanpa seizin pemilik. Pelaku tindak
pidana Pencurian ini biasa disebut dengan pencuri dan tindakannya oleh
masyarakat
Sering dikenal dengan istilah mencuri. Pencurian terdiri dari dua unsur yaitu
Unsur objektif dan unsur subjektif. Unsur objektif tindak pidana pencurian
Terdiri dari perbuatan mengambil, objeknya suatu benda, dan unsur keadaan
Yang menyertai atau melekat pada benda, yaitu benda tersebut sebagian atau
Seluruhnya milik orang lain. Unsur subjektif dari tindak pidana pencurian
B.PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka
perumusan

Masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Tipologi Kejahatan Pencurian, yang terjadi di wilayah


Kabupaten Sukoharjo?
2. Bagaimana Tipologi Kejahatan Pencurian, terkait dengan
karakter pelaku
Tindak pidana pencurian, di wilayah kabupaten Sukoharjo?
3. Faktor-faktor apakah, yang dapat menyebabkan suatu karakter
pelaku,
Melakukan tindak pidana pencurian?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk dapat mengetahui tipe atau jenis kejahatan pencurian


yang terjadi di
Wilayah kabupaten Sukoharjo.
2. Untuk memetakan dan menganalisis, karakter pelaku tindak
pidana
Pencurian di wilayah kabupaten Sukoharjo.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor, apakah yang dapat
menyebabkan suatu
Karakter pelaku, melakukan tindak pidana pencurian.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penegak hukum, hasil dari penelitian ini nantinya dapat


dipergunakan
Sebagai bahan, menyusun program rencana kerja berikutnya, dalam
rangka
Pencegahan terjadinya tindak pidana pencurian, serta langkah-
langkah agar
Pelaku, tidak mengulangi perbuatannya, atau menjadi residivis.
2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan pengembangan
intelektual, yang
Diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah, serta
meningkatkan
Kompetensi keilmuan dalam disiplin yang digeluti.
3. Bagi pihak lain, penelitian ini berguna untuk menambah
pengetahuan,
Menambah informasi, sebagai bahan referensi, sekaligus bahan acuan
untuk
Perbandingan penelitian serupa, serta untuk penelitian berikutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kejahatan

1. Pengertian Kejahatan

Masalah kejahatan dalam masyarakat akhir-akhir ini merupakan


Fenomena yang selalu menjadi topik pembicaraan karena senantiasa
Melingkupi kehidupan bermasyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Kejahatan pasti terjadi dimana terdapat manusia-manusia yang
Mempunyai kepentingan berbeda-beda. Kejahatan merupakan delik
Hukum, yakni peristiwa-peristiwa yang berlawanan atau
bertentangan
Dengan asas-asas hukum yang hidup di dalam keyakinan hidup
manusia
Dan terlepas dari undang-undang (G.W. Bawengan, 1974: 22).
Kemudian, Departemen Pendidikan Nasional (2008: 557)
memberikan
Batasan pengertian kejahatan sebagai perbuatan yang jahat yang
Melanggar hukum, perilaku yang bertentangan dengan nilai dan
norma
Yang telah disahkan oleh hukum tertulis. Dilihat dari segi hukum,
Kejahatan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Kejahatan adalah perbuatan manusia yang melanggar atau
Bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam kaidah hukum,
Tegasnya perbuatan yang melanggar larangan yang ditetapkan
Dalam kaidah hukum, dan tidak memenuhi atau melawan
Perintah-perintah yang telah ditetapkan dalam kaidah hukum yang
Berlaku dalam masyarakat dimana yang bersangkutan bertempat
Tinggal (Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita, 1987: 29).
TEORI PENANGGULANGAN
KEJAHATAN

Pada masa-masa silam reaksi penghukuman atas kejahatan sangat


Berat dimana tujuannya adalah untuk menakut-nakuti masyarakat
agar
Jangan melakukan kejahatan, dan siksaan sebagai pembalasan (Ninik
Widiyanti dan Yulius Waskita, 1987: 23). Akan tetapi, untuk masa
Sekarang usaha-usaha untuk mengurangi kejahatan lebih diarahkan
pada
Pembinaan serta pemberian efek jera agar para pelaku bisa
menginsafi
Kejahatan yang telah mereka lakukan.
Kebijakan atau upaya penanggulangan kejahatan pada hakikatnya
Merupakan bagian integral dari upaya perlindungan masyarakat
(social
Defence) dan upaya mencapai kesejahteraan masyarakat (social
welfare)
(Barda Nawawi Arief, 2011: 4). Dapat dikatakan bahwa tujuan akhir
Yang ingin dicapai dari upaya penanggulangan kejahatan adalah
Memberikan perlindungan, rasa aman dan kesejahteraan kepada
Masyarakat. Penanggulangan kejahatan adalah mencakup kegiatan
Mencegah sebelum terjadi dan memperbaiki pelaku yang dinyatakan
Bersalah dan dihukum di penjara atau lembaga permasyarakatan
(Soejono
Dirdjosisworo, 1984: 19-20).
PENGERTIAN
STREET CRIME

Kejahatan jalanan (street crime) merupakan masalah sosial yang


Masih sulit diatasi oleh negara-negara berkembang, seperti halnya
Indonesia.
Persoalan kemiskinan, kebodohan, dan banyaknya
Pengangguran yang masih senantiasa memadati sudut-sudut wilayah
Tanah air turut menjadi penyokong maraknya berbagai tindak
kejahatan
Yang terjadi di dalam masyarakat. Kejahatan jalanan kebanyakan
Dilakukan oleh orang-orang dari kalangan kelas bawah yang memiliki
Tingkat pendidikan dan ekonomi rendah, dimana yang menjadi
persoalan
Utama dalam kejahatan ini adalah terkait dengan persoalan perut
(Agus
M., 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa negara belum
sepenuhnya
Bisa mengimplementasikan amanah konstitusi untuk memberikan
Kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
PENGERTIAN ZERO STREET CRIME

Kebanyakan tindak kejahatan jalanan seringkali terjadi di


simpulsimpul jalan raya. Padahal jalan raya merupakan salah satu
sarana
Penting bagi masyarakat dalam beraktifitas dan berinteraksi sosial
Dengan masyarakat lainnya. Gangguan keamanan dan ketertiban
Masyarakat yang terjadi di jalanan jika dibiarkan berlarut-larut maka
Dapat menimbulkan rasa takut bagi masyarakat pengguna jalan dan
Masyarakat lainnya dalam melakukan aktivitasnya
Mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan polisi
Dalam rangka meminimalisir angka kejahatan jalanan yang terjadi di
Simpul-simpul jalan raya adalah dengan menerapkan program Zero
Street
Crime. Secara etimologis Zero Street Crime tersusun dari tiga kata,
yakni
‘zero’ yang berarti ‘bebas’, ‘street’ yang berarti ‘jalan’, dan ‘crime’
yang
Berarti ‘kejahatan’. Jadi, Zero Street crime bisa diartikan sebagai
bebas
Dari kejahatan jalanan. Zero Street Crime ini merupakan suatu
kebijakan
Yang dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan,
pengayoman,
FAKTOR TERJADINYA
STREET CRIME

Jalanan merupakan arena publik, dimana berbagai kepentingan


Dari masing-masing individu bertemu dan saling membaur. Akan
tetapi,
Karena sebagai arena publik pula tidak ada aturan yang jelas di
jalanan,
Sehingga setiap orang bisa berbuat semaunya sendiri. Bahkan,
aturan lalu
Lintas yang sudah ada di sana pun seringkali dilanggar oleh pengguna
Jalan. Selain itu, keadaan tersebut juga memberikan peluang yang
cukup
Besar bagi maraknya berbagai tindak kriminalitas. Kongres PBB ke-8
Tahun 1990 di Havana, Cuba, yang dikutip
Oleh Barda Nawawi Arief (2011: 13), mengidentifikasi faktor-faktor
PENGERTIAN POLISI
Polisi adalah suatu kekuatan untuk mengawasi
masyarakat agar
Tidak melakukan pelanggaran terhadap peraturan-
peraturan yang telah
Disepakati guna tercapainya keadaan yang tertib
dan aman dalam
Kehidupan bersama (Djoko Prakoso, 1987: 165).
Secara universal, peran
Polisi dalam masyarakat dirumuskan sebagai
penegak hukum (law
Enforcement officers) dan pemelihara ketertiban
(order maintenance).
Jadi, dalam kehidupan bermasyarakat polisi lahir
karena adanya masyarakat.Sebaliknya masyarakat
membutuhkan kehadiran polisi guna Menjaga
ketertiban, keamanan, dan keteraturan masyarakat
itu sendiri.
TUGAS DAN WEWENANG POLISI
Untuk tugas dan wewenang polisi yakni sebagaimana diatur
Dalam Pasal 13 sampai dengan Pasal 16 Undang-Undang Kepolisian.
Pasal 13 menyebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara
Republik
Indonesia adalah:
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakkan hukum; dan
c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada Masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akses ilegal adalah kejahatan dunia maya Cyber crime yang
Menggunakan komputer sebagai sasaran atau objek utama dalam
melakukan Pencurian data jaringan dan pembobolan situs. Kejahatan
yang menjadikan Sistem dan fasilitas teknologi informasi sebagai
sasaran atau objek, misalnya : Pencurian data pribadi, pembuatan
dan penyebaran virus, pembobolan situs atau Website dan
sebagainya. Melalui pencurian data jaringan rahasia milik orang lain
Maka secara langsung seseorang sebagai subjek hukum telah
melakukan aktivitas Yang disebut dengan cybercrime. Kejahatan
dunia maya sering disebut cyber Crime. Bahwa terkait pengertian,
konsep dan teori yang menyatakan bahwaCrimes in which the
computer is the target of the criminal activity, crimes in Which the
computer is a tool used to commit the crime, and crimes in which
the Use of the computer is an incidental aspect of the commission of
the crime.Menggunakan komputer sebagai fasilitas utama yang
menjadikan sistem dan Fasilitas teknologi informasi sebagai sasaran
atau objek akses ilegal merupakan Perbuatan tanpa hak dan
melawan hukum mempunyai terminologi yang disebut
“wederrechtelijk.”Konsep teori yang sudah ada dijadikan sebagai
referensi para penegak Hukum supaya tidak hanya melihat pada
aspek pemidanaanya tetapi fokus pada Akses ilegal itu sebenarnya
adalah kegiatan pemindahan data milik perorangan Atau badan
Hukum dengan cara pengolahan data rahasia jaringan yang
dituangkan Dalam suatu apikasi tersistematis. Naskah akademik ini
menjelaskan kepada
Semua bahwa kegiatan akses ilegal dalam perkara tersebut adalah
berkaitan denganbCybercrime, kejahatan siber atau kejahatan dunia
maya.

A.SARAN
Penulis melihat terkait pengaturan Hukum yang baru dalam UU
No.11 Tahun 2008 tentang perubahan atas UU No.19 Tahun 2016
tentang informasi transaksi dan elektronik yang yang berlaku di
Indonesia saat ini perlu pembaharuan atau reform, dalam hal
substansial. Terutama dalam hal akses website. Akses website bukan
hanya berbicara tentang content dan atau akses yang bermuatan
negatif harus diblokir. Melainkan akses ilegal website dan jaringan
yang perlu diperhatikan juga sebagai kejahatan siber, kalau bisa ada
substasi khusus yang mengatur tentang akses ilegal.
DAFTAR PUSTAKA
https://bapenda.jabarprov.go.id/20
17/11/10/jenis-
cybercrimeberdasarkan-motif-dan-
aktivitasnya/

Anda mungkin juga menyukai